Uploaded by User34509

MODUL- 3 KOMUNIKASI ORGANISASI

advertisement
KOMUNIKASI ORGANISASI
MODUL-3: KOMUNIKASI ORGANISASI
Pendahuluan
• Komunikasi dan keberhasilan organisasi saling berhubungan
• Tujuan mempelajari Komunikasi organisasi adalah memperbaiki organisasi dalam
upaya mencapai tujuan manajemen.
• Manusia di dalam organisasi menjadi asset penting karena Manusia sebagai
sumber daya adalah penggerak organisasi. Organisasi tidak akan berfungsi tanpa
manusia.
• Interaksi antarindividu, baik antara pimpinan/manajer dengan
karyawan/bawahannya, menyebabkan peranan komunikasi berpengaruh besar
dalam menyelesaikan berbagai masalah atau konflik yang timbul dalam tubuh
suatu organisasi. Kenyataannya dalam kehidupan organisasi yang di dalamnya
terlibat interaksi sejumlah manusia sebagai anggota organisasi, merupakan fakta
yang tidak dapat dihindari.
• Jadi peranan komunikasi mutlak dalam suatu kehidupan organisasi. Tanpa
kemantapan komunikasi akan berakibat buruk bagi organisasi. Studi mengenai
komunikasi keorganisasian, terutama komunikasi internal, sangat membantu
mengatasi problema kehidupan organisasi.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Berbagai pengertian Komunikasi Organisasi:
• Menurut Wiryanto (2005) komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi.
• Menurut Goldhaber (1986), komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
• Menurut Katz dan Kahn, komunikasi organisasi merupakan arus
informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu
organisasi.
• Menurut Pace & Faules (2006): komunikasi organisasi
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
• Suatu Organisasi terdiri dari uni-unit komunikasi
dalam hubungan-hubugan hierarkis antara satu
dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan.
• Gambar disebelah ini menggambarkan suatu konsep
komunikasi organisasi. Garis yang terputus-putus
melukiskan gagasan bahwa hubungan2 ditentukan
bukan karena alamiah. Hubungan2 itu juga
menunjukan bahwa struktur suatu organisasi
bersifat dinamis dan mungkin berubah sebagai
respon terhadap kekuatan2 lingkungan internal juga
eksternal. Meskipun demikian, hubungan antara
jabatan-jabatan berubah secara resmi hanya
berdasarkan pernyataan pejabat2 organisasi
Pentingnya kajian komunikasi organisasi
• Kajian terhadap komunikasi organisasi memiliki arti penting bagi
orang2 yang terlibat di dalam organisasi. Bagi karyawan, memahami
komunikasi organisasi untuk memperbaiki kinerjanya di dalam
organisasi dan bagi manajer, untuk pengembangan sumber daya
manusia dan komunikasi perusahaan serta tugas2 lainnya yang
berorientasi kepada manusia di dalam organisasi.
Fungsi Komunikasi Organisasi
• Sendjaja (2002: 4,8), mengemukakan empat fungsi organisasi yaitu:
1. Fungsi Informatif
• Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu.Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannysecara lebih pasti.
• Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
• Fungsi regulative ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
• Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
• Pertama, Atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan
manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu,
mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya
perintah2nya dilaksankan sebagaimana mestinya.
• Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
2. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin
sekaligus sebagai pribadi
4. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
• Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulative pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif.
• Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
• Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada
dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan
oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi
Pendekatan Komunikasi Organisasi
1. Pendekatan Makro
• Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur
global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini
organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari
lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan
tujuan organisasi.
a. Memproses Informasi dan Lingkungan
• Agar organisasi tetap hidup organisasi perlu memproses informasi dari
lingkungannya. Memproses informasi dalam hal ini maksudnya adalah
menyesuaikan apa yang terjadi pada lingkungan dengan jalan mentransfer
informasi yang relevan dengan keadaan dalam organisasi,
• merumuskan suatu respons yang tepat terhadap input informasi tersebut.
