Uploaded by User66223

KONSEP BOBATH

advertisement
TERAPI BOBATH
Terapi Modalitas untuk
Disabilitas pada
Pasien Post Stroke
BONDAN PALESTIN
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Prevalensi DM, HIPERTENSI DAN STROKE
menurut Provinsi (Riskesdas 2007)
No. URUT
PROVINSI
Prevalensi
DM
Prevalensi
hipertensi
Prevalensi
Stroke
1
ACEH
1.7
9.2
16.6
2
GORONTALO
1.3
9.1
14.9
3
KEPULAUAN RIAU
1.4
7.3
14.9
4
DKI JAKARTA
2.6
9.5
12.5
5
NUSA TENGGARA BARAT
1.4
6.4
12.5
6
SUMATERA BARAT
1.2
7.6
10.6
7
SULAWESI UTARA
1.6
11.2
10.4
8
SULAWESI TENGAH
1.6
7.7
10
9
KALIMANTAN SELATAN
1
9
9.8
10
PAPUA BARAT
1.4
6.9
9.5
11
JAWA BARAT
1.3
8.8
9.3
12
DI YOGYAKARTA
1.6
8.3
8.4
15
JAWA TENGAH
1.3
7.6
7.6
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
PENGANTAR
Gangguan
KOORDINASI
Gangguan
KESEIMBANGAN
Gangguan
KONTROL POSTUR
Gangguan
SENSASI
Penurunan
KEMAMPUAN
AKTIVITAS
FUNGSIONAL
individu
Gangguan
REFLEKS GERAK
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Otot utama STABILITAS POSTUR
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Otot utama STABILITAS POSTUR
 STABILITAS adalah sebuah proses dinamis yang meliputi dua
hal, yaitu POSISI STATIS dan GERAKAN YANG TERKONTROL
(Barr, 2005)
 Konsep STABILITAS LUMBOPELVIC FUNGSIONAL 
stabilitas sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh kerja
antara tiga subsistem: PASIF, AKTIF dan PERSARAFAN
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
PRINSIP
 Mobilitas gerak ekstremitas (anggota gerak) hanya dapat dilakukan dengan
stabilitas postur yang memadai.
 Mengikuti prinsip gerak normal dimana suatu gerak terbentuk (mobility) diawali
oleh stabilitas (stability).
 Penurunan kemampuan sensorik dan motorik pada salah satu sisi anggota gerak
akan berdampak pada stabilitas postural, dan akan berdampak kembali
(feedback) pada kemampuan gerak ekstrimitas tersebut.
 Dari hasil pengamatan umumnya penanganan perawat hanya dilakukan pada
anggota gerak (extremity) tanpa adanya perbaikan stabilitas postural terlebih
dahulu. Dengan demikian peningkatan gerak hanya membentuk pola yang tidak
normal.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Stroke Care
Stroke
Hyper
acute
Acute
Rehab
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Community
“Penurunan kapasitas fungsional lansia
dapat distabilkan atau dikurangi
meskipun tidak dapat pulih seperti
sediakala..”
(Beck et al., 1993; Paffenbarger et al., 1993; Bijnen et al., 1998;
Wannamethee, Shaper & Walker, 1998; Spillman, 2004).
Kapasitas Fungsional
FASE AWAL
FASE DEWASA
FASE LANSIA
Pertumbuhan dan
perkembangan
Pemeliharaan kondisi
fungsional yang paling
optimal
Pemeliharaan
kemandirian dan
mencegah disabilitas
Rentang
fungsional
individu
Ambang batas disabilitas
Rehabilitasi dan jaminan
kualitas hidup
Umur
(Kalachea & Kickbusch, 1997)
METODE BOBATH
(Neuro Developmental Treatment ~ NDT)
 Dikembangkan oleh Berta Bobath (physiotherapist) dan Dr.
Karel Bobath (pediatric neurologist) di awal tahun 1940
 Konsep Bobath  sebuah pendekatan untuk rehabilitasi
neurologis yang diterapkan dalam pengkajian pasien dan
terapi (hemiplegia pasca stroke, cerebral palsy) (International
Bobath Instructors Training Association, 2008)
 Metode Bobath pada awalnya memiliki konsep perlakuan
yang didasarkan atas inhibisi aktivitas abnormal refleks
(Inhibition of abnormal reflex activity) dan pembelajaran
kembali gerak normal (The relearning of normal movement),
melalui penanganan manual dan fasilitasi.
 NDT  menggunakan pendekatan problem solving dengan
cara pemeriksaan dan tindakan secara individual yang
diarahkan pada TONUS OTOT, GERAK dan FUNGSI
AKIBAT LESI PADA SISTEM SARAF PUSAT.
 Tujuan  optimalisasi fungsi dengan peningkatan kontrol
postural dan gerakan selektif melalui fasilitasi
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
TUJUAN METODE BOBATH
 Melakukan identifikasi pada area-area
spesifik otot-otot antigravitasi yang
mengalami penurunan tonus.
