Uploaded by User62025

APBD dan APBN 1

advertisement
APBN DAN APBD
1. Pengertian APBN dan APBD


Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah
suatu daftar yang memuat perincian sumber-sumber
pendapatan negara dan jenis-jenis pengeluaran negara
dalam waktu 1 tahun / menurut UU No.17 thn 2003 APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang
distujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
APBD adalah suatu rancangan keuangan tahunan daerah
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan dan Belanja Daerah .
2. Fungsi APBN dan APBD
a)
Fungsi Perencanaan
Perencanaan APBN berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan setiap tahunnya.
b)
Fungsi Alokasi
c)
Fungsi Stablitasi
Fungsi
yang bertujuan untuk membagi proporsionalitas anggaran dalam melakukan pengalokasian pembangunan
dan pemerataan.)
Fungsi stabilitasi bermakna bahwa anggaran negara berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
masyarakat melalui intervensi guna mencegah inflasi.
d)
Fungsi Otorisasi
e)
Fungsi Regulasi
f)
Fungsi Distribusi
Fungsi
otoritas mengandung artian bahwa anggaran negara adalah tonggak atau pokok pelaksanaan pendapatan
dan belanja dalam setiap tahunnya.
APBD
berfungsi untuk mengawasi kinerja dari pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah
Sesuai namanya, distribusi, fungsi ini bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat
berdasarkan alokasi yang sudah ditetapkan..
2. Fungsi APBN dan APBD
a)
Fungsi Perencanaan
APBD berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan anggaran keuangan daerah pada TA
tertentu
b)
Fungsi Alokasi
c)
Fungsi Stablitasi
APBD
berfungsi sebagai pedoman dalam alokasi dana yang tepat bagi peningkatan perekonomian
daerah
APBD harus dapat menjadi instrumen dalam kestabilan ekonomi daerah
d)
Fungsi Otorisasi
e)
Fungsi Pengawasan
APBD
menjadi pedoman untuk melaksanakan pendapatan dan belanja daerah pada tahun yang
bersangkutan
APBD berfungsi untuk mengawasi kinerja dari pemerintah daerah dalam meningkatkan
perekonomian daerah
f)
Fungsi Distribusi
APBD haruslah didistribusikan secara merata dan adil dan dalam pendistribusiannya harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
3. Fungsi Penyusunan APBN dan APBD
Tujuan Penyusunan APBN dan APBD
a)
1.
2.
3.
4.
5.
Meningkatkan transparansi dan pertanggung jawaban pemerintah
Untuk memberikan arah bagi pemerintah dalam melaksanakan
fungsi yang diembannya .
Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal .
Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya
menyejahterahkan masyarakat karena anggaran disusun
berdasarkan anggaran .
Sumber data yang akurat bagi rakyat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah .
3. Fungsi Penyusunan APBN dan APBD
b)
Asas Penyusunan APBN
1.
2.
3.
Kemandirian
Penghematan atau peningkatan efisiensi produktivitas
Penajaman prioritas pembangunan
3. Fungsi Penyusunan APBN dan APBD
a)
1.
2.
3.
Asas anggaran:
Asas anggaran surplus: pemerintah memberlakukan anggaran dengan
pendapatan lebih besar dari belanja negara
Asas anggaran defisit: pemerintah memberlakukan anggaran dengan
pendapatan lebih kecil dari belanja negara
Asas anggaran berimbang: pemerintah memberlakukan anggaran dengan
pendapatan sama dengan belanja negara
4. Prinsip Penyusunan APBN

