Uploaded by fikriaditya341

Laprak pengenalan alat laborat

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI I
ACARA 1
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
Disusun Oleh :
Nama
: Fikri Aditya Dwitama
NIM
: 2011050021
Prodi
: TLM A
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
I.
Tujuan Praktikum
1) Praktikan dapat mengetahui berbagai macam nama peralatan di
laboratorium.
2) Praktikan dapat memahami beberapa pengertian dari beberapa jenis
peralatan di laboratorium.
3) Praktikan mampu memahami fungsi dari masing-masing peralatan
laboratorium tersebut.
II.
Dasar teori
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk
diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan
yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada
kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja
laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran
bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri
maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini
adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan
dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2010).
Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga
pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama
dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan
dalam proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam proses
praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai
fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penelitian
tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali alat-alat laboratorium juga
dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedurpemakaiannya maka
diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium agar pengguanaan alat
tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan
benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit
mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan
benar, data–data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang (Hokayuruke, 2013).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena
tidak mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat
laboratorium, penulisan alat-alat diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya
alat-alat laboratorium dapat digunakan dalam waktu relatif lama dalam
keadaan baik, perlu pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai.
(Koesmadja, 2006)
Saat melakukan pengamatan, terutama jika hasil yang diharapkan
berupa data kuantitatif, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.
Seringkali kita membutuhkan alat bantu untuk mendapatkan ketelitian
yang diharapkan. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan biasanya
digunakan untuk mengukur atau mengamati objek-objek yang ukurannya
tidak dapat diamati langsung oleh indera manusia. Penggunaan alat-alat
pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama, terutama peralatan laboratorium. Dalam
menggunakan peralatan laboratorium kamu harus memiliki keterampilan,
kecermatan, dan ketelitian agar diperoleh data yang akurat. Untuk itu, kita
perlu mengenali bagian-bagian dan cara kerja dari alat tersebut. Berikut
akan disampaikan beberapa alat yang sering digunakan dalam pengamatan
dan praktikum (Puspita,rohima 2009).
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari
pengajaran sains. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang
melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati.
Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi
yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan
pembuatan teori. (Wahyudi, 2011).
III.
Hasil pengamatan
1. Alat gelas
No
Nama alat
1.
Labu ukur
Fungsi
Menakar volume zat
kimia dalam bentu cair
pada proses preparasi
larutan.
2.
Gelas ukur
Mengukur volume zat
kimia dalam bentuk
cair.
-miniskus bawah :
membaca volume
larutan bening/tidak
berwarna.
-miniskus atas :
Pengukuran volume
larutan pekat.
3.
Gelas beker
Untuk tempat larutan
dan dapat digunakan
untuk memanaskan
larutan kimia.
Gambar
4.
Pengaduk
Untuk mengaduk suatu
gelas
campuran atau larutan
kkimia pada waktu
melakukan reaksi
kimia.
5.
Corong
Untuk menolong pada
saat memasukan cairan
ke dalam suatu wadah.
6.
Erlenmeyer
Digunakan untuk
tempat zat yang akan
dititrasi dan
memanaskan larutan.
7.
Tabung reaksi
Untuk mereaksikan
bahan
kimia,perkembangbiak
an mikroba.
8.
Kuvet
Untuk tempat sampel
analisis dengan
spektrofotometer.
9.
Gelas arloji
Digunakan untuk
tempat zat yang akan
ditimbang.
10.
Pipet tetes
Digunakan untuk
mengambil bahan
berbentuk larutan
dalam jumlah yang
kecil.
11.
Pipet ukur
Untuk mengambil
larutan dengan volume
tertentu.
12.
Pipet gondok
Untuk mengambil
voume tepat sesuai
dengan label yang
tertera pada bagian
meggelembung
(gondok).
13.
Buret
Untuk melakukan
titrasi.
14.
Labu destilasi
Bagan perangkat alat
penyuling.
15.
Corong pisah
Untuk memisahkan
campuran yang
memiliki kelarutan
yang berbeda.
16.
Bejana
pewarnaan
(staining jar)
Untuk proses
pewarnaan dalam
pembuatan preparat
mikroskopis.
17.
Botol pereaksi
Untuk menimpan
pereaksi.
18.
Desikator
Menyimpan sampel
yang harus bebas
air,mengeringkan
padatan dan proses
penghampaan.
19.
Labu didih
Memanaskan larutan
dan menyimpan
larutan.
20.
Botol timbang
Menentukan kadar air
suatu bahan. Dan akan
menyimpan bahan yag
akan ditimbang
terutama bahan cair
dan pasta.
21.
Kondensor
Pendingin uap
panas,biasanya
digunakan proses
destilasi.
22.
Bilik hitung
(haemocytome
Untuk menghitung sel
darah.
ter)
23.
Objek gelas
Meletakan sampel
yang akan diamati
dengan mikroskop.
24.
Deck gelas
(cover glass)
Menutupi preparat
pada saat pengamatan
menggunakan
mikroskop.
25.
Pipet Hb
Untuk pemeriksaan
Hb,serta pemeriksaan
hitung sel.
26.
Pipet LED
Untuk menghitung laju
endap darah atau untuk
menghitung kecepatan
mengendapnya eritrosit
dari sampe darah yang
diperiksa dan
dinyatakan dalam
mm/jam.
27.
Cawan petri
Untuk tempat kultivasi
(pembiakan)
mikroorganisme.
2. Alat non gelas
No
Nama alat
1.
Gelas ukur
pastik
Fungsi
Untuk mengukur
volume cairan sesuai
dengan kebutuhan.
2.
Pipet plastic
Untuk mengambil
bahan berbentuk larutan
dalam jumlah yang
kecil.
3.
Kuvet plastic
Sebagai tempat sampel
untuk analisis dengan
spaktrofometer.
4.
Mikropipet
Untuk memipet cairan
berukuran kurang lrbih
atau sama dengan 1000
ul (1 ml).
Gambar
5.
Syringe
6.
Penj
Untuk menjepit tabung
epit tabung
reaksi pada saat tabung
reaksi
7.
Bola penghisap
Sebagai alat injeksi.
reaksi panas.
Untuk membantu
menghisap larutan.
8.
Rak tabung
reaksi
Meletakan tabung
reaksi.
9. 3. A
Mortar and
l
pestle
Untuk menumbuk
bahan.
a
t
n
o
IV.
Pembahasan
 Labu ukur
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan
ukuran standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat
dari gelas asah atau teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 –
2000 mL

Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering
digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.

Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan.

Perawatan :
-
Tidak boleh dipanaskan.
Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
 Gelas ukur
Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas boroksilikat.
Kapasitas volume gelas ukur 5 – 2000 mL.

Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk
dalam perhitungan.

Fungsi : Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam
pencuci Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan
untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.

Perawatan :
-
Cuci bersih setelah digunakan dan disimpan pada tempat yang
aman
 Gelas beker
Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki
beberapa tipe, tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume
dari 5 – 6000 mL.

Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan
untuk mengukur larutan secara tidak teliti.

Fungsi :
Sebagai tempat melarutkan zat
Tempat memanaskan.
Menguapkan larutan / air.

Perawatan :
Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor
listrik.
Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan
larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
 Pengaduk gelas
Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan
polietilen. Batang pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan
keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan
mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.

Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.

Fungsi :
Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya
berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi dan
digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari
suatu bejana ke bejana lain.

Perawatan :
-
dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar
larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.
-
 Corong
Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah
35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang
dan pendek.

Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah
dengan ukuran mulut kecil.

Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.

Perawatan :
-
Saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak
bersentuhan dengan mulut wadah usahakan menjauh
sedikit.
 Erlenmeyer
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi
dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer
terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran
volume dari 25 – 2000 mL.

Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk
pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu
erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

Fungsi :
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat
destilasi dan sebagainya dan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan lemah hingga sedang.

Perawatan :
-
Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari
kompor listrik.
 Tabung reaksi
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara
lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax.

Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup
yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah)

Fungsi :
Mereaksikan larutan.
Untuk memanaskan sampel atau cairan.

Perawatan :
-
Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran
tabungnya agar tidak jatuh.
-
Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.
 Kuvet
Kuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan
bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm.

Prinsip kerja : sebagai wadah mungil larutan sample uji.

Fungsi :
Sebagai tempat meletakan larutan sample uji.

Perawatan :
-
Disimpan di tempat yang aman setelah penggunaan.
 Gelas arloji
Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara
30 – 200 mm.

Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat

Fungsi : wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu pada
proses pemanasan.

Perawatan :
-
berhati – hati saat menempatkan wadah.
 Pipet tetes
Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi
dengan karet penghisapnya.

Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga
volume tepat.

Fungsi : memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya

Perawatan :
-
setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang
dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat
akan memindahkannya pada wadah lainnya.
 Pipet ukur
Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 –
50 mL dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5
mL.

Prinsip Kerja :memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk
dalam perhitungan pada penetapan kadar.

Fungsi : digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet
sejumlah volume secara tidak teliti.

Perawatan :
-
Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya
dan beracun.
-
Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut
usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada
gelembung yang masuk saat memipet.
 Pipet gondok
Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100
mL.