 Meningkatkan kemampuan input
proprioceptive
 Melakukan identifkasi tentang gangguan
fungsi setiap individu dan mampu melakukan
aktivitas fungsi yang efisien “Normal”
 Fasilitasi specific motor activity
 Minimalisasi gerakan kompensasi sebagai
reaksi dari gangguan gerak
 Mengidentifikasi kapan dan bagaimana
gerakan menjadi lebih efektif
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
METODE BOBATH
 Pasien stroke seolah-olah kembali pada usia bayi sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan pertumbuhan
bayi normal
 Pasien stroke harus dilatih mulai dari posisi berbaring, miring,
tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan
 Meningkatkan kemampuan
fungsional secara bertahap
 Mengatasi tonus otot yang berlebihan
 berikan POSISI INHIBISI (posisi
yang dapat menghambat terjadinya
hypertonus) dan FASILITASI (posisi
yang dapat mengurangi hypertonus)
 Selanjutnya dilakukan latihan gerak
pada pola normal
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Pola Gerakan METODE BOBATH
 Gerakan yang ada dalam suatu pola yang telah dikontrol oleh
sistem persyarafan  yaitu saraf pusat (bukan gerakan perotot)
 Gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dilakukan
berdasarkan pada pola gerakan dan perkembangam normal.
 Dilakukan pada gerakan yang disebabkan oleh : perkembangan
pola gerakan yang abnormal dan Kompensasi / adaptasi
terhadap abnormalitas
 Tujuan : Seluruh gerakan diajarkan dalam kondisi yang normal
atau kondisi yang mendekati normal serta meningkatkan kualitas
dari gerakan
 Harus memahami pola – pola gerakan yang abnormal untuk
menimbulkan lebih banyak pola gerakan yang normal.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Komponen Gerakan METODE BOBATH
 Tonus postural yang normal untuk menahan gravitasi bila bagian
lain bergerak
 Gerakan yang responsive dan efektif hanya terjadi pada
penanganan yang benar.
 Penanganan untuk menormalisasi postural, meningkatkan sikap
dari gerakan, meningkatkan keterampilan dan meningkatkan
adaptasi terhadap rangsang.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Prinsip Kerja METODE BOBATH
 Fasilitasi
Menggunakan kontrol sensory dan proprioceptive untuk mempermudah gerakan.
Pemberian fasilitasi adalah bagian dari satu proses belajar secara aktif dimana
individu memungkinkan untuk mengatasi inersia, inisiatif, melanjutkan atau
menyelesaikan satu tugas fungsional.
 Stimulasi
Merupakan suatu bentuk pemberian rangsangan yang terdiri dari 2 bentuk
antara lain:
a). Stimulasi verbal (dengan aba – aba, suara/bunyi – bunyian)
b). Stimulasi non verbal (menggunakan rangsang taktil dan propioseption)
 Stabilitas
Salah satu bagian dari teknik terapi yang bertujuan untuk membentuk stabilitas
untuk mengurangi gerakan yang abnormal. Stabilisasi yang diberikan antara lain
postural stability dan proximal stability.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
 Penanganan Dini
Penanganan dini akan memberikan respon yang lebih baik, karena belum terjadi
kontraktur dan pola gerakan yang abnormal belum berkembang
 Sensory Motor Learning Proses
Dengan seringnya pasien merasakan tonus dan gerakan yang normal, maka
pasien akan berkembang dan melakukan suatu gerakan yang normal pula
 All Day Management
Untuk memberikan rangsang sensory motor learning proses, keluarga dilibatkan
dalam kehidupan sehari – hari pada pola pengasuhannya
 Key point of control (KPOC)
 Bentuk handling yang diberikan perawat saat melakukan latihan (pada bahu,
pelvic, knee).
 KPOC : menghambat spastisitas dan pola gerak abnormal sekaligus memberi
fasilitasi pola gerak yang normal.
 Proximal KPOC (shoulder, hip dan trunk). Distal KPOC (tangan dan kaki)
 Tidak menganjurkan pemakaian alat bantu jalan, oleh karena latihan Bobath
menekankan penggunaan dan weight bearing pada sisi lumpuh
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
METODE BOBATH
 Bersifat individual, tergantung masalah yang
ditemukan pada pemeriksaan
 Langkah awal  aktifasi otot-otot INTERNAL
TRUNK (otot abdominal, otot para spinal, otot
pelvic floor).
