Uploaded by juliansyah.harahap

dlscrib.com-pdf-01-sop-ipal-amal-sehat-dl 51394c727f29099934a0e31879c85546

advertisement
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) IPAL RS. PKU MUHAMMADIYAH,
SOLO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
RS AMAL SEHAT WONOGIRI
(Q = 80 m3/hari)
Rangkaian unit pengolahan IPAL Rumah Sakit :
1. Pretreatment (Septic Tank ; PTB Laundry ; PTB Kitchen)
2. Equalisasi
3. Reaktor anaerobic
4. Reaktor Aerobic + Clarifier
5. Effluent Tank
6. Clear Tank & Kolam Indikator
7. Desinfeksi
Bak
Bak equalisasi
equalisasi
Inlet
Clear Tank &
Kolam
Indikator
Cl
Cl
ari
ari
fie
fie
rr
Effluent
Tank
areaktor an
aerobic
Reactor
Reactor Aerobic
Aerobic
Sludge
Holding
Tank
Desinfeksi
Outlet
Diagram Alir Proses Pengolahan IPAL RS.AMAL SEHAT WONOGIRI
Kapasitas 80 m3/hari
1. PRETREATMENT
Achmad & Associates
2
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
A. FUNGSI
 Septic Tank merupakan pengolahan awal untuk mengendapkan
padatan dari WC.
 Pretreatment Kitchen (Grease Trap) merupakan pengolahan awal
untuk menyisihkan minyak & lemak dari air limbah.
B. OPERASIONAL
 Unit pretreatment termasuk free maintenance, dalam artian
dapat bekerja sendiri tanpa bantuan operator.
 Setelah limbah mengalir, biarkan proses berjalan secara alami.
C. PEMELIHARAAN
1. Septic Tank
 Lakukan Pengurasan Septic Tank dengan Truk Tinja Sekurangnya
setiap 1 tahun sekali.
 Tutup
manhole
jangan
sampai
dibuka
jika
tidak
sedang
melakukan perawatan / pembersihan.
2. Pretreatment Kitchen (Grease Trap)
 Lakukan
pembersihan
terperangkap
di
Basin
terhadap
Screen
sekurangnya 3 hari sekali.
2. UNIT EQUALISASI & PUMPING STATION
Achmad & Associates
3
minyak
di
&
lemak
Pretreatment
yang
Kitchen
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
A. FUNGSI
 Air limbah setelah melalui proses pretreatment mengalir secara
gravitasi untuk ditampung pada Bak Equalisasi/penampung.
 Bak equalisasi berfungsi menyeragamkan debit dan kualitas
limbah sebelum diolah pada unit pengolahan biologis (Reaktor
Aerobic).
 Bak equalisasi dilengkapi dengan 2 unit submersible pump (1unit
sebagai spare/cadangan), Gate Valve dan Water Level Control
(WLC)
B. OPERASIONAL
 Unit pemompaan diatur dengan pelampung / Water Level Control
(WLC) dan akan diatur secara terintegrasi dengan operasional
blower. Dalam kondisi normal saklar pompa pada kontrol panel
akan diposisikan secara automatis
 Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa akan
beroperasi secara otomatis dan root blower akan ikut menyala
meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan apabila
pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan blower akan
berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut terjadi saat
jam operasional blower, maka blower dan akan tetap menyala
sesuai skenario jam operasional yang telah ditentukan.
C. PEMELIHARAAN
 Sampah/lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu
sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak
yang dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaaan.
 Untuk mengurangi potensi penyumbatan pada impeller, pada
sekeliling pompa ditempatkan bar screen model keranjang.
3. UNIT REAKTOR AEROBIC
Achmad & Associates
4
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
A. FUNGSI
Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme biologis
dan menyediakan waktu kontak yang optimal antara organisme dan air
limbah. Selain itu juga berfungsi Mencegah zat toxic masuk ke dalam
reaktor yang dapat mengganggu proses biologis.
Pengolahan biologis berlangsung dengan suplai oksigen dari aerator
(roots blower), dimana akan berfungsi sebagai pengolahan utama dalam
mendegradasi polutan organic. Didalam prosesnya akan menghasilkan
biomassa berupa lumpur aktif yg harus dikelola, dan dapat dimanfaatkan
(misal. Tanah urug, campuran pupuk tanaman). Kelebihan dari reaktor
aerobik-Clarifier ini adalah kebutuhan lahan yang minim, efesiensi tinggi,
efektif dalam control bau yang dihasilkan oleh air limbah.
