Uploaded by User87549

Ibu Arie Definisi operasional

advertisement
KONSEP DEFINISI OPERASIONAL DAN
KONSEP DASAR PENELITIAN
Landasan teori adalah bagian yang ada pada suatu penelitian berisi tentang teori
dan hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan. Bagian ini berfungsi
sebagai kerangka teori yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
penelitian. Landasan teori juga dapat disebut sebagai kerangka teori yang
digunakan untuk menyelesaikan. Secara umum, kerangka teori initerdiri dari
beberapa konsep beserta dengan definisi dan juga referensi yang akan digunakan
untuk literatur ilmiah yang sangat relevan, teori yang digunakan untuk studi
maupun penelitian.
Fungsi teori dalam penelitian antara lain:
a. Meringkas dan menyusun pengetahuan yang ada di dalam suatu bidang
tertentu.
b. Berperan untuk memberikan keterangan secara sementara tentang
peristiwa dan juga hubungan-hubungan yang sedang diamati, hal tersebut
dilakukan dengan cara memberikan variabel-variabel yang saling
berhubungan satu sama lain.
c. Berfungsi untuk merangsang adanya perkembangan pengetahuan baru
dengan cara memberikan arahan ke penyelidikan yang selanjutnya.
Fungsi lain dari teori dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pola dalam intepretasi data. Teori menyediakan berbagai
argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan
penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi akan lebih
kuat apabila didukung dengan teori yang ada.
b. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.
c. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk
menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
d. Menyajikan kerangka. Teori memberikan penjelasan mengenai definisi
atau makna sebuah konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat
untuk membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi
orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat
melakukan studi lanjutan.
e. Memungkinkan peneliti mengintepretasikan data yang lebih besar dari
temuan yang diperoleh dari suatu penelitian.
Metode penelitian kuantitatif membutuhkan teori sebagai dasar penelitian
yang akan diuji, sehingga di awal proses peneliti harus menjelaskan teori
secara komprehensif. Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan proses
penelitian, mulai dari bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis hingga
pengumpulan data. Peneliti melakukan verifikasi teori dengan cara menjawab
hipotesis atau pertanyaan penelitian yang diperoleh dari teori. Pertanyaan
penelitian tersebut mengandung variabel untuk ditemukan jawabannya.
Teori yang disusun tersebut dipergunakan sebagai kerangka berpikir yaitu sebuah
model atau gambaran yang berupa konsep yang di dalamnya menjelaskan
hubungan antar variabel yang satu dengan yang lainnya. Kerangka berpikir
tersebut sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram atau skema yang bertujuan
memudahkan dalam memahami variabel yang akan dipelajari selanjutnya.
Kerangka teori/berpikir tersebut merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti yaitu hubungan antara variabel
independent dan dependent. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel
atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi
teoritis untuk masing-masing variabel juga argumentasi terhadap variasi besaran
variabel yang diteliti. Penelitian yang menggunakan dengan dua variabel atau
lebih biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun
hubungan, sehingga perlu disusun kerangka berpikir.
Definisi operasional
Penelitian pada dasarnya adalah mengukur/menilai variabel penelitian,
memberikan gambaran tentang variabel tersebut atau menghubungkannya.
Penting untuk menjelaskan variabel penelitian meliputi variabel yang akan diteliti,
jenis variabel, definisi konseptual dan operasional serta bagaimana melakukan
pengukuran/penelitian terhadap variabel.
Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2015) menyatakan variabel adalah
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain. Variabel megandung pengertian ciri, sifat
atau ukuran yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda
atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya: variabel umur, berat
badan, pendidikan, motivasi dan pengetahuan dan lain-lain. Umur tiap orang
berbeda, begitupun dengan berat badan tiap orang masing-masing berbeda.
Termasuk pula pendidikan, motivasi dan pengetahuan juga bervariasi. Untuk
mendapatkan ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya
juga harus dari kelompok data atau objek yang heterogen.
Variabel data penelitian juga ditentukan dengan lebih detil dengan cara sebagai
berikut:
a. Perhatikan lebih dahulu judul yang telah anda buat
b. Tentukan variabel-variabel data dari judul tersebut
c. Tuliskan semua variabel yang sudah anda tentukan
Contoh variabel di bawah ini berasal dari kerangka konsep penelitian pada
bahasan sebelumnya:
1. Umurmerupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang
akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya
1 tahun, 5 tahun, 16 tahun, atau 76 tahun, atau dapat juga dikelompokkan
menjadi kategori kelomppok misalnya Balita, anak, remaja, dewasa dan
lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalam kelompok tua atau muda,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
2. Pendidikan merupakan konsep penelitian sekaligus variabel yang akan
diukur. Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti SD,
SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi
pendidikannya tinggi atau rendah, dsesuaikan dengan tujuan
penelitiannya.
