Uploaded by nitayulianan1

PKM jain julak

advertisement
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
EFEKTIVITAS FORMULASI SALEP JAIN JULAK dalam
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Nita Yuliana;
G1A016032 2016
Nurul Hikmah;
G1D016036; 2016
Maharan;
Angkatan .........
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Institut
e. Alamat Rumah dan No. HP
4.
5.
6.
7.
f. Email
Anggota Pelaksana Kegiatan
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. Telp.
Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti
b. Sumber Lain (sebutkan ....)
Jangka Waktu Pelaksanaan
: EFEKTIVITAS FORMULASI SALEP
JAIN JULAK dalam MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus
: PKMP-Kesehatan
: Nita Yuliana
: G1A016032
: S1 Biologi
: Universitas Mataram
: Desa Sengkrang, Kec. Praya Timur,
Kabupaten Lombok Tengah
: [email protected]
: 3 Orang
: Dr. Faturrahman, S.Pt.,M.Si.
: 19750703 200312 1 001
: 0877655335254
: .........................
: Rp. ...................
: Rp. ...................
: ....... Bulan
Mataram, ..................... 2018
Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
FMIPA,
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Drs. Suripto, M.Si)
NIP/NIK.
(Nita Yuliana)
NIM.G1A016032
Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Drs. H. Muhammad Natsir, S.H.,M.Hu.)
NIP/NIK. 19590126198703 1 001
(Dr.Faturrahman,
S.Pt.,M.Si.)
ii
NIDN.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................……..
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1.Latar Belakang .............................................................................................
1.2.Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3.Tujuan ...........................................................................................................
1.4.Urgensi Penelitian .........................................................................................
1.5.Target Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan ............................................
1.6. Luaran yang Diharapkan ..............................................................................
1.7.Manfaat ........................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
2.1. Bakteri Staphylococcus aureus .....................................................................
2.2.Jain Julak ........................................................................................................
2.3. Salep .............................................................................................................
BAB 3. METODE PENELITIAN..............................................................................
3.1 Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian ............................................................
3.2 Alat dan Bahan ...............................................................................................
3.3 Alur Penelitian ...............................................................................................
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .........................................................
4.1 Anggaran Biaya ..............................................................................................
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
iii
1
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Formulasi Salep............................................................................................
Tabel 2. Anggaran Biaya Kegiatan ............................................................................
Tabel 3. Jadwal Kegiatan ...........................................................................................
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan bagian organ pada manusia yang sangat penting karena
terletak pada bagian luar tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
seperti sentuhan, rasa sakit dan pengaruh lainnya dari luar (Nuraeni, 2016).
Kulit yang tidak terjaga kesehatannya dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Kulit tubuh seseorang yang terkena penyakit sangat mengganggu penampilan
dan aktifitas orang tersebut. Penyakit kulit sering dianggap remeh karena
sifatnya yang cenderung tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kematian.
Hal tersebut sangat salah karena jika penyakit kulit terus menerus dibiarkan
dapat menyebabkan penyakit tersebut semakin menyebar dan sulit untuk
mengobatinya. Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja dan dapat
menyerang pada bagian tubuh manapun. Penyakit kulit salah satu penyakit
yang sering dijumpai pada negara beriklim tropis seperti Indonesia. Data
Profil Kesehatan Indonesia 2010 menunjukkan bahwa penyakit kulit menjadi
peringkat ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan
dirumah sakit se Indonesia (Kemenkes, 2010). Kejadian penyakit kulit di
Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi permasalahan yang cukup
berarti. Hal tersebut karena kurangnya kesadaran dan ketidakpedulian
masyarakat terhadap lingkungan sekitar yang menyebabkan penularan
penyakit kulit sangat cepat. Berbagai penyakit kulit dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti lingkungan dan kebiasaan sehari-hari yang buruk,
perubahan iklim, virus, bakteri, alergi, daya tahan tubuh dan lain-lain
(Pardiansyah, 2015).
Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus adalah
dermatosis vesikobulosa yang merupakan suatu penyakit kulit berupa vesikel
atau bula; di mana vesikel adalah suatu lenting kecil dengan diameter 0,5 cm
dan bula adalah suatu lepuh yang lebih besar dengan diameter > 0,5 cm.
Pecahnya vesikel atau bula akan menimbulkan suatu erosi. Erosi yang luas
dapat menjadi rentan terhadap infeksi sekunder, di mana tidak berhubungan
dengan patogenesisnya namun penanganan erosi kulitnya sama.
Bakteri Staphhylococcus aureus menyebabkan dermatosis vesikobulosa
yang paling sering menginfeksi kulit dan mendominasi pada lesi infeksi
sekunder sebanyak 61,8% yang utamanya didapatkan pada kulit atau mukosa
yang rusak dan kemungkinan dapat disebabkan oleh efek hambat serum
eksudat dari kulit yang rusak pada asam linoleat (Abadallah, 2007)
Pengobatan dermatosis vesikubulosa biasa menggunakan antibiotika,
topical maupun oral. Penggunaan antibiotika topikal yang sering digunakan
salah satunya adalah eritromisin. Namun penggunaan antibiotika ini dapat
memunculkan strain pada Staphylococcus aureus yang resistan dan kebal.
Sehingga penggunaan Eritromisin sebagai pengobatan penykit kulit dalam
3
jangka panjang dapat mengakibatkan efek samping terhadap kulit. (humpreys,
2007) oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh alternatif
pengobatan penyakit kulit dermatosis vesikobulosa menggunakan bahan
alami yang tidak menimbulkan resistensi dari strain.
Masyarakat daerah Lombok, tepatnya Lombok Tengah memiliki
pengobatan kearifan lokal yaitu Jain julak sebagai pengobatan penyakit kulit.
Jain julak adalah pengobatan tradisonal yang merupakan sisa pengunyahan
campuran sirih, kapur, gambir/buah pinang. Namun hingga saat ini belum ada
pembuktian ilmiah tentang penggunaan jain julak sebagai pengobatan
penyakit kulit. Oleh karena itu dilakukan penelitian “EFEKTIVITAS
FORMULASI SALEP JAIN JULAK dalam MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus’’ sebagai inovasi
produk salep yang lebih efektif dan aman.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah bagaimana
efektifitas antibakteri salep jain julak terhadap bakteri penyebab penyakit
kulit dermatosis vesikobulosa, Staphylococcus aureus?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui efektivitas antibakteri salep jain julak terhadap bakteri
penyebab penyakit kulit dermatosis vesikobulosa
1.4 Urgensi Penelitian
Melihat banyaknya kejadian penyakit kulit di Indonesia masih tergolong
tinggi dan menjadi permasalahan yang cukup berarti, serta keberadaan produk
antibakteri yang berbahan kimia cukup berbahaya pada kulit, sehingga
dilakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas antibakteri formulasi salep
yang terbuat dari bahan alam. Oleh arena itu penelitian ini perlu dilakukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut
1.5 Target Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan
Melalui penelitian ini diharapkan didapatkan informasi ilmiah mengenai
efektifitas antibakteri pengobatan jain julak. Dan diharapkan hasil penelitian
ini menjadi dasar informasi manfaat dari kapur, sirih, dan buah pinang
1.6 Luaran Yang Diharapkan
1. Artikel ilmiah yang terbit di jurnal nasional tentang efektifitas formulasi
salep jain julak terhadap bakteri penyebab penyakit kulit, Staphylococcus
aureus.
