STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

advertisement
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI, 1999, VOL. III, NO 2, hal 133 - 138
ISSN 1410-5004
STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEMBAHASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DALAM ISO
Y. S. Setio Wigati
INTISARI
Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan dari dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat
dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan. Tetapi posisi
keselamatan dan kesehatan pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO
14000. Seharusnya secara otomatis perancang-perancang ISO memasukkan keselamatan
dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan. Alasan yang mungkin
mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari masalah lingkungan karena
otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada di bawah Departemen Tenaga
Kerja.
1. PENDAHULUAN
UUD 1945 mengisyaratkan hak setiap warga negara atas pekerjaan dan
penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan baru memenuhi kelayakan bagi
kemanusiaan apabila keselamatan tenaga kerjanya terjamin. Tenaga kerja sebagai
sumber daya manusia perlu terus dikembangkan, diberikan perlindungsan terhadap
pengaruh teknologi kerja dan lingkungan kerja serta diberikan perawatan dan
rehabilitasi.
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu
perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan tersebut dimaksudkan
agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas.
Departemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja dan depertemen-depertemen
lain serta pihak swasta sebenarnya sudah mengetur keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga diharapkan pembentukan pekerja yang sehat yang bekerja dengan nyaman
dapat terealisasi semaksimal mungkin tanpa adanya dampak negatif pada masyarakat di
sekitar perusahaan masing-masing. Tetapi adakah standar konsensus yang berlaku
secara internasional yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja ?
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran
keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama
Y. S. Setio Wigati
134
teknologi yang sudah maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang
yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang
lainnya dan juga masyarakat pada umumnya (Su’mamur, 1981).
Kesehatan ketenagakerjaan dan kesehatan perusahaan atau lingkungan industri
pada awalnya diatur secara terpisah. Akan tetapi dengan mengingat kepentingan
peraturan yang menyengkut (1) keselamatan kerja dalam menghadapi resiko-resiko
pekerjaan yang mengandung bahaya bagi kesehatan, (2) tenaga kerja untuk memperoleh
jaminan pemeliharaan kesehatan jika menderita sakit, dan (3) pemeriharaan prevensi
kesehatan lingkungan perusahaan tempat karyawan bekerja, maka secara praktis
menurut hukum kesehatan dikembangkan peraturan hukum tentang “occupational
health and industrial hygiene” yang mengandung tiga sasaran kepentingan kesehatan
(Poernomo, 1999).
Pengontrolan terhadap bahaya-bahaya potensial atau resiko di tempat kerja
merupakan program kesehatan dan keselamatan kerja yang berkesinambungan serta
mendidik agar pekerja dapat memelihara kesehatan sebaik-baiknya.
Program pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dikelompokkan dalam dua
pokok pelaksanaan, yaitu :
1. Pelayanan terhadap manusianya
2. Pelayanan terhadap lingkungan kerjanya.
Dalam pemusatan perhatian terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
dapat dilakukan berbagai upaya antara lain mengenal, mencegah adanya gangguan
kesehatan, mendiagnosis, mengobati penyakit yang ada, dan merehabilitasi. Dari sisi
lingkungan kerja, disamping penerapan ergonomi dilakukan pengontrolan,
membandingkan dengan standar, pemantauan, evaluasi dan koreksi (Maurits, 1999).
Rehabilitation
Standard
Monitoring
Occupational
illness
Prevention
Diagnosis &
Treatment
&
Control
work
environment
Evaluation
Gambar Program Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sebagai pemelihara kesehatan kerja, dalam melakukan tugasnya, seorang dokter
perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti :
a. Pekerja sebagai pihak yang perlu selalu diperhatikan kesehatannya.
b. Kapasitas fisik dan mental pekerja dalam kaitan dengan pekerjaan.
c. Penyekit akibat kerja dan kecelakaan kerja timbul sebagai akibat melakukan
pekerjaan.
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pembahasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam ISO
135
3. STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Standar adalah sebuah norma atau patokan yang diterima dan disetujui untuk
mengukur sesuatu kuantitas dan kualitas. Standar kualitas menyatakan sesuatu secara
spesifik tetapi tanpa kuantitas yang eksak.
Standar ini dikategorikan menjadi dua :
a. Standar berdasar konsensus, ialah standar yang disetujui oleh sekelompok orang,
namun pemakaiannya tidak ditentukan oleh undang-undang.
b. Standar di bawah peraturan, adalah standar yang pemakiannya diwajibkan oleh
pemerintah.