3. Masa kerjamerupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan masa kerjanya
berapa lama apakah 1 tahun, 2 tahun, 20 tahun dan lain-lain. Dapat juga
dikelompokkan mejadi masa kerjanya, lama atau sedikit, disesuaikan
dengan tujuan penelitianya.
Jenis variabel
1. Menurut sifatnya
Dapat dibagi 2, yaitu variabel kategorik dan variabel numerik.
a) Variabel katagorik (kualitatif) merupakan variabel hasil dari
pengkategorian atau pengklasifikasian data. Cirinya yaitu data
dalam bentuk kata-kata.Variabel katagorik biasanya berisi variabel
yang memiliki skala nominal dan ordinal. Contohnya seperti:
variabel agama, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dan lain-lain.
b) Variabel numerik (kuantitatif) merupakan variabel hasil
pengukuran secara langsung atau penghitungan. Cirinya yaitu data
dalam bentuk angka. Variabel numerik biasanya berisi variabel yag
memiliki skala interval dan rasio. Contohnya seperti variabel umur,
berat badan, tinggi badan dan lain-lain.
2. Menurut skala pengukurannya
Skala pengukuran digunakan untuk mempermudah dalam pengolahan dan
analisis data. Oleh karena itu peneliti harus memahami tentang
pengklasifikasian dalam skala pengukuran agar dapat melakukann
pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan tepat. Skala
pengukuran terdiri dari 4 macam yaitu:
a) Skala nominal, adalah skala yang disusun berdasarkan kategorinya,
sebagai pembeda antara karakteristik yang satu dengan yang
lainnya. Ciri skala nominal: sederajat dan tidak megandung
tingkatan, tidak mempunyai nilai nol mutlak. Data yang dihasilkan
dalam bentuk kata-kata seperti pada di bawah ini, sehingga uji
statistik yang digunakan adalah statistik nonparametric.
Contoh:
 Jenis kelamin: 1. Laki-laki 2. Perempuan. Penomoran
hanya untuk mengkode atau mengkategorikan tanpa
membandingkan apakah no 1 lebih tinggi dari no 2 ataupun
sebaliknya. Pengkategorian dianggap setara atau sederajat.
Termasuk pada variabel pedidikan dan agama.
 Pekerjaan: 1. PNS/TNI/Polri, 2. Karyawan Swasta 3.
Wiraswasta 4. Buruh 5. Lain-lain (sebutkan).
 Agama: 1. Islam 2. Katolik 3. Protestan 4. Hindu 5. Budha
b) Skala ordinal adalah skala yang berdasarkan urutan atau tingkatan
dari mulai yang tertinggi hingga yang terendah atau sebaliknya.
Data yang dihasilkan dalam betuk kata-kata seperti padacontoh di
bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statitistik
nonparametric.
Contoh:
 Pengetahuan: 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik. Pilihan jawaban
dari variabel pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat
tingkatan pengetahuan.
 Penghasilan: 1. < UMR 2. ≥ dari UMR. Pilihan jawaban
dari variabel penghasilan menunjukkan bahwa terdapat
tingkatan penghasilan, yang pertama penghasilannya
dibawah UMR dan yang ke dua penghasilannya sama
dengan atau lebih besar dari UMR.
 Kepuasan: 1. Sangat tidak puas 2. Tidak puas 3. Biasa saja
4. Puas 5. Sangat puas. Pilihan jawaban dari variabel
kepuasan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan kepuasan.
c) Skala interval adalah skala yang memiliki jarak atau interval antara
1 data dengan data yang lain. Data yang dihasilkan dalam bentuk
angka dengan besar interval/jarak 1 data dengan data yang lainnya
memiliki bobot nilai yang sama. Namun untuk skala interval ini
tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak, sebagai contoh bila
temperature atau suhu 00 Celcius dikonversi ke Farenheit menjadi
32, maka dengan demikian nilai nol tersebut dikatakan tidak
mutlak.
Contoh:
 Tinggi badan, misalnya membagi tinggi badan ke dalam 4
interval yaitu: 140-149; 150-159; 160-169 dan 170-179
 Suhu tubuh
 Tekanan darah
 Skor
 IQ
d) Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak. Data yang
dihasilkan dalam bentuk angka sehingga uji statistik yang
digunakan yaitu uji statistik parametric. Sebagai contoh:
 umur, tidak memiliki angka nol negatif karena seseorang
tidak dapat berumur dibawah 0 tahun, tetapi harus di atas
nol.
