Uploaded by kelty wanasari

Makalah Imogine M King dan Dorothea Orem

advertisement
Makalah
Teori dan Model
Keperawatan menurut Imogene M. King dan Dorothea E
Orem
Disusun oleh :
Kelompok 13
1. Aprilianti Pratiwi
2. Keltywanasari
3. Irma Husein
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya , kami dapat menyusun makalah “ Teori dan Model Keperawatan
menurut Imogene M. King dan Dorothea E Orem ”.
Makalah ini membahas teori dan model keperawatan menurut Imogene
M. King yang bersifat terbuka dan dinamis, yang meliputi sistem personal, sistem
interpersonal, sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tiga kebutuhan dasar kesehatan manusia, empat konsep hubungan manusia serta
asumsi dari Imogene M. King yang meliputi asumsi eksplisit dan implisit serta
teori dan model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia
mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca maupun kami selaku penulis.
Bontang, 20 September 2020
Kelompok 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Terkadang peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi
penerapannya dalam praktek keperawatan.
Makalah ini menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang
diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian
tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, yang meliputi
sistem personal, sistem interpersonal, sistem sosial yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tiga kebutuhan dasar kesehatan manusia, empat
konsep hubungan manusia serta asumsi dari Imogene M. King yang meliputi
asumsi eksplisit dan implisit dan juga beberapa model konsep, salah satu
diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E.
Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun
1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan
dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
1. Teori self care
2. Teori self care deficit, dan
3. Teori nursing system
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan memberikan wawasan serta
pengetahuan bagi pembaca tentang Teori dan Model Keperawatan menurut
Imogene M. King dan Dorothea E Orem
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini mencakup pembahasan Teori dan
Model Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode pustaka dan
sumber dari internet yang berhubungan dengan Teori dan Model
Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas Teori dan Model
Keperawatan menurut Imogene M.King dan Dorothea E Orem
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Model dan Konsep Keperawatan Imogene M.King
1.1.1 Kerangka konsep Imogene M.King
King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep
yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan
menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan
dengan lingkungan, sehingga king mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, king mengemukakan konsep
kerjanya yang meliputi adanya sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem
sosial yang berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Sistem Sosial
Sistem Personal
Sistem Interpersonal
1. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem
terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi diri,
pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
2. Sistem interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengann
sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan
stres.
3. Sistem sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran
organisasi sosial, perilaku, dan praktek yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktek-praktek
dan aturan. Konsep yang relevan dengan konsep ini adalah organisasi,
otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.
1.1.2 Model Konsep Keperawatan King
Manusia memilki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap
informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari kompenen
yang dapat digambarkan dibawah ini.
Feedback
Perawat
Aksi
Reaksi
Interaksi
Transaksi
Klien
Feedback
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep
hubungan manusia menurut King terdiri dari kompenen :
1. Aksi
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam
berperilaku dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam
keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk
melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari
adanya aksi dan merupakan respons dari individu .
3. Interaksi
Interaksi
merupakan
suatu
bentuk
kerjasama
yang saling
mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam
komunikasi .
4. Transaksi
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien
terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan.
1.1.3 Asumsi King
King mengasumsikan model keperawatan secara eksplisit maupun
implisit, asumsi eksplisit meliputi :
1. Fokus Sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
2. Individu adalah sosial, mengirim, rasional, reaksi penerimaan,
kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
3. Proses dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan klien
serta perawat.
4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima
atau menolak keperawatan.
5. Tanggung jawab dari semua anggota tim kesehatan adalah
memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek
kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambil
keputusan.
6. Tujuan dari memberi pelayaan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
Sedangkan asumsi implisit meliputi :
1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
2.
Model dan Konsep Keperawatan Dorothea E Orem
1.2.1 Biografi Dorothea Elizabeth Orem.
Dorothea Elizabeth Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka. Di Amerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada
tahun 1914. Beliu wafat pada tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama
hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan Diploma (1903), kemudian
melanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di Washington
DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya
lagi di Catholic University of America di Washington DC dan mendapatkan
gelar M.S.NE. ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan
Master keperawatan pada tahun 1945.
Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas
Katolik.
