Uploaded by User91535

LAPORAN KELOMPOK EKSPLORASI NUKLIR

advertisement
LAPORAN TUGAS KELOMPOK EKSPLORASI NUKLIR
EKSPLORASI GEOFISIKA DI SUMATERA B
Nama kelompok :
1.
M Defransyah Yuliadi
12116061
(PPT+Laporan)
2.
Ericson Sijabat
12117072
(Laporan)
3.
Rizky Setiawan
12117008
(Laporan)
4.
Elda Deka Mayestri
12117026
(Laporan)
5.
Agungsewu Ajie Pratama
12117108
(Laporan)
6.
Tongam Tua Parlindungan Marsoit
119120046
(Laporan)
7.
Siddiq Saputra
119120073
(Laporan)
PENDAHULUAN
Program Nuklir Indonesia merupakan program Indonesia untuk membangun dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi
maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia
sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan
listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan
publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah
cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya. Badan Tenaga Nuklir Nasional
(Batan) mencatat total sumber daya uranium yang dimiliki Indonesia sebanyak
81.090 ton dan thorium sebanyak 140.411 ton.
Bahan baku nuklir tersebut tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan,
dan Sulawesi. Sumatra memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium,
Kalimantan sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi
sebanyak 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium. Sebagai gambaran, setidaknya
untuk satu pembangkit nuklir berkapasitas 1.000 megawatt (MW), dibutuhkan 21
ton uranium untuk dapat memproduksi listrik selama 1,5 tahun. Dari kebutuhan 21
ton uranium, limbah yang dihasilkan hanya sepertiganya. Kegiatan pengembangan
dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia
Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut
mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan
radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga
atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65
tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember
yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di
Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang
iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama
(Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa
fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat
Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom
GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai
fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10
Tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana
kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir
(BAPETEN).
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) didirikan tahun 1998. Penelitian
energi atom dimulai di Indonesia. Selain untuk memproduksi listrik, teknologi
nuklir juga digunakan untuk kegunaan medis, manipulasi genetika dan agrikultur.
Rencana untuk program PLTN dihentikan tahun 1997 karena penemuan gas alam
Natuna dan krisis ekonomi dan politik. Tetapi program ini kembali dijalankan sejak
tahun 2005. Indonesia menyatakan bahwa, sebagai penandatangan NPT (Nonproliferation Treaty) dan Comprehensive Safeguard Agreement program akan
berkembang dengan pantauan International Atomic Energy Agency (IAEA). Oleh
sebab itu, Mohammed ElBaradei diundang untuk mengunjungi negara ini pada
Desember 2006.Protes terhadap rencana ini muncul pada Juni 2007 didekat Jawa
Tengah[1] dan juga lonjakan pada pertengahan 2007. Pada maret 2008, melalui
menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk
membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe)
PENGERTIAN NUKLIR
Secara umum nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam
proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.
Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan
inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia nuklir diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan
atau menggunakan inti atau energi atom. Beberapa ensiklopedia menyebutkan
sebutan inti untuk nuklir bisa berarti inti atom itu sendiri atau sesuatu yang
berhubungan dengan inti atom, seperti reaksi nuklir yaitu reaksi yang melibatkan
inti atom; energi nuklir yaitu energi yang dihasilkan pada reaksi nuklir; dan bom
nuklir yaitu bom yang memanfaatkan reaksi inti. Dalam ilmu fisika, sebuah nuklir
memiliki dua jenis reaksi, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi.
Dikenal dua reaksi nuklir yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
1. Reaksi fusi nuklir ialah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi
atom baru dan menghasilkan energy juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.
2. Reaksi fisi nuklir ialah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti
atom lainnya dan menghasilkan energy dan atom baru yang bermassa lebih
kecil serta radiasi eletromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi
sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh :
1. Reaksi fusi nuklir ialah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di
alam semesta. Senjata bom hydrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi
tak terkendali.
