Uploaded by User60593

BAB I, BAB II, BAB III

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2019)
Diajukan Oleh:
M. RIZKIAWAN
NPM 1401190234
MUHAMAD SOPYAN
NPM 1401190166
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia industri semakin pesat seiring dengan
perkembangan teknologi sehingga membuat persaingan usaha menjadi
semakin ketat pula. Untuk memiliki daya saing di pasar, perusahaan perlu
memiliki
keunggulan
kompetitif.
Untuk
menciptakan
keunggulan
kompetitif, perusahaan memerlukan tambahan sumber daya modal yang
besar. Oleh karena itu, perusahaan membuka pendanaan dari berbagai
sumber, diantaranya adalah melalui pasar modal sebagai salah satu cara
agar perusahaan dapat menghimpun dana.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Fungsi kedua
adalah menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Di Indonesia,
pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda,
tepatnya pada tahun 1912 yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda
untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Hingga saat ini pasar
modal di Indonesia, dikenal dengan Bursa Efek Indonesia telah
melaksanakan 2 fungsi d​i atas secara simultan.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan
menggunakan ukuran nilai perusahaan. Menurut Gitman (2006), nilai
perusahaan adalah nilai aktual per lembar saham yang akan diterima
apabila aset perusahaan dijual sesuai harga saham. Menurut Noerirawan
(2012) nilai Perusahaan adalah kondisi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun,
yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, Harmono (2009) berpendapat nilai perusahaan
adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang
dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan
penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan.
Pembentukan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
dari sisi fundamental maupun keadaan dan proyeksi ke depan dari
perusahaan itu sendiri. Hal ini mendasari penelitian faktor apa saja yang
mempengaruhi harga saham tersebut. Variabel yang diduga mempengaruhi
nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, dan
leverage.
Ketiga
variabel
tersebut
dipilih
karena
berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya masih terdapat inkonsistensi performa
atau dampak terhadap nilai perusahaan itu sendiri. Penelitian atas variabel
tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu input tersendiri terutama
bagi investor dalam rangka penanaman modal.
Indikasi nilai perusahaan yang terlihat melalui nilai suatu saham
tidak boleh diterima secara langsung oleh pihak terkait tanpa analisis
mendalam. Pada tahun 2019 Jiwasraya terindikasi gagal bayar asuransi
nasabah yang jatuh tempo karena mengalami tekanan likuiditas. Hal ini
terjadi karena Jiwasraya terindikasi kurang berhati-hati dalam berinvestasi.
Instrumen investasi Jiwasraya diantaranya pada saham PT. Hanson
International Tbk (​MYRX), yang berdasar laman Bisnis.com tanggal 16
Januari 2020, termasuk indeks LQ45 yang seharusnya memiliki performa
yang bagus selama 6 periode sejak Februari 2016 hingga Juli 2018.
Berdasarkan kasus ini, ​stakeholder p​ erlu melakukan analisis lebih
mendalam terkait aspek keuangan dan nilai suatu perusahaan dengan
melihat laporan keuangan perusahaan tersebut.