Prinsip Kerja :memipet atau memindahkan volume cairan dengan
teliti atau seksama.

Fungsi : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.

Perawatan :
-
Setelah digunakan cuci bersih dan simpan di temoat yang
aman.
 Buret
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber.
Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight
stopcock) dan buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral
stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100 mL dengan pembagian skala
0,01 – 0,2 m..

Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum
digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung
udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat
melakukan titrasi.

Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume
larutan yang diketahui dengan teliti pada proses titrasi.

Perawatan :
-
Letakkan pada keranjang plastik.
-
Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk
memudahkan putaran kran buret dan mencegah kebocoran.
 Labu destilasi
Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.

Prinsip Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar
pada penampung uap asam.

Fungsi : digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat
pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.

Perawatan :
-
saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus
rapat agar uap asam tidak menyebar saat melakukan proses
destruksi.
 Corong pisah
Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah
35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang
dan pendek.

Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah
dengan ukuran mulut kecil.

Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.

Perawatan :
-
saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak
bersentuhan dengan mulut wadah usahakan menjauh
sedikit.
 Bejana pewarnaan (staining jar)
alat yang digunakan untuk pewarnaan dan pengecatan objek glas. Staining
jar ini dapat menampung rak 24 slide glass terbuat dari plastic poly
propilene dan tahan terhadap sebagian besar solusi pewarnaan.
 Botol pereaksi
Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernihtransparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal
dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat
dari kaca asah.

Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam
yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap
asam.

Perawatan :
-
Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada
lemari asam.
-
Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan
udara.
 Desikator
Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe
gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang
terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas.

Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat
atau bahan.

Fungsi :
Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ;
krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan
ditimbang.
Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus
diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.

Perawatan :
-
Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau
untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai
penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk
mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa
udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih
dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator
sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.
 Labu didih
terbuat dari gelas (Glass ware) yang berbentuk seperti labu dengan
berbagai jenis leher, yaitu ada yang single neck, double neck, dan triple
neck. Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk bundar (round
bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom).

Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan
dan menyimpan larutan.

Perawatan :
-
Disimpan di tempat yang aman.
 Botol timbang
Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan
tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek.
Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80 mL.

Fungsi :
Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan.
Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan cair.
 Kondensor
Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan
kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat ,
umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.

Prinsip Kerja :zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu
dialirkalah air dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak
lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah.

Fungsi : digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan
uap yang terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem
destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan
sebagainya.

Perawatan :
-
Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan
suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan
endapan yang seharusnya didapat akan gosong dantidsak
dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.
 Bilik hitung (haemocytometer).
Perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga
digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya.

Fungsi :
menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam
cairan tulang punggung ke otak setelah melakukan tusukan lumbal,
atau jenis sel lain di suspens
 Objek gelas
Lembaran kaca tipis untuk meletakkan objek atau benda yang akan
diperiksa dibawah mikroskop.
 Deck gelas (cover glass)
Untuk menutup preparat yang diletakan di object glass saat akan
mengamati preparat di mikroskop..
 Pipet Hb
Alat ini dipakai untuk menghisap darah pada pemeriksaan kadar Hb
metode Sahli. Volume darah yang dihisap sebanyak 20 cmm.
 Pipet LED
Digunakan untuk menghitung endapan laju darah atau untuk mengitung
kecepatan endapanya.
 Cawan petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar
dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.
Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai
wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.

Fungsi : digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan
juga untuk mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian.
Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri.

Perawatan : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan
bakteri agar tidak terkontaminasi dengan udara.
A. Alat non gelas
 Gelas ukur pastik
Gelas ukur berbentuk silinder, terbuat dari plastik. Kapasitas volume gelas
ukur 5 – 2000 mL.

Prinsip Kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk
dalam perhitungan.

Fungsi :
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci
Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk
melarutkan zat hingga volume tertentu.

Perawatan :
perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya
mengalir pada tepi gelas ukur.
 Pipet plastic
Alat yang digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam
jumlah yang kecil.
 Kuvet plastic
Digunakan untuk tempat sample untuk analisis dengan spektrofometer.
 Mikropipet
Digunakan untuk memipet cairan berukuran kurang lebih atau sama
dengan 1000 ul (1ml).
 Syringe
Digunakan sebagai alat injeksi.
 Penjepit tabung reaksi
Untuk menjepit tabung reaksi pada saat masih panas.
 Bola penghisap
Terbuat dari bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah
lembek.

