Uploaded by User92370

Gilang.Adi.V.PKK.Periop

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS
POST OPERATIF HERNIATOMI DI RUANG MELATI RSUD C
Disusun untuk memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Perioperatif
Dosen Pembimbing : Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J
Disusun oleh:
Gilang Adi Vernanda (2920183343)
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan keperawatan pada tn. h dengan diagnosa medispost operatif
herniatomi di Ruang Melati Rsud C. Laporan ini disusun untuk memenuhi
praktik klinik keperawatan perioperatif pada semester VI, pada:
Hari
:
Tanggal
:
Tempat
:
Pembimbing Akademik
Mahasiswa
Novi Widyastuti R, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J
ii
Gilang Adi.V
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan laporan Praktik
Klinik
Keperawatan
Medikal
Bedah
I
yang
berjudul
“ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST
OPERATIF HERNIATOMI DI RUANG MELATI RSUD C” yang disusun
untuk memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Perioperatif.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing Ibu Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan asuhan keperawatan ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga asuhan keperawatan ini bisa selesai
pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam asuhan
keperawata yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca demi tersusunnya asuhan keperawatan yang lebih baik lagi. Akhir kata,
kami berharap agar asuhan keperawatan ini bisa memberikan banyak manfaat.
Yogyakarta, 11 Februari 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................................ 1
Konsep Dasar Medis ............................................................................................. 1
A.
1.
Definisi ................................................................................................................ 1
2. Etiologi .................................................................................................................... 1
3.
Klasifikasi ........................................................................................................... 2
4.
Patofisiologi dan Pathway ................................................................................... 3
5.
Manifestasi Klinis ............................................................................................... 6
6.
Pemeriksaan penunjang ....................................................................................... 6
7.
Komplikasi .......................................................................................................... 6
Prosedur Pembedahan .......................................................................................... 7
B.
1.
Definisi ................................................................................................................ 7
2.
Indikasi ................................................................................................................ 7
3.
Kontraindikasi ..................................................................................................... 7
4.
Prosedur pembedahan herniotomi ....................................................................... 7
Asuhan Keperawatan............................................................................................ 9
C.
1.
Pengkajian ........................................................................................................... 9
2.
Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 13
3.
Intervensi keperawatan ...................................................................................... 13
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 15
D.
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................................. 17
Pengkajian ........................................................................................................... 17
A.
1.
Data demografi .................................................................................................. 17
2.
Riwayat Penyakit............................................................................................... 18
3.
Pengkajian keperawatan .................................................................................... 19
4.
Pemeriksaan fisik .............................................................................................. 23
iv
C.
Analisa Data ......................................................................................................... 37
D.
Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 42
E.
Perencanaan dan Implementasi ......................................................................... 43
v
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Hernia adalah keluarnya organ atau jaringan pada dinding
rongga, dimana organ tersebut seharusnya berada didalam
keadaan normal tertutup (Wahid,dkk, 2019). Hernia adalah
penonjolan isi rongga melalui defek dari dinding rongga
tersebut. Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia.
Hernia merupakan penonjolan suatu, suatu organ atau lemak
praperitoneum
melalui
cacat
kongenital
atau
akuisita
(Amrizal,2015).
Hernia berasal dari bahasa latin, herniae, artinya penonjolan
isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga tersebut. Dinding rongga yang lemah itu
membentuk kantong dengan pintu berupa cincin (Aisyah,dkk,
2013). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hernia
adalah suatu benjolan organ yang terdapat pada suatu rongga
tubuh.
2. Etiologi
Menurut (Muharom,2017) dalam penelitianya mengemukakan
tentang etiologi hernia yaitu :
a) Lemahnya dinding rongga perut.
b) Akibat prosedur pembedahan sebelumnya.
c) Kongenital:
1) Hernia kongenital sempurna, yaitu sejak bayi sudah
menderita hernia karena terdapat defek pada tempattempat tertentu.
2) Hernia kongenital tidak sempurna, yaitu bayi terlahir
dengan normal namun, setelah beberapa bulan sampai
satu tahun terjadi hernia melalui defek tersebut, defek
1
itu
disebabkan
tekanan
intraabdominal
(mengejan,batuk,menangis).
d) Aquisata, yaitu hernia yang disebabkan bukan dari defek
tetapi dari faktor lain:
1) Tekanan intraabdominal, adalah dimana sesorang
sering mengejan pada saat defekasi maupun miksi.
Bisa juga karena batuk yang sudah kronis dan
terjadi asites pada pasien.
2) Konstitusi tubuh, yaitu hernia dapat terjadi pada
orang yang kurus karena pada orang yang kurus
terdapat sedikit jaringan ikat, dan juga dapat terjadi
hernia pada seseorang yang gemuk karena terdapat
banyak lemak yang mengakibatkan beban kerja
jaringan ikat penyokong pada dinding abdomen
lebih berat.
3) Kelemahan pada tendon hal ini disebabkan karena
faktor mengangkan beban ataupun mempunyai
riwayat post appendictomi.
4) Penyakit DM.
5) Merokok.
3. Klasifikasi
Klasifikasi hernia menurut (Amrizal,2015) adalah sebagai
berikut:
a) Menurut letak anatomis:
1) Hernia inguinalis yaitu hernia yang terjadi pada area
lipatan paha.
2) Hernia umbilicus yaitu hernia yang terjadi pada area
pusar.
3) Hernia femoralis yaitu hernia yang terjadi pada area
paha.
2
b) Menurut penyebabnya:
1) Hernia kongenital yaitu hernia yang ada sejak lahir.
2) Hernia aquisata adalah hernia yang disebabkan oleh
faktor lain.
3) Hernia insisional, adalah hernia yang disebabkan karena
riwayat pemebedahan sebelumnya.
c) Menurut terlihat dan tidaknya
1) Hernia external adalah hernia yang nampak terlihat
misalanya hernia inguinal.
2) Hernia internal adalah hernia yang tidak nampak
sebagai
contoh
adalah
hernia
foramen,
hernia
diafragmatica.
d) Hernia menurut sifatnya
1) Hernia reponible yaitu dimana isi hernia dapat keluar
masuk dalam rongga, misalnya ketika pasien mengedan
maka hernianya keluar namun ketika berdiri hernianya
masuk.
2) Hernia irreponible adalah dimana isi hernia tidak dapat
dikembalikan kedalam rongga.
4. Patofisiologi dan Pathway
Patofisilogi hernia inguinalis menurut (Sjamsuhidajat,2011)
adalah sebagai berikut:
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama
adalah faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus
vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan
masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor
yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk
kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia,
masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup
panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis
eksternus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke
3
skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada
lakilaki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan
ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia
dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat
dimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan
atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi
penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan
mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan
menimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga
menyebabkan
peredaran
menyebabkan
kurangnya
darah
suplai
terganggu
yang
akan
oksigen
yang
bisa
menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas
jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga
menyebabkan
penurunan
peristaltik
usus
yang
bisa
menyebabkan konstipasi. Pada keadaan 18 strangulate akan
timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi
pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu,
daerah benjolan menjadi merah
4
(Pathway, Sjamsuhidajat, R. 2011)
5
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut (Haryono, 2012) adalah sebagai
berikut:
a) Terdapat benjolan dilipatan paha.
b) Jika isinya terjepit maka akan timbul nyeri dan merasa
mual.
c) Jika batuk ataupun mengejan maka hernia akan terlihat
tambah besar.
d) Bila hernia inguinal strangulate maka nyerinya hebat dan
disertai kemerahan pada sekitar kulit.
e) Hernia femoralis mungkin berisi kandung kemih sehingga
timbul disuria (sakit saat kencing) dan hematuria (kencing
darah).
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunujang menurut (Nuarif, 2015) adalah
sebagai berikut:
a) Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat merujuk
pada hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit.
b) Sinar X abdomen untuk menunujkan abnormal kadar gas
pada usus.
c) USG untuk memperoleh gambaran hernia pada bagian
rongga perut ataupun panggul.
d) CT Scan untuk memeriksa organ bagian dalam perut.
7. Komplikasi
Menurut (Haryono,2012) dalam bukunya mengemukakan
komplikasi dari hernia yaitu:
a) Hernia berulang, artinya pasien bisa saja mengalami hernia
lagi.
b) Hematoma adalah penemupukan darah yang abnormal pada
bagian hernia.
6
c) Retensi urin adalah, kesulitan pasien dalam mengeluarkan
urin.
d) Infeksi, dapat terjadi pada luka setelah dilakukan operasi
karena kurang menjaga kebersihan pada area luka.
e) Nyeri kronis, adalah nyeri atau rasa sakit dalam kurun
waktu lama.
f) Pembengkakan testis karena terisi oleh isi hernia.
B. Prosedur Pembedahan
1. Definisi
Herniotomi
adalah tindakan membuka kantong hernia,
memasukan kantong isi hernia kerongga serta mengikat dan
memotong kantong hernia (Haryono,2012).
2. Indikasi
Indikasi pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017) adalah
sebagai berikut:
a) Hernia reponible
b) Hernia irreponible
c) Hernia inkaserata
d) Hernia strangulata
3. Kontraindikasi
Kontraindikasi pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017)
adalah sebagai berikut:
Adanya peningkatan tekanan intraabdomen: hipertrofi prostat,
kelainan paru-paru.
