Uploaded by donibilgakomarasakti

Laporan Pemuasaan Ikan Gabus

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMUASAAN IKAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
DISUSUN OLEH:
Doni Bilga K.S NPM: 1954111005 Angkatan: 2019
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
LAMPUNG
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
Tempat
: Pemuasaan ikan
: Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Hari, Tanggal : Kamis 24 Februari 2020 sampai Senin 23 Maret 2020
Nama
: Doni Bilga Komara Sakti
NPM
: 1954111005
Kelompok
: 9 (Sembilan)
Program Studi : Budidaya Perairan
Jurusan
: Perikanan dan Kelautan
Fakultas
: Pertanian
Universitas
: Universitas Lampung
Bandar Lampung, 9 Mei 2020
Mengetahui,
Asisten Dosen
Dame Muna Safitri Turnip
NPM.1714111001
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ….ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ….iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………..1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... …..2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... …..2
1.3 Tujuan ................................................................................................. …..2
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………….3
2.2 Alat dan Bahan……………………………………………………….…..3
2.3 Cara Kerja………………………………………………………………..3
III. PENUTUP
3.1 Hasil……………………………………………………………...……......4
3.2 Pembahasan…………………………………………………………….…6
IV. KESIMPULAN……………………………………………………………….....9
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………………..….9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….....…....10
LAMPIRAN
iii
iii
1
PEMUASAAN IKAN
Doni Bilga Komara Sakti, Universitas Lampung
ABSTRAK
Ikan gabus (Channa striata) termasuk salah satu jenis ikan air tawar biasanya
hidup pada perairan sungai, danau dan rawa. Ikan ini memiliki sifat asli kanibal
atau memangsa sesama jenis dengan ukuran yang lebih kecil oleh karena,itu
perlunya asupan pakan yang cukup agar hal tersebut tidak terjadi. Laju
pertumbuhan pada ikan gabus (Channa striata) ini sangat dipengaruhi oleh
kuantitas pemberian pakan yang cukup. Ikan gabus (Channa striata) termasuk
komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan. Tingginya biaya
produksi akibat mahalnya harga pakan dan kebutuhan pakan yang tinggi
mendorong perkembangan metode pemberian pakan yang efisien dan dan efektif.
Salah satunya adalah dengan cara pemuasaan pakan yang diberikan pada ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pakan tanpa menurunkan
pertumbuhan ikan gabus pada tahap pendederan. Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan. Perlakuan pertama yaitu
tanpa pemuasaan (sebagai control), perlakuan kedua yaitu 1 hari diberi pakan dan
1 hari pemuasaan, perlakuan ketiga yaitu 2 hari diberi pakan dan 1 hari
pemuasaan, serta perlakuan keempat yaitu dengan 3 hari diberi pakan dan 1 hari
pemuasaan. Parameter yang dianalisis adalah laju pertumbuhan spesifik (SGR),
pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, sintasan (SR) dan rasio
konvensi pakan (FCR). Setiap tempat budidaya ditebar benih gabus patin ukuran
7-8 cm dengan kepadatan 8 ekor/media.
Kata kunci: Ikan gabus, pemuasaan, pertumbuhan, rasio konversi pakan, sintasan.
2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu komoditas jenis ikan air tawar
yang hidup didaerah rawa-rawa maupun sungai yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dengan harga jual percentimeters dari panjang tubuhnya dan sangat
bermanfaat dalam dunia medis dan industri. Ikan gabus memiliki kandungan nutrisi
yang baik terutama albumin. Dengan cara pembenihan ikan gabus Salah satu
kendala dalam pembenihan ikan gabus mahalnya biaya produksi pakan. Hal ini
karena keterbatasan pakan alami di alam yang tidak dapat mengoptimalkan
jumlah konsumsi pakan dan nilai feed conversion ratio benih ikan gabus.
Terbatasnya pakan alami untuk benih ikan gabus akan terjadi persaingan dalam
mendapatkan makanan. Sehingga untuk mengatasi mahalnya biaya produksi
pakan alami untuk benih ikan gabus dapat mengganti pakan buatan secara
keseluruhan berupa pakan bentuk pelet sebagai makanan alternatif untuk benih
ikan gabus.
