Uploaded by User88568

bab 1-5 krisna purna

advertisement
EFEKTIVITAS MEMBAWA BOTOL MINUM DALAM MENGURANGI
JUMLAH SAMPAH BOTOL PLASTIK DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
KARYA TULIS
Oleh :
MADE KRISNA PURNA NUGRAHA
NIS : 10456
KELAS : XII MIPA 7
SOSIAL-HUMANIORA
SMA NEGERI 3 DENPASAR
2018
EFEKTIVITAS MEMBAWA BOTOL MINUM DALAM MENGURANGI
JUMLAH SAMPAH BOTOL PLASTIK DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
KARYA TULIS
Diajukan kepada
SMA Negeri 3 Denpasar
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Nomor Peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer
Oleh :
MADE KRISNA PURNA NUGRAHA
NIS : 10452
KELAS : XII MIPA 7
HUMANIORA
SMA NEGERI 3 DENPASAR
2018
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS
EFEKTIVITAS MEMBAWA BOTOL MINUM DALAM MENGURANGI
JUMLAH SAMPAH BOTOL PLASTIK DI SMA NEGERI 3 DENPASAR
Bidang Penelitian
: Humaniora
Nama Peneliti
: Made Krisna Purna Nugraha
NIS
: 10456
Email
: [email protected]
Alamat rumah
: Jalan Katrangan GG XX NO 4
Menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Efektivitas Membawa Botol
Minum Dalam Meminimalisir Jumlah Sampah Plastik di SMA Negeri 3
Denpasar” telah direvisi dan disetujui/disahkan oleh guru pembimbing.
Disahkan
pada tanggal : .. …… ….
di: Denpasar
Pembimbing
Peneliti,
I Made Adi Sukariawan, S.Pd.
Made Krisna Purna Nugraha.
Menyetujui,
Kepala SMA Negeri 3 Denpasar
(Drs. Ida Bagus Sudirga, M. Pd. H)
NIP. 196202211987031008
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa karya tulis yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh nomor peserta ujian nasional berbasis komputer
(UNBK) dari SMA Negeri 3 Denpasar seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan
norma, kaidah, serta etika akademis.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi-sanksi dari SMA Negeri 3 Denpasar sesuai peraturan yang
berlaku di SMA Negeri 3 Denpasar.
Denpasar,
Yang membuat pernyataan,
Made Krisna Purna Nugraha
PRAKATA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan RahmatNya sehingga tugas akhir yang berjudul “Pengukuran Indeks
Masa Tubuh Untuk Mengetahui Obesitas Siswa/i Kelas XI SMA Negeri 3
Denpasar”, dapat diselesaikan sesuai harapan yang diinginkan.
Tugas akhir ini penulis susun dengan usaha serta upaya yang ada. Termasuk
bantuan dan bimbingan serta sumbangan saran dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Kepala SMA Negeri 3 Denpasar, yang telah memberikan bantuan secara moril
dan memfasilitasi berbagai kepentingan studi, selama penulis menempuh
pembelajaran di SMA Negeri 3 Denpasar;
2. I Made Adi Sukariawan,S.Pd, selaku guru pembimbing, yang dengan gaya dan
pola komunikasi yang khas, telah memberikan semangat, motivasi, dan harapan
penulis selama penelitian dan penulisan naskah, sehingga tugas akhir ini dapat
terwujud dengan baik sesuai harapan yang diinginkan;
3. Wakil Kepala Sekolah, yang telah banyak membantu selama penulis mengikuti
studi dan menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;
4. Bapak/ibu guru pengajar, yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis
selama perjalanan studi dan penyusunan tugas akhir;
5. Rekan-rekan kelas XII maupun kelas XI di SMA Negeri 3 Denpasar yang telah
banyak berkontribusi membantu penulis selama menjalani studi dan penyelesaian
tugas akhir;
6. Ibu Ni Nyoman Padmini selaku orang tua penulis, yang telah banyak membantu
secara material dan moral selama perjalanan studi yang penulis lakoni di SMA
Negeri 3 Denpasar;
7. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian tugas akhir ini.
