Uploaded by User64090

Makalah syariah

advertisement
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ‫ سبحانه و تعالى‬yang telah memberikan kemudahan sehingga
pemulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah ‫ سبحانه و تعالى‬atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Al-Quran
Sebagai Sumber Syariah ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen kami yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Makassar, 13 Maret 2020
Erika Riski Melani
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.
Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A.
Sumber Syariah ....................................................................................... 2
B.
Al Quran sebagai Sumber Syariah Pertama .......................................... 13
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………...18
A.
Kesimpulan ........................................................................................... 18
B.
Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syariah adalah tatanan dan ketentuan Allah yang harus dijalankan
perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, dalam syariah diajarkan
tentang hal-hal yang wajib, yang sunnah, yang mubah, yang makruh dan yang
haram dikerjakandalam seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam
beribadah maupun dalam pergaulan hidup manusia. Karena hal inilah syariah
sangat penting untuk dipelajari sejak dini mungkin oleh seluruh umat
manusia di bumi ini.
Syariah akan ada disepanjang masa selama dunia ini belum kiamat,
senantiasa relevan dengan keadaan dunia, karena syariah adalah aturan Allah
yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiannya di dunia dan akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sumber syariah?
2. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber syariah pertama?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sumber syariah
2. Untuk mengetahui kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber syariah pertama
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber Syariah
Menurut aqidah Islam, hukum yang wajib dijalankan adalah
hukum syariah, yakni hukum Allah, bukan hukum buatan manusia. Karena
itu, dalil yang darinya digali hukum harus bersumber dari wahyu.
Penetapan bahwa dalil yang darinya digali hukum itu benar-benar
bersumber dari wahyu harus dengan qath’i (definitif/ pasti), sebab ini
termasuk bagian dari akidah, sementara akidah tidak boleh diambil kecuali
dari sesuatu yang memberi keyakinan.
Apabila sumber hukum sudah salah, maka seluruh hukum-hukum
yang dihasilkannya menjadi salah pula.
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan.” (QS. (10) Yunus: 36)
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber atau dasar hukum yang utama dari semua
ajaran dan syari’at islam. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Qur’an
Surah An-Nisa ayat 105 yang artinya: Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang
yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.
2
Pengertian Al Qur'an Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari
bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata
kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu
yang dibaca berulang-ulang. Pengertian Al Qur'an Secara istilah, al
Qur'an diartikan sebagai kalm Allah swt, yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan
mutawatir dari Allah swt sendiri dengan perantara malaikat jibril dan
mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.
Definisi tentang Al-Qur’an telah banyak dirumuskan oleh beberapa
ulama’,akan tetapi dari beberapa definisi tersebut terdapat empat
unsur pokok,yaitu :

Bahwa Al-Qur’an itu berbentuk lafazt yang mengandung arti
bahwa apa yang disampaikan Allah melalui Jibril kepada Nabi
Muhammad dalam bentuk makna dan dilafazkan oleh Nabi
dengan ibaratnya sendiri tidaklah disebut Al-Qur’an.

Bahwa Al-Qur’an itu adalah berbahasa Arab

Bahwa Al-Qur’an ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Bahwa Al-Qur’an itu dinukilkan secara mutawatir
Kemukjizatan al-Qur’an juga menjadi dalil yang qath’i bahwa alQur’an merupakan kalam (firman) Allah, bukan perkataan manusia.

QS. (2) Al-Baqarah: 23
Artinya:
“(Dan) apabila kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang
3
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah
satu surat (saja) yang semisal Al-Qur'an, dan ajaklah penolongpenolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Al-Qur’an yang merupakan kalam (firman) Allah itu dengan pasti
menyebutkan bahwa wahyu telah diturunkan kepada Rasulullah.

QS al An’am [6]: 19
Artinya:
“Katakanlah:
"Siapakah
yang
lebih
kuat
persaksiannya?"
Katakanlah: "Allah." Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan
al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku
memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang
sampai al-Qur’an (kepadanya)...”

