Uploaded by riaaur54

Radiologi dasar

advertisement
PENGGUNAAN SINAR X
1.
2.
Penvembuhan penyakit kanker (radio terapi)
Mendiagnosa/memeriksa penyakit.
Jenis pemeriksaan dengan sinar roentgen ada macam
a. Pemeriksaan sinar tembus (fluoroscopy, doorlighting)
b. Pemeriksaan foto rontgen (radiografi)
,
PEMERIKSAAN SINAR TEMBUS
• Pemeriksaan sinar tembus adalah pemeriksaan radiologi
dimana ahli radiologi secara langsung dapat melihat dan
mempelajari alat-alat dalam tubuh yang bergerak.
• Sinar X yang melalui tubuh penderita dan mengenai
bagian-bagian kristal-kristal pendar, floor (fluorescent),
pada layer (screen) sehingga bagian-bagian tersebut
langsung dapat terlihat.
• Karna sinar X yang diterima oleh penderita dan
pemeriksa cukup tinggi, maka pemeriksaan sinar
tembus yang langsung menggunakan fluorencent screen
tidak diperbolehkan lagi, sebagai gantinya digunakan
image intensifier dengan kamera TV tanpa
menggelapkan ruangan pemeriksaan.
SIFAT-SIFAT SINAR X
Yang Berhubungan Dengan Radiography
1. Daya tembus
2. Petebaran
3. Penyerapan
4. Efek fotografi
5. Pendar flour (flourocensi)
6. Ionisasi
SYARAT-SYARAT TERJADINYA SINAR X
1. Adanya sumber penghasil elektron
2. Adanya loncatan elektron dari katode menuju anode
3. Pergerakan elektron dari katoda menuju anoda tidak
mengalami hambatan
4. Adanya cara untuk menghentikan elektron secara tibatiba
SYARAT-SYARAT TERJADINYA SINAR X
Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan sbb :
1. Sumber penghasil elektron : sumber elektron adalah filamen yang
dipanaskan dengan mengalirkan arus listrik sehingga timbul emisi
elektron, filamen ini berada pada elektoda negatif yang disebut
katoda
2. Cara menggerakkan elektron dari katoda menuju anode yaitu
dengan mmberi beda potensial yang tinggi entara kedua elektroda
dimana anode lebih positif terhadap katoda
3. Agar pergerakan elektron dari katoda menuju anode tidak
mengalami hambatan maka tabung sinar X harus hampa udara
4. Cara untuk menghentikan elektron adalah dengan membuat target
yang terbuat dari bahan tungsten dengan syarat tertentu antara lain
titik lebur yang tinggi, metal ini berada pada arah anode sebagai
elektrod positip, Luas dari metal tersebut sebagai somber
radiasidan disebut focal spot
Blok Diagram terjadinya sinar x
2
1
3
8
4
6
7
PLN (Sumber Listrik)
Keterangan :
1. Main Switch
2. Autotrafo
3. Trafo tegangan tinggi (HTT)
4. X-Ray Tube
5
5.
6.
7.
8.
Trafo Filamen
Push button (PB)
Timer
Kontaktor
X-RAY TUBE
Anode X-Ray Tube
Anode adalah elektrode yang bermuatan positip, pada
anode taerjadi panas yang sangat tinggi akibat
tumbukan elektron, 99,9% energi yang diperlukan
dirubah menjadi panas, sedangkan yang 0,1% dirubah
menjadi sinar -X
Oleh sebab itu bahan anode harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Merupakan penghantar listrik yang baik
2. Dapat menahan panas yang tinggi
3. Dapat membuang panas yang cepat
X-RAY TUBE
Macam-macam Anode X-Ray Tube
1. Stationer Anode (Anode diam)
2. Rotating Anode (Anode putar)
Stationer Anode (Anode diam)
Radiator
Shield
Anode
anti Anode
Chatode
BULB
Covering
Length optical Focus
X-RAY TUBE
•
Anode ini terbuat dari bahan tembaga, pada permukaan daerah depan
ditanamkan tungsten sebagai target merupakan bagian yang menerima
tumbukan elektron yang meloncat dari katoda, panas yang terjadi akan
dibuang dengan cara merambat/konveksi.
•
Karena sejumlah panas yang besar timbul pada target, maka materi target
harus mempunyai titik lebur yang tinggi, tungsten mempunyai beberapa
kelebihan antara lain :
1.
