Uploaded by User79793

1A 191331005 ANISA FIANI JURNAL RANGKAIAN CC

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
RANGKAIAN PENGUAT COMMON COLLECTOR
Disusun Oleh:
Anisa Fiani (191331005)
Kelompok 6
Tanggal Praktikum
: 2 Juli 2020
Tanggal Pengumpulan
: 9 Juli 2020
Ridwan Solihin, DUTech., SST., MT
Taviv Sutisna, ST
Ginanjar Suwasono Adi, S.ST, M.Sc
Program Studi D3 – Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
2020
1. Tujuan

Membuat simulasi rangkaian penguat konfigurasi CC

Menetapkan / mengukur Ic, VCE.

Menggambarkan garis beban dan titik kerja,

Mengukur karakteristik penguatannya, yaitu: Zi(Ri), Zo / Vs=0 (Ro/ Vs=0) dan
mengukur besar penguatan tegangan(Av = Vo/V)i,.

Melihat kurva bodeplote (respon frekuensi terhadap amplitudo dan fase).
2. Dasar Teori
Transistor
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai
prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu
daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu
NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan
yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda
yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter
dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai
penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan dengan
memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang
konstan pada basis atau pada kolektor. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal
(input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil
bagi antara sinyal output dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang
sering diberi notasi A atau C.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu : Common-Emitter (CE),
Common-Base (CB), dan Common-Collector (CC).
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor. Penguat
Common Collector juga mempunyai karakter sebagai penguat arus .
Penguat Common Collector juga disebut dengan pengikut emiter (emitter follower)
karena tegangan sinyal keluaran pada emiter hampir sama dengan tegangan sinyal masukan
pada basis. Penguatan tegangan penguat ini selalu lebih kecil dari 1, tetapi mempunyai
penguatan arus yang tinggi dan biasanya digunakan untuk mencocokkan sumber dengan
impedansi tinggi ke beban yang impedansinya rendah. Penguat ini mempunyai impedansi
masukan besar dan impedansi keluaran kecil.
Penguat Common Collectormempunyai karakteristik sebagai berikut :

Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input (jadi tidak membalik fasa seperti Common
Emitor)

Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1.

Mempunyai penguatan arus samadengan HFE transistor.

Cocok dipakai untuk penguat penyangga (buffer) karena mempunyai impedansi input
tinggi dan mempunyai impedansi output yang rendah.
Konfigurasi ini memiliki resistansi output yang kecil sehingga baik untuk digunakan pada
beban dengan resistansi yang kecil. Oleh karena itu, konfigurasi ini biasanya digunakan
pada tingkat akhir pada penguat bertingkat. Konfigurasi common collector ditunjukkkan
oleh gambar berikut ini.
Pada konfigurasi ini berlaku:
Resistansi input: Ri  r  (  1) RL
Resistansi output: Ro  re
Faktor penguatan: Av 
3. Alat dan Komponen
 Sumber tegangan DC

Osilosko

Transistor BC 550

Resistor: 1,5kΩ, 3,3kΩ,1 M

Kapasitor 10μF

Amperemeter

Voltmeter

Function Generator
( Rs // RB )
 1
RL
RL  Ro
4. Langkah – langkah percobaan
1. Buat rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian yang telah diberikan, ukur Ic,
IB, VCEdengan multimeter, lalu hitung dan gambarkan (IEsat dan VCEsat ),
titik kerja dan garis beban DC.
2. Berikan sinyal input AC = 5 mVp, frekuensi 2kHz.
3. Amati sinyal input dan outputnya, apakah ada perbedaan fasa.
4. Ukur Vo, Vs, Av, Zin san Zo serta BW-nya.
5. Gambar Rangkaian
6. Hasil Pengamatan
Tanpa/dengan
RL
RE=1.5kΩ
IC
IB
VCE (V)
IESat
VCE cut off
2.398 mA
7.748 µA
8.043 V
8 mA
12 V
RE=3.3kΩ
1.7 mA
5.745 µA
6.391 V
3.36 mA
12 V

