Uploaded by User78258

Jatuh Tegangan 42117006

advertisement
LAPORAN
PRAKTIKUM
PEMBANGKIT DAN PENYALURAN STL
Oleh :
RAUF S.
421 17 006
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
I.
Tujuan Percobaan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis transmisi berdasarkan jaraknya
2.
Mahasiswa dapat menentukan pengaruh beban R, L dan C dan
kombinasi ketiganya terhadap jatuh tegangan pada:
a. Transmisi jarak pendek
b. Transmisi jarak menengah
II. Teori Dasar
Suatu jaringan daya listrik, pada dasarnya dapat terdiri dari komponenkomponen berikut:
-
Pusat pembangkit (terdiri dari penggerak mula, generator dan
step-up transformator)
-
Saluran transmisi;
-
Gardu Induk
-
Saluran distrubusi (saluran udara – overhead line/ OHL dan
saluran bawah tanah – underground cable/ UGC ); terdiri dari
tegangan menengah/ TM – medium voltage/ MV dan tegangan
rendah/ TR – low voltage/ LV.
-
Konsumen; dapat terdiri dari konsumen industri; rumah tangga, dll.
Jaringan ini dapat di gambarkan seperti pada gambar 1 di bawah yang disertai
dengan tingkatan tegangan kerja (operasi) di setiap bagian.
Saluran transmisi dan distribusi
Tujuan dari jaringan transmisi adalah mentransfer/ mengirim energi
listrik dari sistem pembangkit yang tersebar di berbagai lokasi menuju sistem
distribusi yang terhubung ke beban.
Suatu saluran transmisi memiliki empat parameter listrik, yakni
resistansi, induktansi, kapasitansi dan konduktansi. Induktansi dan kapasitansi
disebabkan oleh pengaruh medan magnet dan medan listrik di sekitar konduktor
(penghantar). Sedangkan parameter konduktansi muncul di antara konduktor –
konduktor atau konduktor – ground (tanah). Konduktansi menghasilkan arus
bocor (leakage current) pada isolator saluran transmisi udara (OHL) atau
melalui isolasi untuk transmisi bawah tanah (UGC). Namun karena kebocoran
pada isolator dapat diabaikan maka konduktansi antara konduktor pada OHL
biasanya diabaikan (terutama untuk transmisi jarak pendek).
Untuk resistansi dan induktansi terdistribusi merata di sepanjang
saluran yang membentuk impedansi seri. Konduktansi dan kapasitansi terdapat
di antara konduktor – konduktor ataupun dari konduktor ke netral/ ground yang
selanjutnya membentuk shunt admitatance. Meskipun resistansi, induktansi dan
kapasitansi terdistribusi namun rangkaian ekuivalen suatu saluran dibuat
menjadi satu.
Berdasarkan jarak transmisi saluran udara (OHL), maka dapat
diklasifikasi sebagai berikut:
- Transmisi jarak pendek (short-length line), panjang kurang dari 80 km
- Transmisi jarak menengah (medium-length line), panjang antara 80 km
– 240 km
- Transmisi jarak jauh (long-length line), panjang lebih dari 240 km
Pada saluran transmisi jarak pendek, shunt capacitance sangat kecil
sehingga dapat diabaikan, parameter yang diperhitungkan hanya resistansi (R)
dan induktansi (L) sepanjang saluran transmisi.
Untuk saluran jarak menengah digambarkan dengan parameter R dan L
yang diserikan beserta kapasitansi ke netral pada masing-masing ujung
rangkaian ekuivalen dengan nilai masing-masing setangah dari nilai C. Adapun
nilai konduktansi G diabaikan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
Saluran transmisi Pendek
Rangkaian ekuivalen dari saluran transmisi pendek, seperti gambar 2,
dimana IS adalah sending current – arus terkirim, IR adalah receiving current –
arus yang diterima, VS dan VR sebagai sending and receiving line to neutral
voltage.
Dimana:
IS = IR........................................................................................................................................(1)
VS = VR + IR.Z.............................................................................(2)
Nilai Z adalah zl, atau total impedansi seri saluran.