1). Prinsip penyusunan APBN
pendapatan negara:
a.
b.
c.
berdasarkan
Mengintensifikan penerimaan sektor anggaran
dalam jumlah dan ketetapan penyetoran
Mengintensifkan penagihan dan pemungutan
piutang negara, misalnya sewa penggunaan milik
negara
Mengitensifkan sewa tuntutan ganti rugi yang
diderita oleh negara dan denda yang dijanjikan
4. Prinsip Penyusunan APBN

a.
b.
c.
2) Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek
pengeluaran
negara:
Hemat, tidak boros, efisiensi dan berdaya guna serta sesuai
dengan kebutuhan teknis yang ada
Terarah dan terkendali sesuai denga anggaran dan program
kegiatan
Mengusahakan semaksimal mugkin penggunaan produkproduk dalam negeri dan memperhatikan kemakmura/
potensi yang dimiliki
Cara Penyusunan APBN
APBN disusun oleh pemerintah dalam bentuk
rencana. Rencana tersebut diajukan kepada DPR
membahas RAPBN dalam masa sidang. Sesudah
RAPBN disetujui oleh DPR, RAPBN kemudian di
tetapkan menjadi APBN melalui UU. Apabila
RAPBN tidak disetujui, pemerintah menggunakan
APBN tahun sebelumnya. Agar pelaksanaan APBN
sesuai dengan rencana, maka dikeluarkan keputusan
Presiden tentang pelaksanaan anggaran pendapata
dan belanja negara.
Penyusunan Rancangan APBD

A. Siklus Anggaran
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu)
tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember. Siklus pengelolaan anggaran secara garis besar terdiri dari:
1.
2.
3.
Penyusunan dan Penetapan APBD;
Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD;
Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD.
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam
rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan
bernegara. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
ditetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah
Penyusunan Rancangan APBD
B. Penyusunan Rancangan APBD
Pemerintah Daerah perlu menyusun APBD untuk menjamin kecukupan dana dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahannya. Karena itu, perlu diperhatikan kesesuaian
antara kewenangan pemerintahan dan sumber pendanaannya. Pengaturan kesesuaian
kewenangan dengan pendanaannya adalah sebagai berikut:
1.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
didanai dari dan atas beban APBD.
2.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat di daerah didanai dari dan atas beban APBN.
3.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya dilimpahkan
kepada kabupaten/kota dan/atau desa, didanai dari dan atas beban APBD
provinsi.
4.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota yang penugasannya
dilimpahkan kepada desa, didanai dari dan atas beban APBD kabupaten/kota.

Penyusunan APBD
1.
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Karena itu
kegiatan pertama dalam penyusunan APBD adalah penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Pemerintah daerah menyusun RKPD yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah Pusat.
RKPD tersebut memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan
dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Secara khusus, kewajiban daerah
mempertimbangkan capaian standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan APBD
2. Kebijakan Umum APBD
Setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan, Pemerintah daerah perlu
menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) yang menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Kepala
daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan
APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Pedoman tersebut
memuat:
1.
pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah;
2.
prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan;
3.
teknis penyusunan APBD; dan
4.
hal-hal khusus lainnya.
Sumber-sumber Penerimaan Pemerintah Pusat
dan Daerah
Sumber-sumber Penerimaan Pemerintah Pusat
1.
Penerimaan Perpajakan
a.
1.
2.
Pajak Dalam Negri , terdiri atas :
•
Pajak penghasilan migas dan nonmigas
•
Pajak Pertambahan Nilai
•
Pajak Bumi dan Bangunan
•
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
•
Cukai
•
Pajak lainnya
Pajak Perdagangan International :
•
•
Bea masuk
Pajak / Pungutan ekspor
Penerimaan Bukan Pajak
b.
1.
Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) :
•
•
•
•
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Minyak bumi
Gas alam
Pertambangan umum
Kehutanan Perikanan
Laba Badan Usaha Milik Negara (UBMN)
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Hibah
Pinjaman
Percetakan uang
Denda / sita
Penajaman luar negri
2. Sumber-sumber Penerimaan Daerah
Pendapatan asli daerah yaitu penerimaan-penerimaan yang
diperoleh dari pungutan-pungutan daerah .
a.
Dana perimbangan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN
untuk daerah .
b.

