Uploaded by User93801

pdfcoffee.com makalah-personal-hygiene-menurut-islam-pdf-free

advertisement
Personal Hygiene Menurut Kajian Islam
Nama : Widiya Ningrum
Nim
: 201902010079
DIII Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “Personal Hygiene Menurut Islam”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karen itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dtunjukan demi kesempurnan makalah
ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Pekalongan, 11 Februari 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ajaran Agama Islam menyentuh segala aspek di dalam kehidupan. Tak terkecuali mengenai
penyehatan lingkungan dan kebersihan diri. Kebersihan memiliki tempat yang sangat penting dalam
ajaran Islam, Rasulullah saw bersabda “ath-thuhur syathrul iman”, yang artinya kesucian itu adalah
sebagian dari iman. Begitu pula dalam kitab-kitab fiqih, para ulama selalu menempatkan ‘bab thaharah’
yaitu bab mengenai kesucian pada bab pertama dalam kitab-kitab mereka.
Kebersihan
diri
manusia
tidak
terlepas
kaitannya
akan
upaya
dalam
menjaga
kesehatan. Kesehatan Perorangan (Personal hygiene ) termasuk dalam kesehatan perseorangan adalah
kebersihan badan, pakaian, tempat bahkan makanan. Untuk kebersihan badan dapat dibedakan lagi
menjadi kebersihan anggota badan, kebersihan mulut dan gigi. Kebersihan anggota badan meliputi
kulit, kuku, ataupun rambut kepala. Kebersihan badan merupakan wujud dari kesucian. Dalam
prespektif Islam, setiap muslim selalu dituntut untuk menjaga kesucian badanya baik dari hadast besar
maupun hadast kecil. Terlebih lagi ketika akan beribadah kepada Allah. Dalam Agama Islam, sebelum
sholat kaum Muslimin dan Muslimah diwajibkan untuk berwudhu yang bertujuan untuk mensucikan
diri. Allah SWT menyukai umatNya yang taubat dan orang-orang yang mensucikan diri, seperti yang
tertera dalam kitab suci Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 222.
Lingkungan dan manusia terikat hubungan yang erat satu sama lainnya. Dalam ajaran agama
Islam juga diperintahkan untuk menjaga lingkungan sehingga terjadi kehidupan yang harmonis dan
selalu terjaga keseimbangannya. Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi untuk
menjaga lingkungannya serta melestarikannya. Hal tersebut menjadikan bahwa agama Islam
mengedepankan tindakan pencegahan, yang merupakan suatu tujuan dari kesehatan masyarakat itu
sendiri ‘lebih baik mencegah daripada mengobati.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu personal hygiene?
2.
Apa itu faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene?
3.
Bagaimana personal hygiene menurut pandangan islam?
4.
Apa saja dalil-dalil yang mengatur personal hygiene?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui lebih detail tentangpersonal hygiene
2.
Untuk mengetahui lebih detail tentang faktor-faktor personal hygiene
3.
Untuk mengetahui personal hygiene menurut pandangan islam
3.
Untuk mengetahui dalil-dalil dalam al-qur’an atau hadist tentang personal hygiene
BAB II
PEMBAHASAN
A. Personal hygiene
1. Pengertian
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) adalah upaya seseorang dalam memelihara
kesehatan dan kebersihan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologi)Pemenuhan
perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya; budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi tentang perawatan diri. Tujuan umum
perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan
bantuan; dapat melatih hidup sehat/ bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan; serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan, mencegah
infeksi, mecegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan, memelihara
kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupu orang lain(Uliyah, 2008: 84)
2.
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhiPersonal hygiene antara lain:
Budaya
Perawat tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan jika klien memiliki praktik higiene yang
berbeda dari dirinya. Di Amrika Utara, kebiasaan mandi adalah setiap hari sedangkan pada budaya
lain hal ini hanya dilakukan satu kali seminggu (Potter & Perry, 2009).
b.
Status sosial ekonomi
Status ekonomi akan mempengaruh jenis dan sejauh mana praktik hygienedilakukan. Perawat
harus sensitif terhadap status ekonomi klien dan pengaruhnya terhadap kemampuan
pemeliharaan hygieneklien tersebut. Jika klien mengalami masalah ekonomi, klien akan sulit
berpartisipasi dalam akifitas promosi kesehatan sepertihygienedasar. Jika barang perawatan dasar
tidak dapat dipenuhi pasien, maka perawat harus berusaha mencari alternatifnya. Pelajari juga
apakah penggunaan produk tersebut merupakan bagian dari kebiasaan yang dilakukan oleh
kelompok sosial klien. Contonya, tidak semua klien menggunakan deodorant atau kosmetik(Potter
& Perry, 2009).
c.
Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene.Jika seorang klien rapi sekali
maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan
perawawatan hygienis. Klien yang tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene atau
pemeriksaan
lebih
lanjut
untuk
melihat
kemampuan
klien
berpartisipasi
dalamhygiene harian (Potter & Perry, 2009).
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang tubuhnya, termasuk
penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh dapat berubah karena operasi, pembedahan,
menderita penyakit, atau perubahan status fungsional. Maka perawat harus berusaha ekstra untuk
meningkatkan kenyamanan dan penampilan hygieneklien (Potter & Perry, 2009).
d.
Praktik sosial
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal
hygiene. Termasuk produk dan frekuensi perawatan pribadi. Selama masa kanak-kanak, kebiasaan
keluarga mempengaruhihygiene, misalnya frekuensi mandi, waktu mandi dan jenis hygienemulut.
Pada masa remaja, hygiene pribadi dipengruhi oleh teman. Misalnya remaja wanita mulai tertarik
pada penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa dewasa, teman dan
kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan pribadi. Sedangkan pada lansia beberapa
praktik hygieneberubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia (Potter & Perry, 2009).
e.
Pengetahuan dan motivasi kesehatan
Pengetahuan tentang personal hygienesangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci
penting pelaksanaan hygiene.Kesulitan internal yang mempengaruhi akses praktik hygiene adalah
ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan. Atasi hal ini dengan memeriksa kebutuhan
klien dan memberikan informasi yang tepat. Berikan materi yang mendiskusikan kesehatan
sesuaidengan prilaku yang ingin dicapai, termasuk konsekuensi jangka panjang dan pendek bagi
klien. Klien berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya karena perawatan diri
merupakan hal yang paling dominan pada kesehatan masyarkat kita. Banyak keputusan pribadi
yang dibuat tiap hari membentuk gaya hidup dan lingkungan sosial dan fisik (Pender, Murdaugh,
dan Parsons, 2002 dalam Potter & Perry, 2009).
f.
Kebiasaan atau Pilihan pribadi
Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatanrambut. Pemilihan produk didasarkan pada selera pribadi, kebutuhan dan
dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan membantu perawatan yang terindividualisai. Selain
itu, bantu klien untuk membagun praktik higienebaru jika ada penyakit. Contohnya, perawat harus
mengajarkan perawatan higienekaki pada penderita diabetes (Potter & Perry, 2009).
g.
Kondisi Fisik Seseorang
Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan ketangkasan untuk
melakukan higiene.Contohnya: pada klien dengan traksi atau gips, atau terpasang infus intravena.
Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasandan rentang gerak. Klien di bawah efek sedasi
tidak memiliki koordinasi mental untuk melakukan perawatan diri. Penyakit kronis (jantung,
kanker, neurologis, psikiatrik) sering melelahkan klien. Genggaman yang melemah akibat artritis,
stroke, atau kelainan otot menghambat klien untuk menggunakan sikat gigi, handuk basah, atau
sisir. (Potter & Perry, 2009).
3.
