Uploaded by User81391

418-Article Text-1140-1-10-20200115 AR DSMNR

advertisement
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1)
Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-5411
PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP DISMENORE
PADA REMAJA PUTRI
Indria Astuti*1, Lela2
Program Studi Kebidanan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
Email: [email protected]
ABSTRAK
Mentruasi merupakan proses alamiah terjadi pada wanita, sekitar 60 -70 % di Indonesia terjadi nyeri pada saat
menstruasi (dismenore). Dismenore pada remaja merupakan permasalahan yang paling sering ditemui. Dampak yang
timbul akibat dismenore adalah terganggunya aktivitas sehari-hari seperti bekerja, gangguan dalam motivasi,
menurunkan konsentrasi belajar,dan tak jarang hal ini membuat tidak masuk sekolah karna dismenore yang dirasakan.
Upaya yg dilakukan untuk mengurangi dysmenore dengan pemberian Aromaterapi Lavender. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Dismenore Metode penelitian yang
digunakan adalah pra-eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-postest. Populasi remaja putri dengan
pengambilan sample total sampling sebanyak 25 remaja.. Pengumpulan data primer dengan pengukuran intensitas
nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Pengolahan data bivariat menggunakan uji t dependent parametik. Hasil penelitian
diketahui tingkat nyeri sebelum pemberian aromaterapi lavender dengan katergori nyeri sedang sebanyak 13
responden (52%) dan tingkat nyeri setelah pemberian aromaterapi lavender dengan skala nyeri sebanyak 13
responden (52%). Terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap dismenore dengan p-value 0,0001
dan nilai mean perbedaan antara skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender sebesar 2,200.
diharapkan remaja putri dapat memanfaatkan aromaterapi lavender untuk mengurangi nyeri dismenore sebagai salah
satu cara non farmakologi yang aman.
Kata kunci: Quasi Experiment design, Dismenore, Aromaterapi Lavender
ABSTRACT
Menstruation is a natural process that occurs in women, around 60-70% in Indonesia there is pain during
menstruation (dysmenorrhea). Dysmenorrhea in adolescents is the most common problem. Problems that arise due
to dysmenorrhea is the disruption of daily activities such as work, disorders in motivation, reduce the concentration
pf learning and not infrequently this makes not go to school because of perceived dysmenorrhea. the effort to reduce
dysmenorrhea is giving lavender aromatherapy as an alternative. This study aims to determine the effect of giving
aromatherapy lavender to dysmenorrhea. The research method used is pre-experiment with one-pretest-post cost
group design. The sample of the research was 25 respondents with the technique of total sampling. Collecting data
using primary data and measurement of the intensity of the pain with a Numeric Rating Scale (NRS). The data is
processed with the bivariate use dependent t-test a parametic. The result are known to the level of pain before giving
lavender aromatherapy are in the pain is (the scale of the pain 4-6) as many as 13 respondents (52%). The level of
pain after giving lavender aromatherapy had no pain (the scale of the pain 0) as many as 13 respondents (52%).
And the result of this research is the effect of giving lavender aromatherapy to dismenorrhea with p-value 0,0001
and mead value difference between pain scale before and after giving lavender aromatherapy of 2,200. Based on
the results of this research are then expected to adolescent women can take advanteg of giving lavender
aromatherapy to alleviate dysmenorrhea pain as one way non pharmacological is safe.
Keywords: Menstruation, Dysmenorrhea, Lavender Aromatherapy
PENDAHULUAN
Wanita secara alami setiap bulan
mengalami menstruasi, Di Indonesia sekitar
60-70 % mengalami nyeri haid, keluhan nyeri
haid mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Kondisi tersebut dinamakan dismenore.
Dismenore merupakan nyeri saat haid, dengan
gejala rasa kram terpusat di abdomen bawah.
(Proverawati&Misaroh,2009,).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 485 Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi
40533
Tlp: 0226631622 - 6631624
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri
Dampak dismenore menimbulkan rasa
yang
tidak
nyaman
dan
kesulitan
berkonsentrasi, yang dapat membatasi wanita
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, aktivitas
belajar di sekolah terganggu dan tak jarang hal
ini membuat mereka tidak masuk sekolah.
(proverawati&Misaroh,2009)
Penyebab dismenore belum diketahui pasti,
diperkirakan faktor endokrin yang meliputi
hormone
estrogen,
progesterone
dan
prostaglandin. satu hari menjelang ovulasi
hormone esterogen akan turun, diikuti dengan
kenaikan hormone progesterone (Guyton dan
Hall, 2007). Prostaglandin inilah yang
menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, diare
serta mual yang mengiringi nyeri pada waktu
haid atau dismenore (Proverawati & Misaroh,
2009).
