Uploaded by mukti.alfaqir

RTP Kab. Bombana

advertisement
URAIAN
1. Pendahuluan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan suatu kebijakan berkaitan
dengan sistem pengendalian yang harus dibuat oleh Pemerintah sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara. Untuk menindaklanjuti kebijakan SPIP tersebut maka Pemerintah telah
menetapkan Peraturan Pemerintah
Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mewajibkan kepada pimpinan instansi
pemerintah untuk menyelenggarakan SPIP. Dalam mengemban amanat PP Nomor 60
Tahun 2008 tentang SPIP diperlukan langkah-langkah dan perencanaan yang
strategis dalam upaya mengintegrasikan konsep SPIP ke dalam kegiatan dan tindakan
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bombana.
A. Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Bombana wajib untuk menyelenggarakan kebijakan SPIP
sesuai amanat PP 60 Tahun 2008. Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan
SPIP maka diperlukan suatu Rencana Tindak Pengendalian guna menjadi acuan
kepada para penyelenggara tugas pokok di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bombana.
Rencana Tindak Pengendalian merupakan uraian mengenai disain rencana
pengendalian atas pelaksanaan tugas pokok Pemerintah Kabupaten Bombana
sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan yang
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja.
RTP saat ini diprioritaskan pada pengelolaan keuangan dan aset yang efisien,
efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
1
C. Maksud dan Tujuan
Rencana Tindak Pengendalian dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
pimpinan dan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bombana untuk
mengenali kondisi lingkungan pengendalian, risiko, dan tindakan pengendalian
yang diperlukan untuk mencegah kegagalan/penyimpangan dan/atau mempercepat
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
RTP saat ini diprioritaskan pada pengelolaan keuangan dan aset yang efisien,
efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
D. Manfaat
Manfaat Rencana Tindak Pengendalian di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bombana antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai dasar pengembangan SPIP secara menyeluruh hingga tercipta
keterpaduan antara sub-sub unsur SPIP dengan lingkungan pengendalian
dalam aktivitas dan kegiatan sehari-hari.
2. Sebagai dasar dalam membangun instrumen pengendalian sebagai bagian dari
penyelenggaraan SPIP.
3. Sebagai dasar pendokumentasian, pemantauan dan pengukuran kemajuan
penyelenggaraan SPIP.
4. Sebagai bahan penyusunan Statement of Responsibilities (SOR).
E. Ruang Lingkup
Dari sisi tujuan organisasi, maka tujuan yang akan dijamin adalah tujuan-tujuan
yang ditetapkan dalam dokumen-dokumen perencanaan, tujuan-tujuan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, harapan yang dituntut oleh
stakeholder, dan hal-hal lain yang harus dicapai oleh Pemerintah Kabupaten
Bombana.
Sedangkan dari tahap menejemen, maka Rencana Tindak Pengendalian Intern ini
meliputi tahapan menejemen perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran,
penatausahaan anggaran, pelaporan pelaksanaan,
pemantauan pelaksanaan
anggaran baik keuangan maupun aset.
2
Namun untuk tahun 2013, penyusunan RTP diprioritaskan pada pengelolaan
keuangan dan aset yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel dalam rangka
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
2. Sekilas tentang SPIP
A. Pengertian SPIP
Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 didefinisikan
sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam PP Nomor 60 Tahun
2008 didefinisikan sebagai Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Definisi SPI dan SPIP di atas dipahami oleh Pemerintah Kabupaten Bombana
sebagai suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh pimpinan dan
pegawai serta diintegrasikan dengan proses kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan
secara berkesinambungan (on going basis) guna mencapai tujuan organisasi.
Dalam mencapai tujuan organisasi tersebut harus dapat dicapai dengan cara
menjaga dan mengamankan aset negara yang dimandatkan kepada Pemerintah
Kabupaten Bombana, menjamin tersedianya laporan manajerial yang lebih handal,
meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak
keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran
aspek kehati-hatian, meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan
efisiensi biaya.
B. Tujuan SPIP
Tujuan SPIP sebagaimana disebutkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi.
Pemberian jaminan berupa keyakinan memadai terhadap tercapainya tujuan
sebaiknya dapat diberikan sejak tahap menejemen perumusan kebijakan,
3
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan pelaksanaan
anggaran, pelaporan pelaksanaan anggaran, dan pemantauan.
C. Unsur-unsur SPIP
Unsur-unsur SPIP yang ditetapkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian;
2. Penilaian Risiko;
3. Kegiatan Pengendalian;
4. Informasi dan Komunikasi; dan
5. Pemantauan Berkelanjutan.
Penjelasan lebih lanjut terkait dengan pembangunan kelima unsur tersebut pada
Pemerintah Kabupaten Bombana adalah sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah merupakan pencerminan integrasi antara
kualitas kepemimpinan, sumber daya manusia, dan metode kerja. Untuk
menghasilkan
lingkungan
pengendalian
yang
sehat
maka
diperlukan
pengawasan atasan (management oversight) untuk dapat menyempurnakan
gaya kepemimpinan yang tepat dan kebijakan yang tepat.
Selain itu, dibutuhkan budaya pengendalian yang memadai dan hidup serta
berkembang pada organisasi sehingga pengendalian bukan sesuatu yang
bersifat formalitas.
Pengawasan atasan dan budaya pengendalian diharapkan akan dapat
meningkatkan kualitas kepemimpinan, sumber daya manusia, dan metode kerja
Pemerintah Kabupaten Bombana.
2. Penilaian Risiko
Identifikasi dan analisis risiko merupakan pencerminan dari pelaksanaan prinsip
kehati-hatian dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten
Bombana.
4
Berbagai
gaya
kepemimpinan
dan
sudut
pandang
pemikiran
akan
mempengaruhi penetapan dan penilaian risiko yang dihadapi sehingga
memungkinkan akan menjadi faktor kendala dalam pelaksanaannya.
3. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian merupakan pencerminan dari aktualisasi penerapan
kebijakan SPIP oleh Pemerintah Kabupaten Bombana untuk mencapai tujuantujuan pengendalian yang telah ditetapkan.