Personal hygiene menurut pandangan islam
Kesehatan Perorangan (Personal hygiene) termasuk dalam kesehatan perseorangan adalah
kebersihan badan, pakaian, tempat bahkan makanan. Untuk kebersihan badan dapat dibedakan lagi
menjadi kebersihan anggota badan, kebersihan mulut dan gigi. Kebersihan anggota badan meliputi
kulit, kuku, ataupun rambut kepala. Kebersihan badan merupakan wujud dari kesucian. Dalam
prespektif Islam, setiap muslim selalu dituntut untuk menjaga kesucian badanya baik dari hadast besar
maupun hadast kecil. Terlebih lagi ketika akan beribadah kepada Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan
bahwa Allah memerintahkan seseorang untuk bersuci sebelum melakukan shalat, yaitu dalam QS.AlMaidah ayat 6 sebagai berikut :
‫س ُحوا ِب ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم ِإلَى ْال َك ْع َبي ِْن ۚ َو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا‬
َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال‬
َ ‫ق َوا ْم‬
ِ ِ‫ص ََلةِ فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف‬
َّ َ‫ف‬
َ ‫صعِيدًا‬
‫س ُحوا‬
َ ‫ض ٰى أ َ ْو‬
َ ‫اط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬
َ ‫طيِبًا فَا ْم‬
َ ِ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا َء أ َ َحدٌ مِ ْن ُك ْم مِ نَ ْالغَائِطِ أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫علَ ٰى‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ ُ‫ج َو ٰلَك ِْن ي ُِريدُ ِلي‬
َّ ُ‫ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم مِ ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬
َ‫علَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬
َ ُ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬
َ ‫َّللاُ ِليَجْ َع َل‬
ٍ ‫علَ ْي ُك ْم مِ ْن َح َر‬
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan
kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa untuk besuci dapat dilakukan dengan wudhu (untuk
menghilangkan hadast kecil), mandi (untuk menghilangkan hadast besar), bertayamum (bila tidak
dijumpai air). Kebersihan kulit kepala misalnya, bila mencuci rambut dilakukan dengan teratur, paling
tidak satu kali dalam sepekan, maka kecil kemungkinan akan terjadi gangguan.
Di samping selalu dibersihkan, rambut juga harus disisir dengan rapi. Hal ini dicontohkan
Rasullulah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya “Siapa yang mempunyai
rambut, hendaklah meliaknya (menyisirnya)”. Kebersihan kulit tidak kalah penting juga, harus dirawat
dan diperhatikan. Pada ornag yang tinggal di daerah dingin, dimana orang sering berpakaian tebal dan
jarang mandi akan mudah dihinggapi kutu badan. Selain kebersihan kulit, perlu diperhatikan pula
kebersihan kuku. Terutama kuku jari tangan merupakan tempat yang baik bagi bibit-bibit penyakit.
4.
Dalil Yang Berhubungan DenganPersonal hygiene
Salah satu aspek kebersihan yang dituntuk ke atas umat islam adalah menjaga kebersihan diri
(personal hygiene). Berhubungan dengan ini Bukhari dan Muslim meriwayatkan kata nabi yang
bermaksud, “lima daripada fitrah (perintah agama) yaitu memotong bulu kemaluan, berkhatan,
mencukur misai, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” (al Qarashi, 2003: 226). Personal
hygiene (kebersihan diri) meliputi kebersihan badan, tangan, gigi, kuku, dan rambut. Allah menyerukan
kepada orang beriman agar selalu menjaga kebersihan dan kesucian diri mereka, hal tersebut terlihat
dari banyaknya kata atau ayat dalam al qur’an tentang hal tersebut, diantaranya adalah:
1.
Kebersihan adalah sebagian dari iman
Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang berisi pesan tentang kebersihan dan kesucian. Beberapa
di antaranya seperti ayat dan hadits di bawah ini :
‫النظافة من اإليمان‬
Artinya : “Kebersihan adalah sebagian dari (cabang) keimanan.” (H.R Muslim no: 223)
Kebersihan lahir merupakan tanda dan cerminan akan kebersihan batin. Kebersihan batin didapat
dengan cara bertaubat, hal ini dapat meningkatkan kekuatan iman seseorang kepada Allah.
2.
Tentang orang yang mau bertaubat dan menjaga kebersihannya
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah (2) ayat 222
ْ َ‫يض ۖ َو ََل ت َ ْق َربُوه َُّن َحت َّ ٰى ي‬
َ َ ‫ط ُه ْرنَ ۖ فَإِذَا ت‬
ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْتُوه َُّن مِ ْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬
ۚ ُ‫َّللا‬
ِ ِ‫سا َء فِي ْال َمح‬
ِ ِ‫ع ِن ْال َمح‬
َ َ‫َويَ ْسأَلُونَك‬
َ ِ‫يض ۖ قُ ْل ه َُو أَذًى فَا ْعت َِزلُوا الن‬
َ َ ‫َّللاَ يُحِ بُّ الت َّ َّوابِينَ َويُحِ بُّ ْال ُمت‬
َّ ‫إِ َّن‬
َ‫ط ِه ِرين‬
Artinya: “ Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”.
Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(QS. Al Baqarah [2]:222)
Bertaubat adalah menyucikan diri dari kotoran batin, sedangkan menyucikan diri dari kotoran lahir
adalah mandi dan berwudhu.Manusia diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan dirinya baik dari
kotoran lahir maupun batin, karena Allah menyukai orang yang selalu mensucikan diri.
3.
Perintah mencuci tangan
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“dzastaiqodzo ahadukum min naumihi falyaghsil yadahu.”
Artinya : “Apabila
salah
satu
darimu
bangun
tidur
maka
hendaknya
dia
mencuci
tangannya.” (HR.Muslim)
Hadist di atas berisi anjuran untuk membasuh tangan. Membasuh tangan jugaterdapat di dalam
rukun wudhu yang dilakukan minimal 5 kali dalam sehari yaitu saat akan melaksanakan sholat 5 waktu.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan diri terutama tangan.
Ketika baru bangun tidur saja dianjurkan mencuci tangan, apalagi jika sehabis melakukan. kegiatan
yang memungkinkan tangan kita tercemar berbagai kuman penyakit seperti setelah buang air.
4.
Perintah memotong kuku
Memotong kuku juga merupakan salah satu cara menjaga kebersihan diri. Hal ini dikarenakan
banyak bakteri yang dapat tersimpan di kuku, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
penyakitSebagaimana sabda Rosululloh SAW sebagai berikut :
َ َ ‫طانَ فَإ ِ َّن أ‬
َ ‫ش ْي‬
َ َ‫تَحْ تَه‬
َّ ‫علَى يَ ْقعُدُ ال‬
َ‫ظاف َِرك‬
َ ‫طا َل َما‬
Artinya : “Potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk (bersembunyi) di bawah kukumu yang
panjang.”
5.
Perintah membersihkan gigi
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya sebagai berikut :
“Cungkillah, bersihkan gigimu dari sisa-sisa makanan, karena perbuatan seperti itu merupakan
kebersihan dan kebersihan bersama dengan keimanan, dan keimanan menyertai orangnya di dalam
surga.” (HR. Imam thabram)
Maksud dari hadits di atas, membersihkan gigi merupakan hal yang dianggap penting oleh
Rasulullah SAW. Dalam ilmu kesehatan pun, membersihkan gigi merupakan salah satu cara menjaga
kesehatan dan kebersihan diri. Sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi akan menyebabkan
kerusakan pada gigi sehingga akan menimbulkan bau mulut.
6.
Hukum-hukum tentang wudhu, mandi, dan tayamum
Terdapat pada ayat al qur’an surat Al Maidah (5) ayat 6 yang berbunyi :
‫س ُحوا ِب ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم ِإلَى ْال َك ْع َبي ِْن ۚ َو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬
َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال‬
َ ‫ق َوا ْم‬
ِ ِ‫ص ََل ِة فَا ْغ ِسلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف‬
َّ َ‫ُجنُبًا ف‬
َ ‫صعِيدًا‬
‫طيِبًا‬
َ ‫ض ٰى أ َ ْو‬
َ ‫اط َّه ُروا ۚ َوإِ ْن ُك ْنت ُ ْم َم ْر‬
َ ِ‫سف ٍَر أ َ ْو َجا َء أ َ َحدٌ مِ ْن ُك ْم مِ نَ ْالغَائِطِ أ َ ْو ََل َم ْست ُ ُم الن‬
َ ‫علَ ٰى‬
َ ‫سا َء فَلَ ْم ت َِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ ُ‫ج َو ٰلَك ِْن ي ُِريدُ ِلي‬
َّ ُ‫س ُحوا ِب ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِي ُك ْم مِ ْنهُ ۚ َما ي ُِريد‬
َ‫علَ ْي ُك ْم لَ َع َّل ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬
َ ُ‫ط ِه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم نِ ْع َمتَه‬
َ ‫فَا ْم‬
ٍ ‫َّللاُ ِل َيجْ َعلَ َعلَ ْي ُك ْم مِ ْن َح َر‬
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan
kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan ni’mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah [5]: 6).
7.
