Uploaded by User65358

Lahan Basah

advertisement
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN
LAHAN BASAH
Oleh :
Gustino Mayindra Putra
03061281823085
Dosen Pengampu :
Dr. Maya Fitri Oktarini, S.T., M.T.
Harrini Mutiara Hapasari, S.T., M.Sc., M.Si.
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
cukup tinggi, masalah kependudukan dan pemukiman telah menjadi hal yang tidak
bisa diabaikan sebagai salah satu poin untuk mencapai kesejah-teraan masyarakat.
Khususnya bagi negara Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, otomatis lahan tempat
pemukiman menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan pada masa kini. Mengingat
lahan yang dimiliki tidak selalu bersifat kering, maka kini terdapat pemukiman
yang berlandaskan lahan basah (Wetlands Residence)
Lahan basah sendiri sebenarnya memiliki potensi yang cukup banyak, bisa
digunakan sebagai daerah konservasi berbagai jenis flora maupun fauna yang
langka, sebagai pemelihara ekosistem lingkungan liar, sebagai lahan pertanian, dan
yang paling krusial serta berhubungan dengan manusia adalah sebagai daerah
pemukiman.
Di era sekarang, pembangunan berkelanjutan yang bertempat di atas lahan
basah telah berkembang seiring dengan kebutuhan manusia akan tempat tinggal dan
lahan pemukiman. Namun, perkembangan tersebut tentunya disertai dengan
berbagai kendala yang harus dipecahkan.
Oleh sebab itu, selain perencanaan, kita hendaknya juga mempertimbangkan
pemeliharaan dan pelestarian dari lahan basah yang digunakan. Diharapkan, dengan
keberadaan lahan basah sebagai salah satu prasarana pemukiman ini mampu
meningkatkan peran alam sebagai penyedia kebutuhan pokok bagi manusia
khususnya kebutuhan akan rumah tinggal.
1.2
Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah :
a. Mengidentifikasi definisi pemukiman dan lahan basah serta kaitannya
b. Menjelaskan peran lahan basah dalam menyediakan tempat tinggal bagi
makhluk hidup khususnya manusia.
c. Mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merenca-nakan
sebuah lahan basah sebagai tempat layak huni.
d. Mencari keunggulan serta kendala-kendala yang mungkin akan ditemukan
dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan pemuki-man di atas lahan
basah
e. Menunjukkan contoh-contoh daerah yang menggunakan lahan basah sebagai
daerah pemukiman, khususnya di negara Indonesia
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Lahan Basah Secara Umum
Secara sederhana, pengertian lahan basah (wetland) adalah setiap wilayah
di mana tanahnya jenuh dengan air. Tergenang air yang dangkal, baik sebagian atau
keseluruhannya. Genangan airnya bersifat permanen (terus-menerus) atau
musiman. Baik berupa air diam ataupun mengalir. Baik berupa air tawar, air payau,
maupun air asin. Terbentuk secara alami ataupun buatan manusia.
Lahan basah berbeda dengan perairan. Berbeda dengan perairan, lahan
basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan
tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya
tersebut lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan
dan perairan.
2.2
Pengertian Pemukiman Secara Umum
Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian
dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang,
permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati
posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan
meningkatkan pula kualitas hidup.
Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun
lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air
minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988) sebagai berikut:
“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi
segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu
kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”.
Awal dibangunnya tempat tinggal semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
fisik, selanjutnya pemilikan tempat tinggal berkemban fungsinya sebagai
kebutuhan psikologis, estetika, menandai status sosial, ekonomi dan sebagainya.
Demikianlah makna permukiman yang ada pada masyarakat pada saat ini.
2.3
Faktor-faktor Penting Dalam Pembangunan Pemukiman
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah
pemukiman di atas permukaan lahan basah
1) Faktor Kemudahan
Faktor yang dimaksud adalah kemudahan dalam menjangkau suatu tempat.
Faktor ini perlu diperhatikan, sebab akan berpengaruh terhadap biaya
transportasi dan lamanya perjalanan bagi penghuni untuk bepergian. Faktor
kemudahan pada suatu permukiman dapat berupa jalan penghubung atau
masuk, yaitu jalan yang menghubungkan jalan masuk dengan jaringan jalan
umum menuju pusat kota.