Karakterisitik kegiatan pengendalian yang ditetapkan pada
Kabupaten
Bombana
sekurang-kurangnya
telah
Pemerintah
memperhatikan
bahwa
kegiatan pengendalian:
a. Dikaitkan dengan proses penilaian risiko;
b. Ditetapkan secara tertulis;
c. Dilaksanakan dengan pengawasan dari Petugas Penegak Disiplin; dan
d. Dievaluasi
secara
berkala
untuk
memastikan
eksistensi
kegiatan
pengendalian.
4. Informasi dan Komunikasi
1) Informasi
Informasi dan komunikasi yang memadai dimaksudkan agar dapat
mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dan digunakan sebagai
sarana tukar menukar informasi dalam rangka pelaksanaan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Pemerintah
Kabupaten
Bombana
harus
menyelenggarakan
Sistem
Informasi supaya dapat menghasilkan laporan mengenai kegiatan, kondisi
capaian kinerja, penerapan menejemen risiko, dan pemenuhan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan tugas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah
Kabupaten
Bombana
sekurang-kurangnya
memiliki
dan
memelihara sistem informasi menejemen yang diselenggarakan, baik dalam
bentuk elektronik maupun bukan elektronik. Mengingat bahwa sistem
informasi
elektronik
dan
penggunaan
teknologi
informasi
tersebut
5
mempunyai dampak risiko maka Pemerintah Kabupaten Bombana harus
mengendalikannya secara efektif guna menghindari adanya gangguan dan
kemungkinan timbulnya kerugian Pemerintah Kabupaten Bombana yang
signifikan.
2) Komunikasi
Sistem komunikasi pada Pemerintah Kabupaten Bombana harus mampu
memberikan informasi kepada seluruh pihak, baik intern maupun ekstern.
Pemerintah Kabupaten Bombana memastikan bahwa penggunaan sistem
komunikasi yang diberlakukan di Pemerintah Kabupaten Bombana telah
diselenggarakan.
Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Bombana harus memungkinkan
adanya arus informasi yang memadai, yaitu informasi ke atas, ke bawah dan
lintas satuan kerja/unit:
1) Informasi ke atas untuk memastikan bahwa pimpinan mengetahui risiko
dan kinerja Pemerintah Kabupaten Bombana. Saluran informasi ini harus
dapat merespon untuk pelaksanaan langkah-langkah perbaikan dan
dapat diketahui oleh jajaran menejemen.
2) Informasi ke bawah untuk memastikan bahwa tujuan, strategi dan
ekspektasi Pemerintah Kabupaten Bombana serta kebijakan dan
prosedur yang berlaku telah dikomunikasikan kepada para menejer di
tingkat bawah dan para pelaksana.
3) Informasi lintas satuan kerja/unit untuk memastikan bahwa informasi
yang diketahui oleh suatu satuan kerja tertentu dapat disampaikan
kepada satuan kerja lain yang terkait, khususnya untuk mencegah
benturan kepentingan dalam
pengambilan
keputusan
dan untuk
menciptakan koordinasi yang memadai.
3. Lingkungan Pengendalian
A. Lingkungan Pengendalian yang Diharapkan
Lingkungan pengendalian adalah pondasi bagi unsur-unsur sistem pengendalian
intern. Untuk menghasilkan lingkungan pengendalian yang sehat maka diperlukan
pengawasan atasan dan dibutuhkan budaya pengendalian yang memadai dan
6
hidup serta berkembang pada organisasi sehingga pengendalian bukan sesuatu
yang bersifat formalitas.
Pengawasan
atasan
dan
budaya
pengendalian
diharapkan
akan
dapat
meningkatkan kualitas kepemimpinan, sumber daya manusia, dan metode kerja
Pemerintah Kabupaten Bombana. Untuk itu, seluruh jajaran baik pimpinan maupun
staf Pemerintah Kabupaten Bombana sangat menjunjung integritas dan nilai-nilai
etika dalam pencapaian tujuan organisasi.
B. Kondisi Lingkungan Pengendalian
Kondisi Lingkungan Pengendalian Pemerintah Kabupaten Bombana masih terdapat
kelemahan-kelemahan pada sub unsur Penegakan Integritas dan Nilai Etika,
Komitmen terhadap Kompetensi, Kepemimpinan yang Kondusif, dan Kebijakan
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), sebagai berikut:
1) Pada sub unsur Penegakan Integritas dan Nilai Etika, Pemerintah Kabupaten
Bombana belum menyusun Kode Etik/Aturan Perilaku yang diberlakukan bagi
pimpinan dan staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bombana;
2) Pada sub unsur Komitmen terhadap Kompetensi, Pemerintah Kabupaten
Bombana
belum
memadai
dalam
melaksanakan
identifikasi
terhadap
kompetensi pimpinan dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bombana;
3) Pada sub unsur Kebijakan pengembangan SDM, Pemerintah Kabupaten
Bombana belum memadai dalam evluasi kinerja menejemen dan program
pendidikan tambahan dalam unit orgnisasi; dan
4) Pada sub unsur peran APIP yang efektif, Pemerintah Kabupaten Bombana
belum memadai dalam melaksanakan reviu secara periodik baik terkait dengan
efisiensi, keuangan, pengendalian internal dan reviu terhadap ketaatan
terhadap peraturan perundangan.
C. Rencana Perbaikan Lingkungan Pengendalian
Dari hasil analisis lingkungan pengendalian (Control Environment Evaluation),
terdapat kelemahan-kelemahan lingkungan pengendalian yang perlu mendapat
prioritas untuk diperbaiki, yaitu:
7
No.
Sub Unsur / Rencana Tindak
Perbaikan
Penanggung
Jawab
Waktu
Pelaksanaan
1
2
3
4
BKD-Diklat
Tahun 2014
Seluruh SKPD
Tahun 2014
BKD-Diklat
Tahun 2014
BPKAD-BKD
Tahun 2014
Pelaksanaan Reviu Secara Periodik
Inspektorat
Tahun 2013
Pelaksanaan reviu secara periodik
BKD-Diklat
Tahun 2013
1
Penegakan Integritas dan Nilai Etika
a. Penyusunan dan pengkomunikasian
Kode Etik/Aturan Perilaku
b. Pembuatan media/poster/banner terkait
pengaduan atas pelanggaran nilai etika
2
Komitmen terhadap Kompetensi
-
3
Mapping Kompetensi
Kebijakan Pengembangan SDM
4
-
Penyusunan dan Pengkomunikasian
kebijakan dan prosedur pengembangan
SDM.
