Uploaded by User63165

LK PEB LENGKAP

advertisement
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P
UMUR 37 TAHUN GIP0000 Gravida 38 Minggu
DI RS DR R HARDJANTO BALIKPAPAN TAHUN 2020
Oleh :
Erde Etma Yuchetmi
NIM. PO7224319052
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan pada ny. P umur 37 tahun gip0000
gravida 38 minggu di rs dr r hardjanto balikpapan tahun 2020
Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini dan kepada ibu Nursari Abdul
Syukur M.Keb selaku pembimbing institusi.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki review makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang laporan
asuhan kebidanan pada ny. P umur 37 tahun gip0000 gravida 38 minggu di rs dr r
hardjanto balikpapan tahun 2020 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Balikpapan,
Juni 2020
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................
2
DAFTAR ISI....................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang .........................................................................
4
2.
Rumusan masalah………………………………………….. ..
6
3.
Tujuan …………………………………………… .................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar manajemen kebidanan ……..………………….
8
1. Manajemen Varney ……..….. ...........................................
8
2. Konsep SOAP ……..….. ....................................................
12
B. Konsep dasar asuhan kebidanan masa kehamilan ……..……..
14
1. Pengertian ……..….. ..........................................................
14
2. Etiologi ……..….. ..............................................................
13
3. Patofisiologi …. ..................................................................
14
4. Manifestasi klinis ...............................................................
14
……..….. ....................................................
15
6. Diagnose …. .......................................................................
16
7. Macam hipertensi kehamilan ..............................................
16
8. Penatalaksanaan ……..….. ................................................
17
5. Factor resiko
BAB III TINJAUAN KASUS
Kasus .........................................................................................
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ................................................................................
BAB IV
20
27
PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................
29
Saran ...........................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka ......................................................................................
3
31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
World Health Organisation (WHO) memperkirakan diseluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Kematian tersebut
terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99%. Meskipun jumlahnya
sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadian terbesar
(sporadis), sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang besar
untuk dicegah dengan meningkatnya kerja sama antara pemerintah, swasta
dan badan-badan sosial lainnya (Manuaba, 2010).
Menurut WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan
atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di
negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian
ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO Angka
Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011, 81 % diakibatkan karena komplikasi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahkan sebagian besar dari
kematian
ibu
disebabkan
karena
perdarahan,
infeksi
dan
preeklampsia. (WHO, 2012)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk yang tinggi
dibandingkan negara-negara di Asia misalnya Singapura dengan AKI 14
per 100.000 kelahiran hidup, atau Malaysia dengan AKI 62 per 100.000
kelahiran hidup.
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, penyebab kematian ibu di Indonesia tahun
2010 adalah Perdarahan (23%), Hipertensi dalam Kehamilan (32%), Infeksi
(31%), Partus lama (1%), Abortus (4%), kelainan amnion (2%), dan
penyebab lainnya (7%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2013)
4
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Balikpapan tahun 2013 berjumlah
10 kasus (79/100.00 KH) dengan perhitungan jumlah kelahiran hidup di
kota Balikpapan 12.421 pada tahun 2014 mengalami peningkatan dengan
jumlah 14 kasus (124/100.000 KH) kemudian mengalami penurunan pada
tahun 2015 dengan jumlah 9 kasus (72/100.000 KH). Target penurunan AKI
secara Nasional yaitu 112/100.000 KH, dengan demikian penurunan AKI
Kota Balikpapan dari 124/100.000 KH tahun 2014 menjadi 72/100.000 KH
tahun 2015 sudah sesuai dengan target nasional (Profil Kesehatan, 2015).
Menurut Manuaba (2010) kehamilan dapat juga diikuti dengan
beberapa penyulit salah satunya adalah preeklampsia. Preeklampsia ini
dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Akan tetapi
yang banyak menyumbangkan angka kematian ibu yaitu preeklampsia berat.