Informasi ini kemudian digunakan untuk melakukan identifikasi dan penentuan
tujuan organisasi.
b. Identifikasi
• Suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan
untuk mencapai beberapa macam negosiasi, persetujuan dengan relasi-relasi yang
potensial dari langganannya. Proses penyesuaian diri dinamakan dengan
identifikasi.
Misalnya suatu organisasi transportasi berdasarkan informasi dari lingkungan
mengetahui bahwa langganannya menyenangi transportasi yang cepat, selamat,
dapat dipercaya dan menyenangkan pelayanannya. Berdasarkan informasi ini
organisasi berusaha untuk mengkoordinasi segala kegiatan supaya dapat memenuhi
keinginan langganannya.
c. Integrasi dengan organisasi lain
• Tidak ada organisasi bergerak dalam keadaan terisolasi.Setiap organisasi di pengaruhi
oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungan nya. Organisasi mesti memonitor aktivitas
ini, menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas itu kepadanya.Jika saingan organisasinya
menghasilkan dengan cara yang sama tetapi dengan kualitas yang lebih baik dan biaya
yang lebih murah maka hal itu akan membawa kesulitan bagi organisasinya.
d. Penentuan Tujuan
• Dari semua kegiatan organisasi makro yang memerlukan komunikasi yang sangat penting
adalah menentukan tujuan organisasi. Organisasi seharusnya tidaklah menentukan
tujuannya sebelum memperoleh informasi mengenai lingkungan, memprosesnya
melakukan identifikasi dengan langganan yang potensial dan melakukan integrasi yang
cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas tujuannya. Informasi yang berasal dari
semua interaksi ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan tujuan organisasi.
2. Pendekatan Mikro
• Pendekatan ini terutama menfokuskan kepada komunikasi dalam unit
dan sub-unit pada suatu organisasi.
• Komunikasi yang diperlukan dalam tingkat ini adalah komunikasi
antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan
latihan,komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas
kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi
dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk
mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
a. Orientasi dan Latihan
• Orientasi adalah prose yang terus-menerus yang menghendaki komunikasi
untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang berlangsung dalam
suatu organisasi. Tugas memberi orientasi ini dapat dilakukan oleh pimpinan
unit-unit organisasi maupun oleh anggota unit lainnya.
b. Keterlibatan Anggota
• Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitnya
masing-masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi.Sebab bila suatu
unit kerja organisasi macet akan mempengaruhi kepada keseluruhan tugastugas organisasi.
c. Penentuan Iklim Organisasi
• Iklim organsasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor di antaranya tingkah
laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari organisasi. Tetapi
pada umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari
pimpinan kepada kelompoknya.
d. Supervisi dan Pengarahan
• Tugas-tugas dalam organisasi perlu diawasi dikontrol serta diarahkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Tugas ini dilakukan oleh beberapa orang
pimpinan organisasi terhadap orang-orang di bawah hierarki. Supervisor
bertanggung jawab terhadap orang-orang yang di bawahnya dan membantu
orang tersebut agar dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Semua
kegiatan supervisi dilakukan dengan menggunakan komunikasi.
e. Kepuasan Kerja
• Bila orang tidak merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya
mereka mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya. Ada dua
hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan
pekerjaannya. Pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaannya. Kedua,
apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Atau dengan
kata-kata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah
komunikasi.
3. Pendekatan Individual
• Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi
individul dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan
pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan oleh
komunikasi individua satu sama lainnya.
a. Berbicara pada Kelompok Kerja
• Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh karena
itu seseorang harus mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan
orang lain . untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang
diperlukan dalam melakukan tugas kelompok.
b. Menghadiri dan Berinteraksi dalam Rapat-rapat
• Rapat adalah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh karena itu
seseorang anggota organisasi harus terampil dalam interaksi rapat-rapat yang
mencakup keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk
membujuk anggota lain untuk menerima usulam dan mengarahkan rapat bila
diperlukan.
c. Menulis
d. Berdebat untuk Suatu Usulan
• Di dalm organisasi keputusan penting dibuat dalam rapat-rapat kecil dimana
orang saling berdebat satu sama lain sebelum memilih satu tindakan tertentu.