Profitabilitas menjadi alat untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai rasio profitabilitas maka
kondisi perusahaan semakin baik. Hans Kwee (2018) berpendapat bahwa
Retained on Earnings (ROE) yang tinggi sebagai salah satu indikator
tingginya profitabilitas tidak menjadi jaminan bahwa saham suatu entitas
layak dimiliki investor. Investor juga perlu memperhatikan kondisi bisnis
serta fundamental perusahaan sebelum memilih saham karena hal tersebut
turut mempengaruhi kinerja saham serta kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu terdapat
inkonsistensi mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Menurut penelitian Manoppo et al. (2016), ​Net Profit Margin ​(NPM) yang
merupakan salah satu indikator pengukuran profitabilitas diperoleh
kesimpulan bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena untuk membentuk
nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh harga saham serta nilai buku per
lembar saham. Nilai buku sendiri besarnya dipengaruhi oleh ekuitas
perusahaan dan jumlah saham yang beredar. Jadi meskipun nilai NPM
perusahaan rendah bisa jadi nilai perusahaan lebih besar karena
dipengaruhi oleh faktor yang lain. Hasil penelitian yang berbeda
didapatkan oleh Sudiani et al. (2016). Menurut Sudiani et al.(2016),
profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Namun demikian terdapat hasil penelitian dari Nurminda et
al.(2017) yang menyatakan bahwa ​Return on Equity (ROE) sebagai proksi
profitabilitas berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Banyak penelitian yang telah membahas pengaruh profitabilitas terhadap
nilai
perusahaan
dan
dari
penelitian-penelitian
tersebut
masih
mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini membuat profitabilitas
menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Likuiditas secara umum berarti perihal posisi uang kas suatu
perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Nilai likuiditas yang baik
membuat perusahaan bernilai baik juga di mata para investor. Menurut
Putri et al (2016) likuiditas yang diproyeksikan oleh ​Current Ratio (CR)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan yang
diproyeksikan
oleh
​Price
Book
Value (PBV)
pada perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Namun demikian, Selyn et al (2018) menyatakan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat diartikan
secara parsial bahwa likuiditas di dalam perusahaan dapat menurunkan
nilai perusahaan tersebut. Nilai likuiditas yang berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai
likuiditas maka semakin rendah nilai perusahaan yang tercermin dari harga
saham. Sementara itu menurut Sukarya et al (2019) likuiditas berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terkait faktor
likuiditas yang bervariasi ini membuat faktor likuiditas menarik untuk
dibahas lebih lanjut.
Faktor terakhir yang menarik untuk diteliti lebih jauh terkait nilai
perusahaan adalah leverage. Leverage menunjukkan tingkat utang yang
telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Leverage juga menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Menurut Kadim et al (2019), pengaruh leverage yang diproksikan dengan
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif atau positif tidak
signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan ​price book
value (PBV). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat leverage
yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk, karena besarnya
tingkat ketergantungan modal perusahaan terhadap pihak eksternal.
Dengan demikian apabila leverage perusahaan tinggi, maka harga saham
perusahaan akan menurun karena apabila perusahaan memperoleh laba,
perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar
utangnya kepada pihak eksternal. Namun demikian, Wulandari (2013)
menghasilkan kesimpulan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sementara itu penelitian dari Sukarya et al
(2019) menyatakan bahwa pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan
tidak signifikan.
Hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya di atas, pada setiap
variabel masih terdapat inkonsistensi hasil serta penggunaan variabel yang
cenderung spesifik pada salah satu pengukuran. Pada penelitian yang
dilaksanakan oleh Sukarya et al (2019) mengukur nilai perusahaan dengan
fokus pada nilai PBV dengan membandingkan nilai wajar saham dengan
nilai bukunya, Pada penelitian ini menggunakan tobins’q sebagai
instrumen dalam pengukuran nilai perusahaan. Diharapkan dengan
pendekatan ini akan menghasilkan simpulan yang lebih baik
Lebih jauh, penelitian ini lebih berfokus kepada nilai perusahaan
sektor BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karakteristik
BUMN yang unik serta fungsi BUMN yang juga menyelenggarakan
fungsi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa bagi
masyarakat umum menjadi faktor pembeda dengan perusahaan komersial
lain, sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk dibahas lebih mendalam.
BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam
perekonomian
nasional
berdasarkan
demokrasi
ekonomi. BUMN
mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian
nasional
guna
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.
Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang
Badan Usaha Milik Negara, BUMN didefinisikan sebagai badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan
disebut dengan Perusahaan Perseroan (Persero). BUMN di Indonesia
terbagi menjadi 2 jenis yakni ​listed dan ​non listed​. BUMN ​listed
merupakan perusahaan yang sudah melakukan penawaran saham perdana
ke publik (​go public)​ . Menurut Pasaribu (2010) dengan ​go public,​
pengelolaan BUMN lebih mudah diawasi sehingga aspek transparansi
menjadi hal yang mutlak. Hal ini mendorong transparansi pengelolaan
BUMN dan meningkatkan kinerja perusahaan yang berdampak pada
meningkatnya nilai perusahaan BUMN sesuai dengan harapan investor.