Fungsi : Untuk menghisap larutan yang akan diukur.
 Rak tabung reaksi
Untuk meletakan tabung reaksi.
 Mortar and pestle
Untuk menumbuk bahan.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Alat yang di gunakan dalam melakukan pratikum ini adalah, labu
ukur,gelas ukur,gelas beker,pengaduk gelas ,corong Erlenmeyer,
tabung reaksi, kuvet,gelas arloji, pipet tetes, pipet ukur, pipet
gondok, buret ,labu destilasi, corong pisah, bejana pewarnaan
(staining jar), botol pereaksi, desikator, labu didih, botol timbang,
kondensor, bilik hitung (haemocytometer), objek gelas, deck gelas
(cover glass), pipet Hb, pipet LED, gelas ukur pastik, pipet plastic,
kuvet plastic, mikro pipet , syringe , penjepit , tabung reaksi , bola
penghisap, dan cawan petri .
2. Peralatan praktikum yang telah disebutkan tentunya memiliki
pengertian yang berbeda-beda,diantaranya seperti Tabung Reaksi
(Test Tube) yaitu tabung reaksi yang umumnya terbuat dari
berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax
dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass
tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat.
Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya
berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari
Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung
reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian
dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm. Gelas
Ukur (Measuring Cylinders) yaitu Gelas ukur berbentuk silinder,
terbuat dari jenis gelas boroksilikat, kapasitas volume gelas ukur 5
– 2000 mL. Batang Pengaduk (Strirring Rod) yaitu terbuat dari
gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen dan
masih banyak lagi.
3. Masing-masing alat pratikum memiliki fungsi dan pengguunaan
yang berbeda-beda. Seperti gelas kimia berfungsi untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media
pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan,
dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Gelas Ukur berfungsi
untuk mengukur volume segala benda dengan ketelitian yang
tinggi. Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan
dua atau lebih larutan. Erlenmeyer berfungsi untuk menampung
larutan yang akan dititrasi pada proses titras. Mikropipet
mempunyai fungsi seperti pipet tetes, yaitu untuk memindahkan
cairan atau larutan,mikropipet dapat menyerap cairan yang terukur.
Sikat tabung berfungsi untuk membersihkan alat-alat laboratorium
seperti gelas kimia,tabung reaksi,dan gelas ukur berbentuk nya
seperti sikat. Sentrifiuse berfungsi untuk menghomogenkan suatu
zat dan juga untuk memisahkan cairan dengan padatan. Loupe atau
kaca pembesar berfungsi sebagai pembesar suatu objek,berbentuk
seperti bulatan kaca. Cawan petri digunakan untuk membiakan
(kultivasi) mikroorganisme pada suatu medium yang dituangkan
diatas cawan petri dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jufriyaha, I. M. (2019). Pemeliharaan Dan Penyimpanan Peralatan Laboratorium
Kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1-7.
Hokayuruke. 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Banjarbaru:
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Koesmadja,2006.Kimia Dasar.Erlangga. Jakarta.
Available online at JPLP Website: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp Jurnal Pengelolaan
Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019, 26-32, e-ISSN: 2654-251X
Pemeliharaan Dan Penyimpanan Peralatan
Laboratorium Kimia
Jufriyaha, Isna Mar’ahb, Kelik Isharyudonoc
a
Laboratorium Mikrobiologi Industri Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang
E-mail : [email protected]
b
Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas
Diponegoro, Semarang
E-mail : [email protected]
c
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Departemen Peternakan, Fakultas Peternakan dan
Pertanian,Universitas Diponegoro Semarang E-mail : [email protected]
Received: 24th October 2018; Revised: 18th November 2018; Accepted: 19th December 2018;
Available online: 24th December 2018; Published regularly: January 2019
Abstract
Improper maintenance and storage of laboratory equipment, will shorten the life span.
Damage to the tool will have a direct impact on the costs that must be incurred to replace
damaged equipment components or even procurement of new equipment. The purpose of this
paper is to provide an understanding of how to maintain and store chemical laboratory
equipment. And can identify damage to chemical laboratory equipment.
Broadly speaking, the tool maintenance method is divided into two parts: planned
maintenance and unplanned maintenance. For storage of tools using the classification method
based on the tool group, frequency of use and the nature of the tool.
Maintenance and storage of chemical laboratory equipment is an activity process in order
to anticipate damage as early as possible so that it can increase the efficiency of the working
life of the equipment used.
So that the chemical laboratory equipment can function optimally and always in a state
of ready use, it is necessary to have knowledge about how to maintain and store laboratory
equipment and how to identify equipment damage as early as possible. Maintenance and
storage of chemical laboratory equipment properly can prevent damage to chemical laboratory