Orang dalam organisasi harus membuat suatu usulan atau program baru
mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Agar usulan ini berhasil atau dapat
diterima orang perlu keterampilan berkomunikasi untuk meyakinkan dan
membujuj orang lain untuk menerima usulan atau programnya.
4. Pendekatan Hubungan Manusiawi (Human Relations)
• Pendekatan Hubungan manusiawi merupakan antitesa dari pandangan structural
dan fungsional yang hanya menekankan pada produktivitas dan penyelesaian
tugas2 pekerjaan, sedangkan kurang memperhatikan factor manusia.
Beberapa anggapan dasar dari pendekatan human relations yaitu:
a. Produktivitas ditentukan oleh norma social, bukan factor psikologis
b. Seluruh imbalan yang bersifat non-ekonomis, sangat penting dalam memotivasi
para karyawan
c. Karywan biasanya memberikan reaksi suatu persoalan, lebih sebagai anggota
kelompok daripada individu
d. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup aspek2
formal dan informal
e. Penganut aliran human relations menganggap komunikasi sebagai fasilitator
penting dalam proses pembuatan keputusan.
• Rensis Linkert mengemukakan teori human relations yang dikenal dengan Empat
Sistem Likert yaitu:
a. Sistem Exploitative Aurthoritative, dalam system ini , pimpinan menggunakan
kekuasaan dengan tangan besi. Keputusan dibuat oleh pimpinan tidak
dimanfaatkan atau memperhatikan umpan balik dari para bawahannya.
b. Sistem Benevolent authoritative, pimpinan cukup memiliki kepekaan terhadap
kebutuhan para bawahan
c.
Sistem Consultative, pimpinan masih memegang kendali, namun mereka juga
mencari masukan-masukan dari bawahan.
d. Sistem participant management, memberi kesempatan kepada para bawahan
untuk berpartisipasi penuh dalam proses pengamblan keputusan.
Hambatan2 dalam komunikasi organisasi
1. Hambatan Teknis
• Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang terjadi karena media yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan yang terjadi pada media komunikasi semisal radio, jaringan telepon dan
alat komunikasi lain pastinya akan mengganggu proses komunikasi dan mengurangi tingkat
efektivitas komunikasi tersebut. Menurut ahli Cruden dan Sherman dalam buku mereka berjudul
Personel Management, hambatan teknis dalam komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Tidak ada prosedur kerja ataupun rencana kerja yang jelas.
• Tidak adanya penjelasan atau informasi yang jelas.
• Kemampuan membaca yang kurang baik.
• Media yang dipilih tidak tepat.
Dalam komunikasi organisasi, sangat penting untuk memilih media yang tepat yang dapat
dipergunakan secara masif oleh anggota di dalam organisasi. Meski begitu, seharusnya media
komunikasi yang bisa menjadi pilihan di zaman seperti ini sudah lebih banyak dan lebih handal
dibandingkan era sebelumnya. Teknologi sudah berkembang pesat sehingga masalah teknis seperti
jaringan telepon atau radio seharusnya sudah bisa diminimalisasi. Seharusnya hambatan teknis sudah
tidak menjadi masalah yang besar untuk komunikasi dalam organisasi.
2. Hambatan Semantik
• Hambatan jenis ini adalah hambatan yang terjadi akibat porses penyampaian pengertian
atau ide yang tidak efektif. Semantik sendiri artinya studi yang mempelajari tentang
pengertian yang diungkapkan atau dijabarkan dalam bentuk bahasa. Kata kata yang
dipilih dalam komunikasi akan membantu proses pertukaran timbal balik arti dan
pengertian dari seorang komunikator kepada komunikan.
• Kekeliruan ini biasanya disebabkan oleh ketidak hadiran hubungan antara simbol atau
kata dengan apa yang disimbolkan atau pengertian atau ide yang hendak disampaikan.
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari
apa yang dimaksudkan sebenarnya.
