Uploaded by User62945

CABIN CAMPUS CANTEEN

advertisement
KRITK ARSITEKTUR
CABIN CANTEEN CAMPUS
DI SUSUN OLEH :
PUTRI NUR WIDYA SANTI
D051171013
MISYELLA FERNANDES TANGDIESAK
D051171017
LEA CHIQUITA PANGLOLI
D051171302
RADHINAL BARKAH ARDANDHI
D051171311
ARMAN BUDI SANTOSO
D051171511
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
CABIN CAMPUS CANTEEN
Cabin Campus Canteen berada di halaman kampus FTI UMI (Universitas
Muslim Indonesia), Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan. Bangunan
ini merupakan bangunan dua lantai, terdiri dari tujuh kontainer yang dibangun
dalam waktu hanya 45 hari, diresmikan tanggal 17 Juni 2017, menggunakan
warna dominan orange yang sangat terang yang dipadukan dengan warna putih.
Fungsi bangunan adalah multi fungsi, bagian bawah digunakan untuk kantin dan
tempat berkumpul, bagian atas digunakan untuk tempat kerja, dan tempat
bermusik, tempat pameran, dan juga tempat berkumpul mahasiswa. Lokasi
bangunan diapit bangunan berlantai yang lebih tinggi, sehingga praktis berada di
daerah bayang-bayang, artinya tidak begitu panas kecuali jika matahari tepat
berada di atas bangunan. Lansekap bangunan ditata minimalis dengan sentuhan
rumput hijau dan pohon yang cukup tinggi sehingga menambah karakteristik
hijaunya. Lantai luar bangunan sebagian tidak meresapkan air hujan, dan sebagian
yang lain masih menggunakan paving block sehingga masih bisa meresapkan air.
Soal anggaran, FTI UMI menggelontorkan dana Rp 1 miliar untuk membuat
Cabin Campus Canteen. Dekan Fakultas Industri (FTI) UMI Makassar, Zakir
Sabara mengatakan Cabin Campus Canteen milik FTI ini didesain khusus dengan
tampilan menarik dan kekinian, agar mahasiswa bisa lebih nyaman, betah dan
memotivasi semangat mengikuti proses belajar mengajar di kampus.
Gambar 1. Foto Cabin Campus Canteen
(Sumber: Foto Pribadi)
Konfigurasi kontainer menggunakan sistem tumpuk dan dengan cara friksi
atau pergeseran dengan cara miring terhadap kontainer di bawahnya sehingga
sebagian kontainer seperti kantilever. Komposisinya ini menyebabkan ruangruang yang tercipta di dalamnya terutama di lantai atas terkesan sempit di bagian
depan, tetapi meluas di bagian belakang. Bangunan mengandalkan penghawaan
dan pencahayaan alami di beberapa bagian. Selain itu bagian tengah bangunan
menggunakan atap di sebagian kontainer sehingga menciptakan ruang yang cukup
sejuk meskipun di siang hari. Adapun alasan pemilihan kontainer ini karena
murah, praktis, unik, dan menghadirkan nuansa yang berbeda bila dibandingkan
dengan bangunan beton, serta mencerminkan dinamika anak muda.
Gambar 2. Peta lokasi Cabin Campus Center UMI
(Sumber : google maps)
Gambar 3. Tampak samping kanan Cabin Cafe Center
(Sumber: Foto Pribadi)
Di antara susunan kontainer ini terdapat ruang yang berfungsi sebagai area makan.
Pada area tersebut terdapat fasiltas yang menunjang fungsinya yaitu pasangan
meja dan kursi yang tersusun secara acak. Namun, sirkulasi pada area tersebut
tidak memenuhi standar karena jarak antara tiap pasangan meja kursi terlalu dekat
yaitu 25 cm, terlebih kursi yang diletakkan secara permanen (built-in).
Berdasarkan Ernst Neufert (Data Arsitek Jilid I, hal. 27) tentang standar
pengaturan meja, jarak antar pasangan meja kursi yang ideal yaitu 50 cm.
Gambar 4. Foto Meja dan Kursi di Area makan
(Sumber: Foto Pribadi)
Selain itu, kita harus mempersiapkan langkah yang cukup tinggi untuk menapaki
tangga menuju lantai dua, sebab tangga pada bangunan ini memiliki optrade
setinggi 30 cm dan antrade selebar 30 cm . Ukuran optrade tersebut tidak sesuai
dengan standar karena ketinggian optrade yang ditetapkan dalam Data Arsitek
jilid I yaitu setinggi 18 cm.