Perintah menggunakan pakaian yang baik
Terdapat dalam surat Al A’raf (7) ayat 31
َ‫َيا َبنِي آدَ َم ُخذُوا ِزينَت َ ُك ْم ِع ْندَ ُك ِل َمس ِْج ٍد َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َوَل تُس ِْرفُوا ِإنَّهُ َل يُحِ بُّ ْال ُمس ِْرفِين‬
Artinya : “ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf [7]:31)
Maksud ayat-ayat di atas, seorang muslim diperintahkan untuk memakai pakaian yang bersih, rapi,
dan tidak berlebihan, terutama ketika akan beribadah atau ke masjid. Maksud dari kalimat “Pakaianmu
Bersihkanlah” adalah jangan memakai kembali pakaian yang dipakai dalam berbuat kemaksiatan dan
penipuan.
8.
Perintah menjalankan fitrah
ْ ‫ع ْش ٌر مِ نَ ْالف‬
َّ ‫ص ال‬
ُ ‫ َوا ْستِ ْنش‬، ُ‫ َوالس َِواك‬،ِ‫ َو ِإ ْعفَا ُء اللِحْ يَة‬،‫ب‬
، ِ‫َاق ْال َماء‬
َ ِ‫عائ‬
ُّ َ‫ ق‬:ِ‫ِط َرة‬
ِ ‫ار‬
َ " :‫س َّل َم‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫ع ْن‬
َ
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬
َ ِ‫ َقا َل َرسُو ُل هللا‬: ْ‫ َقا َلت‬،َ‫شة‬
ِ ‫ش‬
ْ
ْ
ْ
ْ
ْ
ْ
َ
َ
ْ
ْ
َّ
ْ
ُ
َ ‫ َو‬،‫َار‬
َ‫ َونَسِيتُ العَاش َِرة َ إَِل أ ْن تَكون‬: ٌ‫صعَب‬
ْ ‫ قَا َل ُم‬:‫اص ال َماءِ " قَا َل زَ ك َِريَّا‬
ُّ َ‫َوق‬
ُ َ‫ َوا ْنتِق‬،ِ‫ َو َحل ُق العَانَة‬، ِ‫اإلبِط‬
ُ ‫ َونَت‬،‫اج ِم‬
ِ ‫غ ْس ُل البَ َر‬
ِ ‫ص اْلظف‬
ِ ‫ف‬
‫ يَ ْعنِي ِاَل ْستِ ْن َجا َء‬: ِ‫اص ْال َماء‬
ْ ‫ْال َم‬
ُ َ‫ " ا ْنتِق‬:‫ قَا َل َوكِي ٌع‬،ُ‫ضةَ زَ ادَ قُت َ ْيبَة‬
َ ‫ض َم‬
Artinya : “ Dari Aisya radiyallahu 'anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ada 10
sifat dasar manusia (fitrah): Mencukur kumis, memanjangkan jenggot, sikat gigi, istinsyaaq
(membersihkan hidung dengan menghirup air), memotong kuku, mencuci persendian, mencabut bulu
ketiak, mencukur bulu kemaluan, cebok dengan air, dan kumur-kumur".” [Sahih Muslim].
Beberapa hadits memberi perhatian yang cukup rinci terhadap tata cara ideal bagi seseorang muslim
untuk bersuci. Di dalam hadits tersebut diterangkan mengenai beberapa hal yang telah ditetapkan oleh
Allah sebagai fitrah bagi umat manusia, sebagai satu jalan yang menjadi pilihan para nabi, menjadi
kesepakatan semua syariat sekaligus menjadi pegangan bagi orang-orang yang shaleh. (Ayyub, 2007:
14)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Personal hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara kesehatan dan
kebersihan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologi)Pemenuhan perawatan
diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya; budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,
pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi tentang perawatan diri. Personal hygiene diatur
dalam al-qur’an dan hadist sehingga kita dituntut agar menjaga kebersihan diri kita sendiri agar
kita selalu sehat dan dijauhkan dari penyakit-penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul 2008: Keterampilan Dasar Untuk Klinik Praktik Kebidanan. Salemba Medika,
Jakarta.
Abidin, Danial Zainal 2009: Quran Saintifik. PTS MILLENNIA SDN. BHD, Kuala Lumpur.
Ayyub, Hasan Muhammad 2007: Panduan Beribadah Khusus Pria. Penerjemah M. Abdul Ghoffar,
Jakarta.
Arif, Kholiq 2007: Memberdayakan Lingkungan. Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
Chandra, Budiman 2006: Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mahmud, Mahir Hasan 2007: Terapi Air. Qultum Media. Jakarta.
Perry,potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, danpraktik. Jakarta
Download