B. OPERASI
 START UP/ SEEDING
Sebelum dioperasikan, reaktor Aerobic pada IPAL memerlukan proses
seeding bakteri. Proses Seeding bertujuan menumbuhkan koloni bakteri
aerobik sehingga penyisihan limbah organik dalam air limbah Rumah
Sakit dapat berlangsung optimum.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri aerobic. Bibit bakteri didapat dari
seeding material bakteri yang tersedia di pasaran ataupun dari unit tanki
aerobik yang sejenis.
Prosedur Start Up/ Seeding :
1. Isi
reaktor
Aerobic
dengan
air
bersih
pada
masing-masing
kompartement hingga penuh. Pengisian harus dilakukan secara
bergantian dengan interval 30 menit untuk menghindari tekanan
berlebihan pada dinding reaktor yang dapat menyebabkan reaktor
pecah.
Achmad & Associates
5
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
2. Alirkan air limbah Rumah Sakit sebesar volume kompartement 1,
waktu yang dibutuhkan untuk pengisian dapat mengacu kepada
kapasitas pompa yang digunakan.
3. Penambahanan bibit bakteri :
 Tambahkan 5 kg seeding material kedalam kompartement 1 (jika
seeding material berbentuk bubuk), atau
 Tambahkan dengan 2 m3 lumpur aktif dari IPAL aerobik yang
sejenis.
3. Operasikan blower pada kontrol panel nonstop selama 24 jam.
4. Pengaliran air limbah rumah sakit :
 Pada hari ke 2 seeding, tambahkan air limbah RS sampai air bersih
yang berada didalam kompartement 2 tergantikan dengan air
limbah. Tambahkan 5 kg seeding material atau 2 m3 lumpur aktif
ke dalam kompartement 1.
5. Biarkan sampai terjadi pertumbuhan bakteri yang optimal pada hari
ke 3 – 7.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses seeding IPAL :
1. Seeding dilakukan dalam kondisi aliran batch, yaitu pemasukan air
limbah secara bertahap. Atur pemompaan inlet limbah yang masuk
melalui kontrol panel (manual mode on).
2. Blower dinyalakan 24 jam selama proses seeding dan tidak boleh
dimatikan.
3. Seeding material jika diambil dari IPAL aerobik sejenis harus langsung
dimasukkan ke IPAL RS yang baru, karena umur bakteri tanpa suplai
udara hanya dapat bertahan <6 jam.
4. Selama proses seeding sampai hari ke 7 cek pertumbuhan bakteri
secara visual (berwarna coklat muda, tidak berbau, dan terbentuk
endapan lumpur).
5. Atau jika memungkinkan lakukan pengecekan kadar DO dan MLVSS
dari air bak aerasi pada hari ke - 2 sampai hari ke – 7. Pengecekan
Achmad & Associates
6
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
kadar DO dan MLVSS dapat dilakukan pada laboratorium Teknik
Lingkungan terdekat.
 OPERASIONAL
Unit ini memerlukan kontrol dan pengawasan yang kontinyu dari
operator. Unit M & E yang memerlukan pengawasan khusus antara
lain :
1. Operasional Blower & Pompa Inlet
 Pada unit reaktor Aerobic terdapat 2 buah blower. Operasional
blower telah di setting secara bergantian setiap 1 jam untuk
memperpanjang umur blower.
 Operasioanl blower akan diatur secara terintegrasi dengan
operasional pompa inlet dimana unit pemompaan diatur
dengan pelampung / Water Level Control (WLC). Dalam kondisi
normal, saklar blower pada kontrol panel akan diposisikan
secara automatis
 Apabila pelampung pompa mencapai batas atas maka pompa
akan beroperasi secara otomatis dan root blower akan ikut
menyala meskipun jam operasional blower belum tercapai, dan
apabila pelampung mencapai batas bawah maka pompa dan
blower akan berhenti secara otomatis. Apabila kondisi tersebut
terjadi saat jam operasional blower, maka blower dan akan
tetap menyala sesuai skenario jam operasional yang telah
ditentukan.
2. Operasional pompa resirkulasi lumpur
Pompa resirkulasi lumpur bertujuan mengalirkan lumpur kembali
dari bak Sludge Holding Tank ke Reaktor Aerobik. Pompa lumpur
telah di setting untuk terus meresirkulasikan lumpur dalam jumlah
tertentu, sehingga jumlah lumpur (bakteri) dalam bak aerobik
Achmad & Associates
7
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
tetap terjaga. Pompa resirkulasi juga dapat dioperasikan secara
manual untuk mengatur penambahan resirkulasi sesuai keninginan
operator.
C. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan blower sangat diperlukan karena unit ini bekerja
nonstop,
suplai
udara
tidak
boleh
berhenti
karena
dapat
mengakibatkan matinya bakteri di dalam tanki aerasi. Alat ini
memerlukan perawatan khusus yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang terlatih.
D. TROUBLESHOOTING
1. Penampakan pada Tanki Aerasi dan Kaitan permasalahnnya
Penampakan
Permasalahan
Penanggulangan
Warna Permukaan Larutan
Coklat Keemasan
Tidak ada masalah (kondisi
ideal)
Coklat muda
Suplai udara berlebih
Kurangi suplai udara dengan
mengatur timer operasional
blower
Hitam
Suplai udara kurang sehingga
Tingkatkan suplai udara
terjadi kondisi anaerobic yang
dengan mengatur kerja timer
dapat menimbulkan bau busuk blower, jika sudah parah
lakukan seeding ulang bakteri
Bau
Aroma
lumpur/tanah
Tidak ada masalah (kondisi
ideal)
Busuk
Adanya gas H2S yang
terbentuk akibat proses
penguraian anaerobic
Achmad & Associates
8
Tambahkan suplai udara
dengan mengatur agar
bolower bekerja lebih lama
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
2. Penampakan pada Clarifier dan Kaitan permasalahnnya
Penampakan
Permasalahan
Penanggulangan
Warna Permukaan Larutan
Jernih
Tidak ada masalah (kondisi
ideal)
Coklat muda
Lumpur tidak mau mengendap
Hitam
Lumpur terlalu lama di dasar
unit clarifier
Tingkatkan resirkulasi lumpur
dengan mengatur kerja pompa
lumpur
Pembuangan lumpur ke unit
SDB harus ditingkatkan.
Lumpur Naik (Raising Sludge)
Gumpalan lumpur
besar yang
mengambang
kembali
Adanya proses denitrifikasi di
dalam tanki pengendap akibat
lumpur terlalu lama di dasar
clarifier
Tingkatkan resirkulasi dan
pembuangan lumpur ke SDB
Effluen yang keruh
Efluen masih
mengandung
padatan
tersuspensi cukup
tinggi
•
Aerasi terlalu berlebih
sehingga memecahkan
gumpalan lumpur
•
Kurangi jam operasi
Blower
•
Usia Lumpur terlalu lama
•
Tingkatkan pembuangan
lumpur ke unit SDB
6. UNIT EFFLUENT TANK
A. FUNGSI
 Air limbah setelah melalui proses di dalam reactor Aerobik akan
mengalir secara gravitasi untuk ditampung pada unit Effluent Tank.
 Effluent Tank berfungsi menampung effluent sebelum diolah pada
unit filtrasi (RSF & GAC).
Achmad & Associates
9
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
 Unit Effluent Tank dilengkapi dengan 1 unit submersible pump, Gate
Valve dan Water Level Control (WLC)
B. OPERASIONAL
 Unit pemompaan diatur dengan Water Level Control (WLC) dalam
kondisi normal saklar pada kontrol panel berada dalam posisi
automatis
 Apabila air mencapai batas atas maka pompa akan beroperasi secara
otomatis begitu juga apabila air mencapai batas bawah, pompa akan
berhenti secara otomatis.
C. Pemeliharaan
 Sampah/lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu sekali
untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak yang
dapat menyebabkan gangguan pada system pemompaaan.
7. UNIT FILTRASI (RSF & GAC)
A. FUNGSI
 Unit Filtrasi berfungsi menyaring padatan partikulat yang terdapat
didalam effluent Aerobic
 Unit filtrasi terdiri dari Rapid Sand Filter & Granular Activated
Carbon (GAC) merupakan tangki filter bertekanan sehingga didalam
operasionalnya akan menggunakan system pemompaan.
B.
SPESIFIKASI TANGKI RAPID SAND FILTER (RSF) & GRANULAR
ACTIVATED CARBON (GAC)
Type
: SAND FILTER
Dimensi
: Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm
Achmad & Associates
10
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
Kapasitas
: maks 20 m3/jam
Pressure
: Maks 6 Bar
Material
: Fiberglass
Operation : Manual Backwashing system
Media
: Silica sand (lokal).
Tangki GAC
Type
: GAC
Dimensi
: Diameter 500 mm dan tinggi 1500 mm
Kapasitas
: maks 20 m3/jam
Pressure
: Maks 6 Bar
Material
: Fiberglass
Media
: GAC (lokal).