2. Produk sediaan obat kulit anti Staphylococcus aureus.
4
3. Memberikan informasi mengenai kandungan kimia jain julak.
1.7 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
penggunaan dan manfaat Salep Jain Julak sebagai antibakteri sehingga dapat
menjadi alternatif dalam bidang pengobatan kulit. Bagi IPTEK, penelitian ini
diharapkan menjadi acuan agar setiap budaya lokal harus didasarkan pada
riset. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat sebagai perwujudan tri dharma
perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pegabdian kepada
masyarakat.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri patogen
oportunistik yang bisa menyebabkan beragam penyakit pada manusia dan
hewan. Misalnya saja bakteremia, endokarditis, osteomielitis, dan penyakit
kulit. Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
adalah dermatosis vesikobulosa yang merupakan suatu penyakit kulit yang
manifestasi kliniknya ditandai oleh adanya vesikel dan bula, yang termask
golongan ini adalah pemfigus, pemfigoid bulosa, dermatitis hepetiformis,
chronic bullous disease of childhood, pemfigoid sikatrisial, dan pemfigoid
gestations. Bakteri Staphylococcus aureus jika dilihat di bawah mikroskop
berbentuk seperti sekolompok anggur. Ada lebih dari 30 jenis bakteri
Staphylococcus, namun bakteri Staphylococcus aureus adalah tipe yang
paling sering menyebabkan penyakit infeksi.
2.2. Jain Julak
2.2.1. Deskripsi
Jain julak adalah pengobatan tradisonal yang merupakan sisa
pengunyahan campuran sirih, apur, gambir/buah pinang yang berasal dari
Lombok, tepatnya Lombok Tengah. Cara penyembuhan penyakit dengan
obat ini cukup dengan cara mengoleskan pada bagian kulit yang sakit. Jain
julak memiliki rasa panas yang diakibatkan oleh adanya kapur dalam
pencampuran bahannya. Selain itu terdapat daun sirih dan buah pinang
yang akan membersihkan bakteri yang ada. Jadi pengobatan menggunakan
jain julak ini tidak merusak atau mengikis bagian yang sakit melainkan
akan menghilangkan bakterinya.
2.2.2. Deskripsi Bahan Jain Julak
2.2.2.1. Kapur
Kapur Tohor atau kapur sirih atau dikenal juga dengan nama kapur
oksida (CaO) adalah kapur hasil pembakaran atau pemanasan dari kapur
mentah Kalsium karbonat (CaCO3) pada suhu diatas 825 derajat celsius.
Persamaan reaksinya :CaCO3 (s) <=> CaO (s) + CO2 (g). Selain
diberikan untuk pertanian, kapur inipun biasa digunakan digunakan untuk
pelengkap memakan sirih.
Kapur sirih adalah jenis kapur yang diperoleh dari pencairan batu
kapur yang sudah diendapkan selama beberapa waktu. Batu kapur yang
masih 'hidup' (setelah dibakar sehingga mengalami pengikatan oksigen)
sebelum digunakan harus dicairkan dengan air (biasanya dulu digunakan
untuk mengapur rumah dan untuk bahan bangunan). Cairan endapan batu
kapur ini disimpan beberapa lama sehingga menjadi dingin, (biasanya di
6
atas 2 minggu) untuk dapat digunakan sebagai kapur sirih atau untuk
campuran dalam masakan tertentu. Cairan dan endapan ini kalau kita
pegang terasa dingin, cenderung mempunyai suhu lebih rendah daripada
suhu ruangan.
Pada daerah yang tidak memiliki penggunungan kapur sebagai
penghasil kapur, maka kapur sirih diperoleh dengan cara menghaluskan
rumah atau cangkang binatang (misalnya kerang) untuk digunakan
sebagai kapur sirih.
2.2.2.2. Sirih (
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau
bersandar pada batang pohon lain. Sirih digunakan sebagai tanaman obat
(fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara
adat rumpun Melayu. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk
bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang
tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling,
bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir
dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir
jantan panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat dua benang sari yang
pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 – 6 cm dimana
terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau
kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabuabuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang
(betlephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol
yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti
jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan
bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan,
menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan.
Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan
ludah, hemostatik, dan menghentikan pendarahan.