QS al-Anbiya’ [21]: 45
Artinya :
“Katakanlah (hai
Muhammad): "Sesungguhnya
aku hanya
memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan
tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka
diberi peringatan.”
4
Dua ayat ini dan yang lainnya merupakan dalil-dalil yang
qath’i bahwa al-Qur’an disampaikan melalui wahyu yang berasal
dari Allah SWT (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50).
Selain dari bahasanya, isi Al-Qur'an sekaligus menjadi hujjah atas
kebenarannya. Misalnya perihal akan menangnya kaum Muslimin
memasuki Makkah dengan aman (QS. Al-Fath), juga tentang akan
menangnya pasukan Romawi atas Persia (QS. Ar-Ruum) dsb.
Selain itu, isi AlQur'an juga menunjukan tentang kejadian sejarah
terdahulu yang sesuai dengan fakta, atau kisah tentang sebagian
iptek, misalnya penyerbukan oleh lebah, terkawinkannya bungabunga oleh bantuan angin dsb, yang pada akhirnya terbukti
kebenarannya. Semua itu menunjukan bahwa AlQur'an memang
bukan datang dari manusia, melainkan dari Allah SWT; Sang
Pencipta dan Pengatur alam semesta. Karenanya memang sudah
menjadi kelayakan bahkan keharusan untuk menjadikan Al-Qur'an
sebagai landasan kehidupan dan hukum manusia.
2. As-Sunnah
Sunah (‫ ةنس‬sunnah, plural ‫ س نن‬sunan) adalah kata Arab yang
berarti "kebiasaan" atau "biasa dilakukan". Secara istilah sunah adalah
jalan yang di tempuh oleh rasulullah dan para sahabatnya, baik ilmu,
keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun penetapan
As-Sunnah yaitu perkataan, perbuatan dan ketetapan yang datang
dari Rasulullah berkaitan dengan kehidupan manusia atau tentang
suatu hal, atau disebut juga dengan sunnah Qauliyyah. Dan adapun
Hadist merupakan bagian dari sunnah Rasulullah.
Pengertian sunnah sangat luas,sebab sunnah mencakup dan meliputi:

Semua ucapan Rasulullah SAW yang mencakup sunnah qauliyah

Semua perbuatan Rasulullah SAW disebut sunnah fi’liyah
5

Semua persetujuan Rasulullah SAW yang disebut sunnah
taqririyah
Pada prinsipnya fungsi sunnah terhadap Al-Qur’an sebagai penganut
hukum yang ada dalam Al-Qur’an.Sebagai penganut hukum yang ada
dalam Al-Qur’an,sebagai penjelasan/penafsir/pemerinci hal-hal yang
masih global.Sunnah dapat juga membentuk hukum sendiri tentang
suatu hal yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an.Dalam sunnah
terdapat unsur-unsur sanad (keseimbangan antar perawi),matan (isi
materi) dan rowi (periwayat).
Kedudukan as-Sunnah sebagai dalil yang qath’i—yang merupakan
dalil yang dibawa oleh wahyu, yang maknanya dari Allah SWT,
sementara redaksinya dari Rasulullah saw.—telah disebutkan dengan
tegas dan jelas di dalam beberapa ayat al-Qur’an. Allah SWT
berfirman:

QS al-A’raf [7]: 203
Artinya:
Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang
diwahyukan dari Tuhanku kepadaku.”

QS al-Hasyr [59]: 7
6
Artinya:
“Apa yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa yang dia larang
atas
kalian,
tinggalkanlah.
Bertakwalah
kalian
kepada
Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.”
Ayat-ayat ini dan yang lainnya menunjukkan dengan tegas dan jelas
bahwa as-Sunnah yang diucapkan Rasulullah tidak lain adalah wahyu dari
Allah SWT. Dengan tegas dan jelas pula.
Allah SWT telah memerintahkan kita agar menaati apa saja yang
Rasulullah perintahkan, dan menjauhi apa yang beliau larang. Dalil bahwa
as-Sunnah datang melalui wahyu adalah dalil yang qath’i. Oleh karena itu,
kedudukan as-Sunnah sebagai dalil ditetapkan berdasarkan nash yang
qath’i ats-tsubut qath’i ad-dilalah, yakni sumber dan maknanya pasti (AnNabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 50).
Al-Qur'an telah menegaskan bahwa selain dari Al-Qur'an, Rasulullah juga
menerima wahyu yang lain, yaitu ‘Al-Hikmah’ yang pengertiannya sama
dengan As-Sunnah, baik perkataan, perbuatan, ataupun ketetapan
(diamnya).

