SIFAT - SIFAT CAHAYA KELOMPOK 3 DISUSUN OLEH : UCCA SWASTI PRAPTIWI NURHIDAYAH ULIA ANISATUR ROSIDAH MAKRIPATUN AMANAH PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 (0402519012) (0402519027) (0402519045) (0402519048) Topik Yang Akan Dipelajari : 1 Pengertian Cahaya 2 Sifat-Sifat Cahaya 3 Pemantulan Cahaya 4 Pembiasan Cahaya 5 Dualisme Gelombang Partikel Pengertian Cahaya Pengertian Cahaya Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, yang gelombang yang tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya. Di ruang hampa, cahaya merambat dengan kecepatan 3 π₯ 108 m/s. Misalnya, pada siang hari tampak terang karena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan dipisahkan oleh ruang hampa di ruang angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi. Benda yang dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. • Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya yang menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari dan bintang • Sumber cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh manusia, dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan lilin. Sifat-Sifat Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merambat lurus Cahaya dapat menembus benda bening Cahaya dapat dibiaskan Cahaya dapat dipantulkan Cahaya dapat diuraikan 1. Cahaya Merambat Lurus Cahaya akan selalu merambat menurut garis lurus, kecuali jika cahaya tersebut mengenai sesuatu yang merubah arahnya. Sinar cahaya selalu berjalan lurus dari benda yang kita lihat dan menuju ke mata kita. Sifat cahaya yang merambat lurus dapat kita lihat ketika ada cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan melewati jendela. Cahaya matahari yang melewati jendela tersebut akan memperlihatkan berkasberkas cahaya yang merambat lurus kedalam ruangan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak bukti yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. Bukti-bukti tersebut antara lain sebagai berikut: Gambar 1. Sebuah berkas cahaya dapat merambat lurus a) Sinar matahari yang melalui celah sempit dan menembus ruangan gelap tampak seperti garis-garis putih yang lurus. b) Cahaya lampu mobil atau senter pada malam hari. c) Nyala lilin tidak tampak jika dilihat melalui pipa bengkok. d) Berkas cahaya dari proyektor film yang dipancarkan ke arah layar 2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening Benda bening adalah benda-benda yang dapat ditembus cahaya. Benda-benda bening ini biasanya dinamakan benda transparans. Benda bening akan meneruskan cahaya sehingga tampak menembus benda tersebut. Contoh benda bening adalah air jernih, gelas kaca bening, kristal, dan kertas roti Ada benda lain yang dapat meneruskan sebagian cahaya yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya. Benda seperti ini dinamakan benda transluens atau benda tembus cahaya. Contohnya kain gorden tipis, dan beberapa jenis plastik. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut benda gelap. Cahaya yang mengenai benda gelap akan diserap sehingga cahaya seolah-olah tampak terperangkap dan tidak dapat keluar lagi. Beberapa contoh benda gelap adalah buku, kayu, tembok, sendok, garpu dan lain sebagainya. 3. Cahaya dapat dibiaskan Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan cahaya ketika merambat dari suatu medium ke medium lain yang memiliki indeks bias yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika gelombang cahaya tersebut merambat diantara dua medium berbeda. Dengan demikian, pembiasan cahaya ini sangat ditentukan oleh indeks bias bahannya. Indeks bias suatu zat merupakan perbandingan cepat rambat cahaya pada udara dengan cepat rambat cahaya pada medium atau zat lain. Semakin besar indeks bias suatu benda, semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada Panjang gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya beragam dari gelombang merah dengan panjang gelombang merah yang terpanjang sampai panjang gelombang ungu yang paling pendek. Gambar 2. Pembiasan cahaya pada udara-air Tabel 1. Indeks bias beberapa zat. Contoh–contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan seharihari adalah sebagai berikut: a) Saat sebuah tongkat lurus kita masukkan setengahnya ke dalam air kolam, kita