Pakan bentuk pelet merupakan pakan buatan yang dibuat dengan formulasi
dengan campuran-campuran bahan baku pakan. Kandungan albumin ikan Gabus
dimanfaatkan bagi tubuh manusia untuk mengatasi berbagai macam penyakit
seperti kekurangan jumlah protein. Nilai nutrisi pakan dapat dilihat dari
komposisi gizinya seperti: protein, lemak, dan lainnya. Maka dalam pembuatan
formulasi pakan bentuk pelet perlu diperhatikan kandungan proteinnya yang
berasal dari hewani sebagai bahan baku alternatif.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : apakah aplikasi metode pemuasaan berpengaruh terhadap peningkatan
efisiensi pakan tanpa menurunkan pertumbuhan ikan gabus?
1.3Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pakan tanpa menurunkan
pertumbuhan ikan gabus pada tahap pendederan.
3
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum ini dilakuakn selama 1 bulan (30 hari) yang dimulai pada 24
februari 2020 s.d, 23 maret 2020 di laboratorium perikanan dan kelautan.
2.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih botol film, akuarium,
timbangan digital, penggaris, DO meter, thermometer, pH meter, kertas label dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih gabus
umur 3,5 bulan, air tawar, pakan komersil (pf 500), formalin 105 dan etanol 70%.
2.3 Cara kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama disiapkan wadah,
wadah pemeliharaan berupa akuarium berukuran 50x40x30 cm sebanyak 10 unit.
Persiapan yang dilakaukan adalah pencucian, pengeringan dan di isi dengan air
sebanyak 60 liter. Kedua, diterbarkan dan dipelihara benih, benih di aklimatisasi
selama 7 hari dan diukur panjang dan berat sebanyak 10-15 ekor/akuarium. Ketiga,
diberi pakan, pakan yang diberikan sesuai dengan bukaan mulut ikan gabus. Pakan
diberikan sebanayak 5% dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali dalam
sehari. Keempat, disampling dan diperiksa parameter, sampling dilakukan setiap 2
minggu sekali dengan lama pemeliharaan selama satu bulan dengan menggunakan
metode sampling total.
4
III. PENUTUP
3.1 Hasil
Tabel 1. Tingkah laku dan Nafsu Makan Ikan
Perlakuan Pemuasaan
Konsumsi Pakan
Kelompok 1
(Tanpa Pemuasaan)
Adlibitum
Kelompok 2
(1 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
Kelompok 3
(2 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
Kelompok 4
(3 Hari Puasa 1 Hari
Makan)
Adlibitum
Kelompok 5
(Tanpa Pemuasaan)
Adlibitum
Respon Pakan dan Tingkah Laku
Waktu
Keterangan
30 Hari
Suhu rata-rata 30,2° C.
Ikan normal, bergerak
aktif, menyebar
diseluruh akuarium dan
makan dengan lahap,
ikan berjumlah 8 ekor.
30 Hari
Suhu rata-rata 30,12°
C. Ikan bergerak aktif
baik di pojok akuarium
atau tidak, ikan
memakan pakan
dengan lahap. Ikan
berjumlah 8 ekor.
30 Hari
Suhu rata-rata 30,3° C.
Ikan bergerak aktif dan
agresif terhadap pakan.
Ikan tersisa 7 ekor.
30 Hari
Suhu rata-rata 30,38°
C. Ikan berenang aktif
dan melahap pakan
dengan baik. Ikan
tersisa 7 ekor.
30 Hari
Suhu rata-rata 31,14°
C. ikan bergerak
normal, dan merespon
pakan dengan baik.
Ikan berjumlah 4 ekor
dan tersisa 2 ekor.
5
Kelompok 6
(1 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
30 Hari
Kelompok 7
(2 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
30 Hari
Kelompok 8
(3 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
30 Hari
Kelompok 9
(Tanpa Pemuasaan)
Adlibitum
30 Hari
Kelompok 10
(1 Hari Makan 1 Hari
Puasa)
Adlibitum
30 Hari
Suhu rata-rata 28,2° C.
