Uploaded by User62863

cover

advertisement
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN BAYI
DENGAN HIPERBILIRUBIN
DISUSUN OLEH:
GALIH SUKMA SULISTYANINGRUM
NIM: 1030181066
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA, 08 JULI , 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERBILIRUBIN PADA BAYI
Masalah Keperawatan
: Kurangnya Pengetahuan Orang Tua tentang penyakit
Hiperbilirubin pada bayi
Topik Pembahasan
: Hiperbilirubin
Sub Topik Pembahasan
: Cara Mencegah Hiperbilirubin
Sasaran
: Orang Tua Pasien Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Hari/Tanggal
: Selasa , 07 Juli 2020
Waktu
: 1 x 30 menit
Tempat
: Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Penyaji
: Galih Sukma S
A. TUJUAN
1.
Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan sasaran dapat
menambah pengetahuan tentang tentang pengertian apa itu Hiperbilirubin ,
etiologi/penyebab
Hiperbilirubin
,
manifestasi
klinik
cara pencegahan dan petalaksanaan Hiperbilirubin
2.
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi hiperbilirubin
2. Menyebutkan etiologi hiperbilirubin
3. Menyebutkan manifestasi klinik hiperbilirubin
4. Menjelaskan cara pencegahan hiperbilirubin
5. Menjelaskan penatalaksanaan hiperbilirubin
B. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi hiperbilirubin
2. Etiologi hiperbilirubin
3. Manifestasi klinik hiperbilirubin
4. Pencegahan hiperbilirubin
5. Penatalaksanaan hiperbilirubin
Hiperbilirubin
,
C. Media
1. Laptop
2. PowerPoint
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
E. Rencana Pelaksanaan
TAHAP
Fase
Orientasi
WAKTU
KEGIATAN PERAWAT
5 Menit
1. Memberi Salam
1. Menjawab
2. Memperkenalkan
salam
diri dan
KEGIATAN KLIEN
2. Mendengarkan
menjelaskan
dan
kontrak wakyu
memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan
3. Menjawab
pertanyaan
pokok materi yang
akan disampaikan
4.
Menggali
pengetetahuan
audiens tentang
hiperbilirubun pada
bayi
Fase Kerja
15 Menit Menjelaskan Materi :
1. Pengertian
Hiperbilirubin
2. Penyebab
Hiperbilirubin
3. Manefestasi klinik
Hiperbilirbin
1. Menedengarkan
dan
memperhatikan
2. Mengajukan
Pertanyaan
4. Menjelaskan cara
pencegahan
Hiperbilirubin
5. Penatalaksaan
Hiperbilirubin
Fase
Terminasi
10 Menit
1. Penegasan Materi
2. Meminta peserta
1. Menjawab
pertanyaan
untuk menjelaskan
yang telah
kembali materi
diberikan oleh
yang telah
penyuluh
disampaikan
dengan singkat
menggunakan
bahasa peserta
sendiri
3. Memberikan
pertanyan kepada
peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan
salam
2. Membalas
Salam
F. Setting Tempat
NS : Narasumber
P : Peserta
NS
P
P
P
P
G. Evaluasi
1. Evaluasi formatif :
1. Coba ibu Jelaskan kembali tentang pengertian Hiperbilirubin ?
2. Coba ibu jelaskan kembali hal-hal yang menyebabkan terjadinya
Hiperbilirubin ?
3. Coba ibi jelaskan kembali tanda dan gejala Hiperbilirubin ?
4. Coba ibu jelaskan kembali apa saja pencegahannya pada penyakit
Hiperbilirubin ?
2. Evaluasi Sumatif : Peserta Mampu memahami materi dan mampu
menjawab pertanyaan dari penyaji tentang penyuluhan Penyakit
Hiperbilirubin pada Anak
Lampiran Materi
HIPERBILIRUBIN
Pengertian Hiperbilirubin
Etiologi
Manifestasi Klinis
Cara Pencegahan
Penatalaksanaan
I. Metode dan Tteknik Penyuluhan
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Dengan alat bantu media powerpoint atau leaflet
II. Materi Penyuluhan
MEMAHAMI HIPERBILIRUBIN
1. PENGERTIAN HIPERBILIRUBIN
Hiperbilirubine adalah peningkatan kadar bilirubin yang
dihubungkan dengan hemolisis sel darah merah dari bilirubin yang tidak
terkonjugasi dari usus kecil yang ditandai dengan jaunidice pada kulit ,
sclera mukosa , dan urin ( Dwienda & Liva 2012) . Menurut wong (2009)
hiperbilirubine adalah bayi dismatur lebih sering menderita hiperbilirubine
dibanding bayi yang beratnya sesuai engan masa kehamilan . Berat hati
bayi dismatur kurang dibandingkan bayi biasa , mungkin disebabkan
gangguan pertumbuhan hati .
