Uploaded by User62246

608-2057-1-PB

advertisement
ISBN: 978-979-8636-20-2
INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN
BERDASARKAN DATA PENGUKURAN GAYABERAT DAN
MAGNETOTELURIK : STUDI KASUS DI DAERAH BEKASI SELATAN
Karit Lumban Gaol1, Kamtono1, dan Dadan D. Wardhana1
1
Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi - LIPI
Email: [email protected], kamtono@ geotek.lipi.go.id
ABSTRAK
Masalah utama dalam eksplorasi hidrokarbon pada daerah yang tertutup oleh endapan volkanik
muda atau batugamping dengan menggunakan metode seismik adalah resolusi gambar yang
dihasilkan kurang jelas oleh sebab itu pengukuran gayaberat dan magnetotelurik telah dilakukan
di daerah Bekasi Selatan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui gambaran bawah
permukaan dan kemungkinan terdapatnya perangkap hidrokarbon. Hasil analisa kualitatif data
gayaberat menunjukkan bahwa sub Cekungan Ciputat melebar ke arah Selatan dengan deposenter
di daerah Cibarusa dan dibatasi oleh Tinggian Cibinong - Cileungsi dan Tinggian Pangkalan –
Bekasi. Hasil model inversi 2 dimensi tahanan jenis memeperlihatkan distribusi tahanan jenis
yang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian : Tahanan jenis rendah (< 16 Ohm meter), tahanan
jenis sedang (16-256 Ohm meter) dan tahanan jenis tinggi (> 256 Ohm meter). Berdasarkan nilai
tahanan jenis dan posisi kedalaman Formasi Baturaja, perangkap hidrokarbon yang paling
mungkin berada di bawah daerah Sukabungah. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi pemangku kepentingan dalam melakukan kegiatan eksplorasi yang lebih rinci, dan diusulkan
konsep ini perlu di uji dengan menggunakan data pemboran eksplorasi.
Kata kunci : Gayaberat, magnetotellurik, perangkap hidrokarbon, eksplorasi, anomali Bouguer,
tahanan jenis.
ABSTRACT
The main problem in the hydrocarbon exploration by seismic methods in that the area covered by
deposits of volcanic or limestone is the resolution of the image is less clear. Measurement using
gravity and magnetotelluric has been done in the south of Bekasi area. The purpose of this study
is to determine the image of the subsurface geology and the possibility of hydrocarbon traps. The
results of qualitative analysis of gravity data indicated that the Ciputat sub basin extends to the
south and bounded by Cibinong - Cileungsi and Pangkalan – Bekasi high. The results of the 2D
inversions model shows that distribution of electrical resistivity in the subsurface could be
devided into three groups : the low resistivity (< 16 Ohm meter), the middle resistivity (16-256
Ohm meter) and the high resistivity (> 256 Ohm meter). Based on the value of electrical
resistivity and depth position of Baturaja Formation the limestone most probable hydrocarbon
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
221
ISBN: 978-979-8636-20-2
trap is below Sukabungah area. The results of this study is expected to be a reference for the
stakeholders to conduct a more detailed exploration and we propose to the result by using well
exploratory data.
Keyword : gravity, magnetotelluric, hydrocarbon trap, exploration, Bouguer anomaly, electrical
resistivity.
PENDAHULUAN
Tulisan ini merupakan bagian hasil dari sub kegiatan studi geologi dan geofisika Cekungan Jawa
Barat Utara wilayah daratan. Studi Geologi meliputi studi fasies karbonat dan studi batuan induk,
sedangkan dalam studi geofisika digunakan alat gravimeter dan magnetotellurik. Dalam rangka
sosialisasi hasil penelitian, materi dari tulisan ini telah dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah
Tahunan Ikatan Ahli Geologi ke 41 tahun 2012 di Yogyakarta.
Dalam dekade terakhir produksi minyak Indonesia menurun secara konstan, hal ini disebabkan
oleh kondisi lapangan minyak di Indonesia sebagian besar telah tua dan rendahnya kegiatan/
pemboran ekplorasi [Priyono, R., 2007]. Kondisi demikian memicu pemikiran untuk menemukan
daerah prospek terutama pada daerah frontier atau mengkaji ulang lapangan migas yang telah tua
(mature). Dalam eksplorasi migas terdapat dua aspek penting, yakni konsep eksplorasi dan
kedua adalah metode atau teknologi eksplorasi [Koesoemadinata, R.P., 2011] .