Ikan makan lahap,
penyebaran diseluruh
bagian akuarium, peka
terhadap kedatangan
sang pemberi pakan.
Ikan tersisa 7 ekor.
Suhu rata-rata 30,28°
C. Ikan makan lahap,
pergerakan bebas dan
aktif, menyebar
diseluruh area. Ikan
berjumlah 8 ekor.
Suhu rata-rata 29,5° C.
Ikan tersisa 4 ekor,
ikan aktif berenang dan
melahap pakan dengan
baik.
Suhu rata-rata 30,2° C.
Ikan bergerak aktif,
menyebar pada
akuarium, merespon
pakan dengan baik.
Ikan berjumlah 8 ekor.
Suhu rata-rata 30° C.
Ikan bergerak normal
dan responsif terhadap
pakan yang diberikan.
Ikan tersisa 7 ekor.
Grafik 1. Panjang ikan
12
10
8
6
AWAL
4
AKHIR
2
0
IKAN 1
IKAN 2
IKAN 3
IKAN 4
IKAN 5
IKAN 6
IKAN 7
IKAN 8
6
Grafik 2. Bobot ikan
10
8
6
AWAL
4
AKHIR
2
0
IKAN 1
IKAN 2
IKAN 3
IKAN 4
IKAN 5
IKAN 6
IKAN 7
IKAN 8
3.2Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pertumbuhan ikan yang paling baik adalah
ikan yang di beri makan setiap hari dan ikan yang di beri perlakuan satu hari makan
dan satu hari puasa. Menurut Tribina, (2012) bahwa jumlah pakan yang cukup bagi
ikan artinya cukup untuk pemeliharaan tubuh, aktivitas harian maupun pertumbuhan
ikan, jika terjadi kelebihan atau kekurangan pakan dapat mengakibatkan laju
pertumbuhan menurun. Jika kebutuhan untuk pemeliharaan (maintenance) yang
melebihi dari jumlah pakan yang diberikan, maka akan terjadi proses pembongkaran
energi dalam tubuh ikan itu sendiri (katabolisme).
Pada perlakuan tiga hari makan dan satu hari puasa mengalami penurunan. Pada
perlakuan ini juga nilai kelulushidupan ikannya paling rendah di bandingkan
perlakuan yang lain. Hal ini didukung oleh Hanum et al. (2013) yang menyatakan
bahwa pada kondisi puasa atau tidak diberi pakan akan menjadikan ketiadaan
senyawa penginduksi sekresi dan aktivitas enzim dan pada saat ikan diberi pakan
kembali, pakan yang terdapat pada saluran digesti akan bertindak sebagai
penginduksi aktivitas enzim. Sehingga menyebabkan ketidak seimbangan
metabolisme dalam tubuh.
Pada perlakuan dua hari makan dan satu hari puasa yang dilakukan oleh
kelompok berbeda mengalami pertumbuhan yang tidak sama meskipun dalam
perlakuan yang sama. Hal ini diduga karena adanya perbedaan porsi pemberian
pakan pada ikan dimana pemberian pakan menggunakan sistem adlibitum yaitu
pemberian pakan pada ikan sekenyangnnya serta disebabkan karena adanya faktor
lingkungan yang berbeda. Hal ini didukung oleh Yanti et al. (2013) menurutnya
daya cerna ikan terhadap suatu pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat
7
kimia air, suhu air, jenis pakan, ukuran dan umur ikan, kandungan nutrisi pakan,
frekuensi pemberian pakan serta jumlah dan macam enzim pencernaan yang
terdapat dalam saluran pencernaan pakan. Pengaruh lain juga dapat berasal dari
sistem metabolisme yang dimiliki oleh ikan tersebut.
Pemuasaan pada ikan akan menyebabkan pada penururan laju pertumbuhan ikan.
Hal ini karena terjadi ketidakseimbangan metabolisme dalam tubuh.