Banyak wanita yang belum mengetahui
bagaimana Penanganan nyeri haid, yang dapat
menimbulkan masalah. Cara yang bisa
dilakukan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan nyeri pada saat dismenore
dengan cara farmakologis maupun dengan
cara non farmakologis (Lusianah, 2012).
Secara non farmakologis diantaranya istirahat
yang cukup, konsumsi minuman yang hangat
dan mengandung kalsium tinggi, dan juga
melakukan aktivitas fisik seperti olahraga,
yoga, bersepeda dan pemberian aromaterapi.
Aromaterapi dapat bermanfaat bagi mereka
yang menderita beberapa gangguan fisiologis dan
psikologis. Aromaterapi dapat membantu
mengurangi kecemasan, stress, ketakutan,
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kompratif yaitu pra eksperiment dengan
rancangan one grup pretest-postest design.
Populasi Remaja Putri Kelas X yang
mengalami dismenore. Tehnik pengumpulan
Total sampling sebanyak 25 orang yang
memenuhi
kriteria
pemilihan
sampel.
Pengambilan data secara langsung dengan
mengambil data primer. Responden diberikan
mual, muntah dan rasa nyeri. Aromaterapi
mempunyai efek positif karena diketahui
bahwa aroma yang segar, harum merangsang
sensori, reseptor dan pada akhirnya
mempengaruhi organ yang lainnya sehingga
dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi.
Respon bau yang dihasilkan akan merangsang
kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh, bau
yang menyenangkan akan menstimulasi
talamus untuk mengeluarkan enkafelin yang
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami
dan menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti
melati, kenanga dan lavender dapat
merangsang kerja endofrin pada kelenjar
ptituari dan menghasilkan efek afrodisiak.
Kelenjar ptituari juga melepaskan agen kimia
ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi
kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal (Jeannie,
2009, Babar Ali 2015).
Aromaterapi lavender merupakan salah satu
minyak esensial analgesik yang mengandung
8% terpena dan 6% keton. Kelebihan minyak
lavender dibanding dengan minyak essensial
lain adalah kandungan racunnya yang relatif
sangat rendah, jarang menimbulkan alergi dan
merupakan salah satu dari sedikit minyak
essensial yang dapat digunakan langsung pada
kulit (Babar Ali 2015). Wangi yang dihasilkan
aromaterapi
lavender akan menstimulasi
talamus untuk
mengeluarkan enkefalin,
berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami.
Enkefalin merupakan neuromodulator yang
berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi.
informed consent. Remaja yang mengalami nyeri
pada saat menstruasi, sebelum mendapatkan
perlakuan diberikan penjelasan mengenai tehnik
dan cara pemberian
aromaterapi lavender.
Sebelum dilakukan intervensi dinilai intesitas
skala nyeri dan responden berada dalam ruangan
yang nyaman (UKS) Intervensi yang dilakukan
berdasarkan
Standar Operational Prosedur
(terlampir). Alat
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 486
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri
HASIL PENELITIAN
yang digunakan dalam bentuk penguapan
dengan alat elektrik. Penggunaan minyak atsiri
yaitu 2 tetes dicampur aquabides 10 ml,
responden menghirup uap selama 15 menit,
setelah selesai diukur pengukuran nyeri.
Pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah
dimasukan dalam lembar observasi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Intensitas
Dismenore Sebelum Dilakukan Pemberian
Aromaterapi Lavender
Intensitas Jumlah Presentase Nyeri (n)
(%)
Tidak nyeri 0 0
Nyeri ringan 12 48
Nyeri sedang 13 52
Total 25 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 1. Menunjukan nyeri dysmenorhoe
sebelum diberikan aroma terapi dari 25
responden, sebagian responden 13 (52%)
mengalami nyeri sedang.
Nyeri haid selama menstruasi
diakibatkan karena adanya peningkatan
prostaglandin disebabkan oleh penurunan
hormon progesteron. Prostaglandin F2 alfa
suatu stimulan miometrium yang kuat dan
vasocontrictor (penyempitan pembuluh darah)
yang di endometrium. Prostaglandin F2 alfa
adalah perangsang kuat kontraksi otot polos
myometrium dan kontraksi pembuluh darah
uterus. (Proverawati & Misaroh 2011).