Sesuai dengan pribahasa “tiada gading yang tak retak “ begitu juga dengan tugas
akhir ini. Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kata sempurna yang disebabkan
oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan
pengalaman, sehingga tulisan ini banyak kekurangan. Semoga tugas akhir ini dapat
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhirnya penulis
berharap semoga tugas akhir yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Denpasar, ………………… 2018
Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
Pendahuluan
1.1.
Latar belakang
Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat
dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam
menjalankan aktivitasnya. Namun, dibalik pemanfaatan plastik tersebut menimbulkan
masalah baru, yaitu sampah plastik. Sifat plastik yang sulit diuraikan dalam tanah,perlu
waktu berpuluh‐puluh tahun untuk tanah menguraikan sampah-sampah dari bahan
plastik tersebut. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai
saat ini masih belum bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara
berkembang. Kemampuan pengelolaan sampah yang masih rendah dengan
ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi menumpuk dan
mengalami peningkatan.
Peningkatan
penggunaan
plastik
ini
merupakan
konsekuensi
dari
berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di Indonesia,
kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per
tahun. Tahun 2011 tercatat 1,9 juta ton, di tahun 2012 naik menjadi 2,1 juta ton,
selanjutnya tahun 2013 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di tahun 2014 2,4 juta
ton, dan diperkirakan pada tahun 2015, meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari
peningkatan penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik (Untoro,
2013).
Menurut DLHK Kota Denpasar (2016), peningkatan volume sampah semakin
hari semakin meningkat. Pada tahun 2016 volume sampah mencapai 850 ton per hari
dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 yang mencapai 900 ton per hari yang
Sebagianya merupakan sampah plastik. Sampah-sampah tersebut berasal dari rumah
tangga, pusat pembelanjaan, perkantoran, serta sekolah dari tk sampai perguruan
tinggi.
Di salah satu sekolah seperti SMAN 3 Denpasar yang memiliki kurang lebih
800 siswa dari kelas 10 hingga 12 sampah yang dihasilkan tentunya tidak sedikit.
Menurut petugas kebersihan SMAN 3 Denpasar Ibu Made Ani dalam sehari sekolah
bisa menghailkan sampah botol plastik hinga 3 kg. Dalam sebulan dengan hari kerja
artinya sekolah bisa menghsilkan 66 kg sampah botol plastik.
Salah satu hal yang kerap dilakukan di Indonesia dalam mengurangi sampah
plastik adalah dengan membakarnya. Sampah memang berkurang karena menyusut
menjadi abu setelah pembakaran, tetapi cara ini justru menimbulkan masalah baru bagi
kesehatan maupun lingkungan. Menurut Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan
Universitas Indonesia, DR Emil Budianto, sampah plastik yang menggunung
menyimpan kandungan karbon dan hidrogen. Zat-zat tersebut akan berkumpul dengan
zat lain seperti klorida yang ditemukan pada sisa makanan, dan ketika disulut api,
campurannya akan melepaskan zat berbahaya bagi manusia. Meskipun demikian,
kebiasaan membakar sampah plastik kerap sekali terjadi di Indonesia yang buruk bagi
lingkungan.
Terdapat solusi kecil dalam mengurangi sampah botol plastik yakni dengan
penggunaan botol minum berulang kali pakai. Langkah kecil ini nantinya dapat
menjaga keseimbangan lingkungan hidup kita. Keuntungan yang bisa kita ambil dari
membawa botol minum sendiri yaitu yang pertama kita lebih dapat menghemat uang.
Air mineral dalam botol hanya bisa digunakan satu kali dan kemudian dibuang. Dengan
membawa botol minum sendiri kita sudah menghemat uang untuk membeli air minum
kemasan dengan berulang-ulang. Karena kelebihan botol minum bisa diisi kembali.