4. Prosedur pembedahan herniotomi
Prosedur pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017) adalah
sebagai berikut:
a) Fase pre-operatif
1) Inform consent sebelum tindakan operasi dimulai maka
dilakukan persetujuan dengan pasien dengan cara
7
menandatangi
surat
yang
menyatakan
sanggup
dilakukan tidakan operasi.
2) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetauhi kondisi
pasien.
3) Pemeriksaan fisik.
4) Pemberian antibiotik propilaksis.
5) Mempersiapkan cairan dan transfusi darah.
6) Mempersiapakan peralatan dan instrumen khusus.
b) Fase intr-operatif
1) Posisikan pasien supine dan dilakukan anastesi general
atau anastesi lokal.
2) Lakukan desinfeksi dan trindakan sepsis/antisepsis pada
daerad operasi.
3) Area pemebedahan dipersempit dengan linen steril.
4) Lakukan insisi oblique 2cm medial sias sampai
tuberkulum pubikum.
5) Insisi diperdalam sampai tampak apneorosis MOE
(Mukulus Obligus Abdominis Eksternus)
6) apneorosis
MOE
(Mukulus
Obligus
Abdominis
Eksternus) dibuka secara tajam.
7) Funikulus
sekitarnya
spermatikus
dibebaskan
dan
pita
dikait
dan
dari
kantong
jaringan
hernia
diidentifikasi.
8) Isi hernia dimasukan dalam cavum abdomen, kantong
hernia secara tajam dan tumpul sampai anulus internus.
9) Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperotonium
dilanjutkan dengan herniotomi.
10) Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengan hernioplasty
dengan meesh.
11) Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
c) Fase post-operatif
8
1) Komplikasi dan penanganan tindakan bedah.
2) Pengawasan dan pengkajian Airway, Breathing dan
Circulation.
3) Perawatan luka pasca operasi.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Data umum
Pengkajian
adalah
tahap
awal
dalam
proses
keperawatandan merupakan suatu proses pengumpulan data
yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan individu (klien) seperti
identitas klien (nama, umur, agama,tempat tinggal, status
pendidikan,
dll)
dan
penanggung
jawab
klien
(Nurarif,2015)
b) Kesehatan umum
1) Alasan MRS/keluhan utama
Pada keluhan utama didapatkan keluhan nyeri baik pada
pre dan post operasi. Sehingga perlu dikaji
neyri
menggunakan metode PQRST (Muttaqin & Sari,2011).
2) Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah
dan sekitar paha dalam maupun testis (Muttaqin &
Sari,2011).
3) Riwayat penyakit dahulu
Pada riwayat dahulu yang dikaji penyakit lain sistemik
seperti hipertensi, DM dan tuberkolosis serta mengkaji
(aktivitas) jenis pekerjaan terkait mengangkat beban
(Muttaqin & Sari,2011).
4) Pola kesehatan
9
a. Pola nutris dan cairan
Seseorang
yang
mempunyai
hernia
biasanya
mengalami anoreksia, mual dan muntah (Muttaqin
& Sari,2011).
b. Pola aktivitas
Pembatasan aktivitas karena jika untuk aktivitas
maka nyerinya bertambah hebat, selain itu juga
membatasi
aktivitas
yang
meningkatkan
intrabdominal seperti bersin, mengejan, batuk dan
mengangkat beban berat (Muttaqin & Sari,2011).
5) Pemeriksaan fisik
Nuarif (2015) menyatakan bahwa pemerikaan fisik pada
hernia ingiunal adalah sebagai berikut:
a. Keadaan umum
Keadaan umum pada seseorang yang terkena hernia
biasanya lemah.
b. Tingkat kesadaran
Kesadaran pada pasien hernia inguinal mayoritas
adalah composmentis.
c. Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital pada pasien hernia inguinal
biasanya adalah normal.
d. Kepala
Pada penderita hernia inguinal normal bentuk
simetris
tidak ada benjolan dan lesi, rambut
berwarna hitam, wajah pucat serta tampak berkerut
menahan nyeri.
e. Mata
Konjungtiva merah
f. Telinga
10
Bentuk simetris, gendang telinga tidak tertutup, dan
masih dapat bervibrasi dengan baik.
g. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada polip dan sumbatan.
h. Mulu dan faring
Bibir sianosis (biasanya penderita hernia inguinal
mengalam mual dan muntah karena adanya tekanan
intraabdominal. Mukosa bibir lembab atau kering.
Langit – langit mulut kering karena pasien
mengalami penurunan dalam personal hygiene
akibat kelemahan fisik.
i. Thorax dan paru
Pada penderita hernia inguinal pada thorax dan paru
dalam batas normal, frekuensi nafas dalam batas
normal (16-20) kali permenit.
j. Dada
Inspeksi dalam batas normal bentuk simetris tidak
terdapat deformitas. Palpasi ada tidaknya nyeri
tekan.
Perkusi dalam
batas normal
(pekak).
Auskulutasi bunyi nafas dalam batas normal
(vaskuler dan bronco vasikuler)
k. Abdomen
Pemeriksaan pada pasien hernia inguinal difokuskan
pada pemeriksaan abdomen yang diantaranya:
i.
Inspeksi
Terlihat benjolan pada bagian inguinal,
tonjolan tersebut berbentuk lonjong.
ii.
Palpasi
Kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba pada fenikulus spermatikus sebagai
gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
11
disebut
sarung
tanda
sarung
tangan
sutera.Kantong hernia yang berisi mungkin
teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium.Dalam
hal
ini
hernia
dapat
direposisi pada waktu jari masih berada
dalam annulus eksternus, pasien mulai
mengejan kalau hernia menyentuh ibu jari
berarti hernia inguinalis lateralis.
iii.
Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung
maka harus dipikirkan kemungkinan hernia,
hipertimpani,terdengar pekak.
iv.
Auskultasi
Hiperperistaltis di dapatkan pada auskultasi
abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus.
l. Integumen
Pada penderita hernia biasnya terdapat luka
pembedahan, selain itu apakah ada edema,sianosis,
dan pucat.
m. Genetalia
Inspeksi
mengenai
warna,
kebersihan
serta
benjolan.
n. Ekstermitas
Dimana klien adakah keterbatsan dalam melakukan
pergerakan, karena ada nyeri hebat biasaanya
terdapat kekakuan otot.
12
2. Diagnosa Keperawatan
( Nuarif ,2015 ; Cahyo,2015) menyatakan bahwa diagnosa
keperawatan yang sering muncul pada hernia ingiunal adalah
sebagai berikut:
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri.
b) Hambatan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
ketidaknyamanan.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
3. Intervensi keperawatan
( Nuarif ,2015 ; Cahyo,2015)
menyatakan bahwa intervensi
keperawatan pada hernia ingiunal adalah sebagai berikut:
a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
lunak terhadap tindakan pembedahan
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi
Intervensi:
a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi
b. Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dangan
kebutahan
c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.
d. Berikan posisi pasien senyaman mungkin.
e. Kolaberasi pemberian obat analgesik.
b) Hambatan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
ketidaknyamanan dengan nyeri, spasme otot, kerusakan
neuromuskuler.
Tujuan : mempertahankan fungsi secara normal.
Intervensi:
a. Berikan informasi mengenai mobilisasi.
b. Berikan lingkungan yang nyaman
c. Dorong pasien untuk melakukan mobilisasi
d. Ikuti aktivitas dengan periode istirahat
e. Bantu melakukan rentang gerak pasif dan aktif
13
c) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
Tujuan: resiko tinggi infeksi dapat teratasi.
Intervensi :
a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi
b.
Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu
tubuh
c. Lakukan tindakan perawatan luka secara aseptik dan
antiseptik
d.
Pertahankan perawatan luka dengan balutan kering
e. Kolaberasi
pemberian
14
antibiotik
sesuai
indikasi
D. Daftar Pustaka
Aisyah,dkk.2013.” Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit
Hernia Inguinal Pada Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso
Pontianak”.Jurnal Nursing. Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Diakses
pada
tanggal
8,
Februari
2021.
http://repository.unmuhpnk.ac.id/285/1/JURNAL%20AISYAH.pdf
Amrizal,2015. “Hernia Inguinalis:Tinjuan Pustaka”.Jurnal Syifa Medika.
Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu Bedah,
Rumah Sakit Umum Pusat dr. M. Djamil Padang.Volume
6.Nomor.1.
Diakses
pada
tanggal
8,
Februari
2021.
https://www.researchgate.net/publication/334970146_Hernia_Ingui
nalis
Haryono, Rudi. 2012. “Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan”.
Yogyakarta: Gosyen Publisher
Muharom.2017.”Karakteristik Pasien hernia Inguinalis Di RSU
Kota
Tangerang”.(Skripsi).Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatulah Jakarta.
Muttaqin,Arif&Sari.2011.”Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah”.Jakarta:Salemba Medika
Nurarif, H. K. 2015. “Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIc-NOC”. (3, Ed.). Jogjakarta:
Mediaction publishing
Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia
Sjamsuhidajat R, De Jong W,. 2017. “Buku Ajar Ilmu Bedah. Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya”. (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
15
Wahid,dkk,.2019.”Hernia
Hemiparese
Inguinalis
Sinistra”.
