Uploaded by User78098

2-Cindy Fauziah 1800854 Laporanl FT-IR

advertisement
LAPORAN
PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER
TRANSFORM INFRA RED (FTIR)
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Pemisahan dan
Pengukuran
Dosen Pengampu : Drs. Hokcu Suhanda, M.Si
: Dra. Soja Siti Fatimah, M.Si
Tanggal Percobaan Awal : Senin, 28 September 2020
Akhir : Senin, 28 September 2020
KELOMPOK 4
Disusun oleh:
Disusun oleh :
Cindy Fauziah (1800854)
ANGGOTA
Cynthia Vidya C
Dewi Hernawati
(1800319)
(1800575)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
PENGENALAN ALAT SPEKTROFOTOMETER FOURIER
TRANSFORM INFRA RED (FTIR)
Tanggal Praktikum
Awal
: Senin, 28 September 2020
Akhir
: Senin, 28 September 2020
A. Tujuan Praktikum
1.
Memahami prinsip kerja alat spektrofotometer FTIR
2.
Mengetahui berbagai teknik penyiapan berbagai jenis sampel pada penggukuran
menggunakan alat spektrofotometer FTIR
3.
Mampu membaca/menginterpretasi spektra IR untuk meramalkan gugus fungsi
senyawa.
B. Dasar Teori
Spektrofotometri IR (= spektroskopi IR) merupakan suatu metode yang didasarkan pada
interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0,75–1,000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1 dengan
menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Inframerah. Hasil yang diperoleh pada
pengukuran dengan spektrofotometer IR adalah suatu spektrum IR, yang menyatakan
hubungan antara intensitas serapan IR terhadap frekuensi/bilangan gelombang.
Bila molekul menyerap radiasi IR, besarnya sinar IR yang diserap menyebabkan
kenaikan dalam amplitudo getaran atom-atom yang terikat. Akibatnya di dalam molekul itu
akan terjadi perubahan tingkat energi dari keadaan dasar (kenaikan dalam amplitudo getaran
atom-atom yang terikat itu). Jadi molekul ini berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi (energi
yang terserap ini akan dilepaskan kembali dalam bentuk panas bila molekul itu kembali ke
keadaan dasar).
Metode spektrometri IR banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan
laboratorium riset karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis kualitatif
dan kuantitatif, serta berguna untuk penentuan rumus struktur suatu senyawa. Salah satu
keuntungan terbesar dari spektrofotometer IR adalah bahwa hampir semua jenis sampel dan
wujud zat dapat dianalisis. Sampel berupa cairan, larutan, pasta, bubuk, lapisan tipis, serat,
gas dan padatan dapat dianalisis dengan pemilihan teknik penyiapan sampel yang tepat.
Untuk keperluan analisis kualitatif difokuskan pada identifikasi gugus fungsi. Spektrum
inframerah senyawa organik (dan juga senyawa-senyawa anorganik) merupakan sifat fisik
yang khas bagi senyawa - senyawa tersebut. Secara garis besar suatu serapan IR dapat
dinyatakan dalam suatu gugus fungsional dilihat dari berapa harga panjang gelombangnya.
Daerah radiasi IR yang dipakai untuk analisis instrumental umumnya berada pada rentang
panjang gelombang 4.000 – 600 cm-1 . Untuk memudahkan dalam interpretasi spectrum IR,
dapat dibagi dalam dua daerah, yaitu :
- Daerah gugus fungsi (4.000 – 1.600 cm-1 )
– Daerah sidik jari (1.600 – 600 cm-1 ).
(Tim Praktikum Kimia Pemisahan dan Pengukuran, 2020)
Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap
radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah (IR). Absorpsi radiasi IR pada
material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom. Spektrum
serapan inframerah suatu senyawa mempunyai pola yang khas, sehingga berguna untuk
identifikasi senyawa (identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi yang ada).
Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan frekuensi. Frekuensi sering
dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni jumlah gelombang atau panjang gelombang
per centimeter (cm –1). Daerah yang sering dianalisa dengan spektroskopi inframerah adalah
dalam kisaran 4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5 – 25 mm) atau lebih rendah. Hasil analisa
dicatat dalam modus pemancar (%T) atau serapan (Abs).
Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
monomermonomernya, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut:
Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan
penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan melalui
metode spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke dalam polimer untuk
memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini dapat
berpindah ke dalam makanan-minuman jika mengalami kontak yang cukup lama dengan
makanan-minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri inframerah dapat
digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan perlakuan panas
(Wiji M.Si.dkk, 2020)
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini,
metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
(Basset,1994)
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). Spektroskopi ini
didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 - 1.000 µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.
Tabel 2.1 Daerah spektrum infra merah
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah panjang
gelombang yang sering digunakan pada alat spektroskopi inframerah adalahpada daerah
inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 5 0
µ m atau pada bilangan
gelombang 4.000 – 200 cm-1. Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam molekul.