Adapun nilai regulasi tegangan untuk transmisi jarak pendek, dapat
dinyatakan sbb:
Dimana:
VR,NL
: Receiving Voltage, No Load (tegangan sisi
penerima kondisi tanpa beban)
VR,FL
: Receiving Voltage, Full Load (tegangan sisi
penerima kondisi beban penuh)
Adanya perbedaan tegangan antara sisi pengirim dan penerima ini
disebabkan oleh adanya jatuh tegangan (jatuh tegangan) oleh adanya impedansi
saluran. Jika jatuh tegangan dinyatakan dalam Vz, maka besarnya adalah
Dimana;
Vz
= besarnya jatuh tegangan pada suatu salauran
transmisi (pendek) Vr
= besarnya resistive jatuh tegangan
Vx
= besarnya reactive jatuh tegangan
Dengan adanya pengukuran tegangan di sisi pengirim dan penerima,
maka besarnya jatuh tegangan pada suatu transmisi dapat diperoleh dengan:
Dengan memodifikasi gambar menjadi seperti gambar 3 dan dengan
menggunakan rumus Phytagoras, maka:
Normalnya nilai a dan b jauh lebih kecil dari nilai VS dan VR maka b2 dapat
diabaikan.U1 = U2 + a, atau Vz = a. Dimana:
Sehingga drop voltage:
Karena pada sistem tiga fase
Dengan melakukan substitusi persamaan (11) ke dalam persamaan (10) maka
drop voltage
juga dapat dituliskan sbb:
Saluran Transmisi Menengah
Dalam saluran transmisi, faktor shunt admittance (biasanya murni
kapasitansi) sudah diperhitungkan. Jika shunt admittance dibagi menjadi dua
persis sama dan ditempatkan di kedua ujung rangkaian ekuivalen maka
rangkaian selanjutnya disebut sebagai nominal 𝜋, seperti digambarkan di bawah.
Berdasarkan gambar 3 di atas diperoleh persamaan berikut:
Dengan melakukan substitusi nilai Vs (persamaan 15) pada persamaan 16
di atas, maka diperoleh:
Persamaan 15 dan persamaan 17 dapat juga dinyatakan secara umum
sbb:
Konstanta ABCD ini terkadang disebut juga sebagai konstanta umum
rangkaian saluran transmisi (generalized circuit constant of transmission line).
Konstanta A sangat penting untuk regulasi tegangan, yakni:
Dimana:
VS
:
Sending Voltage (tegangan pengirim)
Sedangkan jatuh tegangan pada saluran transmisi jarak menengah ini dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sbb
Dimana:
C1 = kapasitansi antar saluran (fase)
C0 = kapasitansi antara saluran dan ground (tanah)
III. Alat dan Bahan
1. Modul Pembangkit, transmisi dan beban (Ex Terco)
2. Kabel secukupnya
3. Multimeter jika diperlukan
IV. Rangkaian Percobaan
Catatan:
Untuk percobaan jatuh tegangan pada transmisi jarak pendek, kapasitansi antar
saluran dan saluran ke tanah tidak perlu dihubungkan.
V. Prosedur Percobaan
A. Transmisi jarak pendek (menggunakan modul 70 kV/ 35 kV dan tanpa
kapasitansi saluran)
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan (tidak perlu
menhubungkan kapasitansi saluran – saluran dan saluran – ground)
3.
Mencatat dan menghitung parameter transmisi.
Contoh parameter setting untuk line modul 230 kV
4.
Pastikan posisi beban pada level 0.
5.
Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
6.
Posisi pengaturan prime mover pada auto Mode
7.
Posisi pengaturan eksitasi generator pada auto mode.
8.
On-kan motor
9.
Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
10. On-kan eksitasi generator
11. Naikkan beban sesuai permintaan pada tabel.
12. Mencatat hasil pengukuran.
B. Transmisi jarak menengah (menggunakan modul 70 kV/ 35 kV dengan
kapasitansi saluran)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merangkai percobaan sesuai gambar percobaan (tidak perlu
menhubungkan kapasitansi saluran – saluran dan saluran – ground)