Dana bagi hasil adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah sebagai bagi hasil pengelolahan sumber daya alam daerah
oleh negara .

Dana lokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah dengan tujuan sebagai wujud dari pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah .

Dana alokasi khusus adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk menandai kegiatan
khusus daerah yang disesuaikan dengan prioritas nasional .
c.
Pinjaman daerah
d.
Penerimaan hal-hal yang sah seperti :
1.
Hibah
2.
Dana darurat dari pemerintah dalam rangka pengangguran korban akibat
bencana alam .
3.
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten / kota dari emerintah
daerah lainnya .
4.
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
.
5.
Bantuan keuangan
1. Jenis-jenis Pembelanjaan Negara dan Daerah




Pengeluaran rutin adalah semua pengeluaran negara untuk
membiayai tugas-tugas umum pemerintah dan kegiatan operasional
pemerintah pusat , pembayaran bunga atas utang dalam negri dan
utang luar negri , pembayaran subsidi dan pengeluaran rutin
lainnya .
Pengeluaran pembangunan adalah semua pengeluaran negara
untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang dibebankan
pada anggaran belanja pemerintah pusat .
Belanja negara adalah semua pengeluaran negara untuk
membiayai belanja pemerintah pusat dan daerah .
Belanja pemerintah pusat adalah semua pengeluaran negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan .
Anggaran pengeluaran daerah :
Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan
penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahuntahun anggaran berikutnya.
Jenis-Jenis Pembelanjaan Daerah
Secara umum jenis-jenis pembelanjaan daerah dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Belanja rutin yaitu pengeluaran yang secara rutin dibelanjakan oleh
pemerintah daerah , antara lain , untuk :
1)
2)
3)
4)
b.
Belanja gaji
Belanja barang
Belanja pemeliharaan
Belanja perjalanan dinas
Belanja pembangunan yaitu semua jenis pengeluaran untuk kegiatan
pembangunan untuk kegiatan pembangunan di daerah , yang meliputi
pelaksanaan proyek fisik dan nonfisik .
Sifat belanja pengeluaran dapat dibedakan menjadi 2 :
1.
2.
Belanja yang bersifat ekskausif : belanja untuk membeli barang atau
jasa yang langsung dikonsumsi atau dapat menghasilkan barang lain .
Misalnya penyediaan vaksin untuk imunisasi (langsung dikosnumsi) ,
pembelian pesawat atau kapal terbang (dapat menghasilkan
pendapatan untuk memperoleh barang lain)
Belanja yang bersifat transfer belanja untuk kegiatan-kegiatan sosial
yang tidak produktif . Misalnya sumbangan untuk korban bencana
alam , subsidi , beasiswa , dan lain-lain .
Pembiayaan daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah Daerah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan
diterima kembali, yang dalam penganggaran Pemerintah Daerah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
.
Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan
Penerimaan pembiayaan mencakup:
a.
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
b.
Transfer dari Dana Cadangan
c.
Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah
d.
Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan
e.
Penerimaan Piutang
Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum
Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan
modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode
tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal
oleh pemerintah daerah
Pengeluaran pembiayaan mencakup:
a.
Transfer ke Dana Cadangan
b.
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
c.
Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo
d.
Pemberian Pinjaman Daerah
Contoh anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
Contoh anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah
Dampak APBN terhadap Perekonomian Negara