2. ETIOLOGI HIPERBILIRUBIN
Etiologi terjadinya hiperbilirubin pada bayi , dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Asupan Cairan ASI
Ikterus lebih sering terjadi pada bayi yang memperoleh ASI dibanding
bayi yang memperoleh susu formula . Ada dua macam jaundice yang
dapat terjadi sehubungan dengan ASI Breastfeeding Jaundice (5-10%
bayi baru lahir) dan Breastmilk Jaundice (1% bayi baru lahir)
b. Infeksi atau kerusakan hati dapat mempengaruhi produksi bilirubin di
dalam hati
c. Gangguan fungsi hati : defisiensi glukoronil transferase , obstruksi
empedu/atresiabiliary (Rustam,2010)
3. MANIFESTASI KLINIS HIPERBILIRUBIN
Ketika kadar bilirubin meningkat didalam darah, maka warna kuning atau
ikterus pada bayi akan muncul yang diawali adanya ikterus dikepala
kemudian turun ke lengan, badan , dan akhirnya kaki . Jika kadar bilirubin
sudah cukup tinggi , bayi akan tampak kuning hingga bawah lutut serta
telapak tangan ( Betz & Linda,2009 )
Pembagian Ikterus Menurut
metode Kremer
Derajat
Daerah Ikterus
Ikterus
Perkiraan Kadar
bilirubin
I
Daerah Kepala dan Leher
5,0 mg %
II
Badan atas
9,0 mg %
III
Badan bawah hingga
11,4 mg %
tungkai
IV
Lengan , kaki bawah ,
12,4 mg %
lutut
V
Telapak tangan dan kaki
16,0 mg %
Cara Mengklasifikasi Ikterus
CARA PEMERIKSAAN WARNA KUNING
Pemeriksaan Ikterus pada bayi dilakukan dengan menekan jari pada kulit yang
akan diamati dan sebaiknya dilakukan dibawah cahaya atau sinar matahari .
4. PENCEGAHAN BILIRUBIN
Terdapat beberapa pencegahan yang dapat dilakukan oleh orang tua agar
bayi tidak mengalami hiperbilirubin, diantaranya adalah :
a. Tidak memberikan cairan tambahan secara rutin, seperti air pada bayi
yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi
b. Sering menyusui bayinya minumal 8-12kali/hari
c. Menunjang bakteri flora normal
d. Merangsang aktivitas usus halus
e. Mencegah sedini mungkin infeksi pada janjin dan kekurangan oksigen
pada janin didalam rahim dan setelah lahir (Dwienda & Liva , 2012)
5. PENATALAKSANAAN HIPERBILIRUBIN
a. Mempercepat proses konjugasi, misalnya dengan pemberian
fenobarbital.Pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif dan
membutuhkan waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang
berarti. Mungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu kira-kira 2
hari sebelum melahirkan.
b. Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi atau
konjugasi.Contohnya : pemberian albumin untuk mengikat bilirubin
yang bebas.Albumin dapat diganti dengan plasma dosis 15 – 20
ml/kgbb. Pemebrianglukosa perlu untuk kojugasi hepar sebagai
sumber energi.
c. Melakukan dekompensasi bilirubin dengan fototerapi
Pemberian fototerapi baru direkomendasikan dalam kondisi
berikut:
-
Pada bayi berusia 25-48 jam, total serum bilirubin mencapai
15 mg/dL atau lebih.
-
Pada bayi berusia 49-72 jam, total serum bilirubin mencapai
18 mg/dL atau lebih.
-
Pada bayi berusia lebih dari 72 jam, total serum bilirubin
mencapai 20 mg/dL atau lebih.
Hiperbilirubin pada bayi dianggap berbahaya (patologis) jika
mencapai 17 mg/dL di hari pertama kelahirannya. Bayi yang
mengalami kenaikan bilirubin lebih dari 5 mg/dL dalam kurun
kurang dari 24 jam juga harus mendapat penanganan segera,
begitu pula bayi yang memperlihatkan tanda-tanda hiperbilirubin
serius
Terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan oleh ibu pada
bayinya , diantaranya adalah :
a. Penanganan dirumah
-
Berikan ASI yang cukup, yaitu 8-12 kali/hari
-
Lakukan penyinaran oleh sinar matahari dipagi hari (berjemur)
(Rustam,2010)
b. Penanganan Kuning / Jaundice
Segera Hubungi dokter bila bayi tampak kuning :
-
Timbul dalam 24 jam pertama kelahiran
-
Kuning menetap >88 hari pada bayi cukup bulan >2 minggu pada
bayi Prematur
-
Pada observasi di rumah bayi tampak kuning sudah menyebar
sampai ke lutut/siku atau lebih
-
Feses bayi berwarna pucat atau keabu-abuan (wong,2009)
c. Segera bawa bayi ke unit gawat darurat di Rumah Sakit terdekat
-
Jika bayi tampak sakit (menolak untuk minum, tidur berlebih,atau
lengan dan kaki lemas)
-
Jika bayi tampak mengalami kesulitan bernapas
-
Jika suhu tubuh bayi >37,5ᵒC (Dwienda & Liva,2012)
6. Hasil Evaluasi
1. Sasaran mampu memahami materi dan mengerti dengan semua yang
telah disampaikan mengenai Hiperbilirubin
2. Sasaran mampu memahami tentang tanda-tanda dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya Hiperbilirubin
DAFTAR PUSTAKA
Wong 2009. Nursing Care of Infants Children.Mosby Year Boodc Philadelphia
Rustam M. 2010. Sinopsis Obstertric, Obstertic Fisiologi Obstertic Patologi.Jilid
I , Edisi 2. Editor Delilutan DSOG.
Btz, & Linda, 2009. Buku saku Keperawatan Pediatri edisi 5, Ahli bahasa, Eny
Meiliya Editor edisi bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha. Jakarta : EGC
Dwienda O. & Liva M. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi /Balita dan
Anak Prasekolah untuk Bidan ed 1. Yogyakarta : EGC
Download