Selain itu, adanya kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan secara
konsisten dan atau menjadikan ​Good Corporate Governance (GCG)
sebagai landasan operasional BUMN, diharapkan nilai BUMN akan
menjadi lebih maksimal dan dapat meningkatkan kontribusinya bagi
perekonomian nasional. Bahkan lebih jauh, penerapan GCG dapat
meningkatkan iklim investasi nasional.
Dikutip dari laman bisnis.com pada tanggal 14 Maret 2019, sebuah
artikel yang berjudul “Menilik Besarnya Potensi BUMN untuk Go Public“
menjelaskan bahwa estimasi total laba 20 emiten BUMN senilai Rp150
triliun atau setara 80% dari jumlah yang dihasilkan seluruh perseroan pelat
merah pada 2018. Estimasi pencapaian laba bersih itu menggambarkan
bagaimana keuntungan dari 20 emiten BUMN mampu mencapai dua
pertiga dari total yang dihasilkan 114 perseroan pelat merah. Besarnya
nilai laba 20 emiten BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia
terhadap seluruh perseroan yang dimiliki Pemerintah menunjukkan betapa
besar porsi laba dari 20 BUMN tersebut. Kinerja keuangan BUMN
tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang menggambarkan nilai
perusahaan tersebut dan dapat dinilai juga dari nilai saham perusahaan
karena nilai saham menggambarkan kondisi terkini dan aktual tentang
perusahan tersebut di mata investor maupun pelaku pasar secara
keseluruhan.
Melihat kaitan antara tiga variabel profitabilitas, likuiditas, dan
leverage yang variatif terhadap nilai perusahaan berdasar penelitian
sebelumnya yang masih terdapat inkonsistensi ​serta kontribusi laba
BUMN yang melantai di pasar modal sangat besar terhadap laba perseroan
pemerintah secara keseluruhan, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang analisis Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap
nilai perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan
leverage ​terhadap nilai perusahaan BUMN Publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2019. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang menggunakan sumber data sekunder. Sumber utama data
sekunder yang digunakan adalah data laporan keuangan perusahaan
BUMN yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian masalah yang dijelaskan, rumusan masalah yang
dapat dikemukakan adalah:
1) Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2) Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
​Leverage
3) Apakah
​perusahaan
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1) Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2) Mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap nilai perusahaan.
3) Mengetahui
pengaruh
​Leverage p​ erusahaan
terhadap nilai
perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
Secara
teori
penelitian
ini
diharapkan
akan
mampu
membandingkan dan/atau membuktikan teori yang selama ini ada dan
digunakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan secara empiris
dampak dari profitabilitas, likuiditas, dan ​leverage​, yaitu teori signaling.
Oleh sebab itu, pada praktiknya dapat menjadi inputan positif dalam
menganalisis dan mempertimbangkan perusahaan yang sekiranya dapat
dijadikan tempat berinvestasi bagi investor dan juga bagi perusahaan
investee sebagai informasi tambahan dalam efektifitas pengembangan
perusahaan.
F. Sistematika Pembahasan
Mini skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap
bab tersebut akan berisi pembahasan sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup
dan batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika pembahasan yang menggambarkan garis
besar/ pokok-pokok pembahasan secara menyeluruh.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang diambil dari
bermacam literatur yang dianggap relevan dengan penelitian, hasil
penelitian terdahulu, kerangka penelitian, serta pengembangan hipotesis
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai gambaran umum dan alasan pemilihan
objek penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian dan definisi operasional variabel, model penelitian,
cara pengujian hipotesis yang terdiri dari metode pengumpulan data dan
metode analisis data, serta hasil yang diharapkan.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan deskripsi data hasil penelitian, pengujian asumsi
klasik, pengujian hipotesis, persamaan regresi hasil analisis data, dan
contoh penggunaan persamaan regresi untuk menentukan hubungan
antar variabel.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang
dilakukan. Pernyataan-pernyataan singkat sebagai simpulan akan
menjadi jawaban atas masalah penelitian. Selain itu, akan disampaikan
keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori ​Signalling
Teori Signalling atau teori sinyal yang dikembangkan oleh (Ross,
1977), menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi
lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan
informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya
meningkat. Menurut Brigham dan Houston (2014) ​Signalling Theory
merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi
petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen terkait prospek
perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal yang diberikan dapat berupa
informasi mengenai tindakan yang telah dilaksanakan manajemen untuk
mencapai tujuan investor. Manajemen perusahaan tentunya memiliki
informasi mengenai prospek dan risiko perusahaan yang lebih banyak dan
detail dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh pemegang
saham. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan informasi yang dikenal
sebagai asimetri informasi. Dengan mempertimbangkan adanya kondisi
ketidakseimbangan informasi ini, ​Signalling Theory menjadi pemicu bagi
manajemen perusahaan untuk menyediakan informasi yang relevan dan
andal untuk mengurangi dampak asimetri informasi. Sinyal positif yang
disajikan melalui laporan keuangan akan dapat memberikan dampak
positif bagi pertumbuhan perusahaan sehingga berimplikasi kepada
kenaikan nilai perusahaan.
