Uploaded by User79445

Laporan Praktikum SENSOR TEMPERATUR RTD - Fajar Bayu Anggoro

advertisement
NAMA : Fajar Bayu Anggoro
NPM
: 1706974675
SENSOR TEMPERATUR RTD
TUJUAN
Untuk mengeksplorasi prinsip-prinsip operasional dan karakteristik sensor industri yang umum
(Sensor RTD).
RTD Resistance Transducer
RTD adalah sensor suhu presisi yang terbuat dari logam konduktor dengan kemurnian tinggi
seperti platina, tembaga, atau nikel yang dililitkan ke dalam kumparan dan yang hambatan listriknya
berubah sebagai fungsi suhu, mirip dengan termistor. Perangkat ini memiliki lapisan tipis pasta
platinum yang diendapkan pada substrat keramik putih.
Gambar 1
Prinsip Operasional
-
Film platina dipotong dengan sinar laser untuk memotong spiral dengan resistansi 100Ω
pada 0°C.
-
Hambatan meningkat sebanding dengan suhu. Memiliki koefisien temperatur positif
(PTC)
-
Hubungan antara perubahan resistansi dan kenaikan suhu linear 0.385Ω / °C.
Rt = R0 + 0.385t
Rt = tahanan pada temperatur t 0°C,
R0 = 100Ω = tahanan pada temperatur 0°C.
-
Biasanya, unit akan dihubungkan ke suplai DC melalui resistor seri dan tegangan yang
dikembangkan melintasi transduser yang mewakili suhu pengukuran.
Tambahan
RTD memiliki koefisien suhu positif (PTC), keluarannya sangat linier sehingga menghasilkan
pengukuran suhu yang sangat akurat. Namun sensitivitas termal sangat buruk, yaitu
perubahan suhu hanya menghasilkan perubahan keluaran yang sangat kecil misalnya 1Ω /°C.
Karena terbuat dari platinum yang notabenenya memiliki harga pasar yang tinggi sehingga
harus mengeluarkan biaya yang lebih dibanding sensor suhu jenis lain.
RTD adalah perangkat resistif pasif dan dengan mengaliri arus listrik konstan agar
mendapatkan tegangan output yang linear dengan suhu. Tipikal RTD memiliki resistansi
sekitar 100Ω pada suhu 0°C, meningkat menjadi sekitar 140Ω pada 100°C dengan kisaran
suhu operasi antara (-200 — 600)°C.
Karena RTD adalah perangkat resistif, kita perlu mengaliri arus listrik dan memantau
tegangan yang dihasilkan. Namun, karena adannya panas dari kabel resistif saat arus mengalir
melewatinya, menyebabkan kesalahan dalam pembacaan. Untuk menghindari hal ini, RTD
biasanya dihubungkan ke jaringan Jembatan Wheatstone yang memiliki kabel penghubung
tambahan untuk kompensasi arus konstan.
Eksperimen
- Mengatur penggeser resistor karbon 10kΩ ke tengah dan hubungkan rangkaian, dengan multimeter digital diatur ke kisaran 200mV atau 2V DC.
- Mengaktifkan catu daya dan sesuaikan kontrol slider dari resistor 10kΩ sehingga penurunan
tegangan di RTD platinum adalah 108mV seperti yang ditunjukkan oleh multimeter digital.
Mengalibrasi RTD platina untuk asumsi suhu sekitar 20°C, karena resistansi RTD pada 20°C akan
menjadi 108Ω. Perhatikan bahwa pembacaan tegangan RTD dalam orde mV sama dengan
resistansi RTD dalam Ω, karena arus yang mengalir harus 108/108 = 1mA.
1. Atur voltmeter ke kisaran 20V dan ukur keluaran INT dari Sensor Suhu IC untuk mendapatkan
suhu sekitar dalam °K dengan mengalikan keluaran dengan 100 (°K = INT × 100), ° C = ° K 273.
2. Resistensi RTD = 100 + 0.385 * °C. Atur penurunan voltase RTD untuk nilai ini.
- Hubungkan suplai + 12V ke input Elemen Pemanas dan catat nilai voltase melintasi RTD dengan
voltmeter disetel ke 200mV (ini mewakili resistansi RTD) dan voltase output dari Sensor Suhu IC
dengan voltmeter disetel ke Rentang 20V, (ini mewakili suhu RTD) pada waktu yang diatur dalam
Tabel
- Ubah dua pembacaan tegangan menjadi Suhu RTD (°K) dan Resistansi RTD (Ω) dan catat nilainya
pada Tabel
Tabel.1
Time (minutes)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
°K
303
307
312
317
321
325
328
331
334
337
°C
30
34
39
44
48
52
55
58
61
64
RTD Voltage (mV)
111.5
113
115.5
117
118.5
120
121
122.5
123.5
124.5
RTD Resistance (Ω)
111.5
113
115.5
117
118.5
120
121
122.5
123.5
124.5
IC Voltage (V)
3.03
3.07
3.12
3.17
3.21
3.25
3.28
3.31
3.34
3.37
RTD Temperature
RTD
128
y = 0,3828x + 100,14
R² = 0,9985
RTD Resistance (Ω)
126
124
122
120
118
116
114
112
110
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
Suhu RTD (°C)
Gambar 2 Grafik RTD Suhu Vs Resistansi
Analisis
Berdasarkan data yang didapat bahwa perbandingan antara resistansi dan suhu RTD memiliki
tren yang linear dengan kenaikan positif yaitu semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula nilai
resistansi. Pada data diatasi memiliki kesalahan relatif yang sangat kecil karena memiliki nilai R2
yang mendekati 1, dan kesalahan literatur yang kecil karena persamaan linear yang mendekati
persamaan literaturnya. Perbedaan yang terjadi antar data dan literatur karena tidak semua RTD ideal,
ditambah adanya perubahan panas pada kabel yang mengakibatkan disipasi daya sehingga terdapat
perbedaan antara data dengan literatur.
Pertanyaan
1. Masukkan perubahan total dalam resistansi Transduser RTD pada kisaran suhu 20-50 ° C dalam
satuan Ω
Jawaban : Perubahan suhu dari 20—50 °C menyebabkan perubahan pada resistansi RTD sebesar
111.484 Ω
2. Apakah karakteristik resistansi / suhu linier?
Jawaban : Jika dilihat dari regresi linear karena R2 mendekati 1 maka bisa diasumsikan RTD
resistansi dan suhu memiliki hubungan yang linear.
3. Masukkan perkiraan resistansi (ekstrapolasi) Transduser RTD Anda dari grafik pada 0 ° C.
Jawaban : Perkiraan resistansi RTD pada suhu 0 °C adalah 100.14 Ω
4. Hitung disipasi daya di Transduser RTD pada suhu 50 ° C ketika arus rangkaian standar 1mA
mengalir di dalamnya μW.
Jawaban : Ditinjau dari perhitungan literatur dan data yang ada 52 °C maka disipasi daya pada
52 °C adalah 0.02 μW. Jika ditinjau dari perhitungan literatur dan regresi linear maka disipasi
daya pada suhu 50 °C adalah 0.03 μW
Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis dapat ditarik kesimpulan
- Pada suhu 0°C RTD yang dipakai memiliki hambatan 100.14Ω
- Hambatan PTC memiliki koefisien positif dari grafik yang terbentuk
- Hubungan antara suhu dan resistansi linear dengan persamaan Y = (0.3828X + 100.14 )Ω
Referensi
[1] Modul Praktikum Sensor dan Aktuator
[2] Temperature Sensors https://www.electronics-tutorials.ws/io/io_3.html
Download