 Otot-otot INTERNAL TRUNK merupakan otot yang
memberikan stabilitas yang utama pada postur
 Dengan stabilitas postur yang adekuat, maka
fungsi mobilitas dari ekstremitas menjadi lebih
mudah
 Peningkatan aktifasi otot untuk memelihara
stabilitas postural sebagai persiapan gerak
(mobilitas). Gerakan akan terbentuk dengan pola
yang benar, jika stabilitas postural dan proksimal
anggota gerak dapat terpenuhi.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Posisi pegangan perawat
Posisi bentuk lumbrikal (lumbrical grip)
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Latihan Passive Range of Motion (PROM)
sebagai prelimanary exercise
1. Latihan Pada Anggota Gerak Atas (upper extremity)
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
01. Gerakan pasif fleksi-ekstensi bahu
 Posisi pasien stroke tidur terlentang.
 Pegangan perawat pada pergelangan tangan dan juga pada
lengan bawah (sedikit dibawah siku pasien stroke).
 Peletakan tangan pasien stroke sebaiknya menyilang agar
mempermudah gerakan saat ekstensi dilakukan.
 Posisi awal dari lengan pasien stroke adalah mid position,
kemudian lakukan gerakan fleksi, instruksikan agar pasien
stroke rileks.
 Pada saat bahu membentuk sudut 900 berikan gerakan
eksternal rotasi (berputar keluar) pada lengan hingga
membentuk posisi supinasi lengan bawah.
 Rasakan endfeel pada akhir gerakan. Hindari penguluran
berlebihan pada bahu yang mengalami kelemahan.
 Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali atau sesuai toleransi
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
02. Gerakan pasif ekstensi bahu
 Posisi pasien stroke tidur mirirng (side lying).
 Pegangan perawat pada pergelangan tangan dan pada
bagian bahu.
 Posisi lengan pasien stroke semi fleksi dengan lengan
bawah mid position.
 Berikan topangan pada siku atau lengan bawah pasien
stroke dengan lengan bawah perawat .
 Berikan gerakan ekstensi secara penuh.
 Hindari adanya kompensasi gerak berupa elevasi bahu
dengan pemberian stabilisasi.
 Rasakan endfeel pada akhir gerakan.
 Hindari adanya keluhan nyeri saat gerakan dilakukan.
 Pertahankan gerakan terjadi pada mid posisi lengan bawah
pasien stroke.
 Lakukan pengulangan minimal 7 kali atau sesuai toleransi.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
03. Gerakan pasif abduksi bahu
 Posisi pasien stroke tidur terlentang, dengan siku semi
fleksi.
 Pegangan perawat pada pergelangan tangan dan lengan
atas (sedikit diatas siku).
 Lakukan gerakan abduksi
 Awali gerakan dengan posisi prpnasi pada lengan bawah,
kemudian pada 900 abduksi lakukan otasi kearah supinasi
lengan bawah pasien stroke.
 Berikan instruksi untuk tetap rileks
 Rasakan endfeel di akhir gerakan
 Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali atau sesuai toleransi.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
04. Gerakan pasif abduksi dan adduksi horizontal
 Posisi pasien stroke tidur terlentang dengan bahu
membentuk 900 abduksi dan siku ekstensi penuh dengan
lengan bawah dalam posisi supinasi.
 Posisikan pasien stroke dalam keadaan rileks.
 Pegangan perawat pada pergelangan tangan dan juga pada
sendi siku.
 Berikan gerakan kearah dalam (adduksi) dan kearah luar
(abduksi) pada sendi bahu.
 Berikan instruksi agar pasien stroke tetap rileks
 Rasakan end feel di akhir gerakan.
 Hindari adanya nyeri saat gerakan dilakukan.
 Lakukan pengulangan minimal 7 kali.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
05. Gerakan pasif eksternal dan internal rotasi
 Persiapkan posisi pasien stroke dengan menghindari
adanya hambatan gerak oleh faktor tempat tidur atau benda
lainnya.
 Posisi pasien stroke tidur terlentang dengan bahu
membentuk 900 abduksi dan siku 900 fleksi.
 Pegangan perawat pada pergelangan tangan dan juga pada
sendi siku sebagai stabilisasi gerak.
 Berikan gerakan kearah ekternal (a) dan internal (b) pada
sendi bahu.
 Berikan instruksi untuk tetap rileks, rasakan endfeel di akhir
gerakan.
 Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk apakah dalam
jarak yang normal atau terbatas.
 Lakukan pengulangan minimal 7 kali.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
06. Gerakan pasif fleksi-ekstensi siku
 Posisi pasien stroke tidur terlentang.
 Posisi tangan pasien stroke supinasi.
 Tangan perawat berada pada pergelangan
tangan dan sendi siku.
 Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada sendi
siku.
 Berikan Intruksi agar pasien stroke tetap rileks.
 Pastikan gerakan yang diberikan berada pada
midline yang benar.
 Rasakan endfeel pada akhir gerakan.
 Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk
apakah dalam jarak yang normal atau terbatas.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
07. Gerakan pasif pada fleksi-ekstensi ulnar dan radial
deviasi pada wrist joint
 Posisi pasien stroke tidur terlentang dengan fleksi siku
900
 Tangan perawat diletakkan pada pangkal pergelangan
dan pada telapak tangan.