2) Utilitas
Utilitas adalah kelengkapan fasilitas yang terdapat pada perumahan, antara lain
listrik, air minum, saluran pembuangan.
3) Faktor Status Tanah
Tanah mempunyai fungsi sosial ekonomi. Dalam pengaturan hak atas tanah
dan ruang pemanfaatanya harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat,
status tanah mempunyai peranan penting bagi kelangsungan penghuni karena
memberikan kepastian hukum atas tanah yang menjadi haknya.
4) Faktor Penggunaan Tanah
Daerah perumahan sedapat mungkin tidak menggunakan lahan yang produktif
dan menghindari daerah-daerah yang sudah terbangun. Dengan demikian
penggunaan lahan tersebut akan lebih efektif dan saling mendukung dengan
kegiatan lainnya.
5) Faktor Pusat Pelayanan
Lokasi perumahan yang baik adalah lokasi yang memudahkan atau dapat
menjangkau semua tempat karena tersedia macam-macam pelayanan, baik
yang bersifat sosial maupun bersifat ekonomi.
6) Faktor Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Efek samping yang dimaksud adalah efek negatif yang mungkin timbul dengan
di bangunnya permukiman.
2.4
Aspek-aspek Penting dalam Pemukiman Basah
a. Kondisi tanah, seperti tipe tanah, kelembaban tanah dan struktur fisik tanah
b. Karakteristik vegetasi, seperti : tipe tumbuhan di atas tanah, tipe perakaran,
kepadatan tanah dan sebagainya
c. Tujuan penggunaan tanah yakni hanya sebagai pemukiman atau berikut serta
sebagai lahan pertanian
d. Nilai ekonomi pembukaan lahan baru yakni biaya yang diperlukan untuk
membuka lahan baru tersebut menjadi pemukiman
e. Keadaan topografi : lembah, berbukit, curam, berbatu, dsb.
f. Keadaan cuaca dan iklim : seperti curah hujan dan arah angin
g. Waktu pelaksanaan pembukaan lahan : diusahakan pembukaan lahan untuk
pemukiman dilaksanakan se-efektif dan se-efisien mungkin untuk mencegah
pengeluaran biaya yang berlebih.
2.5
Keunggulan dan Kendala yang Mungkin Ditemukan
Keunggulan dari lahan basah adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan ruang bagi manusia sebagai tempat pemukiman
b. Kandungan air yang cukup banyak sehingga bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia sehari-hari seperti kebutuhan minum, mandi dan mencuci
c. Kaya akan flora dan fauna sehingga mampu meningkatkan kesejahte-raan dan
mutu hidup manusia.
d. Vegetasi tumbuhan yang bervariasi, dll
Adapun kendala yang mungkin dihadapi dalam perencanaan pemukiman lahan
basah adalah sebagai berikut :
a. Tata cara pembukaan lahan yang salah, misalnya dengan cara pembakaran,
penebangan seluruh susunan tumbuhan yang ada
b. Sistem pembangunan yang melekat langsung ke permukaan tanah. Hal ini
akan mengurangi ruang yang digunakan untuk pengaliran air.
c. Pola hidup yang buruk, misalnya pembuangan limbah rumah tangga secara
berlebihan, dll
2.6
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Lahan Basah
1. Melakukan survey terhadap lokasi yang hendak dijadikan pemukiman
2. Memperkirakan kapasitas dari lahan basah yang akan dijadikan daerah
pemukiman
3. Melakukan perencanaan pembangunan
4. Menghitung biaya perencanaan dan analisis kelayakan
5. Pelaksanaan proyek
6. Melakukan pemeliharaan terhadap daerah pemukiman
7. Pengawasan terhadap keberlanjutan pembangunan
2.7
Contoh-Contoh Pemukiman Lahan Basah di Indonesia
Gambar 2.2 Contoh Pemukiman Lahan Basah di Pontianak, Kalimantan Barat
Gambar 2.3 Contoh Pemukiman Lahan Basah di Sulawesi
Gambar 2.4 Contoh Pemukiman Lahan Basah di sekitar Danau Sentarum,
Kalimantan Barat
Gambar 2.5 Contoh Pemukiman Lahan Basah di Pesisir Timur OKI, Sumatera
Selatan
2.8
Masalah-Masalah yang Berkaitan Dengan Penggunaan Lahan Basah
Beberapa masalah yang berkaitan dengan penggunaan lahan basah adalah
sebagai berikut:
1. Kebakaran Lahan
Kebanyakan para pengusaha memilih jalan yang lebih cepat dalam
membuka sebuah pemukiman baru. Namun, yang paling sering kita lihat
adalah cara membakar. Karena menurut sebagian perusahaan, metode
pembakaran lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan metode tebang
pilih. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih rendah.