Di Cekungan Jawa Barat Utara terutama di lepas pantai telah terbukti terdapat cekungan sedimen
yang menghasilkan minyak dan gas dan ke arah selatan menuju mandala paparan telah ditemukan
adanya sub cekungan baru antara lain sub cekungan Ciputat, Kepuh, dan Cipunegara. [Bishop,
G.M., 2000]. Studi dengan metode gayaberat mengindikasikan adanya potensi hidrokarbon di
Jakarta dan sekitarnya [Panjaitan, 2009], Studi gayaberat yang lain memberikan informasi bahwa
Sub Cekungan Ciputat melebar ke arah selatan hingga daerah Jonggol dengan deposenter di
daerah Cibarusa yang dibatasi oleh Tinggian Cibinong- Cileungsi dan Tinggian Pangkalan –
Bekasi. [Kamtono 2012]. Studi fasies karbonat Formasi Parigi yang tersingkap di Cibinong dan
Pangkalan menunjukkan bahwa cekungan berada diantara daerah tersebut [Praptisih dkk, 2009],
Kegiatan eksplorasi migas di Cekungan Jawa Barat Utara wilayah daratan menggunakan metode
seismik dengan target buildup Formasi Baturaja telah dilakukan, namun karena daerah ini
mempunyai topografi yang kasar dan sebagian tertutupi oleh endapan volkanik muda serta
struktur geologi yang cukup komplek, sehingga hasil studi dengan menggunakan seismik hasilnya
kurang baik [Adhidjaya J dkk, 2011].
Hal ini menunjukkan bahwa metode geofisika yang paling handal terkendala oleh kondisi
geografi dan geologi. Dalam tulisan ini disampaikan secara singkat hasil pengolahan dan
interpretasi data geofisika non seismik, yakni metode gayaberat dan magnetotelurik sebagai
komplemen penggunaan metode seismik.
Tujuan Penelitian adalah membuat model penampang 2 D struktur bawah permukaan
berdasarkan data magnetotellurik dan menginterpretasi secara kualitatif data gayaberat serta
implikasinya dalam interpretasi kemungkinan keberadaan perangkap hidrokarbon.
222
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
ISBN: 978-979-8636-20-2
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Metode gayaberat pada prisipnya memetakan medan potensial yang disebabkan oleh adanya
variasi densitas secara horizontal. Gambaran medan potensial dapat digambarkan dalam bentuk
peta anomali Bouguer yang dalam industri migas digunakan untuk interpretasi konfigurasi
batuan bawah dasar suatu cekungan. Dalam perkembangan interpretasi data gayaberat, Pratsch
(1986) melakukan pendekatan dalam menentukan arah migrasi suatu fluida/gas dengan
menggunakan data anomali Bouguer regional. Asumsi yang digunakan adalah bahwa peta
anomali Bouguer mewakili peta struktur, dan arah migrasi suatu fluida atau gas tegak lurus
terhadap kontur dan akan terkumpul secara konvergen pada struktur hidung suatu tinggian atau
basinward plunging structural high.[ Pratcsh,1986]. (Gambar 1).
Metoda magnetotellurik (MT) yakni metoda sounding elektromagnetik (EM) untuk mengetahui
struktur tahanan jenis bawah permukaan dengan cara melakukan pengukuran pasif komponen
medan listrik (E) dan medan magnet (H) alam yang berubah terhadap waktu. Sebaran sifat fisik
berupa tahanan jenis batuan yang berada di bawah permukaan, digunakan untuk menduga
kondisi struktur bawah permukaan.
Metode Penelitian
Pengukukuran gayaberat dilakukan dengan spasi 500 m dan 1000 m untuk daerah yang datar,
sedang pengukuran MT dilakukan pada 1 lintasan Cibinong - Pangkalan dengan titik sounding
sebanyak 20 dalam interval titik pengukuran 2-3 km. Model inversi 2 D tahanan jenis diolah
dengan menggunakan perangkap lunak WinGlink.
STRATIGRAFI REGIONAL
Secara regional stratigrafi cekungan Jawa Barat Utara disusun oleh endapan non marin dan
lakustrin (Formasi Jatibarang), fluviatil dan kipas alluvial (Pre Talangakar) dan endapan
fluviodeltaik dan lakustrin (Formasi Talangakar). Formasi – formasi di atasnya diendapkan dalam
lingkungan dekat pantai hingga laut terbuka (F. Cibulakan, F. Parigi dan F. Cisubuh). [Ryacudu,
R., and Bachtiar, A., 1999]. Formasi Cibulakan Bawah terdiri dari batugamping dan dalam
industri perminyakan disebutnya sebagai Formasi Baturaja.