Daerah inframerah yang jauh (400 10cm-1, berguna untuk molekul yang mengandung atom
berat, seperti senyawa anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan. Senyawa kimia
tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap radiasi elektromagnetik
dalam daerah spectrum inframerah. Absorpsi radiasi IR pada material tertentu berkaitan dengan fenomena
bergetarnya molekul atau atom. Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui, karena spektrum yang dihasilkan
spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
-
Cepat dan relatif murah
-
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh
karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Daerah
Gugus
Nama Gugus
serapan (cm-1)
Fungsi
Fungsi
As-Salisilat
Nujol Mull
– Nujol
Mull
As-Salisilat
– KBr
2951,09
2850-2960
1350-1470
C-H
alkana
2922,16
2924,09
2920,23
2856,58
2854,65
2858,51
1458,18
1462,04
1440,83
1375,25
1448,54
1382,96
1379,10
854,47
3020-3080
675-870
C-H
alkena
727,16
781,17
759,95
696,30
3059,10
860,25
783,10
758,02
696,30
3059,10
3000-3100
675-870
C-H
aromatik
727,16
854,47
3007,02
781,17
860,25
759,95
783,10
696,30
758,02
696,30
3300
C-H
alkuna
-
-
-
1640-1680
C=C
Alkena
-
1662,64
1658,78
1500-1600
C=C
-
1577,77
1575,84
aromatik
(cincin)
1294,24
Alkohol
1246,02
Eter
1080-1300
C-O
asam
-
karboksilat
C=O
Aldehida
1190,08
1153,43
ester
1690-1760
1209,37
1087,85
1712,79
-
1296,16
1246,02
1207,44
1151,50
1089,78
-
Keton
asam
karboksilat
ester
alkohol
3610-3640
O-H
fenol
-
-
-
(monomer)
3232,70
3192,19
3169,04
Alkohol
2000-3600
O-H
fenol (ikatan
Hidrogen)
2922,16
2951,09
2856,58
2924,09
3379,29
2854,65
2723,49
2723,49
2677,20
2592,33
2534,46
3000-3600
3310-3500
O-H
N-H
asam
karboksilat
amina
3379,29
Amina
-NO2
Nitro
1375,25
2719,63
2594,26
2534,46
2380,16
2171,85
2088,91
3169,04
3007,02
-
-
1246,02
1190,08
1345-1385
2858,51
3059,10
1209,37
1515-1560
2920,23
3192,19
3379,29
1305,81
3007,02
3236,55
1294,24
C-N
3059,10
3232,70
1325,10
1180-1360
3236,55
1379,10
1296,16
1246,02
1207,44
1151,50
1382,96
Tabel 2.2 Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada
radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan
ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang
mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang
diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai
spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wavenumber. Spektroskopi
inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari senyawa organik karena
spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang
sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada
frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar
inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan.
(Silverstein, 2002)
Teknik
spektroskopi
IR
digunakan
untuk
mengetahui
gugus
fungsional
mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian dan
mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa senyawa organik
maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi inframerah.
( Mudzakir, 2008 )
Berikut adalah komponen alat spektrofotometri IR
1.
Sumber Energi
Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida
zirconium dan yttrium, berupa batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm.
batang ini dipanaskan sampai 1500-20000C dan akan memberikan radiasi di atas
7000 cm-1. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nernst Glower, Globar, dan Kawat
Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y)
yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower
ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder
dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi
maksimum pada panjang gelombang 1,4 µm atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar
merupakan sebatang silicon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50
mm. radiasi maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0 µm atau bilangan
7100 cm-1. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr), mempunyai
radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2.
Monokromator
Digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginan, sehingga diperoleh sinar yang
monokromatis, terdiri dari sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber radiasi masuk
ke dalam sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi akan menguraikan
sinar menjadi komponen panjang gelombang. Monokromator yang digunaan untuk alat infra
merah umumnya terbuat dari berbagai macam bahan, missal:prisma (umumnya dalam littrow
mounting) dan celah yang terbuat dari gelas, lelehan silika, LiF, CaF2, BaF2, Nacl, AgCl, KBr,
CsI. Tetapi pada umumnya prisma NaCl digunaan untuk daerah 4000-6000 cm-1 dan prisma
KBR untuk 400 cm-1.
3.
Wadah sampel
Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan sampel yang akan dianalisis. Wadah
sampel yang digunakan disesuaikan pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah
sampel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan
lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas
karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.
Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi
kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua keping senyawa yang
transparan terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan
ke dalam sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang
dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat
pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1
– 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis.
Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga merata
kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl yang transparan terhadap radiasi inframerah.
Bahan pasta yang biasa digunakan adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan
larutan dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan
sampai menguap.
4.