Ia
mengakui
kebutuhan
untuk
melanjutkan
perkembangan
konseptualitas keperawatan. Ia pertama kali mempublikasikan ide- idenya
dalam “keperawatan : Konsep praktik” pada tahun 1971, yang kedua pada
tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Tahun paling awal dalam
keperawatan Dorothea Orem dihabiskan dalam praktek di Providence
Hospital, Washington, DC (1934- 1936) dan St John’s hospital, Lowell
Massachusetts (1936-1937). Setelah menerima gelar tinggi, Orem berfokus
terutama pada pengajaran, penelitian dan administrasi. Dia menjabat sebagai
direktur Rumah Sakit Providence sekolah keperawatan di Detroit, Michigan
1945-1948, dimana ia juga mengajar ilmu biologi dan keperawatan (19391941).
Di universitas Katolik Amerika, Orem menjabat sebagai ASisten Profesor
(1959- 1964), Associate professor (1964- 1970) dan Dekan fakultas
Keperawatan (1965-1966). Sebagai konsultan kurikulum, orem bekerja
dengan sekolah, departemen dan divisi keperawatan di universitas- universitas
dan perguruan tinggi termasuk The University of Alberta, George Brown
College Seni Terapan dan Teknologi, Universitas Southern Mississippi,
Georgetown University, menjelma Word College, El Paso Komunitas College,
Medical College of Virginia dan Washington Lembaga Teknis. Dia juga
menjabat sebagai konsultan kurikulum untuk Dinas pendidikan. Pada tahun
1971 diterbitkan orem Perawatan: Konsep Praktek, kerja dimana dia
menguraikan
teori
keperawatan,
deficit
perawatan
Diri
teori
ilmu
keperawatan. Keberhasilan kerja ini dan teori itu menyajikan didirikannya
orem sebagai seorang ahli teori terkemukan praktek keperawatan dan
pendidikan. Dia juga menjabat sebagai ketua dari Konferensi pembangunan
keperawatan Group, dan pada tahun 1973 di edit kerja kelompok dalam buku
konsep formalisasi di keperawatan. Dia menulis surat- surat lainnya dan
selama 1970-an dan 1980-an berbicara di berbagai konferensi dan lokakarya
diseluruh dunia.
International Orem Society didirikan untuk mendorong penelitian dan
pengembangan lebih lanjut dari teori orem tentang menyusui. Selama
hidupnya, Dorothea orem menerima penghargaan untuk kontribusi ke bidang
keperawatan, termasuk gelar kehormatan dari Universitas Georgetown
menjelma Word college, Illnois Wesleyan University, dan University of
Missouri- Columbia. Dia dilantik menjadi American Academy of Nursing,
dan menerima penghargaan dari Liga Nasional untuk perawatan dan Sigma
Theta Tau Perawatan Honor Society.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:
1.
Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada
bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan.
2.
Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
3.
Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika
membentuk model teori keperawatan komunitas.
4.
Tahun
1968
membentuk
kelompok
konferensi
perkembangan
keperawatan yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan.
5.
Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
6.
Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik
Amerika tentang teori keperawatan.
7.
Selanjutnya
Orem
mengembangkan
konsep
keperawatan
tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971)
8.
Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9.
Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system
keperawatan.
1.2.2 Pengertian
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu
sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun
sakit " (Orem's, 1980).
Pada dasarnya di yakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhankebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan
kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
1.2.3 Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke
dalam tiga teori yaitu ;
1. Self Care
Teori self care meliputi :
a. Self care agency
Merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sendiri yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain- lain. Perawatan diri sendiri adalah
suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung
secara
continue
sesuai
dengan
keadaan
dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan
diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya.
b. Theurapetic Self Care Demand
Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
c. Self Care Requisites
Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh.
Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1) Universal Self Care Requisite
Keperluan self care universal ada pada setiap
manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan
proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar
manusia. Universal self care requisite yang dimaksudkan
adalah :
a)
Pemeliharaan kecukupan intake udara
b)
Pemeliharaan kecukupan intake air
c)
Pemeliharaan kecukupan intake makanan
d)
Mempertahankankan hubungan perawatan proses
eliminasi dan eksresi
e)
Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
f)
Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan
interaksi social
g)
Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia
dan kesehatan manusia
h)
Peningkatan
fungsi
tubuh
dan
pengimbangan
manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.
2) Developmental self care requisite
Terjadi hubungan dengan tingkat perkembangan individu
dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal, yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat
siklus kehidupan.