Mempunyai titik lebur atau titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan logam lain
2.
Mempunyai nomor atom yang besar (Z = 74) karenanya lebih efisien untuk
memproduksi sinar x dari materi yang mempunyai nomor atom yang lebih rendah
3.
Mempunyai titik uap yang relatif rendah pads suku yang tinggi sehingga
kevakuman tabung lebih mullah dipertahankan
4.
Mempunyai days menghantar papas yang balk, sehingga tersalur keluar bidang
focus dengan cepat.
5.
Mempunyai sifat mekanik yang kuat untuk bahan membuat target
X-RAY TUBE
•
Dengan menggunakan anode diam dapat dipergunakan pada maksimum
power supply 15 KW dan focus 5,0 x 5,0 mm untuk keperluan radiografi
pemakaian focus dengan ukuran trsebut akan menghasilkan gambar yang
kurang detail dan tidak dapat memenuhi standart modern..
•
Pemakaian maksimum yang dapat dihasilkan oleh stationary anode
dengan menggunakan stationary anode, full wave rectifier adalah 50 KV,
300 mA, 1.0 Sec bila 70 kV maka mA = 324 ; Sec : 0,2. bila kV = 90 maka mA
= 350, Sec = 0,05.
•
Untuk menghasilkan gambar radiografi yang detail diperlukan focus yang
lebih kecil dan output yang besar akan mengakibatkan panas yang tinggi,
panas tersebut akan dibuang secara sempurna dengan menggunakan
rotating anoda
•
Pada saat ini stationary anode masih digunakan untuk keperluan antara
lain : Dental X-Ray unit, alat-alat portable, mobile unit, dan juga alat
terapy.
Rotating anode
•
X-RAY TUBE
Putaran anode digerakkan oleh motor asyncrone, dengan rotor berada
didalam tabung dan statronya berada diluar, bekerja berdasarkan hukum
Lorenz, mempunyai kecepatan putaran rata-rata 3000 RPM, putaran ini
dengan menggunakan TRIPLICATOR untuk menaikkan frekuensi dari 50
Hz menjadi 150 Hz dan dengan design khusus putaran anode dapat
mencapai 9000 rpm, dengan demikian maka pembuangan panas akan lebih
sempurna, daya tampung panas lebih sempurna dan daya listrik yang
dihasilkan efektif. Gambar berikut memperlihatkan bentuk dari rotating
anode serta permukaan yang terkena tumbukan electron.
X-RAY TUBE
Rotating anode
•
Bahan yang dipergunakan anode adalah molibdenum merupakan metal
yang mempunyai titik lebur yang tiaggi namun sangat ringan, konstrasi
dari anode mempunyai sudut kemiringan sebesar 16,5 derajat
•
Selama tarjadi penyinaran : anode berputar akibat perputaran tersebut
maka permukaan yang terkena tumbukan elektron merata diseluruh
permukaan anode namun terfocus pada lebar bertentu (ABCD lihat
gambar) dan menghasilkan sinar x dengan lebar EFGH, dan disebut focus.
Pada umumnya besarnya focus adalah 1,0x1,0 mm untuk focus kecil (SF)
dan 2,0 x 2,0 mm untuk focus besar (LF), sedangkan besarnya arus tabung
dapat mencapai 1000 mA bahkan lebih dan power output yang dihasilkan
dapat mencapai 50 kW lebih.
X-RAY TUBE
Konstruksi Rotating anode
Keterangan
G : Vacuum glass envelope
F
: Filamen
A : Anode disc
SC : Stator Coil
R : Rotor
X-RAY TUBE
Konstruksi Rotating anode
SHIELD X-RAY TUBE
•
X-Rray tube baik stationary maupun anode putar disebut insert.Xray
tube dipasang didalam satu tempat yang disebut shield, terbuat dari
bahan metal yang kuat mengandung atau dilapisi timah (Pb) sebagai
bahan untuk menahan scattered radiasi (radiasi hambur) yang terjadi.
•
Pemasangau tabung harus kokoh, diantara tabung dan shield diisi ole
khusus (type diala C) pengisisan olie harus vacuum tidak ada udara
yang tercampur, sebab udara dapat mengakibatkan kurangnya daya
isolasi terhadap tegangan tinggi, olie berguna sebagai isolasi
tegangan tinggi dan media perambatan pembuangan panas yang
dikeluarkan oleh tabung.