Yang kedua kita mengurangi potensi terjadinya pencemaran tanah, lingkungan dan
udara. Di mana sampah-sampah plastik yang sering berserakan di mana-mana. Terlebih
di sepanjang sungai yang menjadi salah satu sumber ketersediaan air. Dengan
membawa botol minum sendiri, kita sudah mengurangi penggunaan plastik sebagai
kemasan air minum. Secara tak langsung kita mengurangi jumlah sampah plastik yang
ada.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat penelitian mengenai efektivitas
membawa botol minum dalam meminimalisir jumlah sampah plastik di SMAN 3
Denpasar
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang didapatkan rumusan masalah Sebagai berikut:
1.2.1.
Apakah terdapat pengaruh jumlah sampah yang dihasilkan saat
membawa dengan tidak membawa botol minum ?
1.2.2.
Apakah efektif upaya membawa botol minum dalam mengurangi
jumlah sampah botol plastik yang dihasilkan siswa SMAN 3
Denpasar?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui jumlah sampah plastik yang dihasilkan saat
membawa dengan tidak membawa botol minum.
1.3.2. Untuk mengetahui keefektifan upaya membawa botol minum dalam
mengurangi massa sampah plastik yang dihasilkan siswa SMAN 3
Denpasar.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini meliputi :
1.4.1. Bagi penulis: karya tulis ini diharapkan mampu meberika informasi
dalam mengurangi jumlah sampah plastik dengan membawa botol
minum dari rumah
1.4.2 Bagi lingkungan sekolah: hasil karya tulis ini diharapkan mampu
meningkatkan kontribusi siswa dan warga sekoalah dalam mengurangi
jumlah sampah plastik dengan membawa botol minum dari rumah
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini sebatas siswa - siswi SMA Negeri 3 Denpasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botol minum
Botol minum adalah tempat penyimpanan dengan bagian leher yang lebih
sempit daripada badan dan "mulut"-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik,
atau aluminium, dan digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, dan
minuman lainnya yang dapat diisi ulang
2.2 Plastik
Plastik merupakan kemasan yang sangat populer dan menjadi pilihan bagi
konsumen. Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun
1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi pilihan bagi dunia industry
dan berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada
tahun 1930-an, menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005 (Kadir, 2012).
Plastik mempunyai karakteristik mudah dibentuk, tahan lama (durable), dan
dapat mengikuti trend permintaan pasar. Plastik telah mampu menggeser kedudukan
bahan-bahan tradisional dimana permintaan dari tahun ke tahunnya selalu
menunjukkan peningkatan. Kelebihan dari kemasan plastik yang ringan, fleksibel,
multiguna, kuat, tidak berkarat, dapat diberi warna dan harganya yang murah seakan
membutakan masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan, seperti terjadinya
perpindahan zat- zat penyusun dari plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan
tersebut tidak cocok dengan plastik yang mengemasnya. Zat-zat penyusun tersebut
cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan penyakit kanker pada manusia (Koswara,
2006).
Data statistik persampahan domestik Indonesia menyebutkan jenis sampah
plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari
total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis
kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta
ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah (Indonesia Solid Waste
Association, 2013)
2.3 Dampak Penggunaan Plastik
Dibalik manfaatnya yang besar, plastik juga mempunyai dampak yang besar
bagi lingkungan karena plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non- biodegradable)
dan bahan pembuat plastik yang umumnya terbuat dari Polychlorinated Biphenyl
(PCB). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 1000 tahun agar dapat
terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong plastik yang ditimbun di tempat
pembuangan akhir dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga dapat
membahayakan kesehatan manusia (Anonim, 2008).
Adapun beberapa akibatnya menurut Chandra (2009) adalah antara lain:
1. Sampah plastik yang menumpuk dapat mengganggu estetika.
2. Sampah plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
3. Menjadi sarang vektor seperti kecoak di tempat pembuangan.
4. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk yang hidup di bawah tanah.
5. Sampah plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
6. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
7. Polychlorinated Biphenyl (PCB) yang tidak dapat terurai termakan oleh binatang
maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
8. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di
dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
9. Kantong plastik juga menyebabkan banjir karena menyumbat saluran air dan bahkan
bisa merusak turbin waduk sebagai pengendali badan air. 10. Hewan-hewan dapat
terjerat dalam tumpukan plastik.
