Uploaded by User73955

AAS

advertisement
Rabu, 27 November 2019
Atomic Absorption Spektrophotometri (AAS)
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan unsur-unsur logam dan metaloid berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh
atom-atom bebas unsur tersebut.
2. Menentukan konsentrasi unsur logam dalam cuplikan.
3. Menentukan
aplikasi
bidang
di
Teknik
Lingkungan
mengenai
Atomic
Absorption
Spectrophotometri (AAS).
II.
TEORI DASAR
AAS sering juga disebut dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Absorbsi atom adalah
spektroskopi atom yang pertama kali dapat diandalkan untuk menganalisa adanya logam dalam sampel
yang berasal dari lingkungan.
AAS itu sendiri adalah salah satu instrument untuk mengukur konsentrasi usur pada suatu element yang
menggunakan prinsip eksitasi pada atom. Penggunaan AAS ini sekarang cukup popular, ada yang
digunakan untuk cek darah dan urin misalnya pada analisis klinis, untuk industri pertambangan, industri
kimia, dll. Sesuai dengan namanya ini adalah sebuah instrumen yang menggunakan spektrum cahaya
sebagai kompenen utama pengukuran.
Sampel SSA adalah larutan (harus larutan) dan instrumen ini sangat spesial untuk pengukuran Logam.
jadi sampel adalah logam yang terlarut dalam air. Jadi akan menyerap cahaya adalah Logam dalam
bentuk Atom. Cara mendapatkanyakan jadi gampang karena air sebagai pelarut sangat mudah
diuapkan, komponen lain kalau ada biasanya senyawa organik atau anion itupun mudah dihilangkan
yaitu dengan cara dibakar bila kita membakar suatu campuran (larutan) pada suhu diatas 500 derajat
cescius, maka senyawa non logam akan hancur, dan logam akan berubah menjadi atom-atomnya,. Maka
dalam SSA tidak ada tempat sampel tapi “ruang bakar”.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap
energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron
sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke
keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi
yang dibutuhkan oleh atom tersebut.
Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi
yang rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan, pengukurannya
langsung terhadap contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada
banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu
pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat
terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga
menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.
(simata, 2010).
Gambar II.1 Alat AAS
III.
PRINSIP PRAKTIKUM
Prinsipnya adalah serapan spektra cahaya yang dilakukan oleh Atom – atom, ini yang spesialnya. Jadi
kalau dibalik bahasanya menjadi : instrumen dengan prinsip serapan cahaya oleh atom-atom.
Spektroskopi serapan atom digunakan untuk menganalisis konsentrasi analit dalam sampel. Elektron
pada atom akan tereksitasi pada orbital yang lebih tinggi dalam waktu singkat dengan menyerap
energi(radiasi pada panjang gelombang tertentu). Secara umum, setiap panjang gelombang akan
bereaksi pada satu jenis elemen sehingga inilah yang menjadi kelemahan penggunaan alat ini. Selisih
nilai absorbansi blanko (tanpa sampel yang ditargetkan) dibandingkan dengan sampel uji merupakan
nilai konsentrasi zat target yang diinginkan. Ketika nilai konsentrasi sudah diketahui, maka dapat
diketahui satuan massa yang lain. Dalam pengukurannya dibutuhkan sebuah kurva standar yang
elemennya adalah konsentrasi analit dibandingkan dengan nilai absorbansi (serapan). Kurva standar
dibuat menggunakan larutan yang telah diketahui konsentrasi zat yang ingin diuji dengan berbagai
perbedaan konsentrasi.
IV.
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
-
Sumber sinar
-
Atomizer
-
Detector
-
Labu ukur
-
Pipet tetes
-
Pipet volume
-
Beaker glass
-
Batang pengaduk
BAHAN :
V.
-
Larutan logan Pb 1 ppm
-
Larutan logam Pb 2 ppm
CARA KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
CARA KERJA
VI.
HASIL PENGAMATAN
PENGOLAHAN DATA
Ax = k.Ck
AT = k(Cs+Cx)
Keterangan :
Cx = konsentrasi zat sampel
Cs = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel
Ax = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
AT = absorbansi zat sampel + zat standar
VII.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan penentuan konsentrasi logam pada enam sampel air yang berbeda dengan
menggunakan AAS. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode nyala (flames).
Pertama atur terlebih dahulu lampu katoda yang akan digunakan, lampu katoda yang digunakan spesifik
dengan konsentrasi logam yang akan diamati. Lampu katoda berongga terdiri atas tabung gelas yang
diisi dengan gas argon (Ar) atau neon (Ne) bertekanan rendah (4-10 torr) dan di dalamnya dipasang
sebuah katoda berongga dan anoda. Rongga katoda berlapis logam murni dari unsur objek analisis.