3) Health Deviation self care requisite
Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan
kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care
2. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada
kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan
dalam melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila ;
a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa
yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki
berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya.
Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu
ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan
hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas
dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan
lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit
perawatan diri
3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan
atau direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan
pasien untuk menjalani aktifitas "SelfCare". Orem mengidentifikasikan
klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system (system bantuan secara penuh)
merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya
manipulasi gerakan.
Contoh : pemberian bantuan pada pasien koma
b. The Partly compensantory system (system bantuan sebagian)
merupakan system dalam pemberian perawatan dirir sendiri secara
sebagian saja dan ditunjukan kepeda pasien yang memerlukan bantuan
secara minimal.
Contoh : perawatan pada pasien post operasi abdomen dimana pasien
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka
c. The supportive - Educative system
merupakan system bantuan yang diberiakn pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. System ini dilakukan agar
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien yang
dilakukan pembelajaran.
Contoh : pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang
memerlukan informasi pada pengaturan kelahiran.
d. Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2. Mengajarkan klien
3. Mengarahkan klien
4. Mensupport klien
5. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek
keperawatan di diskripsikan sebagai berikut:
a) Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien
dengan ndividu, keluarga atau kelompok sampai klien dapat
diizinkan pulang dari perawatan.
b) Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui
perawatan.
c) Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya
untuk kontak dengan perawat dan asisten.
d) Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan
kehidupan sehari- hari klien, pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan social dan
penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima.
1.2.4 Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Klien :
individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat :
kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan :
tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan :
pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu
individu,
keluarga
dan
kelompok
masyarakat
dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.
Berdasarkan
keyakinan
empat
konsep
utama
diatas,
Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
1.2.5 Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga atau komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga atau komunitas adalah:
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
1.2.6 Aplikasi Model Keperawatan Orem
Aplikasi model keperawatan orem dapat dilihat contoh kasus berikut :
1.
KASUS :
Ny. M. (48 tahun ), TB : 160 cm, BB : 70 Kg. Menikah selama 25 tahun
dan janda sejak 6 bulan yang lalu. Ia seorang perokok, sehari
menghabiskan 1 ½ bungkus, Ny. M dan suaminya menikmati aktifitas
sosial seperti main bridge dan koleksi barang-barang antik. Sejak
suaminya meningal ia tidak lagi melakukan aktifitas karena kurangnya
keinginan / minat. Akhir-akhir ini dia tidak melakukan latihan secara
teratur dan makan makanan fast food selama jam kerjanya dan bekerja 12
jam / hari serta makan hingga larut malam sebelum waktu istirahat.Ibu Ny.
M meninggal karena stroke dan bapaknya meninggal karena serangan
jantung saat usianya 50 tahun.
2. Hasil pemeriksaan:
a.
Tanda – tanda vital : TD : 138/86 mm Hg, N : 92 x / mnt, P : 30 x/
0
mnt, Suhu : 98.4 F. Laboratorium : cholesterol dalam darah 280
mg/dl.
b.
Dokter menganjurkan : untuk menurunkan berat badan sekitar 20 kg,
tetapi mengingat bahwa dia memiliki pengetahuan yang tidak
adekuat tentang dasar-dasar nutrisi dan tidak mempunyai motivasi
untuk menurunkan berat badan, dia diramalkan kemungkinan
menderita serangan jantung.
3. Pengkajian (Assessment)
Perawat mengumpulkan data meliputi 6 area, yaitu:
a. Status kesehatan perseorangan.
b. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
c. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya.
d. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup dan
status kesehatan.
e. Memenuhi syarat personal untuk self care.
4. Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, keterampilan,
motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban
terhadap pertanyaan di bawah ini:
a. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang
akan datang.
b. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care.
b. Jika ada, apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk
self care.
c. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau
melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk
tujuan terapi.
d. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care
dimasa yang akan datang.
5. Analisa kasus
a. Personal faktor
Umur 48 tahun, perempuan, suku bangsa Italia, Janda, agama katolik,
TB.160 Cm, BB : 70 Kg , pekerjaan staf pengajar di Universitas.
b. Kategori kebutuhan universal self care :
1) Menampakkan tidak adekuatnya intake udara, air dan makanan.,
konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan, kolesterol 280 Mg / dl,
makan sampai larut malam, banyak mengkonsumsi lemak.