 Berikan gerakan kearah luar (ekstensi) dan kearah
dalam (fleksi).
 Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan maka
sebaiknya jari-jari dalam kondisi lurus (ekstensi),
sedangkan saat dilekukan gerakan ekstensi wrist,
maka sebaiknya jari-jari menggenggam.
 Berikan instruksi untuk tetap rileks
 Tambahkan gerakan dengan peregangan pada
punggung tangan untuk membentuk arkus telapak
tangan.
 Rasakan end-feel di akhir gerakan
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
08. Elevasi-Depresi dan Protraksi-Retraksi Bahu
(Shoulder Joint)
 Posisi pasien stroke tidur tengkurap (pronelying).
 Tangan perawat diletakkan pada area bahu dan
lengan bawah pasien stroke.
 Berikan gerakan kearah atas (elevasi) dan kearah
bawah (Depresi), kedepan (protraksi) dan
kebelakang (Retraksi) pada sendi bahu.
 Berikan instruksi untuk tetap rileks
 Rasakan endfeel di akhir gerakan.
 Lakukan pengulangan minimal 7 kali.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Latihan Passive Range of Motion (PROM)
sebagai prelimanary exercise
2. Latihan Pada Anggota Gerak Bawah (Lower Extremity)
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
01. Fleksi-ekstensi panggul (hip) dan lutut (knee)
 Posisi pasien stroke tidur terlentang
 Posisi tangan perawat pada tumit serta sisi
bawah dan tepi luar lutut pasien stroke.
 Lakukan gerakan ke atas-depan sehingga
membentuk gerakan fleksi hip dan fleksi knee.
 Berikan instruksi untuk tetap rileks.
 Lakukan gerakan kembali pada posisi awal
 Rasakan endfeel di akhir gerakan.
 Lakukan pengulangan minimal 7 kali.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Terapi Latihan Khusus
dengan METODE BOBATH
1. Latihan dengan posisi tidur terlentang di atas bed
2. Latihan dengan posisi pasien duduk
3. Latihan pasien pada posisi berdiri
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 1:
Latihan bridging
 Posisi awal pasien tidur terlentang
 Kedua lutut ditekuk 900
 Kedua tangan berada disamping badan dengan
posisi pronasi
 Berikan instruksi kepada pasien untuk
mengangkat pantatnya
 Lakukan dengan 10 kali pengulangan
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 2:
Latihan foreward dan backward pelvic
1) Posisi awal pasien tidur terlentang
2) Tekuk kedua lutut 900
3) Kedua tangan berada disamping badan
dengan posisi pronasi
4) Berikan instruksi untuk melakukan secara aktif
gerakan foreward dan backward pada pelvic
5) Setiap gerakan dilakukan bersamaan dengan
ekspirasi.
6) Lakukan dengan 10 kali pengulangan
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 3:
Latihan gerak fleksi pada tungkai
 Posisi awal pasien stroke tidur terlentang.
 Berikan fiksasi pada bagian pelvic.
 Letakkan tangan pada sisi lateral telapak kaki
sebagai fasilitasi.
 Berikan intruksi melakukan gerakan menekuk
pada lutut dengan tetap mempertahankan
alignment dari tungkai.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 4:
Latihan gerak aktif pada tungkai bawah
 Posisi pasien stroke tidur terlentang
 Posisi awal fleksi lutut dan hip
 Pegangan perawat pinggung dan telapak kaki
yang memberikan stimulasi kearah dorsal fleksi
saat tungkai di gerakkan.
 Berikan stabilisasi pada sisi lateral lutut untuk
menjaga alignment tungkai.
 Berikan instruksi untuk melakukan gerakan
ekstensi lutut (seperti menendang dengan
tumit) dengan dorsofleksi pada ankle dan
internal rotasi untuk menjaga alignment tungkai.
 Lakukan secara perlahan minimal 7 kali
pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 5:
Latihan untuk otot internal obligue




Posisi pasien stroke tidur terlentang
Salah satu tungkai ditekuk (fleksi 900).
Berikan fiksasi pada panggul (hip joint).
Berikan fasilitasi pada lutut tungkai yang
ditekuk dengan memberikan stimulasi kearah
lateral (abduksi hip).
 Berikan instruksi untuk melakukan gerakan
secara aktif dan perlahan.
 Lakukan minimal sebanyak 7 kali pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 6:
Latihan gerak postural set
 Posisi pasien tidur terlentang dengan lengan posisi
supinasi.
 Pegangan perawat pada proksimal lengan bawah
pasien.
 Pegangan berbentuk lumbrikal grip.
 Instruksikan agar kepala fleksi hingga dagu mencapi
sternum.
 Berikan fasilitasi agar pasien melakukan gerakan
mengangkat tubuh ±450,tidak sampai pada posisi duduk.
 Kemudian kembali baringkan ke bed secara perlahan.
 Instruksikan agar pasien bernafas seperti biasa.
 Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 7:
latihan aktif abdominal
 Posisi awal pasien tidur terlentang
 Berikan sanggahan berupa box sehingga hip dan knee
membentuk 900
 Lakukan koreksi alignment kepala terhadap sternum.
 Berikan fasilitasi agar kepala mengarah ke sternum
(fleksi leher).
 Berikan fasilitasi agar pasien mengangkat tubuh kearah
fleksi.
 Berikan fasilitasi pada upper thorakal untuk melakukan
gerakan fleksi.
 Berikan instruksi agar pasien meniup setiap gerakan
dilakukan
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 8:
Latihan aktif lateral abdominal
 Posisi awal pasien stroke tidur terlentang.
 Kedua tungkai disanggah dengan paha perawat
 Arahkan kedua tungkai pasien stroke ± 450 kontra
lateral.
 Berikan fasilitasi pada sisi lateral pelvic dan abdominal.
 Berikan fasilitasi untuk elevasi pelvic
 Lakukan secara perlahan dengan 7 kali pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 9:
Latihan aktif persiapan posisi tidur ke duduk
 Posisi awal pasien tidur terlentang.
 Kedua tungkai berada di tepi bed.
 Berikan fasilitasi pada siku untuk melakukan tumpuan.
 Berikan fiksasi pada salah satu sisi pelvic (ipsilateral
dengan tumpuan siku).
 Berikan fasilitasi pada lengan sisi kontra lateral agar
mengangkat tubuh diawali dengan fleksi kepala sejajar
dengan sternum.
 Lakukan secara perlahan agar terjadi tumpuan tubuh
pada salah satu sisi pinggul.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 10:
Fasilitasi pada abdominal dan back muscle
 Posisi awal pasien duduk di tepi bed/kursi
 Gunakan bed dimana telapak kaki dapat menyentuh
lantai(menapak di lantai)
 Berikan koreksi kepada kedua telapak kaki agar menapak secara
sempurna (base of support ~ BOS yang baik)
 Berikan koreksi pada tungkai atas (paha) agar berada pada posisi
alignment yang benar. Koreksi ini akan memperbaiki posisi duduk
terhadap bed (BOS pada bed)
 Posisi perawat ada di samping atau pun di depan pasien.
 Berikan fasilitasi pada abdominal dan back muscle untuk
melakukan backward dan foreward.
 Pastikan upper trunk tidak ikut bergerak sehingga gerakan pelvic
dapat dilakukan secara selektif.
 Lakukan gerakan sebanyak 10 kali pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 11:
Fasilitasi pada abdominal dan back muscle dari belakang
 Berikan fasilitasi pada abdominal dan back muscle agar
melakukan gerakan backward dan foreward. Lakukan
agar antara otot bekerja secara sinergi
 Perhatikan reaksi stabilisasi pada upper trunk sehingga
gerak pelvic dapat dilakukan secara selektif.
 Dapat pula dimodifikasi dengan posisi perawat di
belakang pasien stroke
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 12:
Fasilitasi pada abdominal dan back muscle dari belakang
 Posisi pasien stroke duduk dengan tangan diletakkan
pada dinding.
 Lakukan persiapan dengan memberikan korekasi pada
BOS telapak kaki, alignment tungkai dengan hip dan
knee 900.
 Berikan rangsangan pada pelvic bagian atas kearah
foreward dan backward.
 Berikan rangsangan stabilisasi pada daerah bahu.
 Lakukan pengamatan terhadap adanya reaksi tegak dari
postur, dan arahkan agar alignment yang dibentuk tegak.
 Reaksi tegak yang dihasilkan diikuti oleh terjadinya
alongasi pada sisi tubuh mengukuti posisi lengan pada
dinding.
 Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 13:
Mobilisasi pada scapula
 Posisi pasien stroke tidur tengkurap atau duduk ditepi
bed
 Berikan topangan pada kedua tangan pasien stroke
dengan meletakkan di tepi meja.
 Berikan stabilisasi pada daerah bahu.
 Posisi tangan fisoterapis pada sisi margomedial dan
angulus inferior scapula
 Lakukan mobilisasi pada daerah scapula dengan arah
medial dan lateral serta rotasi scapula.
 Lakukan pengulangan sebanyak 7 kali
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 14:
Mobilisasi pada scapula
 Posisi pasien stroke duduk di tepi bed
 Berikan fasilitasi pada kedua tungkai untuk berposisi
menapak dan membentuk alignment yang baik.
 Berikan stimulasi agar postur pasien stroke tegap.
 Tempatkan jari tangan di sisi medial scapula atau berada
diantara margo medialis scapula.
 Berikan instruksi agar pasien stroke melakukan gerak
retraksi pada scapula atau mempertemukan kedua sisi
medial scapula.
 Lakukan sebanyak 7 kali
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 15:
Fasilitasi area lengan
 Posisi pasien stroke duduk di tepi bed.