2. Reaksi fisi ialah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Untuk unsur yang sering digunakan reaksi fisi nuklir ialah Plutonium dan
Uranium ( terutama Plutonium-239, Uranium-235 ) sedangkan dalam reaksi
fusi nuklir ialah Lithium dan Hidrogen ( terutama Lithium-6, Deuterium,
Tritium ).
BAHAN PEMBUATAN NUKLIR
●
Deuterium
Deuterium disebut juga Hidrogen-2, atau hidrogen berat (simbol ditulis D atau 2H)
merupakan salah satu daripada tiga bentuk isotop hidrogen yang terdiri daripada
protium, deuterium, dan tritium.Deuterium merupakan isotop stabil dengan
kelimpahan alami di samudra Bumi kira-kira satu dari 6500 atom hidrogen (~154
PPM).Dengan demikian deuterium merupakan 0.015% (0.030% berat) dari semua
hidrogen yang terbentuk secara alami.
Inti deuterium, disebut deuteron, mengandung satu proton dan satu netron,
sementara inti hidrogen paling umum terdiri dari hanya satu proton dan tanpa
netron. Nama isotop berasal dari bahasa Yunani, deuteros yang berarti “dua”, untuk
menunjukkan 2 partikel sub-atomik yang menyusun inti.Secara alami, deuterium
ditemukan dalam jumlah kecil sebagai gas deuterium, ditulis 2H2 atau D2, tetapi
kebanyakan keberadaanya secara alami di alam semesta terikat dengan atom 1H
membentuk gas yang disebut hidrogen deuterida (HD atau 1H2H).Deuteron
memiliki spin +1, sehingga merupakan sebuah boson. Frekuensi resonansi
magnetik nuklir (NMR = Nuclear Magnetic Resonance) dari deuterium berbeda
secara signifikan dari hidrogen ringan yang biasa.
●
Plutonium
Plutonium(IV) oksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia PuO2. Padatan
bertitik lebur tinggi ini merupakan senyawa utama plutonium.Warna senyawa
bervariasi dari kuning sampai hijau zaitun tergantung pada metode produksi,
temperatur, dan ukuran partikel.Kelarutan dalam air tak larut Struktur Struktur
kristal Fluorit (kubik), cF12 Grup ruang Fm3m, No. 225 Geometrk koordinasi
Tetrahedral (O2–); kubik (PuIV) Bahaya Bahaya utama Radioaktif Titik nyala Tak
terbakar Senyawa terkait Senyawa terkait Uranium(IV) oksida Neptunium(IV)
oksida Amerisium(IV) oksida Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa).
●
Uranium
Uranium-235 adalah isotop uranium yang penting disamping uranium-238. Hanya
0,72% uranium alami adalah uranium-235, yang memiliki waktu paruh 7,038 x 108
tahun.Uranium-235 juga digunakan sebagai sumber utama penghasil neutron dalam
reaksi nuklir, yang mana neutron-neutron ditembakkan ke arah uranium-238, dalam
hal ini untuk membuat/ memproduksi plutonium.Uranium-235 dan plutonium-239
digunakan sebagai bahan bakar (fisi nuklir), dalam reaktor nuklir dan bom nuklir.
Biji-biji uranium diambil/ dikeruk dari pertambangan, yang kemudian dihancurkan/
dihaluskan, dan kemudian diproses secara kimia (bertahap-tahap), hingga akhirnya
dihasilkan/ didapatkan uranium murni (dalam bentuk U308 ). Kemudian diproses
lagi (bertahap-tahap), dengan menggunakan bahan-bahan kimia, dari: U308
menjadi UO2(NO3)2 ,kemudian menjadi ADU ,lalu menjadi UO2 ,menjadi UF4
,dan akhirnya menjadi UF6 ( Uranium hexafluoride ). UF6 , sudah bisa diproses
secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium238. Dalam bentuk UF6 , untuk meningkatkan kandungan Uranium-235 dalam
materi tersebut, yang mana kandungannya kurang dari 1% (sisanya 99% lebih
adalah uranium-238), maka perlu dilakukan pengayaan uranium ( uranium
enrichment ).