4. Penilaian Risiko
Dalam rangka penilaian risiko, tujuan strategis Pemerintah Kabupaten Bombana tahun
2013 diprioritaskan pada pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan
akuntabel dalam rangka memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam
rangka pencapaian tujuan strategis organisasi tahun 2013 tersebut, telah dilakukan
identifikasi atas risiko-risiko dan permalasahan-permasalahan yang akan mengganggu
tercapainya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Output dari identifikasi risiko adalah daftar risiko. Dari hasil identifikasi diperoleh 36
risiko teridentifikasi dengan rincian sebagai berikut :
No
PERNYATAAN RISIKO
1
Belum tertibnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan
pencatatan dan pembukuan persediaan.
2
3
Banyaknya temuan yang belum ditindaklanjuti
Terdapat aset yang bernilai nol (0) dan satu (1) atau tidak wajar
4
Aset yang diserahkan ke masyarakat/pihak ke 3 tanpa disertai Berita
Acara dan Surat Keputusan Bupati.
8
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Penyusunan laporan keuangan SKPD terlambat.
Pengeluaran yang tidak sesuai mekanisme seperti disposisi, perintah
langsung atasan.
Sulitnya memperoleh data dari SKPD dalam rangka melaksanakan reviu
Penggunaan aset di SKPD belum ditetapkan dengan Surat Keputusan
(SK) Bupati
Tidak adanya Kelengkapan alas hak/bukti kepemilikan terhadap setiap
aset Barang Milik Daerah (BMD)
Terdapat Barang Milik Daerah (BMD) yang tidak ditemukan
Penyusunan Surat Pembayaran Jaminan (SPJ) oleh Bendahara tidak
didukung bukti-bukti yang lengkap
Tidak adanya data pembanding manual dalam penyusunan laporan
keuangan
Pencairan dana bantuan hibah tanpa memperhatikan naskah hibah
(NPHD)
Pengeluaran yang secara aturan tidak tegas seperti perayaan ulang
tahun
Ketidakakuratan data yang diserahkan oleh bendahara barang SKPD
baik berupa jenis dan jumlah barang
Terjadi pembayaran Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang tidak
sesuai dengan kenyataan fisik di lapangan
Spesifikasi barang yang dibeli tidak sesuai dengan spesifikasi barang
yang diterima
PPK meverifikasi Surat Perintah Pembayaran (SPP)/Menandatangani
SPP/Surat Perintah Membayar (SPM) tanpa mencocokan dengan kode
rekening dan volume/biaya pihak ketiga (sesuai kontrak)
Proses verifikasi tidak akurat
Kesalahan penganggaran (kode rekening)
Pencairan dana bantuan keuangan tanpa dimintai SPJ fisik yang telah
terealisasi sebelumnya
Pembayaran SPJ Fiktif
Kesalahan penginputan angka-angka dalam aplikasi SIMDA.
Adanya perilaku switch-anggaran yang tidak memiliki pos
anggaran/bukan program prioritas
Pembayaran atau pertanggungjawaban fiktif yang dilakukan oleh SKPD
Pencairan atas Berkas SPP SPM yang tidak/atau belum lengkap
Masih terdapat jenis atau obyek Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
sudah ditetapkan dalam Perda bertentangan dengan Undang-undang No
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
Pembayaran Sisa Pinjaman Pihak Ketiga (PFK) yang sulit teridentifikasi
Bendahara melakukan pengeluaran atas beban belanja yang tidak ada
dalam anggaran (DPA)
Pencairan anggaran yang tidak tersedia dalam DPA
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Tidak Sesuai dengan
Aturan Daerah
Keterlambatan bidang-bidang/personal menyetorkan invoice/SPJ kepada
9
33
bendahara
Mekanisme permintaan SPP UP TU GU LS tidak sesuai Permendagri
34
Lambatnya pemeriksaan SPJ SKPD oleh Fungsi Perbendaharaan
35
Pembayaran Pajak tidak sesuai dengan kelompok pajak
36
Penyetoran Pajak melebihi jumlah pungutan
Rincian lebih lanjut terkait Daftar risiko lihat Lampiran 1
Terhadap risiko-risiko pada daftar risiko tersebut telah dilakukan analisis atas
kemungkinan terjadinya dan besarnya dampak pada tercapainya tujuan organisasi.
Untuk melakukan analisis risiko tersebut, sebelumnya ditetapkan dahulu skala
kemungkinan dan skala dampak yang digunakan untuk mengukur tingkat ancaman
terhadap pencapaian tujuan strategis.
Skala kemungkinan yang ditetapkan menggunakan skala 4 dengan uraian sebagai
berikut:
Skor
Derajad
(Degree)
Kemungkinan
(Likelihood)
1
Sangat jarang
Mungkin terjadi lebih dari lima tahun
2
Jarang
Mungkin terjadi setiap tiga sampai lima tahun
3
Sering
Mungkin terjadi setiap dua tahun
4
Sangat sering
Mungkin terjadi setiap tahun
Skala dampak yang ditetapkan menggunakan skala 4 dengan uraian sebagai berikut:
Skor
Derajad
(Degree)
Dampak
(Consequences)
1
Sangat rendah
Sangat tidak mempengaruhi opini Laporan Keuangan
2
Rendah
Tidak mempengaruhi opini Laporan Keuangan
3
Tinggi
Mempengaruhi opini Laporan Keuangan
4
Sangat tinggi
Sangat mempengaruhi opini Laporan Keuangan
Setelah dilakukan analisis risiko menggunakan skala kemungkinan dan skala dampak
tersebut di atas, diperoleh “peta risiko” yang menunjukkan urutan-urutan risiko yang
10
perlu segera ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Bombana dalam rangka
memperoleh opini WTP seperti pada gambar dibawah ini.