 Berat badan
 Tinggi badan
3. Jenis variabel menurut hubungan antara variabel
a. Variabel independent (bebas) adalah variabel yang dapt
mempengaruhi variabel lain, apabila variabel independent berubah
maka dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari
Variabel independent (bebas) adalah predictor, resiko, determinan,
kausa.
Contoh:
Hubungan kepemimpinan dengan kinerja petugas P-Care di
Puskesmas, maka kepemimpinan merupakan variabel independent
dan kinerja merupakan variabel dependent karena kepemimpinan
memengaruhi kinerja petugas.
b. Variabel dependent (terikat/tergantung) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independent, artinya variabel dependent
berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel
independent.
Contoh:
 Hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi,
maka perilaku merokok merupakan variabel independent da
hipertensi merupakan variabel dependent karena perilaku
merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
 Hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan
keakuratan kode kasus typhoid, maka ketepatan penulisan
diagnosis merupakan variabel independent dan keakuratan
kode merupakan variabel dependent.
1 jenis variabel dapat berubah fungsi menjadi variabel independent
atau menjadi variabele dependent, teegantung dari konteks
penelitiannya. Dalam salah satu contoh di atas variabel hipertensi
merupakan variabel dependent dari variabel perilaku merokok.
Namun dapat berbeda fungsi bila konteksnya dalam penelitian
hubungan hipertensi dengan kejadian stroke. Dalam konteks ini
maka variabel hipertensi merupakan variabel independent dan
stroke merupakan variabel dependent. Walaupun namanya
independent-dependent atau bebas-terikat/tergantung, namun
hubungan independent-dependent tersebut tidak selalu merupakan
hubungan sebab-akibat.
c. Varibel perancu (confounding variabel) adalah variabel yang
berhubungan dengan variabel independent dan variabel dependent,
tapi bukan merupakan variabel antara. Keberadaan variabel
penelitian ini dapat memengaruhi validitas penelitian karena dapat
menyebabkan bias pada hasil penelitian. Untuk meminimalisir bias
maka variabel perancu ini harus diindentifikasi. Identifikasi
variabel perancu ini sangat penting agar kesimpulan hasil
penelitian yang diperoleh tidak salah, misalnya hasil penelitian
ditemukan terdapat hubungan antara satu variabel independent
dengan satu varibel dependent padahal sebenarnya hubungan
tersebut tidak ada, atau sebaliknya disimpulkan tidak ada hubungan
antara satu varibel independent dengan satu variabel dependent
padahal sebenarnya ada hubungan.
Contoh:
Minum kopi
PJK
merokok
Sumber: Sastroasmoro (2014)
Peran variabel perancu (kebiasaan merokok) dalam hubungan antara variabel
independent (minum kopi) dengan variabel dependent (kejadian Penyakit Jantung
Koroner)
Kebiasaan merokok memenuhi syarat sebagai variabel perancu, Karena
mempunyai hubungan dengan kebiasaan minum kopi (varibel independent) dan
berhubungan dengan kejadian PJK (variabel depedent). Bila kebiasaan merokok
ini tidak diidentifikasi, mungkin akan ditemukan hubungan positif antara
kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK yaitu diperoleh data yang gemar
minum kopi lebih banyak menderita PJK dibandingkan dengan yang tidak suka
minum kopi. Hal ini mungkin benar tapi mungkin juga tidak. Bisa jadi yang
sebenarnya terjadi adalah tidak terdapat hubungan antara kebiasaan minum kopi
dengan kejadian PJK, namun ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan
kejadian PJK dimana biasanya perokok kebanyakan suka minum kopi jadi seolaholah kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kejadian PJK.
