Uploaded by User80108

MI.5 Jejaring Kerja

advertisement
2014
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Pusdiklat Aparatur dan
Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
MODUL MATERI INTI 5
PENGEMBANGAN JEJARING KERJA DALAM
PELAYANAN KESEHATAN HAJI
MODUL PELATIHAN TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA
213
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
DESKRIPSI SINGKAT
Pelayanan terhadap jamaah haji merupakan kegiatan yang memerlukan seni
dan keterampilan tersendiri, karena dilakukan dengan jumlah jamaah yang begitu
banyak serta dalam waktu yang bersamaan serta berada di negeri orang. Khusus
bagi tenaga kesehatan yang tergabung dalam Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
memegang peranan yang sangat vital karena berurusan dengan keselamatan jiwa
jamaah. Disisi lain ratio jumlah tenaga kesehatan dan jumlah jamaah terlihat kurang
memadai, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya TKHI harus mampu
memanfaatkan unsur-unsur jejaring kerja yang ada. Pemanfaatan unsur jejaring kerja
ini dapat optimal jika petugas kesehatan dapat mengembangkan tim kerja dengan
baik.
Pengembangan tim dalam jejaring kerja merupakan keterampilan tersendiri
yang
harus
dipersiapkan
melalui
pelatihan
sebelum
yang
bersangkutan
melaksanakan tugas. Dalam materi ini akan dibahas tentang (1) membangun tim
jejaring kerja pelayanan haji yang efektif, (2) mengembangkan pola pikir dalam
membangun komitmen jejaring kerja pelayanan haji dan (3) menyelesaikan konflik
dalam tim jejaring kerja pelayanan haji secara “win-win”
214
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pengembangan jejaring
kerja Tim Pelayanan Haji secara efektif.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah sesi ini selesai, peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep dasar tim jejaring kerja pelayanan haji yang efektif.
2. Menjelaskan pola pikir dalam membangun komitmen jejaring kerja pelayanan
haji.
3. Menjelaskan cara menyelesaiakan konflik dalam tim jejaring kerja pelayanan
haji.
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Konsep Dasar Tim Jejaring Kerja yang Efektif
a. Prinsip membangun Tim Jejaring Kerja
b. Konsep Dasar Tim Efektif
c. Komponen Jejaring Kerja dalam Tim Pelayanan Haji
2. Polapikir dalam membangun Komitmen Tim Jejaring Kerja
a. Konsep Terbentuknya Polapikir
b. Pengembangan Polapikir Komitmen Tim Jejaring Kerja
3. Peyelesaian konflik dalam Tim Jejaring Kerja :
215
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
a. Penyebab Terjadinya Konflik pada Tim Jejaring Kerja
b. Langkah Penyelesaian Konflik pada Tim Jejaring Kerja
BAHAN BELAJAR
1. Instrumen Simulasi
2. Instrumen Penugasan Kelompok
3. Modul
216
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran
materi ini.
Pengkondisian Dan Apersepsi (10 Menit)
Langkah 1 :
Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan
salam serta memperkenalkan diri. Apabila
diperlukan
peserta
fasilitator
melakukan
dapat
mengajak
kegiatan
untuk
penyegaran dan membangun suasana
siap untuk belajar.
Langkah 2 :
Tampilkan atau sajikan suatu gambar atau
keadaan atau apa saja yang berhubungan
dengan topik materi dan kaitannya dengan
pelatihan
(apersepsi).
memfokuskan perhatian
Hal
ini
untuk
peserta
untuk
terlibat menebak dan memahami apa
sebenarnya yang akan di pelajari pada
materi ini
Langkah 3 :
Jelaskan pada peserta tentang topik-topik
yang akan dibicarakan dalam sesi ini.
Tanyakan pada peserta mengapa topiktopik ini penting untuk dibicarakan dan
217
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
didiskusikan dan apa kaitannya dengan
tugas dan fungsi keseharian peserta di
tempat tugas. Jelaskan tujuan sesi dengan
menggunakan slide presentasi
Langkah 4 :
Jelaskan
langkah-langkah
dan
“aturan
main” proses pembelajaran materi ini
(transaksi).
Tanyakan
pada
peserta
apakah setuju dengan transaksi tersebut
atau ada usulan lain.
218
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
POKOK
Konsep Dasar Tim Jejaring Kerja
BAHASAN 1 Yang Efektif
Langkah 1 :
Menjelaskan secara singkattentang prinsip
dasarmembangun Tim Jejaring Kerja.
Langkah 2 :
Menjelaskan
tim
kerja
efektif
dan
menjelaskan perbedaan antara team dan
kelompok
Langkah 3 :
Meminta peserta mengerjakan tugas 1
Langkah 4 :
Merefleksikan hasil belajar dan makna
pembelajaran pada penugasan 1 :
 Meminta
peserta
pembahasan
dan
untuk
melakukan
refleksi
hasil
penugasan 1.
 Menyimpulkan makna pembelajaran dari
tugas 1
Langkah 5 :
Meminta peserta melakukan tugas 2
Langkah 6 :
Merefleksikan hasil belajar dan makna
pembelajaran pada penugasan 2 :
 Meminta
peserta
pembahasan
dan
untuk
melakukan
refleksi
hasil
penugasan 2
 Menyimpulkan makna pembelajaran dari
219
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
tugas 2
POKOK
BAHASAN 2
Langkah 1 :
Polapikir Dalam Membangun
Komitmen Tim Jejaring Kerja
Menjelaskan
Pengembangan
pola
pikir
dalam membangun komitmen jejaring kerja
melalui gambar-gambar yang mengarah
pada:
pengertian
polapikir,
bagaimana
terbentuknya polapikir dan bagaimana cara
merubah polapikir
Langkah 2 :
Meminta peserta melakukan tugas mulai dari
tugas 3, 4, 5, 6, 7,dan 8
Langkah 3 :
Merefleksikan hasil belajar dan makna
pembelajaran pada setiap selesai proses
penugasan 3, 4, 5, 6, 7,& 8
 Meminta peserta untuk melakukan
pembahasan dan refleksi hasil setiap
penugasan 3, 4, 5, 6, 7,dan 8
 Menyimpulkan makna pembelajaran dari
setiap tugas 3, 4, 5, 6, 7,dan 8
220
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
POKOK
BAHASAN 3
Penyelesaian Konflik Dalam Tim
Jejaring Kerja
Langkah 1 :
Menjelaskan Penyelesaian konflik dalam tim
kerja
Langkah 2 :
Meminta peserta mengerjakan tugas 9
Langkah 3 :
Merefleksikan hasil belajar dan makna
pembelajaran pada penugasan 9 :
 Meminta peserta untuk melakukan
pembahasan dan refleksi hasil penugasan
9 (sembilan)
 Menyimpulkan makna pembelajaran dari
tugas 9 (sembilan)
MENUTUP PROSES PEMBELAJARAN
Langkah 1 :
Melakukan
evaluasi
dengan
cara
memberikan
beberpa
pertanyaan
utuk
dijawab peserta
Langkah 2 :
Meminta peserta menanyakan hal-hal yang
kurang
jelas
sebelum
menutup
proses
pembelajaran
Langkah 3 :
Merangkum seluruh pokok bahasan dengan
cara
membandingkan
seluruh
tujuan
pembelajaran khusus dengan hasil pokok
bahasan
221
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Langkah 4 :
Menutup acara proses pembelajaran dengan
memberikan apresiasi pada peserta dan
mendoakan agar peserta dapat bertugas
dengan sebaik-baiknya
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
Konsep Dasar Tim Jejaring Kerja Yang Efektif
A. Prinsip Dasar membangun Tim Jejaring Kerja
Dalam membangun jejaring kerja dalam pelaksanaan tugas diperlukan adanya
prinsip-prinsip yang harus disepakati bersama agar terjalin kuat dan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip dasar tersebut di antaranya :
1.
Kesamaan Tujuan
Jejaring tim hendaknya dibangun atas dasar kesamaam tujuan yang akan
dicapai. Kesamaan tujuan menjadi motivasi dan perekat jejaring tim
tersebut. Petugas pendamping dalam penyelenggaraan ibadah haji
mempunyai tujuan akhir yang sama yakni menghantar jemaah haji
menjadi haji yang mabrur, sehingga jejaring tim ini dapat bersinergi untuk
mencapai tujuan yang sama.
2.
Kepercayaan (trust)
Setelah adanya kesamaan tujuan maka prinsip berikutnya adalah adanya
rasa saling percaya antar pihak yang berjejaringmenjadi sebuah tim.
222
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Kepercayaan adalah modal dasar dalam membangun timjejaring yang
sinergis dan mutualis. Untuk dapat dipercaya, maka relasi yang dibangun
harus dilandasi oleh itikad (niat) yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran
dalam tim jejaring
3.
Saling Menguntungkan
Asas saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam
membanguntim jejaring. Jika dalam berjejaring ada salah satu pihak yang
merasa dirugikan ataupun merasa tidak mendapat manfaat lebih, maka akan
mengganggu keharmonisan dalam kerja sama tim. Antara pihak yang
berjejaring harus saling memberi kontribusi sesuai peran masing-masing dan
harus saling merasa diuntungkan dengan adanya jalinan jejaring yang
menjadi sebuah tim kerja
4.
Azas Efisiensi dan Efektifitas
Dengan menjalin jejaring, maka akan dapat mensinergikan beberapa sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang sama dengan harapan mampu
meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Efisiensi tersebut tentu saja
tidak mengurangi kualitas proses dan hasil, justru sebaliknya malah dapat
meningkatkan kualitas proses dan poduk yang dicapai. Tingkat efektifitas
pencapaian tujuan menjadi lebih tinggi jika proses kerja tim mampu
memanfaatkanjalinan jejaring. Dengan berjejaring dapat dicapai kesepakatankesepakatan dari anggota tim jejaring tentang siapa melakukan apa sehingga
pencapaian tujuan diharapkan akan menjadi lebih efektif.
5.
Komunikasi Dialogis
Komunikasi timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar saling
menghargai satu sama lainnya. Komunikasi dialogis merupakan pondasi
dalam membangun kerjasama dalam tim jejaring. Tanpa komunikasi dialogis
akan terjadi dominasi pihak yang satu terhadap pihak yang lainnya yang pada
akhirnya dapat merusak tim jejaring yang sudah dibangun.
223
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
B. Konsep Dasar Tim Efektif
Selama ini orang beranggapan bahwa “tim” dan “kelompok” adalah sama,
ternyata dalam kenayataannya sangatlah berbeda. Hal ini dapat tergambar
dalam pengertian beberap ahli seperti di bawah ini :