Lateralis
Jurnal
Dextra
Medical
Dengan
Profession
(MedPro).Universitas Tadulako Palu.Volume 1.Nomor 1. Diakses
pada
tanggal
8,
Februari
2021.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jmp/article/download/120
40/9218
16
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data demografi
a) Indentitas diri klien
Nama
: Tn.H
Usia
: 59 TAHUN
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl indah Klaten
Suku bangsa
: Jawa
Status pernikahan
: Menikah
Agama / keyakinan
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Diagnosa medik
: Post operasi Herniotomi
Tanggal masuk
: 5,Februari 2021
Tanggal pengkajian
: 8, Februari 2021
b) Penaggungjawab
Nama
: Ny.B
Usia
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri
17
2. Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama saat masuk RS :
Pasien mengatakan bahwa ada benjolan di selakangan tepatnya di
skrotum sebelah kanan berdiameter sekitar 4-5 cm. Benjolan terlihat
terutama jelas saat klien batuk, bersin, mengedan dan bila berdiri, tapi
saat berbaring benjolan hilang atau tidak nampak dan ada rasa nyeri
pada benjolan.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk
tusuk, skala nyeri 6(P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R:
Abdomen kanan bawah, S: 6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka
post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah
klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas
operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien
mengeluh kurang dapat beraktivitas/ mobilisasi, dan klien mengatakan
merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riyawat penyakit dahulu, baik penyakit
menular
seksual
maupun
penyakit
keturunan.
Seperti,
HIV
DM,hipertensi, jantung.
d) Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan
tindakan yang telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli),
sampai diambil kasus kelolaan .
Masalah atau Dx medis pada saat MRS : Hernia Inguninal
Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD :
Tindakan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan pemriksaan
radiologi serta laboratorium. Dari hasil radiologi pada
tanggal 5
Februari 2021 didapatkan hasil bahwa terjadi ada benjolan
18
diselangkangan sebelah kanan. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan Leukosit 11.400 Sel/mm3 (5000-10.000).
Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang
rawat sampai pengambilan kasus kelolaan) :
Dilakukan pengkajian pada tanggal 8 februari 2021, dengan keluhan
nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6(P :
Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah, S:
6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm
sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar
kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar
jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien mengeluh kurang dapat
beraktivitas/ mobilisasi, dan klien mengatakan
merasa takut dan
cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi.
3. Pengkajian keperawatan
(Bandingkan kondisi saat klien di rumah /sebelum masuk RS dan saat
klien dirawat di RS)
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum masuk rumah saskit
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan :
Pasien mengatakan sudah tau bahwa dirinya menderira hernia, pasien
mengatakan dirinya tau penyakit yang diderita dari pemeriksaan yang
dilakukan di puskesmas setempat..
Saat masuk rumah sakit
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan :
Pasien mengatakan sudah tau bahwa dirinya sudah dilakukan operasi
herniotomi.
b) Pola nutrisi / metabolik
Saat masuk rumah sakit
Program diit RS : Diet tinggi kalori tinggi protein
19
Intake makanan : Pasien mengatakan makananya habis selalu habis.
Pasien mengatakan makanan dalam 3kali sehari dengan komposisi
karbohidrat protein dan sayur.
Intake cairan : pasien mengatakan minum nya 5-8 gelas perhari hanya
air putih tetapi kadang mendapatkan susu dari ahli gizi juga .
Sebelum masuk rumah sakit:
Intake makanan : Pasien mengatakan biasanya makananya tidak
menentu kadang 2kali sehari kadang 3kali sehari.
Komposisi
makananya juga tidak menentu kadang memakai sayur terkadang tidak
karena klien tidak terlalu suka dengan sayur
Intake cairan : pasien mengatakan minum nya 5-10 gelas perhari.
Minumnya air putih dan sering sekali mengkonsumsi kopi dan teh.
Klien mengatakan setiap pagi selalu dan wajib baginya minum teh
kemudian jika sore dan malam hari sering minum kopi.
c) Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit:
Buang air besar : pasien mengatakan biasanya jika BAB satu kali
dalam sehari dan itu rutin setiap pagi.
Buang air kecil : pasien mengatakan biasanya jika BAK itu 5-6 kali
dalam sehari.
Saat masuk rumah sakit
Buang air besar : pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit
BAB nya tetag satu kali namun waktunya tidak menentu.
Buang air kecil : pasien mengatakan tidak bisa merasakan terasa BAK
karena terpasang selang urin. Klien tampak terpasang kateter urin.
d) Pola aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit:
Kemampuan perawatan diri
0
√
Makan/minum
20
1
2
3
4
Mandi
√
Toileting
√
Berpakaian
√
Mobilitas di tempat tidur
√
Berpindah
√
Ambulasi/ROM
√
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
orang lain dan alat, 4: tergantung total
Oksigenasi : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
pernafasan seperti asma, TBC dan paru-paru
Saat masuk rumah sakit
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
Makan/minum
√
Mandi
√
3
√
Toileting
Berpakaian
√
Mobilitas di tempat tidur
√
Berpindah
√
Ambulasi/ROM
√
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
orang lain dan alat, 4: tergantung total
21
4
Oksigenasi : pasien mengatakan tidak merasakan sesak
nafas. RR: 20 x/menit.
e) Pola tidur dan istirahat
Sebelum masuk rumah sakit:
(lama tidur, gangguan tidur, pengawasaan saat bangun tidur) :
Pasien mengataka biasanya tidur 8jam dimulai dari jam 21.00WIB
sampai jam 05.00 WIB pagi.
Saat masuk rumah sakit:
Pasien mengatakan jam tidurnya tidak berubah ketika dirumah sakit
walaupun nyeri tetap bisa tidur karena diberi obat nyeri. Pasien
mengatakan
jam tidurnya dimulai pada pukul 21.00WIB setelah
diberikan obat kemudian bangun pada jam 05.00 WIB.
f) Pola Perseptual
Pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait pola perseptual, baik
sebelum dan saat masuk rumah sakit.
Dalam pemeriksaan terkait
penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi masih dalam batas
normal.
g) Pola persepsi diri
Pasien mengatakan cemas setelah masuk rumah sakit tepatnya setelah
dilakukan opereasi herniotomi. Klien merasa takut dan cemas untuk
beraktifitas dikarenakan luka operasi.
h) Pola seksualitas dan reproduksi
(fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll) :
Pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait pola seksualitas dan
reproduksi, baik sebelum dan saat masuk rumah sakit.
i) Pola hubungan peran
(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan) :
22
Pasien berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa jawa, namun
pasien juga bisa berkomunikasi dengan bahasa indinesia. Hubungan
klien dengan anak dan istrinya baik dan harmonis. Klien juga
mengatakan bahwa kondisi keungannya hanya cukup buat mamenuhi
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan), klien juga mengatakan
sealau mendapatkab bantuan dari program pemerintah yaitu PKH,
klien mengatakan dengan adanya program tersebut
perekonomian
klien terbantu.
j) Pola managemen koping-stress
(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini, dll) :
Pasien mengatakan jika ada stresor (masalah) pasien biasanya bercerita
dengan istrinya untuk memcahakan masalah.
k) Sistem nilai dan keyakinan
(pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll) :
Pasien mengatakan bahwa agama yang dianut adalah islam dan selau
menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya.
4. Pemeriksaan fisik
(Cephalocaudal)
a) Keluhan yang dirasakan saat ini :
Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk
tusuk, skala nyeri 6 (P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R:
Abdomen kanan bawah S: 6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka
post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah
klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas
operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien
merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi.
Klien merasa menggil demam dan kulit teraba hangat.
b) Tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg P: 20 x/menit
c) BB/TB :78Kg/169cm
d) KU: lemah
23
N: 88x/menit S: 39°C
e) Kepala/wajah :
bentuk simetris tidak ada benjolan dan lesi, rambut berwarna hitam,
wajah pucat serta tampak berkerut menahan nyeri.
i.
Mata
Konjungtiva merah
ii.
Telinga
Bentuk simetris, gendang telinga tidak tertutup, dan masih
dapat bervibrasi dengan baik.
iii.
Hidung
iv.
Bentuk simetris, tidak ada polip dan sumbatan.
v.
Mulu dan faring
Langit – langit mulut kering karena pasien mengalami
penurunan dalam personal hygiene akibat kelemahan fisik.
f) Thorak/ jantung
I : Dada simetris, tidak ada deformitas dan tidak ada lesi luka.
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
P : Pekak
A : lub-dup
g) Thorak/ paru
I : pola pernafasan normal, ekpansi dada paru simetris
P : fibrasi atau getaran paru normal, tidak ada nyeri tekan tidak ada
krepitasi.
P : perkusi sonor
A : tidak ada suara nafas tamabahan.
h) Abdomen
I : Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di
abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah –
merahan di daerah luka bekas operasi.
24
A : Suara bising usus 4x/ menit menurn akibat post op
P : Pekak (sekitar abdomen yang dioperasi)
P : Nyeri tekan abdomen kanan bawah klien dan sekitar luka
i) Perkemihan
I : Tidak ada massa, bentuk simetris
A : Tidak terdengar bunyi bruit
P : Bunyi pekak
P : tidak ada nyeri tekanan
j) Inguinal
Terdapat bekas luka post op herniotomi
k) Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan)
5. Penangan kasus
Penagnagan kasus secara keperawatan dengan dilakukan :
a) Manajemen nyeri dengan baik farmakologi maupun nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri.
b) Perawatan luka untuk mencegah infeksi pada area luka.
c) Latihan ambulasi untuk membantu klien dalam bergerak dan aktivitas.
d) Kompres hangat untuk menrunkan suhu tubuh
6. Tes diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit 11.400 Sel/mm3
(5000-10.000).