QS Ali Imran: 164
7
Artinya:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab
dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

QS Al-Jumu’ah: 2
Artinya:
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (AsSunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.”

QS Al-Ahzab:34
8
Artinya:
“Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi
Maha Mengetahui.”
3. Ijmak
Menurut bahasa, Ijma’ adalah kata benda verbal (mashdar) dari kata
‫ أجمع‬yang mempunyai dua makna, memutuskan dan menyepakati sesuatu.
Menurut istilah, al-Ghazali mengatakan bahwa pengertian Ijma’ adalah
kesepakatan umat Muhammad saw, khususnya atau suatu persoalan
keagamaan. Menurut jumhur ulama ushul, Ijma’ adalah kesepakatan para
mujtahid umat Muhammad saw. setelah wafatnya di satu kurung waktu,
atas hukum agama di dalam suatu kejadian (warqi’ah).
Arti Ijmak ini bukan berarti kesepakatan atas pendapat pribadi Sahabat
nabi, melainkan kesepakatan atas hukum tertentu bahwa ia merupakan
hukum syariah. Sebab, pendapat Sahabat bukan wahyu, dan masingmasing mereka tidak ma’shum (terpelihara) dari kesalahan. Kesepakatan
mereka atas hukum suatu perkara menunjukkan bahwa mereka mengetahui
dalil, lalu mereka bersepakat atas hukum tersebut, tetapi dalil hukum itu
tidak mereka riwayatkan Dengan kata lain, bahwa mereka tidak akan
bersepakat kecuali atas perkara yang ada nash-nya (Abu Zahra, Ushûl alFiqh, hlm. 198).
Adapun dalil yang membuktikan bahwa Ijmak Sahabat merupakan
dalil hukum syariah yang qath’i, bersumber dari wahyu, adalah:
9
Pertama: Allah SWT telah memuji mereka di dalam al-Qur’an dengan
nash yang qath’i atstsubut qath’i ad-dilâlah, yakni sumber dan maknanya
pasti.

QS at-Taubah: 100
Artinya :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar.”
Pujian Allah ini ditujukan kepada semua Sahabat. Karena itu, hukum yang
disepakati oleh mereka yang mendapat pujian dari Allah ini pasti benar.
Sebab, mustahil mereka sepakat atas sesuatu yang salah, karena hal itu
bertentangan dengan pujian Allah kepada mereka.
Kedua: Sahabat adalah orang yang menjadi tempat kita mengambil agama ini.
Merekalah yang menyampaikan al-Qur’an kepada kita. Allah SWT telah
berjanji untuk menjaga al-Qur’an.

QS al-Hijr [15]: 9
10
Artinya :
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya
Kami benar-benar akan menjaganya.”