Pada praktikum ini lampu katoda yang dipasang ke soket lampu adalah untuk logam Zn atau seng.
Selanjutnya burner dinyalakan, burner untuk nyala udara asetilen (suhu 2000 – 22000oC) berlainan
dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilen (suhu 2900 – 30000oC). Perbedaan antara nyala udara
asetilen dan nyala nitrous oksida asetilen adalah untuk asetilen temperature nyalanya yang lebih rendah
mendorong terbentuk atom netral dan dengan nyala yang kaya bahan bakar. Sedangkan untuk nitrous
oksida-asetilen digunakan untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk oksida dan sulit
terurai. Kemudian sampel disiapkan, sampel diinjeksikan ke spray chamber lewat kapiler dari
nebulizer. Nebulizer digunakan untuk memecahkan larutan menjadi partikel butir yang halus. Kabut ini
bercampur dengan gas membentuk aerosol. Setelah proses pengkabutan, campuran gas naik menjadi
burner yang sudah dinyalakan tadi dan terjadi proses pemanasan dan pengatoman. Sampel yang berada
pada nyala diatomisasi dan cahaya dari lampu katoda tabung dilewatkan melalui nyala. Sampel yang
berada pada nyala akan menyerap cahaya tersebut. Banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus
dengan kadar zat. Kemudian hasil pengukuran kadar zat dicatat di monitor komputer, dan kadar zat
ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi.
Pada pengukuran kadar Zn pada sampel air didapatkan grafik sebagai berikut.
Gambar VII.1 Kurva kalibrasi pengukuran Zn
Sedangkan kadar Zn setiap sampel adalah sebagai berikut.
Tabel VII.1 Kadar Zn setiap sampel
No sampel
Konsentrasi Zn (mg/l)
Sampel 1
0,6371
Sampel 2
0,6348
Sampel 3
0,5632
No sampel
Konsentrasi Zn (mg/l)
Sampel 4
0,567
Sampel 5
0,5596
Sampel 6
0,5509
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017 tentang standar
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam
renang, solus per aqua, dan pemandian umum standar baku mutu kandungan Zn dalam air adalah 15
mg/l. Sehingga untuk kebutuhan sanitasi, air sampel dalam kualitas baik dan memenuhi baku mutu.
Lalu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, ada berbagai kadar maksimum untuk baku
mutu limbah cair. Misalnya untuk baku mutu limbah cair untuk industri cat, kadar maksimumnya
adalah 1,5 mg/L, untuk industri soda kostik dan industri pelapisan logam adalah 1,0 mg/L dan untuk
industri baterai kering 0,3 mg/L.
Kelebihan dari alat AAS ini adalah spesifik untuk logam tertentu, dapat mengukur lebih dari satu
sampel secara bersamaan, batas kadar-kadar yang ditentukan luas dan sangat presisi. Namun
kelemahannya adalah hanya bisa mengukur satu jenis parameter saja, sensitivitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan graphite furnace, dan terbentuknya senyawa refraktori atau material yang dapat
mempertahankan sifat-sifatnya yang berguna dalam kondisi yang sangat berat karena temperatur tinggi
dan kontak dengan bahan-bahan yang korosif.
Aplikasi pengukuran menggunakan AAS di bidang Teknik Lingkungan adalah untuk menentukan
kadar zat dan beban pencemaran dalam limbah agar dapat ditentukan desain pengolahan yang sesuai
sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
VIII.
KESIMPULAN
1. Unsur logam yang diukur pada AAS ini adalah seng.
2. Konsentrasi unsur logam dalam sampel terdapat pada gambar VIII.1 dan tabel VIII.1.
3. Aplikasi pengukuran menggunakan AAS di bidang Teknik Lingkungan adalah untuk menentukan
kadar zat dan beban pencemaran dalam limbah agar dapat ditentukan desain pengolahan yang sesuai
sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
D. Harvey. 2000. “Modern Analytical Chemistry”. McGraw-Hill Companies Inc
D.A. Skoog, F.J. Holler, T.A. Nieman. 1998. “Principles of Instrumental Analysis”. Saunders College
Publishing: Philadelphia.
Kementrian. (2019, November 29). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP51/MENLH/10/1995. Retrieved from https://toolsfortransformation.net/wpcontent/uploads/2017/05/51-tahun-1995-Baku-mutu-limbah-cair-industri.pdf
Pemerintah. (2019, November 29). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.
Retrieved from Hukor.Kemkes:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._32_ttg_Standar_Baku_Mutu_Kesehata
n_Air_Keperluan_Sanitasi,_Kolam_Renang,_Solus_Per_Aqua_.pdf
Download