Uploaded by User63492

SOP DEPARTEMEN DAN AKTIVITAS KRITIS

advertisement
I. AKTIVITAS DEPARTEMEN :
1. PURCHASING
2. Bahan-bahan yang di beli untuk proses produksi harus memenuhi persyaratan halal
sesuai dengan hukum dan syariat islam.
3. Status kehalalan produk yang bersifat barang olahan dapat dibuktikan dengan
adanya sertifikat halal dari MUI atau instansi lain yang sudah diakui oleh MUI.
4. Setelah criteria halal sudah terpenuhi maka bagian purchasing membuat PO
(Purchasing Order ) ke supplier untuk barang tersebut.
5. Setiap barang yang datang harus di cek oleh bagian QC untuk memastikan bahwa
barang yang diterima sesuai dengan spek sertifikat halal.
6. Jika bahan tersebut sesuai dengan spek maka bahan tersebut dapat dinyatakan
Release untuk proses ( oleh bagian QA/QC ) dan untuk selanjutnya bahan tersebut
masuk dalam daftar approved ingredient.
7. Jika bahan yang datang ternyata tidak sesuai dengan spek maka bagian purchasing
harus memberitahu kepada supplier untuk menentukan tindak lanjut.
8. Untuk bahan yang sudak masuk dalam daftar approved ingredient jika suatu saat
ditemukan sertifikat halalnya sudah tidak berlaku maka bagian purchasing harus
meminta surat jaminan kepada supplier bahwa sertifikat halal untuk produk yang
bersangkutan sedang dalam proses perpanjangan.
1. QC
1. Hanya bahan-bahan yang sudah jelas status kehalalannya yang dapat digunakan
dalam formulasi maupun pengembangan produk.
2. Setiap melakukan perubahan formulasi harus mencantumkan / mendokumentasikan
perubahan tersebut dan mencatat denga jelas perubahan apa yang dilakukan. Jika
perubahan tersebut menyangkut penambahan bahan maka bahan yang ditambahkan
haru mempunyai status approved ingredient dan ditulis lengkap spesifikasi produk,
cara aplikasi dan no. serfifikat halalnya.
3. Setiap melakukan penggantian bahan harus mencatat dengan jelas alas an
penggantian, bahan yang digantikan dan bahan yang menggantikannya. Bahan yang
menggantikan harus mempunyai status approved ingredient dan ditulis lengkap
spesifikasi produk, cara aplikasi dan no. sertifikat halalnya.
4. Dalam pengembangan produk baru semua bahan yang digunakan harus mempunyai
status approved ingredient dan ditulis lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi dan
no. sertifikat halalnya.
5. Melakukan control terhadap proses yang ada sehingga dapat menjamin terciptanya
produk yang halal.
6. Memastikan peralatan proses yang digunakan tidak digunakan untuk bahan haram
atau najis.
7. Memastikan sanitasi karyawan berjalan sesuai standard sehingga tidak ada
kontaminasi silang terhadap barang haram dan najis.
8. Pengecekan terhadap bahan-bahan yang masuk, meliputi : tanggal penerimaan,
supplier, jenis bahan, jumlah yang diterima, jumlah yang ditolak dan alasan
penolakan, evaluasi, serta keberadaan dokumen halal.
9. Kontrol penyimpangan bahan baku, bahan pembantu, dan produk jadi dilakukan
dengan pemeriksaan terhadap kondisi gudang bahwa tidak terdapat bahan-bahan
haram dan najis di gudang penyimpanan sehingga tidak dikhawatirkan terjadi
kontaminasi silang.
10. Memastikan bahwa alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut bahan baku,
bahan setengah jadi, maupun bahan jadi tidak digunakan untuk mengangkut bahan
haram atau najis.
11. Jika alat transportasi yang digunakan ternyata digunakan untuk mengangkut bahan
haram dan najis maka harus dapat memastikan bahwa prosedur pembersihan dan
sanitasinya sesuai dengan syariat islam sehingga tidak mengkontaminasi produk.
3. PRODUKSI ( PRODUCTION )
1. Lakukan pencatatan jika ada tahap proses atau bahan baku yang tidak sesuai
dengan prosedur dan formulasi standard.