Sampah plastik yang dibuang ke lingkungan membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk terurai oleh mikroorganisme sehingga akan menumpuk dan menjadi sarang
penyakit dan mengganggu ekosistem sekitar. Karena sifatnya yang sulit diurai, sering
kali sampah plastik dibakar. Sedangkan pembakaran sampah yang tidak menggunakan
teknologi tinggi dapat berakibat pada pencemaran lingkungan. Sebab hal ini dapat
menghasilkan senyawa kimia berbahaya dan beracun yang dikenal dengan nama
dioksin (Chandra, 2009). Jika dioksin berada diudara maka akan dapat terhirup oleh
manusia dan masuk ke dalam sistem pernafasan. Risiko bagi manusia yang paling besar
adalah jika dioksin diterima tetap sehingga dioksin akan mengendap dalam tubuh
manusia walaupun dalam satuan takaran kecil. Dioksin menimbulkan kanker, bertindak
sebagai pengacau hormon, dan jika dalam keadaan menyusui maka akan diteruskan
dari ibu ke bayi selama menyusui dan mempengaruhi sistem reproduksi. Selain
mengakibatkan penyakit tersebut, dioksin dengan demikian juga mempengaruhi
kemampuan belajar anak yang sangat peka terhadap pencemaran udara (Chandra,
2009).
2.4 Manfaat membawa botol minum
Untuk meminimalisir penggunaan plastik dan bahan kaca tersebut, membawa
botol minum sendiri saat berpergian merupakan salah satu langkah kecil dalam
menjaga keseimbangan lingkungan hidup kita. Namun, memberi dampak yang besar
nantinya.
Keuntungan yang dapat kita ambil dari membawa botol minum sendiri adalah
yang pertama kita lebih bisa menghemat uang. Air mineral dalam botol hanya dapat
dipakai satu kali dan selanjutnya dibuang. Dengan membawa botol minum sendiri kita
telah menghemat uang untuk membeli air minum kemasan secara berulang-ulang.
Karena kelebihan dari botol minum, dapat diisi kembali. Yang kedua adalah kita telah
mengurangi potensi terjadinya pencemaran lingkungan, tanah, dan udara. Di mana
sampah-sampah plastik yang suka dan sering berserakan di mana-mana. Terlebih di
sepanjang sungai yang mengalir yang menjadi salah satu sumber ketersediaan air.
Dengan menggunakan botol minum sendiri, kita telah mengurangi penggunaan bahan
plastik dan kaca sebagai kemasan air minum. Secara tidak langsung kita telah
mengurangi jumlah sampah yang ada. Dan yang ketiga ialah kita telah mengurangi
penggunaan energi. Bahan baku pembuatan plastik adalah dari minyak bumi.
Penggunaan minyak bumi yang berlebihan juga dapat mencemari lingkungan yang ada.
Minyak bumi merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Sekalipun dapat, butuh
waktu yang begitu lamanya agar terciptalah minyak bumi tersebut. Penggunaan minyak
bumi yang sangat berlebihan di jaman sekarang ini membuat sumber energi yang
sangat dibutuhkan di dunia ini menjadi sesuatu yang mulai langka dan berharga mahal.
Di luar itu, penggunaan minyak bumi juga dapat member dampak yang tidak baik. Di
mana, terjadinya pencemaran lingkungan. Baik dalam proses pengambilannya,
pembuatan maupun hasil yang diciptakan. (kristania, 2015)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Denpasar dan dimulai dari November
– Desember 2017.
3.2
Jenis penelitian
Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. penelitian
kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dalam penelitian ini berupa hasil
pendapat dari responden, dan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Kasiram (2008:149)
3.3
Metode pengumpulan data
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa survei
dengan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang penulis dapatkan
langsung dari responden. Adapun data primer diperoleh dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data
sekunder adalah data yang penulis peroleh dari literature atau referensi yang relevan
dengan topik penelitian ini..
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
adalah:
3.4.1 Teknik Studi Pustaka, yakni dengan mengkaji data dari segala jenis pustaka
ataupun literatur untuk mendapatkan referensi yang relevan dengan topik
karya tulis ini.