melihat seolah-olah tongkat itu tampak patah (tidak lurus). b) Saat kita melihat ikan dalam akuarium, posisi sebenarnya ikan itu bukan seperti yang kita lihat. c) Saat kita melihat kolam yang berair jernih dan tenang, kolam itu terlihat lebih dangkal daripada sebenarnya. d) Bintang di langit tampak kecil atau lebih tinggi. e) Pada siang hari yang panas tampak aspal dijalan berair. Kejadian ini disebut fatamorgana. Hukum Pembiasan Cahaya Adapun hukum pembiasan cahaya berdasarkan pada gambar yang berbunyi bahwa sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar, dan ketiganya berpotongan pada satu titik. Pernyataan ini dikemukakan pertama kali oleh Willeboard Snellius, sehingga dikenal sebagai hukum I Snellius atau hukum I Pembiasan Dan hukum II Snellius atau hukum II Pembiasan berbunyi: sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat menuju ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. 4. Cahaya dapat dipantulkan Dalam pemantulan cahaya berlaku Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya. Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya : 1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2. Sudut datang (i) besarnya sama dengan sudut pantul (r) Berdasarkan arah sinar pantulnya, maka pemantulan cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis: a) Pemantulan teratur, yaitu pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan benda yang rata. Dan akan menghasilkan sinar sinar pantul yang sejajar. b) Pemantulan baur/diffus, yaitu pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan tidak rata. Pemantulan Teratur Pemantulan Baur/difus 4. Cahaya dapat diteruskan Dispersi adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih yang diarahkan ke prisma akan terurai menjadi cahaya berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Cahaya cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap Panjang gelombang meniliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombang, semakin besar indeks biasnya.Contoh dispersi cahaya yaitu terbentuknya pelangi. Pemantulan Cahaya Cermin merupakan suatu bidang licin yang dapat memantulkan seluruh cahaya yang jatuh padanya. Secara garis besar cermin dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Karakteristik pemantulan oleh masing-masing cermin ini berbedabeda, sehingga pembentukan bayangannya pun akan berbeda-beda pula. Ada dua jenis bayangan yang dibentuk dari pemantulan, yaitu bayangan nyata dan bayangan maya. • Bayangan nyata merupakan bayangan yang terbentuk dari perpotongan garis cahaya-cahaya pantul. Bayangan nyata dapat ditangkap oleh layar. • Bayangan maya merupakan bayangan yang terbentuk dari perpotongan perpanjangan garis cahaya-cahaya pantul. Bayangan maya tidak dapat ditangkap oleh layar, tetapi bayangan dapat dilihat di cermin yang dibentuk dari perpanjangan cahaya pantul di belakang cermin. 1. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Cermin datar merupakan cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar. Cahaya yang jatuh atau mengenai cermin datar akan dipantulkan kembali dan memenuhi hokum pemantulan. Bila sebuah benda diletakkan di depat cermin datar, maka adanya pemantulan cahaya menyebabkan bayangan pada cermin datar, dan bayangan benda terletak pada perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantulnya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah maya, tegak, dan sama besar. Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar Sifat bayangan cermin datar: 1. Maya,Tegak, Sama besar 2. Menghadap terbalik 3. Ukuran bayangan 4. Jarak bayanganke cermin = ukuran benda = jarak benda ke cermin Pada kasus khusus, bila ada dua buah cermin disusun sedemikian rupa hingga membentuk sudut tertentu, maka banyaknya bayangan yang terbentuk adalah: Gambar 3. Pembentukan bayangan pada dua Dengan : cermin yang membentuk sudut. n = banyaknya bayangan yang terbentuk Ο΄ = sudut apit diantara dua cermin. Contoh Soal 1: Berapakah banyaknya bayangan yang dibentuk dari suatu benda apabila dua buah cermin membentuk sudut 45°? Pembahasan : : Ο΄ = 45 ° Diketahui Ditanyakan : n = ……? Jawab : Jadi, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah 7 buah 2. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung Cermin cekung merupakan cermin yang permukaannya melengkung ke arah dalam. Anda dapat menemukan contoh yang hampir mirip dengan cermin cekung, yaitu pada permukaan sendok bagian dalam atau bagian reflektor sebuah senter. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Pada cermin cekung terdapat beberapa titik penting, yaitu titik fokus (F), titik pusat kelengkungan (C), dan titik pusat optik (A). Pada cermin cekung, jarak antara titik pusat optik terhadap titik pusat kelengkungan dinamakan jari-jari kelengkungan (R), dan nilainya positif. Panjang jari-jari kelengkungan cermin cekung adalah 2 kali panjang jarak fokus. Tiga sinar Istimewa cermin cekung Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali melalui titik itu Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat optik (A) akan menghasilkan bayangan maya, tegak, diperbesar (4). Sinar yang datang melalui pusat optik (A) cermin akan dipantulkan dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datang dan sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Gambar 4. Benda terletak di antara titik pusat optik (A) dan titik fokus (F) Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan (C) akan menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar (Gambar 5). Sinar yang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama cermin. Gambar 5. Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan cermin (C) dan titik fokus (F) Benda yang terletak di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C) akan menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperkecil (Gambar 6). Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik focus akan dipantulkan sejajar sumbu utama cermin. Gambar 6 Benda terletak di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C) Bila benda diletakkan tepat pada titik fokus cermin, maka cermin akan memantulkan semua sinar sejajar sumbu utama, sehingga tidak ada sinar yang berpotongan. Dengan demikian, bila benda diletakkan tepat pada titik fokus cermin, maka tidak ada bayangan yang dibentuk (dihasilkan) (Gambar 7). Gambar 7. Benda terletak pada titik fokus (F) Rumus Cermin Cekung Cermin Cekung memiliki fokus positif Menghitung JARAK (s) Menghitung PERBESARAN (M) f = fokus cermin s = jarak benda dari cermin s’ = jarak bayangan s = jarak benda dari cermin s’ = jarak bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda Contoh Soal Cermin Cekung Sebuah benda terletak 10 cm di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 15 cm. Hitung berapa jarak bayangannya dan dimana letaknya? Penyelesaian : Diketahui : jarak benda (s) = 10 cm (di depan cermin) Jari-jari kelengkungan ® = 15 cm (cermin cekung) Ditanya : Jarak bayangan (s’) = …..? Jawab : Jadi, jarak bayangannya adalah 30 cm dan terletak di belakang cermin (karena tandanya negatif). 2. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung Cermin cembung merupakan cermin yang permukaannya melengkung ke arah luar. Bila Anda mengamati bayangan diri sendiri menggunakan cermin cembung, tentu Anda akan melihat bahwa bayangannya akan berukuran lebih kecil daripada diri Anda sendiri.Ya, cermin cembung menghasilkan bayangan yang lebih kecil dari bendanya. Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya (divergen). Pada cermin cembung terdapat beberapa titik penting yang mirip dengan pada cermin cekung, yakni titik fokus (F), titik pusat kelengkungan (C), dan titik pusat optik (A). Pada cermin cembung, jarak antara titik pusat optik terhadap titik pusat kelengkungan dinamakan jari-jari kelengkungan (R) dan nilainya negatif. Panjang jari-jari kelengkungan cermin cekung adalah 2 kali panjang jarak fokus. Sifat bayang yang dibentuk cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil. Tiga sinar Istimewa cermin cembung Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama Benda yang terletak dihadapan cermin cembung akan menghasilkan bayangan maya, tegak, diperkecil (Gambar 8). Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah keluar dari titik fokus dan sinar yang menuju titik fokus cermin akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Perpotongan perpanjangan sinar yang keluar dari titik fokus dan sinar yang sejajar sumbu utama hasil pantulan sinar yang datang menuju titik fokus membentuk bayangan maya. Gambar 8. Benda terletak di depan cermin cembung Perbedaan antara bayangan nyata dan bayangan maya pada cermin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Perbedaan bayangan nyata dan bayangan maya pada cermin Bayangan nyata Bayangan maya ο Merupakan perpotongan dari sinar- ο Merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar pantul sinar-sinar pantul ο Dapat ditangkap oleh layar ο Tidak dapat ditangkap oleh layar ο Selalu terbalik ο Selalu tegak ο Kadang diperbesar (benda antara F dan C), kadang diperkecil (benda lebih jauh dari C) Rumus cermin cembung • Rumus atau persamaan cermin cembung mirip seperti cermin cekung hanya saja nilai fokusnya (F) negatif. Untuk rumus perbesaran cermin cembung sama seperti cermin cekung. Contoh Soal Cermin Cembung Sebuah benda terletak 14 cm di depan cermin cembung yang memiliki jari-jari kelengkungan 20 cm. Berapakah jarak bayangannya? Penyelesaian : Diketahui : jarak benda (s) = 14 cm (di depan cermin) Jari-jari kelengkungan ® = -20 cm (cermin cembung) Ditanya : Jarak bayangan (s’) = …..? Jawab : Jadi, jarak bayangannya adalah 5,8 cm di belakang cermin. Pembiasan Cahaya Pembiasan pada Lensa Pada dasarnya pembiasan dapat terjadi pada beberapa benda bening, seperti air, kaca, lensa, prisma, dan sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibicarakan disini adalah pembiasan pada lensa, baik lensa cembung (konveks) maupun lensa cekung (konkaf). Lensa cembung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cembung, yaitu lensa cembung ganda (bikonveks), lensa cembung-datar (plankonveks), dan lensa cembung-cekung (konveks-konkaf). Lensa cekung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cekung, yaitu lensa cekung ganda (bikonkaf), lensa cekungdatar (plankonkaf), dan lensa cekung-cembung (konkaf konveks) Gambar 9. Lensa cembung dan lensa cekung Pembiasan pada Lensa Cembung Lensa cembung dinamakan pula lensa konvergen karena lensa cembung memfokuskan (mengumpulkan) berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini kita hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya cembung (bikonveks). Karena lensa cembung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, maka lensa cembung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Seperti halnya pada cermin, jari-jari kelengkungan lensa adalah dua kali jarak fokusnya ( 2)). Untuk lensa cembung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (f) bertanda positif (+), sehingga lensa cembung sering dinamakan lensa positif. Gambar 10. Lensa Cembung Panjang fokus lensa cembung bergantung pada ketebalan lensa itu sendiri. Jika lensanya lebih tebal, maka panjang fokusnya menjadi lebih pendek. Pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dikenal tiga sinar istimewa, yaitu: • Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus utama (F). • Berkas sinar yang datang/melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama. • Berkas sinar yang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa dibiaskan Gambar 11. Sinar istimewa pada lensa cembung Untuk menentukan bayangan oleh lensa cembung diperlukan sekurang-kurangnya dua berkas sinar utama. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung merupakan perpotongan dari sinar-sinar bias atau perpanjangan dari sinar-sinar bias. Apabila bayangannya merupakan perpotongan dari sinar-sinar bias maka bayangannya bersifat nyata, sedangkan apabila bayangannya merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar bias, maka bayangannya bersifat maya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh pembiasan lensa cembung mempunyai beberapa kemungkinan, yaitu : • Benda terletak di ruang I, yaitu antara O dan F, maka bayangan bersifat maya, tegak, diperbesar. • Benda terletak di ruang II, yaitu antara F dan 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik, diperbesar. • Benda terletak di ruang III, yaitu di sebelah kiri 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik diperkecil. • Benda terletak di titik fokus utama (F), maka tidak terbentuk bayangan karena sinar-sinar bias dan perpanjangannya tidak berpotongan (sejajar). • Benda terletak di pusat kelengkungan lensa (di R; dimana R = 2F), maka bayangan