2. Cuci peralatan produksi dengan air mengalir sehingga dapat mencegah kontaminasi
silang.
3. Baham haram dan najis dipastikan tidak berada di ruang proses.
4. Alat proses yang digunakan tidak digunakan untuk menangani bahan haram dan
najis.
5. GUDANG
1. Pengecekan kesesuaian barang datang dengan dokumen yang menyertainya.
Pengecekan meliputi tanggal penerimaan, supplier, jenis bahan, jumlah yang
diterima, jumlah yang ditolak dan alasan penolakannya, evaluasi, serta keberadaan
dokumen halal.
2. Pisahkan bahan yang tidak sesuai dengan dokumen halal yang menyertainya dan
beri tanda yang jelas sesuai keputusan QC.
3. Bersihkan gudang penyimpanan dari bahan haram dan najis.
6. TRANSPORTASI
1. Pastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan baku, bahan
pembantu, maupun bahan jadi tidak digunakan untuk mengangkut bahan haram dan
najis.
2. Jika kendaraan terpaksa digunakan untuk mengangkut bahan haram dan najis,
pastikan prosedur pembersihan / sanitasinya sesuai dengan syariat islam.
3. Jika menggunakan kendaraan dari luar/menyewa harus dapat dipastikan kendaraan
bebas dari bahan haram dan najis
II. ACUAN TEKNIS
Pelaksanaan SJH dilakukan oleh bidang-bidang yang terkait dalam organisasi
manajemen halal. Dalam pelaksanaannya diperlukan acuan teknis yang berfungsi sebagai
pedoman untuk membantu pekerjaan bidang-bidang terkait sesuai dengan fungsi kerjanya.
1.
Acuan Teknis untuk Bagian Pembelian
a. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
koordinator audit halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI
b. SOP Seleksi Supplier & Outsource
2.
Acuan Teknis Bagian QC
a. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
b. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk
c. Tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman produk
d. SOP Seleksi Supplier & Outsource
3.
Acuan Teknis untuk Bagian Produksi
a. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
b. Formula/ Instruksi kerja produksi sesuai matriks bahan
c. Tabel hasil identifikasi peluang kontaminasi proses produksi dari bahan haram/najis
dan tindakan pencegahannya
d. SOP Produksi Halal
4.
Acuan Teknis untuk Bagian QC
a. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
b. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk
c. SOP Pemeriksaan bahan
5.
Acuan Teknis untuk Bagian Pergudangan
a. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
b. Tanda pada kemasan yang harus disesuaikan dengan dokumen halal
c. Prosedur penyimpanan bahan/ produk yang menjamin terhindarnya bahan/ produk dari
kontaminasi oleh barang haram dan najis.
d. SOP Penerimaan dan penyimpanan bahan.
6.
Acuan Teknis untuk Bagian Pembelian
e. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
koordinator audit halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI (Lampiran 13)
f. Daftar Lembaga Sertifikasi Halal yang telah diakui LP POM MU.
g. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk
h. SOP Penambahan Pemasok Baru
7.
Acuan Teknis Bagian R&D
e. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
f. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk
g. Tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman produk
h.
SOP Penggunaan bahan baru
8.
Acuan Teknis untuk Bagian Produksi
e. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
f. Formula/ Instruksi kerja produksi sesuai matriks bahan
g. Tabel hasil identifikasi peluang kontaminasi proses produksi dari bahan haram/najis
dan tindakan pencegahannya
h. SOP Produksi
9.
Acuan Teknis untuk Bagian QC/QA
d. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
e. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk
f. SOP Pemeriksaan bahan
10. Acuan Teknis untuk Bagian Pergudangan
e. Daftar Bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disusun oleh
KAHI dan diketahui oleh LP POM MUI
f. Tanda pada kemasan yang harus disesuaikan dengan dokumen halal
g. Prosedur penyimpanan bahan/ produk yang menjamin terhindarnya bahan/ produk dari
kontaminasi oleh barang haram dan najis.
h. SOP Penerimaan dan penyimpanan bahan.
Bahan Nabati
Pengolahan?
Tidak
Ya
Non TK
Kulvitasi Mikrobial
?