3.4.2 Teknik Kuesioner, yakni dengan menyebarkan angket kepada responden.
(data angket terlampir)
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Margono (2004: 118) adalah keseluruhan subjek atau totalitas
subjek penelitian yang dapat berupa orang, benda atau suatu hal yang di dalamnya
dapat diperoleh dan/atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
Sampel menurut Margono (2004: 121) adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya.
Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa SMA Negeri 3
Denpasar dan sampelnya 30 siswa kelas XII tahun ajaran 2018/2019
3.6 Instrumen dan Aspek Pengukuran
3.6.1 Instrumen
Alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya oleh Peneliti.
3.6.2 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden
terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Adapun hal yang
diukur dalah penelitian ini yaitu jumlah massa sampah plastik dan keefektifan.
1. Jumlah sampah plastik
Jumlah sampah plastik diperoleh melalui data kuisioner yang telah disebarkan.
Dengan melihat perbandingan antara jumlah sampah botol plastik orang yang
membawa botol minum refill dan yang tidak membawa botol minum.
2. Keefektifan
Keefektifan dapat diukur dengan Pertanyaan yang diukur dengan skala Gutman
berbentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang benar dan salah
(Sugiyono, 2012). Pada skala Gutman dengan jenis pertanyaan positif dengan
pilihan jawaban “Ya” bernilai 1 jika pertanyaan benar dan “Tidak” memiliki
bernilai 0 jika pertanyaan salah. diklasifikasikan dalam 2 kategori:
a. Sikap mendukung, apabila responden mendapat nilai > 50%
b. Sikap tidak mendukung, apabila responden mendapat nilai <50%
3.7
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari:
3.7.1 Menentukan Ide
Menentukan
ide/gagasan
yang menjadi
pokok
pengembangan
penelitian. Ide yang didapatkan adalah efektivitas membawa botol minum
3.7.2 Menyusun Kerangka Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, kerangka penelitian harus telah selesai
disusun. Kerangka ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat dan ruang
lingkup penelitian, rumusan masalah dan metodologi penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian tersebut.
3.7.3 Menyebarkan kuesioner
Kuisioner di sebarkan kpada 30 orang sampel yang telah ditentukan
oleh penulis. Pertanyaan yang ada dalam kuisioner sudah berdasarkan apa yang
akan dijadikan hasil penelitian
3.7.4 Mendata hasil kuesioner
Data dipilah berdasarkan aspek pengukuran yang telah ditentukan
3.7.5 Menyimpulkan Hasil Penelitian
Setelah menganalisis hasil kuesioner maka dapat ditarik satu atau lebih
kesimpulan yang mewakili penelitian ini.
3.8 Analisis Data
Teknik analisis data
dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis
terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,
atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Analisis data kualitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang yang diminta
menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi
dan persentase tanggapan mereka, sampel tersebut diminta untuk mengisi
kuesioner atau angket. Analisis dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori , menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.
Dalam statistika, kegiatan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi atau sampel ini dibahas pada statistika inferensial.
Pada penelitian ini menggunakan sistem rumus Persentase,
𝐹
P = 𝑁 × 100%
Keterangan :
P
= Persentase Jawaban
F
= Frekuensi Jawaban Responden
N
= Jumlah Benar Seluruhnya
100% = Bilangan Tetap
Kriteria penilaian seperti yang disampaikan oleh Suryadi (kusmiati, 2004:81)
sebagai berikut :
1. 0%
= Ditafsirkan tidak ada
2. 1%-24%
= Ditafsirkan sebagian kecil
3. 25%-49%
= Ditafsirkan hampir setengahnya
4. 50%
= Ditafsirkan setengahnya
5. 51%-74%
= Ditafsirkan sebagian besarnya
6. 75%-99%
= Ditafsirkan hampir seluruhnya
7. 100%
= Ditafsirkan seluruhnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Apakah anda membawa botol minum ke sekolah.
Diagram 4.1 jumlah persentase siswa yang membawa botol minum ke
sekolah.
