Persyaratan Pendaftaran Kapal Perikanan

advertisement
A. Pasal 36 UU 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
dengan UU 45 Tahun 2009 ttg Perikanan.
(1) Kapal perikanan milik orang Indonesia yang
dioperasikan di WPP-NRI dan Laut Lepas wajib
didaftarkan terlebih dahulu sebagai kapal perikanan.
Penjelasan Pasal 36 Ayat (1):
a. Pendaftaran kapal perikanan dimuat dalam buku yang
dipergunakan untuk memenuhi persyaratan penerbitan
SIPI atau SIKPI.
b. Buku kapal perikanan bukan sebagai grosse akta
pendaftaran kapal yang merupakan persyaratan
penerbitan Surat Tanda Kebangsaan Kapal.
PERMEN KP Nomor PER.23/MEN/2013
“Setiap kapal perikanan berbendera Indonesia yang dioperasikan di
WPP-NRI atau laut lepas wajib didaftarakan terlebih dahulu
sebagai kapal perikanan Indonesia.”
PERMEN KP Nomor PER.26/MEN/2013
Pasal 19 mengamanatkan bahwa dalam penerbitan
dipersyaratkan fotocopy Buku Kapal Perikanan SIPI
SIPI
Kewenangan pendaftaran kapal perikanan :
Pusat
: > 30 GT
Provinsi
: >10 – 30 GT
Kab/ Kota : ≤ 10 GT
Pendaftaran kapal perikanan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota
berpedoman pada PerMen KP Nomor : PER.23/MEN/2013.
Pengukuran
- Surat Ukur Kapal
Pendaftaran
- Grosse Akte
Kebangsaan
-Surat Laut
-Pas Besar
-Pas Kecil
Pendaftaran Kpl Perikanan
- Buku Kapal Perikanan
- Penandaan Kapal Perikanan
Izin
- SIPI
- SIKPI
1. Buku Kapal Perikanan Memuat Informasi tentang :
a) Identitas Kapal;
1) nomor register;
2) nama kapal;
3) nama kapal sebelumnya (apabila ada);
4) Tempat/tahun pembangunan kapal
5) bahan utama kapal;
6) tipe/jenis kapal;
7) jenis alat penangkap ikan;
8) merk dan type dan nomor mesin utama;
9) daya mesin utama;
10) nomor seri mesin utama;
11) jumlah dan kapasitas palka h ikan;
12) tanda pengenal kapal;
13) foto kapal;
14) Ukuran pokok kapal (panjang, lebar, dalam);
15) Tempat pendaftaran,
b) Identitas Pemilik Kapal; dan
c) Perubahan – perubahan yang terjadi terhadap fisik dan dokumen
kapal perikanan.
Dengan melampirkan :
1. Foto copy SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan);
2. Foto copy bukti kepemilikan kapal (grosse akte) atau akta hipotik dan/atau perubahannya;
3. Rekomendasi dari Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, untuk kapal pengangkut ikan hasil
budidaya;
4. Foto copy KTP pemilik kapal/penanggung jawab perusahaan;
5. Foto copy Surat ukur kapal;
6. Foto copy surat tanda kebangsaan kapal;
7. Foto copy sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal untuk kapal penangkap ikan atau foto
copy sertifikat keselamatan untuk kapal pengangkut ikan;
8. Foto kapal keseluruhan tampak samping dengan ukuran 5 x 10 cm sebanyak 2 lembar
(berwarna)
9. Surat keterangan penghapusan dari daftar kapal yang diterbitkan oleh negara asal untuk
kapal perikanan yang dibeli atau diperoleh dari luar negeri dan sudah terdaftar di negara
asal; dan
10. Surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran
data dan informasi yang disampaikan.
Dalam pengajuan pendaftaran kapal perikanan, juga harus
menyertakan Foto Kapal Tampak Samping dengan ukuran 5 x
10 cm sebanyak 2 lembar.