Kaitan teori ​signalling ini dengan nilai perusahaan sangat erat,
bagaimanapun dalam kerangka yang diamini masyarakat nilai perusahaan
yang salah satu indikatornya tercermin pada nilai saham di Bursa Efek
yang dapat diamati pergerakannya dari masa ke masa, baik naik atau
turun, dengan mudah mengingat data yang dapat dengan mudah diperoleh
sebagai sarana keterbukaan informasi. Sebuah berita tentang akuisisi
Pinehill oleh Indofood langsung mempengaruhi saham INDF secara
signifikan, begitu pula pada masa-masa jelang pembagian dividen, harga
saham yang jadi acuan nilai perusahan cenderung naik dan kemungkinan
besar akan turun lagi jika telah terjadi pembagian dividen berdasar
pengalaman tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi performa perusahaan
juga perlu dipertimbangkan sebagai “sinyal” lain yang tak kalah kuat.
Selain itu bentuk penerapan ​Good Corporate Governance ​(GCG)
yang semakin baik dengan didukung oleh faktor internal dalam perusahaan
BUMN dengan mengedepankan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan
dalam tata kelola perusahaan. Dengan penerapan GCG yang akan
mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang lebih bersih,
transparan, serta profesional tentunya akan turut mengurangi asimetri
informasi yang didapat oleh investor sehingga akan memperkuat informasi
yang tersedia bagi investor.
2. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan,
2000). Brigham dan Houston (2011) mengatakan bahwa nilai perusahaan
yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham
(Widyantari & Yadnya, 2017). Seorang manajer perusahaan juga dituntut
untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham yaitu
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Nilai perusahaan adalah ukuran keberhasilan manajemen suatu perusahaan
dalam menjalankan operasi bisnis di masa lalu dan prospek bisnis di masa
yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham (Chandra, 2007).
Nilai perusahaan akan meningkat apabila investor menangkap adanya
informasi positif yang dapat berpengaruh terhadap prospek bisnis
perusahaan dimasa depan dan dapat tercermin pada harga saham
perusahaan.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan beberapa metode. Nilai perusahaan
dapat diukur dengan menggunakan harga saham menggunakan rasio yang
disebut rasio penilaian Menurut I Made Sudana (2011) Rasio Penilaian
adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan
yang telah diperdagangkan di pasar modal (​go public)​ .
Rasio yang dimaksud dapat memberikan informasi mengenai berapa harga
atau nilai perusahaan berdasarkan kinerja keuangan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Beberapa rasio tersebut adalah:
a. Price Earning Ratio​ (PER)
Rasio ini mengukur tingkat penghitungan harga saham suatu
perusahaan
dibandingkan
dengan
pendapatan
perusahaan.
Dirumuskan:
PER = ​Stock Price​ : ​Earning per share
b. Dividend Yield
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan investor dari besar
dividend terhadap investasinya. Dirumuskan:
Dividend Yield = Dividen per lembar saham : Nilai Pasar per
lembar Saham
c. Dividend Payout Ratio
Rasio ini mengukur tingkat bagian laba bersih setelah pajak yang
diberikan kepada investor dalam bentuk dividen. Dirumuskan:
Dividend payout ratio​ = ​Dividend​ : ​Earning after tax
d. Market to Book Value Ratio​ (MBV)
Rasio ini mengukur tingkat nilai wajar harga saham terhadap nilai
bukunya. Dirumuskan:
MBV = Harga pasar saham : Nilai buku saham
Harga saham didapatkan dari harga penawaran dan permintaan investor di
bursa saham sehingga dapat dijadikan acuan nilai dari perusahaan.
