Uploaded by User72501

ISOLASI

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Teknik Isolasi
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Pramesti Dewi, M. Si.
ASISTEN PRAKTIKUM :
Ahmad Faiz Zein
Fadhilatul Chulaiwiyah
Afra Fauziah Lisprabowoningtyas Putri
Disusun oleh:
Nabila Yumna Qonita
(NIM : 4411419063)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
1. Judul praktikum : Teknik Isolasi
2. Hari dan tanggal pelaksanaan : Senin, 9 November 2020
3. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari keanekaragaman mikroba di alam
2. Mempelajari morfologi sel bakteri dan jamur
3. Mempelajari teknik isolasi pada bakteri dan jamur
4. Landasan Teori
Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untukmenumbuhkan
mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak
bercampur lagi dengan bakteri lainya, dan ini disebut dengan biakan murni.
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien
(nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel
mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. (Zaraswati, 2011).
Prinsip kerja inokulasi adalah pada proses penanaman bakteri yang
dilakukan dengan medium agar yang digores atau dituang. Kemudian bakteri
diinkubasi selama 3 – 5 hari pada suhu ruangan dan di tutup rapat agar tidak
terjadi kontaminasi (Pelczar et al., 1988). Setelah inkubasi, sel-sel mikroba
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24
jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni
dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni merupakan biakan murni satu
macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2007).
Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
antara lain sterilisasi alat yang digunakan, suplai energi, suhu atau temperatur
udara, keasaman atau pH dan ketersediaan oksigen (Suriawiria, 1986). Isolasi
mikroorganisme dapat dilakukan dengan teknik cawan sebar (spread plate),
teknik cawan tuang (pour plate), dan. teknik cawan gores (streak plate).
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran dengan menggunakan
spreading-spatula, L-rod atau drigalsky spatula. Kelebihan spread plate adalah
mikroorganisme tidak terpapar pada suhu dimana agar masih cair sehingga
memungkinkan didapatkannya jumlah yang lebih banyak dari volume yang
sama dibandingkan pour plate.
Teknik pour plate adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan
mencampurkan inoculum sampel dengan media padat yang masih berbentuk
cair sehingga kumpulan sel akan tersebar merata ke seluruh media (tidak hanya
di permukaan). Teknik ini dilakukan dengan memasukkan sejumlah inokulum
dengan volume tertentu ke dalam cawan petri kosong steril. (Indrapradhika,
2019)
Teknik streak plate merupakan teknik yang umumnya digunakan untuk
mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni
terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu dengan
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan
medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas
goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel
mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella
seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan
lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan
agar yang benar-benar kering permukaannya. (Solikah, 2019).
5. Alat dan Bahan
5.1. Alat
1. Lampu spiritus
2. Korek api
3. Timbangan
4. Jarum ose
5. Cawan petri
6. LAV
7. Pipet mikro
8. Pipet ukur
9. Tip pipet
10. Autoclave
11. Erlenmeyer
12. Incubator
13. Kaki tiga
14. Vortex
5.2. Bahan
1. Alcohol 70%
2. Kertas coklat
3. Kapas
4. Biakan murni
5. Media perumbuhan bakteri