Contoh Foto Kapal Tampak Samping
5 cm
10 cm
PROSEDUR PENDAFTARAN KAPAL PERIKANAN
disetujui
Permohonan
BKP
Penilaian kelengkapan,
persyaratan
(< 2 hari)
Ditolak <2 hari
Pemeriksaan fisik kapal
perikanan
(< 5 hari)
sesuai
Bila Tidak sesuai
diverifikasi ke pemilik
kapal
Terbit Buku Kapal Perikanan
(< 10 hari)
Petugas menerbitkan
Rekomendasi ke Dirjen PT
(< 3 hari)
Apabila terdapat perubahan, yang meliputi :
Perubahan identitas pemilik kapal;
Perubahan identitas kapal perikanan; dan/atau
Perubahan kepemilikan.
 Permohonan disertai dengan alasan perubahan dengan melampirkan Buku
Kapal Perikanan yang akan diubah;
 Kapal perikanan yang telah memilki Buku Kapal Perikanan yang dikeluarkan oleh
Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dan akan melakukan perpindahan ke Provinsi
dan/atau Kabupaten/Kota lain wajib melakukan pendaftaran ke Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota yang dituju dengan melampirkan SURAT KETERANGAN dari
tempat pendaftaran/registrasi kapal perikanan sebelumnya, tanpa mengganti
Buku Kapal Perikanan dan diberi tanda berupa keterangan perubahan dan diberi
stempel.
1. Penggantian Buku Kapal Perikanan dilakukan apabila hilang atau
rusak;
2. Apaliba hilang harus melampirkan surat penetapan pengadilan;
3. Apabila rusak harus melampirkan Buku Kapal Perikanan asli;
1.
Kapal perikanan berganti bendera, tidak dioperasikan lagi sebagai kapal perikanan,
tenggelam dan dinyatakan sebagai “bangkai kapal”, hilang, atau kapal ditutuh
(scrapping);
2.
Tidak memperpanjang SIPI/SIKPI selama 2 (dua) tahun berturut-turut, tanda ada
laporan dari pemilik kapal/penanggung jawab perusahaan;
3.
BKP yang telah dihapus dari Buku Induk Kapal Perikanan sebagaimana ketentuan
diatas, dapat didaftarkan kembali dalam Buku Induk Kapal Perikanan.
1. Buku Kapal Perikanan dicabut apabila
a. menggunakan dokumen palsu;
b. melakukan perubahan tanpa persetujuan Direktur
Jenderal, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota
sesuai kewenangannya.
2. Kapal perikanan yang telah dicabut Buku Kapal
Perikanannya tidak dapat didaftarkan kembali sebagai
kapal perikanan Indonesia.
 Kapal Perikanan yang telah dilengkapi dengan Buku Kapal Perikanan
dan SIPI/SIKPI diberi tanda pengenal kapal perikanan;
 Tanda pengenal kapal perikanan, meliputi : tanda selar, kode
kewenangan penerbit SIPI/SIKPI, tanda fungsi kapal perikanan – jenis
alat penangkapan ikan, tanda daerah penangkapan, tanda jalur
penangkapan ikan dan nomor register di Buku Induk Kapal Perikanan;
 Tanda pengenal kapal dipasang pada bagian tengah lambung kapal
sisi kiri dan kanan atau pada bangunan atas kapal sisi kiri dan kanan
dengan cara dicat warna dasar hitam dan penulisan notasi huruf
kapital/angka dengan warna putih.
 Pembuatan dan pemasangan tanda pengenal kapal perikanan DILAKUKAN
OLEH PEMILIK KAPAL paling lambat sebelum kapal melakukan kegiatan
penangkapan ikan dan/atau pengangkutan ikan.
Kapal Perikanan yang telah dilengkapi dengan Buku Kapal
Perikanan dan SIPI/SIKPI diberi tanda pengenal kapal perikanan;
[
[
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 36/DJ-PT/2010 tentang
Spesifikasi, Kodefikasi, dan Tata Cara Penulisan Tanda Pengenal Kapal Perikanan ,
tanggal 31 Agustus 2010.
