Uploaded by landadestrinianjani

379292562-Bacillus-Anthracis-Ppt

advertisement
BACILLUS ANTHRACIS
Destrini Anjani Landa
1708010055
Bacillus anthracis
 Bacillus anthracis merupakan bakteri
pathogen penyebab penyakit anthraks
 Nama anthracis berasal dari bahasa
Yunani anthrax yang berarti batu bara,
merujuk kepada penghitaman kulit pada
korban.
 Antraks adalah penyakit infeksius dan
menular pada hewan yang disebabkan oleh
bakteri Bacillus anthracis yang membentuk
spora.
Taksonomi
Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Firimicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus anthracis
Ciri-ciri
• Merupakan bakteri gram positif dan bersifat aerob
• Bersifat Patogen
• Tidak tahan terhadap suhu tinggi
• Mempunyai kemampuan membentuk spora
• Tidak mempunyai alat gerak (motil)
• Berkapsul dan tahan asam
• Dinding sel bakteri merupakan polisakarida
somatik yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan
D-galaktosa
• Eksotoksin kompleks yang terdiri atas Protective
Ag (PA), Lethal Factor (LF), dan Edema Factor (EF)
Habitat
Bakteri ini umum ditemukan pada air, tanah, daun-daunan, dan
sebagainya, kemudian menjadi "bibit" penyakit pada hewan ternak dan
hewan liar lainnya, yang ujung-ujungnya juga pada manusia.
Spora bakteri antraks dapat ditemukan pada tanah, bulu, wol, kulit, debu,
dan tepung tulang. Spora tersebut dapat bertahan selama 60 tahun di
dalam tanah kering
Siklus Hidup
1. Fase vegetatif
•
Berbentuk batang
•
Ukuran panjang 1-8 µm, lebar 1- 1,5 µm
•
Bila spora masuk ke dalam tubuh inang yang memungkinkan spora bisa
berubah jadi bentuk vegetatif/batang
•
Pada bentuk vegetatif bakteri ini memenuhi darah menyerap oksigen dalam
darah
2. Fase spora
•
Bentuk bulat seperti bola golf
•
Ukuran 1-1,5 µm
•
Pada fase ini bakteri dalam keadaan tidak aktif (dorman)
•
Fase spora tahan terhadap panas, radiasi ultraviolet, ionisasi, tekanan tinggi,
dan sterilisasi dengan senyawa kimia
Patogenesis
Pada hewan, yang menjadi tempat masuknya
bakteri adalah mulut dan saluran cerna.
Pada manusia, masuknya spora lewat kulit yang
luka (antraks kulit), membran mukosa (antraks
gastrointestinal), atau lewat inhalasi ke paru-paru
(antraks pernafasan)
Menjadi penyebab, anthraks kulit, anthraks saluran
pencernaan, anthraks saluran pernapasan, dan dapat
sampai ke otak yang disebut anthraks otak atau
meningitis
Mekanisme infeksi
Lethal Toxin merupakan racun yang memaksa
Edema Toxin merupakan racun yang
makrofag mensekresikan TNF-alpha dan interleukin-
menyebabkan makrofag tidak dapat
1-beta yang menyebabkan septic shock dan akhirnya
melakukan fagositosis pada bakteri
kematian, selain itu racun ini dapat menyebabkan
bocornya pembuluh darah
Pada awal tahun 1800-an, terjadi kepanikan di lingkungan para peternak di Eropa dan Asia.
Di Indonesia, kasus antrax pertama kali ditemukan di Teluk Betung, pada tahun 1984. Daerah endemis
anthraks yang sering terjadi kasus antraks adalah Jawa Barat (Bogor, Purwakarta), Jawa Tengah (Boyolali),
NTB, NTT, DI Yogyakarta (Sleman), Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Lampung, Jambi, Sumatera Barat,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah
Gejala
Anthrax Kulit
1. Terjadi pada permukaan lengan
atau tangan sering diikuti pada
wajah dan leher.
2. Papul pruritik timbul 1-7 hari
setelah masuknya organisme atau
spora lewat luka. Pada awalnya
menyerupai gigitan serangga.
Papul dengan cepat berkembang
menjadi vesikel, kemudian pastul,
dan akhirnya menjadi ulkus
nekrotik. Khas lesi berdiameter 1-3
cm dan memiliki eschar hitam di
tengah.
3. Kemudian timbul edema,
limfangitis, limfadenopati dan
gejala sistemik.
4. Setelah 7-10 hari, eschar
berkembang penuh, menjadi
kering, lusen dan terpecah-pecah.
Anthrax Saluran Pencernaan
Anthrax Saluran Pernapasan
1.
1. Gejala awal rasa sakit perut yang
Sangat jarang terjadi biasanya akibat
dari perluasan antraks tipe kulit atau
hebat, mual, muntah, tidak nafsu
karena menghirup udara yang
makan dan suhu tubuh meningkat
mengandung spora antraks
2. Konstipasi diikuti diarhe akut
berdarah
2.
Gejala awal ringan dan spesifik
3.
Dimulai dengan lemah, lesu, subfebril,
batuk non produktif (seperti tanda-
3. Hematemesis
4. Toxemia
tanda bronchitis)
4.
5. Shock dan meninggal biasanya
kurang dari 2 hari.
Kemudian mendadak dispnoe, sianosis,
stridor dan gangguan respirasi berat
5.
Shock, meninggal biasanya dalam
waktu 24 jam
Diagnosis
Morfologi koloni:
• Non hemolytic pada
agar darah
• Koloni besar berwarna
putih
keabu-abuan
tidak beraturan
• Tepian koloni seperti
putih telur kocok
Pengobatan
Dapat diobati dengan menggunakan antibiotik, seperti : Amoxicillin,
Vanomycin, Ciprofloxacin, Doxicyline, Eritromycin, Penicillin, Tetracycline,
Streptomycine,Chloramphenicol
T E R I MA KA S I H
Download