7. Terapi obat saat ini
Nama Obat
Infus RL
Dosis
20 tetes/menit/IVDF
Indikasi
-
25
Kontraindikasi
-
Efek samping
Nyeri dada
Detak jantung
abnormal
Penurunan
tekanan darah
Kesulitan
cephaflox
1 gr/IV/12/jam
Cephaflox
digunakan
untuk
mencegah
infeksi
sebelum
dilakukan
tindakan
pembedahan,
bernapas
Batuk
Bersin-bersin
Tidak
boleh Efek samping
diberikan
pada penggunaan
pasien
dengan Cephaflox yang
mungkin terjadi
kondisi:
adalah:
Neonatus prematur
hingga
usia Peningkatan
hati,
postmenstrual 41 enzim
dan
minggu
(usia BUN
kehamilan dan usia kreatinin
serum; kelainan
kronologis),
di
neonatus
jangka sonografi
penuh (hingga usia kantong
28 hari) dengan empedu
hiperbilirubinemia, Sakit
kepala,
ikterus,
pusing
hipoalbuminemia,
atau asidosis yang Ruam
memerlukan
pengobatan IV Ca, Diare,
atau
Ca
yang kandidiasis oral
mengandung infus. Nyeri tekan di
tempat injeksi
Hipersensitif
terhadap
sefalosporin
atau
riwayat
hipersensitif
terhadap
tipe
antibiotik β-laktam
lainnya (misalnya:
Penisilin,
monobaktam,
karbapenem).
26
ranitidine
1 gr/IV/8 jam
indikasi
ranitidin
antaranya
untuk
dispepsia
kronis
Kontraindikasi
di ranitidin jika terjadi
porfiria akut atau
hipersensitivitas
terhadap
atau
ranitidin
komponen
obat tersebut.
keterolac.
paracetamol
1 gr/IV/8/jam
untuk

meredakan
nyeri
dan
peradangan
Hipersensitif
terhadap ketorolac
tromethamine dan
pernah
menunjukkan
reaksi
alergi
terhadap aspirin
atau obat AINS
lainnya.
Efek samping
ranitidin
di
antaranya
adalah
efek
samping
gastrointestinal
seperti
konstipasi,
diare, dan nyeri
perut.
Berat
badan
naik
drastis
Sakit perut
Mual dan
muntah
Peningkatan
tekanan darah
Mulut kering
Sariawan
500mg/peroral/8jam) untuk
Paracetamol tidak mual
dan
meredakan
dapat
digunakan muntah dapat
gejala demam
ditemukan
pada pasien yang
dan nyeri
sampai
15%.
memiliki
Efek samping
lain
seperti
hipersensitivitas
nyeri
perut,
terhadap
diare,
paracetamol
dan konstipasi,
penyakit hepar aktif dispepsia juga
dapat
derajat berat
ditemukan
27
Persiapan pre operasi
Keluhan utama
:
Riwayat Penyakit
: □ DM □ Asma □ Hepatitis □ Jantung □ Hipertensi
□ HIV □ Tidak ada
Riwayat Alergi
: □ Tidak ada □ Tidak diketahui
□
Ada,
jelaskan :
Golongan Darah
:
Rhesus :
Operasi sebelumnya
: Jenis operasi :
Waktu:
Di:
Rencana Pelaksanaan Operasi: Jenis operasi :
Waktu :
Di
Diagnosis Medis Pre operasi
:
Jenis Prosedur Pembedahan
:
Protokol Persiapan Operasi
28
:
Fase Intra-operasi
Anastesi dimulai jam
:
1. Pembedahan dimulai jam
2. Jenis anastesi : □Spinal
:
□ Umum/general anastesi
□ Lokal
□
Nervus blok □ Lainnya :
3. Posisi operasi :
□ Terlentang □ Litotomi □ Tengkurap/knee chees □
Lateral : □ kanan □ kiri □ lainnya:
4. Catatan Anestesi :
5. Pemasangan alat-alat :
Airway : □ Terpasang ETT no :
□ OPA
□ Terpasang LMA no :
□ O2 Nasal
6. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah
:
Respirasi Rate :
Nadi
:
Suhu
:
Skala Nyeri
:
7. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas
NORMAL
YA TIDAK
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
KETERANGAN
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
8. Status cairan
Total cairan masuk :
□ Infus :
cc
□ Transfusi :
cc
Total cairan keluar :
□ Urine :
cc
□ Perdarahan :
cc
Balance cairan :
9. Catatan Operasi
Fase post operasi
1. Ruang Pemulihan
: □ Ya, Masuk Jam : 11.00 tanggal 6, 02 2021
Keluar Jam : jam 08.00 tanggal 7, 02 2021
: □ Tidak, Kembali langsung ke ruangan/ICU
2. Keluhan saat di RR
: □ Mual
□ Muntah □ Pusing □ Nyeri luka
operasi □ Kaki terasa baal □ Menggigil
demam, kulit teraba hangat
3. Keadaan umum
4. Tingkat kesadaran
5. Tanda-tanda vital
: Lemah
: Composmentis
:
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Respirasi Rate : 20 x/menit
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 39°C
Terapi Oksigen : 5 liter/menit
Nyeri
:
P : Post op herniatomi
Q : Ditusuk-tusuk
R: Abdomen kanan bawah
S: 6
T: Hilang timbul
□ lainnya : klien mengatakan
6. Aldrete score
Parameter
Kriteria
Nilai
Nilai
15
menit
Aktivitas
Mampu menggerakkan keempat
ekstremitas
2
Mampu menggerakkan
ekstremitas
kedua
1
menggerakkan
0
Tidak mampu
ekstremitas
Respirasi
Tekanan
Darah
Kesadaran
Mampu nafas dalam dan batuk
2
Sesak atau pernafasan terbatas
1
Henti nafas
0
Berubah sampai 20 % dari pra
bedah
2
Berubah sampai 20-50 %
1
Berubah > 50 % dari pra bedah
0
Sadar baik dan orientasi baik
2
Sadar setelah dipanggil
1
Tak ada tanggapan terhadap
rangsangan
0
30
menit
√
√
√
√
√
√
√
√
Warna kulit
Kemerahan
2
Pucat agak suram
1
Sianosis
0
TOTAL
√
√
8
9
7. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas
Kepala
NORMAL
KETERANGAN
YA TIDAK
√
bentuk simetris tidak ada benjolan dan lesi,
rambut berwarna hitam, wajah pucat serta
tampak
berkerut
menahan
nyeri.Mata
Konjungtiva merah. Telinga Bentuk simetris,
gendang telinga tidak tertutup, dan masih
dapat bervibrasi dengan baik.Hidung Bentuk
simetris, tidak ada polip dan sumbatan. Mulu
dan faring Langit – langit mulut kering
karena pasien mengalami penurunan dalam
personal hygiene akibat kelemahan fisik.
Leher
√
Tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan.
Dada
√
Jantung dalam batas normal, tidak ada nyeri
tekan, krepitasi tidak ada luka dan lesi. Suara
perkusi pekak. Auskultasi lup dub.
Paru dalam batas normal, fibrasi atau getaran
paru nromal, tidak ada nyeri tekan tidak ada
krepitasi.perkusi sonor. Tidak ada suara nafas
tambahan
√
Abdomen
Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm
sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah
klien, Tampak disekitar kulit kemerah –
merahan di daerah luka bekas operasi dan
disekitar
jahitan
luka
tampak
masih
normal
baik
bentuk
mapun
kemerahan.
Genitalia
√
Genetalia
fungsinya.
Integumen
√
Kulit dibagian abdomen kanan bawah klien
tampak kemerah-merahan. Terdapat luka
operasi ± 8 cm.
Ekstremitas
√
Klien mengatakan belum bisa menggerakan
keduan
kakinya
karena
habis
operasi.
Kakinya tampak kaku. Klien mengatakan
segala aktivitas dan mobilitas diabantu oleh
keluarganya. Skala kekuatan otot ekstermitas
4
4
3
8. Diagnosa Medis setelah operasi
: Post Op Herniatomi
9. Catatan Operasi
:
3
B. Pengelompokan data senjang
Data subyektif
Data obyektif
1. Pasien mengatakan nyeri pada
saat bergerak, nyeri seperti
ditusuk tusuk, skala nyeri 6 (P
: Post op herniatomi, Q :
1. Terlihat bekas luka post op
sepanjang ± 8 cm
2. Terdapat 7 jahitan di abdomen
kanan bawah klien,
Ditusuk-tusuk , R: Abdomen
3. Tampak disekitar kulit kemerah
kanan bawah S: 6, T: Hilang
– merahan di daerah luka bekas
timbul).
operasi dan disekitar jahitan
2. Klien mengatakan belum bisa
luka tampak masih kemerahan.
menggerakan keduan kakinya
4. Kakinya tampak kaku.
karena habis operasi.
5. Suhu : 39°C
3. Klien mengatakan aktivitas
6. Hasil pemeriksaan laboratorium
dan mobilitas di bantu oleh
didapatkan
keluarganya.