Kurt Lewin berpendapat bahwa "The essence of a group is not the
similarity or dissimilarity of its members but their interdepence"; "

W. H. Y. Sprott memberikan pengertian kelompok sebagai beberapa
orang yang bergaul satu dengan yang lain
 H. Smith menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok adalah
suatu
unit
yang
terdapat
beberapa
individu,
yang
mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas
dasar kesatuan persepsi.
 Juni Pranoto berpendapat bahwa yang dinamakan kelompok adalah
sekumpulan dua orarng atau lebih yang satu sarna lain saling berinteraksi
dalam mencapai tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kelompok adalah suatu unit yang merupakan sekelompok/ sekumpulan
dua orang atau lebih yang satu sama lain saling berinteraksi dalam mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah
tertentu. Dari pengertian itu, maka kelompok memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
 Keberadaannya memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugastugas organisasi atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin saling berkaitan
atau tidak berkaitan sama sekali
224
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
 Orang-orang yang ditunjuk oleh organisasi yang bersangkutan
untuk
menjalankan peran resmi tertentu yang sudah dirinci misalnya sebagai
Ketua Kloter, Dokter kloter dan lain sebagainya
 Memiliki struktur, hubungan tugas dan hirarkis yang telah digariskan
secara jelas.
Dari pengertian di atas muncul dalam benak kita “apakah kelompok sama
dengan Tim?” Dari beberapa kajian mendalam didapatkan “Kelompok” belum
tentu merupakan “Tim”, namun Tim pasti merupakan suatu kelompok. Ini berarti
bahwa kelompok akan menikmati keberhasilan yang luar biasa jika menjadi satu
kesatuan yang lebih produktif yang disebut dengan “Tim” yang membentuk
jejaring kerja. Tim lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki
kebutuhan tertentu dalam jalinan jejaring kerja. Lalu apakah perbedaan antara
kelompok dengan Tim? Robert B. Maddux dalam bukunya "Team Building"
membedakan ke duanya seperti uraian di bawah ini.
KELOMPOK, cenderung memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Anggota menganggap pengelompokan mereka semata-mata untuk
kepentingan administratif. Individu bekerja secara mandiri, kadangkadang berbeda tujuan dengan individu yang lainnya walaupun berada
dalam suatu jejaring kerja
b. Anggota cenderung memperhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan
dalam penetapan sasaran. Kadang-kadang pendekatannya hanya
sebagai tenaga yang menerima bayaran untuk menjalankan salah satu
fungsi yang terdapat dalam jejaring kerja
c. Anggota diperintah untuk mengerjakan pekerjaan, bukan diminta saran
untuk mencapai sasaran yang terbaik dan anggota tidak di dorong untuk
ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan yang terjadi di jejaring
kerja
225
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
d. Anggota tidak percaya pada motiv rekan-rekan sekerjanya karena tidak
memahami peran anggota lainnya, walaupun mereka sama-sama dalam
suatu jejaring kerja, oleh karena itu menyatakan pendapat atau
menyampaikan kritik dianggap sebagai upaya memecah belah, karena
kurangnya rasa toleransi dalam pelaksanaan tugas. Sehingga anggota
terkadang berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara
pemecahan masalahnya.
TIM EFEKTIF, merupakan sebuah kelompok dengan ciri-ciri yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami
bahwa sasaran pribadi maupun Tim paling baik dicapai dengan cara
saling mendukung. Waktu akan sangat efektif karena masing-masing
sangat memahami dan tidak mencari keuntungan diatas anggota Tim
yang lain;
b. Anggota Tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya karena
mereka memiliki komitmen terhadap sasaran yang akan dicapai, oleh
karena itu anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi;
c. Anggota bekerja dalam suasana saling percaya dan didorong untuk
mengungkapkan ide, pendapat, ketidak setujuan serta mencetuskan
perasaan secara terbuka. Pertanyaan yang muncul akan disambut
dengan baik, dengan demikian anggota akan menjalankan komunikasi
dengan tulus karena mereka saling memahami sudut pandang masingmasing
d. Para anggota didorong untuk menambah ketrampilan dan menerapkannya dalam Tim, mereka menerima dukungan penuh dari Tim
sehingga anggota akan berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan
yang mempengaruhi Tim. Meskipun demikian mereka tetap menyadari
226
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
bahwa keputusan tetap ditangan pemimpin apabila Tim menemui jalan
buntu.
e. Mereka menyadari bahwa konflik dalam Tim merupakan hal yang wajar,
karena dengan konflik merupakan kesempatan bagi mereka untuk
mengembangkan ide dan kreativitas. Apabila terjadi suatu konflik akan
diselesaikan secara konstruktif;
C. Komponen Jejaring Kerja Pelayanan Haji di Kelompok Terbang (Kloter)
Tim Pelayanan Haji di kloter merupakan bagian dari Pelayanan Haji secara
keseluruhan, secara skema dapat digambarkan sebagai berikut :
227
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Ka. Daker
Bidang Pelayanan
Bimb. Ibadah
Bidang Pelayanan
Umum
Seksi
YanKes
SEKTOR
Seksi
Yanum
Seksi
YanBimDah
Bidang Pelayanan
Kesehatan
Seksi Apt&
Alkes
Seksi
San-Sur
Sub Si Kes
 BP Sektor
 Apt. Sektr
 Sansur Sktr
KLOTER
TPHI
TPIH
TKHI
ROMBONGAN
REGU
228
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Kloter sebagai sebuah tim yang akan bertugas melayani jamaah haji dalam
melaksanakan prosesi ibadah terdiri dari :
1. TPHI (Tenaga Pembimbing Haji Indonesia)
Tenaga ini direkrut olehKementerian Agama dengan tugas pokok melayani
kebutuhan jamaah haji di kloter selama melaksanakan prosesi ibadah
2. TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia)
Tenaga ini terdiri dari dokter dan perawat/ bidan yang direkrut oleh
Kementrian Kesehatan dengan tugas memberikan pelayanan bidang
kesehatan semenjak embarkasi hingga debarkasi
3. Ka Rom (Ketua Rombongan)
Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi
pemimpin setiap 50 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya
4. Ka Ru (Ketua Regu)
Tenaga ini diambil dari jamaah haji yang diperkirakan mampu menjadi pemimpin
setiap 10 jamaah dalam melaksanakan prosesi ibadahnya yang dikoordinasikan
dengan Ka Rom
Keberhasilan organisasi kloter ini sangat ditentukan oleh kerjasama diantara anggota
tim kloter dan antara tim kloter dengan jejaring kerja pelayanan jamaah haji secara
keseluruhan. Dalam tim kloter sebagai suatu tim kerja yang melayani 300 – 400
orang jemaah haji dituntut untuk bertanggung jawab secara penuh melalui peran dan
fungsi : membina, melindungi dan menghantar jemaah haji selama prosesi ibadah
haji. Oleh karena itu tim ini bukan hanya sebagai “kelompok terbang” semata,
melainkan harus memiliki keterikatan dan interaksi yang harmonis agar dapat
memacu terjadinya perubahan dari “kelompok” menjadi “tim kerja efektif”. Keterikatan
dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul dalam bentuk keterpaduan pola
pikir (way of Thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way
of Action) (Prajudi Atmosoedirdjo : 1989).
Adanya keterpaduan pola pikir, pola emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak,
229
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
akan memudahkan terjadinya titik temu berbagai keinginan dan interest tugas sektor/
kementrian masing-masing kedalam tujuan bersama (common goal), yakni
terlayaninya kebutuhan jemaah akan rasa aman, nyaman, dan kesehatan secara
optimal.
Masalah paling rawan dalam organisasi tim kloter adalah apabila keinginan dan
interest individu petugas dalam organisasi tim kloter saling menganggap dirinya yang
paling berkuasa terhadap suatu persoalan yang muncul atau sebaliknya justru lepas
tanggung jawab ketika terjadi
permasalahan. Jika hal ini terjadi maka sebenarnya
secara fakta petugas kloter hanyalah kumpulan beberapa orang yang masingmasing mempunyai otorita untuk mempertahankan kekuasaan sektor/ kementrian
masing-masing. Dengan demikian tujuan diadakannya Tim Petugas pendamping
Kloter menjadi sia-sia belaka, karena jamaah haji tidak akan mendapat pelayanan
sebagaimana mestinya. Bahkan lebih jauh yang akan terjadi adalah tiada hari tanpa
protes jamaah sebagai bentuk manifestasi rasa kekecewaannya terhadap pelayanan
petugas dan hal ini sangat merugikan citra bersama. Untuk mengantisipasi kejadian
di atas ada baiknya kita gunakan “tujuh resep habits” yang perlu dimiliki oleh individu
yang ingin memiliki keefektifan yang tinggi seperti yang diutarakan oleh Steven
Covey (1997) yaitu : (1) Pro aktif, (2) Mendahulukan yang utama, (3) Selalu memulai
dengan tujuan akhir, (4) Pendekatan menang-menang, (5) Berusaha mengerti orang
lain sebelum dimengerti oleh orang-orang lain, (6) Selalu menciptakan sinergi,
keterpaduan dan kebersamaan serta, (7) Selalu mengasah dan mengembangkan diri
baik fisik, sosial maupun nilai-nilai. Dari ketujuh habits tersebut yang menonjolkan
adanya Tim adalah pendekatan menang-menang (win-win), mengerti orang lain dan
selalu bersinergi.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu manusia perlu melaksanakan
kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan akan berjalan dengan efektif,
oleh karena itu diperlukan sebuah Tim yang efektif. Mengapa ada Tim yang mampu
bertahan lama dan ada yang tidak dapat bertahan lama? Apabila berbicara tentang
Tim, maka ada Tim yang dapat mencapai suatu prestasi yang tinggi, namun juga ada
230
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
yang hanya bertahan beberapa hari saja. Untuk itu maka diperlukan suatu usaha
bersama secara optimal untuk menciptakan Tim yang dinamis.
Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi dengan
memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk menghasilkan
sesuatu. Tim dinamis merupakan Tim yang penuh dengan rasa percaya diri, Tim