4
3,5
Konsekuensi
3
2,5
2
1,5
1
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Likelihood
Pada pelaksanaannya, tidak seluruh risiko akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten
Bombana dalam tahun 2013. Risiko-risiko yang akan ditangani hanyalah risiko-risiko
yang sangat ektrim atau berada pada area berwarna merah pada peta risiko dan
risiko-risiko yang tinggi atau berada pada area berwarna oranye, sedangkan risikorisiko yang menengah dan rendah yang berada pada area berwarna kuning dan hijau
akan diterima/ditolerir.
Risiko-risiko yang akan ditangani adalah sebagai berikut:
1. Belum tertibnya SKPD melakukan pencatatan dan pembukuan persediaan.
2. Banyaknya temuan yang belum ditindaklanjuti.
3. Terdapat aset yang bernilai nol (0) dan satu (1) atau tidak wajar.
4. Aset yang diserahkan ke masyarakat/pihak ketiga tanpa disertai Berita Acara dan
Surat Keputusan Bupati.
5. Penyusunan laporan keuangan SKPD terlambat.
6. Pengeluaran yang tidak sesuai mekanisme seperti disposisi dan perintah
langsung atasan.
7. Penggunaan Aset di SKPD belum ditetapkan dengan SK Bupati.
11
8. Tidak adanya kelengkapan alas hak/bukti kepemilikan terhadap setiap aset BMD.
9. Terdapat Barang Milik Daerah (aset) yang tidak ditemukan.
10. Pencairan dana bantuan hibah tanpa memperhatikan naskah hibah (NPHD).
11. Kesalahan penganggaran (kode rekening).
12. Pembayaran atau pertanggungjawaban keuangan fiktif yang dilakukan oleh
SKPD.
5. Aktivitas Pengendalian
Akitifitas pengendalian yang akan dilaksanakan harus dikaitkan dengan hasil penilaian
risiko yang telah dilakukan sebelumnya. Di bawah ini diuraikan kegiatan pengendalian
yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bombana terkait dengan risikorisiko yang sangat ekstrim dan tinggi berdampak dalam pencapaian tujuan
pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transaparan dan akuntabel.
1. Belum tertibnya SKPD melakukan pencatatan dan pembukuan persediaan.
a. Pengendalian yang sudah ada
Telah terdapat pengendalian yang terkait dengan risiko belum tertibnya SKPD
melakukan pencatatan dan pembukuan persediaan yaitu :
1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tanggal
21 Maret 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan BMD, Lampiran
II Tugas
Penyimpan Barang Poin 5 yang berbunyi "membuat laporan penerimaan,
penyaluran dan stock/persediaan barang milik daerah kepada Kepala
SKPD"
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tanggal
tentang
Pedoman
Teknis
Pengelolaan
BMD,
21 Maret 2007
Lampiran
tentang
penyimpanan yang berbunyi "melakukan stock opname secara berkala
ataupun insidentil terhadap barang persediaan yang ada di dalam gudang
agar persediaan selalu dapat memenuhi kebutuhan"
3) Peraturan Bupati terkait Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten
Bombana Nomor 21 Tahun 2012 tanggal 28 September 2012.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas atas pengendalian yang sudah ada diuraikan sebagai berikut :
12
-
Kebijakan terkait dengan membuat laporan penerimaan , penyaluran dan
stock
persediaan
belum
efektif
karena
belum
seluruh
SKPD
mengimplementasikannya
-
Kebijakan terkait dengan melakukan stock opname belum efektif karena
belum seluruh SKPD mengimplementasikannya
-
Aturan terkait dengan kebijakan akuntansi belum efektif karena belum
semua SKPD memahaminya dan belum didukung dengan Standard
Operating Procedure tata cara pengelolaan persediaan secara teknis.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
Pengendalian yang masih dibutuhkan terkait dengan risiko tersebut di atas
diuraikan sebagai berikut :
1) Membuat Standard Operating Procedure pengelolaan persediaan antara
lain berkaitan dengan:
(1)
Definisi persediaan;
(2)
Kebijakan persediaan Pemerintah Kabupaten Bombana;
(3)
Tata cara pencatatan dan pelaporan persediaan;
(4)
Formulir yang digunakan untuk mencatat persediaan;
(5)
Instruksi untuk melakukan stock opname secara berkala;
(6)
Laporan persediaan dan penyampaian secara berkala; dan
(7)
Tata cara perhitungan nilai persediaan akhir tahun.
2) Pelatihan pengelolaan persediaan, terkait dengan Standar Akuntansi
Pemerintah tentang Persediaan.
3) Pemantauan secara berkala terhadap pengelolaan Persediaan SKPD.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
2
Penanggungjawab
Membuat
Standard Kepala
Operating
Procedure BPKAD
terkait dengan pengelolaan
persediaan.
Pelatihan
pengelolaan Kepala
persediaan-Standar
BPKAD
Akuntansi
Pemerintah
Kegiatan Pengendalian
Waktu
Pelaksanaan
Tahun 2013
Tahun 2013
Output
SOP
pengelolaan
persediaan.
Laporan
Pelatihan
13
No
3.
Kegiatan Pengendalian
tentang Persediaan
Pemantauan
secara
berkala terkait dengan
pengelolaan
persediaan
SKPD
Penanggungjawab
Kepala
BPKAD,
Inspektur
Kabupaten
Bombana
Waktu
Pelaksanaan
Output
Tahun 2013
Laporan Hasil
Pemantauan
2. Banyaknya temuan yang belum ditindaklanjuti
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko temuan yang belum ditindaklanjuti, pengendalian yang
sudah dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bombana yaitu :
1) Aplikasi dan database untuk pengelolaan data terkait temuan hasil audit
baik internal dan eksternal.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas atas pengendalian yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Aplikasi dan database terkait dengan pengelolaan temuan sudah efektif
karena dapat digunakan untuk memonitor setiap saat tindak lanjut atas
setiap temuan audit.
-
Kebijakan terkait dengan tindaklanjut hasil audit belum efektif karena
masih kurangnya pemahaman pegawai yang menangani tindak lanjut.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
Terkait dengan risiko tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten Bombana
masih membutuhkan beberapa pengendalian terkait dengan tindak lanjut
yaitu:
(1) Pemantauan tindak lanjut yang dilakukan secara berkala
Pemantaun tindak lanjut secara berkala dilakukan oleh Inspektorat
dengan menyurati dan berkoordinasi dengan masing-masing SKPD yang
belum menindaklanjuti hasil audit.