•
Semakin tinggi panas, olie akan memuai dan akan menekan bellow
yang terbuat dari karet, bellow ini akan menekan microswitch yang
dipasang dibagian luar shield, sehingga memutuskan rangkaian dan
tidak dapat dilakukan penyinaran lebih lanjut.
•
Jenis pengaman panas yang lain menggunakan switch dengan sistem
bemetal
X-RAY TUBE YANG TERPASANG PADA SHIELD
Keterangan
CR : HT Conector
TA : Window
B
: Bellow
BS : Bellow Switch
FC : Kabel Filamen
AC : Electrode Positip
SW : Stator Rotating Anode
EC : Elecromagnetic Counter
L1 :
L2 :
KATODE
•
Bagian lain dari tabung selain anode adalah katode dengan muatan
negatip dimana terdapat filamen sebagai penghasil elektron, apabila
filamen dipanaskan dengan cara memberikan tegangan.
•
Pada sistem rotating anode dapat dipasang satu filamen (single focus)
atau dua filamien (double focus) terdiri dari focus kecil (small focus)
dan focus besar (large focus)
•
Kedua filamen tersebut bekerja bergantian disesuaikan dengan
keperluan mA.
•
Gambar dibawah memperlihatkan letak dari filamen
KATODE
•
•
•
Elektron yang terjadi akibat pemanasan filament akan meloncat
kearah anode apabila pada katoda diberi muatan negatif dan anode
diberi muatan positif.
Elektron akan menumbuk permukaan anode dan menghasilkan sinar
x dengan ukuran (focus) tertentu, ukuran focus pada umumnya
adalah :
Small Focus
Large Focus
0,3x0,3 mm
1,2x1,2 mm
0,3x0,3 mm
2,0x2,0 mm
0,8x0,8 mm
1,8x1,8 mm
1,0x1,0 mm
2,0x2,0 mm
1,2x1,2 mm
2,0x2,0 mm
Ukuran focus menentukan kualitas gambar yang terjadi, semakin
kecil fokus dihasilkan gambar yang semakin tajam
FILAMEN CHARACTERISTIC
•
•
Besarnya anus yang terjadi pada X-ray tube antara Lain tergantung dari
jumlah emisi eleKtron yang dihasilkan filamen, sedangkan panas filamen
ditentukan oleh besarnya anus dan tegangan yang mensuplay.
Gambar dibawah memperlihatkan charactheristic pemanasan fiiamen dari
sebuah X-ray tube dengan focal spot 2 mm dan dipergunakan power supply
satu fase
Cara Membaca :
Pada 40 kV dapat dihasilkan arus tabung 40 – 250 mA, tegangan filamen 6,5 -11 volt, dengan arus filamen 3,8 – 5,1 A
Pads 80 KV dapat dihasilkan arus tabung 30-500 mA, teganganfiiamen 6,5 - 16 V dengan arus filamen 3,8 - 5,05 Ampere
Pada 125 KV dapat dihasilkan arus tabung 50-350 mA, teganganfilamen 6,5-12V dengan anus filamen 3,8 - 4.7 Ampere
•
•
FILAMEN CHARACTERISTIC
Besarnya anus yang terjadi pada X-ray tube antara Lain tergantung dari
jumlah emisi eleKtron yang dihasilkan filamen, sedangkan panas filamen
ditentukan oleh besarnya anus dan tegangan yang mensuplay.
Gambar dibawah memperlihatkan charactheristic pemanasan fiiamen dari
sebuah X-ray tube dengan focal spot 2 mm dan dipergunakan power supply
satu fase
Cara Membaca :
Pada 40 kV dapat dihasilkan arus tabung 40 – 250 mA, tegangan filamen 6,5 -11 volt, dengan arus filamen 3,8 – 5,1 A
Pads 80 KV dapat dihasilkan arus tabung 30-500 mA, teganganfiiamen 6,5 - 16 V dengan arus filamen 3,8 - 5,05 Ampere
Pada 125 KV dapat dihasilkan arus tabung 50-350 mA, teganganfilamen 6,5-12V dengan anus filamen 3,8 - 4.7 Ampere
TRANSFORMATOR
adalah suatu alas listrik dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu
atau lebih rangkaian listrik rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik atau dapat juga diartikan
sebagai suatu alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
Transformator terdiri dari :
- Inti besi yaitu susunan plat-plat tipis yang
tersusun sehingga merupakan tumpukan plat dimana inti tersebut dilapisi
kohor (damar tiruan) dimana terdapat dua lilitan kawat pada inti tersebut
- Lilitan Kawat terdiri atas :
Lilitan Primer : dihubungkan dengan input arus balak balik
Lilitan Primer : dihubungkan dengan output yang memberikan arus ke pemakai
TRANSFORMATOR
Prinsip Kerja :
Suatu transfurmator pada lilitan primer dililitkan kawat sejumlah N1 dan
pada sekunder dililitkan kawat sejumlah N2. Apabila lilitan bagian primer
dialiri arus bolak-balik maka pada lilitan akan mengalir arus I sehingga
mengakibatkan terbangkitnya flux pada inti besi Oleh karma arus ini
bolak-balik maka flux yang dibangkitkan akan bolak-balik pula, sehingga
akan menimbulkan GGL induksi yang timbul tergantung pada lilitan
primer ataupun lilitan sekunder.