Dengan APBN dapat diketahui arah dalam menjalankan kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh suatu daerah atau suatu negara .
Dalam APBN juga diketahui tujuan serta prioritas pembangunan yang akan
dan sedang dilaksanakan .
APBN dapat dijadikan sebagai gambaran distribusi pendapatan karena
masing-masing sektor dana sudah dialokasikan .
Bagi para pengusaha APBN akan dijadikan bahan untuk menganalisa dan
meramalkan kegiatan apa yang akan dilakukan sehubungan dengan usaha
yang dijalankan .
Dari segi moneter APBN sangat bermanfaat dalam mengkaji masalah
inflasi dan deflasi sehingga apabila masalah inflasi atau deflasi sedang
terjadi dapat dibuat keputusan-keputusan untuk menanggulanginya .
Kebijakan Fiskal Pemerintah
Mencegah pengangguran
a.
Suatu perekonomian dapat mencapai laju pertumbuhan yang dikehendaki melalui
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) , Kondisi ini dapat
terwujud bila pemerintah mampu menambah lapangan kerja sehingga dapat
menampung seluruh tenaga kerja .
Stabilitas harga
b.
1.
Mengubah Pengeluaran Pemerintah Dalam kondisi inflasi , uang yang beredar
melebihi dari yang diperlukan dalam perekonomian .
2.
Mengubah tingkat pajak
Menaikan tarif pajak pendapatan masyarakat sehingga mengakibatkan turunnya tingkat konsumsi
mayarakat .
3.
Pinjaman paksa
Pemerintah memotong gaji oegawai negri sebagai pinjaman pemerintah untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar .
Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal
a.
Kebijakan Anggaran Pembiayaan Fungsional (Functional Finance)
Pengeluaran dan penerimaan pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat
tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan
kesempatan kerja (employment) .
b.
Kebijakan Pengelolaan Anggaran (The managed Budget Approach)
Hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu dibuat guna
memperkecil ketidakstabilan ekonomi sehingga pada suatu saat dapat terjadi
defisit maupun surplus . Kebijakan anggaran defisit adalah pengaturan
pengeluaran negara lebih besar daripada penerimaan negara . Kebijakaan ini
biasa diterapkan dalam keadaan deflasi yaitu suatu keadaan yang menunjukan
jumlah barang-barang dan jasa berkembang lebih cepat daripada
perkembangan jumlah uang . Sedangkan kebijakan anggaran surplus adalah
pengaturan pengeluaran negara lebih kecil daripada penerimaan . Kebijakan ini
biasa diterapkan dalam keadaan inflasi yaitu suatu leadaan jumlah uang yang
beredar berkembang lebih cepat daripada perkembangan jumlah barang dan
jasa .
c.
Kebijakan Stabilitas Anggaran Otomatis (The Stabilizing
Budget)
Dengan kebijakan stabilitas anggaran otomatis , pengeluaran pemerintah
akan ditentukan berdasarkan atas perkiraan manfaat dan biaya
relatif dari berbagai macam program dan pajak akan ditentukan
sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh
.
d.
Kebijakan Anggaran Belanja Berimbang (Belanced Budget
Approach)
Kebijakan anggaran belanja berimbang adalah pembelanjaan secara
seimbang dalam jangka panjang , tetaoi ditempuh defisit pada masa
depresi dan surplus pada masa inflasi .
3. Perpajakan
NO
Perbedaan
Pajak
Retribusi
1.
Tidak ada balas jasa secara langsung
Ada balas jasa secara langsung
2.
Sifatnya tidak dipaksain
Tidak ada paksaan
3.
Berdasarkan undang-undang
Berdasarkan peraturan pemerintah/peraturan
daerah
4.
Tidak bayar maka ada sanksi
Tidak bayar tidak dapat sanksi, tapi tidak dapat
menikmati fasilitas
5.
Digunakan untuk pembangunan secara
nasional dengan didistribusikan secara
merata
Digunakan untuk pembangunan daerah yang
memungut retribusi tersebut
6.
Contoh : PPh, PBB , PPN , PPn BM
Contoh : iuran kebersihan , jalan tol , parkir
a.
Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum .

Iuran yang dibayar oleh rakyat

Diterima oleh pemerintah

Tidak ada balas jasa secara langsung

Digunakan untuk biaya pembangunan
b.
Pengertian Retribusi
Retribusi adalah iuran dari rakyat kepada pemerintah yang sifatnya
tidak dipaksakan dimana dalam pembayarannya terdapat kontra
prestasi secara langsung yang digunakan untuk pembangunan
daerah yang bersangkutan .