GRAFIK GARIS BEBAN DAN TITIK KERJA RANGKAIAN
7. Analisis
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu membuat rangkaian Penguat Common
CC, maka didapat data hasil pengamatan seperti di atas. Pada percobaan kali ini terdapat
rangkaiann yang diberi beban 3.3 kΩ dan rangkaian tanpa diberi beban. Percobaan pertama
yaitu untuk rangkaian yang dipasang RE = 1.5kΩ dilakukan dua percobaan yaitu dengan
diberi beban RL dan tanpa beban didapatkan nilai arus IC yang terukur adalah 2.398 mA, IB
sebesar 7,748μA, dan nilai VCE sebesar 8,403 V, untuk besar ICsat yaitu 8 mA dan VCE
Cut off sebesar12V. Untuk sinyal input dan output yang dihasilkan dari osiloskop, pada
osiloskop di setting V/div = 200 mV/Div dengan Time base 0.1 ms/div. Maka Vin didapat
sebesar 400 mVp-p dan Vo = 400 mVp-p. Pada rangkaian penguat tanpa tegangan ini
memiliki nilai Av yang didapat dari Vo/Vin = 1 x artinya sefasa. Pengukuran dan
perhitungan menggunakan beban dan tanpa beban memiliki hasil yang sama.
Percobaan kedua yaitu untuk rangkaian yang dipasang RE = 3.3kΩ dilakukan dua
percobaan yaitu dengan diberi beban RL dan tanpa beban didapatkan nilai arus IC yang
terukur adalah 1.7 mA, IB sebesar 5,745 μA, VCE sebesar 6,392 V, dan ICsat dari hasil
perhitungan didapat sebesar 3,6 mA dan VCE cut off sebesar 12
V. Untuk sinyal input dan
output yang dihasilkan dari osiloskop, pada osiloskop di setting V/div = 200 mV/Div dengan
Time base 0.1 ms/div, Maka Vin didapat sebesar 400 mVp-p dan Vo = 400 mVp-p. Pada
rangkaian penguat tanpa tegangan ini memiliki nilai Av yang didapat dari Vo/Vin = 1 x
artinya sefasa. Pengukuran dan perhitungan menggunakan beban dan tanpa beban memiliki
hasil yang sama.
Garis beban dan titik kerja pada rangkaian diperoleh dari Vce cutoff dan ICsat. Dimana
Vce cutoff sebesar 12V dan ICsat sendiri diperoleh dari pembagian tegangan Vce dan Rc
yaitu untuk Re =1.5 kΩ Icsat yang didapat yaitu 12/1,5 = 8 mA sedangkan untuk RE = 3,3
KΩ. Icsat yang didapat yaitu 12/1,5 = 3.6 mA.
Percobaan ketiga yaitu mengukur Zinput untuk RE = 1.5kΩ dan RE = 3.3k Ω dengan
Rpot = 500kΩ/95%. Saat RE =1.5 kΩ, maka IC bernilai 2,398mA, IB = 7,748 μA, VCE=
8,403V dan saat dipasang RE = 3,3 kΩ, maka didapat besar IC 1,7mA, IB = 5,745 μA, dan
VCE = 6,391V. Pada Osiloskop dihasilkan tegangan input sebesar 100 mv/div x 4 kotak =
400 mVpp, tegangan ouput 100 mv/div x 2 kotak = 200 mVpp dengan settingan pada
function generator frekuensi sebesar 2 kHz dan amplitudo sebesar 200 mV. Dengan Rpot =
500kΩ/95% maka Zin yang didapat yaitu 𝑍𝑖𝑛 =
100−15
100
𝑥100 = 25Ω. Gelombang dan hasil
yang didapat antara RE = 1,5 kΩ dengan RE = 3,3 kΩ sama.
Percobaan keempat yaitu mengukur Zo untuk RE = 1.5kΩ dan RE = 3.3k Ω dengan
Rpot = 100Ω/15%. Saat RE = 1.5 kΩ, besar IC yang terukur 2,398mA, IB= 7,748 μA,
VCE= 8,403V dan saat dipasang RE = 3,3 kΩ, maka besar IC yang terukur 1,7mA, IB =
5,745 μA, dan VCE = 6,391V. Tegangan input sebesar 5 mV/div x 4 kotak = 20 mVpp dan
tegangan output sebesar 5 mV/div x 1 kotak = 5 m-Vpp settingan pada function generator
frekuensi sebesar 2 kHz dan amplitudo sebesar 10 mV. Dengan Rpot = 100Ω/15% maka Zo
yang didapat yaitu 𝑍𝑜 =
100−15
100
𝑥100 = 85Ω. Gelombang dan hasil yang didapat antara RE
= 1,5 kΩ dengan RE = 3,3 kΩ sama.
Percobaan terakhir yaitu Untuk menghitung bandwidth menggunakan kurva bode
plotter (respon frekuensi terhadap ampitudo dan fase.) settingan pada function generator
adalah frekuensi sebesar 2 KHz dan Ampiltudo sebesar 200 mV. Setting pada bode plotter
vertical F =10 dB, I = -20 dB sedangkan pada horizontal F = 20 GHz, I = 1 Hz. Rangkaian
ini dipasang beban Rl 3.3 kΩ. Pada saat RE =1,5 KΩ, berdasarkan kurva didapatkan hasil
pengukuran Avmid = -0,381 dB = 18,83 Hz, untuk menghitung Avo didapat = Avmid –3dB
= -3,381 dB, dan untuk pengukuran linear didapat Av –0,707 = -0,381 –0,707 = –1,088
(linear) . FH sebesar ∞ (sangat panjang). Selanjutnya pada saat diberi RE = 3.3 kΩ
berdasarkan kurva didapatkan hasil pengukuran Avmid = -0,294 dB = 21,54 Hz, Avo =
Avmid –3dB = -3,294 dB, Av –0,707 = -0,294 –0,707 = –1,001 (linear). FG, 2 kHz, A = 200
mV dan FH = ∞.
.
8. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor.
Penguat Common Collector juga mempunyai karakter sebagai penguat arus.

Pada common Collector Sinyal input dan outputnya sefasa, jadi tidak membalik fasa
seperti Common Emitter.

Penguat Common-Collector menghasilkan tegangan output melintasi beban emitternya yang berada dalam fase dengan sinyal input.
9. Lampiran
Gambar Hasil Simulasi
1. Tanpa beban
RE = 1.5 KΩ

RE = 3.3 KΩ
2. Dipasang beban RL
3. Pengukuran Zin
 RE = 1.5 kΩ

RE = 3.3 kΩ
4. Pengukuran Zo

RE = 1.5 kΩ

RE = 3.3 kΩ
Bandwith
Download