equipment that will extend
the life
of theJPLP,
equipment,
ensure the comfort and safety of the
Copyright
© 2019,
e ISSNand
2654-251X
user.
Keywords: chemistry, laboratory, maintenance, storage, equipment
Abstrak
Pemeliharaan dan penyimpanan alat laboratorium yang tidak tepat, akan
memperpendek usia pakai. Kerusakan pada alat akan berakibat langsung pada biaya yang
harus dikeluarkan untuk mengganti komponen peralatan yang rusak atau bahkan pengadaan
alat baru. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman tentang
cara pemeliharaan dan penyimpanan alat laboratorium kimia. Serta dapat mengidentifikasi
kerusakan alat laboratorium kimia.
Secara garis besar metode pemeliharaan alat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Untuk penyimpanan alat
menggunakan metode klasifikasi berdasarkan kelompok alat, frekuensi penggunaan, dan sifat
alat.
Pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium kimia merupakan suatu
proses kegiatan dalam rangka mengantisipasi terjadinya kerusakan sedini mungkin sehingga
dapat meningkatkan efisiensi masa kerja peralatan yang digunakan.
Supaya alat laboratorium kimia dapat berfungsi secara optimal dan selalu dalam
keadaan siap pakai, maka sangat perlu adanya pengetahuan mengenai cara pemeliharaan
dan penyimpanan alat laboratorium dan cara
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
mengidentifikasi kerusakan alat sedini mungkin. Pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium kimia
dengan baik dapat mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan laboratorium kimia yang akan
memperpanjang usia pakai alat, serta menjamin kenyamanan dan keamanan pengguna.
Kata kunci : kimia, laboratorium, pemeliharaan, penyimpanan, peralatan
PENDAHULUAN
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian,
dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Permen No 145 Tahun 2014).
Peranan laboratorium sangat besar sebagai sumber belajar yang efektif untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan oleh pengguna laboratorium. Untuk mengoptimalkan fungsi
laboratorium, maka laboratorium perlu dikelola dengan baik sehingga mendorong semangat kerja
mahasiswa, dosen, dan pengguna lainnya. Agar bekerja di laboratorium merasa aman dan nyaman,
maka laboratorium berikut sarana lainnya perlu dikelola dan dipelihara secara rutin, sehingga dapat
berfungsi seoptimal mungkin.
Kerusakan yang terjadi pada peralatan laboratorium dapat dicegah dengan melakukan upaya
pemeliharaan dan penyimpanan peralatan secara rutin dan teratur. Disadari atau tidak, kerusakan pada
peralatan laboratorium akan berakibat langsung kepada biaya yang besar untuk mengganti komponen
peralatan yang rusak.
Agar peralatan di laboratorium selalu dalam keadaan siap untuk dipakai, maka diperlukan
pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium yang baik.
BAHAN DAN METODE
Tujuan dari makalah ini adalah agar dapat memahami teknik pemeliharaan alat laboratorium.,
Memahami cara penyimpanan alat laboratorium., Dapat mengidentifikasi kerusakan alat laboratorium.
Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai cara pemeliharaan dan
penyimpan peralatan laboratorium dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar suatu alat selalu
dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat
berfungsi kembali. Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan,
dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai.
Pada umumnya pemeliharaan di bagi atas dua bagian, yaitu pemeliharaan terencana dan
pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan terencana (planned maintenance) didefinisikan sebagai
proses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi
terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Di dalam pemeliharaan terencana, terdapat unsur
pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemeliharaan terencana adalah sistem pengorganisasian pemeliharaan atau program pemeliharaan
yang dikelola dengan cara yang efektif. Pemeliharaan terencana adalah jenis pemeliharaan yang
diprogramkan, diorganisir, dijadwalkan, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta
dilakukan monitoring dan evaluasi.
Pemeliharaan tidak terencana adalah jenis pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap
kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan pemeliharaan ini tidak direncanakan, dan
tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat.
Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut pemeliharaan darurat.
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
Waktu untuk pemeliharaan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan
atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan pemeliharaan dan pemanfaatan kesempatan
tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan. Dari sisi obyek yang
dipelihara, jadwal pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan
pada : Berdasarkan jenis pekerjaan pemeliharaan alat. Bagi PLP yang telah berpengalaman dalam
melakukan tugas
pemeliharaan peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam
menyusun jadwal pemeliharaan, Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan
peralatan laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan pada kegiatan praktikum dan
pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga
agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal pemeliharaan harus dibuat tinggi
frekuensinya yang berarti obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan pemeliharaan., Berdasarkan
rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Peralatan laboratorium yang
baru dibeli dari pabrik biasanya dilengkapi dengan buku manual yang membuat petunjuk operasi dan
cara serta jadwal pemeliharaan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam
menyusun jadwal peralatan.
Di laboratorium kimia alat-alat praktikum kimia dikelompokkan kedalam 8 golongan, yaitu:
Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan gelas/kaca seperti: tabung reaksi, batang pengaduk,
gelas kimia, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, corong dan lain-lain.
Golongan II : Alat-alat yang terbuat dari besi, contoh; kaki tiga, pembakar, tang cawan, kawat kasa,
ring besi, klem pemegang, klem buret, penjepit tabung, sikat tabung, pemadam kebakaran, dsb.
Golongan III: Alat-alat yang terbuat dari kayu, contoh; rak tabung, rak pipet volumetrik, rak buret,
penjepit tabung, dsb
Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan porselen, contoh cawan porselin, lumpang dan alu, bak
pembakaran porselen, segitiga, tungku listrik, pelat tetes dsb.
Golongan V: Alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik (siringe), gelas kimia plastik,
gelas ukur plastik, botol semprot, selang plastik, dsb.
Golongan VI: Alat-alat yang terbuat dari karet, contoh: pompa filler, selang karet, sumbat botol, sarung
tangan dan lain-lain.
Golongan VII: Alat-alat listrik, contoh; power supply, amperemeter, voltmeter, multimeter, neraca
listrik. Golongan VIII: Alat-alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus contoh; buret,
thermometer, neraca, spektrofotometer, dsb.
Penyimpanan juga dapat dilakukan berdasarkan atas bahan dasar alat, misalnya alat-alat dari
gelas disimpan menjadi satu kumpulan, demikian pula alat-alat dari bahan kayu, besi, porselein dan
sebagainya. Tetapi jika sistem ini yang diambil, kadang-kadang kita sukar menentukan kumpulan alat
jika sebuah alat terbuat dari beberapa bahan yang berlainan. Walaupun demikian, sistem apapun yang
digunakan dalam penyimpanan alat, maka alat-alat itu harus dalam keadaan aman, mudah dicari dan
diambil.
Statif besi yang sering banyak digunakan hendaknya disimpan di atas meja pada sudut
laboratorium dengan demikian mudah diambil dan dikembalikan. Hendaknya statif ini jangan
disimpan di bagian bawah lemari asap atau diletakkan di atas lantai, karena akan mudah kena debu
dan kurang mendapat perhatian.
Penyimpanan pipet kadang-kadang juga merupakan masalah. Sebaiknya pipet disimpan dalam
keadaan berdiri, oleh sebab itu perlu diletakkan pada tempat yang khusus. Meletakkan pipet dengan
cara berdiri membuat pipet akan cepat kering dan siap untuk segera dipakai. Jika pipet dan buret tidak
sering dipakai hendaknya penyimpanannya ditempat yang tertutup sehingga debu tidak melekat
padanya. Pada saat melakukan praktikum dimana mahasiswa diharuskan mengambil sendiri, biasanya
pipet dapat diletakkan pada meja mahasiswa dimana praktikum akan dilakukan.
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
Peralatan laboratorium selalu prima, dan siap pakai secara optimal, Memperpanjang umur pemakaian
peralatan laboratorium, Menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan orang atau mahasiswa
yang menggunakan peralatan tersebut, Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan
terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran, dan penyelamat,
Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan, Menghindari terjadinya kerusakan secara
mendadak, Menghindari terjadinya kerusakan fatal.
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan laboratorium yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara:
Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan, peraturan,
tata tertib bagi pengguna laboratorium, dan memberi bahan pengawet.
Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya
debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
Memelihara, misalnya dengan melumasi peralatan mekanis.
Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala kerusakan.
Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal atau
standar.
Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan laboratorium pada batas tingkat kerusakan
tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap pakai.
Mengganti komponen-komponen peralatan laboratorium yang rusak.
Keberhasilan suatu percobaan kimia tergantung pada ketelitian bekerja dan penggunaan alat-alat
yang bersih. Alat-alat yang bersih sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan percobaan. Gelas
ukur, pipet, buret yang kotor dapat menghasilkan pengukuran yang salah. Biasakan alat-alat yang
berada di dalam laboratorium disimpan secara rapi dan dalam keadaan bersih. Biasakan
membersihkan alat-alat segera setelah dipakai. Umumnya, alat-alat yang baru dipakai mudah
dibersihkan. Alat-alat kaca seperti tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, labu erlenmeyer, dan pipet
setelah dipakai dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun, kemudian dibilas dengan air
leding. Dalam beberapa hal alat-alat ini perlu lagi dibilas dengan air suling. Alat-alat kaca yang