6. Diagram alir
a. Metode cawan sebar
Dibersihkan
meja kerja
dengan
mengggunakan
alkohol dan tisu
Disterilisasi peralatan
gelas di dalam oven
dg suhu 175ºC selama
15-30 menit
Dituangkan media ke
dalam cawan petri
secara aseptis
Ditimbang
media yang
akan
digunakan
Disterilisasi media
bersama dg cawan
petri di dalam
autoclave selama 15
menit dg suhu 121ºC
Dimasukkan lampu
Bunsen dan batang
L ke dalam LAV
selama 15 menit
Dibuat media yang akan
digunakan sambil
dipanaskan di atas
lampu spiritus hingga
warnanya mjd bening
Setelah media selesai
dibuat lalu ditutup
dengan kapas dan
kertas cokelat dan
disterilkan
Dimasukkan biakan
murni bakteri dengan
pipet mikro ke dalam
media agar dan
diratakan dengan
menggunakan batang L
Ditutup kembali
cawan petri
kemudian dibakar
ujungnya dan
dibungkus dg kertas
cokelat
b. Metode cawan tuang
Dibersihkan meja
kerja dengan
mennggunakan
alcohol 70%
Dipindahkan ke
tabung reaksi 1 lalu
dikocok
menggunakan vortex
Ditulis kode dan
tanggal pada
permukaan luar
cawan petri dan
nomor di bag. atas
Diambil biakan
bakteri secara
aseptis dg pipet
mikro
Diputar petridish searah
jarum jam sebanyak 5
kali kemudain
berlawanan arah jarum
jam sebanyak 5 kali
Diputar cawan
petri membentuk
angka 8 sebanyak
5 kali
Dibakar kembali jarum
ose lalu digoreskan pd
cawan petri di bagian
kedua dg meneruskan
titik akhir di bagian
pertama
Diambil 1 ose
bakteri lalu
digoreskan jarum ose
pada cawan petri tadi
di bagian pertama
Diambil 6 tabung reaksi
berisi air steril masing2
9 ml dan diletakkan di
tabung reaksi dan diberi
penomoran
Dikocok tabung yg
berisi bakteri
dengan gerakan ke
samping
Dibungkus dg kertas
pembungkus lalu diinkubasi di
dalam oven selama 2x24 jam
dengan keadaan terbalik pada
suhu yang sesuai
Diambil cawan petri dari
oven dan diamati warna,
diameter, ketinggian
koloni, tepian, konsistensi,
dan baunya
c. Metode cawan gores
Dibersihkan meja
kerja dengan
mennggunakan
alcohol 70%
Diambil 1 ose biakan
bakteri dan
digoreskan pada
cawan petri di
bagian pertama
Dibakar kembali jarum
ose lalu digoreskan pd
cawan petri di bagian
kedua dg meneruskan
titik akhir di bagian
pertama
Dibakar kembali jarum
ose lalu digoreskan pd
cawan petri di bagian
kedua dg meneruskan
titik akhir di bagian
pertama
Dibakar kembali
jarum ose dan
dilakukan hal yang
sama pd bagian
ketiga
Dipanaskan pinggiran
cawan petri dan
dipanaskan jarum ose
hingga membara
Ditandai cawan
petri dg spidol dan
dibagi menjadi 4
bagian
Dilakukan hal
yang sama pada
bagian ketiga dan
keempat
Diambil 1 ose
bakteri lalu
digoreskan jarum ose
pada cawan petri tadi
di bagian pertama
Dipanaskan jarum
ose dan pinggiran
cawan petri
Ditutup cawan petri
dan dipanaskan
pinnggiranya serta
dipanaskan kembali
jarum ose
Diambil 1 ose biakan
bakteri dan dimasukkan ke
dalam cawan petri yang
berisi media secara kontinu
Dipanaskan
kembali pinggiran
cawan petri dan
jarum ose
Dipanaskan
kembali ujung
cawan petri dan
jarum ose
Ditandai cawan
petri berbentuk
T
Diambil satu ose bakteri
dan digorekan pada cawan
petri yang berisi media
secara horizontal dari kiri
ke kanan secara berurutan
Dibakar kembali jarum
ose lalu dilanjutkan
menggores secara vertikal
7. Hasil Pengamatan
No.
1.
Nama Spesies
Gambar
E. Coli
Keterangan
Metode : Spread plate
Warna bakteri : kuning
Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/51
9532507000711874/?autologi
n=true
2.
E. Coli
Metode : streak plate
Warna bakteri : merah
(Ariyanti, 2016)
3.
E. Coli
Metode : pour plate
Warna bakteri : ungu
Sumber :
http://www.oxoid.com/UK/bl
ue/prod_detail/prod_detail.as
p?pr=CM1046&c=UK&lang
=EN&org=&img=CM1046&
sec=
4.