PENANDAAN KAPAL PERIKANAN
Contoh penulisan tanda pengenal kapal perikanan pada kapal penangkap ikan
KM. NUSANTARA - I dengan ukuran kapal lebih besar dari 30 GT, sebagai berikut :
A/711/KP-PS/000001
1
2
3
4
Keterangan :
1. A
= Kewenangan Pusat
2. 711
= Wilayah Pengelolaan Perikanan - RI 711
(Selat Karimata, Laut Natuna dan Laut Cina Selatan)
3. KP-PS
= Kapal Penangkap Ikan dengan alat tangkap Pukat Cincin
4. 000001
= Nomor urut registrasi/pendaftaran “000001” di Pusat
Artinya :
Kapal KM. NUSANTARA - I merupakan kapal penangkap ikan dengan alat tangkap pukat cincin yang
beroperasi di daerah penangkapan ikan WPP – RI 711, terdaftar di Pusat, dan telah didaftarkan dengan Nomor
pendaftaran “000001”.
Contoh penulisan tanda pengenal kapal perikanan pada kapal penangkap ikan KM. NUSANTARA – VI
dengan ukuran kapal 10 GT s/d 30 GT, sebagai berikut :
B-31/712/KP-GN/000001
1
2
3
4
Keterangan :
1. B-33
= Kewenangan Provinsi DKI Jakarta
2. 712
= Wilayah Pengelolaan Perikanan - RI 712 (Laut Jawa)
3. KP-GN
= Kapal Penangkap Ikan dengan alat tangkap
Jaring Insang
4. 000001
= Nomor urut registrasi/pendaftaran “000001” di
Provinsi DKI Jakarta
Artinya :
Kapal KM. NUSANTARA – VI merupakan kapal penangkap ikan dengan alat tangkap jaring insang hanyut
yang beroperasi di daerah penangkapan ikan WPP – RI 712, terdaftar di Provinsi DKI Jakarta, dan telah
didaftarkan dengan Nomor pendaftaran “000001”.
Contoh penulisan tanda pengenal kapal perikanan pada kapal penangkap
ikan KM. NUSANTARA – VII dengan ukuran kapal lebih kecil dari 10 GT,
sebagai berikut :
C-31.75/712/KP-GN/000001
1
Keterangan :
2
3
4
1. C-31.75 = Kewenangan Jakarta Utara – DKI. Jakarta
2. 712
= Wilayah Pengelolaan Perikanan – NRI (Laut Jawa)
3. KP-GN
= Kapal Penangkap Ikan dengan alat tangkap Jaring Insang
4. 000001 = Nomor urut registrasi/pendaftaran “000001”
di Kota Jakarta Utara – DKI. Jakarta
Artinya :
Kapal KM. NUSANTARA – VII merupakan kapal penangkap ikan dengan alat penangkap ikan jaring
insang berlapis yang beroperasi di daerah penangkapan ikan WPP – RI 712, terdaftar di Kota Jakarta
Utara – DKI, Jakarta, dan telah didaftarkan dengan Nomor pendaftaran “000001”.
Contoh penulisan tanda pengenal kapal perikanan pada kapal penangkap
ikan KM. NUSANTARA – VIII dengan ukuran kapal ≤ 5 GT yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari , sebagai berikut
:
C-31-75/712/NK/000002
1
Keterangan :
2
3
4
1. C-31.75 = Kewenangan Kota Jakarta Utara – Prov. DKI. Jakarta
2. 712
= Wilayah Pengelolaan Perikanan - RI 712 (Laut Jawa)
3. NK
= Nelayan Kecil
4. 000002 = Nomor urut registrasi/pendaftaran “000002”
di Kota Jakarta Utara – DKI. Jakarta
Artinya :
Kapal KM. NUSANTARA – VIII merupakan kapal perikanan berukuran ≤ 5 GT yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari dan beroperasi di daerah penangkapan ikan WPP – RI
712, terdaftar di Kota Jakarta Utara – DKI. Jakarta, dan telah didaftarkan dengan Nomor pendaftaran
“000002”.