Setelah kandungan Uranium-235 nya, mencapai lebih dari 90%, yang mana sudah
sesuai untuk senjata nuklir, materi UF6 diproses lagi secara kimia, untuk
didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium-235 . Sisanya, dalam
bentuk UF6 ,yang mana kandungan Uranium-238 nya, lebih dari 99% ,diproses lagi
secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium238.
KEGUNAAN NUKLIR
Nuklir ternyata memiliki banyak kegunaan. Berikut ini beberapa kegunaan nuklir
yang telah digunakan oleh negara-negara maju , yang antara lain:
1.
Sebagai Sumber Listrik yang Hemat
Lebih dari 14% dari listrik dunia dihasilkan dari uranium dalam reaktor nuklir.
Jumlah ini lebih dari 2500 miliar kWh setiap tahun, seperti halnya dari semua
sumber listrik di seluruh dunia pada tahun 1960. Ini berasal dari beberapa 440
reaktor nuklir dengan kapasitas produksi total sekitar 377 000 megawatt
(MWe) yang beroperasi di 30 negara. Lebih dari 60 reaktor lagi sedang
dibangun dan lain 150 yang direncanakan.
Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Finlandia, Perancis, Hungaria, Jepang, Korea
Selatan, Slovakia, Slovenia, Swedia, Swiss dan Ukraina semua mendapatkan
30% atau lebih dari listrik dari reaktor nuklir. Amerika Serikat memiliki lebih
dari 100 operasi reaktor, memasok 20% dari listrik. Perancis mendapat tiga
perempat dari listrik dari uranium.
2.
Senjata Militer
Kedua uranium dan plutonium yang digunakan untuk membuat bom sebelum
mereka menjadi penting untuk membuat listrik dan radioisotop. Jenis uranium
dan plutonium untuk bom berbeda dari yang di pembangkit listrik tenaga
nuklir. Bom-grade uranium sangat diperkaya (> 90% U-235, bukannya sampai
dengan 5%), bom-plutonium yang cukup murni Pu-239 (> 90%, bukan 60%
dalam reaktor-grade) dan dibuat dalam reaktor khusus. Sejak 1990-an, karena
perlucutan senjata, banyak uranium militer menjadi tersedia untuk produksi
listrik. Uranium militer diencerkan tentang 25:1 dengan uranium habis
(kebanyakan U-238) dari proses pengayaan sebelum digunakan dalam
pembangkit listrik. Plutonium militer mulai digunakan sama, dicampur dengan
depleted uranium.
3.
Radio Isotop
Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan, air dan kesehatan
yang baik. Hari ini, isotop radioaktif memainkan peranan penting dalam
teknologi yang menyediakan kita dengan semua tiga. Mereka diproduksi oleh
membombardir sejumlah kecil elemen tertentu dengan neutron. Dalam dunia
kedokteran, radioisotop secara luas digunakan untuk diagnosis dan penelitian.
Pelacak kimia radioaktif memancarkan radiasi gamma yang menyediakan
informasi diagnostik tentang seseorang anatomi dan fungsi organ tertentu.
Radioterapi juga menggunakan radioisotop dalam pengobatan beberapa
penyakit, seperti kanker. Lebih kuat sumber gamma digunakan untuk
mensterilkan jarum suntik, perban dan peralatan medis lainnya. Sekitar satu
orang dalam dua di dunia barat kemungkinan akan mengalami manfaat dari
kedokteran nuklir di masa hidup mereka, dan gamma peralatan sterilisasi
hampir universal.
Dalam pengawetan makanan, radioisotop digunakan untuk menghambat
tumbuh tanaman akar setelah panen, untuk membunuh parasit dan hama, dan
untuk mengontrol pematangan buah dan sayuran disimpan. Iradiasi pangan
diterima oleh dunia dan nasional otoritas kesehatan untuk konsumsi manusia
dalam peningkatan jumlah negara. Mereka meliputi kentang, bawang, buahbuahan kering dan segar, biji-bijian dan produk biji-bijian, unggas dan ikan.