Sel/mm3 (5000-10.000).
4. Klien mengeluh kurang dapat
7. Aktivitas,
Leukosit
11.400
makan
minum,
beraktivitas/ mobilisasi, dan
mandi, berpakaian, berpindah,
klien mengatakan
ambulasi,
takut
dan
cemas
merasa
untuk
moblitas
tidur dibantu oleh keluarga,
beraktifitas dikarenakan luka
sedangkan
operasi.
orang dan alat.
5. Klien merasa menggil demam
dan badanya terasa panas.
ditempat
8. wajah
toileting
pucat
serta
berkerut menahan nyeri.
9. Kulit teraba hangat
10. skala kekuatan otot
4
3
4
3
dibantu
tampak
C. Analisa Data
Data
(signs and symptoms)
Penyebab
(Etiology)
Ds: -
Prosedur invasif (post operasi herniatomi)
Do:
-Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8
cm
-Terdapat 7 jahitan di abdomen kanan
bawah klien,
-Tampak
disekitar
kulit
kemerah
–
merahan di daerah luka bekas operasi dan
disekitar
jahitan
luka
tampak
masih
kemerahan.
-Hasil
pemeriksaan
didapatkan
Leukosit
(5000-10.000).
-Suhu : 39°C
laboratorium
11.400
Sel/mm3
Masalah
( Problem)
Resiko infeksi area pembedahan
Data
(signs and symptoms)
Ds:
-Pasien mengatakan
Penyebab
(Etiology)
Agen cidera fisik (akibat luka post op Nyeri akut
nyeri pada saat herniatomi)
bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala
nyeri 6 (P : Post op herniatomi, Q :
Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah
S: 6, T: Hilang timbul).
Do:
-wajah pucat serta tampak berkerut
menahan nyeri.
-Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8
cm
-Tampak disekitar kulit kemerah –
merahan bekas luka post op
Masalah
( Problem)
Data
(signs and symptoms)
Penyebab
(Etiology)
Ds:
Nyeri
-Klien mengatakan aktivitas dan mobilitas
di bantu oleh keluarganya.
-
Klien mengatakan belum bisa
menggerakan keduan kakinya karena habis
operasi
-Klien
mengeluh
kurang
dapat
beraktivitas/
mobilisasi,
mengatakan
merasa takut dan cemas
untuk
beraktifitas
dan
dikarenakan
klien
luka
operasi.
Do:
-
Aktivitas,
makan
minum,
mandi,
berpakaian, berpindah, ambulasi, moblitas
ditempat tidur dibantu oleh keluarga,
sedangkan toileting dibantu orang dan alat.
-Kakinya tampak kaku
Skala kekuatan otot
Masalah
( Problem)
Hamabatan mobilitas fisik
4
3
4
3
Data
(signs and symptoms)
Penyebab
(Etiology)
Ds:
-Klien
Trauma injuri post op herniatomi
merasa
menggil
demam
dan
badanya terasa panas
Do:
-Kulit teraba hangat.
- Suhu : 39°C
-Hasil
didapatkan
pemeriksaan
Leukosit
(5000-10.000).
laboratorium
11.400
Sel/mm3
Masalah
( Problem)
Hipertermia
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas.
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (akibat luka post op herniatomi).
2. Hipertermia berhubungan dengan Trauma injuri post op herniatomi
3. Hamabatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
4. Resiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan Prosedur invasif (post operasi herniatomi)
E. Perencanaan dan Implementasi
Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Nyeri akut
NO.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Nyeri
akut NOC
berhubungan
dengan
cidera
TUJUAN
INTERVENSI
Kontrol NIC
nyeri 1605 :
Agen Setelah
fisik dilakukan
Manaajemn
RASIONAL
nyeri 1.
1400:
IMPLEMENTASI
Manajemen Selasa, 9Februari 2021
nyeri
secara Jam 08.00
EVALUASI
Selasa, 9Februari 2021
Jam 08.15
1.Lakukan manajem nyeri komperhensif
1.Melakaukan pengkajian S:
secara
nyeri secara komperhensif -Pasie mengatakan
komperhensif dapat mengetauhi
(akibat luka post tindakan
meliputi
nyeri
op herniatomi).
keperawatan
lokasi,karakteristik,onset,
atau tidak.
lokasi,karakteristik,onset,
P : Post op herniatomi,
Ditandai dengan:
3x24jam nyeri kualitas dan faktor
2.lingkungan
kualitas dan faktor
Q : Ditusuk-tusuk ,
Ds:
akut
nyaman
-Pasien
teratasi dengan
dapat pencetus.
berkurang meliputi
dapat pencetus.
nyeri belum berkurang
R:
Abdomen
2.Berikan lingkungan yang mengurangi
2. Memberikan lingkungan bawah
mengatakan nyeri kriteria hasil :
nyaman, terkait
yang nyaman, terkait
pada
faktor kendala lingkungsn 3.relaksasi nafas
bergerak,
seperti
saat 1.Nyeri
nyeri berkurang dari seperti suhu
ditusuk skala 6 menjadi
tusuk, skala nyeri skala 2.
nyeri.
dalam salah satu
ruangan,pencahayaan,suara tindakan non
bising.
kanan
S: 6,
faktor kendala lingkungsn T: Hilang timbul
seperti suhu
-Pasien
mengatakan
ruangan,pencahayaan,suara sudah nyaman dengan
farmakologi untuk bising.
lingkunganya.
6 (P : Post op 2.eksperesi
herniatomi, Q : wajah
3.ajarkan
pasien
teknik mengurangi nyeri.
O:
rileks nonfarmakologi
Ditusuk-tusuk , R: tidak menahan
seperti
Abdomen
dalam.
kanan nyeri
relaksasi
bawah S: 6, T: 3.Mampu
4..kolaborasi
Hilang timbul).
mengontrol
dokter terkait terapi
Do:
nyeri
(tahu farmakolgi
-Wajah klien tampak
nafas 4.terapi
(Gilang Adi.V)
menahan nyeri.
farmakologi
-Terdapat luka operasi
sepanjang ± 8 cm
dengan dengan analgetik
dapat meredakan
dengan intensitas nyeri
(Gilang Adi.V)
-wajah pucat serta penyebab nyeri, pemberian obat
tampak
berkerut mampu
menahan nyeri.
-Terlihat
luka
post
Menggunakan
Selasa 9,Februari 2021
op farmakologi
untuk
-Tampak disekitar mengatasi
kulit kemerah – nyeri.
luka post op
gr/IV/8 jam.
bekas teknik non
sepanjang ± 8 cm
merahan
analgetik , keterolac 1
bekas
Jam 09.00
Selasa 9,Februari 2021
Jam 08.45
S:
-Pasien mengatakan
nyerinya berkurang
3.Mengajarkan
pasien
teknik nonfarmakologi
Dengan
relaksasi
nafas
dari skala 6 menajdi
skala 5.
P : Post op herniatomi,
dalam.
Q : Ditusuk-tusuk ,
R:
Abdomen
kanan
bawah
(Gilang Adi.V)
S: 5,
T: Hilang timbul
-Pasien mengatakan
paham dengan teknik
relaksasi nafas dalam
O:
Pasien terlihat sedikit
lebih rileks.
Pasien koorperatif.
(Gilang Adi.V)
Selasa 9,Februari 2021
Jam 09.40
4.
mengkolaborasikan Selasa 9,Februari 2021
dengan
dokter
terkait Jam 10.00
terapi
farmakolgi
S:
dengan Pasien mengatakan
pemberian obat
nyerinya sedikit
analgetik , keterolac 1
berkurang dari skala 5
gr/IV/8 jam.
menjadi 4.
P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
(Gilang Adi.V)
R:
Abdomen
bawah
S: 4,
T: Hilang timbul
O: -
kanan
(Gilang Adi.V)
Selasa 9,Februari 2021
Jam 15.00
S:
-Pasien mengatakan
skala nyerinya 4
P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
R:
Abdomen
kanan
bawah
S: 4,
T: Hilang timbul
Pasien mengatakan
sudah mampu
melakukan relaksasi
nafas dalam.
O:
-Pasien terlihat sedikit
lebih rileks.
-Pasien
tampak
mampu mempraktikan
relaksasi nafas dalam
A:
Masalah
teratasi
sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi
1.Kaji nyeri.
2.Berikan lingkungan
yang nyaman
3.Ajarkan
relaksasi
nafas dalam
4.Kolaborasikan
pemberian obat
(Gilang Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Nyeri akut
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 08.00
Jam 08.30
Jam 08.40
S:
1.Memberikan lingkungan yang nyaman, S:
-Pasien mengatakan masih sedikti nyeri
terkait faktor kendala lingkungsn seperti -Pasien mengatakan masih sedikti nyeri
P : Post op herniatomi,
suhu ruangan,pencahayaan,suara bising.
Q : Ditusuk-tusuk ,
2. Melakaukan pengkajian nyeri secara Q : Ditusuk-tusuk ,
R: Abdomen kanan bawah
komperhensif
S: 4,
lokasi,karakteristik,onset, kualitas dan S: 4,
T: Hilang timbul
faktor pencetus
- Pasien mengatakan sudah bisa
mempraktikan relaksasi nafas dalam.
-Pasien mengatakan setiap nyerinya
P : Post op herniatomi,
meliputi R: Abdomen kanan bawah
T: Hilang timbul
- Pasien mengatakan sudah nyaman
.