Ya
Tidak
Fermantasi Khomr
•
•
•
•
+ Bahan Tambahan?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
TK
Haram
Non TK
TK
Catatan:
TK
: Titik Kritis
Non TK : Bukan Titik Kritis
TK untuk Bahan Dikaji Lebih lanjut pada Prosedur Penetapan Status Bahan
Bahan Hewani yang diperiksa dalam penetapan titik kritis ini adalah bahan nabati yang
status awalnya halal, bukan yang sudah mendapat status haram terlebih dahulu.
Bahan Lain-lain
Bahan Tambang
Sintetik
Campuran
TK
Non TK
Organik
TK
Nonorganik
Apakah Mengandung Bahan Penolong?
Tidak
Ya
Non TK
TK
Apakah Semua Produk Bersertifikasi Halal?
Ya
Tidak
Apakah ada peluang terkontaminasi
Bahan-bahan haram/ najis?
Apakah produk sejenis nonsertifikasi
menggunakan merk yang sama?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
TK 1
Non TK
Tidak dapat
disertifikasi
Apakah bahan untuk produk non
sertifikasi mengandung babi atau
hasil sampingnya?
Tidak
Apakah lini produksi, penyimpanan bahan dan
produk untuk produk disertifikasi dengan non
sertifikasi terpisah?
Ya
Non TK
Ya
Tidak dapat disertifikasi
Tidak
Apakah Prosedur sanitasi yang dilakukan dapat
menghilangkan lemak, bau, warna dan rasa?
Tidak
Ya
Tidak Dapat
Ya
Apakah ada peluang
terkontaminasi bahan-bahan
haram/najis
TK 2
Catatan:
TK 1 adalah kontaminasi silang dari lingkungan dan karyawan.
Tidak
Non TK
TK 2 adalah kontaminasi silang dari bahan-nahan yang tidak disertifikasi (bahan haram atau
najis selain babi)
Tidak
Ya
Apakah alat distribusi berbeda
Ya
Non TK
Non TK
Tidak
Apakah produk non sertifikasi halal mengandung babi dan hasil
sampingnya?
Ya
Tidak
Tidak disertifikasi
Ada Kemasan?
Ya
Apakah kemasan dapat mencegah
kontaminasi silang?
Ya
Non TK
Tidak
TK 1
Tidak
TK 2
Catatan:
1. TK 1 adalah dimana kondisi produk dalam kondisi curah, sehingga harus menggunakan
wadah yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang.
2. TK 2 dapat dicegah dengan penggunaan distribusi yang dapat mencegah kontaminasi
silang.
Apakah Bahan merupakan Produk Impor?
Ya
Tidak
Apakah memiliki SH MUI atau
Lembaga Luar Negri yang diakui MUI
dan masih berlaku?
Apakah memiliki SH MUI dan masih
berlaku?
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Apakah lini produksi, penyimpanan bahan dan
produk untuk produk disertifikasi dengan non
sertifikasi terpisah?
Tidak
Ya
Kajian LP POM
MUI
Bermasalah
Sertifikat Halal
Tidak
Halal
Tidak
Bermasalah
Bahan tidak dapat
digunakan
Bahan dapat
digunakan
Catatan:
•
Prosedur ini berlaku untuk semua produsen dan pemasok
•
Keluaran dari prosedur penetapan status bahan adalah daftar bahan yang dapat dipakai
sebagai acuan untuk auditor halal internal
•
Bahan dalam kategori daftar bahan yang dapat digunakan, sebelum diimplementasikan
harus disahkan terlebih dahulu oleh LP POM MUI.
•
Bahan dalam kategori daftar bahan yang tidak dapat digunakan tidak boleh ada di areal
pabrik
•
Bahan yang dapat digunakan harus dilengkapi dokumen pendukung berupa spesifikasi
bahan, surat rekomendasi atau sertifikasi halal dari LP POM MUI atau Lembaga Sertifikasi
Halal Luar Negri yang direkomendasi LP POM MUI.
•
Bahan yang melalui proses kajian LP POM MUI dilengkapi dengan rekomendasi LP POM
MUI, sedangkan bahan yang melalui sertifikasi halal dilengkapi dengan sertifikasi halal
MUI.
Download