Sehingga akan didapatkan,
GGL (E1) induksi primer :
GGL (E2) induksi sekunder :
E1   N1
d
dt
E2   N 2
d
dt
Jadi perbandingan GGL induksi primer dan GGL induksi sekunder bukanlah
menyatakan perbandiagan tegangan jepit primer dari tegangan jepit sekunder
TRANSFORMATOR PENAIK & PENURUN TEGANGAN
Besar kecilnya GGl induksi yang di bangkitkan
adalah tergantung kepada jumlah lilitan kawat inti
besi.
Apabila lilitan kawat perimer lebih sedikit dari
pada lilitan kawat sekunder maka GGl induksi
pada lilitan sekunder lebih besar dari pada
tegangan perimer, oleh karena itu teransformator
yang demikian disebut Step up transfoimator
Sebaliknya apabila jumlah lilitan kawat perimer
Sebaliknya
apabila
jumlah
lilitan
kawat
perimer
lebih banyak
dari pada
lilitan
kawat
sekunder
lebih
dari pada
sekunder
makabanyak
GGl induksi
padalilitan
lilitankawat
sekunder
lebih
maka
GGlpada
induksi
pada lilitan
sekunder
kecil dari
tegangan
perimer,
maka lebih
kecil
dari padayang
tegangan
perimer,
maka
transformator
demikian
disebut
Step down
transformator
trasformator yang demikian disebut Step down
trasformator
Oleh karena itu kemungkinan di rubahnya tegangan listrik dengan menggunakan
E1
N
perbandingan transformasi sebagai berikut E1 : E2 = N1 : N2
 1
E2
N2
Kerugian Pada Trnsformator
•
Rugi tembaga, yaitu kerugian yang di sebabkan arus beban mengalir pada
kawat tembaga Pcu = I2. R, Karena arus beban berubah-ubah maka rugi
tembaga tidak konstan tergantung pada beban
•
Rugi Besi :
–
Rugi Histerisi Yaitu Rugi yang disebabkan Flux bolak-balik pada inti
besi
Ph = Kh. f. B
–
Rugi Arus Edy Yaitu rugi yang diakibatkan arus pusar pada inti besi
Po = Ko . f2. . B2max
Jadi Rugi besi (rugi inti) ,
Pt = Ph + Po
Untuk memperkecil rugi arus Eddy adalah dengan memperkecil jalarmya
anus induksi didalam inti besi, dimana inti besi tadi dibuat dari plat-plat
tipis. Plat-plat tersebut satu lama lain diisolasi dengan cairan vernis,
kemudian disusun menurut tebal yang dibuat
Auto Trnsformator
•
Rugi tembaga, yaitu kerugian yang di sebabkan arus beban mengalir pada
kawat tembaga Pcu = I2. R, Karena arus beban berubah-ubah maka rugi
tembaga tidak konstan tergantung pada beban
•
Rugi Besi :
–
Rugi Histerisi Yaitu Rugi yang disebabkan Flux bolak-balik pada inti
besi
Ph = Kh. f. B
–
Rugi Arus Edy Yaitu rugi yang diakibatkan arus pusar pada inti besi
Po = Ko . f2. . B2max
Jadi Rugi besi (rugi inti) ,
Pt = Ph + Po
Untuk memperkecil rugi arus Eddy adalah dengan memperkecil jalarmya
anus induksi didalam inti besi, dimana inti besi tadi dibuat dari plat-plat
tipis. Plat-plat tersebut satu lama lain diisolasi dengan cairan vernis,
kemudian disusun menurut tebal yang dibuat
Download