Retribusi jasa umum

Retribusi jasa usaha

Retribisi perizinan tertentu
c.
Tata cara dan asas pemungutan pajak
1.
Tata cara pemungutan pajak
•
Official assesment system adalah besar kecilnya objek pajak ditentukan oleh
pemerintah .
•
Full self assesment system adalah besar kecilnya objek pajak ditentukan oleh pihak
ketiga .
Asas pemungutan pajak
2.
Menurut Adam Smih dalam memungut pajak , pemerintah harus memenuhi asas
sebagai berikut :
•
1.
Asas kemampuan untuk membayar (Ability to pay)
2.
Asas kepastian (Certainity)
3.
Asas kesenangan (Conventence)
4.
Asas ekonomi (Economy)
•
Menurut W.J Langen bahwa pajak yang dipungut harus
memenuhi asas-asas sebagai berikut .
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asas manfaat
Asas istimewa
Asas kesejahteraan
Asas pelaksanaan
Asas beban rendah
Asas kesamaan
Asas daya pukul
•
Menurut Adolf Wagner
1.
Asas keadilan : harus benar-benar dikenakan pada seluruh anggota
masyarakat yang memnuhi syarat tanpa pandang bulu .
2.
Asas yuridis : pemungutan pajak harus benar-benar berdasarkan
undang-undang dan mempunyai kekuatan secara hukum .
3.
Asas ekonomis : pajak harus disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan
dan sudah disesuaikan ,
4.
Asas administrasi : pajak harus dicatat dalam pembukaan yang rapih ,
dan mempunyai bukti otentik serta dapat dipertanggung jawabkan .
5.
Asas politik finansial : pajak yang di pungut harus bersifat dinamis dan
pajak yang diterima jumlahnya memadai .
d. Macam-macam pajak
No
Objek Pajak
Tarif
Progresif
Degresif
Proposional
Tetap
1.
Rp 1.000.000
10%
35%
10%
Rp 150.000
2.
Rp 2.000.000
15%
25%
10%
Rp 150.000
3.
Rp 3.000.000
20%
20%
10%
Rp 150.000
4.
Rp 4.000.000
25%
15%
10%
Rp 150.000
5.
Rp 5.000.000
35%
10%
10%
Rp 150.000
Berdasarkan golongan
1)
Pajak langsung (direct tax)
Pajak langsung : pajak yang tidak dapat dilimpahkan kepada orang
lain .
•
Pajak tidak langsung : pajak yan dapat dilimpahkan kepada
orang lain .
•
Berdasarkan lembaga pemungutannya
2)
•
•
Pajak daerah : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah .
Pajak pusat : pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat atau
dirjen pajak .
e. Tarif pajak
1)
2)
3)
4)
Tarif pajak progresif : tarif pajak yang dihitung dengan
cara semakin besar objek pajaknya semakin besar tarifnya .
Tarif pajak degresif : tarif pajak yang dihitung dengan cara
semakin besar objek pajaknya semakin kecil tarifnya .
Tarif pajak proposional : tarif pajak yang di hitung dengan
cara berapa pun objek pajaknya tarifnya akan tetap .
Tarif pajak tetap : tarif pajak yang dihitung dengan cara
berapa pun objek pajaknya , besarnya pajak yang dibayar
sama .
f. Fungsi pajak dalam perekonomian
1)
Fungsi Budgeter
Bahwa pajak sebagai pendapatan utama negara .
2)
Fungsi regulator
Bahwa pajak yang diterima digunakan untuk mengatur kegiatan
ekonomi atau mencapai tujuan .
3)
Fungsi pemerataan
Tingkat ekonomi masyarakat tentu berbeda-beda sehingga
mengakibatkan perbedaan tumbuhan ekonomi antar daerah .
Menghitung pajak
a.
Pajak penghasilan (PPh)
1)
Pengertian pajak penghasilan
Pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditunjukan
kepada masyarakat yang berpenghasilan atau penghasilan yang
diterima dan diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan
negara dan masyarakat hidup berbangsa dan bernegara sebagai
suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya .
Subjek pajak penghasilan
2)
Yang termasuk PPh :