 Pegangan perawat pada lengan bawah.
 Berikan fasilitasi gerak pada lengan
pasien stroke kearah fleksi bahu yang
diikuti oleh eksternal rotasi mulai pada
900 fleksi shoulder dengan mengarahkan
secara aktif siku bergerak kedalam.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 15:
Fasilitasi area lengan
 Posisi pasien stroke duduk di tepi bed.
 Pegangan perawat pada lengan bawah.
 Berikan fasilitasi gerak pada lengan
pasien stroke kearah fleksi bahu yang
diikuti oleh eksternal rotasi mulai pada
900 fleksi shoulder dengan mengarahkan
secara aktif siku bergerak kedalam.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 16:
Latihan dorsofleksi dan core stability
 Posisi duduk di tepi bed.
 Pegangan perawat pada area abdominal dan
lumbal.
 Berikan instruksi pada pasien stroke untuk
melakukan gerakan dorsal fleksi pada kaki
dengan mempertahankan sikap tegak pada
postur.
 Berikan stimulasi pada abdonimal untuk
melakukan stabilisasi saat melakukan gerakan
dorsofleksi.
 Lakukan sebanyak 7 kali pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 17:
Latihan dorsofleksi dan core stability
 Posisi duduk di tepi bed.
 Pegangan perawat pada area abdominal dan
lumbal.
 Berikan instruksi pada pasien stroke untuk
melakukan gerakan dorsal fleksi pada kaki
dengan mempertahankan sikap tegak pada
postur.
 Berikan stimulasi pada abdonimal untuk
melakukan stabilisasi saat melakukan gerakan
dorsofleksi.
 Lakukan sebanyak 7 kali pengulangan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Meningkatkan stabilitas Base of Support
 Untuk aplikasi latihan dengan posisi berdiri,
maka beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah prinsip dasar dari Base of Support,
distribusi berat badan (weight distribution),
kontrol kepala (head control), stabilitas dan
mobilitas anggota gerak.
 Untuk meningkatkan stabilitas Base of Support,
maka perawat perlu memberikan manipulasi
berupa penguluran kearah lateral pada
punggung dan telapak kaki
 Intervensi ini merupakan upaya pencegahan
terjadinya kontraktur dan peningkatan input
sensoris bagi proses gerak pasien stroke.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 18:
Fasilitasi pelvic control
 Posisi pasien stroke berdiri dengan topangan meja.
 Pastikan agar kedua telapak kaki menapak dengan sempurna.
 Buatlah sudut 450 fleksi knee dan hip, serta berikan sanggahan
pada kedua lengan pasien stroke.
 Berikan fasilitasi daerah pelvic agar secara aktif pasien stroke
melakukan gerakan foreward dan backward rotation.
 Stabilisasi ada pada area knee dan upper thoracal.
 Perhatikan reaksi stabilitas pada postur.
 Anjurkan pasien stroke untuk menatap kedepan (kepala tidak
menunduk)
 Lakukan pengulangan gerakan sebanyak 7 kali dengan
perlahan.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 19:
Fasilitasi posisi berdiri
 Posisi pasien stroke berdiri dengan ditopang meja.
 Pastikan agar kedua telapak kaki menapak dengan
sempurna.
 Posisi tungkai lurus (netral)
 Posisi tangan full ekstensi siku dan 350 – 450
ekstensi bahu.
 Berikan fasilitasi pada kedua lengan.
 Perhatikan reaksi stabilitas pada postur.
 Anjurkan pasien stroke untuk menatap kedepan
(kepala tidak menunduk)
 Anjurkan untuk mempertahankan posisi yang benar.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 20:
Fasilitasi kontrol kepala
 Posisi pasien stroke berdiri dengan atau
tanpa ditopang pada knee dan berikan
topangan dengan kotak pada sisi depan
dada.
 Gunakan ball exercise untuk memfasilitasi
gerakan tangan kedepan.
 Perhatikan reaksi dari kontrol kepala untuk
membentuk stability dengan alignment yang
baik.
 Gerakan bola dapat disesuaikan kesisi kiri
atau kanan untuk menghasilkan reaksi kepala
membentuk alignment yang baik.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 21:
Latihan stabilisasi postur
 Posisi pasien stroke berdiri
 Letakkan alat bantu dengan menggunakan
kotak atau benda lainnya setinggi 30 cm yang
dapat menopang salah satu kaki.
 Tempatkan salah satu kaki diatas kotak,
sehingga membentuk sudut 900 fleksi.
 Posisi tangan perawat pada sisi abdominal
dan gluteal.
 Lakukan fasilitasi pada pelvic kearah
backward dan superior.
 Lakukan secara bergantian kearah foreward.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
PERSIAPAN Stimulasi manual
 Sebagai persiapan berikan stimulasi pada
sisi lateral telapak kaki berupa goresan
kecil agar mudah teraktifasi dan
membentuk BOS yang sempurna.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 22:
Fasilitasi pola berjalan #01
 Posisi pasien stroke berdiri
 Berikan topangan pada postur dengan eksternal rotasi lengan.