Hal ini terbukti dengan sebanyak 31 % ibu hamil yang ada di Kota
Palembang meninggal akibat menderita preeklampsia.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan
berlangsung. Banyak faktor resiko ibu hamil dan faktor yang memengaruhi
diantaranya adalah usia dan paritas ibu. Ibu hamil pada usia lebih dari 35
tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia
normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun.
Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda
dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk
hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana,
2007).
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama
dengan 500 gram yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Bila berat
badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu.
(Sarwono, 2010).
5
Risiko kehamilan dengan faktor risiko bagi ibu yang dapat terjadi
diantaranya adalah Mengalami perdarahan, Kemungkinan keguguran /
abortus, Persalinan yang lama dan sulit. Sedangkan bagi bayi yang dapat
terjadi diantaranya adalah kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan,
berat badan lahir rendah (BBLR), cacat bawaan, dan kematian bayi.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membuat laporan dengan
judul “Asuhan
Kebidanan
pada
Ibu
Hamil
Ny.
P
G1P0000 Usia
Kehamilan 38 Minggu dengan Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko
(Umur dan paritas) di Ruang Bersalin Rumah Sakit DR.R.Hardjanto
Balikpapan Tahun 2020”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan maternal secara Komprehensif
pada Ny. Y G1P0000 usia kehamilan 38 minggu dengan preeklamsi
berat di RS Dr.R.Hardjanto Balikpapan? ”
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif
pada Ibu Hamil Ny. “P” dengan Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko
(Usia dan Paritas) di Ruang Bersalin Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu hamil “Ny. P” dengan
Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di Ruang
Bersalin RS,DR.R Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
2. Menginterpretasikan data asuhan kebidanan serta merumuskan diagnosa
kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil “Ny. P” dengan
6
Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di Ruang
Bersalin RS.DR.R Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil “Ny.
P” dengan Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di
Ruang Bersalin RS.DR.R Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
4. Menetapkan tindakan segera pada ibu hamil “Ny. P” dengan
Preeklampsia dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di Ruang Bersalin
RS.DR.R Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan secara pada ibu hamil “Ny. P”
dengan Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di
Ruang Bersalin RS.DR.R.Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
6. Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil “Ny.
P” dengan Preeklampsia Berat dan Faktor Risiko (Usia dan Paritas) di
Ruang Bersalin RS.DR.R Hardjanto Balikpapan tahun 2020.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
1. Manajemen Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
terfokus pada klien (Varney, 2007). Sesuai dengan pelayanan
kebidanan maka bidan diharapkan lebih kritis dalam melaksanakan
proses manajemen kebidanan untuk mengambil keputusan. Menurut
(Varney, 2007) ia menggabungkan manajemen kebidanan dari lima
langkah menjadi tujuh langkah yaitu mulai dari pengumpulan data
sampai dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang
bisa diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah
tersebut dapat dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan
bervarisi sesuai dengan kondisi klien.
Tujuh langkah Manajemen Kebidanan menurut Varneyakan
dijabarkan sebagai berikut :
a. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkn semua informasi atau data
yang akurat dan lengkap dari semua suber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
8
1) Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, persalinan, dan nifas, bio-psikososial-spiritual serta pengetahuan klien.
2)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan klien serta
tanda-tanda vital, meliputi :
a) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi)
b) Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya.
b. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa
atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah
yang
spesifik.Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh
bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standart
nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar nomenklatur diagnosa
kebidanan :
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3) Memiliki ciri khas kebidanan.
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
9
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah Kebidanan
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, pada langkah tiga ini
bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potensial tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi
yang rasional dan logis.
d. Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan
hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja
tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
e. Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen
terhadap
diagnosa
atau
masalah
yang
telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data
dasar tang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
10
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yng diperkirakan akan tejadi berikunya.
f. Langkah 6 : Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima akan
dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya
sendiri ia tetap memikul tangggung jawab untu mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam situasi dimana berkolaborasi dengan
dokter untk menangani klien yang men galami komplikasi, maka
keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
secara menyeluruh tersebut.
g. Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi atau sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnose. Rencana tersebut dapat diangggap efektif jika memang
benar efektif pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut telah efektid sedang sebagian belum efektif.