Detektor
Alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan
detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena
intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal dari
detector infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus diperbesar dengan menggunaan
amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple dan bolometer.
5.
Rekorder
Alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari detector.Recorder.
(Tim Kimia Analitik Instrumen,2009)
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan dapat
diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada muortar kecil
bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan sampai 100 mg KBr
kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci kemudian kedua sekrupnya
dan baut berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan
lubang mengarah ke sumber radiasi.
(Hendayana, 1994)
Teknik Analisis Dengan Inframerah
Metode Penyiapan Cuplikan Hampir semua senyawa, termasuk senyawa organik
menyerap radiasi dalam daerah inframerah. Meski kegunaan spektrofotometri inframerah
untuk memperoleh keterangan gugus fungsi, namun prosedur penyiapan cuplikan perlu
mendapatkan perhatian. Mengingat macam senyawa organik ynag dapat berupa padat, cair
dan gas yang memerlukan penangganan yang berbeda. Ada beberapa cara penyiapan cuplikan
untuk spektrofotometer inframerah.
1. Padatan
Ada tiga cara umum untuk mengolah cuplikan yang berupa padatan yaitu lempeng KBr,
“mull” dan lapisan tipis. Padatan dapat juga ditetapkan sebagai larutan, tetapi spektrum
larutan mempunyai hasil yang berbeda dengan spektrum padatan, karena gaya intermolekul
berubah. Lempeng (pelet) KBr dibuat dengan menggerus cuplikan (0,1-2 % berat) dengan
kalium bromida (KBr) dalam mortar dari batu agate untuk mengurangi kontaminasi yang
dapat menyerap radiasi IR dan kemudian dimasukkan ke dalam tempat khusus kemudian di
vakum untuk melepaskan air. Campuran dipres beberapa saat (10 menit) pada tekanan 80 Torr
(8 hingga 20 ton per satuan luas). Kalium bromida yang digunakan harus kering dan
dianjurkan penggerusan dilakukkan di bawah lampu inframerah untuk mencegah kondensasi
uap air. Kerugian metode pelet KBr adalah sifat KBr yang hidroskopis hingga sukar
memperoleh pelet yang bebas sempurna terhadap kontaminasi air, yang memberikan serapan
lebar pada 35000 cm-1 dan sukar mendapat ulangan yang tinggi. Mull atau pasta dibuat
dengan menggerus cuplikan sehingga halus, kemudian dicampur dengan satu atau dua tetes
minyak hidrokrabon berat (nujol). Mull nujol ini kemudian dipindahkan ke lempeng natrium
klorida. Lempeng natrium klorida kedua di letakkan di atas mull dan di tekan sehingga
merupakan lapisan tipis dan rata diantara dua lempeng tersebut. Bila cuplikan yang dianalisis
mengandung senyawa C-H alifatik (serapan nujol mengganggu), maka sebagai pengganti
nujol dapat digunakan flororolube atau heksaklorobutadiena. 23
2. Larutan
Cuplikan padat dapat dilarutkan dalam pelarut seperti karbon tetraklorida (CCl4), karbon
disulfida atau klorofom. 1-5% larutan dimasukan dalam sel larutan yang mempunyai jendela
transparan dengan alat pengukur ketebalan. Tebal sel biasanya 0,1-1,0 mm. Salah satu
keuntungan dari larutan encer ialah, spektrum yang dihasilkan mempunyai kedapat ulangan
yang tinggi. Selain itu dengan mengatur konsetrasi dan tebal sel maka bentuk pita serapan
yang penting dapat ditonjolkan dengan jelas.
3. Cairan Murni
Jika jumlah cuplikan sedikit sekali atau jika tidak diperoleh pelarut yang sesuai, maka
setetes cairan murni diapit dan ditekan diantara dua lempeng natrium klorida, kemudian
dilakukkan pengukuran.
4. Gas
Cuplikan gas dimasukkan ke dalam sel gas. Jendela transparan terhadap inframerah,
misalnya natruim klorida, sehingga sel dapat diletakkan langsung dalam berkas cuplikan.
Dalam fase uap, perubahan rotasi dalam molekul dapat bebas terjadi dan proses energi rendah
ini (frekuensi sangat rendah) dapat mengatur pita vibrasi dengan energi lebih tinggi. Pita
vibrasi di pecah dan kerap kali terbentuk struktur halus. Dalam prakteknya, spektrum
inframerah fase gas jarang diperlukan karena biasanya senyawa tersebut lebih mudah
dianalisis dengan kromatografi gas.
(Kamilah Hayati, Elok,dkk.., 2017)
Mengapa Spektroskopi Inframerah ?
Alasan
1. Material tertentu (material hasil sintesa atau material alami menyerap radiasi
inframerah.
2. Spektrum serapan inframerah suatu material mempunyai pola yang khas.
 berguna untuk identifikasi material dan identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi
yang ada.