(2) Dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi terkait tindak lanjut tingkat
Kabupaten.
Rapat koordinasi tindak lanjut merupakan rapat rekonsiliasi tindak lanjut
yang diselenggarakan oleh Inspektorat setiap 6 bulan sekali sekaligus
sebagai rapat untuk penyampaian laporan tindak lanjut temuan hasil audit
kepada Bupati Bombana.
14
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
2.
Penanggungjawab
Pemantauan tindak lanjut Inspektur
yang
dilakukan
secara
berkala
Waktu
Pelaksanaan
2013-2014
Dilaksanakan kegiatan rapat Inspektur
koordinasi
tindak
lanjut
tingkat Kabupaten
Tahun 2014
Kegiatan Pengendalian
Output
Hasil
Tindak
Lanjut SKPD
Laporan Hasil
Tindak lanjut
Kabupaten per
Semester
3. Terdapat aset yang bernilai 0 (nol) dan 1 (satu) atau tidak wajar
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko terdapatnya aset yang bernilai 0 (nol) dan 1 (satu) atau
tidak wajar, Pemerintah Kabupaten Bombana memiliki pengendalian yang
sudah ada sebagai berikut :
1) Aplikasi SIMDA BMD yang berguna untuk melakukan penatausahaan
aset.
2) Surat Edaran Bupati Bombana kepada seluruh SKPD wajib melakukan
penginputan aset pada aplikasi SIMDA BMD sebagai bagian dari realisasi
belanja modal dan sebagai syarat pembayaran termin SP2D.
3) Kegiatan rekonsiliasi antara realisasi Belanja Modal dengan pencatatan
penambahan Aset Tetap pada aplikasi SIMDA BMD.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Aplikasi SIMDA BMD cukup efektif dalam melakukan penatusahaan aset.
Penginputan pada aplikasi SIMDA BMD untuk pengadaan tahun berjalan
menggunakan dokumen sumber kontrak atau bukti-bukti lain terkait
dengan pengadaan sehingga diharapkan setiap penginputan Aset Tetap
diiringi dengan pencatatan harga perolehan yang terdapat pada dokumen
sumber.
15
-
Surat Edaran Bupati Bombana Nomor 032/2609/2013 tanggal 31 Oktober
2013 yang mewajibkan semua SKPD untuk melakukan penginputan Aset
Tetap sebagai bagian dari realisasi Belanja Modal. Surat Edaran (SE) ini
cukup efektif karena hasil penginputan Aset pada aplikasi SIMDA BMD
merupakan syarat untuk pencairan SP2D di Bendahara Umum Daerah
(BUD).
-
Kegiatan rekonsiliasi antara realisasi Belanja Modal dengan pencatatan
penambahan Aset Tetap pada Aplikasi SIMDA BMD. Kegiatan ini sangat
efektif untuk menghindari adanya aset bernilai 1 (satu) atau 0 (nol) yang
tercatat dalam database aset tetap. Dengan adanya rekonsiliasi ini,
realisasi Belanja Modal akan sama dengan penambahan pencatatan Aset
Tetap.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Pelaksanaan pemberian nilai terhadap aset yang bernilai 0 (nol) atau 1
(satu).
Pelaksanaan pemberian nilai terhadap aset yang bernilai 0 (nol) atau 1
(satu) akan dilaksanakan setelah selesainya kegiatan sensus BMD.
Pemberian nilai 0 (nol) atau 1 (satu) akan dilakukan oleh tim yang
dibentuk Bupati Bombana dengan mengacu kepada tata cara yang diatur
oleh peraturan terkait.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
PenanggungWaktu
jawab
Pelaksanaan
Pemberian nilai atas aset Kepala BPKAD- Desember
bernilai 0 (nol) atau 1 Kabid Aset
2013-Februari
(satu)
2014
Kegiatan Pengendalian
Output
Laporan hasil
penilaian.
16
4. Aset yang diserahkan ke masyarakat/pihak ketiga tanpa disertai Berita
Acara dan Surat Keputusan Bupati.
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko masih adanya aset yang diserahkan ke pihak ketiga
tanpa disertai Berita Acara dan Surat Keputusan Bupati, Pemerintah
Kabupaten Bombana memiliki pengendalian sebagai berikut :
1) Bagan Akun Standar (Kode Rekening Belanja) yang berguna untuk
memisahkan anggaran terkait dengan aset yang digunakan untuk
operasional Kabupaten Bombana dengan aset yang akan diserahkan
kepada masyarakat atau pihak ketiga.
2) Asistensi Penganggaran yang dilaksanakan oleh TAPD dengan seluruh
SKPD pada saat penyusunan RKA.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendallian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Penggunaan Bagan Akun Standar belum efektif karena belum didukung
dengan sumber daya manusia memadai yang memahami penggunaan
bagan akun standar.
-
Asistensi penganggaran belum memadai karena kurangnya waktu
tersedia yang digunakan dalam asistensi anggaran.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Standard Operating Procedure terkait dengan proses penyerahan
barang kepada masyarakat atau pihak ketiga.
(2) Workhsop penyusunan anggaran terkait dengan penggunaan kode
rekening belanja barang dan jasa yang akan diserahkan kepada
masyarakat dan belanja modal yang akan digunakan untuk operasional
SKPD.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
17
No
1.
2.
Penanggungjawab
SOP penyerahan barang Kepala
kepada
masyarakat/pihak BPKAD
ketiga
Workshop
penyusunan Kepala
anggaran
BPKAD
Kegiatan Pengendalian
Waktu
Pelaksanaan
Desember
2013
Desember
2013
Output
Perbup
Penyerahan
Barang
Workshop
5. Penyusunan laporan keuangan SKPD terlambat.
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko pembuatan laporan keuangan di SKPD sering
terlambat sehingga penyampaian LKPD tidak tepat waktu, Pemerintah
Kabupaten Bombana sudah memiliki pengendalian sebagai berikut :
1) Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang batas waktu penyampaian
laporan keuangan ke BPK.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Permendagri No 13 Tahun 2006 sudah membatasi penyampaian LKPD
kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPR) paling lambat akhir bulan
Maret setiap tahunnya. Permendagri ini belum efektif untuk menghindari
keterlambatan waktu penyampaian LKPD karena kurangnya pemantauan
yang dilakukan oleh BPKAD terhadap SKPD dalam pembuatan laporan
keuangan SKPD dan masih banyaknya PPK dan bendahara pengeluaran
SKPD yang belum memahami secara utuh tentang penyusunan Laporan
Keuangan SKPD.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Pembentukan tim antara BKPAD dan Inspektorat untuk memantau
kewajiban SKPD dalam penyampaian laporan keuangan secara tepat
waktu.