11
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan
suatu kontinu maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efetif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
2. Konsep SOAP
Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, didokumentasikan
dalam bentuk SOAP, yaitu :
S: menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.
O: menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data
focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
A: menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah,
antisipasi diagnosis/masalah potensial, dan perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai
langkah II, III, IV dalam manajemen Varney.
P: menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan
VII Varney.
12
B. Definisi
1. Pengertian kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan.
Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
(Prawirohardjo, 2008).
Tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan
lanjut, adalah :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak diwajah dan tangan
5. Keluar cairan pervaginam
6. Gerak janin terasa dan nyeri perut yang hebat (Suryati, 2011)
Preeklampsia (PE) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-20
kehamilan dan ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele,
2010). Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda gejala dibawah
ini :
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110
mmHg atau lebih.
2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan
kualitatif.
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam.
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah
epigastrium.
5. Edema paru dan sianosis (Ilmu Kebidanan : 2005)
Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
13
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada (Rustam
Mochtar, 2009).
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau
disertai udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Asuhan Patologi Kebidanan
: 2009).
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan
IV:2010).
Jadi, preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria >
5 gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya pre-eklampsi masih belum diketahui. Penyakit ini
dianggap sebagai sesuatu “Maladaptation syndrome” dengan akibat suatu
vasospasme general dengan segala akibatnya (Abadi et al, 2008; Shah, 2009).
Preeklampsi dikaitkan dengan komponen genetik, meskipun mekanisme
aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan mekanisme
plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan patologis
plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004).
3. Patofisiologi
Patofisiologi pre-eklamsi merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel
vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi,
genetik, nutrisi (misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian
berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan
vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin),
peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik),
koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah
14
dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya
umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti
hipertensi, oedema dan proteiuria.
Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada
plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi proses imunologis, dan hal ini
mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental. (Abadi et al, 2008)
4. manifestasi klinis
Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda:
1. Desakan darah sistolik ≥160 mmHg, diastolik ≥110 mmHg. Desakan darah ini
tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani
tirah baring
2. Protein urine ≥5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++).
3.
500cc/ 24jam atau disertai kenaikan kadar kreatinin darah.ï‚£Oliguri jumlah
produksi urine
4. Adanya gejala-gejala eklampsia impending: gangguan visus, gangguan serebral,
nyeri epigastrium, hiper refleksia.
5. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet)
(Abadi et al, 2008).
5. Faktor Resiko
Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor resiko preeklamsia berat adalah :
1. Riwayat Preeklampsia
2. Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat
(blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya
Preeklampsia
3. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut
(2 minggu)
4. Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai
bayi kembar atau lebih.
15
5. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes,
penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.
6. Diagnosis
Diagnosis di tegakkan berdasarkan kriteria preeklamsia berat sebagaimana
tercantum di bawah:
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 110 mmHg.
2. Protein uria lebih dari positif 2 (++)
3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 400 cc/ 24 jam
4. Edema paru : Nafas pendek, sianosis, ronkhi +
5. Nyeri daerah epigastrium
6. Gangguan penglihatan
7.
Nyeri kepala hebat (maternal & neonatal, 2007).
8.
Terdapat mual sampai muntah (Manuaba, 2010).
7. Macam-Macam Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1. Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur
setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis
sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia
kehamilan 20 minggu.
2. Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia
kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu
yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium
dijumpai protein di dalam air seni (proteinuria). Eklamsia: preeklamsia yang
disertai dengan kejang.
3. Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang terjadi pada
perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil.
4. Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester
akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat
sementara
dan
tekanan
darah
kembali
16
normal
setelah
melahirkan
(postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan dengan timbulnya hipertensi kronik
suatu saat di masa yang akan datang.
8. Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia
berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan aktif yaitu
kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal dan
perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan
medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan
pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test (NST) dan
ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni :
a.
Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala
impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan
meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal,
ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).
b. Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine growth
retardation (IUGR)
c.
Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan
trombositopenia).
2. Penanganan kejang
a.
Beri obat antikonvulsan
b. Pelengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker oksigen,
oksigen)
c.
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
d. Aspirasi mulut dan tenggorokan
e.
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trandelenburg untuk mengurangi resiko
aspirasi
17
f.
Beri O2 4-6 liter/menit
3. Penanganan umum
a.
Jika tekanan diastolik >110 mmHg, berikan anti hipertensi, sampai tekanan
diastolik antara 90-100 mmHg
b. Pasang infus RL dengan jarum besar (16 gauge atau lebih)
c.
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
d. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
e.
Jika jumlah urine <30 ml per jam :
1) Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam
2) Pantau kemungkinan edema paru
f.
Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin
g. Observasi tanda-tanda vital, reflex, dan DJJ setiap jam
h. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru (Maternal dan Neonatal,
2010)
4. Pengobatan dengan MgSO4
a.
Dosis awal
1) MgSO4 4gr IV sebagai larutan 20% 5 menit
2) Diikuti dengan MgSO4 (50%) 5gr IM dengan 1 ml ligonain 2%
b. Dosis Pemeliharaan
1) MgSO4 (50%) 5gr + ligonokain 2% 1 ml IM setiap 4 jam
2) Sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang berakhir (Maternal dan Neonatal,
2007).
5. Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap kehamilan
yang belum inpartu, yaitu :
a.
Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau lebih dan
dengan fetal heart monitoring.
b. Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment
jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya
kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn
18
belum masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan
terminasi dengan seksio sesaria.
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologis
Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada ibu pre eklamsia berat
Tanggal Pengkajian
Tempat
: 29 Juni 2020 Waktu : 09.30 WITA
: Poli kandungan RS.DR.R
Hardjanto
Balikpapan
Oleh
: Erde Etma Yuchetmi
S:
1. Identitas
Nama Ibu adalah Ny. Y umur 37 tahun dan suami Tn. A umur 40 tahun, suku Ny.
Y dan Tn. A adalah Jawa, agama islam, pendidikan terakhir Ny. Y, SMA dan
pendidikan suami SMA, pekerjaan Ny. Y sebagai ibu rumah tangga dan Tn A
adalah Swasta. Alamat Jl. Her II No.37 blok M RT. 47 Kelurahan sepinggan
Balikpapan selatan.
2. Alasan datang periksa/keluhan utama
Alasan datang periksa
: Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan Utama
: Ibu mengatakan kepala terasa sakit.
3. Riwayat kesehatan klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu rutin memeriksakan kehamilannya di Poli kandungan Rumah Sakit
DR.R.Hardjanto setiap bulannya. Ibu sudah merasakan gerakan janin
pertama saat memasuki usia kehamilan 4 bulan dengan status TT lengkap.
Riwayat keluhan Ny.P diantaranya yaitu saat usia kehamilan awal di
trimester pertama ibu mengalami keluhan mual dan muntah. Trimester
kedua ibu tidak ada keluhan. Memasuki trimester ketiga ibu memiliki
keluhan yaitu sering kencing, dan tensi tinggi. Pada kehamilan ibu rutin
minum penambah darah, satu tablet setiap harinya sebelum tidur di malam
hari. Selama kehamilan ini ibu telah mendapatkan pendidikan kesehatan
20
tentang Asupan nutrisi ibu hamil, tanda bahaya pada kehamilan trimester
III, anemia pada kehamilan, cara merawat payudara, tanda dan persiapan
persalinan.
Ibu
mengatakan
pada
awal
kehamilan
ibu
sempat
mengkonsumsi jamu, tidak ada kebiasan merokok, minum alcohol dan
tidak ada konsumsi obat-obatan selain resep dari tenaga kesehatan.
b. Riwayat Kesehatan Yang lalu
Ibu tidak sedang / memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, hepatitis,
jantung, ginjal, asma, TBC dan penyakit lain yang kronis yang dapat
memperberat atau diperberat oleh kehamilan, menular ataupun berpotensi
menurun.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga Ny. P ,ibu kandung sedang / memiliki riwayat penyakit
Tekanan darah tinggi,untuk penyakit yang lain seperti hepatitis, jantung,
asma, anemia, operasi, TBC, ginjal dan penyakit lain yang menular tidak
ada.