Ya
Tidak
33%
67%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 67% siswa yang membawa botol minum yang terdiri dari 28 siswa putri
beserta 12 siswa putra dan 33% yang tidak membawa botol minum yang terdiri dari
10 siswa putri dan 10 siswa putra. Dari data tersebut sebagian besar membawa botol
minum yaitu sebanyak 67%
4.2 Adakah sampah botol plastik yang anda buang dalam sehari di sekolah
Diagram 4.2. jumlah sampah botol plastik yang di buang dalam sehari di
sekolah
40
30
35
25
20
10
0
membawa botol minum
tidak membawa botol minum
Pada diagram batang di atas, diketahui bahwa dari keselurahan siswa yang
membawa botol minum menghasilkan 25 sampah botol plastik yang terdiri dari 19
botol dari siswa putri dengan 6 botol dari siswa putra dan siswa yang tidak
membawa botol minum menghasilkan 35 sampah botol plastik yang terdiri dari 19
botol dari siswa putri dan 16 dari siswa putra. Dari data tersebut terlihat siswa yang
tidak membawa botol minum menghasilkan sampah botol plastik lebih banyak
daripada siswa yang membawa botol minum dengan siswa putri yang mengasilkan
lebih banyak daripada siswa putra.
4.3 Membawa botol minum dapat menghemat uang saku
Diagram 4.3 membawa botol minum dapat menghemat uang saku
Ya
Tidak
2%
98%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 98% menjawab Ya dan 2% yang menjawab tidak. Dari data tersebut
hampir seluruh siswa mendukung membawa botol minum dapat menghemat uang
saku dan uang yang dihemat mulai dari Rp. 1.000- Rp. 8.000
4.4 Membawa botol minum dapat mengurangi sampah plastik
Diagram 4.4 Membawa botol minum dapat mengurangi sampah plastik
Ya
Tidak
5%
95%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 95% menjawab Ya dan 5% yang menjawab tidak. Dari data tersebut
seluruh siswa mendukung membawa botol minum dapat mengurangi sampah
plastik.
4.5 Membawa botol minum dan tidak membawa sama saja dampaknya terhadap
lingkungan
Diagram 4.5 Membawa botol minum dan tidak membawa sama saja
dampaknya terhadap lingkungan
Ya
Tidak
5%
‘
95%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 95% siswa yang menjawab tidak dan 5% yang ya. Dari data tersebut
hampir seluruhnya menganggap membawa dan tidak membawa botol minum
memiliki dampak berbeda terhadap lingkungan.
4.6 Botol minum refiil lebih mahal daripada membeli minum(jangka panjang)
Diagram 4.6 Botol minum refiil lebih mahal daripada membeli
minum(jangka panjang)
Ya
Tidak
17%
83%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 83% siswa yang menjawab Ya dan 17% yang tidak. Dari data tersebut
hampir seluruhnya tidak mendukung membawa Botol minum refiil lebih mahal
daripada membeli minum(jangka panjang). Dalam hal ini siswa berarti
menganggap saat membeli botol minum untuk dibawa dan diisi ulang dalam jangka
lebih panjang lebih murah daripada membeli botol minum plastik
4.7 Apakah saat membawa botol minum sampah plastik anda berkurang
Diagram 4.7 apakah membawa botol minum sampah plastik anda
berkurang
Ya
Tidak
12%
88%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 60 siswa kelas XII
terdapat 88% siswa yang menjawab Ya dan 12% yang tidak. Dari data tersebut
hampir seluruhnya mendukung saat membawa botol minum sampah plastik siswa
mengalami pengurangan. Ini sesuai dengan data sebelumnya yang meunjukan
pengurangan sampah botol plastik
4.8 Adakah manfaat yang anda rasakan saat membawa botol minum
Diagram 4.8 adakah manfaat yang anda rasakan saat membawa botol
minum
Ya
Tidak
5%
95%
Pada diagram lingkaran di atas, diketahui bahwa dari 30 siswa kelas XII
terdapat 95% menjawab Ya dan 5% menjawab tidak. Dari data tersebut hampir
seluruh siswa mendukung mendapatkan manfaat saat membawa botol minum.