(2) Pelatihan
penyusunan
Laporan
Keuangan
SKPD
dan
Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
18
No
1.
2.
Penanggungjawab
Pembentukan tim antara Kepala
BKPAD dan Inspektorat BPKAD
untuk memantau kewajiban
SKPD dalam penyampaian
laporan keuangan secara
tepat waktu.
Pelatihan
penyusunan Kepala
Laporan Keuangan SKPD BPKAD
dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
Kegiatan Pengendalian
Waktu
Pelaksanaan
Desember
2013
Surat
Tugas
Pemantauan
Desember
2013
Laporan
Pelatihan
Output
6. Pengeluaran yang tidak sesuai mekanisme seperti disposisi dan perintah
langsung atasan.
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko pengeluaran yang tidak sesuai mekanisme seperti
disposisi dan perintah langsung atasan, Pemerintah Kabupaten Bombana
sudah memiliki pengendalian sebagai berikut:
1) Peraturan Bupati Kabupaten Bombana No. 25 Tahun 2012 tanggal 20
Oktober 2012 tentang Bagan Akun Standar.
b.
Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Peraturan Bupati Kabupaten Bombana No. 25 Tahun 2012 yang
dilaksanakan oleh setiap SKPD masih kurang efektif karena kurangnya
komitmen dan kompetensi SKPD dalam penyusunan anggaran.
c.
Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Penandatanganan pakta integritas terkait pengelolaan keuangan daerah.
d.
Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
Kegiatan Pengendalian
Penandatanganan pakta
integritas terkait
pengelolaan keuangan
daerah
Penanggungjawab
Kepala BKDKepala
BPKAD
Waktu
Pelaksanaan
Tahun 2014
Output
Pakta
Integritas
19
7. Penggunaan Aset di SKPD belum ditetapkan dengan SK Bupati
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko pemanfaatan dan pengelolaan aset yang belum
maksimal belum ditetapkan dengan SK Bupati, Pemerintah Kabupaten
Bombana sudah memiliki pengendalian sebagai berikut:
-
Permendagri No 17 Tahun 2008 tentang pengelolaan Barang Milik
Daerah.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Permendagri No 17 Tahun 2008 tentang pengelolaan Barang Milik
Daerah kurang efektif karena belum dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Bombana.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
-
Surat Keputusan Bupati terkait pemanfaatan dan pengelolaan Aset oleh
setiap SKPD.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
Kegiatan Pengendalian
Surat Keputusan Bupati
terkait pemanfaatan dan
pengelolaan Aset oleh
setiap SKPD
Penanggungjawab
Kepala
BPKAD
Waktu
Pelaksanaan
Tahun 2014
Output
Surat
Keputusan
Bupati
8. Tidak adanya kelengkapan alas hak/bukti kepemilikan terhadap setiap aset
BMD
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko tidak adanya kelengkapan alas hak/bukti kepemilikan
terhadap setiap aset BMD, Pemerintah Kabupaten Bombana sudah memiliki
pengendalian sebagai berikut:
2) Menggunakan aplikasi SIMDA BMD.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
20
-
Pengendalian dengan aplikasi SIMDA BMD masih kurang efektif karena
belum didukung dengan proses inventarisasi bukti kepemilikan, sertifikasi
dan pengurusan bukti kepemilikan yang masih tidak ditemukan.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Penyusunan anggaran untuk sertifikasi tanah.
(2) SOP Pengelolaan Aset.
(3) Keterangan kepemilikan dari Kepolisian.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
2.
3.
Kegiatan Pengendalian
Penyusunan anggaran
untuk sertifikasi tanah
SOP Pengelolaan Aset
Penggantian
BPKB/Keterangan
Kepemilikan dari
Kepolisian
Penanggungjawab
Kepala
BPKAD
Kepala
BPKAD
Waktu
Pelaksanaan
Desember
2013
Desember
2013
Kepala
BPKAD
Tahun 2014
Output
Tersedianya
Anggaran
Standard
Operating
Procedure
BPKB
Pengganti/Surat
Keterangan
9. Terdapat Barang Milik Daerah (aset) yang tidak ditemukan
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko masih banyak Barang Milik Daerah (aset) yang tidak
ditemukan, Pemerintah Kabupaten Bombana sudah memiliki pengendalian
sebagai berikut:
1) Menggunakan aplikasi SIMDA BMD.
2) Peraturan daerah tentang pengelolaan aset daerah.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Aplikasi SIMDA BMD masih kurang efektif untuk mendukung risiko
tersebut di atas karena belum didukung dengan inventarisasi yang
memadai untuk menelusuri keberadaan aset.
-
Perda tentang pengelolaan aset daerah masih kurang efektif karena
belum didukung dengan SOP pelaksanaannya.
21
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Dilakukan inventarisasi setiap tahun.
(2) Dilakukan penghapusan aset terhadap aset yang rusak dan tidak bisa
digunakan lagi.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
Kegiatan Pengendalian
1.
Dilakukan inventarisasi
2.
Penghapusan terhadap aset
yang rusak dan tidak bisa
digunakan lagi
Penanggungjawab
Kepala
BPKAD
Kepala
BPKAD
Waktu
Pelaksanaan
Tahun 2013
Tahun 2014
Output
Hasil
Inventarisasi
Surat
Keputusan
Penghapusan
Aset
10. Pencairan dana bantuan hibah tanpa memperhatikan naskah hibah (NPHD)
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko pencairan dana bantuan hibah tanpa memperhatikan
naskah hibah (NPHD), Pemerintah Kabupaten Bombana sudah memiliki
pengendalian sebagai berikut:
1) Pedoman Bansos dan Hibah No 11 Tahun 2013 tanggal Januari 2013
2) Naskah Perjanjian Hibah.