Riwayat Menstruasi
5.
HPHT 4-10-2019, taksiran persalinan 11-07-2020 dengan siklus haid tidak
teratur, lama haid 5-6 hari, ganti pembalut 3-4x/hari, warna darah merah
encer dan kadang bergumpal, selama datang haid tidak ada keluhan yang
dirasakan.
6.
Riwayat obstetrik
Kehamilan
NO
Anak
Su
an UK Pe Jenis P
Tmp Pen
J BB/ H
am
ak
t
K PB
i
1.
Persalinan
1
ny
nl
g
Ha
mi
l
ini
21
y
Nifas
M Ab Lkts Peny
i
7. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.
8. Pola fungsional kesehatan
Kebutuhan Dasar
Nutrisi
Sebelum hamil
Saat hamil
Saat hamil muda makan 2- Ibu
3
x/hari
dengan
makan
3-4
x/hari
porsi dengan porsi makan nasi,
makan sedikit tapi sering sayur, lauk pauk, buah dan
menu
seimbang
seperti air putih 6-7 gelas/hari.
nasi, sayur, lauk pauk,
buah dan air putih ± 5-6
gelas/hari dengan keluhan
sering mual muntah pada
hamil muda.
Eliminasi
BAK : 3-4x/hari warna BAK : 4-5 x/hari warna
kuning tidak ada keluhan.
kuning tidak ada keluhan.
BAB : 1x/hari konsistensi BAB : 1 x/hari konsistensi
lembek, warna kecoklatan lembek, warna kecoklatan
tidak ada keluhan yang tidak ada keluhan yang
dirasakan.
Istirahat
Tidur
dirasakan.
Siang
1-2
Tidur Siang 1-2 jam/hari,
jam/hari, Tidur Malam
Tidur
± 5-6 jam/hari tidak
jam/hari
ada
gangguan pola tidur.
gangguan
pola
Malam
±
tidak
5-6
ada
tidur.
Personal Hygiene
Mandi 2x/hari, ganti baju Mandi 2x/hari, ganti baju
2- 3x/hari, ganti celana 2- 3x/hari, ganti celana
dalam 2x/hari, menggosok dalam 2x/hari, menggosok
gigi,membersihkan
22
gigi,membersihkan rambut
rambut dan kulit.
Aktivitas
dan kulit.
Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan
rumah
memasak,
tangga
seperti; rumah
membersihkan memasak,
tangga
seperti;
membersihkan
rumah .
rumah
seksualitas
Tidak ada
1 kali dalam 2 minggu
Kebiasaan
Ibu tidak ada kebiasaan Ibu tidak ada kebiasaan
merokok, minum alcohol merokok, minum alcohol
dan minum jamu.
dan minum jamu.
9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
Ini merupakan pernikahan pertama, usia pertama kali menikah 36 tahun,
lama menikah ± 1 tahun, status pernikahan sah. Kehamilan ini
direncanakan. Ibu, suami dan keluarga menerima kehamilan ini dengan
senang hati. Tidak ada adat istiadat yang dilakukan selama kehamilan ini.
Ibu dan keluarga rajin melakukan shalat 5 waktu.
O:
1.
Pemeriksaan Umum
Kesadaran compos mentis, Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah
180/110 mmHg, Nadi 88 x/menit, Pernafasan 20 x/menit, Suhu
Tubuh 36 0C. Antropometri : Berat Badan sebelum hamil 60 kg,
Berat Badan saat ini 80 kg, Tinggi Badan 155 cm, Lingkar Lengan
31 cm.
23
2.