Pembinaan terhadap kegiatan pendaftaran
dan penadaan kapal perikanan dilakukan
oleh Direktur Jenderal, Gubernur, dan/atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan
harus melaporkan realisasi pendaftaran kapal
perikanan kepada Menteri setiap 1 (satu)
tahun.
1.Pencetakan Blanko BKP dilaksanakan oleh
Direktur
Jenderal,
Gubernur,
dan/atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.
2.Kapal perikanan berbendera Indonesia yang
dioperasikan di yurisdiksi negara lain wajib
didaftarkan terlebih dahulu sebagai kapal
perikanan Indonesia.
1. Pendaftaran dan penandaan kapal perikanan terhadap
kapal
perikanan
dilaksanakan
yang
telah
memiliki
selambat-lambatnya
SIPI/SIKPI
sebelum
perpanjangan SIPI/SIKPI.
2. Ketentuan
mengenai
tata
cara
pendaftaran
kapal
perikanan berlaku secara mutatis mutandis terhadap tata
cara pendaftaran kapal perikanan yang telah memiliki
SIPI atau SIKPI.
1.
Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor : 3831/DPT.2/
PI.340.D2/VIII/2010 Tanggal 16 Agustus 2010 perihal Pendaftaran Kapal
Perikanan, yang berisi tentang :
a. Diwajibkan bagi setiap Kapal Perikanan Berbendera Indonesia yang
beroperasi di WPP-RI untuk didaftarkan sebagai Kapal Perikanan
Indonesia dan untuk selanjutnya memperoleh SIPI/SIKPI.
b. Pendaftaran Kapal Perikanan dilaksanakan terhitung bulan Agustus 2010
dengan melampirkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Terhitung Januari 2011 semua kapal yang akan memperoleh dan/atau
memperpanjang SIPI/SIKPI wajib memiliki Buku Kapal Perikanan
(sebagai prasyarat untuk memperoleh SIPI/SIKPI).
d. Bagi kapal perikanan yang akan memperpanjang SIPI/SIKPI dan sejak
pada masa berlakunya SIPI/SIKPI habis belum mendaftarkan sebagai
kapal perikanan, maka SIPI/SIKPI perpanjangan tidak dapat diproses.
3.
Surat
Edaran
Direktur
Jenderal
Perikanan
Tangkap
Nomor
4961/DPT.2/PI.340.D2/ X/2010 Tanggal 25 Oktober 2010 perihal Pendaftaran
Kapal Perikanan yang menyatakan bahwa setiap penugasan pemeriksaan fisik
kapal perikanan dari Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota maupun Kepala
Pelabuhan Perikanan agar sekaligus melampirkan pengajuan permohonan
pendaftaran kapal perikanan dengan melengkapi persyaratan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4.
Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 2727/DPT.2/
PI.340.D2/IV/2012 Tanggal 30 April 2012 perihal Pelaksanaan Penandaan
Kapal Perikanan yang menyatakan:
bahwa Syahbandar di Pelabuhan Perikanan tidak mengeluarkan Surat
Persetujuan Berlayar kepada kapal yang belum membuat tanda pengenal
kapal dilambung kapal bagi kapal yang sudah memiliki Buku Kapal
Perikanan.
5.
Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor
B.5522/DJPT.2/t4.21002/X/2013 Tanggal 03 Oktober 2013
perihal Buku Kapal Perikanan sebagai syarat penerbitan
dan/atau perpanjangan SIPI/SIKPI yang menyatakan:
Dalam rangka tertib administrasi untuk permohonan
SIPI atau SIKPI persyaratan yang harus dilampirkan
salah satunya Buku Kapal Perikanan ”
“
5.
Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor B.4040/DJPT.2/ PI.21002/VI/2014 Tanggal 30
Juni 2014 tentang Pendaftaran dan Penandaan Kapal Perikanan dan Peraturan Menteri ESDM No.18
Tahun 2013 tentang Harga Eceran Jenis BBM tertentu serta Kep.Dirjen PT No.36/DJ-PT/2010 tanggal 31
Agustus 2010 tentang Spesifikasi, Kodefikasi, dan Tata Cara Penulisan Tanda Pengenal Kapal
Perikanan, diinstruksikan kepada seluruh Syahbandar di Pelabuhan Perikanan se-Indonesia sebagai
berikut :
* Setiap kapal perikanan yang sudah memiliki BKP, diberi tanda pengenal kapal perikanan
* Tanda pengenal kapal perikanan dipasang pada bagian tengah lambung kapal sisi kiri dan kanan atau
pada bangunan atas sisi kiri dan kanan dengan di cat warna dasar hitam dan penulisan notasi huruf
kapital/angka dengan warna putih
* Pembuatan dan pemasangan tanda pengenal kapal perikanan dilakukan oleh pemilik kapal paling
lambat sebelum kapal melakukan kegiatan penangkapan ikan dan/atau pengangkutan ikan
* Kapal perikanan yang mendapatkan BBM bersubsidi adalah kapal perikanan yang terdaftar di KKP,
SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan
* Pada proses penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan (STBLK) kapal perikanan agar
melakukan pemeriksaan terhadap tanda pengenal kapal perikanan
* Bagi kapal perikanan yang belum memasang tanda pengenal kapal perikanan, agar diperingatkan
untuk memasang tanda pengenal kapal
* Apabila sampai dengan keberangkatan kapal perikanan belum memasang tanda pengenal,
Syahbandar di pelabuhan perikanan tidak mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
Evaluasi Kegiatan Pendaftaran dan
Penandaan Kapal INKA MINA
Progress Pendaftaran dan Penandaan Kapal
INKA MINA
NO. Progress
Jumlah
1.
Sudah didaftarkan
616
2.
Belum didaftarkan
285
Jumlah Total Inka Mina s.d 2014
901
Progres Pendaftaran Kapal Perikanan Inka Mina s.d oktober
2014
32%
68%
Inka Mina yg sudah
didaftarkan
Inka Mina yg belum
didaftarkan
Status BKP Inka Mina yang Sudah Didaftarkan
NO. Progress BKP Inka Mina
Jumlah
1.
BKP sudah dicetak
99
2.
BKP belum dicetak
517
Jumlah Total Inka Mina s.d 2014 yang sudah didaftarakan
616
Inka Mina yg sudah didaftarkan
16%
BKP Inka Mina sudah cetak
84%
BKP Inka Mina belum cetak
Kenapa BKP belum dicetak..???


Proses pendaftaran Buku Kapal Perikanan Inka Mina
sudah dilakukan berdasarkan surat permohonan dan
inisiatif dari Direktorat Kapal Perikanan dan Alat
Penangkap Ikan.
Pencetakan BKP Inka Mina banyak terhambat
dikarenakan kurangnya persyaratan permohonan.
Adapun persyaratan yang kurang, didominasi oleh :
 Gross Akte Kapal
 Foto Kapal
 Laporan hasil pemeriksaan fisik kapal
Langkah – Langkah Percepatan Pengurusan
Dokumen




Untuk meringankan persyaratan penerbitan SIPI,
dicetak Draft Buku Kapal Perikanan (BKP) sementara
Inka Mina.
Dilaksanakan jemput bola penerbitan BKP.
Dinas Kabupaten/Kota dan Provinsi memfasilitasi
KUB pengelola kapal Inka Mina, dalam membuat
jadwal untuk pengurusan dokumen kapal.
Perlu koordinasi yang intensif dengan instansi terkait
TERIMA
KASIH
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
Kantor Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jalan. Medan Merdeka Timur No 16, Jakarta Pusat
Download