Beberapa makanan prepacked juga dapat diradiasi. Dalam ternak tumbuh
tanaman dan peternakan, radioisotop juga memainkan peran penting. Mereka
digunakan untuk memproduksi hasil tinggi, varietas tahan penyakit dan tahan
cuaca tanaman, untuk mempelajari bagaimana pupuk dan insektisida bekerja,
dan untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan domestik.
Industri, dan pertambangan, mereka digunakan untuk memeriksa Welds, untuk
mendeteksi kebocoran, untuk mempelajari laju memakai logam, dan untuk distream analisis berbagai mineral dan bahan bakar.
EKSPLORASI URANIUM
Kebutuhan energi listrik nasional di tahun 2025 diperkirakan mencapai angka 115
Giga Watt. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional pemerintah
menggalakkan energi baru dan terbarukan (EBT) diantaranya mikro hidro, panas
bumi, panas matahari, dan biomassa sebagai sumber energi listrik. Pemerintah
menargetkan EBT berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional
sebesar 23 persen. Hingga saat ini EBT mampu berkontribusi hanya sekitar 15–16
persen, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 7 persen. Kekurangan ini
diharapkan dapat dipenuhi oleh nuklir sebagai salah satu alternatif sumber energi
listrik nasional.
Seperti yang kita ketahui sumber pembangkit listrik tenaga nuklir berasal dari unsur
radioaktif, salah satunya Uranium. Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat,
beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke
actinide series (seri aktinida). Isotopnya digunakan sebagai bahan bakar reaktor
nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di
bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia).
Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat cadangan 70 ribu ton yang tersebar di
sejumlah lokasi di Indonesia. Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan
berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan
Sulawesi Barat. Pada tahun 2013 Badan Pengawas Tenaga Nuklir telah melakukan
penelitian atas kandungan uranium di Kabupaten Mamuju seperti di desa
Takandeang, Kecamatan Tapalang, juga di desa Belang Belang, kecamatan
Kalukku. Kemungkinan keterdapatan uranium di Indonesia jika dilihat dari kondisi
geologinya, tipe deposit yang berhubungan dengan magmatisme dapat dikaitkan
dengan Intrusive Deposits dan Volcanic Deposits. Di dunia, tambang uranium
terbesar berada di negara Kazakhstan, diikuti Kanada dan Australia di peringkat
kedua dan ketiga. (sumber: World Nuclear Association, July 2016).
METODE GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI URANIUM
Geofisika terapan difokuskan pada studi kerak bumi, mencari bahan baku,
penyelidikan benda bawah tanah dan sifat batuan serta pemantauan lingkungan.
Salah satu keuntungan dari metode geofisika adalah bahwa, untuk pengukuran
sebagian besar dibuat di permukaan, pemotongan terkait dengan fitur geologi
bawah permukaan dapat dengan mudah dibuat. Banyak digunakan metode
geofisika meliputi gravimetri, magnetometry dan penebangan lubang serta
geolistrik, radiometrik dan seismik. Sifat fisik uranium adalah petunjuk untuk
parameter yang akan membantu dalam deteksi (Tabel 1).Meskipun kepadatan
sangat tinggi, mineralisasi uranium, dalam segala bentuknya, tidak menimbulkan
anomali
gravitasi
diamati.
Suseptibilitas
magnetik
yang
rendah
tidak
memungkinkan deteksi langsung uranium dengan cara kontras magnetik.
Sementara tahanan listrik dari uranium sangat rendah, mineralisasi uranium tidak
terwujud dirinya sebagai konduktor yang baik. Secara umum, mineral uranium
tidak dapat dibedakan dengan kontras konduktivitas listrik dari batu tetangga,
namun beberapa bentuk mineralisasi yang terdeteksi dengan metode listrik dan
elektromagnetik. Uranium adalah radioaktif, dan metode radiometrik teknik deteksi
utama yang digunakan selama eksplorasi. Aplikasi gravitasi, magnet, listrik,
elektromagnetik
dan
teknik
prospeksi
seismik
dapat
secara
signifikan
meningkatkan pemahaman bawah permukaan pengaturan geologi suatu daerah.