3) Surat permintaan SPJ kepada penerima hibah.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Pedoman Bansos dan Hibah Nomor 11 Tahun 2013 masih kurang efektif
karena banyak yang belum menyampaikan laporan pemberian hibah.
-
Naskah Perjanjian Hibah masih kurang efektif karena banyak yang belum
menyampaikan laporan pemberian hibah.
-
Surat permintaan SPJ kepada penerima hibah masih kurang efektif
karena banyak yang belum menyampaikan laporan pemberian hibah.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Surat Peringatan yang menyatakan bahwa setiap penerima hibah yang
tidak menyampaikan SPJ tidak akan diberikan hibah ditahun-tahun
berikutnya.
22
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
Kegiatan Pengendalian
1.
Surat Peringatan yang
menyatakan bahwa setiap
penerima hibah yang tidak
menyampaikan SPJ tidak
akan diberikan hibah
ditahun-tahun berikutnya
Penanggungjawab
Kepala
BPKAD
Waktu
Pelaksanaan
Tahun 2014
Output
Surat Edaran
11. Kesalahan penganggaran (kode rekening)
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko kesalahan penganggaran (kode rekening), Pemerintah
Kabupaten Bombana sudah memiliki pengendalian sebagai berikut:
1) Peraturan Gubernur No 25 Tahun 2012 tanggal 20 Oktober 2012 tentang
Bagan Akun Standar.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Efektifitas pengendalian yang sudah ada dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2012, pengendalian tersebut masih
kurang efektif karena belum didukung oleh sumber daya manusia yang
kompeten dalam penyusunan anggaran.
c. Pengendalian yang masih dibutuhkan
(1) Pelatihan penyusunan anggaran di tingkat SKPD dan TAPD.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
Penanggungjawab
Pelatihan
penyusunan Kepala
anggaran di tingkat SKPD BPKAD
dan TAPD
Kegiatan Pengendalian
Waktu
Pelaksanaan
Desember
2013
Output
Laporan
Pelatihan
23
12. Pembayaran atau pertanggungjawaban keuangan fiktif yang dilakukan
oleh SKPD
a. Pengendalian yang sudah ada
Terkait dengan risiko adanya pembayaran atau pertanggungjawaban
keuangan fiktif yang dilakukan oleh SKPD, Pemerintah Kabupaten
Bombana belum memiliki pengendalian terhadap risiko tersebut.
b. Efektifitas Pengendalian yang ada
Tidak ada efektifitas pengendalian.
c.
Pengendalian yang masih dibutuhkan:
(1) Penandatanganan pakta integritas oleh Kepala SKPD, Pejabat Penata
usaha Keuangan dan Bendahara SKPD.
(2) Peningkatan kompetensi PPK dan Bendahara Pengeluaran terkait
pengelolaan keuangan dan aspek hukum pengelolaan keuangan.
d. Rencana Perbaikan
Terkait pengendalian yang masih dibutuhkan maka Pemerintah Kabupaten
dalam tahun 2013 merencanakan untuk melaksanakan perbaikan atas
kegiatan pengendalian tersebut, yaitu:
No
1.
2.
Kegiatan Pengendalian
Penandatanganan pakta
integritas oleh Kepala
SKPD, Pejabat Penata
usaha Keuangan dan
Bendahara SKPD
Peningkatan kompetensi
PPK dan Bendahara
Pengeluaran terkait
pengelolaan keuangan dan
aspek hukum pengelolaan
keuangan
PenanggungWaktu
jawab
Pelaksanaan
Kepala BKD- Tahun 2014
Kepala
BPKAD
Kepala
BPKAD
Desember
2013
Output
Pakta
Integritas
Laporan
Pelatihan
6. Informasi dan Komunikasi
Rencana
Tindak
Pengendalian
dan
penyusunan
serta
perbaikan
kegiatan
pengendalian tahun 2013 yang telah disusun ini diinformasikan dan dikomunikasikan
kepada pihak-pihak terkait. Bentuk sarana komunikasi yang akan dilakukan untuk
menginformasikan dan mengkomunikasikan rencana tindak pengendalian kepada
pihak-pihak terkait, adalah sebagai berikut:
24
No.
Nama Informasi
Bentuk/Sarana
Komunikasi
Ditujukan
Kepada
Waktu
Pelaksanaan
1
Satuan Tugas (Satgas) SPIP
Kabupaten Bombana
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Desember 2013
2
Standard Operating Procedure
terkait dengan pengelolaan
persediaan.
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2014
3
Pelatihan
pengelolaan Pelatihan
persedian - Standar Akuntansi
Pemerintah
tentang
Persediaan
Seluruh SKPD
Desember 2013
4
Pemantauan secara berkala
terkait dengan pengelolaan
persediaan SKPD
Seluruh SKPD
Desember 2013
5
Pemantauan tindak lanjut yang Administrasi Surat
dilakukan secara berkala
Seluruh SKPD
Desember 2013
6
Rapat koordinasi tindak lanjut Sosialisasi dan
Pembahasan
tingkat Kabupaten
Seluruh SKPD
Tahun 2013
7
Pemberian nilai atas aset Rapat dan
pembahasan
bernilai 0 (nol) atau 1 (satu)
Tim Penilai
Aset
Tahun 2013
8
SOP
penyerahan
barang Sosialisasi/Surat
kepada
masyarakat/pihak Edaran
ketiga
Seluruh SKPD
Tahun 2014
9
Wokshop anggaran
Pimpinan
SKPD
Tahun 2014
10
Pembentukan
tim
antara Diskusi dan
BKPAD dan Inspektorat untuk Pembahasan
memantau kewajiban SKPD
dalam penyampaian laporan
keuangan secara tepat waktu.