Gambar 5. Foto Tangga di Cabin Campus Canteen
(Sumber: Foto Pribadi)
Cabin canteen ini diapit oleh gedung-gedung bermaterial beton, berkolom
banyak, dominan berwarna putih dan hijau yang memberikan citra keislaman yang
melekat pada kampus ini. Sedangkan, Cabin Canteen Campus dengan material
kontainer dengan ukuran yang lebih kecil jika bandingkan dengan bangunan
sekitarnya. Bangunan ini berwarna dominan merah dengan salah satu cabinnya
yang berwana biru. Kehadiran cabin canteen di antara gedung -gedung tersebut
memberi kesan ketidaksatuan dan ketidakselarasan dengan daerah sekitarnya. Hal
ini mengingkari prinsip dasar desain arsitektur, yaitu kesatuan. Ada 7 prinsip
dasar desain arsitektur yaitu proporsi, irama, komposisi, keseimbangan, kontras,
skala dan kesatuan.
Cabin Canteen ini juga berada tepat di samping gedung Fakultas
Teknologi Industri sehingga saat kita berada di Cabin Canteen ini kita mencium
bau-bau bahan kimia yang dapat mengganggu indra penciuman. Selain itu,
komponen pembuangan dari AC (Air Conditioner) yang terdapat di gedung
Fakultas Teknologi Industri berada pada area makan Cabin Canteen sehingga
membuat suhu udara menjadi panas dan meningkatkan kelembaban lingkungan
sekitarnya yang mencapai 31o C. Hal ini mengganggu kenyamanan termal para
pengunjung Cabin Canteen karena, standar penilaian pada kriteria IHC 6 (Thermal
Comfort), kenyamanan termal pada bangunan baru yang ditetapkan pada kondisi
termal ruangan secara umum adalah suhu 25 o C dan kelembaban relatif 60%
berdasar pada standar Indoor Health and Comfort (Kesehatan dan Kenyamanan
pada Ruang) dalam Green Buildings. Sedangkan pada survey menunjukkan
bahwa suhu operasi yang dianggap nyaman bagi pengguna gedung adalah berkisar
26,7o C.
Gambar 6. Foto Cabin Campus yang
bersampingan langsung dengan Gedung
Teknologi Industri
Gambar 7. Foto pembuangan AC yang langsung
menuju ruangan Cabin Campus
(Sumber: Foto Pribadi)
(Sumber: Foto Pribadi)
Cabin Canteen memiliki atap yang bermaterial kontainer dengan kemiringan 2%.
Hal ini sangat tidak sesuai keadaan iklim di Indonesia yaitu tropis. Karena pada
iklim tropis berdasarkan jurnal “Arsitektur tropis pada bangunan Komunal“
Kemiringan atap pada bangunan tropis harus lebih dari 30 derajat. Hal ini untuk
melindungi bangunan dari curah hujan yang tinggi serta menciptakan efek thermal
ketika terik matahari cukup panas.
Gambar 8 Foto atap
(Sumber: Foto Pribadi)
Pada bangunan ini juga terdapat beberapa kanopi. Kanopi-kanopi tersebut
bermaterial kaca dengan rangka baja ringan. Penggunaan material kaca pada
kanopi tersebut dapat memaksimalkan pencahayaan alami dari matahari namun
karena tidak adanya sun screen menyebabkan sinar matahari langung masuk
kedalam bangunan tanpa dipantulkan terlebih dahulu sehingga menyilaukan
pandangan pada jam-jam tertentu dan tidak mereduksi panas.
Gambar 9 Foto kanopi bermaterial kaca
(Sumber: Foto Pribadi)
Gambar 10 Elemen arsitektur sebagai pelindung radiasi matahari
(Sumber : Egan, Concept in Thermal Comfort, 1975)
Secara keseluruhan, keberadaan Cabin Campus Canteen ini terbilang cukup unik
dan patut diapresiasi. Namun, di tengah keunikannya, kantin ini membuat
penggunanya cukup tidak nyaman akibat tidak memerhatikan beberapa faktor,
seperti : kurang memperhatikan keselarasannya dengan sekitar, kenyamanan
thermal, sirkulasi untuk kebutuhan ruang, kenyamanan indera penciuman,
kesesuaian rancangan dengan iklim, dan standar arsitektur yang berlaku. Oleh
karena itu, sebaiknya para arsitek dalam merancang perlu mempertimbangkan
beberapa hal menyangkut kenyamanan penggunanya sesuai dengan standar yang
berlaku.
Download