Hal yang sebaliknya dapat terjadi tidak ditemukan hubungan antara variabel
independent dan dependent, padahal sebenarnya terdapat hubungan. Hal ini akibat
adanya pengaruh variabel perancu yang bersifat negatif. Seperti contoh pada
skema gambar di bawah ini:
Mendefinisikan variabel secara operasional bertujuan untuk membuat variabel
menjadi lebih konkrit dan dapat diukur. Mendefinisikan suatu variabel., maka
penelitian menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana mengukurnya,
apa saja kriteria pengukuran nya, instrumen yang digunakan untuk mengukurnya
dan skala pengukurannya. Meski dalam beberapa penelitian terlihat adanya
beberapa variabel yang sama namun akan terlihat
Karies dentis
Makan permen
Menggosok gigi
Variabel penelitian menjelaskan tentang variabel penelitian yang akan diteliti
meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti juga menjelaskan variabel
confounding yang memengaruhi hasil penelitian dan menjelaskan bagaimana
variabel ini dikendalikan
Berdasarkan uraian diatas maka pengertian dari Definisi operasional adalah
penjelasan tentang hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur
variabel, bagaimana mengukurnya, alat ukur yg digunakan, skala pengukuran dan
data hasil pengukuran. Definisi operasional variabel menjelaskan ttg pengertian
variabel secara lebih operasional sbg bentuk konkrit dari suatu konsep. Karena
merupakan penjelasan yg konkrit ttg variabel penelitian, maka seyogyanya
penjelasan bagian ini meliputi:
a. Indikator untuk menilai
b. Cara menilai/mengukur variabel
c. Skala pengukuran (nominal, ordinal, interval, rasio)
Jika variabel penelitian berupa suatu intervensi atau perlakuan, maka penjelasan
definisi operasional meliputi:
 Nama/jenis intervensi
 Tujuan intervensi atau perlakuan
 Siapa yang akan melakukan intervensi (jelaskan kualifikasi pendidikan,
pengalaman/masa kerja, kompetensi yang dimiliki dan lain-lain)
 Waktu pelaksanaan intervensi
 Tempat pelaksanaan intervensi
 Cara melakukan intervensi (prosedur intervesi) yang dibuat dalam bentuk
standard operasional procedure (SOP)
SOP menjelaskan langkah-langkah mulai fase awal hingga fase akhir
intervensi.
Contoh definisi operasional dalam penulisannya sebagi berikut:
Judul penelitian “ Gambaran karakteristik dan tingkat pengetahuan pasien rawat
jalan tentang hak akses dokumen rekam medis rumah sakit X”
No
1.
Variable
Penelitian
Karakteristik
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2.
Pengetahuan
pasien
rawat
jalan tentang
hak
akses
dokumen
rekam medis
Definisi
Operasional
Skala
Ukur
Cara
Ukur
Hasil
ukur
Pendidikan adalah
jenjang
yang
ditempuh
responden sampai
dengan
mendapatkan
ijazah
Pekerjaan
merupakan cara
mencari
nafkah
untuk memenuhi
kebutuhan dirinya
dan keluarga
Umur responden
yang dihitung dari
tahun
saat
penelitian
dikurangi
tahun
lahir responden
Kemampuan
pasien
dalam
menjawab
pertanyaan yang
diajukan:
1. Pengertian hak
akses
dokumen
rekam medis
2. Tujuan
mengakses
dokumen
rekam medis
3. Prosedur
pengaksesan
dokumen
rekam medis
Ordinal
Membagi
kuesioner
untuk diisi
langsung
oleh
responden
1.
2.
3.
4.
nominal
Membagi
kuesioner
untuk diisi
langsung
oleh
responden
Membagi
kuesioner
untuk diisi
langsung
oleh
responden
Membagi
kuesioner
untuk diisi
langsung
oleh
responden
1. PNS/TNI/POLRI
2. Swasta
3. Wiraswasta
4. Buruh
5. URT
6. lainnya
1. 16-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 yahun
5. 56-65 tahun
6. > 65 tahun
Hasil ukur pengetahuan
dikategorikan menjadi:
1. Baik 76%-100%
2. Cukup 56%-75%
3. Kurang <56%
interval
Ordinal
SD
SMP
SMA
PT
KERANGKA KERJA PENELITIAN
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah.
Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak maupun konkrit dan spesifik seperti
yang dapat dijjumpai pada penelitian terapan.
Karakteristik penelitian ada 8, yaitu: adanya tujuan, ada keseriusan, dapat diuji,
dapat direplikasi, mengandung presisi dan keyakinan, obyektif, berlaku umum dan
efisien.
1. Ada tujuan, tujuan harus jelas untuk membantu memecahkan masalah.
Meski penelitian tidak memberikan jawaban langsung terhadap suatu
masalah, tetapi hasilnya harus berkontribusi dalam usaha pemecahan
masalah
2. ada keseriusan, yang dimaksud dengan keseriusan adalah kehati-hatian,
ketelitian dan ada kepastian. Dasar teori yang baik dan rancangan
penelitian diperlukan sehingga keseriusan penelitian meningkat pula.
Sehingga penentuan jumlah sampel yang dipilih harus menggunakan
metode yang benar dan daftar pertanyaan harus disusun secara tepat.
3. dapat diuji, hipotesis penelitian harus dapat diuji menggunakan statistic
tertentu apakah dapat diterima atau tidak.
4. dapat direplikasi, memiliki pemahaman bahwa hasil penelitian yang
hipotesisnya telah teruji didukung pula dengan kejadian hasil yang sama
berkali-kali. Sehingga penelitian tersebut bersifat ilmiah bukan terjadi
secara kebetulan.