yang para anggotanya menyadarikekuatan dan kelemahannya untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama. Untuk mencapai tim dinamis seperti
yang diuraikan di atas maka sebaiknya setiap anggota hendaknya menyadari dan
memahami akan manfaat tim dinamis seperti berikut :
a. Beroperasi secara kreatif
Dalam pelaksanaan kerja Tim Pelayanan Haji memerlukan daya kreatif dan
dinamis untuk menghadapi tugas di Arab Saudi dengan memperhitungkan resiko
yang ada dan selalu mencoba cara berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka
tidak boleh takut menghadapi kegagalan-kegagalan dan harus selalu mencari-cari
peluang untuk mengimplementasikan kreatifitas untuk menghadapi tantangan
sebagai akibat dari kebijakan pemerintah setempat yang selalu berubah-ubah.
b. Memfokuskan pada hasil
Tim yang dinamis mampu menghasilkan melampaui kemampuan jumlah individu
yang menjadi anggotanya. Para anggota Tim secara terus menerus memenuhi
komitmen waktu, anggaran, produktivitas dan mutu. "Produktivitas Optimum"
merupakan tujuan bersama
c. Memperjelas peran dan tanggungjawab
Peran dan tanggung jawab anggota Tim jelas. Setiap anggota Tim mengetahui
dengan jelas apa yang diharapkan dari dirinya, dan mengetahui dengan jelas
peran temannya dalam Tim. Tim yang dinamis selalu memperbaharui peran dan
tanggungjawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntutan, sasaran dan
231
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
teknologi.
d. Diorganisasikan dengan baik .
Tim dinamis menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, menetapkan
prosedur secara jelas serta kebijakan dengan jelas, Tim juga menginventarisir
jenis ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota Timnya.
e. Dibangun diatas kekuatan individu
Kompetensi individu sangat diperhatikan, sehingga pimpinan Tim memahami
betul kekuatan dan kelemahan anggota Timnya. Pimpinan Tim sangat
memperhatikan
bagaimana
memberdayakan
Timnya,
sehingga
dalam
pemberdayaan disesuaikan dengan kompetensi masing–masing anggota Tim.
f. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
Dalam Tim yang dinamis kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Dalam
hal ini tidak ada pimpinan yang mutlak. Setiap anggota Tim memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi Pimpinan Tim manakala dibutuhkan
g. Mengembangkan iklim Tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja
bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi (bersinergi).
h. Menyelesaikan ketidak sepakatan
Perbedaan persepsi dan ketidak sepakatan akan terjadi dalam setiap Tim. Tim
dinamis
menganggap
bahwa
konflik
merupakan
suatu
wahana
untuk
pembelajaran hal-hal yang lebih positif. Segala konflik akan diselesaikan dengan
pendekatan secara terbuka dengan teknik kolaborasi.
i. Berkomunikasi secara terbuka
232
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Pembicaraannya secara “asertif” yakni bicara yang lugas, jujur tetapi tidak melukai
pihak lain. Masing-masing anggota kelompok saling memberi dan menerima
saran dari anggota kelompok yang lain, komunikasi dilakukan secara timbal balik
dan selalu berpikir untuk kepentingan bersama.
j. Membuat keputusan secara obyektif
Dalam pemecahan masalah menggunakan pendekatan yang proaktif. Keputusan
dicapai melalui konsesus. Setiap anggota kelompok bersedia dan mendukung
keputusan tersebut. Anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ideidenya dan mendukung rencana yang telah ditetapkan.
k. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk melihat
bagaimanakah pelaksanaan rencana salama ini. Penyempurnaan dilaksanakan
secara berkelanjutan dengan manajemen proaktif. Apabila muncul masalah
kinerja, mereka bisa segera memecahkannya sebelum berkembang menjadi
permasalahan yang serius
233
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
POKOK BAHASAN
Polapikir Dalam Membangun Komitmen Tim
Jejaring Kerja
A. Konsep Dasar Polapikir
Polapikir erat kaitannya dengan proses berpikir, berpikir adalah suatu kegiatan
mental yang melibatkan kinerja otak (Alek sobur, 2003). Di dalam berpikir setiap
individu menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir adalah pola -pola dominan
yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak(Workshop Pengembangan
Jati Diri dan Pola Pikir Bagi para pejabatstruktural dan Fungsional, 2003).
Pola-pola yang dominan ini cenderung menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang (mind setting, LPCD, 2005).Pikiran bawah menurut Mel sandy dalam
bukunya The piece of mind dikatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang
dimana seluruh informasi tersimpan. Seluruh informasi, kejadian dan fenomena yang
pernah ditangkap melalui 5 indera akan menjadi pengalaman-pengalaman dalam
hidup yang direkam secara permanen pada pikiran bawah sadar. Pengalaman yang
direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang.
Rekaman bawah sadar yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang ini
dapat bersifat positif dan juga negatif.
Polapikir seseorang akan nampak ketika yang bersangkutan merespon, menanggapi
dan bertindak tentang kejadian/ fenomena yang tengah dihadapi. Dengan demikian
karakter, kebiasaan dan value/ norma yang ditampilkan saat ini merupakan cerminan
rekaman atau “file” yang sudah ada di dalam pikirannya. Lebih lanjut jika ingin
mempunyai polapikir yang ideal makaketika menghadapi suatu kejadian/ fenomena
tertentu sebaiknya apa yang dipikirkan jangan selalu ditanggapi dengan
menggunakan rekaman/ file yang sudah ada di pikiran kita, karena dapat melahirkan
234
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
“asumsi”. Untuk dapat memiliki polapikir yang idealsebaiknya setiap menghadapi
kejadian/ fenomena tetentu maka yangharus kita lakukan adalah menelaah lebih
lanjut, apa yang sebenarnya terjadi (?). Hal ini untuk menghindari “asusmsi” yang
belum tentu kejadian/ fenomena itu sama dengan yang ada di pikiran bawah sadar
yang telah kita miliki selama ini.
Dengan demikian polapikir yang “ideal” adalah apa yang kita pikirkan dalam
menanggapi suatu kejadian/ fenomena “sesuai” dengan kenyataan atau minimal
“mendekati” kenyataan.
Polapikir ideal ini merupakan pondasi dalam membangun komitmen tim jejaring,
karena jika polapikir yang digunakan tidak ideal atau terlalu banyak menggunakan
asumsi, maka komitmen tim dalam jejaring kerja tidak akan terbentuk secara optimal.
Sedangkan proses terbentuknya polapikir secara umum dapat dibedakan 3 (tiga)
proses yaitu:
1. Bersumber dari keturunan secara genetika.
Seorang anak pasti mewarisi watak dari kedua orang tuanya, dan terkadang
dominan ke salah satunya saja, contoh normal anak lelaki akan mewarisi cara
berpikir ayahnya yang mampu bekerja keras dan bertanggung jawab terhadap
keluarga.Sedangkan anak perempuan biasanya mewarisi cara berpikir ibunya
yang lembut dan penuh dengan kasih serta mengatur rumah. Namun demikian
adakalanya terjadi penyimpangan, hal ini dapat dikarenakan adanya keadaan
yang tidak normal baik secara fisik dan psikologis. Kejadian-kejadian yang bertubitubi dan dalam jangka waktu lama secara intens dapat membentuk polapikir yang
menyimpang, misalkan anak lelaki berkarakter seperti perempuan atau
sebaliknya. Hal ini dikenal dengan proses “imprint”, yakni peristiwa masa lalu yang
sangat membekas
2. Bersumber dari proses “penanaman” (imprint).
235
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Terbentuknya polapikir melalui proses “imprint” (penanaman) adalah satu reaksi
tingkah laku yg diperoleh orang selama usia masih sangat muda dalam kehidupan
dan berlangsung sangat intens dan bahkan “traumatis” dapat bersifat positif dan
negatif (International Thinking Training & Consultancy, Mind Setting). Polapikir
yang dibentuk secara proses imprint ini dapat berubah ketika individu yang
bersangkutan menghendaki dan tumbuh dalam lingkungan yang sesuai.
3. Bersumber dari proses sosial.
Polapikir yang tebentuk karena pengaruh lingkungan yang berlangsung
terstruktur dan berlangsung lama. Individu ini dibentuk oleh lingkungan tanpa
disadarinya bahkan pelan-pelan dalam dirinya telah melekat kebiasaan ini
menjadi value/ norma bahkan menjadi budaya yang harus di yakini
kebenarannya. Polapikir yang bersumber dari proses sosial ini relatif sulit
dirubah, walaupun yang bersangkutan ingin merubahnya.
B. Pengembangan Polapikir Komitmen Tim Jejaring Kerja
Komitmen merupakan sikap kesediaan diri untuk memegang teguh kesepakatan
serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.
Komitmen tim tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan signifikan
antara polapikir dengan komitmen tim kerja (Robbins & Judge 2007).
Munandar (2004), komitmen tim dalam organisasi adalah sifat hubungan seorang
individu dengan organisasi dengan memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
 Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
 Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya
 Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan
organisasinya
Sedangkan Lawrence (1998) mengatakan bahwa untuk memunculkan komitmen
tim dalam jalinan jejaring kerja membutuhkan polapikir yang sesuai sebagai
236
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
persyaratan kondisi tertentu. Jika polapikir yang digunakan masih bertumpu pada
polapikir masing-masing tanpa mau beranjak dari kondisi semula (Iam in my
position) komitmen yang terbangun hanya sebatas formalitas saja. Untuk itu 6
(enam) kondisi di bawah ini harus diciptakan secara sungguh-sungguh agar
komitmen tim jejaring kerja dapat terwujud senyatanya.
1.
Valid information : untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring
kerja secara nyatapada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi
yang valid. Informasi yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang
bernilai tinggi karena sebagai bahan pengambilan keputusan tim.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika terkait dengan informasi terjadi hal-hal seperti di bawah ini :