QS Fushilat: 42)
Artinya :
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebathilan baik dari depan
maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha
Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS.
Sahabat adalah orang yang membawanya kepada kita. Dengan demikian,
janji Allah itu juga menunjukkan jaminan-Nya kepada orang yang
membawanya, yaitu para Sahabat. Selain itu, mustahil mereka yang
membawa agama dan al-Qur’an kepada kita sepakat melakukan kesalahan
dan kedustaan, karena secara logika hal ini mustahil terjadi. Sebab, jika
terjadi maka hal itu bertentangan dengan jaminan Allah melalui dalil yang
qath’i. Dengan demikian, Ijmak Sahabat merupakan dalil yang qath’i (AnNabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm.51).
Karena itu, hanya Ijmak Sahabat Nabi saja yang dapat dijadikan sebagai
hujjah. Imam Dawud berkata: Ijmak (yang diakui) tidak lain hanyalah
Ijmak Sahabat saja (Asy-Syaukani, Irsyâdul Fukhûl, hlm. 53). Bahkan
11
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullâh mengatakan: Siapa saja yang
mengklaim ada ijmak (setelah masa Sahabat) maka ia berdusta. (AlJauziyah, A’lâm al-Muwaqqi’în, I/498).
4.
Qiyas
Qiyas secara etimologis berasal dari bahasa arab, yang artinya
mengukur dan menyamakan antara dua hal, baik yang konkrik, serti
benda-benda yang dapat dipegang, diukir dan sebagainya, maupun yang
abstrak, seperti kebahagiaan, kepribadian dan sebagainya. Qiyas menurut
istilah ushul fiqhi, ialah menyamakan suatu masalah yang tidak terdapat
ketentuan hukumnya dalam nash (Al-Qur'an dan Sunnah), karena adanya
persamaan illat hukumnya (motif hukum) antara kedua masalah itu.
Dalil yang qath’i yang menunjukkan bahwa qiyas adalah hujjah
dalam menentukan hukum berangkat dari tempat yang menjadikan qiyas
sebagai dalil syariah, dalam hal ini tidak lain adalah nash itu sendiri yang
menjadi rujukan qiyas. Sebab, ‘illat dalam qiyas tidak diambil kecuali
apabila nash telah menunjukkannya. Dengan demikian, menganggap
qiyas sebagai dalil syariah merupakan suatu keharusan.
Qiyas pada hakikatnya kembali pada nash itu sendiri. Oleh karena
itu, qiyas dikatakan dengan ma’qul an-nash (nash yang rasional). Atas
dasar ini, qiyas ini dalilnya adalah nash itu sendiri yang mengandung
‘illat, yakni kondisi yang mengharuskan berlakunya hukum syariah
tertentu. Jadi, apabila dalil ‘illat adalah al-Qur’an maka dalil qiyas ini
juga al-Qur’an. Apabila dalil ‘illat adalah as-Sunnah maka dalil qiyas ini
juga adalah as-Sunnah. Apabila dalil ‘illat adalah Ijmak Sahabat maka
dalil qiyas ini adalah juga Ijmak Sahabat. Dengan demikian, dalil qiyas
adalah dalil yang qath’i, sama dengan dalil-dalil al-Qur’an, as-Sunnah,
dan Ijmak Sahabat. (An-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah,
III/320).
12
Contoh qiyas: mengadakan transaksi jual-beli tatkala adzan sholat
Jum’at adalah haram.