Interaksi Materi-Radiasi Inframerah
1. Senyawa berikatan kovalen mempunyai kemampuan menyerap radiasi
elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah.
2. Absorpsi radiasi IR pada material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya
molekul atau atom.
Vibrasi Molekul dan Atom
1. Atom-atom dalam molekul selalu mengalami vibrasi (getaran atom dalam molekul).
2. Getaran atom dalam molekul (frekuensi getaran) dapat digambarkan dalam tingkat
energi vibrasi.
3. Jika suatu molekul menyerap radiasi inframerah, maka molekul tersebut akan
tereksitasi ke tingkatan yang lebih tinggi.
4. Frekuensi radiasi yang diserap haruslah sama dengan frekuensi getaran.
5. Molekul atau atom bergetar dengan frekuensi yang bersesuaian dengan frekuensi
radiasi inframerah.
6. Frekuensi getaran
 Hukum Osilator Harmonik Sederhana:
v = 1/2 c (k/m)1/2,
dengan
v = frekuensi getaran (cm-1)
c = kecepatan cahaya dalam hampa (cm detik -1)
m = massa yang mengecil dari atom-atom yang bergetar (m = (mx my ) / (mx+my )
k = tetapan gaya (dyn/cm).
Jenis Getaran
1. Getaran Ulur (Stretching Vibration)
• Atom-atom berosilasi pada arah sumbu ikatan tanpa mengubah sudut ikatan.
2. Getaran Tekuk (Bending Vibration)
• Gerakan atom menghasilkan perubahan sudut ikatan.
• Gaya pemulih yang bekerja pada getaran ulur biasanya lebih besar dari pada yang
dibutuhkan untuk memulihkan getaran tekuk.
• Getaran ulur terjadi pada frekuensi yang lebih tinggi dari pada getaran tekuk.
Penampakan Spektrum Inframerah
1. Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan frekuensi.
2. Frekuensi sering dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni jumlah gelombang
atau panjang gelombang per centimeter (cm-1).
3. Hubungan antara frekuensi (bilangan gelombang) dengan panjang gelombang
dinyatakan sebagai: = 104/ dengan menyatakan bilangan gelombang (cm-1) dan
sebagai panjang gelombang dalam m
4. Daerah yang sering dianalisa dengan spektroskopi inframerah adalah dalam kisaran
4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5 – 25 m) atau lebih rendah.
5. Hasil analisa dicatat dalam modus pemancar (%T) atau serapan (Abs).
Pada senyawa anorganik (misalnya lempung) terdapat getaran Al-OH dan/atau Si-O yang
akan muncul di daerah antara 1400-800 cm-1 .
Prinsip FTIR
1. Analisis FTIR mirip seperti jika kita mengukur intensitas cahaya matahari atau bulan
sebagai fungsi bilangan gelombang. Bilangan gelombang merupakan kebalikan dari
panjang gelombang atau warna.
2. Molekul-molekul menyerap cahaya matahari.
3. Perbedaan antara spektrum cahaya matahari yang terlihat dari bumi dengan spektrum
sebelum mengenai atmosfir bumi akan menunjukkan kelimpahan gas tertentu dalam
atmosfir.
FTIR Spektrometer
1. Dibandingkan sistem dispersi pada spektrofotometer IR biasa yang menggunakan
grating atau prisma, maka FTIR yang menggunakan „Michelson Interferometer“
mengukur lebih cepat dan lebih sensitif.
2. “Cermin Gera” digerakkan pada kecepatan tetap oleh motor yang diatur oleh
komputer. Kecepatan gerak cermin dimonitor oleh sistem laser He-Ne (pada 632.8
nm)
3. Komputer akan merubah signal dari interferometer (interferogram) ke dalam spektrum
sinar tunggal melalui transformasi Fourier.
Penyiapan Sampel
1. Sampel Gas
Dimasukkan ke dalam sel inframerah tertentu.
2. Sampel Cair
Dipipet, disuntikkan atau diteteskan ke dalam sel inframerah berjendela kristal NaCl
atau KBr.
3. Sampel padat
Partikel kasar cenderung menghasilkan pemencaran radiasi inframerah. Padatan
dihaluskan sampai kurang dari 2 m. Proses penghalusan dilakukan hati-hati agar tidak
merusak struktur material tertentu (mineral tertentu seperti bentonit menjadi amorf
yang cenderung higroskopis.
Penyiapan Sampel Padat:
1. Metode Mull Sampel Disuspensikan ke dalam minyak mineral Nujol (hidrokarbon
jenuh berantai panjang).
2. Metode Pelet KBr 1-10 mg sampel dihaluskan secara hati-hati dengan 100 mg KBr
dan mencetaknya menjadi cakram tipis atau pelet.