BPKAD dan
Inspektorat
Tahun 2014
11
Pelatihan
penyusunan Pelatihan
Laporan Keuangan SKPD dan
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
PPK dan
Bendahara
SKPD
Tahun 2013
12
Pakta
integritas
terkait
pengelolaan keuangan daerah
Sosialisasi dan
Penandatanganan
Pimpinan, PPK Tahun 2014
dan
Bendahara
13
Surat Keputusan Bupati terkait
pemanfaatan dan pengelolaan
Aset oleh setiap SKPD
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2014
14
Koordinasi dengan BPN dan
Penyusunan anggaran untuk
sertifikasi tanah
Pembahasan
Tim Anggaran
dan BPN
Tahun 20132014
Diskusi
Pelatihan
25
15
SOP Pengelolaan Aset
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2014
16
Pengurusan Bukti Kepemilikan
Kendaraan dari Kepolisian
Pembahasan
BPKAD
Tahun 2014
17
Inventarisasi aset
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2013
18
Penghapusan aset terhadap
aset yang rusak dan tidak bisa
digunakan lagi
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2014
19
Surat
Peringatan
yang Sosialisasi/Surat
menyatakan bahwa setiap Edaran
penerima hibah yang tidak
menyampaikan SPJ tidak akan
diberikan hibah ditahun-tahun
berikutnya
Seluruh
Penerima
Hibah
Tahun 2014
20
Pelatihan
penyusunan Pelatihan
anggaran di tingkat SKPD dan
TAPD
Perencanaan
SKPD
Tahun 2013
21
Penandatanganan pakta
integritas oleh Kepala SKPD,
Pejabat Penata usaha
Keuangan dan Bendahara
SKPD
Sosialisasi/Surat
Edaran
Seluruh SKPD
Tahun 2014
22
Peningkatan kompetensi PPK
dan Bendahara Pengeluaran
terkait pengelolaan keuangan
dan aspek hukum pengelolaan
keuangan
Pelatihan
Seluruh SKPD
Tahun 2013
7. Monitoring dan Evaluasi
Dalam rangka meyakinkan bahwa revisi kebijakan dan prosedur dilaksanakan oleh
para penanggung jawab kegiatan serta untuk meyakinkan bahwa kebijakan dan
prosedur yang direvisi dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan
mengatasi risiko-risiko yang ada maka harus dilakukan monitoring oleh Satgas SPIP
terkait implementasi perbaikan kebijakan dan prosedur serta efektifitas kebijakan dan
prosedur yang diperbaiki dalam mengatasi risiko-risiko yang ada.
Rencana monitoring atas perbaikan/pembuatan Kebijakan dan Prosedur serta
pelaksanaan kebijakan dan prosedur hasil revisi dalam rangka menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dan mengatasi risiko-risiko adalah sebagai berikut :
26
Pemantauan
No
Rencana Tindak Pengendalian
Bentuk
Pemantauan
Dilakukan
oleh
Waktu
Pelaksanaan
Supervisi
Inspektorat
Tahun 2013
1
Pembentukan Satgas SPIP Kabupaten
Bombana
2
Membuat Standard Operating Procedure
terkait dengan pengelolaan persediaan.
Supervisi
SATGAS
Tahun 2014
3
Pelatihan
pengelolaan
persediaan- Supervisi
Standar Akuntansi Pemerintah tentang
Persediaan
SATGAS
Tahun 2013
4
Pemantauan secara berkala terkait
dengan pengelolaan persediaan SKPD
Supervisi
SATGAS
Tahun 2013
5
Pemantauan tindak lanjut yang dilakukan Supervisi
secara berkala
SATGAS
Tahun 2013
6
Dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi Supervisi
tindak lanjut tingkat Kabupaten
SATGAS
Tahun 2014
7
Pemberian nilai atas aset bernilai 0 (nol) Supervisi
atau 1 (satu)
SATGAS
Juli 2013
8
SOP
penyerahan
barang
masyarakat/pihak ke-3
kepada Supervisi
SATGAS
Tahun 2013
9
Wokshop penyusunan anggaran
Supervisi
SATGAS
Tahun 2013
10
Pembentukan tim antara BKPAD dan Supervisi
Inspektorat untuk memantau kewajiban
SKPD dalam penyampaian Laporan
Keuangan secara tepat waktu.
Pelatihan
penyusunan
Laporan Supervisi
Keuangan SKPD dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
Penandatanganan pakta integritas terkait Supervisi
pengelolaan keuangan daerah
SATGAS
Tahun 2013
SATGAS
Tahun 2013
SATGAS
Tahun 2014
13
Surat Keputusan Bupati terkait
pemanfaatan dan pengelolaan Aset oleh
setiap SKPD
Supervisi
SATGAS
Tahun 2014
14
Penyusunan anggaran untuk sertifikasi
tanah
Supervisi
SATGAS
Tahun 2014
15
SOP Pengelolaan Aset
Supervisi
SATGAS
Tahun 2013
16
Pengurusan Bukti Kepemilikan
Kendaraan dari Kepolisian
Supervisi
SATGAS
Tahun 20132014
17
Dilakukan inventarisasi setiap tahun
SATGAS
Tahun 2013
18
Dilakukan penghapusan aset terhadap
aset yang rusak dan tidak bisa
digunakan lagi
Supervisi
Supervisi
SATGAS
Tahun 2014
11
12
27
Pemantauan
No
19
20
21
22
Rencana Tindak Pengendalian
Bentuk
Pemantauan
Surat Peringatan yang menyatakan Supervisi
bahwa setiap penerima hibah yang tidak
menyampaikan SPJ tidak akan diberikan
hibah ditahun-tahun berikutnya
Pelatihan penyusunan anggaran di Supervisi
tingkat SKPD dan TAPD
Supervisi
Penandatanganan pakta integritas oleh
Kepala SKPD, Pejabat Penata usaha
Keuangan dan Bendahara SKPD
Supervisi
Peningkatan kompetensi PPK dan
Bendahara Pengeluaran terkait
pengelolaan keuangan dan aspek hukum
pengelolaan keuangan
Dilakukan
oleh
Waktu
Pelaksanaan
SATGAS
Tahun 2013
SATGAS
Tahun 2013
SATGAS
Tahun 2014
SATGAS
Tahun 2014
Pada akhir tahun 2013 pelaksanaan SPIP di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bombana
yang tertuang dalam rencana tindak pengendalian ini akan dievaluasi lebih lanjut. Hasil
evaluasi atas pelaksanaan perbaikan kebijakan dan prosedur, pelaksanaan kebijakan dan
prosedur yang diperbaiki akan digunakan sebagai dasar untuk penandatanganan
Statement of Responsibility.
28
Download