QS. (62) Al-Jumu’ah: 9
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat
pada hari Jum’ah, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
(shalat) dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.”
‘Illat pada ayat di atas adalah lalai dari sholat Jum’at. Oleh karena itu,
sewa-menyewa, transaksi perdagangan, maupun perbuatan lainnya yang
mempunyai kesamaan ‘illat, yaitu melalaikan dari shalat Jum’at, maka
perbuatan tersebut hukumnya di-qiyas-kan dengan perbuatan jual-beli,
yaitu haram.
B. Al Quran Sebagai Sumber Syariah Pertama
Syariat Islam adalah agama Islam itu sendiri. Oleh karenanya
sumber-sumber syariah Islam adalah sumber-sumber agama Islam itu
sendiri salah satunya yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an sumber ajaran Islam
yang berasal dari wahyu Allah SWT, sehingga ia sempurna dan terjaga
kemurniaannya.
1. Pengertian Al-Qur’an
13
Secara Etimlogi, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artiya
bacaan atau himpunan. Al-Qur’an berarti bacaan, karena merupakan
kitab yang wajib dibaca dan dipelajari, dan hipunan karena merupakan
himpunan firman-firman Allah SWT (wahyu). Sedangkan secara
terminologi Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi
firman-firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab
kepada
Rasul/Nabi
terakhir
Nabi
Muhammad
SAW,
yang
membacanya adalah ibadah.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad, dibacakan secara mutawatir sebaga petunjuk bagi seluruh
umat manusia. Terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 86 surat turun
di Mekah (Makiyah) berisi tentang Tauhid dan jihad dan 28 surat turun
di
Madinah
(Madaniyah)
bersi
tentang
undang-undang
kemasyarakatan.
Dalam banyak ayat-Nya, Allah SWT menegaskan bahwa AlQur’an adalah pedoman hidup satu-satunya dan hukum yang terbaik
bagi seluruh makhluk-Nya. Al-Qur’an adalah segalanya bagi kita. AlQur’an adalah ruh (nyawa), tanpanya kita adalah mayat yang berjalan.
Al-Qur’an adalah cahaya, tanpanya kita buta dalam menapaki
kehidupan di dunia. Al-Qur’an adalah petunjuk, tanpanya kita
hanyalah binatang ternak yang tersesat.
2.
Kedudukan Al-Qur’an
a. Kitab berita dan kabar (kitabun naba’i wal akhbar) tentang
berbagai hal yang telah, sedang dan akan terjadi baik yang terindra
maupun yang tidak (ghaib)
b. Kitab hukum dan syari’at (kitabul hukmi wasy syari’ah) karena di
dalamnya memuat hukum dan perundangan yang harus dipatuhi dan
diterapkan dalam kehidupan manusia tanpa kecuali.
14
c. Kitab jihad (kitabul jihad) karena di dalamnya menggelorakan
semangat jihad dan sekaligus panduan bagi para mujahidin (orang
orang yang berjihad di jalan Allah)
d. Kitab tarbiyah (kitabut tarbiyah) karena di dalamnya terdapat
petunjuk petunjuk yang mendidik orang orang yang beriman agar
menjadi seorang mukmin yang lebih baik
e. Pedoman hidup (minhajul hayah) karena di dalamnya terdapat
panduan hidup bagi orang orang yang beriman. Jadi keimanan dan
pola hidup orang-orang yang beriman sudah ada manhajnya dari
Allah buka sesuatu yang menduga-duga atau mengikuti keinginan
hawa nafsu belaka. Dan kebenaran jalan hidup ini harus dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Kitab ilmu pengetahuan (kitabul ‘ilm) karena al Qur’an di
dalamnya mengandung berbagai macam ilmu pengetahuan dan dasar
dasar yang kuat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Fungsi Al-Qur’an
a. Al-Huda (petunjuk)
Al-Qur’an sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia
dalam mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Fushshilat ayat 44:
Artinya:
“Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam
bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa
tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam
15
bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al
Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga
mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi
mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari
tempat yang jauh".
b. Al Bayan
Artinya penjelas atas berbagai hal terkait dengan manusia dan
seluruh alam semesta baik lahir maupun yang ghaib.
QS Ali imran ayat 138 :
Artinya :
“Inilah (al Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua
manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa”
c. Al-Furqon (Pemisah)
Al-Qur’an yang membedakan atau memisahkan antara yang hak
dan yang batil atau antara yang benar dengan yang salah
d. Asy-Sifa’( Obat) dan Ar-Rahman (Kasih Sayang)
Al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit hati seperti takabur,
serakah, dzolim dan dengki dapat merusak kemanan seseorang
dan apabila seseorang telah rusak atau sampai hilang
keimanannya, maka manusia itu jahatnya dapat melebihi
binatang. Akan tetapi didalam a Al-qur’an telah dijeaskan
petunjuk-petunjuk yang bisa menyembuhkan penyakit hati
16
tersebut. Dan Al-quran adalah sebagai rahmat atau bentuk kasih
sayang dari Allah bagi umat manusia.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S al-Isra' ayat 82 :
Artinya :
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.”
e. Al-Mau’izah (Nasihat)
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Yunus ayat 57 :
Artinya :
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.”
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Islam tardapat empat sumber yang menjadi pokok dalam
Syariah yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas. Al-Qur’an
merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. As-Sunnah merupakan perkataan, perbuatan dan
ketetapan yang datang dari Rasulullah berkaitan dengan kehidupan
manusia atau tentang suatu hal. Ijmak adalah kesepakatan para Sahabat
tentang hukum suatu perkara, bahwa hukum tersebut merupakan hukum
syariah. Qiyas adalah analogi atau perumpamaan, untuk menuntukan
hukum terhadap sesatu yang belum ada ketentuan hukumnya. Ke empat
sumber tersebut memberikan tuntunan hidup bagi umat Islam seluruh umat
manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian
Syariah Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat
Islam dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat
dalam semua aspek kehidupan
B. Saran
Masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya memabngun bagi para
pembacanya seabgai keempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan
bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/IslamBerkuasa/dalildalil-syariah-sumbersumber-hukumislam
https://www.kiblat.net/2015/05/25/belajar-syariat-islam-1-al-quran-sebagai-sumbersyariat-islam/
https://yohanalipha.wordpress.com/2014/09/22/kedudukan-al-quran-dalam-islam/
https://irmansiswantoaceh.blogspot.com/2018/02/sumber-sumber-hukum-islam-alquran.html
19
Download