mengandung sisa-sisa zat kimia bila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan noda-noda pada
kaca tersebut sukar atau tidak dapat dibersihkan dengan larutan detergen atau air sabun. Makin lama
noda melekat pada kaca, makin sukar noda itu dibersihkan.
Untuk menjaga dari kerusakan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar dari alat tersebut, antara
lain: Zat atau Bahan Dasar Pembuatan
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaanya dapat dikontrol. Misalnya alat
gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu alat
terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan
dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
Berat Alat
Di laboratorium terdapat alat yang ringan dan ada yang berat. Untuk alat-alat berat jangan disimpan di
tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau
dipindahkan.
Kepekaan Alat Terhadap Pengaruh Lingkungan
Berbagai alat seperti mikroskop yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di
daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan harus hati-hati, karena pada daerah
lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa harus dijaga
jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah lembab. Salah satu cara
mencegah pengaruh
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi
lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika gel).
Pengaruh Bahan Kimia
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif dapat
mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia harus disimpan berjauhan dari alatalat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Alat alat yang menggunakan baterai kering bila selesai
digunakan baterai harus dikeluarkan, dan alat harus disimpan dalam keadaan turn of (sleep). Misalnya
: pH meter, komparator lingkungan.
Pengaruh alat yang satu dengan yang lain
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat yang terbuat dari logam harus dipisahkan dari
alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya
Respirometer Sederhana, dan Potometer. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang
terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu
hendak dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada
magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.
Nilai atau harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas laboratorium
harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi
harganya alat-alat berharga mahal harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari yang pakai
kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka lainnya.
Akan tetapi bila ada tempat atau lemari tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
Bentuk dalam set
Jenis alat dalam penggunaannya menggunakan energi bentuk set misalnya set blood meter. Untuk
menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada tempat semula
dengan susunan aturan yang telah ditentukan.
Di Laboratorium bentuk alat juga beraneka ragam. Banyak alat yang bentuknya bundar, alat ini
harus disimpan sebaik mungkin, jangan sampai terguling. Ada alat yang harus disimpan dalam
keadaan berdiri, misalnya hygrometer. Cara menyimpan alat ini sebaiknya dalam keadaan tergantung.
Beberapa jenis thermometer mempunyai tempat khusus (tabung). Setelah selesai dipergunakan
dibiasakan menyimpan atau segera dimasukkan dalam tabungnya.
Pemeliharaan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa
dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua alat
harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga kelengkapan alat
tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan. Lemari untuk menyimpan alat seringkali
terkena rayap, untuk mencegah rayap yang dapat merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik
perlu disemprot dengan anti rayap atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur barus pada lemari
penyimpanan.
Setiap alat yang penggunaannya agak rumit harus mempunyai buku petunjuk atau keterangan
penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya dibaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat
dan petunjuk pemeliharaan. Peralatan praktikum di laboratorium juga terdapat alat yang terbuat dari
bahan kaca. Agar alat-alat ini siap pakai,, alat harus dalam keadaan bersih. Untuk mendapatkan alat
kaca yang bersih diperlukan perawatan yang teratur, yang meliputi pengecekan, penyimpanan yang
benar, dan pencucian.
Pencucian Alat Kaca Umum
Alat-alat kaca yang tidak terlalu kotor dapat dibersihkan dengan cara pencucian umum, yaitu dengan
air (jika perlu air hangat) dan sedikit detergen.
Pada waktu mencuci alat kaca, gunakan sarung tangan dan alat bantu lain, misalnya sikat tabung. Jika
pada alat kaca terdapat noda yang agak kuat melekat, noda ini dapat dihilangkan dengan bubuk
pencuci yang sesuai, misalnya trinatrium fosfat yang dicampur dengan sedikit bubuk batu apung. Jika
perlu gunakan alcohol atau aseton. Setelah pencucian dengan zat pencuci, alat kaca dibilas dengan air
bersih dan terakhir
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
dibilas lagi dengan air suling. Jika alat kaca yang baru dicuci akan segera digunakan untuk praktikum,
bilas lat kaca itu dengan aseton dan spiritus dan untuk pengeringan yang cepat dapat digunakan udara