4.9 Data observasi langsung jumlah sampah botol plastik dalam sehari
Diagaram 4.9 jumlah sampah botol plastik kelas XII
20
15
15
10
5
0
jumlsh sampah plastik kelas XII perhari
Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan di tempat sampah kelas XII di
dapati 15 sampah botol plastik perhari. Jadi jika dikali dengan massa botol plastik 600
ml yaitu 16 gram siswa kelas 12 mengasilkan 240 gram sampah plastik perharinya dan
jika dibagi jumlah siswa yaitu 231 dalam perhari perorang siswa mengasilkan 1,04
sampah botol plastik. Jika dibandingkan dengan sampah plastik yang dihasilkan
sekolah sekolah sebanyak 3000 gram dan dibagi 880 jumlah siswa adalah perhari
perorang siswa menghasilkan 3,4 gram sampah botol plastik. Perbadingan sampah
plastik kelas XII dengan sampah botol plastik satu sekolah terlihat 3 kali lipat sampah
botol plastik sekolah masih banyak dari kelas XII yang menunjukan efektivnya
membawa botol minum dalam mengurangi sampah botol plastik dengan sampel kelas
XII
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dari 30 sampel siswa kelas XII sebagian besar siswa membawa botol minum
yaitu sebanyak 67%
dan yang tidak membawa sebanyak 33%. Dalam
perharinya siswa tersebut menghasilkan sampah botol plastik yang berbeda.
Dari keseluruhan siswa yang mebawa botol minum mengasilkan 25 botol
perharinya sedangkan yang tidak membawa botol minum menghasilkan lebih
banyak yaitu sebanyak 30 botol perharinya dan siswa yang paling banyak
menghasilkan sampah plastik adalah siswa putri. Jadi disaat siswa membawa
dan tidak membawa botol mempengaruhi jumlah sampah botol plastik yang
dihasilkan
2. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa membawa botol
minum menunjukan keefektivan dalam mengurangi sampah botol plastik yang
dilihat dari perbandingan sampah botol plastik yang dihasilkan persiswa kelas
XII masih lebih sedikit daripada sampah botol plastik kelas persiswa satu
sekolah dan jawaban kuesioner yang dijawab oleh responden
selain itu
membawa botol minum juga dapat menghemat uang saku siswa yang dimana
siswa tidak perlu lagi membeli minuman kemasan yang dapat menghemat uang
hingga Rp. 8.000
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini yaitu:
1. sebaiknya adanya wacana tentang membawa botol minum saat berpergian
karena berdasarkan hasil penelitian ini membawa botol minum merupakan
langkah kecil yang menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan kita
2. diharapkan penelitian bisa dilanjutkan ke tingkat yang lebih luas seperti di
lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
DLHK Kota Denpasar. 2018. Mendorong terwujudkan bank-bank sampah di masingmasing banjar di seluruh Kota Denpasar. Denpasar. Humas Pemkot Denpasar.
Karunia kristania wantania. 2015. “Pentingnya Membawa Botol Minum Sendiri Saat
Berpegian”. Tersedia pada dalam
https://www.kompasiana.com/kkristania/5528d5136ea83434668b45eb/pentingnyamembawa-botol-minum-sendiri-saat-berpergian. Diakses pada tanggal: 14 November
2018
Kasiram, Mohammad. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif”. Malang:
UIN Malang Press
Kusmiati, Mia. 2004. Peranan Tata Tertib Asrama dalam Menumbuhkan Perilaku
Disiplin Siswa di Sekolah. Tidak diterbitkan. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung.
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta
Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung
SHELA KUSUMANINGTYAS. 2018. Hentikan Kebiasaan Bakar Sampah
Plastik.jakarta. tersedia dalam
https://sains.kompas.com/read/2018/03/27/190600023/hentikan-kebiasaan-bakarsampah-plastik-bahayanya-mengintai-anda. Diakses pada: 2 November 2018
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Surono, Untoro Budi. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi
Bahan Bakar Minyak. Yogyakarta: Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra
Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara. 2014. Tinjauan Pustaka Sampah Plastik. Tersedia pada
dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54071/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y. Diakses pada tanggal: 2 November 2018.
Download