Intensistas kontraksi berbeda-beda tiap
individu
dan
bila
berlebihan
akan
menimbulakan nyeri saat menstruasi. Selain
itu prostaglandin juga merangsang syaraf
nyeri dirahim sehingga akan menambah
intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di
seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa
ada gejala-gejala lain yang menyertai nyeri
saat menstruasi (Proverawati & Misaroh;
Ramadhy, 2011)
menggunakan instrument lembar check list
dengan menggunakan Numeric Rating Scale 010 (NRS) dgn indikator nyeri ringan 1-3, nyeri
sedang 4-6, nyeri berat 7-9, Berat sekali 10.
Analisis data bivariat dengan uji T dependen.
Lokasi Penelitian di MA PPI 60 Katapang
Kabupateng Bandung.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dismenore Sesudah
Dilakukan Pemberian Aromaterapi Lavender
Intensitas Nyeri Jumlah Presentase
Responden Responden (%) Tidak nyeri 13
52 Nyeri ringan 12 48 Nyeri sedang 0 0
Total 25 100
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 2. Menunjukan intensitas dismenore
sesudah dilakukan pemberian aromaterapi
lavender dari 25 responden, sebagian
responden atau 13 responden (52%)
mengalami tidak nyeri. Pemberian
Aromaterapi dapat mempengaruhi system di
otak yang merupakan pusat emosi, suasana
hati atau mood, dan memori untuk
menghasilkan bahan neurohormon endorphin
dan encephalin, yang bersifat sebagai
penghilang rasa sakit dan seretonin yang
berefek menghilangkan keteganngan atau stres
serta kecemasan menghadapi persalinan
(Perez, 2013). Mekanisme fisiologis
aromaterapi adalah Sewaktu menarik napas,
molekul molekul aromaterapi yang dihirup
akan memasuki hidung dan kemudian
berhubungan dengan silia (rambut-rambut
halus di lapisan sebelah dalam hidung). Bau
diubah oleh silia menjadi impuls listrik yang
diteruskan ke otak lewat sistem olfaktorius
(Sharma S, 2009)
Sejalan dengan penelitian Rica P (2016)
didapatkan bahwa tingkat nyeri setelah
pemberian aromaterapi lavender dengan
kategori tidak nyeri 18,8% dan Nyeri ringan
75 %. Didukung Penelitian kalsum 2011
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 487
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri
Sebelum pemberian aroma terapi dan setelah pemberian aromaterapi 21,7% menunjukan 56,3%
mengalami nyeri sedang tidak mengalami nyeri mentruasi.
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Dismenore
Pada Remaja Putri Kelas X MA PPI 60 Katapang Kabupaten Bandung
Dismenore Mean Standar Deviasi SE P Value N Pretest 3,40 2,200 1,581 1,936 0,316 0,387 0,000 25
Postest 1,20 1,384 0,277
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan Tabel 3. Menunjukan rata rata
skala dismenore pada sebelum dilakukan
intervensi dengan kategori 3,40. Dan setelah
diberikan aroma terapi rata-rata dengan skala
dismenore kategori 1,20. Terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi
lavender adalah 2,200. Hasil p-value 0,000
(<α=0,05), menunjukaan ada pengaruh
pemberian aromaterapi lavender dengan
intesitas nyeri dismenoroe.