3. Metode Lapis Tipis Sampel disuspensikan dengan cara “sonifikasi”. Suspensi
kemudian dipipet ke dalam sel jendela Irtran-II (kristal ZnS) atau kristal NaCl,
sehingga 1-5 mg/cm2 dapat dipindahkan ke dalam sel tersebut. Sampel akan
mengering setelah didiamkan pada suhu kamar.
4. Metode lapis tipis memberikan resolusi spektra inframerah yang cenderung lebih baik
dibandingkan dengan spektra yang dihasilkan metode pelet KBr.
5. Metode lapis tipis membutuhkan waktu penyiapan sampel yang lebih lama dibanding
pada metode pelet KBr.
Penyiapan Pelet KBr
(1). Timbang serbuk KBr halus 0,1 g.
(2). Timbang sampel padat kering (bebas air) 1% dari berat KBR.
(3). Campurkanserbuk KBr dan sampel dalam mortal agate, kemudian gerus sampai halus dan
tercampur rata.
(4). Siapkan cetakan pelet, cuci bagian sample base dan tablet frame dengan klorofom.
(5). Masukkan campuran dalam set cetakan pelet.
(6). Untuk meminimalkan kadar air hubungkan dengan pompa vacum. Onkan pompa vacum 5
menit.
(7). Cetakan diletakkan pada pompa hidrolik, kemudian diberi tekanan sampai tanda 80.
(8). Matikan pompa vacum, kemudian turunkan tekanan dalam cetakan dengan cara membuka
kran udara.
(9). Lepaskan pelet KBr yang sudah terbentuk.
(10). Tempatkan Pelet KBr pada tablet holder, lakukan pengukuran dengan alat FTIR (lihat
prosedur pengukuran).
4. Penyiapan Lapis Tipis untuk Sampel Cair
(1). Teteskan sedikit cairan sampel (bebas air) yang akan diukur pada satu bagian window
KBr, kemudian pasangkan satu bagian window KBr lagi sehingga cairan merata pada
permukaan window. (2). Siapkan window KBr pada holder, kemudian lakukan pengukuran
dengan alat.
Cara Pengoperasian Alat FTIR-8400
Persiapan
(1). On-kan sumber arus listrik.
(2). On-kan alat.
(3). On-kan alat komputer, tunggu.
Pengukuran
(1). Klik ganda shortcut.
(2). Tunggu beberapa saat sampai keluar “dialogbox” kemudian klik “OK”.
(3). Pada menu “Instrument” klik “FTIR 8400”
(4). Untuk memulai pengukuran, klik “BKGStart” Tunggu sampai spektra menghilang.
(5). Pengukuran “sampel” dilakukan dengan menempatkan sampel siap ukur pada tempat
sampel dari alat interforometer. Ulangi langkah 3, kemudian isi dialog box dengan identitas
sample, kemudian klik “ SampelStart”. Tunggu sampai diperoleh spektra.
(6). Untuk memunculkan harga bilangan gelombang, klik “ peak table” pada menu “Calc”,
tentukan Treshold dan Noise Level untuk mengatur pemunculan harga bilangan gelombang.
(7). Untuk melakukan printout klik “ print” pada menu “File”, atur tampilan kertas yang
diinginkan.
Cara Mematikan Alat FTIR-8400
(1). Off-kan alat komputer.
(2). Off-kan alat inferometer.
(3). Off-kan sumber arus listrik.
Sampel Material Sintesis: Asetilaseton
Sampel Material Sintesis: Tembaga(II)Asetilasetonat
Sampel Material Sintesis: Urea
Sampel Material Sintesis: Kompleks [Cr(Urea) 6] Cl3 . 3H2O
Sampel Material Alami: Bentonit
Daerah Frekuensi Serapan Inframerah Mineral Lempung
1. Daerah Gugus Fungsional Daerah antara 4000-3000 cm-1 yang diakibatkan oleh
getaran ulur dari air yang teradsorpsi dan/atau gugus OH Oktahedral.
2. Daerah Sidik Jari Daerah antara 1400-800 cm-1 yang disebabkan oleh getaran Al-OH
dan/atau Si-O.
(Mudzakir,2008)
C. Alat dan Bahan
Alat :
1.
Spektroskopi FTIR
: 1 set
2.
Alat pembuat pellet
: 1 set
3.
Mortar
:1 buah
4.
Neraca analit
:1 buah
5.
Stopwatch
:1 buah
6.
Spatula
:1 buah
Bahan:
1.
Alkohol
2.
Kapas
3.
KBr
4.
P – Dimetylaminobenzaldehida (p-DAB)
D. Langkah Kerja
No
1.
Langkah Kerja Preparasi Sampel
Sampel cairan
Sampe
l - Diapit dan ditekan setetes cairan murni diantara dua lempeng natrium
klorida (Jika jumlah cuplikan sedikit sekali atau jika tidak diperoleh pelarut
yang sesuai)
-
Dipipet, disuntikkan atau diteteskan ke dalam sel inframerah berjendela
kristal NaCl atau KBr.
- Dilakukan pengukuran.
