Uploaded by User95036

BATU BATA

advertisement
PENGARUH LIMBAH ABU AMPAS TEBU DAN ABU TERBANG (
FLY ASH ) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PEMBUATAN BATU
BATA TANPA PROSES PEMBAKARAN TERHADAP KUAT
TEKAN DAN DAYA SERAP
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
MOHAMAD ARIF HIDAYATULLOH
K1517054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam
bidang pembangunan konstruksi. Pembangunan konstruksi di
Indonesia sendiri pun terbilang pesat, bahkan menjadi
suatu
kebutuhan manusia akan pentingnya properti demi kelangsungan
hidup mereka. Sehingga membuat permintaan kebutuhan material
pendukung meningkat salah satunya adalah batu bata. Pada umumnya
dalam bidang konstruksi ,batu bata memiliki fungsi sebagai penyekat
ruangan atau konstruksi non struktural. Walaupun saat ini terdapat
beberapa inovasi bahan material sebagai pengganti batu bata
tradisonal, akan tetapi sebagian besar masyarakat masih memilih
menggunakan batu bata karena harga yang relatif murah, mudah
diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap
pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api serta pembuatan yang relatif
mudah (Albazzar, 2013).
Batu bata konvensional pada umunya dibuat dari tanah liat
yang dicampur dengan air dan dicetak menggunakan cetakan,
kemudian dikeringkan lalu dibakar di tungku pembakaran dengan
suhu 900-1000oC. Proses pembakaran ini menghasilkan gas
karbondioksida (CO2) dalam jumlah yang besar dan menimbulkan
dampak pencemaran lingkungan berupa polusi udara. Pembuatan batu
bata konvensional juga masih mengandalkan kondisi cuaca sehingga
apabila kondisi cuaca sedang buruk, maka proses produksi akan
terganggu. Oleh karena itu perlu adanya inovasi teknik pembuatan
batu bata untuk mengurangi adanya polusi udara yang ditimbulkan
dari proses pembuatan bata konvensional, salah satunya dengan
membuat batu bata tanpa pembakaran.
Menurut Priyatma (1993) batu bata tanpa pembakaran adalah
batu bata yang dibuat dengan cara dicetak lalu dikeringan.
Pengeringan dilakukan selama 2-3 hari pada suhu kamar kemudian
dipelihara 3-4 minggu pada suhu lembab, terhindar dari panas dan
hujan. Batu bata tanpa pembakaran sendiri menggunakan bahan baku
antara lain tanah liat, semen, air dan juga biasanya ditambahkan
dengan bahan tambah yang memiliki kandungan silika yang cukup
tinggi misalnya abu ampas tebu, abu sekam padi, fly ash, dll. Pada
penelitiannya tersebut bahan yang digunakan adalah air, tanah
liat,semen, abu gosok ,pasir dan abu paras dengan komposisi tanah
liat 60% + semen 20% + agregat 20%. Komposisi agregat yang
digunakan memiliki perbandingan pasir : abu gosok : abu paras yaitu
1:1:1. Kuat tekan yang dihasilkan yaitu ±28 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan oleh Ketut Sudarsana dkk. Di
Denpasar
membuat
batu
bata
tanpa
pembakaran
dengan
menggunakan bahan baku tanah liat yang dicampurkan semen, abu
sekam padi dan batu tabas (limbah yang mengandung unsur Ca+).
Kuat tekan yang tebesar dihasilkan yaitu 22,41 kg/cm2 dengan
komposisi 60% tanah liat + 7,5% serbuk batu tabas + 22,5% abu
sekam padi + 10% semen pada umur batu bata 28 hari (Sudarsana,
2011).
Menurut penelitian Dallacort membuat batu bata tanpa
pembakaran dengan komposisi tanah dengan semen, pecahan keramik
dan sejumlah bahan pengikat (binder). Pecahan keramik digunakan
sebagai pengganti semen Portland dalam campuran bahan pembuat
batu bata. Kuat tekan batu bata pada umur 14 hari yang didapatkan
melalui penelitian ini berkisar antara 2 - 3,5 MPa (Dallacort dkk.
dalam Junior dkk., 2003)
Bahan yang digunakan sebagai bahan pengikat ( binder )
sangat banyak macamnya. Seperti halnya yang disebutkan pada
penjelasan di atas. Contoh limbah produksi yang bisa digunakan
adalah Abu Ampas Tebu (AAT) yang berasal dari limbah industri
pabrik gula dan abu terbang (Fly Ash) yang merupakan sisa hasil dari
proses pembakaran batu bara. Abu ampas tebu merupakan hasil
samping pembakaran ampas tebu yang digunakan sebagai bahan
bakar boiler pada saat proses pembuatan gula di industri pabrik gula.
Alasan menggunakan bahan ini sebagai bahan tambah pembuatan
batu bata karena limbah tersebut sangat banyak dan belum
dimanfaatkan secara optimal serta cenderung mencemari lingkungan
sekitar. Biasanya hanya digunakan sebagai pupuk, tanah urug ataupun
dibuang begitu saja. Abu ampas tebu mengandung kadar silika (SiO2)
tinggi sekitar 68,5% (Rompas et al.,2013). Kandungan silika tersebut
cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat material
berbasis silika.