 Metode : isolasi pada
Rhizopus
oligosporus
media SDA
(tempe)
Warna jamur : putih
 Metode : isolasi pada
Morfologi koloni jamur
media PDA
tempe (Rhizopus sp.)
(Virgianti, 2015)
Isolat Rhizopus oligosporus
secara mikroskopis
(Dewi & Aziz, 2011)
5.
Saccharomyces
Metode : streak plate
cerevisiae
Warna koloni : putih
(tapai)
kekuningan
(Hardianto, dkk., 2011)
6.
Air galon
Metode : streak plate
(E. coli)
Warna koloni : hijau
metalik
(Raharja, 2015)
8. Pembahasan
Teknik
isolasi
mikroorganisme
adalah
suatu
usaha
untuk
menumbuhkan mikroba di luar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan
mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan
bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainya, dan ini disebut
dengan biakan murni. (Zaraswati, 2011). Isolasi mikroorganisme dapat
dilakukan dengan teknik cawan sebar (spread plate), teknik cawan tuang (pour
plate), dan. teknik cawan gores (streak plate).
a) Teknik cawan sebar (spread plate)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran dengan menggunakan
spreading-spatula, L-rod atau drigalsky spatula.
Teknik ini diawali dengan meja kerja dengan mengggunakan alkohol
dan tisu untuk m
b) Teknik cawan tuang (pour plate)
c) Teknik cawan gores (streak plate)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2020.
Dehydrated
Culture
Media.
Diakses
melalui
laman
http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM1046&c=U
K&lang=EN&org=&img=CM1046&sec= pada tanggal 13 November 2020
Ariyanti, W. 2016. Pertumbuhan Bakteri E. coli dan Bacillus subtilis pada Media
Singkong, Ubi Jalar Putih, dan Ubi Jalar Kuning sebagai Substitusi Media NA.
Publikasi
Ilmiah.
Program
Muhammadiyah Surakarta
Studi
Pendidikan
Biologi.
Universitas
Dewi, R.S., dan Aziz S. 2011. Isolasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum
Tempe di Kabupaten Banyumas. Jurnal Molekul. 6(2): 93 – 104
Dwyana, Zaraswati. 2011. “Bahan ajar Mikrobiologi Dasar”. Universitas Hasanuddin:
Makassar.
Hardianto, dkk., 2018. Optimalisasi Fosfat untuk Meningkatkan Pertumbuhan
Kerapatan Populasi dan Kemampuan Antagonis Saccharomyces cerevisiae
terhadap Fusarium sp. Jurnal Sains dan Teknologi. 10(2): 27-41. ISSN : 25411942
Husna, dkk. 2016. Pengaruh Penambahan Air Laut dan Inokulasi Bakteri Rhizobium
Terhadap Produksi Protein Kasar dan Fermentabilitas Jerami Kedelai Secara in
Vitro. Diakses pada tanggal 11 November melalui laman eprints.undip.ac.id
Indrapradhika, 2019. Spread Plate dan Pour Plate. Diakses pada tanggal 13 November
2020 melalui laman https://laboratoriumstandard.com/2019/04/16/spread-platedan-pour-plate/
Meylani, V. dan Putra R.R. 2019. Analisis E. coli Pada Air Minum Dalam Kemasan
yang Beredar di Kota Tasikmalaya. Jurnal Bioeksperimen.5(2): 121-125. ISSN
2460-1365
Raharja, Z. T., 2015. Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot
di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu Tahun 2015. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Dokter. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Solikah, Ed Lusi. 2019. Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikrobia. Diakses
melalui
laman
http://farmasi.unida.gontor.ac.id/2019/03/24/teknik-teknik-
isolasi-atau-penanaman-mikroba/ pada tanggal 13 November 2020
Virginati, D. P. 2015. Uji Antagonis Jamur Tempe (Rhizopus Sp) terhadap Bakteri
Patogen Enterik. Jurnal Biosfera. 32(3): 162-168
Download