Informasi diragukan kebenarannya

Informasi tidak lengkap / kurang

Informasi dari sumber yang tidak jelas

Informasi membingungkan

Informasi sulit diperoleh/ hanya dikuasai pihak tertentu/
disembunyikan

2.
Informasi yang terlambat/ kedaluwarsa
Choice :untuk dapat memunculkan komitmen timjejaring kerja, setiap
anggota tim diberi ruang untuk menentukan pilihan.Ruang pilihan yang
disediakan dapat dimanfaatkan oleh anggota/ unit kerjasepanjang pilihan
itu dapat dipertanggung-jawabkan latar belakangnya dan masih dalam
kerangka keutuhan dan demi kemajuan tim jejaring kerja. Perlu disadari
bersama walaupun dalam tim jejaring kerja memerlukan kebersamaan,
namun karakteristik individu atau karakteristik mitra jejaring masih
terdapat perbedaan terutama yang menyangkut spesifikasi pekerjaan/
237
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
tugas dan fungsinya. Untuk itu ruang pilihan untuk berbeda tetap masih
diperlukan sepanjang masih dalam koridor kesepakatan bersama.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara optimal
jika terkait dengan kebebasan pilihan terjadi hal-hal seperti di bawah ini :
3.

Semua serba keharusan [ paksaan ]

Tidak tersedia alternatif pilihan

Segala sesuatu ditetapkan oleh pihak lain

Tidak bekerja sesuai dengan bakat dan minat

Sulit mengembangkan potensi diri

Semua serba kaku tanpa fleksibilitas

Keseragaman menjadi tujuan utama

Tidak mampu menerima perbedaan

Kreativitas tidak diberi peluang berkembang

Pengawasan menjadi metoda utama

Melakukan kesalahan sangat ditakuti
Trust, :Dalam tim jejaring kerja harus berkembang budaya saling dapat
dipercaya dan saling dapat mempercayai. Saling mempercayai sesama
anggota tim akan memunculkan rasa senasib sepenanggungan. Hal ini
dibutuhkan karena dalam tim jejaring kerja terdiri dari berbagai macam
unit kerja yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang beraneka ragam
yang memerlukan sumber daya yang berbeda-beda. Dalam kaitan ini
komitmen akan terwujud jika masing-masing anggota tim/ mitra jejaring
kerja saling mempercayai terutama dalam hal penggunaan sumberdaya,
durasi waktu yang dibutuhkan, tingkat kesulitan pelaksaan tugas dsb.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan kepercayaan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
238
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
4.

Semua pihak saling tidak mempercayai

Semua pihak tidak dapat dipercaya

Berkembangnya suasana saling curiga

Semua tidak menghargai kepercayaan yang diberikan oleh orang lain

Kejujuran bukan lagi merupakan nilai bersama yang dijunjung tinggi

Berkembangnya kebiasaan saling menuduh dan memfitnah
Openness :keterbukaan sesama anggota tim jejaring kerja menjadi
persyaratan mutlak jika yang diharapkan adanya komitmen yang utuh,
karena tanpa keterbukaan diantara anggota tim maka komitmen tidak
terwujud secara baik. Keterbukaan yang dapat mengeratkan rasa
komitmen terutama dalam hal ketersediaan sumber daya (tenaga, biaya,
sarana). Jika dalam proses kegiatan jejaring kerja tidak terjadi saling
tolong-menolong, tidak saling peduli, tidak saling mengakui kelemahan/
kelebihan, maka sesungguhnya komitmen yang ada hanyalah sebatas
formalitas saja.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterbukaan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :
5.

Tidak ada suasana saling memberi/ menerima

Tidak ada suasana saling peduli & menolong

Tidak ada toleransi, merasa diri paling mampu/ benar

Tidak mampu mengakui kelebihan pihak lain

Tidak mau mengakui kelemahan diri sendiri

Tidak siap untuk selalu belajar dan berubah
Responsibility : dalam komitmen tim jejaring kerja masing-masing
anggota harus diberi tanggung jawab yang jelas, spesifik dan terukur.
239
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Pemberian tanggung jawab ini berkaitan erat dengan wewenangnya
dalam sebuah tim. Dalam jalinan jejaring kerja yang sering terjadi unit
kerja anggota tim hanya dituntut pertanggung-jawaban saja tanpa
diberikan
wewenang
termasuk
delegasi otoritas.
Atau
terkadang
sebaliknya hanya diberi wewenang tetapi pertanggung-jawabannya tidak
pernah dinilai, alias boleh melakukan semau-maunya sendiri, sehingga
komitmen yang bersangkutan lambat laun akan terkikis/ luntur
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan wewenang dan tanggung jawab terjadi
hal-hal seperti di bawah ini :
6.

Tidak diberi tanggung jawab sama sekali

Tanggung jawab yang diterimanya tidak jelas

Tidak diberi wewenang sesuai tanggung jawab

Tidak dimintai pertanggungjawaban kerja

Tidak ditentukan ukuran keberhasilan kinerja

Tidak dikembangkan budaya tanggung jawab

Tanggung jawab hanya kewajiban pemimpin

Tidak ada perhargaan terhadap hasil tanggung jawab seseorang
Involvement :setiap anggota tim jejaring kerja harus dilibatkan secara
total pada seluruh proses kegiatan tim, sekecil apapun kegiatan itu.
Pelibatan total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada
derajat komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit
pelibatan anggota tim jejaring akan semakin rendah derajat komitmen
yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Pelibatan seluruh anggota/ unit
jejaring harus dilakukan sedini mungkin mulai dari perencanaan sampai
dengan evaluasi hasil kerja. Setiap persoalan yang muncul walaupun
hanya menyagkut salah satu unit kerja anggota jejaring sebaiknya
240
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
menjadi area bersama untuk mencari solusi dan pengambilan keputusan.
Seluruh anggota/ unit jejaring kerja mempunyai kesempatan untuk
berperan secara seimbang karena pelibatan inilah sebenarnya yang
membuat perekat dalam menjaga komitmen tim jejaring kerja.
Komitmen tim jejaring kerja akan rendah atau sulit terbentuk secara
optimal jika yang terkait dengan keterlibatan terjadi hal-hal seperti di
bawah ini :