 Berikan fasilitasi kepada pasien stroke untuk melakukan
pemindahan berat badan ke salah satu sisi (salah satu tungkai).
 Berikan instruksi agar pasien stroke mempertahankan pelvic
dengan gerakan backward.
 Berikan fasilitasi pada tungkai bawah agar melakukan gerakan
melangkah.
 Pegangan pada sisi lateral telapak kaki, kemudian berikan
fasilitasi agar punggung kaki melakukan gerakan dorsal fleksi.
 Berikan instruksi kepada pasien stroke agar menjaga kepala
tetap tegap (tidak menunduk).
 Berikan instruksi agar fase menapak diawali oleh tumit atau
gerakan searah dengan tumit.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 23:
Fasilitasi pola berjalan #02
 Posisi pasien stroke berdiri
 Posisi perawat di depan atau dibelakang pasien stroke.
Biasanya pasien stroke merasa lebih aman bila posisi
perawat didepan.
 Pegangan perawat pada kedua sisi lateral pelvic.
 Berikan fasilitasi kepada pasien stroke untuk melakukan
pemindahan berat badan ke salah satu sisi (salah satu
tungkai).
 Berikan rangsangan agar pasien stroke mempertahankan
pelvic dengan gerakan backward.
 Berikan instruksi kepada pasien stroke agar menjaga
kepala tetap tegap (tidak menunduk).
 Berikan instruksi agar fase menapak diawali oleh tumit
atau gerakan searah dengan tumit.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 24:
Fasilitasi pada tangan
 Posisikan tangan pasien stroke lumbrikal
 Gunakan benda yang mudah untuk digenggam
 Lakukan koreksi pada jari-jari agar
menggenggam dengan sempurna.
 Berikan gerakan fleksi dan ekstensi pada
pergelangan tangan (wrist joint)
 Lakukan gerakan dengan 7 kali pengulangan
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 25:
Fasilitasi pada tangan posisi lumbrikal
 Fasilitasi terbentuknya stabilisasi aktif pada wrist
joint.
 Fasilitasi yang diberikan juga mengaktifkan otot
fungsional tangan secara sinergi membentuk
posisi tangan lumbrikal.
 Fasilitasi diberikan melalui rangsangan pada
permukaan dorsal setiap jari tangan dan selasela jari.
 Posisi tangan lumbrikal secara aktif
memungkinkan terjadinya mobilitas jari tangan
yang lebih mudah dalam melakukan fungsifungsi prehension.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 26:
Fasilitasi untuk stabilisasi pada pergelangan tangan
 Secara prinsip latihan ini sama dengan latihan
sebelumnya yaitu melakukan pola gerak pada
tangan degan posisi lumbrikal.
 Latihan ini memberikan fasilitasi secara
bersamaan dalam membentuk gerakan pada
metacarpophalangeal joint dan wrist joint.
 Perhatikan fasilitasi yang diberikan oleh perawat
, pada sisi phalangs diberikan stimulasi kearah
proksimal sedangkan pada wrist joint diberikan
stimulasi kearah distal.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
LATIHAN 27:
Fasilitasi pada tangan dan jari-jari
 Dilakukan dengan mengikuti bentuk target
obyek yang akan digenggam. Sebelumnya
diberikan latihan membentuk posisi lumbrikal
pada tangan.
 Dengan adanya obyek yang menjadi target
gerakan, maka diharapkan terjadi proses
planning, programming, adjustment, terhadap
gerakan yang akan dilakukan.
 Perawat harus mampu memberikan fasilitasi
agar selama proses gerakan terbentuk secara
aktif dilakukan oleh pasien stroke.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Melatih pemenuhan aktivitas dasar
sehari-hari [ADS]
ADS :
1.
2.
3.
4.
Transfer. Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur dan sebaliknya, termasuk
duduk di tempat tidur
Berjalan di jalan yang datar (jika tidak
mampu berjalan, lakukan dengan kursi
roda)
Aktivitas di toilet (ke/dari WC, menyiram,
menyeka, lepas/pakai celana)
Kebersihan diri (mencuci muka,
menyisir, mencukur, dan menggosok
gigi)
ADS :
Mengontrol defekasi (b.a.b)
6. Mengontrol berkemih (b.a.k).
7. Mandi
8. Berpakaian termasuk
mengenakan sepatu,
9. Makan
10. Naik turun tangga
5.
Latihan berpakaian (cara menggunakan kemeja)
 Masukkan terlebih dahulu lengan yang lemah
ke dalam lengan baju
 Tarik lengan baju ke atas sampai bahu.
 Putar baju kearah lengan lengan yang sehat.
 Masukkan tangan yang sehat ke lengan baju
lainnya.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Latihan berpindah (dari tempat tidur ke kursi)
 Letakkan kursi roda/kursi disebelah sisi yang
lemah.