Ketidakseimbangan metabolisme inilah yang menyebabkan penurun pertumbuhan
ikan. Pernyataan ini didukung oleh literatur yang menyatakan bahwa pemuasaan
pada ikan akan berpengaruh terhadap laju metabolismenya. Laju metabolisme
pada ikan yang dipuasakan menurun yang mengakibatkan penggunaan energi
pada ikan menjadi efisien. Energi yang berasal dari protein pakan akan
dimanfaatkan untuk pertumbuhan, aktivitas gerak, reproduksi, fungsi fisiologi,
dan mengganti sel- sel tubuh yang rusak (Khotimah, 2012).
Menurut Deni (2016) bahwa kelangsungan hidup ikan sangat bergantung pada daya
adaptasi ikan terhadap makanan dan lingkungan, status kesehatan ikan, padat tebar,
dan kualitas air yang cukup mendukung pertumbuhan. Penanganan yang salah dapat
menyebabkan ikan stres, sehingga kondisi kesehatan ikan menurun dan dapat
menyebabkan kematian. Tingkat kelangsungan hidup ikan selama pemeliharaan
bergantung
pada
setiap
perlakuan
yang
diberikan.
Pemuasaan juga
berakibat pada semakin rendahnya tingkat kelangsungan hidup benih ikan akibat
kanibalisme terutama untuk ikan gabus sendiri.
Menurut Tacon (2014), bahwa rasio konversi
pakan
(FCR) dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
F
FCR =
(𝑊𝑡 + Wd) − 𝑊0
Keterangan :
FCR = Rasio konversi pakan
F
= Jumlah pakan uji yang dikonsumsi selama penelitian (g)
Wt
= Bobot total ikan ujipada akhir pemeliharaan (g)
Wd
= Bobot total ikan uji yang mati (g)
Wo
= Bobot total ikan uji pada awal pemeliharaan (g)
Menurut Alamsjah (2013) kelulushidupan dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut :
𝑁𝑡
SR =
x 100%
𝑁0
8
Keterangan:
SR
Nt
N0
= Tingkat kelulushidupanikan (%)
= Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
= Jumlah ikan padaawal penelitian (ekor)
Menurut Takeuchi (2011), perhitungan laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung
dengan rumus:
LnWt - LnW0 x 100%
SGR=
t
Keterangan:
SGR : Laju pertumbuhan spesifik (%/hari)
Wt
: Bobot biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g)
W0
: Bobot biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)
t
: Lama penelitian (hari)
Menurut Yuwono (2015), perhitungan pertumbuhan mutlah dapat dihitung dengan
rumus:
W=Wt-Wo
Keterangan:
W
: Berat mutlak (g)
Wt
: Bobot akhir rata-rata (g)
Wo
: Bobot awal rata rata (g)
Pemuasaan pada ikan adalah usaha yang dilakukan untuk membatasi jadwal
pemberian makanan yang akan dikonsumsi oleh ikan. Pemuasaan dilakukan
sebagai cara untuk lebih meningkatkan efisiensi pada pemanfaatan pakan. Dengan
pemberian pakan yang diatur secara berkala dapat meningkatkan minat konsumsi
pakan harian pada ikan. Dengan diterapkannya pemuasaan juga membuat
pertumbuhan ikan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani (2014)
yang menyatakan bahwa pada pembudidaya ikan dengan perlakuan pemuasaan
yang di pelihara pada periode yang cukup terjadi pertumbuhan yang cepat
setelahnya.
Faktor kegagalan dalam praktikum ini pertama adalah kurangnya koordinasi antar
anggota yang menyebabkan tidak efisiennya waktu yang diberikan. Kedua,
kurangnya pemahaman pada saat pemberian pakan dilakukan misalnya, pada saat
member pakan setiap anggota memberinya dengan porsi yang berbeda. Ketiga,
adanya hambatan dari dari lingkungan sekitar seperti, pada saat cuaca sedang
hujan deras dan tempat tinggal jauh dari area sekitar tempat dilaksanakannya
praktikum yang menyebabkan tidak memungkingkannya memberi pakan.