(Gilang Adi.V)
dengan lingkunganya.
O:-
datang terutama pada saat bergerak
(Gilang Adi.V)
pasti melakukan relaksasi nafas dalam.
O:
-Pasien tampak sedikit lebih rileks
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
A:
Jam 09.40
Jam 10.00
Masalah teratasi sebagian.
3. mengkolaborasikan dengan dokter S:
P:
terkait
Lanjtukan intervensi
pemberian obat analgetik , keterolac 1 Dari skala 4 menjadi skala 3
1.Kaji nyeri.
gr/IV/8 jam.
terapi
farmakolgi
4.Kolaborasikan pemberian obat
P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
2.Berikan lingkungan yang nyaman
3.Ajarkan relaksasi nafas dalam
dengan Pasien mengatakan myerinya berkurang
(Gilang Adi.V)
R: Abdomen kanan bawah
S: 3
T: Hilang timbul
O:
Wajah klien tampak rileks.
(Gilang Adi.V)
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 09.50
Jam 10.05
4.Mengajarkan
pasien
teknik S:
nonfarmakologi Dengan relaksasi nafas Pasien mengatakan nyerinya berkurang.
dalam.
Setelah relaksasi nafas dalam.
P : Post op herniatomi,
(Gilang Adi.V)
Q : Ditusuk-tusuk ,
R: Abdomen kanan bawah
S: 2
T: Hilang timbul
O:
Pasien tampak sudah mampu
melakukan teknik non farmakologi
relaksasi nafas dalam.
Rabu 10,Februari 2021
Jam 14.00
S:
-Pasien mengatakan skala nyerinya 3
P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
R: Abdomen kanan bawah
S: 3
T: Hilang timbul
Pasien mengatakan sudah mampu
melakukan relaksasi nafas dalam.
O:
-Pasien terlihat rileks.
-Pasien tampak mampu mempraktikan
relaksasi nafas dalam
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi
1.Kaji nyeri.
2.Berikan lingkungan yang nyaman
3.Ajarkan relaksasi nafas dalam
4.Kolaborasikan pemberian obat
(Gilang Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Nyeri akut
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 08.00
Jam 08.30
Jam 08.40
S:
1. Melakaukan pengkajian nyeri secara S:
-Pasien mengatakan skala nyerinya 3
komperhensif
P : Post op herniatomi,
lokasi,karakteristik,onset,
Q : Ditusuk-tusuk ,
faktor pencetus
R: Abdomen kanan bawah
meliputi -Pasien mengatakan skala nyerinya 3
kualitas
dan P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
R: Abdomen kanan bawah
.
S: 3
(Gilang Adi.V)
S: 3
T: Hilang timbul
T: Hilang timbul
Pasien mengatakan sudah mampu
Pasien mengatakan sudah mampu
melakukan relaksasi nafas dalam.
melakukan relaksasi nafas dalam.
O:
O: -
-Pasien terlihat rileks.
-Pasien
tampak
mampu
mempraktikan
(Gilang Adi.V)
relaksasi nafas dalam
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
1.Kaji nyeri.
Jam 09.40
Jam 10.00
2.Ajarkan relaksasi nafas dalam
2. mengkolaborasikan dengan dokter terkait S:
3. Kolaborasikan pemberian obat
terapi farmakolgi dengan pemberian obat -Pasien mengatakan nyerinya berkurang
analgetik , keterolac 1 gr/IV/8 jam.
3.Mengajarkan
pasien
dari skala 3 menjadi skala 2
teknik P : Post op herniatomi,
nonfarmakologi Dengan relaksasi nafas Q : Ditusuk-tusuk ,
(Gilang Adi.V)
dalam.
R: Abdomen kanan bawah
S: 2
(Gilang Adi.V)
T: Hilang timbul
-Pasien mengatakan sudah mampu
melakukan relaksasi nafas dalam secara
mandiri.
O:
-Wajah klien sudah tidak berkerut menahan
nyeri.
-Klien tampak rileks
(Gilang Adi.V)
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 14.35
S:
-Pasien mengatakan skala nyerinya 3
P : Post op herniatomi,
Q : Ditusuk-tusuk ,
R: Abdomen kanan bawah
S: 3
T: Hilang timbul
Pasien mengatakan sudah mampu
melakukan relaksasi nafas dalam.
O:
-Pasien terlihat rileks.
-Pasien
tampak
mampu
relaksasi nafas dalam
mempraktikan
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi
1.Kaji nyeri.
2.Ajarkan relaksasi nafas dalam
3. Kolaborasikan pemberian obat
(Gilang Adi.V)
Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Hipertermia
NO.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
2.
Hipertermia
NOC
NIC
berhubungan
Termogulasi
Demam :3740
dengan
injuri
TUJUAN
Trauma 0800 :
post
INTERVENSI
RASIONAL
Perawatan 1. Observasi dan Selasa 9,Februari
1.Observasi
op Setelah dilakukan monitor
monitor
dan tubuh
suhu mengetauhi
herniatomi.
tindakan
tubuh
tubuh
Ditandai dengan:
keperawatan
2.Lakukan
mengalami
Ds:
3x24jam
tindakan kompres penurunan
-Klien
merasa Hipertermia
hangat.
menggil
demam berhubungan
3. Edukasi pasien 2.tindakan
dan
badanya dengan
injuri
post
Do:
herniatomi.
kompres
op mengkonsumsi
cairan
suhu 2021 Jam 09.30
Selasa 9,Februari 2021
Jam 10.15
suhu dengan dokter terkait -pasien mengatakan
sudah terapi
farmakologi badanya sudah tidak
dengan
atau antipiretik
(paracetamol
obat demam.
O:
Suhu: 37,5o
500mg/peroral
hangat /8jam).
(Gilang Adi.V)
berefek
yang vasodilatasi
EVALUASI
dapat 1.Mengkolaborasikan S:
belum.
Trauma untuk
terasa panas
IMPLEMENTASI
pada
-Kulit
teraba dapat
hangat.
- Suhu : 39°C
teratasi cukup.
dengan
4.Kolaborasi
pembulu
darah (Gilang Adi.V)
sehingga
panas
Selasa 9,Februari 2021
kriteria hasil:
1. Suhu tubuh
-Hasil
mengalami
penurunan
pemeriksaan
(37,5o)
laboratorium
2.
Rasa
menggigil
didapatkan
berkurang.
Leukosit 11.400
3.
penurunan
Sel/mm3 (5000- suhu kulitu
dengan
dokter dalam tubuh bisa Selasa 9,Februari
terkait
terapi melakukan
10.000).
farmakologi
dengan
2021 Jam 09.50
evaporasi.
2.Memberikan terapi
obat 3. mengkonsumsi kompres hangat
antipiretik
cairan yang cukup.
(paracetamol
Dapat
500mg/peroral
terjadinya,
/8jam).
dehidrasi
Jam 10.05
S:
- pasien mengatakan
badanya sudah tidak
demam.
mencegah
(Gilang Adi.V)
O:
Penurunan suhu kulit
akibat
Suhu tubuh 37,7o
5. anjurkan pasien panas tubuh.
untuk
4.antipiretik adalah
menggunakan
salah satu tindakan
(Gilang Adi.V)
pakaian yang tipis
farmakologi untuk
Selasa 9,Februari 2021
menurunkan suhu Selasa 9,Februari
2021 Jam 10.30
tubuh.
Jam 10.45
S:
tipis 3.Mengedukasi
Pasien mengatakan
pasien
untuk paham dengan
dapat
mengkonsumsi
memudahkan
edukasiyang diberikan
5.
pakaian
proses
evaporasi cairan yang cukup.
O:
dalam
tubuh, 4. Menganjurkan
Pasien tampak antusias
sehingga
panas pasien untuk
dengan edukasi yang
tubuh bisa keluar menggunakan
diberikan.
dan
Pasien tampak
penurunan
berefek pakaian yang tipis
suhu
menggunakan pakaian
tubu.
yang tipis.
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Selasa 9,Februari 2021
Selasa 9,Februari
Jam 12.15
2021 Jam 12.05
S: -
5.Melakukan
O:
Observasi
dan Suhu tubuh : 37,8o
monitor suhu tubuh
Kulit teraba hangat
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Selasa 9,Februari 2021
Jam 15.10
S:
-Pasien mengatakan
panasnya naik turn.
-Pasien mengatakan
masih menggigil
O:
Suhu tubuh: 38oC
Kulit teraba hangat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1.Monitor suhu
2.Berikan kompers
hangat
3.Edukasi untuk
memenuhi cairan
4.Kolaborasi
pemeberian obat
antipiretik
5.Anjrukan
menggunakan pakaian
tipis
Gilang.Adi.V
Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Hipertermi
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 08.05
Jam 08.50
Jam 09.00
S:
1.Mengedukasi
-Pasien mengatakan seteleah minum obat
mengkonsumsi cairan yang cukup.
Pasien mengatakan sudah mengkonsumsi
panasnya turun, tetapi selang beberapa
2.Menganjurkan pasien untuk
cairan yang cukup sesuai anjuran.
waktu panas lagi.
menggunakan pakaian yang tipis
O:
pasien
-Pasien mengatakan masih menggigil
untuk S:
Pasien tampak menggunakan pakaian dan
Gilang.Adi.V
O:
selimut yang tipis.