2.2.2.3. Gambir
Gambir adalah sejenis getah yang berasal dari ekstrak air panas dari
daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang
diendapkan dan kemudian dicetak dan dikeringkan, yang berfungsi
sebagai astringen. Uncaria gambir berupa tumbuhan perdu setengah
merambat dengan percabangan memanjang dan mendatar; batang
menyegi empat --terutama ketika muda-- dan dipersenjatai dengan duriduri yang melengkung seperti kait. Daun-daun tunggal, berhadapan, agak
seperti kulit, oval hingga jorong lebar, pangkalnya membundar atau
7
bentuk jantung, ujungnya meruncing, permukaan tidak berbulu (licin),
dengan tangkai daun pendek. Bunganya tersusun majemuk dalam
bongkol dengan diameter 3.5-4,5 cm; mahkota berwarna merah muda
atau hijau; kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong,
benang sari lima. Buah berupa kapsula dengan dua ruang, panjang 14-18
mm, berbiji banyak, bersayap, dan bertangkai hingga 20 mm.
Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga
membantu kelancaran proses pencernaan di perut dan usus. Fungsi lain
adalah sebagai campuran obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit
kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta
obat sakit kulit (dibalurkan). Gambir digunakan pula sebagai bahan
penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil. Kandungan yang utama dan
juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid
(terutama gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%),
serta sejumlah alkaloid (seperti gambirtannin) dan turunan dihidro- dan
okso-nya. Sediaan gambir termuat dalam Ekstra Farmakope Indonesia
1974 sebagai Catechu EFI (Gambir EFI), dengan kandungan isi dkatekin 7-33% dan asam katekutanat (sejenis tanin) 22-50%. Pemakaian
utamanya sebagai astringensia. Gambir juga mengandung katekin
(catechin, cyanidol-3) digunakan sebagai anti-histamin yang bisa
digunakan dengan anti-alergi. Bisa digunakan sebagai hepatitis dan luka
pada hati, yang bisa digunakan sebagai obat di sana.
2.3. Salep
Salep adalah sediaan obat dengan bentuk setengah padat yang biasanya
digunakan dengan cara dioleskan dan umumnya digunakan untuk pemakaian
luar. Salep juga diartikan sebagai sediaan setengah padat yang digunakan
untuk pemakaian topikal kulit atau selaput lendir. Bahan obatnya larut atau
terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep harus stabil,
artinya tidak boleh mudah terpengaruh oleh kelembaban, suhu, dan sinar
matahari.
Komposisi salep terdiri dari bahan obat atau zat aktif dan basis salep atau
biasa dikenal dengan sebutan zat pembawa bahan aktif (Ansel, 1989).
Biasanya zat aktif pada salep akan bekerja saat diserap oleh kulit melalui
pori-pori tubuh. Salep memiliki fungsi sebagai bahan pembawa zat aktif
untuk mengobati penyakit pada kulit, melindungi kulit, serta melembabkan
kulit.
8
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimental. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar dan Laboratorium Biologi Dasar
FMIPA Universitas Mataram selama 4 bulan mulai bulan Maret-Juni 2019.
3.2. Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan alat berupa oven, alat meserasi, Rotari
evorator,timbangan analitik, corong, kertas saring, pH meter, blender, gelas
arloji, mikropipet, penggaris, gelas kimia, gelas ukur, disk kosong,
erlenmeyer (pyrex), swab, inkubator, pipet ukur, pipet tetes, beaker glass,
batang pengaduk, baskom, gelas ukur, hot plate, lumpang panas ± 60°C, plat
kaca, dua lempeng objek transparan dan beban 100 g.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa bakteri
Caryonebacterium, kapur, sirih, gambir, aquades, disk kosong, media NA,
aquadest, dan standar Amoxilin serta bahan untuk ekstraksi sampel adalah
etanol 96%, adeps lanae dan vaselin album sebagai basis salep.
3.3. Alur Penelitian
3.3.1. Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kapur, sirih, dan
gambir. Ketiga sampel diambil secara acak. Berikut adalah formulasi
pembuatan jain julak.