Keputusan ditentukan oleh pemimpin sendiri

Tidak semua tahapan proses melibatkan anggota tim

Anggota tim hanya dilibatkan dalam pelaksanaan saja

Tidak dikembangkan budaya partisipatif

Banyak anggota tim hanya menunggu secara pasif

Anggota tim tidak diberi peluang untuk sumbang saran (buah pikiran)
241
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
POKOK BAHASAN
Penyelesaian Konflik Dalam Tim Jejaring Kerja
A. Penyebab Terjadinya Konflik dalam Tim Jejaring Kerja
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja yang berinteraksi satu sama lain dalam mencapai
tujuannya hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan Pendapat
yang berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu memahami bahwa
konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak
memiliki sifat baik atau buruk (konflik bersifat netral).
Konflik akan menghancurkan kemajuan Tim jika dibiarkan atau tidak dkelola dengan
baik. Tetapi konflik juga dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang baik jika
dikelola secara efektif. Hasil dari suatu konflik sangat tergantung pada bagaimana
Tim mengelolanya.
Lalu apa sebanarnya yang dimaksud dengan konflik ? Isyarat apakah yang
merupakan gejala konflik dalam suatu Tim? Bagaimana konflik merebak dan
bagaimanakah respon terhadap konflik? Dalam uraian di bawah ini akan membahas
hal tersebut.
Kata konflik menimbulkan kesan tidak menyenangkan. Reaksi kita pada umumnya
adalah negatif. Pada umumnya konflik merupakan bahaya dan menyakiti perasaan
orang lain. Kita cenderung menghubungkan konflik dengan kekerasan, krisis,
perkelahian, perang, kalah, menang, kehilangan kendali dan lain sebagainya.
Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok) yang
terjadi apabila salah satu pihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan
dihalang-halangi. Selanjutnya Hanmer dan Hogan dalam bukunya How to Manage
Conflik mengatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah segala macam
bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi, baik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok maupun antar kelompok yang bersifat antagonis.
242
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa konflik terkait dengan
“persepsi” pihak yang bersangkutan yang merasa kepentingannya dihalang-halangi
atau akan dihalang-halangi, terlepas dari ada atau tidak ada halangan tersebut
secara nyata. Apabila konflik ini kita biarkan maka akan menghancurkan kemajuan
Tim, tetapi konflik juga dapat mengarahkan pada pengambilan keputusan yang baik
bila dikelola dengan baik dan tepat.
Menurut Bolton dalam bukunya “Manajemen Konflik” sumber-sumber yang biasanya
dapat memicu terjadinya konflik diantaranya sebagai berikut:
 Menghalangi pencapaian sasaran perorangan;
 Kehilangan status;
 Kehilangan otonomi atau kekuasaan;
 Kehilangan Sumber-sumber;
 Merasa diperlakukan tidak adil;
 Mengancam nilai dan norma;
 Perbedaan persepsi
 dan lain-lainnya.
Hasil dari suatu konflik tergantung pada bagaimana mengelolanya. Untuk itu perlu
mengenali isyarat – isyarat adanya konflik tersebut secara dini sebagai berikut :
 Anggota Tim memberikan komentar dan saran dengan penuh emosi .
 Anggota Tim menyerang gagasan orang lain sebelum gagasan tersebut
dijelaskan secara tuntas
 Anggota Tim saling menuduh bahwa mereka tidak memahami masalah yang
sebenamya
 Anggota Tim selalu menolak untuk berkompromi
 Anggota Tim saling menyerang secara langsung pada pribadinya
243
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
 Suasana yang terbangun mengarah pada tindakan bermusuhan :
 Anggota Tim memasuki permainan menang kalah
 Mereka lebih senang memenangkan kemenangan pribadi dari pada
memecahkan masalah
 Suasana yang ditonjolkan pihak yang sedang berkonflik masing-masing
memegang
teguh
pada
posisinya
(I’m
in
my
position)
sehinggamempersempit celah komunikasi dan membatasi keterlibatan
yang lain. Anggota Tim tidak melihat perlunya mencapai tujuan yang
menguntungkan, mereka bersikukuh dan berdiri teguh pada posisinya
B. Langkah Penyelesaian Konflik Tim Jejaring Kerja
Agar konflik tidak menghasilkan kondisi yang merugikan tim secara keseluruhan,
maka konflik perlu di tangani secara benar dengan langkah-langkah sebagai berikut :
langkah – langkah menyelesaikan konflik
Langkah 1: Mengakui adanya koflik.
Langkah ini merupakan langkah awal untuk penyelesaian konflik, tanpa ada yang
244
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
mengakui adanya suatu konflik maka masalah tidak akan terpecahkan. Tim yang
dinamis akan membahas konflik secara dini karena kearifan dari semua pihak sangat
diperlukan.
Langkah 2 : Mengidentifikasi konflik secara benar.
Langkah ini dalam kegiatan penelitian sering disebut dangan identifikasi masalah.
Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Mengapa demikian
? Konflik dapat muncul dari akar masalah, tetapi juga karena masalah emosi. Oleh
karena itu perlu memilah antara masalah inti dangan masalah emosional. Masalah
inti adalah masalah yang mendasari suatu konflik (misalnya ketidak sepakatan
adanya tugas) sedangkan isu emosional merupakan masalah yang akan
memperumit masalah tersebut. Misalnya salah satu anggota Tim mendapat tugas
yang sangat penting (masalah inti), orang lain merasa tersinggung (masalah
emosional), Untuk hal ini maka hendaknya kita "mengatasi masalah yang inti”
terlebih dahulu.
Langkah 3: Dengar semua pendapat.
Lakukan kegiatan sumbang saran. Libatkan mereka yang terlibat dalam konflik untuk
megungkapkan pendapatnya, hindarilah pendapat benar dan salah. Bahas juga
mengenai dampak konflik terhadap Tim serta kinerja Tim. Fokuskan pembicaraan
pada fakta dan perilaku bukan pada perasaan atau unsur pribadi. Hindari mencaricari kesalahan orang lain, tetapi temukan mana yang terbaik jika dipandang dari sisi
positif.
Langkah 4: Bersama-sama mencari cara menyelesaikan konflik
Dalam kegiatan ini dilakukan melalui diskusi terbuka sangat diharapkan. Karena
dengan diskusi terbuka dapat memperluas informasi dan alternatif serta dapat
mengarahkaan pada rasa percaya dan hubungan yang sehat diantara yang terlibat
konflik. Dalam Tim yang efektif tidak seluruh anggota kelompok menyukai satu sama
245
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
lain, tetapi yang utama adalah mampu bekerja sarna secara efektif.
Langkah 5 : Mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab untuk menemukan
solusi.
Memaksakan kesepakatan akan berakibat fatal. Oleh karena itu doronglah mereka
untuk bekerjasama memecahkan permasalahan secara jitu. Buatlah semua anggota
Tim senang terhadap solusi yang dihasilkan. Oleh karena itu solusi harus diusahakan
secara bersama-sama. Salah satu cara yang disarankan agar orang lain menerima
saran yang diajukan adalah memposisikan dirinya pada peran orang lain, dengan
kata lain setiap anggota mempresentasikan pendapat orang lain.
Langkah 6 : Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi.
Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh
anggota Tim. Mengkaji resolusi sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat
keefektifan resolusi yang telah diberikan.
Gaya Tanggapan seseorang terhadap Konflik
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-respon
tersebut antara lain : (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer negatif, (3)
penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun terkadang ada
pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal ini yang terjadi maka
pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif. Dengan demikian konflik yang
terjadi harus diarahkan dengan menggunakan energi secara sehat dan langsung
untuk memecahkan masalah, dengan kata lain tidak ada reaksi secara emosional,
melakukan upaya dengan menanggapinya secara rasional. Respon yang tepat ini
akan memperkuat Tim kerja dan melancarkan jalan untuk mengatasi konfllk.
Konflik yang gagal dikelola dengan baik maka akan berdampak terhadap keefektifan
suatu Tim sehingga produktivitas Tim akan menurun. Sebaliknya konflik akan
246
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
menjadi sehat apa bila pihak-pihak yang terlibat mau menjajaki ide-ide baru, menguji
posisi dan keyakinan mereka serta memperluas wawasan imajinasi mereka. Konflik
yang ditangani secara “konstruktif” akan merangsang anggota Tim lebih kreatif
sehingga akan memperoleh hasil yang terbaik. Oleh karena itu setiap anggota Tim
dalam menghadapi suatu konflik menurut Robert B. Maddux dalam bukunya Team
Building mengklasifikasikan ke dalam 5 (lima) gaya tanggapan sebagai berikut:
Gaya Tanggapan Seseorang Terhadap Konflik Yang Terjadi Dalam Tim
Kerjanya
GAYA
CIRI PERILAKU
 Tidak mau
berkonfrontasi.
Menghindar
 Mengabaikan atau
melewatkan pokok
permasalahan.
 Menyangkal bahwa hal
tersebut merupakan
masalah
Mengakomodasi
 Bersikap menyetujui
dan tidak agresif
 Kooperatif bahkan
terkadang dengan
mengorbankan
keinginan priadi.
ALASAN
PENYESUAIAN
 Perbedaan yang ada
terlalu kecil atau terlalu
besar untuk diselesaikan.
 Usaha penyelesaian
mungkin mengakibatkan
rusaknya hubungan atau
justru menciptakan
masalah yang lebih
kompleks
Tidak sepadan risikonya, jika
mengambil resiko justru akan
merusak hubungan dan
menimbulkan ketidakselarasan secara
keseluruhan
Menang/Kalah
 Konfrontatif, menuntut
dan agresif
 Pihak yang kuat akan
menang.
 Harus menang dengan
cara apapun.
 Harus membuktikan
superioritas
 Paling benar secara etis
dan profesi.
247
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
GAYA
CIRI PERILAKU
Kompromi
 Mementingkan
pencapaian sasaran
utama semua pihak
serta memelihara
hubungan baik.
 Agresif namun
kooperatif
Penyelesaian Masalah
(Kolaborasi win-win)
 Kebutuhan kedua belah
pihak adalah sah dan
penting.
 Penghargaan yang
tinggi terhadap sikap
saling mendukung.
 Tegas dan kooperatif
ALASAN
PENYESUAIAN
 Tidak ada ide perorangan
yang sempurna.
 Seharusnya ada lebih
dari satu cara yang baik
dalam melakukan
sesuatu.
 Anda harus barkorban
untuk dapat menerima.
Jika pihak-pihak yang terlibat
mau membicarakan secara
terbuka pokok
permasalahannya, biasanya
solusi yang saling
menguntungkan dapat
ditemukan tanpa satu
pihakpun merasa dirugikan.
248
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
REFERENSI
1.
Kemenkes RI, 2014. Bahan Bacaan Peserta Pelatihan Tim Kesehatan
Haji
2.
Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta:
Kanisius. 2001.
3.
Lawrence, Human Capital, Sidney, 1998
4.
LAN-RI, Membangun Tim Efektif, , Jakarta, 2010
5.
LAN-RI, Pola Pikir PNS, Jakarta, 2010
249
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
LAMPIRAN PENUGASAN
PENUGASAN 1 :
SALING TOLERAN
Deskripsi :
Dalam membangun sebuah team diperlukan banyak kondisi tertentu diantaranya
adanya saling memiliki rasa toleransi diantara anggota team. Exercise ini akan
menunjukkan betapa pentingnya saling toleransi terhadap sesama anggota team
untuk mencapai tujuan bersama tanpa menyalahkan dan menyamaratakan
kemampuan anggota dalam mengahdapi permasalahan. Dengan adanya saling
toleransi, maka akan dapat dicapai kesepahaman, keserasian dan banyak hal yang
membuat soliditas team dalam bekerja sama.
Proses :
a. Fasilitator meminta 4 (empat ) orang peserta maju ke depan berdiri 2 sejajar
saling berhadapan dengan jarak antar individu sekitar 1 – 1,5 meter
b. Diberikan lembar soal yang berbeda : Soal A untuk peserta pertama, soal B
untuk peserta kedua, soal C untuk peserta ke tiga dan Soal D untuk peserta
keempat. Soal harus diselesaikan dalam waktu 1 (satu) menit tanpa alat hitung
(calculator)
c. Setelah waktunya habis di tanyakan “Apakah sudah selesai?” dan yang sudah
selesai diminta oleh fasilitator
d. Beri tambahan waktu untuk menyelesaikan, sampai yang bersangkutan
menyerah
250
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Soal yang harus dikerjakan :
Soal A : Orang Pertama
Soal B : Orang Kedua
1+5+7=.....
1 X5 : 7 = . . . . .
3+7+6=.....
3 X 7 :6 = . . . . .
4+3+2=.....
4 X3 : 2 = . . . . .
2+5+4=.....
2 X 5 :4 = . . . . .
5+1+2=.....
5X1:2=.....
Soal C : Orang Ketiga
Soal D : Orang Keempat
1 :5X7=.....
0,1 : 5 X 7 = . . . . .
3 :7X6=.....
0,3 : 7 X 6 = . . . . .
4:3X2=.....
0,4 : 3 X 2 = . . . . .
2:5X4=.....
0,2 : 5 X 4 = . . . . .
5 :1X2=.....
0,5 : 1 X 2 = . . . . .
Pembahasan & Refleksi
a. Peserta pertama yang mengerjakan soal paling mudah/ soal A
(cepat
selesai) diminta memberikan berkomentar : “MENGAPA MEREKA LAMA
SEKALI MENYELESAIKAN SOAL?”(terutama peserta ke empat yang telah
mengerjakan soal type D)
b. Tanyakan pada peserta : Apa makna pembelajaran exercise ini dan
bagaimana aplikasinya di tempat tugas ?
Makna Pembelajaran

Team Efektif dalam jalinan jejaring kerjapetugas pendamping kloter jemaah
haji harus saling memahami kesulitan sifat
dan karakter pekerjaan tiap
anggota, dilarang menyamaratakan persoalan yang dihadapi sesama
anggota team
251
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji

Perlu disadari dengan seksama bahwa dalam jalinan jejaring team kerja terdiri
dari beberapa latar belakang pendidikan, budaya kerja dan profesi yang
berbeda, untuk itu dialog tugas harus senantiasa dikedepankan