Selain penggolongan standar ke dalam standar konsensus dan standar di bawah
peraturan, masih ada penggolongan lain dengan dasar yang lain, ialah :
a. Standar Spesifikasi, ialah standar yang menerangkan kondisi fisis.
b. Standar performa, ialah standar yang menentukan bagaimana sesuatu pekerjaan
itu harus dilaksanakan atau apakah yang harus dicapai.
Standar Keselamatan dan Kesehatan kerja (umumnya) dibuat “setelah kejadian”.
American Society of Mechanical Engineers misalnya menetapkan standar Rules for
Construction of Stationary Boilers and for Allowable Working Pressures baru pada
tahun 1915. Standar ini mempunyai sejarah panjang setelah peledakan yang terjadi atas
ketel uap di Connecticut pada tahun 1854 dan di kapal di sungai Mississippi pada tahun
1865. Diusahakan “aturan konstruksi yang uniform” yang mengalami perubahan dengan
waktu sampai menjadi standar tersebut. Boiler codes ini telah mengalami revisi dan
dipakai sampai sekarang.
Di USA dalam tahun 1970 baru dibuat Occupational Safety and Health Act
(OSHA). Dalam waktu yang sangat singkat (dua tahun) OSHA harus mempunyai
standar-standar yang diakui dan dilaksanakan sebagai undang-undang. Oleh karena itu
OSHA mengambil standar ANSI (American National Standard Institute) dan NFPA
(National Fire Protection Association) yang telah ada terlebih dulu dalam banyak
bidang sebagai standarnya. ANSI dibentuk dalam tahun 1918, pada waktu banyak dari
himpunan-himpunan profesi merasa perlu untuk memformulasikan standar-standar
industri (Soegiarto, _ ).
Di Indonesia ada SII, Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja (1957),
Undang-Undang Keselamatan Kerja (1970), dan Ikatan Hygiene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (1973).
4. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM ISO
ISO (International Organization for Standardization) yang berkedudukan di
Jenewa adalah sebuah badan federasi internasional dari badan-badan standarisasi yang
ada di sembilan puluh negara. ISO adalah organisasi non pemerintah yang didirikan
pada tahun 1974. Dengan adanya organisasi ini tukar-menukar informasi dapat
dilakukan dengan mudah. Anggota dapat mengusulkan sesuatu standar. Usul ini akan
dibahas, dievaluasi, diubah ataupun tidak, diterima ataupun ditolak. Hasil utama dari
ISO adalah persetujuan internasional yang diterbitkan sebagai standar internasional.
Setiap anggotanya memberikan dukungan finansial untuk pusat operasi ISO melalui
uang pembayaran keanggotaan. ISO adalah standar konsensus.
Semua pengembangan standar yang penting dari ISO dilakukan oleh TC atau
Technical Committee (panitia teknis), misal TC 207. Setiap standar baru menjadi
tanggung jawab dari salah satu badan standar yang menjadi anggotanya. Sebagai
136
Y. S. Setio Wigati
contoh, Standard Council of Canada (CSA) adalah badan anggota yang memegang
kesekretariatan TC 207, yaitu panitia yang mengatur bagian dari panitia yang menyusun
ISO 14000 dan mengatur standar lingkungan.
Standar manajemen mutu dan lingkungan (ISO 9000 dan ISO 14000) yang
diciptakan oleh Brirish Standard Institute (BSI) seperti dalam BS 5750 dan BS 7750
adalah sisitem standar yang pertama di dunia. Pada perusahaan yang menerapkan ISO
9000 dan ISO 14000 produk dan proses yang dilakukan harus telah sesuai dengan
standar bagi produk tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan pembuat beton
tidaklah berguna untuk memiliki standar manajemen mutu jika beton tersebut tidak
dibuat sesuai dengan standar untuk beton.
Sebuah kelemahan dari kedua standar ini adalah setidaknya dalam ISO 9000 dan
draft awal dari ISO 14000, walaupun mengatur kesehatan dan keselamatan pekerja,
standar di atas tidak menuntut agar kesehatan dan keselamatan pekerja dikelola sesuai
standar. Alasan untuk tidak menyatukan kesehatan dan keselamatan kerja adalah bahwa
Departemen Tenaga Kerja mempunyai kekuatan hukum atas aturan tersebut dan berhak
untuk memeriksanya, sedangkan badan standar nasional berhubungan dengan
Departemen Perisdustrian. Sebenarnya perusahaan yang berminat menangani isu
kesehatan dan keselamatan pekerja di bawah standar ISO 9000 dan ISO 14000 bukan
berarti penanganan mereka terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja jelek, setidaktidaknya bagi perusahaan kimia yang memang peka terhadap masalah ini.