2) Ny. M. memperlihatkan ketidak seimbangan ativitas dan istirahat serta
latihan, berkeja 12 jam / hari.
3) Merokok 1 ½ bungkus perhari, mengkonsumsi makanan siap saji,
penurunan interaksi sosial.
4) Riwayat keluarga : Ibu Ny. M meninggal karena stroke, ayah
meninggal karena serangan jantung pada usia 50 tahun.
5) Ny. M kurang pengetahuan tentang faktor – faktor risiko dan gangguan
fungsi kardiovaskuler.
c. Kategori Developmental Self Care :
1) Tidak punya suami (widowed)
2) Kurangnya aktivitas social
d. Kategori Health Deviation :
Risiko
terjadi
penyakit
kardiovaskuler
berhubungan
dengan
kegemukan, perokok, peningkatan kolesterol, kurangnya latihan dan
riwayat keluarga.
e. Masalah medis dan perencanaan :
Diagnosa obesitas dengan risiko untuk terjadi penyakit kardiovaskuler
dan rendahnya motivasi untuk menurunkan berat badan. Anjuran
Dokter : Memonitor kolesterol dan tanda-tanda vital, menurunkan
intake kolesterol dan meningkatkan latihan.
f. Self care deficit :
Pengetahuan dasar dan gaya hidup Ny. M dapat meningkatkan risiko
untuk serangan jantung atau stoke.
6. Proses Keperawatan
1.
Diagnosa Keperawatan :
Risiko gangguan fungsi kardiovaskuler berhubungan dengan
kurang pengetahuan klien yang dimanifestasikan dengan gaya hidup
dan risiko serangan jantung atau stroke.
2.
Rencana keperawatan :
Tujuan
: Menurunkan risiko terjadinya gangguan
kardiovaskuler
Design Nursing System
: Support
dan
Education
(Pendidikan
Kesehatan)
Metode Bantuan
:
Memberikan
mengajarkan
pedoman,
dan
support,
ketentuan
pengembangan lingkungan.
3.
Implementasi
Sepakati bersama untuk mencapai tujuan menurunkan kolesterol.
a. Ny. M. mempunyai kemauan untuk memelihara diet makanan
harian tiap 3 hari.
b. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari kolesterol dan
pengaruhnya terhadap fungsi kasdiovaskuler
c. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mengetahui kandungan
kolesterol dalam fast foods.
d. Ny. M. mempunyai kemauan untuk mempelajari jenis makanan
rendah kolesterol dan bagaimana menurunkan kadar kolesterol.
e. Menganalisa
bersama
makanan
sehari-hari
dan
bagaimana
mengkonsumsikannya.
f. Menentukan bersama menu makanan.
4. Evaluasi
a. Apakah Ny. M mengerti tentang gaya hidupnya dan risiko terjadinya
serangan jantung atau stroke?
b. Apakah Ny. M. telah memilih jenis makanan rendah kolesterol.
c. Apakah kadar kolesterol Ny. M. sudah turun (normal).
d. Apakah Ny. M. mengalami penurunan self care dificit.
e. Apakah support educative system efektif dalam meningkatkan self
care pada Ny. M.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat
harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat
sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan
keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang
sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan
yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna
bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak
mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk
berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk
dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
therapeutik.
Model konsep dan teori keperawatan King dapat disimpulkan
bahwa konsep keperawatan menurut King adalah sebagai proses
aksi,reaksi dan interaksi antara pasien dan klien yang secara bersama-sama
memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi
keperawatan dan sebagai suatu proses interaksi humanis antara perawat
dan klien yang masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang
berlaianan
dan
melalui
komunikasi
mereka
menentukan
tujuan,mengeksploitasi maksud dan menyetujui maksud untuk mencapai
tujuan.
B. Saran
Dengan mengetahui model- model keperawatan yang ada diharapkan
perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita
terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah
mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.
BAB IV
Daftar Pustaka
1. Hidayat, Aziz Alimul, 2004.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
2. http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2008/12/model-konsepinteraksi-imogene-m-king.html
3. Tomey, A.M.& Alligod, M.R. (2006). Nursing Theories and Their Works.
Sisxt.Ed.St.Louis; Mosby Elsevier
Download