Jejaring team kerja team pendamping kloter jemaah haji yang solid akan
membudayakan rasa saling toleransidan saling membantu menyelesaikan
masalah agar tujuan bersama dapat tercapai dengan cepat, yakni
menghantar jemaah haji menjadi haji yang mambrur
252
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 2:
SUKSES BERSAMA
Deskripsi :
Pengembangan team jejaring kerja memerlukan prinsip adanya kesamaan tujuan
dan saling menguntungkan sehingga hasil yang akandicapai lebih efisien dan efekif
karena adanya proses sinergisme.
Exercise ini akan menunjukkan betapa pentingnya saling memberikan dorongan
untuk bersinergi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebaliknya jika tidak saling
memberikan dorongan dalam arti jalinan jejaringnya kurang adekuat, maka yang
didapat hanyalah individu-individu yang mengejar tujuan masing-masing. Jika hal ini
yang terjadi maka pencapaian tujuan
sulit untuk dicapai bahkan energi yang
dikeluarkan lebih besar karena tidak terjadi sinergisme.
Proses :
a. Fasilitator meminta2 pasang (empat orang ) peserta maju ke depan untuk
duduk di lantai saling beradu punggung (bersentuhan) dan tangan saling
mengait ke belakang.
b. Selanjutnya dengan hitungan ketiga dari fasilitator pasangan tersebut
berusaha berdiri dengan jalan saling mendorong punggung pasangan yang
ada di belakangnya sehingga dapat berdiri bersama.
c. Kunci sukses pasangan akan berdiri dengan cepat dan sempurna jika :
 Saat saling mendorong punggung dalam waktu yang bersamaan
 Kekuatan mendorong punnggung harus memperhitungkan kekuatan
pasangan yang ada di belakangnya (tergantung berat badan dan tinggi
badan)
253
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
 Tidak berusaha berdiri sendirimeninggalkan punggung dan menarik tangan
pasangan yang ada di belakangnya
Pembahasan & Refleksi
a. Tanyakan pada ke dua pasangan tersebut : Mengapa dapat berdiri bersama ?
b. Bagaimana rasanya dapat berdiri?
Bandingkan antara berdiri sendiri
(menggunakan energi sendiri) dan berdiri dengan cara mendorong punggung
pasangan (menggunakan energi bersama/ sinergi)
c. Tanyakan pada peserta apa makna exercise yang baru saja dilakukan?
Makna Pembelajaran
 Bekerja dengan menggunakan jalinan
jejaring team akan (1) saling
menguntungkan, (2) mempercepat pencapaian tujuan bersama dan (3) lebih
efisien (hemat sumber daya) dan efektif (bersinergi)
 Kepentingan organisasi besar (seluruh petugas kloter) saling ketergantungan,
jadi semuanya harus dianggap PENTING
 Sukses tupoksi pihak yang satu merupakan bagian dari sukses tupoksi pihak
lain
 Pengambilan keputusan melibatkan semua petugas kloter karena hasil kerja
salah satu pihak merupakan “input” bagi pihak lain
 Saling memahami jika terjadi konflik “hal yang wajar”
dapat
dianggap sebagai pemicu semangat (energizer)
 Sukses milik bersama sehingga dapat
menghantar jemaah
dan petugas
menuju haji mabrur
254
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 3 :
INFORMASI YANG VALID(VALID INFORMATION)
Deskripsi :
Salah satu sysrat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata pada proses kegiatan jejaring harus tersedia informasi yang valid. Informasi
yang valid harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi karena sebagai
bahan pengambilan keputusan tim untuk melangkah pada step berikutnya. Informasi
yang tidak valid (asumsi) akan menyesatkan dan mengurangi tingkat kepercayaan
individu pada team.
Pada exercise ini peserta akan dihadapkan pada situasi yang harus memilih dan
biasanya peserta akan cenderung berargumentasi menggunakan “asumsi” seperti
biasanya. Padahal ketika mereka mengerjakan exercise ini rata-rata dibenak mereka
sudah terlintas untuk memeberikan “jawaban yang sebenarnya”, namun karena
mereka takut dianggap “tidak mampu”, maka yang terjadi mereka menggunakan
anlisis “asumsi”. Hasil akhir dari analisis yang menggunakan asumsi ini sebenarnya
akan “menyesatkan” jika digunakan sebagai dasar komitmen, karena semuanya
serba kira-kira.
Proses :
a. Fasilitator membagikan lembar penugasan 3 yang harus dikerjakan secara
mandiri, tidak diperkenankan berdiskusi.
b. Lembar jawaban di tuliskan pada potongan kertas kecil yang dibagikan oleh
faslitator lengkap dengan nama peserta
c. Waktu mengerjakan maksimal 5 menit, setelah selesai dikumpulkan
d. Fasilitatator merekap lembar jawaban menjadi 3 (tiga) kelompok yang ditulis
di papan tulis berapa jumlah masing-masing jawaban :
255
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
 Kelompok Jawaban 1 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan ANGKA PASTI
 Kelompok Jawaban 2 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan ANGKA
KURANG DARI 76 atau ANGAKA ANTARA (32 – 76)
 Kelompok Jawaban 3 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan TIDAK TAHU
atau TIDAK DAPAT DIKETAHUI
256
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Pembahasan & Refleksi
a.
Tanyakan pada peserta : mengapa jawabannya bervariasi? dan mana
jawaban yang :
 Tidak benar dan tidak valid (jawaban asumsi)
 Benar tetapi tidak valid (jawaban aman)
 Benar dan valid (jawaban jujur)
b.
Tanyakan pada peserta pemberi jawaban masing-masing :apa alasan
mereka menjawab seperti itu
c.
Apakah yang kita pikirkan sudah MENDEKATI atau SESUAI kenyataan ?
d.
Mengapa kita cenderung menggunakan ASUMSI ? yang lebih sering
menyesatkan
e.
Mengapa kita harus TERPAKSA MENJAWAB padahal informasinya tidak
valid  SUMBER KONFLIK, karena penerima informasi ‘merasa dibohongi’
f.
Segera delete ‘memory file’ yang sering menghasilkan / menggunakan
ASUMSI (malas berpikir analitis)
Makna Pembelajaran
Dalam membangun komitmen team jejaring membutuhkan POLAPIKIR IDEAL
dalam memberikan dan menyediakan INFORMASI YANG VALID :
 Kelompok Jawaban 1 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan ANGKA PASTI
Tidak benar dan tidak valid polapikir yang yang digunakan tidak
ideal karena “apa yang dipikirkan tidak sama dengan kenyataan” . Umur
dr Mabrur tidak dapat diketahui karena tanggal lahirnya tidak diketahui
jawaban (angka pasti) yang dituliskan merupakan hasil reka-reka
(asumsi). Jika kebiasaan ini (asumsi) sering terjadi pada team jejaring,
257
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
maka komitmen yang dibangun akan sulit terwujud karena menggunakan
asumsi
 Kelompok Jawaban 2 : Jawaban umur dr. Mabrur dengan ANGKA KURANG
DARI 76 atau ANGAKA ANTARA (32 – 76) jawaban benar tetapi tidak
valid karena rentang umur 32 s.d 76 dapat ditebak dengan 33, 34, 35, 36, dst.
polapikir yang yang digunakancukup ideal karena “apa yang dipikirkan
mendekatidengan kenyataan” . Umur dr Mabrur tidak dapat diketahui karena
tanggal lahirnya tidak diketahui jawaban: kurang daridan
antarayang
dituliskan merupakan jawaban yang mengambil umur termuda (32) dan tertua
(76) dan ini merupakan jawaban aman. Jika kebiasaan ini (jawaban aman)
sering terjadi pada team jejaring, maka komitmen yang dibangun akan rapuh
karena hanya cari aman saja, tidak dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan.
 Kelompok Jawaban 3 : Jawaban umur dr. Mabrur tidak dapat diketahui
dengan pastijawaban benar dan valid karena tidak ada data tentang
tanggal lahirnya  polapikir yang yang digunakan ideal karena “apa yang
dipikirkan sama dengan kenyataan” Jika kebiasaan ini (jawaban jujur) sering
terjadi pada team jejaring, maka komitmen yang dibangun akan
tangguh
karena kejujuran dalam memberikan informasi apa adanya, kalau tidak tahu
katakan tidak tahu.
258
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
EXERCISE PENUGASAN 3
KLOTER 44 SUB
Dr Mabrur lulusan FK Unair berasal dari RSUD Blitar adalah salah satu TKHI musim
haji tahun 1433 H pada Kloter 44 SUB. Jemaah dikloter ini berjumlah 350 orang
dengan kondisi risti 47%. Pada Manifest tertera bahwa seluruh anggota Kloter 44
SUB termasuk TKHI rentang usia termuda 32 dan yang tertua 76 tahun. Dr. Mabrur
didampingi oleh 2 orang perawat yang berumur relatif lebih muda darinya , yakni
Perawat Hamdi berumur 32 tahun dan Neti berumur 38 tahun.Sebelum berdinas di
RSUD Blitar dr. Mabrur pertama kali bekerja sebagai dokter PTT Puskesmas di
Larantuka NTT selama 2 tahun dan kotrak PTT untuk tahun ke 3 tidak diteruskan lagi
karena beliau ingin kembali ke Pulau Jawa menjadi doter RS Swasta.Tahun 2001
beliau diterima menjadi PNS dan ditempatkan di salah satu Puskesmas wilayah
Kabupaten Blitar, selang Lima tahun kemudian dipindahkan ke RSUD Blitar sampai
sekarang.
PERTANYAAN : berapakah umur dr mabrur saat itu ?
259
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 4 :
TERSEDIA PILIHAN (CHOICE)
Deskripsi :
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata
harus tersedia pilihan-pilihan bagi anggota team. Jika team dalam
berkomitmen tidak punya pilihan-pilihan sesuai dengan alasan mengapa ia harus
memilih, maka ia akan rendah dalam berkomitmen. Hal ini mudah dipahami karena
disamping ia menjadi anggota dalam team jejaring kerja, sebenarnya yang
bersangkutan juga mempunyai tugas dan fungsi pada induk organisasi/ instansinya
sendiri.
Pada exercise ini peserta akan berlatih bagaimana menghargai pilihan-pilihan mitra
jejaring yang berbeda dengan pilihannya selama alasan pilihan itu dapat diterima dan
memeberikan nilai positif terhadap perwujudan tercapainya tujuan bersama. Peserta
juga akan mendapat pengalaman nyata bagaimana menyetujui sebuah pilihan orang
lain tetapi tidak harus merubah pilihan sendiri, penghargaan terhadap keanekaragaman pilihan menjadi kunci sukses rasa komitmen terhadap team jejaring kerja.
Proses :
a. Fasilitator membagikan lembar penugasan 4 yang harus dikerjakan secara
mandiri, tidak diperkenankan berdiskusi.
b. Peserta harus memlih satu diantara dua belas gambar yang tersedia dengan
ketentuan : PILIH GAMBAR YANG PALING BERBEDA dan SEBUTKAN
ALASANNYA.
c. Lembar jawaban dengan menuliskan salah satu angka yang ada di dua belas
pada potongan kertas kecil yang dibagikan oleh faslitator lengkap dengan
nama peserta
260