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
distribusi
: Kulit dan rambut bersih, tidak rontok,
rambut merata tidak ada benjolan sekitar kepala,
tidak ada nyeri tekan.
b. Wajah
:Simetris,
tidak ada cloasma
gravidarum,
tampak edema.
c. Mata
:Simetris, Konjungtiva berwarna merah muda,
sclera berwarna putih,tidak teraba oedem
pada kelopak mata.
d. Hidung
:Simetris kiri dan kanan tidak ada pengeluaran
sekret ,tidak ada polip dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
e. Telinga
: Simetris, tidak ada pengeluaran cairan
f.
:Simetris,tidak pucat,bibir lembab,bersih tidak
Mulut
ada stomatitis,mulut tampak bersih, tidak
ada karies
g. Leher
:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe,
dan vena jungularis.
h. Dada
:Simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak
terdengar suara nafas tambahan.
i.
Payudara
:Puting
susu
tampak
menonjol,
hiperpigmentasi areola mammae, tidak ada
benjolan sekitar payudara, tidak ada nyeri
tekan pada payudara .
j.
Abdomen
:Tidak ada bekas operasi, tampak striae alba,
linea
nigra ,tampak pembesaran sesuai umur
kehamilan.
24
1) Leopold I
: Pada fundus teraba bagian lunak kurang bulat
dan kurang melenting (bokong).
2) Leopold II
: Teraba bagian panjang dank keras seperti
papan pada sebelah kanan dan dibagian kiri ibu teraba bagian
kecil janin. punggung kanan
3) Leopold III
: Teraba bagian bawah janin yaitu bagian
keras,bulat dan melenting dan masih dapat digoyangkan.
4) Leopold IV : Bagian bawah janin sebagian kecil sudah masuk
dalam panggul (konvergen).
5) Taksiran berat janin(TBJ) : (30-11) x155= 2,945 gram
6) Auskultasi
dan
: Detak Jantung Janin(DJJ) terdengar jelas kuat
teratur dikuadran kanan bawah perut ibu dengan
frekuensi 130x/ menit
k. Genetalia
cairan
: Tidak ada oedem,varises,tidak ada pengeluaran
dan pada anus tidak ada haemoroid.
l. Ekstremitas
: Ekstremitas atas tampak edema, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada varises, dan cavilari refill kembali dalam
waktu < 2 detik ,reflek bisep dan trisep positif .Pada ekstremitas
bawah ada oedema ,homan sign (-), cavilari refill kembali dalam
waktu ≤ 2 detik, , reflek babinski (+) dan reflek patella (+).
3.PemeriksaanKhusus
a) Ukuran panggul luar
(1) Distansia spinarum
: 24 cm
(2) Distansia kristarum
: 28 cm
(3) Conjugata eksterna
: 19 cm
(4) Lingkar panggul
: 83 cm
(5) Kesan panggul
: normal
25
3. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium protein urin : +++
A:
Diagnosis
: GIP0000 Usia Kehamilan 38 minggu Janin tunggal
hidup intra uteri,presentasi kepala dengan PEB
Masalah
: sakit kepala,pandangan agak kabur
Diagnosis Potensial
: Eklampsi
Identifikasi Kebutuhan Segera
: Kolaborasi dengan dokter SPOG
P:
1.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada Ny. Y ; Hasil pemeriksaan fisik
yang didapatkan dalam batas normal, tekanan darah 180/110 mmHg,
nadi 88 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36 0C, Berat badan 80
kg dan bagian bawah janin téraba kepala dan belum masuk panggul,
DJJ 130 x/menit,
oedem pada ekstremitas atas dan
ekstermitas
bawah.
E/: Ibu mengerti dengan keadaannya saat ini.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami preeklampsia berat dengan
di tandai oleh Tekanan darah : 180/100 mmHg, Oedem pada tungkai,
protein urine positif (++++) serta kenaikan berat badan 20 kg dari berat
badan sebelum hamil.
E/:Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini”
3. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG. :
a.