METODE UTAMA
1. METODE RADIOMETRIK
Metode Radiometrik atau disebut juga gamma-ray spectrometric adalah
metode geofisika yang digunakan untuk mengestimasi konsentrasi dari
radioelement seperti potassium, uranium, dan thorium dengan mengukur
sinar gamma yang diemisikan isotope radioaktif selama peluruhan.
Konsepnya adalah inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan
dan memancarkan radiasi nuklir. Radiasi tersebutlah yang kemudian
ditangkap oleh instrumen radiometrik sebagai sinyal.
Semua batuan dan tanah yang mengadung isotope radioaktif, dan hampir
semua sinar gamma yang terdeteksi di dekat permukaan bumi adalah hasil
dari peluruhan natural radioaktif dari potassium, uranium, dan thorium.
Sinar gamma adalah suatu kumpulan radiasi elektromagnetik yang
terkarakterisasi oleh frekuensi dan energi yang tinggi. Sinar ini memiliki
sedikit penetrasi, dan dapat melewati batuan sejauh 35 centimeter dan
ratusan meter ketika melewati udara. Setiap sinar gamma memiliki
karateristik energi, dimana pengukuran dari energy tersebut memungkinkan
untuk diagnosa radiasi potassium, uranium, dan thorium secara spesifik.
Metode radiometric memiliki banyak aplikasi, tapi biasanya lebih sering
digunakan sebagai alat pemetaan geologi. Perubahan litologi dan tipe tanah
sering disertai dengan perubahan konsentrasi radioelement. Metode ini
mampu mendeteksi langsung deposit suatu mineral. Oleh karena itu metode
radiometric merupakan sarana utama untuk prospeksi dan evaluasi bahan
baku radioaktif dan pemetaan geologi dengan mengukur radiasi nuklir.
METODE PENDUKUNG
1. Resistivity metode
Resistivity survei adalah metode penyelidikan bawah permukaan dimana
arus listrik dilewatkan melalui tanah melalui dua elektroda. Dua elektroda
lain yang digunakan untuk mengukur potensi di tanah jauh dari elektroda
saat ini, menghasilkan resistivitas semu. Teknik survei telah dirancang
untuk menentukan struktur vertikal dari bumi berlapis, atau terdengar listrik
vertikal (VES), dan perubahan lateral resistivitas, atau resistivitas profil.
Baru dirancang, teknik yang lebih canggih, seperti pencitraan listrik
menganalisis kedua variasi resistivitas vertikal dan lateral. Perkiraan batu
resistivitas didasarkan pada pengukuran lapangan di mana saya arus listrik
diperkenalkan ke dalam tanah melalui elektroda arus C1 dan C2, dan beda
potensial ΔV diukur antara dua elektroda potensial P1 dan P2. Jarak dan
pengaturan keempat elektroda disebut array elektroda.
2. Elektromagnet Metode
Metode elektromagnetik, seperti metode resistivitas, terutama digunakan
untuk menyelidiki variasi resistivitas bawah permukaan batu, namun
mereka bergantung pada prinsip-prinsip fisik yang berbeda, yang paling
penting
adalah
metode
induction.Electromagnetic
elektromagnetik
memanfaatkan lapangan harmonik yang dihasilkan atau lapangan
sementara, yang berasal setelah perubahan tiba-tiba kekuasaan sumber.
Sebuah
arus
bolak-balik
yang
diterapkan
menghasilkan
medan
elektromagnetik waktu bervariasi. Vektor diinduksi intensitas magnetik H
(t) tergantung pada intensitas H0 bidang utama.