B. OPERASIONAL
Pengoperasian Rapid Sand Filter:
Pengoperasian Rapid Sand Filter dibagi ke dalam 3 sistem utama, yaitu
operasional normal, operasional backwash dan operasional Surface Wash.
Dalam pengoperasiannya, operator cukup melakukan buka tutup pada
valve yang terdapat pada tangki Filter, dapat dilihat Gambar 1.
Penjelasan pengaturan valve dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
A. Pada saat filter dioperasikan, valve no. 2; 3; dan 5 ditutup,
sedangkan valve no. 1 dan no. 4 dibuka.
B. Pada saat pengoperasian backwash, valve no. 1 ; 4 dan 5 ditutup,
sedangkan valve no 2 dan 3 dibuka.
C. Pada saat pengoperasian Surface Wash, valve no. 2 ; 3 dan 4 ditutup,
sedangkan valve no 1 dan 5 dibuka.
Achmad & Associates
11
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
Operasional Backwash & Surface Wash :
a. Frekuensi operasional:
Backwash dan surface wash dilakukan setiap 1 minggu sekali atau
tergantung dari kualitas efluen yang dikeluarkan oleh filter, apabila
kualitas air telah keruh maka backwash perlu dilakukan. Backwash
dilakukan untuk menghilangkan kotoran/partikulat yang tertahan
pada bagian bawah filter, sedangkan surface wash dilakukan untuk
menghilangkan kotoran/partikulat yang tertahan pada bagian atas
media filter Silica Sand.
Air buangan dari proses backwash dan surface wash dialirkan kedalam
bak SDB, untuk selanjutnya akan masuk ke unit equalisasi.
b.
Durasi Backwash & Surface Wash :
Lama waktu yang diperlukan untuk melakukan Backwash dan Surface
Wash =
± 3-5 menit, dengan bukaan valve pompa clear tank
penuh.
Achmad & Associates
12
½
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
5
3
4
1
2
 Pengoperasian GAC Filter:
D. Pengoperasian
operasional
GAC Filter
normal.
Dalam
hanya terdapat satu sistem, yaitu
pengoperasiannya,
operator
cukup
melakukan buka tutup pada valve sebagaimana saat sistem filtrasi
dioperasikan, yaitu :
valve no. 2 ; 3; dan 5 ditutup, sedangkan valve no. 1 dan no. 4
dibuka.
 Operasional Backwash & Surface Wash
Pada GAC Filter, tidak diperlukan mekanisme Backwash, untuk
menjaga kualitas effluent perlu dilakukan penggantian media GAC
secara periodik.
C. Pemeliharaan
 Penggantian Media Rapid Sand Filter (RSF)
Achmad & Associates
13
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
Penggantian media RSF dilakukan setiap 3-6 bulan sekali atau sesuai
dengan kebutuhan. Penggantian media dapat dilakukan melalui flange
yang terletak disamping tangki filter.
 Penggantian Media Granular Activated Carbon (GAC)
Penggantian media filter (carbon aktif) dilakukan setiap 3-6 bulan
sekali, dimana hanya 20% - 30% media terbawah yang terdapat
didalam tabung filter yang diganti. Penggantian media dapat
dilakukan melalui flange yang terletak disamping tangki filter.
8. UNIT DESINFEKSI (KHLORINASI)
A. FUNGSI
 Tangki Pelarut Khlorin, berfungsi untuk melarutkan kaporit dan
membubuhkannya ke bak kontak khorin.
 Bak kontak kholrin, berfungsi sebagai tempat kontak antara larutan
khorin dan air limbah.
B. OPERASIONAL
Persiapan larutan khlorin untuk proses desinfeksi :
 Larutkan ½ khlorin tablet dalam bak pelarut khlorin.
 Atur bukaan keran menuju Bak kontak khlorin agar larutan cukup
habis dalam selama 2 hari.
C. PEMELIHARAAN
 Bersihkan sampah baik yang terapung maupun mengendap pada bak
ini. Kontrol bersamaan dengan pembersihan bak penampung awal (2
minggu sekali)
 Dilakukan Kontrol pada larutan klorin agar proses klorinasi dapat
berjalan dengan baik.
9. UNIT SLUDGE DRYING BED
Achmad & Associates
14
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
A. FUNGSI
 Unit SDB berfungsi untuk mengeringkan lumpur hasil samping dari
proses dalam tanki aerasi.
 Proses pengeringan lumpur dilakukan dengan memisahkan air dari
lumpur (filtrasi) dan pengeringan dengan panas matahari.
B. OPERASIONAL
 Unit ini termasuk free maintenance, dalam artian dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan operator.