• untuk menghindari kekeliruan komunikasi semacam ini, seorang komunikator sudah
seharusnya memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan
melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya
3. Hambatan Manusiawi
• Hambatan manusiawi ini timbul dari faktor faktor manusia atau pelaku
komunikasi organisasi itu sendiri. Hambatan ini timbul karena berbagai
faktor manusiawi seperti emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang dan sebagainya. Menurut ahli Cruden dan Sherman,
hambatan manusiawi dijabarkan oleh dua poin berikut:
• Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia. Perbedaan
persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan
mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan
informasi.
• Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi. Suasana
iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas
komunikasi organisasi.
Dalam hambatan yang bersifat manusiawi ini juga dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:
• Atensi Selektif (Selective Attention)
 Artinya manusia memiliki kecenderungan untuk memilih fokus komunikasi sesuai dengan pilihan
pribadinya. Dalam hal ini, seseorang berhak menentukan topik yang ia sukai saat hendak
melakukan proses komunikasi. Perlu diperhatikan bagi pelaku komunikasi organisasi, baik
komunikator dan komunikan untuk mendapatkan perhatian lawan komunikasinya dalam
mengadakan komunikasi organisasi
• Persepsi Selektif (Selective Attention)
 Manusia juga memiliki persepsi sendiri dalam mengartikan isi dari informasi yang disampaikan.
Bisa saja tafsir yang dilakukan komunikan berbeda dengan maksud dari komunikator. Hal ini bisa
berakibat fatal dalam komunikasi organisasi bila bawahan salah menangkap maksud atasan dan
begitu pun sebaliknya.
• Retensi Selektif (Selectice Attention)
 Salah satu faktor hambatan manusiawi lainnya adalah kecenderungan manusia untuk memilih
mengingat hal yang hanya mereka sukai. Bisa saja dalam komunikasi organisasi, komunikan benar
menangkap isi pesan komunikator, namun belum tentu komunikan tersebut bisa mengingat
seluruh bagian dari informasi yang disampaikan. Hambatan ini haruslah diminimalisasi agar tidak
terjadi kesalahan instruksi maupun koordinasi dalam proses komunikas organisasi.
4. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis
• Hambatan jenis ini adalah hambatan yang terjadi pada sisi komunikan atau
penerima informasi. Kita mengetahui bahwa proses komunikasi, termasuk
komunikasi organisasi, terbentuk dalam keadaan yang situasional. Artinya,
komunikator harus benar benar mengerti dan paham dengan situasi atau
kondisi saat komunikasi berlangsung. Situasi sangatlah berpengaruh
terhadap proses komunikasi yang akan berefek langsung pada efektivitas
komunikasi organisasi itu sendiri.
• Hambatan yang terjadi akibat faktor situasional ini terdiri dari hambatan
sosiologis, hambatan antropologis dan hambatan psikologis. Misalnya,
terjadi komunikasi organisasi antara manager dengan bawahan yang
sedang terkena musibah. Dalam proses komunikasi ini, sang komunikator
harus mengerti benar situasi psikologis dari bawahannya (komunikan)
sehingga proses komunikasi organisasi bisa berjalan efektif.
5. Hambatan Ekologis
• Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kelancaran dari proses komunikasi
organiasi. Terdapat banyak contoh proses komunikasi yang bisa terhambat akibat
gangguang dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Contoh dari
hambatan ekologis ini antara lain lingkungan yang ramai atau bising, banyaknya
orang yang berlalu lalang, suara petir atau hujan, suara kendaraan yang lewat dan
banyak lainnya.
• Sangat penting bagi komunikator untuk memperhatikan hambatan ekologis ini
untuk memperlancar komunikasi organisasi. Contohnya, bila hendak melakukan
komunikasi organisasi formal seperti meeting divisi, hendaknya dipilih ruangan
yang tenang dan terbebas dari suara suara yang mengganggu. Bila akan
melakukan komunikasi via telepon seperti mengadakan conference call juga harus
dipilih ruangan yang bebas dari lingkungan yang bising. Dengan ini, proses
komunikasi organisasi bisa berjalan lebih lancar dan efektif.
See You Next Week
Download