5. mengandung presisi dan keyakinan. Presisi mengacu pada seberapa dekat
penemuan itu terhadap realita, dengan kata lain presisi mencerminkan
derajat kepastian dari penemuan terhadap gejala yang dipelajari. Contoh:
kalau kita memperkirakan jumlah rata-rata hari yang hilang adalah 35-45
hari dan terbukti angka ketidakhadiran kerja yang sebenarnya adalah 35
hari, maka perkiraan kita akan lebih tepat (precise) dibandingkan
perkiraan rata-rata hari hilang karena ketidakhadiran antara 20-50 hari per
tahun. Angka perkiraan tersebut disebut confidence interval dan inilah
yang disebut dengan presisi.
Selanjutnya keyakinan (confidence) menunjukkan kemungkinan dari
kebenaran estimasi yang dilakukan. Hal estimasi tidak hanya perlutepat
tetapi juga dikatakan 95% dari seluruh kesempatan yang ada akan
ditemukan bahwa hasil penelitian benar dan 5% menyatakan bahwa
penemuan tidak benar. Pada umumnya penemuan itu diterima dan
biasanya dinyatakan sebagai derajat kepastian (significance level) sebesar
5%. Semakin tepat dan meyakinkan sasaran penelitian kita akan semakin
ilmiah penyelidikan yang dilakukan dan semakin berguna pula hasil
penelitian.
6. Obyektifitas, mengacu bahwa hasil penelitian harus obyektif katrena
didasrkan pada fakta yang diperoleh dari data actual bukan atas dasar
penilaian subyektif dan emosional. Kalau kesimpulan hanya didasarkan
atas apa yang dipercaya oleh peneliti, maka penelitian itu sendiri tidak
diperlukan lagi dan tidak dapat dibenarkan.
7. berlaku umum, mengacu pada cakupanada tidaknya hasil penelitian itu
dapat diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan
penerapan yang dapat ditimbulkan oleh hasil penelitian utu akan semakin
berguna penelitian tersebut bagi yang menggunakannya.
8. efisien. Merujuk pada kesederhanaan menjelaskan gejala-gejala yang
terjadi dan aplikasi pemecahan masalah. Efisiensi dapat dicapai bila kita
membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variable namun
dapat menjelaskan sutau kejadian.
Tahapan penelitian sebagai implementasi dari metode ilmiah, secara detil
digambarkan sebagai berikut:
1. Menguraikan masalah penelitian dalam latar belakang penelitian, kemudian
dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan penelitian. Selanjutnya
menyusun tujuan penelitian mengacu pada uraian pada rumusan masalah pada
latar belakang penelitian .
2. Melakukan telaah pustaka dengan mencari teori dan materi terkaittopik
penelitian dan menyusunnya dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka disusun
sebagai landasan kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.
3. Pada penelitian kuantitatif perlu disusun hipotesis sebagai dugaan sementara
yang nanti akan diuji kebenarannya dengan uji statistic
4. Menentukan desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian
5. Menentukan populasi dan sample, cara menentukan sampel dan menghitung
besar sampel.
6. Menyusun instrument penelitian dan cara pengumpulan data
7. Menentukan variable penelitian, definisi operasional, cara ukur skala ukur dan
hasil ukur variable penelitian.
8. Menyusun jadwal kegiatan penelitian mulai persiapan, pelaksanaan,
penyusunan laporan
9. Mengurus administrasi ke Bankesbangpol
10. Tahap pengumpulan data
11. Analisis data yang telah dikumpulkan
12. Penyusunan penelitian dalam laporan akhir penelitian
13. Penyajian dalam forum seminar dan lain-lain
Sehingga langkah-langkah penelitian ilmiah haruslah memenuhi syarat sbb:
1. Sistematis, penelitian harus dilakukan dengan mengetahui beberapa
langkah dengan cara yang teratur sesuai dengan system penelitian
2. Empiris penelitian harus didasarkan dari sumber dengan pengetahuan yang
diperoleh dari pengamatan indera manusia
3. Rasional, penelitian harus dilakukan dengan cara rasional seshingga dapat
dicapai melalui akal manusia
Berdasar rumusan di atas maka tahapan penelitian dapat dirinci menjadi sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perencanaan
Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian
Pengambilan sample
Penyusunan daftar pertanyaan
Kerja lapangan
Editing dan coding
Analisis dan laporan
Selamat belajar, semoga sukses
HUBUNGAN TINGKAT SPIRITUALITAS DAN SELF EFFICACY
PADA PASIEN KANKER
Download