9
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa perlakuan
pemuasaan pada ikan mampu meningkatkan efisiensi pakan yang diberikan. Hal
ini juga berpengaruh pada pertumbuhan ikan. Pertumbuhan ikan yang paling baik
adalah pada perlakuan ikan setiap hati makan. Hal ini dapat dilihat dari hasil bobot
dan panjang akhir ikan gabus yang semakin meningkat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Universitas Lampung khususnya untuk
Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah menyediakan tempat
dan fasilitas untuk pelaksanaan praktikum ini dan semua pihak baik dari dosen serta
asisten dosen yang telah membantu kelancaran praktikum ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alamsjah. 2013. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhandan
Survival Rate Benih Ikan Mandarin (Synchiropus splendidus). Program
Pascasarjana Program Studi Ilmu Kelautan. Universitas Pattimura. Ambon.
Deni Radona, Dkk. 2016. Efek Pemuasaan Periodik Dan Respons Pertumbuhan Ikan
Nila Bestn (Oreochromis Niloticus) Hasil Seleksi. Media Akuakultur, 11 (2),
2016, 59-65
Hanum, W. M, U. Susilo, dan S. Priyanto. 2013. Aktivitas Protease dan Kadar
Protein Tubuh Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Kondisi Puasa
dan Pemberian Pakan Kembali. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
Khotimah, F.H. (2012). Laju metabolisme rutin dan aktivitas enzim protease total
pada ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) yang dipuasakan secara
periodik. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto,
64 hlm (Unpublish).
Mulyani, Y, S. Yulisman dan M. Fitrani. 2014. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan
Ikan Nila (O. Niloticus) yang Dipuasakan Secara Periodik. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia. 02(01):01-12 Hlm.
Tacon, A.G. 2014. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp-A Traning
Mannual. FAO of The United Nations, Brazil. 106 – 109 p.
Takeuchi, T. 2011. Laboratory Work-Chemical Evaluation of Dietary Nutrients. In:
Watanabe, T. (Ed.). Fish Nutrition and Mariculture. JICA, Tokyo University
Fish. 179-229 p.
Yanti, Z., Z. A. Muchlisin, Sugito. 2013. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Beberapa Konsentrasi
Tepung Daun Jaloh (Salix tetrasperma) dalam Pakan. Journal of
Fisheries and AquaticSciences. 2(1): 16-19 hlm.
Yuwono, E. P. Sukardi, I.Sulistyo. 2015. Konsumsi dan efisiensi pakan pada ikan
Kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang dipuasakan secara periodik.
Jurnal Berkala Penelitian Hayati : 10 (129-132).
LAMPIRAN
Scan Pretest
Scan Logbook
Scan dokumentasi
Dokumentasi
No.
1.
Gambar
Keterangan
Pakan ikan gabus diberikan oleh faruqi
dan doni
2.
Pakan ikan gabus diberikan oleh faruqi
dan doni
3.
Pakan ikan gabus diberikan oleh faruqi
dan doni
4.
Pakan ikan gabus diberikan oleh dimas
dan doni
5.
Pakan ikan gabus diberikan oleh doni
6.
Pakan ikan gabus diberikan oleh dimas
7.
Pakan ikan gabus diberikan oleh doni
8.
Dikur parameter suhu akuarium
9.
Pakan ikan gabus diberikan oleh dimas
10.
Pakan ikan gabus diberikan oleh faruqi
11.
Dilakukan penyiponan oleh faruqi
12.
Pakan ikan gabus diberikan oleh sesar
13.
Dilakukan penyiponan oleh faruqi dan
sesar
14.
Pakan ikan gabus diberikan oleh sesar
15.
Pakan ikan gabus diberikan oleh doni dan
yolanda
16.
Dicatat bobot sisa pakan
17.
Pakan ikan gabus diberikan oleh sesar
18.
Pakan ikan gabus diberikan oleh doni dan
yolanda
19.
Pakan ikan gabus diberikan oleh safira
dan yolanda
20.
Pakan ikan gabus diberikan oleh dimas
dan yolanda
21.
Pakan ikan gabus diberikan oleh faruqi
dan yolanda
22.
Pakan ikan gabus diberikan oleh safira
dan yolanda
23.
Pakan ikan gabus diberikan oleh safira
dan yolanda
24.
Ditimbang bobot sisa pakan ikan gabus
25.
Ditimbang bobot sisa pakan ikan gabus
26.
Ditimbang bobot sisa pakan ikan gabus
Download