 Tebal lumpur dalam bak SDB tidak boleh melebihi 10 cm dari
permukaan pasir dalam bak untuk mempermudah pengeringan oleh
matahari.
 Proses pengeringan lumpur dapat berlangsung 5 – 10 hari tergantung
keadaan cuaca dan curah hujan.
 Setelah lumpur kering, dilakukan pengambilan lumpur oleh operator
dengan peralatan sekop atau cangkul sampai batas dasar permukaan
pasir dari SDB.
 Lumpur kering dari SDB dapat dijadikan bahan urugan atau dijadikan
pupuk tanaman di sekitar Rumah Sakit.
 Unit SDB dilengkapi dengan pompa filtrat yang bekerja secara
manual. Secara berkala pompa ini dinyalakan oleh operator untuk
mengalirkan filtrat menuju bak equalisasi.
C. PEMELIHARAAN
 Bersihkan sampah dan semak-semak yang terkadang tumbuh pada bak
SDB.
 Kontrol lapisan filter pasir, jika perlu tambahkan pasir jika ikut
terbuang bersamaan dengan pembuangan lumpur kering.
Achmad & Associates
15
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
10. SOP UNIT MECHANICAL & ELECTRICAL IPAL
A. OPERASIONAL
Untuk semua MCB pada panel posisikan ke mode ON.
1. POMPA INLET (EQUALISASI) DAN POMPA RESIRKULASI LUMPUR
a. Pengoperasian secara Automatis
• Posisikan selector switch ke Auto
• Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang dikehendaki
b. Pengoperasian secara Manual
• Posisikan selector switch ke Manual
• Tekan push button ON (hijau) untuk menjalankan pompa.
• Tekan push button OFF (merah) untuk menghentikan pompa.
2. BLOWER
a. Pengoperasian secara Automatis
• Posisikan semua selector switch Blower (Blower 1 dan 2) ke Auto
• Setting Time Switch dan disesuaikan dengan yang dikehendaki
b. Pengoperasian secara Manual
• Posisikan selector switch ke Manual
• Tekan push button ON (hijau) untuk menjalankan blower.
• Tekan push button OFF (merah) untuk menghentikan blower.
B. MAINTENANCE
POMPA
1. Lakukan pembersihan saringan dan impeller secara berkala, minimal 1
bulan sekali
Achmad & Associates
16
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
2. Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1 bulan sekali
BLOWER
1. Lakukan pemeriksaan Baut + Mur secara berkala, minimal 1 bulan sekali
2. Lakukan pemeriksaan Van Belt secara berkala, minimal 1 bulan sekali
3. Lakukan penggantian oli setiap 6 bulan sekali sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan dengan menggunakan Oli SAE 40.
C. Troubleshooting
MIXER
1. Apabila motor bekerja, namun agitator berhenti:
a. Lakukan pemeriksaaan pada copel as motor dengan as agitator
2. Apabila motor bekerja, namun tiba-tiba berhenti:
a. Lakukan pemeriksaaan pada impeller agitator
b. Lakukan pemeriksaaan pada indicator trip pada panel kemudian reset
pada overload
c. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah
terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa
POMPA : Pompa Equalisasi dan Pompa Resirkulasi Lumpur
1. Apabila pompa bekerja, namun air tidak keluar:
a. Lakukan pemeriksaaan pada pipa instalasi, apabila ada material yang
menyumbat sehingga menyebabkan saluran buntu segera dibersihkan
b. Lakukan pemeriksaaan pada impeller pompa, apabila ada material
yang meyumbat segera dibersihkan.
2. Apabila pompa bekerja, namun tiba-tiba mati:
a. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah
terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya.
Achmad & Associates
17
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) 2013
IPAL RS. AMAL SEHAT WONOGIRI
b. Lakukan pemeriksaan pada indicator trip pada panel, kemudian
lakukan reset pada overload.
c. Lakukan pengukuran resistan pada kumparan motor pompa
Root Blower
1. Apabila blower bekerja, namun udara tidak keluar:
a. Lakukan pemeriksaaan pada pipa instalasi, kemungkinan tersumbat
b. Lakukan pemeriksaaan pada impeller blower.
2. Apabila blower bekerja, namun tiba-tiba mati:
a. Lakukan pemeriksaan pada tegangan listrik yang masuk, apakah telah
terpasang pada tegangan yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Lakukan pemeriksaan pada indicator trip pada panel, kemudian
lakukan reset pada overload.
c. Lakukan pemeriksaan pada van belt, mungkin putus
d. Lakukan pemeriksaan pada motor
Achmad & Associates
18
Download