Tabel 1. Formulasi Ekstrak Etanol Jain Julak
Bahan
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Sirih
3
3
4
Gambir
2
2
3
Kapur
1
1
1
3.3.2. Pembuatan Ekstrak Sampel
Sampel yang terdiri kapur, sirih, dan gambir masing-masing diekstrak
dengan metode maserasi. Masing masing sampel dipotong kecil kecil lalu
di blender dan di meserasi dengan plarut etanol selama 24 jam, kemudian
di saring antara ampas dan ekstraknya, dipekatkan dengan Rotari evorator.
3.3.3. Pembuatan Salep
Proses pembuatan salep diawali dengan pembuatan basis salep.
Formula standar dasar salep dibuat menurut Agoes (2006) ialah : Adeps
lanae 15 g dan Vaselin album 85 g. Peleburan basis salep dilakukan pada
lumpang panas ± 60°C sambil terus diaduk hingga homogen dan dingin.
Pembuatan salep ekstrak sampel jain julak dilakukan dengan cara yang
sama yaitu basis salep yang telah jadi kembali dilebur dan ditambahkan
ekstrak sedikit demi sedikit hingga homogen dan membentuk salep.
Perhitungan jumlah ekstrak dan basis salep terdapat pada tabel di bawah
ini.
9
Tabel 1. Formulasi salep ekstrak etanol jain julak 20% dan 25%
Formula salep
20%
24%
Ekstrak etanol jain julak
4 gr
4,8 gr
Dasar salep
16 gr
15,2 gr
m.f salep
20 gr
20 gr
3.3.4. Kontrol Kualitas Salep
Pengujian kualitas salep yang dibuat diawali dengan uji organoleptis
menurut Anief (1997). Pengamatan yang dilakukan dalam uji ini adalah
bentuk sediaan, bau dan warna sediaan. Parameter kualitas salep yang baik
adalah bentuk sediaan setengah padat, salep berbau khas ekstrak yang
digunakan dan berwarna seperti ekstrak.
Pengukuran nilai pH mengunakan alat bantu stik pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5gr salep yang telah diencerkan dengan 5 ml
aquadest. Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai
pH kulit manusia (Tranggono dan Latifa, 2007).
Uji Homogenitas sediaan dilakukan dengan cara mengamati hasil
pengolesan salep pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan
tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan
memiliki warna yang seragam dari titik awal pengolesan sampai titik akhir
pengolesan. Salep yang diuji diambil dari tiga tempat yaitu bagian atas,
tengah dan bawah dari wadah salep (Anonim, 1979).
Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 gr salep
diantara dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100 gr.
Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak menyebar
kembali atau lebih kurang 1 menit setelah pemberian beban (Grag et al,
2002).
3.3.5. Uji Aktivitas Antibakteri Salep
Pada penelitian ini di lakukan pengujian aktivitas antibakteri Salep
Jain Julak secara in vitro dengan metode difusi agar. Media yang
digunakan berupa Nutrient Agar, dan dibuat menjadi media padat. Isolat
bakteri didapatkan dari ........... Isolat bakteri dikultur terlebih dahulu untuk
mendapatkan persediaan bakteri, sehingga memudahkan dalam
pengulangan uji. Selanjutnya isolat bakteri diambil menggunakan swab
dan disebar ke media agar. Media tersebut kemudian dibuat sumuran yang
berdiameter ±6 mm, ekstrak dimasukkan sebanyak 50 μL dengan terlebih
dahulu memasukkan ekstrak ke dalam kertas cakram, pembanding
menggunakan antibiotik berupa Amoxilin. Selanjutnya dilakukan prain
kubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Setelah itu diinkubasi pada suhu
37 selama 24 jam, kemudian diamati zona hambatnya.
10
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya Kegiatan
Tabel 2. Anggaran Biaya Kegiatan
No
Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penunjang
2
Bahan habis pakai
3
Perjalanan
4
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan
Jumlah
Biaya (Rp)
....................
....................
....................
....................
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
No
1
2
3
4
5
Jenis Kegiatan
Persiapan
Pelaksanaan
Pengumpulan data
Analisis hasil penelitian
Penyusunan laporan akhir
1
Bulan
2
3
4
11
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka disusun dengan harvad style berdasarkan sistem nama dan
tahun, dengan urutan abjad namapengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber.