3. Mencatat dan menghitung parameter transmisi.
4. Pastikan posisi beban pada level 0.
5. Memeriksa setting frekuensi motor pada posisi 50Hz.
6. Posisi pengaturan prime mover pada auto Mode
7. Posisi pengaturan eksitasi generator pada auto mode.
8. On-kan motor
9. Memeriksa kecepatan motor pada kecepatan 1500 rpm.
10. On-kan eksitasi generator.
11. Naikkan beban sesuai permintaan pada tabel.
12. Mencatat hasil pengukuran.
V. Tabel Hasil Pengukuran
a. Transmisi Pendek
Jenis Modul
Kapasitansi antar phase
: 70 kV/ 35 kV
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret
yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret
yang tidak perlu)
Beban
Pengirim
Penerima
R
L
C
VL-L
VL-N Cos Q
Q
P
0
0
0
222.9
386.2
0
0
0
1
0
0
385.7
385.7
1
0
2
0
0
382.5
384.9
1
3
0
0
381.7
384.6
2
1
0
385.0
2
2
0
2
2
3
2
S
VL-L
VL-N Cos Q
Q
P
S
386.4
386.4
0
0
0
0
151 151
382.2
382.2
1
0
149
149
8
297 297
378.5
378.4
1
0
292
292
0.99
19
442 442
374.6
374.5
1
0
430
430
385.4
0.849
192
308 363
370.5
370.5
0.855
178
301
349
385.3
385.2
0.643
355
298 464
363.9
363.9
0.652
333
286
439
1
385.4
385.3
0.853
186
305 358
371.3
371.3
0.865
173
298
345
2
384.3
384.2
0.993
54
459 462
373.9
373.9
0.993
14
446
449
0
b. Transmisi Menengah
Jenis Modul
: 70 kV/ 35 kV
Kapasitansi antar phase
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret
yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret yang
tidak perlu)
Beban
Pengirim
Penerima
R
L
C
VL-L VL-N Cos Q
Q
P
S
VL-L
VL-N Cos Q Q
P
S
0
0
0
386
0
-12
0
12
386.3
386.3
Er
0
0
0
1
0
0
385.4 385.4
0.998
9
150
150
382.0
381.9
1
0
148
148
2
0
0
384.9 384.9
1
0
496
496
377.6
377.8
1
0
290
290
3
0
0
384.6 384.5
0.99
17
439
439
373.3
373.2
1
0
425
425
2
1
0
384.2 384.1
0.854
182
299
351
365.5
365.6
0.858
174
291
339
2
2
0
384.4 384.5
0.645
339
287
444
356.7
356.7
0.65
319
273
420
2
2
1
384.2 384.2
0.859
177
298
346
366.3
366.3
0.862
170
289
335
3
2
2
384.2 384.2
0.995
43
457
459
371.9
371.7
0.996
11
441
442
386.2
c.
Transmisi Panjang
Jenis Modul
: 70 kV/ 35 kV
Kapasitansi antar phase
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret
yang tidak perlu)
Kapasitansi phase – ground
: dihubungkan/ tidak dihubungkan (coret
yang tidak perlu)
Beban
Pengirim
Penerima
R
L
C
VL-L
VL-N
Cos Q
Q
P
S
VL-L
VL-N Co s Q
Q
P
S
0
0
0
385.4
385.4
0.009
-691
6
691
394.0
394.0
Er
0
0
0
1
0
0
384.6
384.6
0.321
-680
192
699
391.2
391.2
1
0
155
155
2
0
0
384.2
384.2
0.425
-672
317
743
388.8
388.8
1
0
308
308
3
0
0
383.9
383.9
0.580
-656
468
804
385.5
385.5
1
0
455
455
2
1
0
384.1
384.2
0.566
-477
326
579
383.8
383.8
0.85
191
320
373
9
2
2
0
384.1
384.1
0.721
-302
314
436
379
378.9
0.65
361
309
475
2
2
1
384.1
384.1
0.553
-487
374
585
383.4
383.4
0.86
187
318
369
3
2
2
383.9
383,9
0.592
-666
490
826
385.7
385.7
0.99
19
475
480
VI. ANALISIS
Pada saluran transmisi jarak pendek, sisi pengirim tegangan V L-L
tegangan yang disalurkan yaitu 222.9 dengan R L C = 0, apabila R L
C diberikan nilai maka tegangan VL-L akan semakin besar.
Sedangkan disisi penerima tegangan VL-L tegangan yang disalurkan
yaitu 386.4 dengan R L C = 0, apabila R L C diberikan nilai maka
tegangan VL-L akan semakin turun.
Pada saluran transmisi jarak menengah, sisi pengirim tegangan V L-L
tegangan yang disalurkan yaitu 386 dengan R L C = 0, apabila R L C
diberikan
nilai
maka
tegangan
VL-L akan
semakin
turun
dancenderung konstan. Sedangkan disisi penerima tegangan VL-L
tegangan yang disalurkan yaitu 386.3 dengan R L C = 0, apabila R L
C diberikan nilai maka tegangan VL-L akan semakin turun.
Pada saluran transmisi jarak panjang, sisi pengirim tegangan V L-L
tegangan yang disalurkan yaitu 385.4 dengan R L C = 0, apabila R L
C diberikan nilai maka tegangan VL-L akan semakin turun
dancenderung konstan. Sedangkan disisi penerima tegangan VL-L
tegangan yang disalurkan yaitu 394.0 dengan R L C = 0, apabila R L
C diberikan nilai maka tegangan VL-L akan semakin turun.
VII. KESIMPULAN
1.
Jenis – jenis transmisi berdasarkan jaraknya
- Transmisi jarak pendek (short-length line), panjang kurang dari 80
km
- Transmisi jarak menengah (medium-length line), panjang antara 80
km – 240 km
- Transmisi jarak jauh (long-length line), panjang lebih dari 240 km
2.
Nilai R L C pada sistem jaringan transmisi jarak pendek maupun
menengah sangat berpengaruh, apabila saluran transmisi diberikan
beban atau diberikan nilai pada R L C maka tegangan V L-L akan
mengalami perubahan baik dari sisi pengirim maupun sisi penerima.
Download