 Pastikan bahwa tempat tidur dan kursi roda
dalam keadaan terkunci.
 Anjurkan agar pasien bergeser ke tepi tempat
tidur, duduk dengan telapak kaki menapak di
lantai.
 Pegang pinggang pasien dengan kedua tangan
anda, anjurkan pasien untuk memegang kedua
bahu perawat .
 Bantu pasien untuk berdiri dan mundur ke
belakang untuk duduk di kursi.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Melatih keseimbangan berdiri
 Sediakan cermin besar supaya pasien dapat
melihat apakah berdirinya sudah tegak atau
belum.
 Berikan kesempatan kepada pasien untuk
berusaha berdiri sendiri semaksimal mungkin.
 Berdirilah dekat sisi pasien yang lumpuh untuk
memberikan pererasaan aman padanya.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Latihan naik turun tangga
 Naik tangga dibantu penolong
Penolong berdiri di belakang pasien. langkahkan
kaki yng sehat terlebih dahulu sambil tangan
berpegang pada pergelangan tangga, kemudian
kaki lumpuh langkahkan pada anak tangga yang
sama
 Turun tangga dibantu penolong
Sambil berpegang pada pegangan tangga,
langkahkan terlebih dahulu kaki yang lemah,
kemudian diikuti kaki yang sehat. Penolong
berdiri di depan pasien menghadap ke pasien.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Latihan berjalan menggunakan
tongkat berkaki empat
 Posisi pasien berdiri tegak
 Anjurkan pasien untuk meletakkan tongkat di
depannya agak kesamping
 Langkahkan kaki yang lemah terlebih dahulu
diikuti kaki yang sehat
 Ulangi cara ini untuk belajar jalan selanjutnya.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
KEPUSTAKAAN














Barr KP, Griggs M, Cadby T. 2005. Lumbar Stabilization, Core Concept And Current Literature, part 1: American Journal of Physical
Medicine & Rehabilitation. Lippincott Williams & Wilkins : p.473-480
Brammer CM, Herring GM. 2002. Stroke Rehabilitation. In: Brammer CM, Spires MC. (ed). Manual of Physical Medicine and
Rehabilitation. Philadelphia: Hanley & Belfus, Inc. 139-66.
International Bobath Instructors Training Association. 2008. Theoretical assumptions and clinical practice. [Internet]. 2006 [updated
2008 September; cited 2011 May 10]. Available from http://ibita.org/pdf/assumptions-EN.pdf
Irfan M. 2012. Fisioterapi bagi pasien Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu
Knox V, Evans AL. 2002. Evaluation of the functional effects of a course of Bobath therapy in children with cerebral palsy: a preliminary
study. Developmental Medicine & Child Neurology. 44: 447-460.
Lennon S, Ashburn, A. 2000. The Bobath concept in stroke rehabilitation: a focus group study of the experienced physiotherapists'
perspective. Disability and Rehabilitation. 22(15): 665-674.
Panjabi M. 1992. The stabilising system of the spine: Part I, Function, dysfunction, adaptation and enhancement. Part II, Neutral zone
and instability hypothesis. J Spinal Disord 5:383- 97
Raine S, Meadows L, Lynch-Ellerington M. 2009. Bobath Concept: Theory and Clinical Practice in Neurological Rehabilitation, WileyBlackwell
Beck, C., Heacock, P, Rapp, C. & Mercer, S. 1993. Assisting cognitively impaired alders with activities of daily living. Am J of
Alzheimer’s Care and Related Disorder and Research, 8(6): 11-20.
Paffenbarger, R.S., Hyde, R.T., Wing, A.L., Lee, I.M., Jung, D.L. & Kampert, J.B. 1993. The association of changes in physical-activity
level and other lifestyle characteristics with mortality among men. N Engl J Med, 328: 538–545.
Bijnen, F.C.H., Caspersen, C.J., Feskens, E.J.M., Saris, W.H.M., Mosterd, W.L. & Kromhout, D. 1998. Physical activity and 10-year
mortality from cardiovascular diseases and all causes, the Zutphen Elderly Study. Arch Intern Med, 158: 1499–1505.
Wannamethee, S.G., Shaper, A.G. & Walker, M. 1998. Change in physical activity, mortality, and incidence of coronary heart disease in
older men. Lancet, 351: 1603–1608.
Spillman, B.C. 2004. Changes in Elderly Disability Rates and the Implications for Health Care Utilization and Cost. The Milbank
Quarterly, 82(1): 157–194.
Kalachea, A & Kickbusch, I. 1997. A Global Strategy for Healthy Ageing. World Health. (4) July-August: 4-5.
Seminar Nasional: “Updated Evidence Based Nursing Management Stroke and Post Stroke Pasien Geriatri”, Semarang – 12 Maret 2017
Download