Pem
: pemeriksaan protein urine
b. Tx
: Nifedipine 10 mg per oral
c. KIE
:
1) Penanganan cemas
26
2) Rencana tindakan persalinan melalui operasi section
caesarea
Penatalaksanaan :
1. Memotivasi ibu dalam mengahadapi kehamilannya yaitu
dengan menganjurkan ibu untuk berdoa agar mengurangi rasa
cemas.
E/:Ibu merasa lebih tenang”
2. Memberitahu ibu bahwa ibu akan melahirkan secara cesar
dan akan dilakukan tindakan operasi hari ini juga.
E/; Ibu setuju dengan tindakan secar yang akan dilakukan.
3. Memberitahu ibu bahwa akan diantar ke ruang IGD
bersalin untuk dilakukan tindakan persiapan persalinan melalui
operasi sectio caesarea.
E/:Ibu setuju diantar ke ruang IGD”
4. Memberikan terapi nifedipine 10 mg per oral 1 tablet.
E/:Terapi sudah diberikan”
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Preeklampsia (PE) adalah gangguan yang terjadi setelah minggu ke-20
kehamilan dan ditandai dengan hipertensi dan proteinuria (Silasi Michele,
2010). Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih di sertai proteiuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.(Asuhan Kebidanan
IV:2010). Preeklampsi
dikaitkan
dengan
komponen
genetik,
meskipun
mekanisme aktual masih diperdebatkan. Pre eklamsi juga dikaitkan dengan
mekanisme plasentasi, namun pre eklamsi tidak selalu muncul pada keadaan
patologis plasenta (Abadi et al, 2008; Wilson, 2004).
Pada hari Senin 29 Juni 2020, Ny. P datang ke Poliklinik Kebidanan
bersama dengan suaminya untuk control hamil. Ibu mengatakan hamil anak
pertama usia kehamilan ±9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu
mengeluh sakit kepala sejak tadi malam. Setelah dilakukan anamnesa ibu
memiliki riwayat preeklampsi pada control hamil sebelumnya. Pada hasil
pemeriksaan diketahui keadaan umum pada tekanan darah ibu 180/110 mmHg,
hasil palpasi bengkak pada tungkai. Keadaan janin baik dengan frekuensi djj 130
kali/menit. Berkolaborasi dengan dokter, disarankan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu protein urine. Kemudian ibu diantar ke ruang IGD Bersalin
untuk dilakukan tindakan persalinan melalui operasi section caesarea karena
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil protein urine positif (+++). Ibu
diberikan terapi Nifedipine 10 mg per oral untuk menurunkan tekanan darah.
Setelah dilakukan inform consent kepada ibu dan suami, ibu direncanakan operasi
section caesarea pada hari ini juga Senin 29 Juni 2020.
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. P umur 37 tahun GIP0ooI hamil
38 minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Preeklampsia berat adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria > 5
gr/24 jam atau oedem yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Senin 29 Juni 2020, Ny. Y datang ke Poliklinik Kebidanan bersama suaminya
ingin memeriksakan kehamilannya . Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan
fisik dan laboratorium ibu mempunyai riwayat preeklampsi, tekanan darah
180/100 mmHg, oedema pada tungkai dan protein urine positif (+++). Ibu diantar
ke Ruang IGD Bersalin, ibu mendapatkan terapi Nifedipine 10 mg per oral dan
akan direncanakan untuk dilakukan tindakan persalinan melalui operasi section
caesarea pada hari Senin 07 Juni 2020.
3. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. Y umur 37 tahun GIP0ooI hamil 38
minggu dengan preeklampsi berat mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboratorium, analisa data serta penatalaksanaan sesuai dengan teori yang ada.
Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi institusin
pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang
akan datang.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,ketrampilan
dan mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan
asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan preeklamsi berat.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman
serta ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklamsi
berat.
29
4. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan
selama masa hamil dengan preeklampsi berat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. ECG. Jakarta
Manjoer, Arif, dkk. 2009. Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga. Media
Aesculapius. Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB. ECG. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. YBP. Jakarta
Romauli, Suryati. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Nuha Mediha : Yogyakarta.
31
Download