3. Metode Gravity
Gravitasi adalah salah satu teknik geofisika yang paling berguna yang
berlaku untuk mendeteksi lateral, dan sampai batas tertentu, perbedaan
vertikal dalam kepadatan batuan bawah permukaan. Gravity survei berlaku
untuk menemukan mayat terkubur lebih besar, batas-batas litologi dan fitur
struktural di bawah asumsi kepadatan cukup kontras antara target dan tuan
litologi. Studi medan gravitasi didasarkan pada dua prinsip dasar: hukum
gravitasi Newton dan prinsip superposisi. Hukum Newton mendefinisikan
gaya tarik F antara dua massa, m1 dan m2 (kg), yang berbanding lurus
dengan massa produk tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat r
perpisahan mereka (m) sebagai
F = G m1 m2 / r2
4. Metode Magnetic
Medan magnet dari tubuh geologi tunggal (anomali magnetik) akan
memanifestasikan dirinya sebagai gangguan di bidang geomagnetik normal
bumi karena jumlah terkandung bahan feromagnetik. Bentuk, ukuran,
posisi, kedalaman dan sifat petrografi dari geologi terkait inhomogeneities
semua mempengaruhi anomali magnetik yang dihasilkan. Respon magnetik
tubuh terkubur tergantung pada kedua arah magnetisasi tubuh dan medan
magnet kejadian bumi. Ini adalah alasan mengapa anomali magnetik lebih
kompleks daripada anomali gravitasi. Sebuah anomali magnetik, sebagai
indikasi bawah permukaan inhomogeneity magnet, dapat ditentukan
sebagai perbedaan antara nilai yang terukur dan medan magnet latar
belakang normal .Kedua gravitasi dan survei magnetik dapat berhasil
diterapkan di geologis pemetaan daerah selama tahap awal eksplorasi
uranium. Dalam kasus penutup lengkap disebabkan oleh unsur-unsur seperti
glasial sampai, pasir atau pengembangan regolith ekstrim, pemetaan bawah
permukaan geologi fitur atas area yang luas dapat biaya efektif dilakukan
melalui survei magnetik.
5. Metode Seismik
Prospeksi seismik memanfaatkan propagasi gelombang elastis melalui batu.
Sifat elastis dari media isotropik pada umumnya dijelaskan oleh modulus
Young elastisitas dan rasio Poisson. Energi yang ditransfer ke dalam media
menghasilkan strain waktu-variabel, yang menghasilkan osilasi partikel.
Osilasi menyebarkan, dan gelombang elastis yang dihasilkan. Tergantung
pada sifat dari osilasi relatif terhadap arah propagasi, gelombang elastis
yang dikenal sebagai memanjang (P) atau melintang (S) gelombang. Sgelombang tidak melakukan perjalanan melalui cairan. Karakteristik dasar
gelombang seismik yang panjang gelombang, λ, frekuensi (jumlah osilasi
per detik), f, dan kecepatan rambat, v; di mana v = f λ. P-gelombang
merambat hampir dua kali lebih cepat S-gelombang. Amplitudo gelombang
menunjukkan intensitasnya. Kecepatan gelombang seismik dalam media
batu tergantung pada rock parameter elastis, densitas, porositas dan saturasi
air. Kecepatan gelombang P dalam lapisan tanah lapuk, kerikil atau pasir
jenuh kurang dari 1000 m / s, sedangkan pada batuan padat seperti granit,
batu kapur dan batulempung, kecepatan berkisar antara tahun 2000 dan
6000 m / s. Selain P dan S gelombang (gelombang tubuh menembus media
batu), gelombang permukaan (gelombang Rayleigh dan gelombang cinta)
perjalanan di lapisan permukaan yang sempit langsung dari sumber ke
sensor. Impedansi seismik (Z) dari media batu merupakan produk
densitasnya (ρ) dan kecepatan gelombang seismik, v; Z = ρv (G / cm2s).
Seismik refleksi adalah alat yang ampuh untuk penyelidikan struktur
geologi bawah permukaan pada kedalaman yang besar dan sering
divisualisasikan dalam bentuk bagian vertikal atau sebagai gambar 3-D.
Seismik refleksi adalah bentuk terdengar gema. Sudut refleksi dari Pgelombang adalah sama dengan insiden P-ray tapi di sisi berlawanan dari
normal. Waktu tempuh sinar seismik dari sumber ke reflektor geologi dan
kembali lagi dicatat. Catatan grafis dari masing-masing saluran seismik
menunjukkan jejak semua kedatangan gelombang seismik.