Suhu tubuh: 37.9o C
Gilang.Adi.V
Kulit teraba hangat
A:
Masalah belum teratasi
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
P:
Jam 09.30
Jam 10.15
Lanjutkan intervensi
3.Mengkolaborasikan
1.Monitor suhu
terkait terapi farmakologi dengan obat -Pasien mengatakan suhunya sudah turun
2.Berikan kompers hangat
antipiretik
3.Edukasi untuk memenuhi cairan
/8jam).
4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik
dengan
(paracetamol
dokter S:
500mg/peroral O:
-Suhu tubuh: 37,3o C
5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis
(Gilang.Adi.V)
Gilang.Adi.V
Gilang.Adi.V
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 10.20
Jam 10.35
4. Melakukan Observasi dan monitor suhu S:
tubuh.
Pasien
mengatakan
5. Memberikan terapi kompres hangat
berkurang.
menggigilnya
Pasien mengatakan demamnya berkurang.
Gilang.Adi.V
O:
Suhu kulit teraba dingin
Suhu tubuh: 36,9o C
Gilang.Adi.V
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 14.10
S:
-Pasien mengatakan demam lagi
-Pasien mengatakan masih menggigil
O:
Suhu tubuh: 37.7o C
Kulit teraba hangat
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1.Monitor suhu
2.Berikan kompers hangat
3.Edukasi untuk memenuhi cairan
4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik
5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis
(Gilang.Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Hipertermi
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 08.15
Jam 09.30
Jam 10.15
S:
1.Mengkolaborasikan
dengan
dokter S:
-Pasien mengatakan panasnya sudah turun, terkait terapi farmakologi dengan obat - Pasien mengatakan panasnya sudah turun
tetapi masih menggigil kedinginan.
antipiretik
O:
/8jam).
(paracetamol
500mg/peroral O:
-Suhu tubuh: 36,8o C
Suhu tubuh: 37.5o C
Kulit teraba dingin
Gilang.Adi.V
Tampak keluar keringat dingin
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1.Monitor suhu
2.Berikan kompers hangat
3.Edukasi untuk memenuhi cairan
Gilang.Adi.V
4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis
Jam 12.00
Jam 12.15
3. Melakukan Observasi dan monitor suhu S:
(Gilang.Adi.V)
tubuh.
Pasien
mengatakan
4.Memberikan terapi kompres hangat
berkurang.
menggigilnya
Pasien mengatakan demamnya berkurang.
Gilang.Adi.V
O:
Suhu kulit teraba dingin
Suhu tubuh: 36,8o C
Gilang.Adi.V
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 12.30
Jam 12.45
1.Mengedukasi
pasien
untuk S:
mengkonsumsi cairan yang cukup.
-Pasien
2.Menganjurkan pasien untuk
edukasi
menggunakan pakaian yang tipis
O:
mengatakan
paham
dengan
Pasien tampak menggunakan pakaian dan
Gilang.Adi.V
selimut yang tipis.
Gilang.Adi.V
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 14.25
S:
-Pasien mengatakan panasnya sudah turun,
tetapi masih menggigil kedinginan.
O:
Suhu tubuh: 37.5o C
Kulit teraba dingin
Tampak keluar keringat dingin
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1.Monitor suhu
2.Berikan kompers hangat
3.Edukasi untuk memenuhi cairan
4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik
5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis
(Gilang.Adi.V)
Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Hambatan Mobilitas
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3.
Hamabatan
mobilitas
TUJUAN
INTERVENSI
NOC Pergerakan NIC
fisik 0208 :
Terapi
latihan
RASIONAL
1.Monitor
pergerakan
IMPLEMENTASI
Selasa, 9 Februari
dapat 2021 Jam 12.25
berhubungan
Setelah dilakukan :ambulasi
mengetauhi
1.
dengan nyeri
tindakan
:0221
perkembangan
pergerakan klien.
Ditandai dengan:
keperawatan
1.
Ds:
3x24jam
-Klien
Hamabatan
mengatakan
mobilitas
aktivitas
Monitor
mobilitas di bantu dengan nyeri
Jam 12.30
S:
-Pasien mengatakan
belum bergeraak,
pergerakan
2. Tindakan ROM
terakhir ambulasi 2,5
klien.
pasive
dapat (Gilang Adi.V)
jam yang lalu dibantu
membantu
keluarganya.
tindakan range
meningkatkan
O:-
of
kekuatan otot.
motion
oleh keluarganya.
dapat
-
dengan
3. Bantu klien
kanan/kiri
kriteria hasil:
untuk
membantu
Selasa,9 Februari
1.Skala kekuatan kanan/kiri.
pergerakan klien.
2021 Jam 12.38
otot bertambah.
4.
Klien
mengatakan belum
bisa menggerakan
keduan
kakinya
karena
habis
operasi
-Klien mengeluh
Selasa 9,Februari 2021
pergerakan klien.
fisik 2.Lakukan
dan berhubungan
Memonitor
EVALUASI
teratasi passive.
4.
3.
miring
Edukasi
2.Dapat bergerak keluarga untuk
Miring
Agar
dapat
(Gilang Adi.V)
dapat
Selasa,9 Februari 2021
pasien 2.Melakukan
melakukan tindakan range of
Jam 12.50
S:
Pasien mengatakan
bersemangat dalam
kurang
dapat dengan
beraktivitas/
mobilisasi,
(miring
dan kanan/kiri).
klien mengatakan 3.Gerakan
merasa takut dan optimal
cemas
mudah membantu
aktivtas
toileting motion passive.
melakukan pergerakan.
aktivitas
dengan
bantuan
O:
toileting
keluarga.
otot dengan aman.
3.Membantu
Pasien tampak antusias
Bantu klien untuk
miring kanan/kiri.
untuk
(Gilang Adi.V)
beraktifitas
dikarenakan luka
(Gilang Adi.V)
Selasa, 9 Februari 2021
operasi.
Do:
Selasa,9 Februari
Jam 13.10
- Aktivitas, makan
2021 Jam 12.55
S:
minum,
4.Mengedukasi
Keluarga pasien
berpakaian,
keluarga
mengatakan paham
berpindah,
membantu
dengan edukasi
ambulasi, moblitas
aktivitas toileting
O:-
ditempat
tidur
dengan aman.
dibantu
oleh
mandi,
untuk
(Gilang Adi.V)
keluarga,
sedangkan
(Gilang Adi.V)
toileting
dibantu
Selasa, 9 Februari 2021
orang dan alat.
-Kakinya tampak
S:
kaku
-Skala
otot
Jam 15.20
kekuatan
-Pasien mengatakan
masih takut dan belum
4
4
bisa bergerak.
-pasien mengatakan
3
3
kakinya juga masih
kaku jika digerakan.
O:
-Skala
kekuatan
otot
belum ada perubahan
4
4
3
3
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor pergerakan
2.Bantu klien miring
3.lakukan tindakan
ROM
4.Edukasi keluarga
untuk membantu
toileting
(Gilang Adi.V)
\
Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Hambatan Mobilitas
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 08.10
Jam 10.45
Jam 10.55
S:
1.Memonitor pergerakan klien.
S:
-Pasien mengatakan sudah bisa miring
2.Melakukan tindakan range of motion
- Pasien mengatakan sudah bisa miring
kanan/kiri.
passive.
kanan/kiri.
-Pasien mengatakan kakinya sudah dapat
diegrakan sedikit demisedikit
- Pasien mengatakan akan melakukan
(Gilang Adi.V)
ROM secara mandiri
O:
O:
-Skala kekuata otot bertamabah
- Pasien koorperatif
4
4
4
4
- Pasien tampak bersemangat
(Gilang Adi.V)
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor pergerakan
2.Bantu klien miring
3.lakukan tindakan ROM
4.Edukasi keluarga untuk membantu
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
toileting
Jam 11.00
Jam 11.10
3.Mengedukasi
(Gilang Adi.V)
keluarga
untuk
S:
membantu aktivitas toileting dengan
-Keluarga pasien mengatakan paham
aman.
dengan edukasi.
O:-
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 14.20
S:
-Pasien mengatakan sudah bisa miring
kanan/kiri.
-Pasien mengatakan kakinya sudah tidak
kaku.
-Pasien mengatakan sudah bisa melakukan
gerakan ROM secara mandiri.
O:
-Pasien tampak sudah mampu bergerak
ringan.
-Skala kekuata otot bertamabah
4
4
4
4
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor pergerakan
2.lakukan tindakan ROM
3.Edukasi keluarga untuk membantu
toileting
(Gilang Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Hambatan Mobilitas
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 08.50
Jam 09.10
Jam 09.20
S:
1.Memonitor pergerakan klien.
S:
-Pasien mengatakan sudah bisa miring
2.Melakukan tindakan range of motion
- Pasien mengatakan sudah bisa miring
kanan/kiri.
passive.
kanan/kiri.
-Pasien mengatakan kakinya sudah tidak
kaku.
O:
(Gilang Adi.V)
- Pasien koorperatif
- Pasien tampak bersemangat
O:
-Pasien tampak sudah mampu bergerak
ringan.
-Skala kekuata otot
A:
4
4
4
4
(Gilang Adi.V)
Masalah teratasi
P:
Kamis, 11 Februari 2021
Lanjutkan intervensi
Jam 12.55
1. Monitor pergerakan
3.Mengedukasi
2.lakukan tindakan ROM
membantu aktivitas toileting dengan
S:
3.Edukasi keluarga untuk membantu
aman.