Hanya pustaka yang dikutip dalamproposal penelitian yang dicantumkan di dalam
daftar pustaka.
Lihat panduan hal. 80
http://kesehatan.kampung-media.com/2016/10/25/jain-julak-obat-selamaq-16039
https://id.wikipedia.org/wiki/Sirih
https://www.sampulpertanian.com/2017/10/mengenal-jenis-jenis-kapuruntuk.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130510035602AAutCaG&gu
ccounter=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Gambir
http://tipsnahu.blogspot.com/2015/02/definisi-salep.html
http://bapakpengertian.blogspot.com/2015/04/Pengertian-Sediaan-ObatUnguentum-Salep-Adalah.html
Staphylococcus
aureussebagaiPenyebabTerseringInfeksiSekunderpadaSemuaErosiKulitDe
rmatosisVesikobulosa (Staphylococcus
aureus as
the
Most
Common
Cause of
Secondary
Infection
in
All
Skin Lesions of
Vesicobullous Dermatosis)
Dewi Rosalina, SunarkoMartodihardjo, Muhammad
YuliantoListiawanDepartemen/Staf Medik Fungsional
Kesehatan
Kulit dan
KelaminFakultas
Kedokteran Universitas
Airlangga/Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo
Surabaya
KlasifikasiPenyakitKulitPadaManusiaMenggunakanMetode Binary Decision Tree
Support Vector Machine (BDTSVM) (StudiKasus: PuskesmasDinoyo
Kota Malang)
DyanDyanmita Putri1, M.Tanzil Furqon2, Rizal Setya Perdana3 Program
StudiTeknikInformatika, FakultasIlmuKomputer, UniversitasBrawijaya
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
12
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 No. Telp. / HP
Nita Yuliana
Perempuan
Biologi
G1A016032
Desa Sengkerang, 26 November 1998
[email protected]
081907200368
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SDN 1
Sengkerang
Reguler
2004-2010
SMP
MTSN Model
Praya
Reguler
2010-2013
SMA
MAN 1 Praya
IPA
2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dandapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
Mataram, 8 Desember 2018
Pengusul
(Nita Yuliana)
13
ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 No. Telp. / HP
Nurul Hikmah
Perempuan
Matematika
G1D016036
Montong Buwuh, 9 Agustus 1998
[email protected]
085239187731
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
Sekolah Satu
Sekolah Satu
Atap Nusa Alam Atap Nusa Alam
Reguler
Reguler
Masuk2004-2010
2010-2013
Nama Institusi
Jurusan
Tahun
Lulus
SMA
Sekolah Satu
Atap Nusa Alam
IPA
2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
Mataram, 8 Desember 2018
Pengusul
(Nurul Hikmah)
14
ANGGOTA 2
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap (dengan gelar)
2
Jenis Kelamin
3
Program Studi
4
NIM/NIDN
5
Tempat dan Tanggal Lahir
6
Email
7
No. Telp. / HP
Nurul Hikmah
Perempuan
Matematika
G1D016036
Montong Buwuh, 9 Agustus 1998
[email protected]
085239187731
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SMP
SMA
Sekolah Satu
Sekolah Satu
Sekolah Satu
Atap Nusa Alam Atap Nusa Alam Atap Nusa Alam
Reguler
Reguler
IPA
2004-2010
2010-2013
2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dandapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
Mataram, 8 Desember 2018
Pengusul
(…………..)
15
DOSEN PENDAMPING
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 No. Telp. / HP
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana
S2/Magister
S3/Doktor
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dandapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM Penelitian.
Mataram, 8 Desember 2018
Pengusul
(…………..)