Hasil
2.
Sampel larutan
Sampe
l - Dilarutkan cuplikan padat dalam pelarut seperti karbon tetraklorida (CCl4),
karbon disulfida atau klorofom.
-
Dimasukan 1-5% larutan dalam sel larutan yang mempunyai jendela
transparan dengan alat pengukur ketebalan.
Hasil
3.
Sampel pasta /Metode Mull
Sampe
l
- Digerus sampel dengan mortar dan pestle agar diperoleh bubuk yang halus.
-
Dicampur dengan Nujol (hidrokarbon jenuh berantai panjang) agar terbentuk
pasta (dalam jumlah yang sedikit bubuk tersebut)
-
Ditempatkan beberapa tetes pasta antara dua plat sodium klorida(NaCl) (plat
ini tidak mengabsorbsi inframerah pada wilayah tersebut)
-
Ditempatkan plat dalam tempat sampel pada alat spektroskopi inframerah
untuk dianalisis.
Hasil
4.
Sampel padatan/serbuk
Sampe
l - Ditimbang sampel padat kering (bebas air) 1% dari berat KBR.
-
Dicampurkan serbuk KBr dan sampel dalam mortal agate
-
Digerus sampai halus dan tercampur rata.
-
Disiapkan cetakan pelet
-
Dicuci bagian sample base dan tablet frame dengan klorofom.
-
Dimasukkan campuran dalam set cetakan pelet.
-
Diubungkan dengan pompa vacum (Untuk meminimalkan kadar air)
-
Dionkan pompa vacum 5 menit
-
Diletakkan cetakan pada pompa hidrolik
-
Diberi tekanan sampai tanda 80
-
Dimatikan pompa vacum
-
Diturunkan tekanan dalam cetakan dengan cara membuka kran udara.
-
Dilepaskan pelet KBr yang sudah terbentuk
-
Ditempatkan Pelet KBr pada tablet holder
- Dilakukan pengukuran dengan alat FTIR (lihat prosedur pengukuran)
Hasil
5.
Sampel lapisan tipis
Sampe
l
- Disuspensikan sampel dengan cara “sonifikasi”
-
Dipipet suspense ke dalam sel jendela Irtran-II (kristal ZnS) atau kristal
NaCl, sehingga dapat
-
Dipindahkan 1-5 mg/cm2 sampel ke dalam sel .
- Didiamkan pada suhu kamar (Sampel akan mengering )
Hasil
6.
Sampel gas
Sampe
l - Dimasukkan cuplikan gas ke dalam sel gas.
Hasil
Diletakkan sel langsung dalam berkas cuplikan
No
1.
Langkah Kerja
Pembuatan Pelet atau sampel
Sampel
- Dibersihkan setiap peralatan dengan menggunakan alkohol hingga steril
dan kering
-
Disiapkan peralatan ring ke-1
-
Ditimbang 250 mg KBr dan ± 1-2 mg sampel garam Pdimetylaminobenzaldehida
-
Dihaluskan sampel bersama KBr dengan mortar hingga halus
-
Ditempelkan ring 1 dan ring 2 dan ratakan
-
Ditempelkan kedua ring pada ring berukuran yang lebih besar di press
hingga maksimal
-
Dipasang alat vacum pada saluran ring
-
Dikempress pellet dengan pompa hidrolik dan mengatur tekanannya
menjadi 80 KN selama 7 menit
-
Dihentikan proses vakum dan pengepresan
-
Dilepaskan saluran vacum pada ring
-
Dipindahkan kedua ring pada tuas dan press Kembali
-
Dilepas pelet yang sudah terbentuk dari tuas menggunakan tissue
-
Hasil
Hasil
2.
Fourier Transform Infra-Red
Pengukuran
Sampel
- Dinyalakan alat FT-IR tunggu hingga 5 menit
-
Diletakkan pellet yang sudah jadi pada sampel holder dan
menempatkannya pada lintasan sinar alat FTIR.
-
Dipilih Sample Signal Chain pada komputer
-
Dilakukan evaluet pick packing
-
Dilakukan pengukuran dengan alat FTIR dan mengamati grafik yang
terbentuk.
-
Disimpan data yang dihasilkan dan melakukan pembahasan terhadap
puncak-puncak yang terbentuk
Hasil
3.
Cek sinyal pada FT-IR
Cek Sinyal
-
Dipilih meissure, klik advance, klik ubah nama
-
Dipilih advance, klik ubah nama seperti nama kelas
-
Dipilih cek sinyal, dan tepatkan panah pada grafik
-
Dipilih scale display, dan tepatkan panah berwarna di tengah grafik
-
Diklik save
Hasil
4.