•
•
•
•
•
•
•
Orang pribadi
Warisan yang belum dibagi-bagi
Badan usaha (PT , CV , BUMN )
Lembaga
Dana pensiun
Bentuk badan usaha lainnya
Bentuk usaha tetap
Yang tidak termasuk subjek PPh :

•
•
•
•
Badan perwakilan negara asing
Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan pejabat lain dari negara asing
Organisasi international
Pejabat perwakilan international
Obyek pajak penghasilan
3)
Yang termasuk objek PPh :

•
•
•
•
•
•
•
•
Gaji atau apapun yang diterima berhubungan dengan pekerjaan
Hadiah
Laba usaha
Bunga atau diskonto
Deviden
Sewa
Keuntungan selisih kurs
Piutang tak tertagih
Yang tidak termasuk PPh :

•
•
•
•
•
Zakat
Sumbangan
Harta hibah
Wairsan
Penggantian / pembayaran dari asuransi
Tarif pajak penghasilan
•
Tarif pajak orang pribadi , berdasarkan keputusan
perubahan (berlaku mulai 1 januari 2009)



tarif tunggal 30%
Di turunkan menjadi 28% pada tahun 2009 dan menjadi 25% pada
tahun 2010
Untuk WP badan masuk bursa diberikan tarif 5% lebih rendah dari
tarif yang berlaku .
No Lapisan penghasilan
tarif
1
S.d Rp 50.000.000
5%
2
Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp
250.000.000
15%
3
Di atas Rp 250.000 .000 s.d Rp
500.000.000
25%
4
Diatas Rp 500.000.000
30%
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
No
Keterangan
PTKP / tahun
1
Untuk diri wajib pajak pribadi
Rp 15.840.000
2
Tambahan untuk wajib pajak kawin
Rp 1.320.000
3
Tambahan untuk istri yang memiliki penghasilan lain Rp 15.840.000
dan digabung dengan suami
4
Tambahan untuk setiap anggota keluarga
sederhana dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat , yan menjadi
tanggungan sepenuhnya maksimal tiga orang
Rp 1.320.000
Pajak bumi dan bangunan (PBB)
1)
2)
Pengertian pajak bumi bangunan adalah pajak yang
dikenakan pada bumi / tanah dan bangunan yang dibangun
oada tanah atau bumi tersebut .
Obyek pajak bumi dan bangunan
Yang termasuk obyek pajak bumi bangunan
a)


Bumi : permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya .
Bangunan : konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap
pada tanah atau perairan .
b)
Yang tidak termasuk obyek pajak bumi bangunan :





Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan
tidak untuk mencari keuntungan
Digunakan untuk kuburan , peninggalan purbakala atau yang
sejenis dengan itu .
Merupakan hutan lindung , hutan suaka alam , hutan wisata dan
taman nasional yang di kuasai oleh desa dan tanah negara yang
belum di bebani suatu hak .
Digunakan oleh perwakilan diplomatik , konsultan berdasarkan
atas pembukuan timbal balik .
Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi international .
3. Tarif pajak bumi bangunan
Pada dasarnya bangunan bumi di Indonesia memakai sistem proposal , yaitu
berapa pun jumlah obyek pajak tarifnya sama yaitu 0.3% dari obyek
pajak setelah sebelumnya dikurangi dengan nilai jual obyek pajak setelah
sebelumnya dikurangi dengan nilai jual obyek pajak (NJOP) tidak kena
pajak .
Download