HASIL
a. Peta anomali Bouguer dan anomali sisa
Nilai anomali Bouguer dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni anomali rendah < 34 mgal,
anomali sedang antara 34 dan 50 mgal, serta anomali tinggi >50 mgal. Hasil pengolahan data
gayaberat menghasilkan peta Anomali sisa yang memperlihatkan pola yang relatif sama dengan
anomali Bouguer. Secara kualitatif tampak adanya anomali rendah yang memperlihatkan tutupan
di daerah Cibarusa , Cikampek dan Rengasdengklok. Daerah dengan anomali sedang dijumpai
pada daerah Lubangbuaya, Cijantung, Pangkalan hingga bekasi yang mempunyai arah Utara
Baratlaut – Selatan Tenggara. Anomali tinggi dengan nilai > 50 Mgal dijumpai di bagian selatan
yang mempunyai arah Barat – Timur dari Bogor hingga Cikalong Kulon. Peta anomali sisa ini
memperlihatkan adanya anomali positif pada daerah Karawang – Cilamaya, yang pada peta
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
223
ISBN: 978-979-8636-20-2
anomali Bouguer merupakan wilayah dengan anomali rendah. Tinggian Pangkalan - Bekasi (B)
dengan nilai anomali sedang berarah Utara Baratlaut - Selatan Tenggara yang membentuk “nose
structures”. Pada sayap Barat dan Timur strukur hidung ini dijumpai adanya lapangan gas
Jatirarangon dan Cicauh. Dari data anomali sisa pada sayap dari Tinggian Cilamaya – Karawang
(E) dijumpai lapangan minyak dan gas Cilamaya Utara (Gambar 2A).
b. Penampang Tahanan jenis
Model inversi 2 D tahanan jenis, memperlihatkan distribusi tahanan jenis yang dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian : tahanan jenis rendah (< 16 Ohm meter), tahanan jenis sedang
( 16 - 256 Ohm meter) dan tahanan jenis tinggi (> 256 Ohm meter). Secara umum nilai tahanan
jenis membesar terhadap kedalaman, namun dalam model tampak bahwa di bawah daerah
Sukabungah – Kampung Cempaka atau jika dikorelasikan dengan profil anomali gayaberat berada
pada sayap Barat dari Tinggian Pangkalan – Bekasi, pada kedalaman sekitar 2400 m dijumpai
sifat fisik batuan yang sangat resistif dengan nilai sekitar 512 Ohm meter (Gambar 2B). Posisi
dan keberadaan batuan yang resistif yang berbeda dengan sifat fisik batuan sekitarnya ini akan
akan menjadi bahan diskusi.
DISKUSI
Secara kualitatif dari peta anomali Bouguer dan anomali sisa dapat interpretasikan adanya struktur
hidung yang berada pada Tinggian Cibinong – Cileungsi (A), Pangkalan – Bekasi (B) dan
Tinggian Karawang – Cilamaya (C). Pada Tinggian Pangkalan-Bekasi, tampak adanya struktur
hidung yang menunjam ke arah Utara (northward plunging structural high). Pada sayap Barat
dan timur dijumpai lapangan gas Jatirarangon dan Cicauh, sedangkan pada Tinggian Cilamaya –
Karawang dijumpai lapangan minyak dan gas Cilamaya Utara. Hal ini menunjukkan bahwa
konsep migrasi fluida /gas berdasarkan data gayaberat dari Pratsch dapat diterapkan di daerah
penelitian, namun akumulasi gas/fluida tidak pada puncak tetapi berada sayap suatu tinggian.
Model inversi 2 D tahanan jenis memeperlihatkan distribusi tahanan jenis dan anomali yang
terjadi di bawah daerah Sukabungah – Kampung Cempaka. Di bawah daerah ini pada kedalaman
sekitar 2400 m dijumpainya sifat fisik batuan yang sangat resistif dengan nilai sekitar 512 Ohm
meter. Nilai tahanan jenis ini termasuk dalam kisaran nilai tahanan jenis batuan karbonat.
Kedalaman batuan karbonat Formasi Baturaja dari sumur bor eksplorasi Pasundan-1 (
107,1050580, -6,5036150 ) berada pada kedalaman sekitar 2445,72 m. Berdasarkan nilai tahanan
jenis yang resistif, dan yang termasuk dalam kisaran tahanan jenis batuan karbonat, serta karena
posisi kedalamannya hampir sama dengan posisi Formasi. Baturaja dari sumur Pasundan–1 maka
dapat diinterpretasikan bahwa batuan dengan nilai tahanan jenis sekitar 512 Ohm meter ini
sebanding dengan batuan F. Baturaja yang dapat bertindak sebagai perangkap hidrokarbon.