bersifat nyata, terbalik, sama besar. Perbedaan antara bayangan nyata dan bayangan maya pada lensa dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perbedaan bayangan nyata dan bayangan maya pada lensa Pembiasan pada Lensa Cekung Lensa cekung dinamakan pula lensa divergen karena lensa cekung menyebarkan berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini pun kita hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya cekung (bikonkaf). Lensa cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga lensa cekung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negative (-), sehingga lensa cekung sering dinamakan lensa negatif. Gambar 12. Lensa Cekung Pada pembiasan cahaya oleh lensa cekung juga dikenal tiga sinar istimewa yaitu: • Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus lensa. • Berkas sinar yang melalui titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbu utama. • Berkas sinar yang melalui titik pusat optik lensa tidak dibiaskan. Gambar 13. Sinar istimewa pada lensa cekung Untuk menentukan bayangan oleh lensa cekung diperlukan sekurang-kurangnya dua berkas sinar utama. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung merupakan perpotongan perpanjangan sinarsinar bias, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu bersifat maya. Persamaan pada Lensa Cekung dan Lensa Cembung Seperti halnya pada cermin cekung dan cermin cembung, hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), jarijari kelengkungan lensa (R), dan jarak fokus (f) pada lensa cembung dan lensa cekung dinyatakan oleh persamaan: Dengan : s = jarak benda (m) s’ = jarak bayangan (m) f = jarak focus lensa (m) R =jari-jari kelengkungan lensa (m) Dalam menggunakan persamaan pada lensa cembung maupun lensa cekung, ada sejumlah aturanaturan tanda berikut. • Untuk lensa cembung (+), baik f maupun R berharga positif • Untuk lensa cekung (-), baik f maupun R berharga negative • s’ berharga positif apabila di belakang lensa (untuk bayangan nyata) dan negatif apabila di depan lensa (untuk bayangan maya). • Karena benda selalu dianggap ada di depan lensa maka s selalu berharga positif. Pembesaran bayangan pada lensa dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: Tanda harga mutlak (| |) menyatakan harga M selalu positif. Contoh Soal Lensa Cembung Contoh Soal Lensa Cekung Sebuah lensa positif mempunyai jarak fokus 12 cm. Sebuah benda ditempatkan pada jarak 30 cm. Hitunglah jarak bayangan dan letaknya? Sebuah benda terletak 100 cm di depan lensa cekung yang jarak fokusnya 20 cm. Hitung berapa jarak bayangannya? Penyelesaian : Diketahui : jarak benda (s) = 30 cm Jarak focus (f) = 15 cm (lensa positif/cembung) Ditanya : Jarak bayangan (s’) = …..? Jawab : Penyelesaian : Diketahui : jarak benda (s) = 100 cm Jarak focus (f) = -20 cm (lensa negatif/cekung) Ditanya : Jarak bayangan (s’) = …..? Jawab : Jadi, bayangannya terletak 20 cm di belakang lensa (di ruang II). Jadi, bayangannya terletak 16,67 cm di depan lensa. Dualisme Gelombang Partikel “Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifat sebagai gelombang dan sebagai partikel”. Teori Gelombang (fisika klasik) Menurut Teori Kuantum (fisika modern) Gelombang cahaya menyebar dari suatu sumber seperti riak yang ada di permukaan air dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Energi cahaya menurut analogi ini tersebar secara kontinyu ke seluruh pola gelombang. Cahaya menyebar dari sumbernya, sederetan konsentrasi energi yang terlokalisasi, dalam bentuk foton yang sangat kecil sehingga bisa diserap oleh elektron. Sifat gelombang ditunjukkan pada peristiwa difraksi, interferensi, polarisasi, refleksi, refraksi. Sifat partikel ditunjukkan pada peristiwa radiasi benda hitam,efek fotolistrik, efek Compton. Interferensi Cahaya Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain. Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekeuensi dan panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar. Karena superposisi gelombangnya memiliki interferensi, persamaannya dapat ditulis sebagai: sudut π. sinπ = π. π Jika sudut nya sangat kecil sinπ ≈ tanπ sehingga nilai sinπ sebesar y/l, maka persamaannya menjadi: π¦ π π = π. π (pita terang) π¦ 1 π π = π − 2 π (pita gelap) Di mana: d = jarak antar celah (m) θ = sudut interferensi m = orde (0,1,2,…) π = panjang gelombang (m) y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m) l = jarak celah ke layar (m) Difraksi Cahaya Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan terpecah-pecah menjadi bagianbagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru. Jika cahaya bertemu dengan bentuk materi tertentu, maka tingkah lakunya berbeda-beda. Misalnya, kalau cahaya bertemu dengan benda tak tembus cahaya (benda yang tidak meneruskan cahaya), benda itu akan mengeluarkan bayangan. Sejumlah cahaya ada yang masuk ke daerah bayangan (biasanya tidak terlihat). Pada bola kecil , semua cahaya didefraksikan sekitar pinggir hambatan menyebrangkan kepusat bayangan dan munculah suatu bintik terang Tiga Model Berkas Cahaya Pada model sinar dijelaskan dengan sangat sederhana, biasanya digunakan untuk menjelaskan dalam ilmu optik. Pada model gelombang, warna dideskripsikan secara alami dalam istilah panjang gelombang, hal ini diperlukan untuk menjelaskan interaksi cahaya dengan benda material yang ukurannya sebanding atau lebih kecil dari panjang gelombang cahaya Model partikel diperlukan untuk menjelaskan interaksi cahaya dengan atom individu. Pada tingkat atom, tampak jelas bahwa seberkas cahaya memiliki butiran tertentu padanya Difraksi Celah Tunggal: Saat cahaya melalui celah yang sangat kecil maka dapat terjadi peristiwa terbentuknya pita gelap dan terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal. Setelah cahaya melalui celah tersebut, terbentuklah cahaya baru (dengan menganggap celah sebagai sumber cahaya baru) yang menyebar ke segala arah. Pada difraksi celah tunggal, pita terang akan menutup satu orde-m. Maka persamaannya menjadi: π¦ 1 π π = π + 2 π (pita terang) π¦ π π = π π (pita gelap) Difraksi pada kisi (Celah Banyak) Jika sebuah cahaya monokromatis dilewatkan pada lempeng kisi atau celah banyak, maka akan terbentuk pola difraksi berupa pola gelap dan terang pada layar. Kisi adalah susunan celah yang sejajar dan memiliki ukuran yang sama, dan dapat dibuat dengan cara membuat goresan-goresan pada lempeng kaca atau logam menggunakan ujung intan. Pada difraksi celah banyak, pola terang dan gelang sama dengan Interferensi. Untuk pita terang: Hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah dirumuskan sebagai: π= 1 π Di mana: N = konstanta kisi (garis/m) Untuk pita gelap: π π¦ =ππ π π¦ 1 π = π− π π 2 Polarisasi Cahaya Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang diakibatkan oleh berkurangnya komponen pada gelombang cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal. Polarisasi cahaya dapat terjadi akibat pemantulan, pembiasan, absorpsi dan hamburan a. Polarisasi akibat pembiasan b. Polarisasi akibat absorpsi: Jika sinar pantul tegak lurus dengan sinar biasnya, maka sinar pantul akan terpolarisasi. Besarnya sudut polarisasi dapat dihitung dengan persamaan: Jika intensitas cahaya terpolarisasi, maka setelah melewati polarisator pertama, maka persamaan intensitas cahaya menjadi: π2 tan ππ = π1 1 πΌ1 = πΌ0 2 Di mana: ip = sudut polarisasi n2 = indeks bias tujuan n1 = indeks bias asal Di mana: I1 = intensitas cahaya setelah melewati polarisator (cd) I0 = intensitas sumber cahaya (cd) Radiasi Benda Hitam Hukum Stefan–Boltzmann : “Energi yg dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalambentuk radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu” P = daya radiasi (watt) Q = kalor ( joule ) t = waktu ( s ) π e = koefisien emisifitas ( 0 ≤ e ≤ 1) π = = πππ΄π 4 π‘ σ = konstanta Stefan-Boltzman= 5,67 x 10-8 A = luas permukaan (m2) T = suhu mutlak (Kelvin) e = 1 , benda hitam sempurna benda yg dapat menyerap semua energi yg datang &memancarkan energi kalor dg sempurna. Pergeseran Wien Hukum Pergeseran Wien (1896) : “Panjang gelombang untuk intensitas cahaya maksimumberkurang dengan meningkatnya suhu“ πΆ = ππ π Dimana: C = konstanta pergeseran Wien= 2,9 x 10-3 mK T = suhu mutlak ( K ) λ = panjang gelombang ( m ) Teori Planck Planck (1901) menyatakan bahwa cahaya sebagai gelombang elektromagnetik juga dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut foton, di mana besar paket energi tiap foton adalah: πΈ = βπ Dimana: E = energi foton (J) h = konstantan Planck (6.625 10-34 Js) f = frekuensi cahaya Efek Fotolistrik Peristiwa terlepasnya elektron-elektron dari permukaan logam ketika logam tersebut disinari cahaya - Pertama kali ditemukanpertama kali oleh Hertz - Elektron yang terlepasdisebut elektron foto Diagram Energi Efek Fotolistrik Grafik Efek Fotolistrik Hasil pembacaan grafik : 1. EK elektron foto 0 – 4,0 eV 2. Energi minimal untuk melepaskan elektron = 1,6 eV (Wo) Efek Compton A. H. Compton yang mampu menunjukkan bahwa foton memiliki momentum dengan mempelajari tumbukan antara foton dengan elektron, di mana besarnya adalah: π = mc = β π Dimana: p = momentum foton c = kecepatan cahaya π = panjang gelombang Persamaan Efek Compton: β ππ − ππ = 1 − cosπ ππ Untuk menguji kebenaran teori-teori diatas dilakukan percobaanpercobaan antara lain: Percobaan Foucoult. Dalam percobaannya Foucoult berhasil menghitung dan menentukan kecepatan rambat cahaya dalam berbagai medium. Kecepatan rambat cahaya diudara yang dihitung mendekati 8 3x10 m/s. lebih besar dari kecepatannya didalam zat cair. Hasil percobaan ini ternyata telah melemahkan teori Newton. Percobaan Young dan Fresnel Percobaan ini membuktikan bahwa cahaya dapat berinterferensi dan mengalami difaksi. Percobaan ini memperkuat teori gelombang cahaya. Huygens memperlemah teori partikel Newton karena menurut teori Newton cahaya merambat melalui garis lurus. Percobaan menurut Michaelson dan Moreley Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan ada atau tidak adanya eter diseluruh ruang dijagat raya ini, karena medium eter terdapat dimana-mana maka bumi yang berputar pada porosnya dengan kecepatan translasi sekitar 30 km/s dan sekitar bumi terdapat eter maka akan terjadi angina eter Michaelson dan Moreley melakukan pengujian terhadap angina eter maka mereka berkesimpulan bahwa angin eter tidak ditemukan, percobaan ini memperlemah teori gelombangnya Huygens. Percobaan Maxwell dan Rudolp Hertz Maxwell menganalisa dan meramalkan bahwa cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan akibat dari terjadinya medan magnet atau medan listrik yang tidak konstan (“berubah terhadap waktu”). Analisa Maxwell ini diuji oleh R.Hertz dengan membuat perubahan medan listrik. Pada percobaan ini sepasang lilitan dengan N2 (jumlah lilitan skunder) jauh lebih banyak dibanding N1 ( lilitan primer ) pada lilitan skunder dipasang bola konduktor dan ditempat lain disimpan pasangan bola konduktor juga ketika saklar ( S ) ditutup-buka pada bola konduktor sebelah kiri terdapat percikan bunga api dan ternyata pada pasangan konduktor yang lain terjadi pula percikan bunga api. Gelombang yang dihasilkan oleh percobaan ini menunjukan sifat-sifat pemantulan ( refleksi ), difraksi dan polarisasi dapat diukur pula cepat rambat gelombang tersebut sama dengan cepat rambat gelombang cahaya yaitu 3 π₯ 108 m/s Percobaan Zeeman Percobaan ini menunjukan adanya pengaruh medan magnet terhadap cahaya, artinya cahaya dapat dibelokan oleh medan magnet yang kuat (Efek Zeeman ). Percobaan Stark Percobaan ini cahaya dilewatkan pada medan megnet yang kuat dan ternyata cahaya mengalami pembelokan akibat medan listrik yang kuat. Percobaan Zeeman dan Sark menunjukan bahwa cahaya mempunyai sifat kelistrikan dan kemagnetan hal ini membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Percobaan Einstein Dalam tahun 1905 Einstein memperluas gagasan yang diutarakan oleh Planck lima tahun sebalumnya dan mempostulatkan bahwa energi dalam berkas cahaya tidak terdistribusi secara merata didalam gelombang elektromagnetik, tetapi terkonsentrasi dalam paket-paket kecil yang dinamakan foton. Einstein berhasil menunjukan percobaan yang dapat membuktikan teorinya yakni efek photo listrik, Sifat Gelombang dari Partikel Sifat partikel dinyatakan oleh besaran momentum (p) dan sifat gelombang dinyatakan dengan besaran panjang gelombang (λ). Hipotesa ini dibuktikan oleh Davisson & Germerpada tahun 1926. Panjang gelombang De Broglie : Hipotesa De Broglie : “Partikel – partikel dengan momentum p seharusnya juga memiliki sifat – sifat gelombang dengan panjang gelombang λ” π= β β = π ππ£ Dimana: h = konstanta Plank = 6,6 x 10– 34 Js m = massa partikel (kg) v = kecepatan gerak partikel (m/s) Thank you