Banyak orang / perusahaan dikejutkan oleh kurangnya perhatian baik BS 7750
maupun versi awal ISO 14000 terhadap masalah kesehatan dan keselamatan pekerja,
yaitu dengan menetapkannya sebagai hal yang bersifat sukarela, dan juga dalam
beberapa hal memberikan prioritas rendah pada proses dan keselamatan masyarakat,
dan pada keamanan produk serta pembuangannya. Tampaknya hanya industri kimia
yang memperhatikan secara penuh kebutuhan mempertimbangkan pada kesehatan dan
keamanan proses dan masyarakat.
Industri kimia memiliki pedoman praktik yang sangat baik yang dapat digunakn
oleh seluruh perusahaan pemrosesan sebagai pedoman atau kebijakan tingkat atas.
Pedoman praktik tersebut adalah Program Kepedulian yang Bertanggungjawab atau
Responsible Care Programme (RCP). Federasi asosiasi industri kimia Eropa, CEFIC,
dan badan anggotanya dari Inggris, CIA (Chemical Industry Association), telah
menggunakan ISO 9000 maupun BS 7750 guna mengelola RCP di Eropa. Program ini
nampaknya benar-benar program dari CIA. Industri kimia dari Eropa, dan terutama di
Inggris, juga telah berhasil dalam penggunaan ISO 9000 guna menjangkau mutu,
lingkungan serta kesehatan dan keselamatan.
Meskipun industri kimia, dengan usaha sangat keras, telah mengembangkan
suatu perluasan dari ISO 9000 (tepatnya ISO 9001) yang mencakup mutu, perlindungan
lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja serta keamanan proses dan produk,
namun saat ini nampaknya pendekatan ini tidak akan digunakan. Ada beberapa alasan
utuk hal ini, yang paling utama adalah kemunculan ISO 14000 dan penerbitan aturanaturan baru untuk akreditasi agen-agen sertifikasi dalam hal standar lingkungan oleh
badan-badan seperti National Accreditation Council for Certification Bodies (NACCB)
di Inggris.
Industri kimia sedang mendesak masyarakat internasional untuk menggunakan
suatu sistem manajemen generik ISO tunggal yang mencakup keselamatan, kesehatan
dan lingkungan, dan sesuai dengan mutu. Industri tersebut melihat ini sebagai
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pembahasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam ISO
137
pemenuhan sejumlah persyaratan termasuk persyaratan-persyaratan dari RCP. Industri
juga melihat sistem tersebut sebagai suatu sistem lingkungan, kesehatan dan
keselamatan, yang mendukung RCP, yang disebut SHEM (safety, Health and
Environmrntal Management). Meskipun sebagian besar industri setuju dengan industri
kimia yang mengatakan bahwa SHEM tersebut relevan, para arsitek standar ISO dan
BSI telah memperlakukan isu kesehatan dan keselamatan karyawan hanya sebagai seka
rela.
Selama pertemuan sub komite teknis yang melapor ke TC 207 mengenai
pengembangan modul standar manajemen lingkungan, ISO 14000, masalah kesehatan
dan keselamatan terungkap beberapa kali. Sebuah keputusan dibuat untuk mengajak
ISO agar mendelegasikan studi masalah ini kepada sebuah komite lain selain TC 207.
Keputusan ini menjaga agar posisi kesehatan dan keselamatan tetap berada di luar
pembahasan ISO 14000, paling tidak dalam perkembangan awalnya, suatu posisi yang
sudah ditetapkan dalam standar lingkungan nasional seperti BS 7750.
Tidak dapat dipahami sikap komite terhadap suatu masalah prinsip semacam ini.
Standar-standar tersebut tidak mengungkapkan masalah kesehatan dan keselamatan
pekerja. Mereka ini secara eksplisit mengakui bahwa kesehatan dan keselamatan
mungkin sebagai suatu masalah pilihan yang dikelola di bawah standar ini. Sekarang
ada standar terpisah yang berbicara tentang kesehatan dan keselamatan, BS 7850, yang
dapat menjadi model untuk sebuah standar ISO, tetapi setelah dipertimbangkan
semuanya, sikap komite yang merancang standar manajemen lingkungan menjadi
melemah terhadap masalah ini. Sungguh aneh jika arsitek dari standar-standar tersebut
yang memahami secara utuh kenyataan masalah lingkungan secara operasional, yang
mengakui bahwa keamanan operasional dan masyarakat adalah masalah-masalah
lingkungan merasa bimbang. Seharusnya secara otomatis mereka memasukkan
kesehatan dan keselamatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan.