Interpretasi data magnetotelurik ini masih spekulatif. Perlu kiranya ada pengujian apakah batuan
yang sangat resistif (high resistive) juga akan ditunjukkan oleh data sesmik sebagai batuan yang
mempunyai kecepatan rambat gelombang yang tinggi (high layer velocity).
Tidak ada hubungan langsung antara data gayaberat dengan data magnetotellurik, namun dapat
dilihat bahwa batuan karbonat F. Baturaja yang diinterpretasikan dari data magnetotelurik
kedudukannya berada pada sayap suatu tinggian yang diinterpretasikan dari data gayaberat.
224
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
ISBN: 978-979-8636-20-2
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Konsep migrasi fluida/gas yang terperangkap secara konvergen pada “nose structure” suatu
tinggian yang diinterpretasikan dari data gayaberat dapat diterapkan di daerah Bekasi Selatan
dan dapat digunakan untuk studi awal kegiatan eksplorasi. Batuan yang sangat resistif di bawah
daerah Sukabungah diinterpretasikan sebagai batuan karbonat Formasi Baturaja
Sebagai rekomendasi, konsep migrasi dari data gayaberat ini perlu di uji pada daerah lain yang
mempunyai karakteristik geologi yang identik, yakni daerah yang tertutup oleh endapan volkanik
atau batugamping. Karakteristik batuan yang diinterpretasikan sebagai Formasi Baturaja perlu di
uji dengan metode lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih disampaikan untuk Kapuslit Geoteknologi LIPI yang telah memberikan fasilitas
selama dan sesudah melakukan riset di lapangan, dan juga terima kasih disampaikan kepada
semua teknisi geofisika yang telah membantu pengambilan data di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhidjaya J. I., Davioff, A. J., Novianti I. R.,2001, PSDM Enhances reef Interpretation in
Jatiluhur Block West Java, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 28 th Annual
Convention.
Bishop, G.M., 2000, Petroleum systems of the Northwest Java Province, Java and offshore
Southeast Sumatra, Indonesia: Open file report, U. S. Geological Survey, 34 p.
Pratcsh,1986, Bouguer anomaly map identify regional basin structure and resultant preferred
directions of lateral oil and gas migration, IGC Footnote series, vol. 3, no 1,
(http://www.igcworld.com., 1995).
Kamtono dan Dadan, D.W., 2012, Nose structure delineation of Bouguer anomaly as the the
interpretation basis of probable hydrocarbon traps : A case study on the mainland area
of Northwest Java Basin, JGI, v. 7, no. 3, p. 157-166
Koesoemadinata, R.P., 2011, The importance of new ideas in the development of hydrocarbon
exploration concepts, Pemaparan Workshop roadmap eksplorasi hulu migas Kementrian
ESDM, Jakarta .
Panjaitan, s., 2009, Aplikasi metode gayaberat untuk identifikasi potensi hidrokarbon di dalam
Cekungan Jakarta dan sekitarnya, Jurnal Sumber Daya Geologi, v. 19, no. 6, Bandung
Praptisih, Siregar, M.S., Kamtono, Hendrizan, M, Suyatno, Rahayu, D., 2009, Studi karbonat
Formasi Klapanunggal di daerah Cibinong, Jawa Barat, Laporan Penelitian Program
penelitian dan Pengembangan Iptek., Puslit Geoteknologi – LIPI (tidak diterbitkan)
Praptisih, Siregar, M.S., Kamtono, Hendrizan, M, Trisukmono, D., , Rahayu, D., 2011, Penelitian
Batuan karbonat Formasi Parigi dalam kaitannya dengan perangkap hidrokarbon di
daerah Pangkalan, Karawang,
Laporan Penelitian Program penelitian dan
Pengembangan Iptek., Puslit Geoteknologi – LIPI (tidak diterbitkan)
Priyono, R., 2007, Kumpulan makalah Seminar Geologi, Industri migas saat ini, masa depan,
Aula Barat ITB, Bandung
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
225
ISBN: 978-979-8636-20-2
Ryacudu, R., and Bachtiar, A., 1999, The status of OO-Brebes fault system, and its implication to
hydrocarbon exploration in the eastern part of Northwest Java Basin, Indonesian
Petroleum Association Proceedings , 27th Annual Convention and Exhibition, Jakarta
226
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
ISBN: 978-979-8636-20-2
Gambar 1. Konsep arah migrasi fluida terkumpul
dalam “nose structures”
(dimodifikasi dari Pratcsh, 1986)
Gambar 2A. Interpretasi kualitatif data gayaberat daerah penelitian
High resistive (Baturaja limestone ?)
Gambar 2B. Model inversi 2D tahanan jenis berdasarkan data magnetotellurik
Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Puslit Geoteknologi – LIPI 2013
227
Download