Namun, sebenarnya metode membakar akan mengakibatkan polusi
udara dan merusak lingkungan. Kerusakan yang diakibatkan bisa
berkembang hingga mencapai taraf yang cukup berbahaya misalnya kasus
kabut asap yang terjadi di provinsi Riau, Sumatera Selatan, dan sekitarnya
beberapa tahun kebelakang.
2. Banjir
Banjir merupakan bencana yang terjadi dimana kapasitas drainase atau
selokan tidak mampu menampung banyaknya air yang masuk. Di daerah
lahan basah, hal ini cukup sering terjadi. Hal ini dikarenakan kandungan air
dalam tanah basah sendiri sudah cukup banyak, akibatnya lahan tidak mampu
menampung lebih banyak air lagi dari luar, air hujan misalnya. Sehingga akan
mengakibatkan genangan air yang kemudian berubah menjadi banjir.
Kadang-kadang banjir juga bisa diakibatkan oleh ulah manusia yang
membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga mengakibatkan saluran air
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Lahan basah merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai
daerah pemukiman bagi manusia dan juga mengatasi masalah kekurangan
lahan tempat tinggal
b. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangu-nan
pemukiman lahan basah yakni : kondisi tanah, karakteristik vege-tasi di suatu
daerah, tujuan penggunaan lahan, aspek ekonomi, keadaan topografi, iklim
dan cuaca, dan lain-lain
c. Keunggulan dari lahan basah bila dijadikan daerah pemukiman adalah
kandungan airnya cukup banyak, kaya akan flora dan fauna, serta memiliki
potensi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
d. Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan lahan basah adalah timbul dari
manusia itu sendiri. Misalnya, pembakaran lahan, tata guna lahan yang salah,
dll
3.2
Saran
Saran penulis dalam makalah ini adalah :
a. Pemerintah sudah bisa memulai program transmigrasi penduduk ke daerah
pemukiman lahan basah mengingat lahan basah telah layak digunakan sebagai
tempat tinggal (hunian).
b. Kita hendaknya memperhatikan cara-cara pelaksanaan proyek serta
pemeliharaan tata lingkungan sebagai hasil evaluasi dari kelayakan
perencanaan pemukiman lahan basah.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42401 (dari cover sampai daftar pustaka)
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164464&val=5962&title=Dampak%20Per
ubahan%20Hidrologis%20Dan%20%20Perkembangan%20Tata%20Guna%20Lahan%20Pada
%20Permukiman%20Lahan%20Basah%20Di%20Kota%20Dumai (ipi164464)
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=18&rct=j&q=pemukiman%20lahan%20ba
sah&ved=0ahUKEwi8NGH6YvLAhXCHJQKHeONBKMQFghZMBE&url=http%3A%2F%2Ftemuilmiah.iplbi.or.id
%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F01%2FTI2014-B-p047-052-Kriteria-PengembanganPembangunan-di-Lahan-Basah-Riparian-dengan-PendekatanEkosistem.pdf&usg=AFQjCNFhAtnUC60mKehUbmTL1krONWvIJA (TI2014-B....)
temuilmiah.iplbi.or.id
http://alamendah.org/2015/01/11/mengenal-lahan-basah-wetland-indonesia/ (PLB)
http://soil.blog.ugm.ac.id/files/2006/11/1996-Kilas-balik.pdf (journal lahan basah UGM)
Download