Menurut Tribuana (2002) dalam Muhardi, dkk (2007) , Fly ash
atau abu terbang merupakan limbah sisa hasil dari proses pembakaran
batu bara pada temperature tinggi yang bersifat pozzolanik, yang
mengandung unsur kimia salah satunya adalah silika-alumina aktif
yang dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar dan
adanya air yang cukup banyak sehingga membentuk senyawa stabil
yang memiliki sifat seperti semen. Dari proses pembakaran batu bara,
menghasilkan 5% polutan padat berupa abu ( fly ash dan bottom ash )
dimana sekitar 80-90% merupakan fly ash dari total abu yang
dihasilkan. Fly ash termasuk dalam kaegori limbah B3 , sehingga
perlu adanya penanggulangan mengenai pemanfaatan limbah tersebut
agar tidak mencemari lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan dan
daya serap batu bata tanpa pembakaran menggunakan bahan tambah
abu ampas tebu dan fly ash dengan komposisi dan variasi tertentu,
mengetahui besarnya perbedaan kuat tekan dan daya serap batu bata
konvensional dengan batu bata tanpa pembakaran menggunakan
bahan tambah abu ampas tebu dan fly ash. Serta memanfaatkan
limbah abu ampas tebu dan serbuk marmer secara optimal. Oleh
karena itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Abu Ampas Tebu
dan Abu Terbang (Fly Ash)
Sebagai Bahan Tambahan
Pembuatan Batu Bata Tanpa Proses Pembakaran Terhadap Kuat
Tekan dan Daya Serap”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dapat
ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
1) Limbah abu ampas tebu dan fly ash yang masih melimpah dan belum
dimanfaatkan secara optimal
2) Pemanfaatan limbah abu ampas tebu dan fly ash dapat digunakan
sebagai bahan tambah pembuatan batu bata tanpa pembakaran
3) Meningkatnya gas karbondioksida (CO2) yang disebabkan oleh
proses pembakaran batu bata konvensional yang mengakibatkan
polusi udara
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti
membuat beberapa batasan masalah, agar masalah yang dikaji dalam
penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas. Adapun batasan masalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik batu bata yang diuji adalah kuat tekan dan daya serap
2) Limbah abu ampas tebu yang digunakan berasal dari industri pabrik
gula di Kec. Tasikmadu, Kab. Karanganyar tanpa ada pengujian
karakteristik abu ampas tebu tersebut.
3) Limbah fly ash yang digunakan berasal dari limbah pembakaran batu
bara pabrik tekstil PT. Kusuma Putra Santosa di daerah Karanganyar
tanpa ada pengujian karakteristik fly ash tersebut.
4) Dimensi batu bata yang digunakan adalah 5cm x 11cm x 23cm
5) Semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan merk Dynamix
dalam kemasan 40 Kg
6) Variasi campuran abu ampas tebu dan fly ash yaitu 0%,30% ;
15%,15% ; 30%,0% . serta campuran tanah liat, semen yaitu
60%,10%
7) Tanah yang digunakan berasal dari Kab. Sukoharjo
8) Air yang digunakan berasal dari air sumur Laboratorium PTB UNS
9) Aspek ekonomi tidak ditinjau
10) Aspek reaksi kimia tidak ditinjau
11) Umur batu bata yang diuji adalah 7 hari,14 hari, 28 hari
D. Perumusan Masalah
1) Bagaimana pengaruh limbah abu ampas tebu sebagai bahan tambah
pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran terhadap kuat tekan
dan daya serap?
2) Bagaimana pengaruh limbah abu terbang ( fly ash ) sebagai bahan
tambah pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran terhadap kuat
tekan dan daya serap?
3) Berapakah prosentase peningkatan kuat tekan dan daya serap batu
bata tanpa proses pembakaran yang sesuai standar dengan bahan
tambah abu ampas tebu dan abu terbang ( fly ash )?
E. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pengaruh limbah abu ampas tebu sebagai bahan
tambah pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran terhadap kuat
tekan dan daya serap
2) Untuk mengetahui pengaruh limbah abu terbang ( fly ash ) sebagai
bahan tambah pembuatan batu bata tanpa proses pembakaran terhadap
kuat tekan dan daya serap
3) Untuk mengetahui prosentase peningkatan kuat tekan dan daya serap
batu bata tanpa proses pembakaran yang sesuai standar dengan bahan
tambah abu ampas tebu dan abu terbang ( fly ash )
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat yaitu
sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
a) Memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan bahan
bangunan mengenai pengaruh limbah abu ampas tebu dan abu
terbang ( fly ash ) sebagai bahan tambah pembuatan batu bata
tanpa proses pembakaran terhadap kuat tekan dan daya serap
b) Memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah abu ampas
tebu dan abu terbang ( fly ash ) batu bara sebagai bahan tambahan
pembuatan bahan bangunan khususnya batu bata
c) Sebagai penelitian pengembang untuk penelitian lain yang relevan
2) Manfaat Praktis
a) Memberikan informasi mengenai pemanfatan limbah abu ampas
tebu dan abu terbang ( fly ash ) batu bara sebagai bahan tambahan
campuran batu
b) Memberikan informasi mengenai abu ampas tebu dan abu terbang
( fly ash ) batu bara yang dapat meningkatkan kuat tekan dan daya
serap yang lebih baik.
Download