16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi
Material
Pemakaian
Cutter
Untuk
memotong
bahan baku
Gunting
Untuk
memotong
bahan baku
Sewa
alat Untuk
maserasi
mendapatkan
ekstrak
Oven
Untuk
mengeringkan
bahan baku
Sewa rotary Untuk
evorator
mendapatkan
ekstrak
Timbangan
Untuk
analitik
menimbang
bahan baku
Corong
Untuk
memindahkan
bahan ekstrak
PH Meter
Untuk
mengukur PH
salep
yang
dihasilkan
Blender
Untuk
menghaluskan
bahan baku
Gelas Arloji
Wadah ….
Mikro pipet
Untuk
mengambil
cairan
Gelas Kimia Wadah
ekstrak yang
dihasilkan
Gelas Ukur
Untuk
mengukur
jumlah bahan
yang
diperlukan
Disk Kosong Media agar
Swab
Untuk
3 buah
Harga
Satuan
5.000
15.000
3 buah
10.000
30.000
1 unit
250.000
250.000
15.000
15.000
Kuantitas
Jumlah (Rp)
1 unit
1 unit
1 buah
1 buah
1 buah
1 set
17
memindahkan
bakteri
Inkubator
Baskom
Hot plate
Lumpang
panas
Plat Kaca
Sewa
desikator
Untuk
1 buah
menyimpan
sampel
Sewa
Sewa
20 hari
Laboratorium penggunaan
laboratorium
Sub Total (Rp)
50.000
50.000
100.000
2.000.000
2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi
Pemakaian
Bakteri
Sebagai
Saccrophylococcus bakteri untuk
aureus
diuji
Gambir
Sebagai bahan
baku ekstrak
penelitian
Sirih
Sebagai bahan
baku ekstrak
penelitian
Kapur
Sebagai bahan
baku ekstrak
penelitian
Aquades
Untuk
melarutkan
ekstrak
Amoksilin
Kontrol
positif
Etanol 96%
Pelarut
eskstrak
Adeps lanae
Bahan
pembuatan
salep
Vaseline album
Bahan
pembuatan
salep
Kertas Saring
Untuk
memisahkan
ampas
Material
300.000
Jumlah
(Rp)
900.000
10 L
10.000/L
100.000
20 biji
8000/10 biji
16.000
1L
40.000
40.000
5 buah
15.000
75.0000
Kuantitas
3 cup
Harga Satuan
14 lembar
20 lembar
6 lembar
18
pengambilan
ekstrak
Sub Total (Rp)
3. Perjalanan
Justifikasi
Kuantitas
Perjalanan
Pembelian alat Biaya
3 orang
dan bahan
transportasi
Sub Total (Rp)
Material
Harga Satuan
300.000
Jumlah (Rp)
900.000
19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Alokasi
Nama /
Program
Bidang
No
Waktu
Uraian Tugas
NIM
Studi
Ilmu
(jam/minggu)
1
Nita
Biologi
Biologi
14 jam
- Ketua pelaksana
Yuliana
- Peneliti
- Membagi tugas
dan bekerjasam
dengan anggota
- Bertanggung
jawab
pada
kelancaran
keseluruhan
proses penelitian
- Memastikan
kelayakan bahan
dan alat
- Melakukan
ekstraksi
- Mengevaluasi
hasil kerja tiap
minggu
- Membuat
proposal
2
Nurul
Matematika Matematika 14 jam
- Administrasi
Hikmah
- Peneliti
- Menyiapkan
bakteri uji
- Melakukan
uji
aktivasi bakteri
- Melakukan
control kualitas
sabun
- Membuat
proposal
dan
hasil penelitian
3
Maharani Kimia
Kimia
14 jam
- Bendahara
kegiatan
- peneliti
20
21
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama
: Nita Yuliana
NIM
: G1A016032
Program Studi
: S1 Biologi
Fakultas
: Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini menyatakan bahwa usulan proposal PKM Penelitian saya dengan judul
EFEKTIVITAS FORMULASI SALEP JAIN JULAK dalam MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococus aureus yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2019bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima kekas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Mataram, ....................
Mengetahui,
Wakil Rektor BidangKemahasiswaan
Yang menyatakan,
Materai 6000
Tanda tangan
(.)
(Nama Ketua Tim)
NPM. ....................
Download