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
d. Waktu mengerjakan maksimal 5 menit, setelah selesai dikumpulkan
e. Fasilitator merekap dan menuliskan jumlah pemilih masing-masing gambar di
papan tulis
Pembahasan & Refleksi
a. Lakukan pembahasan mulai dari gambar nomor satu dan apa alasan yang
mendasari peserta memilih gambar itu. Tanyakan pada peserta yang lain
(bukan pemilih gambar yang sedang dibahas) apakah mereka SETUJU
dengan alasan/ latar belakang yang diungkapkan? Apakah alasan/ latar
belakang yang diungkapkan HANYA BERLAKU (spesifik) buat gambar yang
dipilihnya itu? Atau berlaku juga untuk gambar lain yang tidak dipilihnya?. Jika
ternyata lasan itu tidak spesifik (berlaku juga untuk gambar lainnya), maka
ulangi lagi untuk mengutarakan “kespesifikan” alasan pemilihan gambar
tersebut.
b. Jika kespesifikan alasan memilih gambar yang diutarakan sudah sesuai
dalam arti alasan yang dikemukakan hanya berlaku untuk gambar pilihan
yang sedang dibahas saja, maka tanyakan ke peserta lain (bukan memilih
gambar yang sedang dibahas) Apakah mereka akan pindah/ ikut memilih
gambar yang sedang dibahas itu?. Jika tidak pindah pilihan tanyakan
mengapa?
c. Demikian juga untuk gambar-gambar yang dipilih berikutnya lakukan
pembahasan dengan proses yang sama dengan langkah seperti di atas.
d. Jika semua gambar pilihan sudah dibahas tanyakan pada peserta :Mengapa
alasan pemilihan suatu gambar dapat diterima tetapi tidak bersedia
pindah pilihan?
e. Segera “delete” file pikiran kita bahwa berbeda itu “haram”
261
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
f. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya? Berikan contoh !
Makna Pembelajaran
 Mengapa terkadang kita beda pilihan/ pendapat perlukah kita seragamkan
seluruh pendapat ?
 Jangan di pertajam pilihannya tetapi pahami latar belakang pilihannya 
karena latar belakang pilihannya berasosiasi dengan ’file’ di polapikirnya
apa yang kita pikirkan usahakan sama dengan kenyataan dalam hal ini
kenyataannya adalah petugas kloter masing-masing punya TUPOKSI yang
dipersyaratkan instansinya (Kemenag dan Kemenkes)
 Dalam membangun komitmen team jejaring membutuhkan POLAPIKIR
IDEAL dalam menyediakan ruang pilihan sesuai dengan alasannya untuk
berbeda pendapat sepanjang alasannya dapat diterima oleh semua anggota
team jejaring
 Kalau mau merubah pilihannya adakan DIALOGUE yang mengarah pada
perubahan ‘memory file’ yg memuat alasan pilihan dimilikinya
 Jika tidak ada ruang untuk berbeda  tidak akan terwujud
KOMITMEN
jejaring kerja kloter
262
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
EXERCISE PENUGASAN 4
PILIH SALAH SATU BENTUK GAMBAR DI BAWAH INI DAN JELASKAN
ALASANNYA
1
2
5
6
9
10
3
4
7
8
11
12
263
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 5 :
SALING PERCAYA DAN MEMPERCAYAI (TRUST)
Deskripsi :
Salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja secara
nyata harusterjadi “budaya saling mempercayai dan dapat dipercaya”. Budaya ini
perlu ditumbuhkan karena jika tidak, maka komitmen yang di bangun hanya tumbuh
sebatas ucapan saja, karena sebenarnya suasana yang dominan hanya rasa saling
curiga terhadap setiap langkah kegiatan dari team.
Pada exercise ini peserta akan mendapat pengalaman nyata betapa sulitnya secara
ikhlas mempercayai orang lain. Walupun di mulut terucap “percaya” tetapi
kenyataanya masih terbersit pada pikiran apakah teman saya ini dapat dipercaya?
dan apakah ia tidak akan mencelakakan saya?. Disisi lain peserta juga mendapat
pengalaman bagaimana rasanya menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh
teman, mungkin muncul rasa kekhawatiran “apakah saya mampu menerima
kepercayaan teman saya ini?”. Dengan demikian ia akan mempersiapkan diri
berusaha memenuhi harapan teman yang telah mempercayai itu.
Jika budaya saling percaya dan dapat dipercaya ini tumbuh, maka rasa komitmen
menjadi kebutuhan dalam menjalin jejaring kerja team.
Proses :
a. Minta 9 orang peserta maju ke depan untuk berdiri melingkar dansalah satu
peserta bediri di tengah. Posisi berdir melingkar saling merapatkan bahu/
pundak
b. Peserta yang berdiri melingkar mengambil sikap “kuda-kuda” yang siap
menerima beban yang datang di depannya
264
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
c. Peserta yang ditengah berpangku tangan dengan kaki merapat, tumit
dianggkat dan mata berpejam ucapkan kata SIAAAP dan jika mendapat
jawaban SIAP maka jatuhkan badan ke arah teman  jatuhkan badan
secara bebas (kaku seperti batang pohon) kemana ia suka, tanpa rasa
kahawatir karena sekeliling teman telah SIAP MENERIMA  PERCAYA
d. Teman yang menerima harus dapat DIPERCAYA dan mampu menopang
badan teman yang jatuh dan mengembalikan lagi ke tengah (seperti semula)
e. Hal ini dapat diulangi untuk beberapa kali dan yang berdiri di tengah
bergantian, sehingga 9 orang peserta dapat merasakannya.
Pembahasan & Refleksi
a. Mintakan penjelasan mengapa ia mau menjatuhkan badan (yang berdiri
ditengah) dengan PASRAH seperti itu ?? Apakah TIDAK KHAWATIR akan
di KHIANATI (dilepaskan) ?? Apakah TIDAK KHAWATIR (percaya) bahwa
yang menerima badan Anda TIDAK KUAT MENERIMANYA ??
b. Mintakan penjelasan pada pihak yang menerima: mengapa ia mau
MENERIMA badan teman yang jatuh di depan Anda ?? Apakah TIDAK
KHAWATIR akan menyulitkan Anda?? Apakah TIDAK KHAWATIR bahwa
Anda tidak KUAT MENERIMANYA ??
c. Segera “delete” di file memori pikiran kita apa saja yang menimbulkan “curiga/
su’udzon” pada mitra kerja, gantikan dengan file “semua petugas dalam
jejaring kerja adalah caya.dapat dipercaya dan kitapun harus dapat diper
d. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya? Berikan contoh !
265
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Makna Pembelajaran
Polapikir yang dibangun adalah menjatuhkan badan secara bebas akan dapat
dilakukan dengan ikhlas karena apa yang dipikirkan: Percaya bahwa teman
yang menerima tidak akan mengkhianatinya (dapat dipercaya). Sedangkan
pihak yang menerimapun percaya bahwa ia mampu menahan berat badan
teman yang menjatuhkan badannya. Walupun berat ia akan berusaha agar
teman tidak jatuh, untuk membuktikan bahwa ia layak dipercaya. Saling
percaya dan mempercayai syarat mutlak tumbuhnya komitmen
266
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 6 :
SALING KETEREBUKAAN (OPENNESS)
Deskripsi :
Salah satu syarat yang untuk dapat menumbuhkan komitmen tim jejaring kerja
secara nyata pada proses kerja jejaring harus terjadi kesediaan hati yang tulus untuk
saling membuka diri tentang siapa diri kita, apa saja yang kita mampu kerjakan/ tidak
mampu kerjakan, sumber daya apa saja yang kita miliki dan bersedia di kritisi jika
yang kita lakukan kurang berkenan dimata mitra jejaring.
Pada exercise ini peserta akan mendapat pengalaman nyata tentang bagaimana
rasanya saling terbuka tentang sumber daya yang dimilikinya untuk diserahkan
kepada orang lain demi tercapainya/ terselesaikannya pekerjaan orang lain itu. Hal
yang sama juga dirasakannya, bahwa ia juga mengharapkan orang lain mau terbuka
terutama masalah sumber daya yang dilikinya untuk diminta guna menyelesaikan
pekerjaannya. Dengan exercise ini peserta juga akan merasakan betapa rumit dan
sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika diantara mitra jejaring tidak bersedia saling
terbuka satu sama lainnya, khususnya tentang ketersediaan sumber daya. Jika
suasana saling keterbukaan secara ikhlas ini telah terjadi, maka rasa komitmen untuk
saling bekerjasama menjadi sebuah kebutuhan bersama.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
duduk berkelompok saling berjauhan dibagikan sebuah amplop
b. Amplop berisi 8 (delapan) keping/ potongan kertas karton dengan berbagai
ukuran dan bentuk. Secara berdiskusi susunlah potongan puzel menjadi
sebuah bentuk yang mempunyai makna/ yang umum dibuat orang
267
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
c. Jika kelompok merasa ada yang kurang atau tidak sesuai boleh di tukar tetapi
dengan aturan :
• Hanya ketua kelompok yang boleh menukarkan potongan puzel kepada
kelompok lain dan diatur oleh fasilitator  transaksi “one by one” ( tukar satu
mendapat satu) dan hanya terjadi di “pasar” tengah kelas (bukan pada meja/
posisi salah satu kelompok)
• Sesudah terjadi transaksi kembali ke kelolmpoknya masing-masing untuk
meneruskan pekerjaan
• Jika masih belum selesai masih dapat lagi dilakukan “transaksi di pasar” yang
diadakan oleh fasilitator, demikian seterusnya, sampai pasar tidak ada lagi
transaksi
• Penilaian dilakukan oleh fasilitator dengan mlihat sususan puzel yang
membentuk bujur sangkar dan menggunakan penggaris untuk diverifikasi
ukurannya sesuai dengan ukuran yang seharusnya :
 Amplop 1 : 15 cm X 15 Cm
 Amplop 2 : 17 cm X 17 Cm
 Amplop 3 : 19 cm X 19 Cm
 Amplop 4 : 21 cm X 21 Cm
Pembahasan & Refleksi
a. Kelompok mana yang tidak sesuai (bentuk maupun ukurannya)?, mengapa
terjadi denikian?
b. Mengapa mau memberikan potongan kertas karton pada kelompok lain?
c. Apa yang akan terjadi jika ada salah satu kelompok tidak mau memberikan
potongan kertas karton pada yang lain?
268
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
d. Temukan dan delete ‘file’ kita yg memuat faktor-faktor yang menyebabkan
tidak mudah terbuka dengan mitra jejaring  percayalah kita akan mendapat
banyak manfaat jika kita mulai dulu terbuka
e. Bagimana aplikasinya pada jejaring kerja petugas haji di Arab Saudi
nantinya? Berikan contoh !
Makna Pembelajaran :
Pola pikir yang dibangun adalah menawarkan diri untuk membantu pekerjaan
mitra kerja melalui pemberian sumber daya yang dimiliki dan mencari bantuan
sumber daya dari mitra lain yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya
sendiri. Apa yang dipikirkan tentang bentuk yang akan disusun harus memikirkan
bangun yang akan disusun oleh kelompok lainnya juga. Jika pola pikir yang
digunakan tidak mau saling terbuka tentang sumberdaya (potongan kertas karton)
yang dimiliki, maka seluruh kelompok tidak akan dapat menyelesaikan