Analisis gugus fungsi
Gugus Fungsi
- Dimasukkan sampel kedalam alat FT-IR
-
Ditunggu hasil analisis sampel
-
Dipilih menu manipulate pada komputer, klik base line, klik correct
-
Dipilih manipulate, klik normal size, klik correct
-
Dipilih menu manipulate, klik smooth
-
Dipilih menu tick picking pada komputer untuk menunjukkan nilai
-
Di klik sampel 2, klik FT-IR-chance colour
-
Dilakukan analisis gugus fungsi
Hasil
5.
Pembacaan spektra FT-IR
Pembacaan Spektra
FT-IR
- Ditentukan sumbu X dan Y sumbu dari spektrum
-
Ditentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR
-
Ditentukan daerah spektrum dimana puncak karakteristik ada
-
Ditentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama
-
Ditentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga.
-
Ditentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga.
-
Dibandingkan puncak di wilayah keempat spektrum IR lain.
Hasil
E. Data Pengamatan
1. Alkana
2. Alkena
3. Alkuna
4. Alkohol
5. Amina
6. Keton
7. Asam Karboksilat
8. Ester
9. Gambar Spektra IR
F. Hasil Analisis
Bilangan
No
Gelombang
(cm-1)
1.
2.
Transmitan
Strong Middle Low Lebar Tipis
3000 -2870
√
1478 -1370
√
6.
7.
√
t-Butil -C(CH3)3
√
Daerah sidik jari
3086
√
√
=C-H
√
C-H
√
1648
√
√
C=C
1000 -600
√
√
Daerah sidik jari
√
C-H
√
CC
3300
650
5.
C-H
√
√
√
2100 – 2250
4.
√
Perkiraan
1000 -800
2928 – 2850
3.
Bentuk Pita
√
√
C-H
√
O-H
3000 – 3700
√
3000 -2800
√
√
C-H
1330 – 1420
√
√
O-H
1000 – 1260
√
√
C-O
3368 – 3291
√
2859 – 2928
√
√
N-H (primer)
√
C-H
1601
√
√
N-H
1470
√
√
CH2
1069
√
√
C-N
900-700
√
√
N-H
2964
√
√
-CH3
2935
√
√
Metilen
2870
√
√
-CH3
1717
√
√
C=O
1423
√
√
CH3
1410
√
√
-CH2-
1366
√
√
-CH3
3300 – 2500
√
1717
√
√
O-H
√
C=O
8.
1771
9.
√
3075, 3052
√
√
C-H
√
C=O
1601
√
√
Cincin C=C
1493
√
√
-CH3
1378
√
√
-CH3
1223
√
√
C(=O)-C
1200
√
√
Asimetris
2840-2975
√
√
C-H
1600-1820
√
√
C=O
1620-1680
√
√
C=C
1000-1300
√
√
C-O
G. Pembahasan
Analisis
IR bisa mengidentifikasi masing – masing gugus fungsi karena vibrasi ikatannya berbeda:
1. Alkana
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C-H) (2800 - 3000 cm-1)
• (CH2 dan CH3 ) (1450 - 1470 cm-1)
• (C-H) (1370 - 1380 cm-1)
2. Alkena
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(=C-H) (3040 - 3010 cm-1)
• v(C=C) (1600 - 1700 cm-1)
• (=C-H) (650 – 1000 cm-1)
3. Alkuna
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C-H) (3300 cm-1)
• v(CC) (2100 – 2250 cm-1)
• (C-H) (650 cm-1 )
4. Alkohol
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(O-H) (3000 - 3700 cm-1)
• (O-H) (1330 - 1420 cm-1 )
• v(C-0) (1000 – 1260 cm-1)
5. Eter
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C-O) (1080 - 1150 cm-1)
6. Amina
Serapan gugus fungsi yang khas :
• Amina primer (RNH2 )
v(N-H) (3500 cm-1)
v(N-H) (3400 cm-1)
Pita kembar
• Amina sekunder (-NHR)
v(N-H) (3350 cm-1)
Hanya terdapat satu pita saja
• Amina tersier (R3N)
Tidak terdapat pita
7. Keton
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C=O) (1705 - 1725 cm-1)
8. Aldehid
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C=O) (1720 - 1740 cm-1)
• v(C-H) (2810 – 2870 cm-1 ) (2660 – 2720 cm-1)
Pita doublet dan sangat karakteristik untuk aldehid
9. Asam Karboksilat
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C=O) (1650 - 1740 cm-1)
• v(O-H) (2500 – 3000 cm-1) terikat
• v(O-H) (3500 – 3560 cm-1) bebas
10. Ester
Serapan gugus fungsi yang khas :
• v(C=O) (1650 - 1740 cm-1)
• v(C-O) (1110 - 1300 cm-1 )
(Yusbarina, 2013)
Tabel Korelasi Sedehana Beberapa Gugus Fungsional
Gugus Fungsional
Frekuensi (cm-1)
Intensitas
Alkil
C-H (straching)
Isopropil-CH (CH3)2
Tert-Butil-C(CH3)3
-CH3 (Bending)
-CH2 (Bending)
2840-2975
1380-1385
1365-1370
1380-1395 dan
1365-1370
1370-1465
1480-1440
Sedang-tajam
Tajam
Tajam
Sedang
Tajam
Sedang
Sedang
Alkenil
C-H (straching) C=C(straching) 3010-3095
Alkunil
C-H (straching)
C-C
1620-1680
Sedang Sedanglemah
3300
2100-2250
Tajam Lemahtajam
Aromatik
C=C
1475 dan 1600
Ar-H (straching)
3030
Subsitusi Aromatik(C-H keluar
bidang)
690-710
mono
orto meta
para
730-770
735-770
680-725
750-810 dan
790-840
Alkohol,
Fenol Asam
Karboksilat