-Keluarga pasien mengatakan paham
toileting
keluarga
untuk
Jam 13.15
dengan edukasi.
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Kamis, 11 Februari 2021
O:-
(Gilang Adi.V)
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 14.05
:
-Pasien mengatakan sudah bisa miring
kanan/kiri.
-Pasien mengatakan kakinya sudah tidak
kaku.
O:
-Pasien tampak sudah mampu bergerak
ringan.
-Skala kekuata otot
4
4
4
4
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
(Gilang Adi.V)
Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Resiko infeksi
NO.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
4.
Resiko
TUJUAN
INTERVENSI
infeksi NOC: Keparahan NIC:
Perawatan 1.Observasi
area pembedahan Infeksi 0703:
luka : 6540
berhubungan
1.
dengan
Setelah dilakukan
Prosedur tindakan
invasif
(post keperawatan 3x24
RASIONAL
tanda-tanda
Observasi infeksi
tanda-tanda
infeksi
merupakan
operasi
jam diharapkan
dolor,
herniatomi)
tindak terjadi
tumor) termasuk infeksi
Ditandai dengan:
infeksi dengan
karakteristik
Ds: -
kriteria hasil :
luka, luas luka atau belum.
Do:
1.Berkurangnya
warna dan bau 2. perawatan luka
-Terlihat
bekas tanda-tanda
post
op infeksi (kalor,
luka.
luka
2.
sepanjang ± 8 cm
-Terdapat
jahitan
dolor, rubor,
7 tumor)
di 2.Cairan pus
rubor, mengetauhi
dengan
Lakukan
normal
Selasa, 9 Februari
Jam 08.30
2021 Jam 08.30
1.Mengkolaborasikan
Jam 08.55
S:O:
Obat cephaflox telah
diberikan.
terapi
farmakologi
yaitu
dengan
tersebut pemberian
obat
membaik antibiotik cephaflox
cairan
salin (Gilang Adi.V)
(NaCl
0,9%)
luka
adalah
upaya Selasa, 9 Februari 2021
Jam 11.00
normal
salin
untuk
(Gilang Adi.V)
1gr/IV/12 jam.
perawatan
dengan
EVALUASI
Selasa, 9 Februari 2021
cara dengan dokter terkait
(Kalor, untuk
sudah
IMPLEMENTASI
Selasa, 9 Februari
2021 Jam 11.20
abdomen
kanan berkurang, luas
bawah klien,
luka berkurang
pada pasien.
mengurangi
3.Edukasi
tanda dan gejala luka dengan cairan
Pasien mengatkan
infeksi.
nyaman setelah
pasien
kulit kemerah – demam dengan
keluarga
3.
merahan di daerah suhu normal
dalam
keluarga agar tau 3. Melakukan observasi luka.
luka bekas operasi (36oc – 37.5oc)
mengenal
dan
paham tanda-tanda
dan
tanda
terkait
tanda- (Kalor,
dan
jahitan
luka
gejala infeksi
tampak
masih
4.Kolaborasi
normal salin (NaCl
S:
-Tampak disekitar 3.Tidak terjadi
disekitar
dan
2.Melakukan perawatan
pasien
dan 0,9%)
tanda infeksi
dilakukan perawatan
infeksi O:
dolor,
tumor)
rubor, Panjang luka 8cm
termasuk Luka masih kemerah-
karakteristik luka, luas merahan
kemerahan.
dengan dokter
4.Obat antibiotik luka warna dan bau Bau luka anyir
-Hasil
terkait
dapat
pemeriksaan
farmakologi
menurunkan
laboratorium
yaitu
terjadinya respon
didapatkan
pemberian
infeksi
Leukosit
11.400
obat antibiotik
tubuh.
(5000-
cephaflox
Selasa, 9 Februari 2021
1gr/IV/12 jam.
Jam 13.30
Sel/mm3
10.000).
-Suhu : 39°C
terapi
dengan
luka.
Jahitan luka tampak
masih basah
didalam (Gilang Adi.V)
4.Mengedukasi keluarga
dan pasien dalam
(Gilang Adi.V)
Selasa, 9 Februari
2021 Jam 13.30
S:
Pasien
mengenal tanda dan
mengatakan sudah
gejala infeksi
paham
dengan
edukasi
yang
diberikan.
O:
Pasien
bisa
setelah
nampak
menjawab
diberikan
pertanyaan terkait
edukasi.
(Gilang Adi.V)
Selasa, 9 Februari
2021 Jam 15.30
S:
Pasien mengatakan
masih ingat terkait
edukasi tanda-tanda
infeksi.
O:
Panjang luka 8cm
Luka masih kemerahmerahan
Jahitan luka tampak
masih basah
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Lanjtukan intervensi
1.Observasi tandatanda infeksi
2.Lakukan perawatan
luka
3.Edukasi tandatanda infeksi
4.Kolaborasi
pemberian antibiotik
(Gilang Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Resiko infeksi
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 08.15
Jam 09.45
Jam 10.30
S
1.Mengkolaborasikan dengan dokter
S:-
-Pasien mengatakan luka operasinya
terkait
O:
mengeluarkan sedikit darah dan pus.
dengan pemberian obat antibiotik
-Masih terdapat tanda-tanda infeksi
- pasien mengatakan kemarin pada saat
cephaflox 1gr/IV/12 jam.
Panjang luka 8cm
terapi
farmakologi
yaitu
mandi balutan luka terkena air sehingga
Luka masih kemerah-merahan
basah.
Balutan luka tampak kotor
O:
Terdapat pus dan darah
Panjang luka 8cm
(Gilang Adi.V)
Luka masih kemerah-merahan
Balutan luka tampak kotor
(Gilang Adi.V)
Terdapat pus dan darah
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjtukan intervensi
Rabu, 10 Februari 2021
1.Observasi tanda-tanda infeksi
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 11.40
2.Lakukan perawatan luka
Jam 11.15
S:
3.Edukasi tanda-tanda infeksi
2. Melakukan perawatan luka dengan
Pasien mengatkan nyaman setelah
4.Kolaborasi pemberian antibiotik
cairan normal salin (NaCl 0,9%)
dilakukan perawatan luka.
3. Melakukan observasi tanda-tanda O:
infeksi (Kalor, dolor, rubor, tumor) Balutan luka bersih
termasuk karakteristik luka, luas luka Luka masih kemerah-merahan
(Gilang Adi.V)
warna dan bau luka.
Panjang luka 8cm
Jahitan luka masih bassh.
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Rabu, 10 Februari 2021
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 12.30
Jam 12.48
4. Mengedukasi keluarga dan pasien S: dalam mengenal tanda dan gejala infeksi
O:
-Pasien masih ingat dengan tanda-tanda
infeksi
(Gilang Adi.V)
-Pasien terlihat mampu meneyebutkan
dengan benar tanda-tanda infeksi
(Gilang Adi.V)
Rabu, 10 Februari 2021
Jam 14.35
S:
Pasien mengatakan masih ingat dengan
tanda-tanda infeksi
-Pasien meneyebutkan dengan benar
tanda-tanda infeksi
O:
Panjang luka 8cm
Luka masih kemerah-merahan
Terdapat sedikit darah
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjtukan intervensi
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Lakukan perawatan luka
3.Edukasi tanda-tanda infeksi
4.Kolaborasi pemberian antibiotik
(Gilang Adi.V)
Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Resiko infeksi
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 08.55
09.45
10.10
S:
1.Mengkolaborasikan dengan dokter
S:-
Pasien mengatakan luka operasinya terkait
terapi
farmakologi
yaitu
O:
sudah tidak mengeluarkan darah.
dengan pemberian obat antibiotik
- tanda-tanda infeksi sudah mulai
O:
cephaflox 1gr/IV/12 jam.
berkurang
Panjang luka 8cm
kemerah-merahan pada luka berkurang
(Gilang Adi.V)
balutan luka bersih
luka sedikit sudah mengering
(Gilang Adi.V)
A:
Masalah teratasi sebagian.
Kamis, 11 Februari 2021
Kamis, 11 Februari 2021
P:
11.00
11.20
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2. Melakukan perawatan luka dengan
S:-
2.Lakukan perawatan luka
cairan normal salin (NaCl 0,9%)
O:
3.Edukasi tanda-tanda infeksi
3. Melakukan observasi tanda-tanda Balutan luka bersih
4.Kolaborasi pemberian antibiotik
infeksi (Kalor, dolor, rubor, tumor) kemerah-merahan pada luka berkurang
termasuk karakteristik luka, luas luka Panjang luka 8cm
Lanjtukan intervensi
warna dan bau luka.
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
(Gilang Adi.V)
Kamis, 11 Februari 2021
Jam 14.00
S:
Pasien mengatakan luka operasinya
sudah tidak mengeluarkan darah.
O:
Tanda tanda infeksi sudah berkurang
Panjang luka 8cm
kemerah-merahan pada luka berkurang
balutan luka bersih
luka sedikit sudah mengering
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjtukan intervensi
1.Observasi tanda-tanda infeksi
2.Lakukan perawatan luka
3.Edukasi tanda-tanda infeksi
4.Kolaborasi pemberian antibiotik
(Gilang Adi.V)
Download