pekerjaannya, sebab walaupun bentuknya sama belum tentu ukurannya sama.
Pada Jejaring Kerja Petugas haji ikhlas berbagi dalam keterbukaan sumberdaya,
kemampuan dan lin-lain menjadi syarat mutlak membangun komitmen.
269
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
EXERCISE PENUGASAN 6
Keterangan :
1.
Dibuat 4 buah bujur sangkar dari kertas karton tebal dng ukuran:
 Bujur sangkar A : 15 cm X 15 Cm
 Bujur sangkar B : 17 cm X 17 Cm
 Bujur sangkar A : 19 cm X 19 Cm
 Bujur sangkar A : 21 cm X 21 Cm
2.
Dipotong pada garis putus-putus, dimasukkan dalam 4 amplop (TKHI, TPHI,
TPIH, dan Ka ROM) dengan ketentuan :
 Amplop TKHI berisi : 2 potong berasal dari bujur sangkar A, 2 potong
berasal dari bujur sangkar B, 2 potong berasal dari bujur sangkar C dan 2
potong berasal dari bujur sangkar D
 Demikian juga untuk amplop TPHI, TPIH dan Ka Rom berikutnya masingmasing amplop berisi 2 potongan puzel dari jenis bujur sangkar lainnya.
270
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 7 :
TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
Deskripsi :
Pemberian tanggung jawab dan delegasi wewenang yang merata pada seluruh mitra
jejaring merupakan salah satu syarat untuk dapat menumbuhkan komitmen tim
jejaring kerja secara nyata.
Seseorang yang tidak diberikan tanggung jawab secara spesifik dan tidak pernah
dimitai pertanggung-jawabannya secara berkala atas apa yang telah dikerjakannya
akan melemahkan rasa komitmen terhadap kerja kelompok. Hal ini mudah dipahami
karena yang bersangkutan akan merasa keberadaannya di team jejaring kerja
“hanya sebagai pelengkap saja”, sehingga ia tidak perlu perlu berkontribusi secara
penuh dan lama-lama komitmen menjadi pudar.
Exercise ini akan memberi pengalaman kepada peserta betapa pentingnyamembagi
tanggung jawab dan delegasi wewenang secara merata kepada seluruh anggota
sesuai dengankapasitasnya masing-masing. Kelompok akan merasakan betapa
sulitnya melaksanakan pekerjaan secara sendiri (tanpa delegasi wewenang) atau
betapa sulitnya menyelesaikan pekerjaan jika ada anggota yang tidak mau
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
berdiri berkelompok saling berjauhan melingkar menghadap meja.
b. Di atas meja telah termpampang 2 lembar kertas karton ukuran 50 cm X 50 cm,
yang satu kosong dan yang satunya lagi bergambar logo Kementrian Kesehatan
(Bakti Husada)
271
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
c. Setiap anggota harus berkontribusi menggambar bagian – bagian logo Bakti
Husada, dengan kata lain setiap anggota kelompok diberi tugas bagian mana
yang harus digambar
d. Tata Cara menggambar :
 Empat orang berdiri saling menghadap meja gambar, tangan memegang kain
pipih yang terhubung dengan alat tulis (spidol) warna, sesuai dengan warna
gambar logo Bakti Husada
 Dengan dipandu oleh salah seorang diantara anggota kelompok, untuk
menggambar bagian – bagian logo yang menjadi tanggung jawabnya masing masing
 Cara memegang kain pipih di ujung dan tidak diperkenankan mendekat meja,
apalagi bagian tubuh menyentuh meja gambar
 Pekerjaan dapat diulang kembali dengan mengganti kertas baru jika terjadi
kesalahan dan kelompok menghendakinya
e. Waktu mengerjakan maksimal 20 menit, dan jika telah selesai fasilitator dapat
memeriksa, seberapa persen (%) tingkat kemiripan hasil gambar dengan logo asli
Bakti Husada (bentuk, ukuran dan warna)
Pembahasan & Refleksi
a. Kelompok mana yang mendapat prosentase tertinggi? Mengapa? Bagaimana
cara kerjanya/ pembagian wewenang dan tanggung jawab?
b. Demikian juga dengan kelompok yang mendapat prosentase yang paling rendah,
bahkan mungkin gagal? Mengapa? Bagaimana cara kerjanya/ pembagian
wewenang dan tanggung jawab?
c. Dalam menggambar logo Bakti Husada ini tentunya terdapat anggota kelompok
yang kebagian untuk menggambar bagian yang sulit dan bagian yang mudah.
272
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
Tanyakan pada anggota kelompok yang mendapat bagian yang paling sulit,
Bagaimana perasaannya?
d. Bagaimana peran, fungsi dan tanggung jawab
pemimpin dalam memandu
pelaksanaan kerja?
e. Adakah anggota kelompok yang “kurang serius” dalam melaksanakan tugas
menggambar bagian logo yang menjadi tanggung jawabnya?
f. Bagaimana peran anggota kelompok yang sudah selesai melaksanakan tugas
menggambar bagian logo yang menjadi tanggung jawabnya?
Makna Pembelajaran :
Polapikir yang dikembangkan dalam exercise ini adalah pembagian tanggung
jawab dan delegasi wewenang pada setiap anggota team jejaring kerja untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai pembagian tugas yang tyelah disepakati. Untuk
membangun komitmen salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah “ diberi
wewenang/ tanggung jawab” dan “mampu mempertanggung jawabkan” hasil
kerjanya. Jika seseorang tidak diberikan wewenang/ tugas yang jelas dan dimintai
pertanggung jawabannya, maka ia sebagai anggota team jejaring kerja sulit untuk
berkomitmen optimal.
273
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 8 :
KETERLIBATAN (INVOLVEMENT)
Deskripsi :
Pelibatan total setiap anggota tim jejaring ini sangat berpengaruh pada
derajat komitmen yang berhasil dibangun, karena semakin sedikit pelibatan
anggota tim jejaring akan semakin rendah derajat komitmen yang dilakukan
oleh yang bersangkutan. Pada exercise ini akan memberikan pengalaman
belajar tentang bagaimana sulitnya mencapai tujuan jika ada beberapa pihak
tidak melibatkan diri secara “penuh”. Atau dengan kata lain hanya hadir
secara fisik tetapi tidak berkontribusi terhadap penyelesaian pekerjaan,
bahkan cenderung merepotkan.
Proses :
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
berdiri berkelompok saling berjauhan.
b. Setiap kelompok melingkar mengelilingi 3 (tiga) buah botol air mineral diberi etiket
A, B dan C yang berada di tengah lingkaran
c. Botol diisi air
dengan ketinggian setengah dan posisi 3 (tiga) buah botol
membentuk formasi segi tiga sama sisi dengan jarak 50 cm
d. Separuh jumlah anggota yang berdiri pada setengah lingkaran matanya ditutup
sedangkan separuhnya lagi pada setengah lingkaran matanya tetap terbuka/ tidak
ditutup
e. Seluruh peserta memegang seutas benang/ tali yang ujungnya diikat sebatang
pensil, dengan komando salah seorang diantara anggota kelompok memandu
274
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
untuk memasukkan pensil kedalam botol A
sampai basah menyentuh air
kemudian dicabut/ diangkat dan memasukkan ke botol B setelah basah tercelup
air, maka pensil diangkat lagi dan dimasukkan ke botol C.
f. Catatan :Selama menyelesaikan tugas seluruh peserta tidak diperkenankan untuk
bergeser pada posisi masing masing-masing, tetap berdiri di tempatnya.
g. Waktu untuk menyelesaikan tugas ini 20 menit, dan jika waktu telah habis sukses
ataupun gagal, maka diulang lagi dengan kondisi seluruh mata peserta terbuka.
Berapa menit tugas dapat diselesaikan?
Pembahasan & Refleksi
a. Apa makna pembelajaran pada exercise ini?,
b. Mengapa ketika separuh perserta ditutup matanya sulit memasukkan
pensil ke dalam botol?
c. Mengapa
ketika
matanya
terbuka
semua
dapat
dengan
cepat
memasukkan pensil?
d. Apa makna “mata ditutup” pada exercise ini?
Makna Pembelajaran :
Salah satu syarat terakhir dari komitmen adalah “keterlibatan penuh” dengan kata
lain secara fisik hadir dan berkontribusi sesuai peran dan tugasnya masing-masing.
Polapikir yang dipraktikkan dalam exercise ini adalah akan sulit untuk menyelesaikan
tugas dan mencapai tujuan bersama dalam team jejaring kerja jika mitra kerja yang
hanya hadir secara fisik dalam jumlah yang besar tetapi tidak berkontribusi secara
nyata, bahkan cenderung menghambat. Tetapi jika
seluruhmitra team jejaring kerja hadir secara fisik dan berkontribusi penuh
(involvement), maka penyelesaian tugas menjadi mudah dan dapat mencapai tujuan
dengan cepat.
275
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
PENUGASAN 9 :
PENYELESAIAN KONFLIK
Deskripsi :
Dalam suatu Tim Jejaring Kerja Pelayanan Haji yang berinteraksi satu sarna lain
TPHI, TPIH dan TKHI dalam mencapai tujuan menghantar jemaah menjadi haji yang
mabrur hampir selalu mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan Pendapat yang
berlarut-larut akan menyebabkan konflik. Anggota Tim perlu memahami bahwa
konflik atau ketidak-sepakatan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan tidak
memiliki sifat baik atau buruk karena pada dasarnya konflik bersifat “netral”.
Agar terhindar dari efek negatif konflik, maka pada exercise ini kita perdalam hal-hal
apa saja yang dapat menimbulkan konflik ketika team jejaring kerja pelayanan haji
saling bekerjasama dan bagaimana pula cara penyelesaiannya secara “win-win”
solution.
Proses
a. Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok secara bebas dan mengambil posisi
duduk berkelompok.
b. Diberikan tugas untuk berdiskusi selama 20 menit tentang :
 Hal-hal apa saja dalam bertugas melayani jemaah haji team jejaring kerja
(TKHI, TPHI, TPIH dan Ketua Rombongan) yang diperkirakan dapat
menimbulkan konlik
 Mencari akar penyebab konflik yang terjadi di atas
 Bagaimana cara menyelesaikan konflik di atas
276
Modul Pengembangan Jejaring Kerja dalam Yankes Haji
c. Setelah selesai dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain tetapi tidak
disanggah, hanya boleh minta klarifikasi saja.
Pembahasan & Refleksi
Melalui curah pendapat lakukan pembahasan dan refleksi tentang “gaya”
kelompok dalam merespon konflik. (menghindar, mengakomodasi, menang-kalah,
kompromi, atau penyelesaian kolaborasi “win-win”)
Makna Pembelajaran
Tidak setiap orang merespon adanya konflik dengan cara yang sama, respon-respon
tersebut antara lain : (1) konfrontasi agresif, (2) melakukan manufer negatif, (3)
penundaan terus menerus serta (4) bertempur secara pasif. Namun terkadang ada
pula anggota Tim meresponnya dari segi positif dan apabila hal ini yang terjadi maka
pemecahan konflik mengarah ke hal yang positif.
277
Download