3590-3650
OH (alkohol, fenol)
3300-3600
OH (alkohol,
fenol, ikatan
2400-3400
hidrogen)
OH(asam karboksilat,ikatan
hidrogen)
Aldehid,Keton,Ester, dan Asam
Karboksilat
C=O (straching) Aldehid
Keton Ester
Asam karboksilat Amida
Anhidrida
1600-18020
1690-1740
1650-1730
1735-1750
1735-1750
1710-1780
1760 dan 1810
Sedang-lemah
Tajam
Sangat tajam
Sangat tajam
Tajam Tajam
Sangat tajam
Sangat tajam
Sedang Sedang
sedang
Tajam Tajam
Tajam Tajam
Tajam Tajam
Tajam
Amida
N-H
3100-3500
Sedang
Nitril
C N
2240-2260
Sedang-tajam
1000-1300
2700-2800
2800-2900
Tajam Lemah
dan Tajam
Alkohol,Eter,Ester, dan
Anhidrida
C-O
Aldehid (C-H
(Kamilah Hayati, Elok,dkk.., 2017)
Peta Korelasi IR :
(Yusbarina, 2013)
Analisis gugus fungsi :
1.
Tentukan sumbu X dan Y sumbu dari spektrum.
-
X-sumbu dari spektrum IR diberi label sebagai “bilangan gelombang” dan
jumlahnya berkisar dari 400 dipaling kanan untuk 4000 paling kiri.
-
X-sumbu menyediakan nomor penyerapan sumbu Y diberi label sebagai
“transmitansi (%)” dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100
di atas
2.
Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR.
-
Semua spektrum inframerah mengandung banyak puncak.
-
Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk
membaca spektrum
3.
Tentukan daerah spektrum dimana puncak karakteristik ada.
-
Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah.
-
Rentang wilayah
o Pertama dari 4000 ke 2500
o kedua dari 2500 sampai 2000.
o Ketiga wilayah berkisar dari 2000-1500.
o Rentang wilayah keempat dari 1500-400.
4.
Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama.
Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 4000-2500, puncak sesuai
dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH dan obligasi OH tunggal
5.
Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga.
Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2500 sampai 2000, puncak
sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap tiga
6.
Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga.
Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2000 sampai 1500, puncak
sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap seperti C=O, C=N,
dan C=C
7.
Bandingkan puncak di wilayah keempat spektrum IR lain.
-
Yang keempat dikenal sebagai daerah sidik jari dari spektrum IR dan
mengandung sejumlah besar puncak serapan yang account untuk berbagai
macam ikatan tunggal.
-
Jika semua puncak dalam spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat,
adalah identik dengan puncak spektrum lain, maka anda dapat yakin bahwa
dua senyawa adalah identik
H. Kesimpulan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan alat spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
(FTIR)” dapat di simpulkan bahwa ada beberapa pengetahuan dapat di ketahui mengenai
prinsip kerja alat spektrofotometer FTIR, berbagai teknik penyiapan berbagai jenis sampel
pada penggukuran menggunakan alat spektrofotometer FTIR dan kemampuan
membaca/menginterpretasi spektra IR untuk meramalkan gugus fungsi senyawa.
I. Daftar Pustaka
Basset ,J . (1994) . Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Hendayana, Sumar, dkk. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Kamilah Hayati, Elok. (2017). Diktat Praktikum Kimia Instrumen. Malang : UIN Maulana
Malik Ibrahim.
Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Mudzakir,A. (2008). Metode Spektroskopi Inframerah Untuk Analisis Material. Bandung : UPI.
Silverstein. (2002). Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John Wiley &
Sons Ltd.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen (KI
512). Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Tim Praktikum Kimia Pemisahan dan Pengukuran. (2020). Pengenalan Alat
Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) . Bandung : LKIUPI.
Wiji.M.Si.dkk..(2020). Penuntun Praktikum Kimia Pemisahan dan Pengukuran.
Bandung: LKIUPI.
Yusbarina. (2013). Interpretasi Spektra Inframerah. Tersedia di :
https://www.slideshare.net/yusbarina/interpretasi-spektra-inframerah?from_action=save .
Diakses pada : [3 Oktober 2020]
Download