6. Welloging
Sebuah pengukuran geofisika diterapkan dalam lubang bor melalui proses
penebangan wireline memungkinkan penyelidikan dan penentuan sifat fisik
batuan pada kedalaman diketahui secara tepat. Berbeda dengan permukaan
pengukuran, ke lubang penebangan menyediakan geometri pengukuran
konstan, resolusi vertikal yang lebih besar dari formasi geologi dan
kemungkinan korelasi dengan core.Most bor prinsip geofisika yang
digunakan adalah sama dengan yang digunakan dari permukaan. Magnet,
listrik dan elektromagnetik, geofisika nuklir dan beberapa metode murni
teknis semua diterapkan dalam lubang bor. Berbagai jenis penebangan
lubang bor dapat memberikan banyak parameter untuk interpretasi,
termasuk: litologi, stratigrafi kontinuitas, porositas, bulk density,
resistivitas, konduktivitas, kadar air, saturasi air, mineral konsentrasi, stres
dan modulus elastisitas, gerakan tanah dan kimia dan karakteristik fisik.
Tidak semua metode dapat digunakan dalam lubang bor cased sejak
beberapa log memerlukan kontak terbuka dengan dinding sumur.
Pengukuran geofisika di lubang bor secara luas diterapkan dalam industri
minyak dan gas, dan mineral, baik pada tahap pertambangan atau eksplorasi
murni. Dimana uranium yang bersangkutan, perhitungan cadangan uranium
/ sumber daya secara fundamental didasarkan pada measurements.The
lubang bor log gamma-gamma mendeteksi Compton tersebar sinar gamma
pada dinding lubang bor yang disebabkan oleh sumber radioaktif buatan
(137Cs atau 60Co) dalam probe. Log gamma-gamma akan mencerminkan
kepadatan. Demikian pula, log neutronneutron digunakan untuk mengukur
porositas.
7. Remote Sensing
Pengukuran geofisika juga bisa dibuat menggunakan bagian-bagian tertentu
dari spektrum elektromagnetik yang dipantulkan terlihat dan dekat
inframerah. Mineral dan kelompok mineral yang dikenal untuk menyerap
bagian diskrit dari spektrum elektromagnetik, sehingga memungkinkan
untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok ini didasarkan pada sistem
reflektansi spectra.Satellite diamati menyediakan data resolusi yang
semakin tinggi diatur ke pengguna akhir. Resolusi ini meningkat baik dari
segi ukuran tanah pixel dan spektrum diatasi. Pengukuran spektral yang
mungkin dalam inframerah sangat dekat (NIR), gelombang inframerah
pendek (SWIR) dan band termal. Pengolahan informasi ini kemudian dapat
menyebabkan membangun kehadiran kumpulan mineral seperti besi besi,
besi oksida, vegetasi, mineral lempung, karbonat, kuarsa dan feldspar.
Portabel instrumen pengukuran SWIR tanah berbasis digunakan untuk
mengkalibrasi dan SWIR hasil survei udara tindak lanjut. Ahli geologi
eksplorasi uranium menggunakan alat ini untuk memetakan litologi,
mineralogi dan perubahan tanah liat tanda tangan di singkapan dan drill
core.
DAMPAK EKSPLORASI NUKLIR
Setiap hal yang dilakukan pasti terdapat konsekuensinya, begitupun eksplorasi
nuklir. Berikut dampak – dampak negatif yang diakibatkan oleh adanya eksplorasi
nuklir :
1. Radiasi
Radiasi dapat terjadi apabila suatu reaktor nuklir mengalami kebocoran.
Hal ini dapat terjadi karena kesalahan sistem pada reaktor, bencana
alam, kerusakan mesin, dan lainnya. Contoh peristiwa kebocoran pada
reaktor nuklir yaitu pada PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima.