Hasil Penelitian ini didukung hasil
penelitian sebelumnya Dasna 2013 bahwa
terapi aroma bunga lavender menurunkan
skala nyeri klien miokard. Dan sejalan dengan
penelitian Gondo 2010 yaitu
perbedaan
pemberian kompres hangat dan aromaterapi
terhadap penurunan dismenore, didapatkan
nilai p = 0,000 menujukan bahwa ada
perbedaan pemberian kompres hangat dan
aromatherapy terhadap penurunan nyeri
menstruasi dismenore, dapat dilihat bahwa
setelah diberikan kompres hangat 17
responden mengalami penurunan nyeri dan
responden yang diberikan aromaterapi 21
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian skala nyeri
dismenore sebelum pemberian aromaterapi
lavender sebanyak 52 % dengan kategori
sedang dan setelah pemberian aromaterapi
lavender sebanyak 52 % dengan kategori
bagian otak yang dikaitkan dengan suasana hati,
emosi, memori, dan belajar. Selain itu, sistem
limbik juga berhubungan dengan bagian yang
mempengaruhi kelenjar lendir. Kelenjar ini
memiliki fungsi penting dan ikut mempengaruhi
keseimbangan hormon dalam tubuh. Setelah
dihantarkan ke sistem limbik, bau tersebut
selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk
diolah. Respon bau yang dihasilkan akan
merangsang kerja sel neurokimia otak lalu akan
merangsang sistem
saraf otonom yang
mengontrol gerakan
involunter sistem
pernapasan dan tekanan darah sehingga timbul
keadaan rileks dan perasaan tenang. (Sharma
S,2009)
DAFTAR PUSTAKA
Babar Ali, et al. (2015). Aromatherapy.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
responden mengalami penurunan nyeri. Wangi
yang dihasilkan aromaterapi lavender akan
menstimuli talamus untuk mengeluarkan
enkefalin merupakan neuromodulator yang
berfungsi untuk menghambat nyeri fisiologi. (
Babar Ali 2015)Bau yang dihisap diubah oleh
silia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke
otak lewat sistem olfaktorius. Semua impuls
mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah
nyeri,
terdapat
pengaruh
pemberian
Aromaterapi Lavender terhadap nyeri
dismenore pada remaja putri dengan p value=
0,000
Dasna. (2013). Efektivitas Terapi Aroma
Bunga Lavender (Lavandula
Angustifolia) terhadap Penurunan Skala
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 488
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lavender Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri
Nyeri pada Klien Infark Miokard.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK
/article/view/8338. (10 Desember 2017).
Gondo. (2010). Perbedaan Pemberian
Kompres Hangat dan Aromaterapi
lavender terhadap Penurunan Nyeri
Menstruasi pada Siswi Kelas XI SMA
Negeri 1 Karang Binangun. Vol.01,
No.XVII Maret 2014, 43-49.
Guyton&Hall.(2007). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11 Jakarta: EGC
Hale, G. (2008). Lavender-nature’s aid to
stress relief. Available from URL;
www.aromatherapy-stress-relief.com.
[Accessed 22 Desember 2017].
Hutasoit, A. (2012). Aromatherapy untuk
Pemula. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Jeannie. (2009). Aromaterapi. Jakarta:Pustaka
Populer Obor.
Judha, M., Sudarti., & Fauziah. 2012. Teori
Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Kalsum, U. (2011). Pengaruh Pemberian
Aromaterapi Lavender Terhadap
Intensitas Nyeri Haid (Dismenore) Pada
Remaja Putri Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.Skripsi.Tidak
diterbitkan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhwuana Tunggadewi,
Malang.
Karlina SD, Reksohusodo S, Widayati
A.(2015). Pengaruh Aromaterapi
Lavender secara Inhalasi terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan
Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala
Satu Fase Aktif di BPM Fetty Fathiyah
Kota Mataram. Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Available from:
http://majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfk
ub/article/view/59.
Lusianah. (2012). Efektivitas Terapi
Farmakologis dan Non-Farmakologis
Terhadap Nyeri Haid Pada Siswi XI Di
SMA Negeri 1 Pemangkat. Universitas
Tanjungpura. Fakultas Kedokteran.
Pontianak. (tidak dipublikasikan).
Ogan. (2015). Pengaruh pemberian
aromaterapi lavender terhadap
Pengendalian nyeri persalinan kala I
pada ibu bersalin. Temanggung. Vol 6
No.12 thn 2017.
Perez, C., (2013). Clinical Aromatherapy Part
An Introduction Into Nursing Practice.
Clinical Journal Of Oncology Nursing.
Volume 7, Number 5. [accessed 16
November 2017].
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter,
P. & perry. (2006). Fundamental Of Nursing.
Jakarta : Salemba Medika. Proverawati,
Masitoh. (2009). menstruasi pertama penuh
makna. yogyakarta: nuha medika.
Rica,
Pustikawaty.
(2016).
Pengaruh
Aromaterapi Lavender Terhadap Skala
Nyeri Haid Siswi Kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Sungai
Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
Sharma, S. (2009). Aromaterapi.
Tangerang: Karisma
http://www.repository.unand.ac.id
diakses tanggal 30 November 2017.
Shinobi.(2008). Pijat Aromaterapi.
http://id.88db.com.id/Discussion/
Discussin_reply.
page/health_Medical/?DiscID=1309
. diakses tanggal 10 November 2017
Shirley P, Len p (1997) Aromaterapi bagi
profesi Kesehatan. EGC
Tarsikah. (2012). Penurunan Nyeri Persalinan
Primigravida Kala I Fase Aktif
Pascapenghirupan Aromaterapi
Lavender. MKB, Volume 44 No. 1,
Tahun 2012.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |
Halaman 489
Download