Di sebagian negara maju, masalah kesehatan dan keselamat diwajibkan di bawah
hukum dan mengandung resiko dituntut baik untuk perusahaan maupun perorangan
yang mengabaikannya. Di Eropa mereka cenderung menempatkannya di bawah
departemen pemerintahan yang terpisah dengan departemen yang menangani masalahmasalah lingkungan, seperti otoritas kesehatan dan keselamatan berada di bawah
depertemen tenaga kerja. Standar lingkungan dapat berada di bawah kontrol departemen
industri tergantung pada bagaimana skema sertifikasi nasional bekerja. Apa yang
mungkin menyebabkan sistem kesehatan dan keselamatan ditangani secara terpisah
adalah bahwa masalah ini diinspeksi lebih banyak oleh petugas yang memiliki otoritas
terhadap kesehatan dan keselamatan, daripada oleh petugas yang melaksanakan inspeksi
sertifikat standar manajemen lingkungan. Alasan lain yang mungkin dikeluarkannya
masalah kesehatan dan keselamatan dari masalah lingkungan adalah bahwa Peraturan
Eco Management and Audit Scheme (EMAS) Uni Eropa mengabaikan hal ini juga.
Kondisi ini memungkinkan industri berjalan tanpa alat untuk masalah kesehatan
dan keselamatan. Standar manajemen lingkungan mengharapkan sebuah sistem yang
mencakup insiden, keadaan darurat, keselamatan masyarakat dan keamanan produk.
Otoritas kesehatan dan keselamatan ingin melihat suatu sistem menajemen yang formal
untuk kesehatan dan keselamatan pekerja, dan sistem ini memiliki kekuatan yang lebih
di dalam persoalan-persoalan ini, lebih besar daripada sekedar memiliki suatu badan
yang berminat di dalam standar lingkungan yang bersifat suka rela, yang memiliki
implikasi hukum di hampir setiap
masalah. Semua perusahaan
yang
138
Y. S. Setio Wigati
mengimplementasikan peraturan kesehatan dan keselamatan, dan juga
mengimplementasikan sistem sesuai dengan BS 7750 atau ISO 14000 akan menemukan
bahwa hal ini pantas untuk mengimplementaikan semua masalah tersebut di bawah
standar manajemen lingkungan.
Dengan ISO 14000 memandang remeh masalah kesehatan dan keselamatan
pekerja, dan demikian pula BSI dengan pedoman BS 8750, kita mungkin akan segera
mengetahui bahwa standar sistem manajemen generik yang dicari industri kimia dimulai
dengan BS 9750 (Rohery, 1985).
Tetapi sekarang dunia industri terutama industri kimia boleh bergembira karena
isu mengenai ISO 18000 tentang keselamatan kerja dan kesehatan masyarakat telah
terdengar, namun belum disosialisasikan secara luas. Meskipun demikian, hal ini sudah
merupakan kemajuan besar dan patut disyukuri, kerena dengan demikian kesehatan dan
keselamatan pekerja lebih terjamin.
5. PENUTUP
Topik masalah kesehatan dan keselamatan diangkat ke permukaan sebagai suatu
masalah dalam beberapa pertemuan dari beberapa komite teknik (TC). Keputusan yang
diambil adalah menulis saran kepada Dewan Manajemen Teknis / Technical
Management Board (TMB) ISO untuk meneliti apakah masalah kesehatan dan
keselamatan pekerja perlu distandarisasi secara internasional dan kalau perlu, TC mana
yang harus melaksanakannya.
Saran tersebut diatas tampaknya diterima, terbukti dengan munculnya ISO
18000 tentang keselamatan kerja dan kesehatan masyarakat, meskipun sekarang aturan
main dan aturan pelaksanaannya belum dimasyarakatkan secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Maurits, L. S., 1999, Manajemen Penerapan Hiperkes di Perusahaan dan Rumah Sakit,
Naskah Seminar Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Kerja
dan Menyongsong Akreditasi Rumah Sakit.
Poernomo, B., 1999, Pengembangan Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Kesehatan
Kerja, Naskah Seminar Penerapan K3 dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Kerja dan Menyongsong Akreditasi Rumah Sakit.
Rohery, B., 1985, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, PT Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta.
Soegiarto, ___, Diktat Kuliah Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan, ___.
Suma’mur, 1981, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT Toko Gunung
Agung, Jakarta.
Download