panas yang ditiupkan dari kompresor.
Pencucian Alat Kaca Khusus
Alat kaca yang terkontaminasi dengan noda-noda tertentu yang sukar dibersihkan dengan air dan
detergen memerlukan pencucian dengan larutan pencuci tertentu sebagai perlakuan akhir setelah alat
tersebut dicuci dengan cara pencucian umum. Larutan yang umum digunakan untuk mencuci nodanoda tertentu dapat dibuat di laboratorium. Larutan pencuci ini hendaknya selalu tersedia dan siap
dipakai. Kekuatan/daya pencuci dalam membersihkan noda tergantung pada kekuatan/daya oksidasi
larutan tersebut, sifat noda, dan lamanya noda tersebut telah melekat pada alat kaca. Larutan pencuci
yang telah digunakan beberapa kali jangan dicampurkan lagi dengan larutan pencuci stok. Larutan
pencuci yang telah digunakan jangan langsung dibuang, tetapi simpan dalam botol berlabel.
Keberadaan laboratorium di Universitas dengan peralatan yang lengkap dan siap pakai, akan
sangat membantu mahasiswa (pengguna) dalam belajar untuk memahami konsep, melakukan
penelitian, memberi pengalaman nyata, dan membentuk keterampilan, sehingga mahasiswa akan
menguasai kompetensi yang diharapkan yang berarti mutu lulusan meningkat.
Penyimpanan Alat
Penyimpanan alat hendaknya dibedakan antara alat-alat yang sering digunakan, alat-alat yang
boleh diambil sendiri oleh mahasiswa, dan alat-alat yang mahal harganya. Prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan alat di laboratorium adalah:
Aman
Alat yang mudah dibawa dan mahal harganya di samping itu juga peka dan mudah rusak, hendaknya
disimpan tersendiri dalam laci atau lemari yang terkunci supaya aman dari pencuri dan kerusakan.
Aman juga berarti tidak menimbulkan rusaknya alat sehingga fungsinya berkurang.
Mudah dicari
Penyimpanan alat memerlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak, dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Untuk memudahkan mencari letak
masing- masing alat, maka alat tersebut perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada
setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak, atau laci).
Mudah dicapai/diambil
Alat yang sering digunakan hendaknya disimpan sedemikian sehingga mudah diambil dan
dikembalikan. Alat-alat seperti: rak tabung reaksi, kaki tiga, kasa asbes dan penjepit tabung reaksi
dapat disimpan dalam laci atau lemari pada meja demonstrasi yang menghadap ke mahasiswa.
Mahasiswa dapat mengambil dan mengembalikan sendiri alat-alat tersebut setelah mendapat petunjuk
dari koordinator praktikum . Jika lemari meja tidak ada, dapat digunakan lemari pada dinding
laboratorium.
Penyimpanan peralatan laboratorium dapat juga berdasarkan prinsip-prinsip:
Alat disimpan berdasarkan kelompok alat, misalnya berdasarkan jenis bahannya, seperti kelompok
peralatan gelas, logam, kayu, karet, dan porselen.
Alat-alat disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering digunakan dan jarang digunakan).
Alat yang intensitas penggunaannya tinggi dipisahkan agar mudah dalam persiapan.
Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat khusus karena sifat alat yang rentan terhadap faktor
luar/ sensitive dan mahal harganya.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat juga harus memperhitungkan sumber kerusakan alat. Sumber
kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal-hal berikut:
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1 (1) 2019
Kelembaban Udara, Air dan Asam-Basa, Suhu/ Perubahan Temperatur, Mekanis,
Cahaya, Api, Debu atau Kotoran, Cara Penyimpanan Alat-Alat Kimia, Faktor Usia
Alat (life time), Desain Alat dan Bahan Dasar Alat Itu Sendiri.
Pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium kimia merupakan suatu
proses kegiatan dalam rangka mengantisipasi terjadinya kerusakan sedini mungkin
sehingga dapat meningkatkan efisiensi masa kerja peralatan yang digunakan.
Tujuan dari pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium kimia :
Menjaga kondisi alat dalam keadaan baik, Memperpanjang umur pemakaian alat,
Menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna, Mengetahui gejala
kerusakan alat sejak dini, Menghindari kerusakan alat, Memudahkan dalam
menemukannya
KESIMPULAN
Pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium kimia dengan baik dapat
mencegah,terjadinya kerusakan pada peralatan laboratorium kimia.
Saran
Diharapkan semua PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) memiliki
pengetahuan tentang teknik pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium
kimia dan juga mengikuti pelatihan sehingga dapat lebih terampil dalam mengelola
peralatan di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia Sekolah
Menengah Atas. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Bartholomew, Rolland B and Crawlwey, Frak E. 1980. Science Laboratory Technique
a Handbook for Teachers and Students, Menlo Park, California; Addison-Wesley
Publishing Company.
Indrawati dkk. 1998/1999. Perawatan Preventif Sarana dan Prasarana Sekolah.
Jakarta: Dikmenum. Indrawati dan Mamat Supriatna. 2007. Pemeliharaan Alat dan
Bahan. PPPPTK IPA. Bandung Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(PERMENDIKNAS) NO 24 Tahun 2007
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) NO 26 Tahun 2009
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
Copyright © 2019, JPLP, e ISSN 2654-251X
Download