Bencana kebocoran reaktor nuklir PLTN Chernobyl
(Sumber : historycollection.com)
2. Senjata Nuklir
Saat atom pertama kali ditemukan oleh Rutherfrd pada tahun 1911,
Rutherford melihat potensi sifat ekplosif dari atom yang telah
ditemukannya. Kemudian dia bersama ilmuwan lainnya seperti Niels
Bohr, Albert Einstein, Robert Oppenheimer, dan Otto Hahn mulai
melakukan penelitian terkait perkembangan energi atom sekitar tahun
1920 – 1930. Pada 6 Januari 1939, energi nuklir sudah dapat
digunakan untuk keperluan masyarakat sipil dan militer. Namun tidak
lama setelah tanggal tersebut, peneliti dari Austria, Lise Meitner dan
Otto Frisch menemukan bahwa reaksi nuklir – fission dapat
menghasilkan energi besar dan energi ini bersifat eksplosif. Pada saat
itu, para ilmuwan berharap masalah energi di dunia dapat diselesaikan
dengan ditemukannya energi nuklir, tetapi tidak dengan pemikiran
pemimpin negara - negara seperti jerman, Britania Raya, Uni Soviet,
dan Amerika Serikat. Saat itu dunia sedang berada pada titik jurang
perperangan. Dengan mendengar kemampuan energi nuklir dapat
menghasilkan daya ledak yang besar, mereka bekerja sama dengan
beberapa ilmuwan untuk menciptakan suatu senjata super power yang
sangat efektif bagi keperluan militer, yaitu bom atom. Negara – negara
superpower saat itu berlomba – lomba untuk membuat senjata nuklir
paling ampuh sehingga mereka dapat memenangkan “perang” dalam
senjata nuklir. Namun hal tersebut terhalang oleh beberapa kendala
seperti ketersediaan uranium yang langka. Oleh karena itu, tidak
hanya siapa yang dapat menyelesaikan senjata nuklir terlebih dahulu,
namun siapa yang memiliki cadangan uranium yang memadai yang
dapat melanjutkan projeknya. Hingga pada Juni 1944, saat keperluan
uranium sangat diperlukan, Amerika Serikat dan Inggris Raya
menyepakati perjanjian Combined Development Trust, yang tujuan
utamanya yaitu mengawasi cadangan uranium di dunia. Amerika
Serikat dan Inggris Raya mendapatkan pengawasan lebih dari 97%
produksi uranium di dunia.
Eksplorasi nuklir tidak selamanya menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan
umat manusia, tetapi dengan adanya eksplorasi nuklir terdapat beberapa dampak
postifnya seperti :
1. Sebagai alternatif bahan bakar yang selama ini masih bergantung pada
migas dan batubara
2. Energi nuklir dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang
karena Uranium memiliki waktu paruh yang lama sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bakar seperti roket untuk penelitian luar
angkasa
3. Tidak terpengaruh oleh cuaca global karena nuklir tidak menimbulkan
SO2, NOx, logam berat, dan CO2
4. Lebih kompetitif dari segi ekonomi dibandingkan energi konvensional
DAFTAR PUSTAKA
Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran
Lihat Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses
pada tanggal 20 Februari 2014, URL : http://netsains.net/2009/04/energinuklir-pengertian-danpemanfaatannya/
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa, Jakarta, h. 1009
Lihat batan.go.id, Ensiklopedi Teknologi Nuklir, diakses pada 15 Februari 2014,
URL : http://www.batan.go.id/ensiklopedi/index.php
https://www.dosenpendidikan.co.id/nuklir-adalah/
https://medium.com/@TERRAITB/eksplorasi-uranium-4782e3d453b8
Sukir; Soenarto, Sunaryo. 1993. BAHAYA NUKLIR PLTN TERHADAP
L1NGKUNGAN: SUATU ANTISIPASI PENCEGAHAN. Hal 90 – 91
Koesrianti. 2016. Surabaya. Dua Sisi Nuklir : Senjata Nuklir dan Kesejahteraan
Manusia. Penerbit Zifatama Publisher
(Wibowo, Trihastuti, & Idris, 2016, p. 2)
Imam Basthori dan Moch. Djoko Birmano, “Analisis Ketersediaan Uranium di
Indonesia Untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR 10000 MWe,” jurnal pengembangan
energy nuklir., vol.19, no.2, hal 95-102, 2017.
Download