Semakin tinggi harga saham begitu pula berarti semakin tinggi pula nilai
perusahaan di mata investor, apalagi bagi BUMN yang merupakan
perusahaan terbuka sehingga nilai ini menjadi sedemikian penting.
3. Karakteristik BUMN
Definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Di dalam pasal 2 terdapat penjabaran mengenai
maksud dan tujuan pendirian BUMN, yaitu :
a. memberikan
sumbangan
bagi
perkembangan
perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
b. mengejar keuntungan;
c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak;
d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
BUMN sendiri memiliki bentuk yang berbeda menurut fungsinya serta
besaran kepemilikan saham Pemerintah. Terdapat 3 bentuk BUMN yaitu:
a. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah
BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi
dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh
satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
b. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero
Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan
penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
c. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
BUMN merupakan suatu badan usaha yang sebagian atau seluruh
modalnya dimiliki oleh negara. Badan usaha ini didirikan untuk mengejar
keuntungan
sebagai
pemasukan
negara
dan
menjadi
pemacu
perekonomian nasional dalam persaingannya dengan perusahaan swasta.
Dengan adanya BUMN diharapkan dapat menyediakan barang dan jasa
publik serta menjadi motivasi dan penggerak sektor ekonomi di berbagai
bidang lainnya.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait
profitabilitas perusahaan
telah dilakukan
sebelumnya oleh Manoppo et al. (2016), Sudiani et al. (2016), dan
Nurminda et al. (2017). Menurut penelitian Manoppo et al. (2016) yang
menggunakan sampel perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode
2011-2014, menggunakan metode analisis data regresi linier berganda
dengan program SPSS didapatkan hasil analisis bahwa ROE dan NPM
yang
merupakan
salah
satu
indikator
pengukuran
profitabilitas
berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian yang berbeda didapatkan oleh Sudiani et al. (2016), dengan
metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis
regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22 ​for windows
mendapatkan kesimpulan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun demikian terdapat hasil
penelitian dari Nurminda et al. (2017) yang menggunakan populasi
perusahaan manufaktur sub sektor barang dan konsumsi yang terdaftar di
BEI periode 2012-2015 serta menggunakan teknik pemilihan sampel
purposive sampling dalam penelitiannya. Dengan menggunakan metode
analisis statistik deskriptif dan regresi data panel mendapatkan hasil
penelitian bahwa profitabilitas berhubungan positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah membahas
pengaruh
profitabilitas
terhadap
nilai
perusahaan
dan
dari
penelitian-penelitian tersebut masih mendapatkan hasil yang berbeda.
Penelitian terkait likuiditas perusahaan telah banyak dilakukan
sebelumnya. Menurut Putri et al (2016) yang menggunakan metode
analisis data regresi berganda dengan program SPSS versi 20 untuk
menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel independen, menyimpulkan bahwa likuiditas yang diproyeksikan
oleh ​Current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diproyeksikan oleh ​Price Book Value (PBV) pada
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2014. Namun demikian, Selin et al (2018) yang melakukan
pengujian terhadap perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 dengan menggunakan metode
analisis data regresi berganda berkesimpulan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu menurut
Sukarya et al (2019) yang melakukan pengujian terhadap perusahaan sub
sektor food and beverages dengan metode pengumpulan sampel
menggunakan pendekatan ​non-probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Dengan menggunakan metode analisis data model
regresi berganda menggunakan program SPSS versi 20 menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Salah satu penelitian yang dilaksanakan untuk menguji leverage
dilakukan oleh Kadim et al (2019) yang menggunakan metode analisis
data berupa metode analisis regresi data panel untuk menentukan salah
satu dari tiga pendekatan regresi panel yang akan digunakan yaitu
ordinary least square (OLS). Menurut Kadim et al (2019), leverage
berpengaruh negatif atau positif tidak signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Namun demikian, Wulandari (2013) yang menggunakan
populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2011, dengan 56 sampel yang dipilih diolah menggunakan
purposive sampling​, dengan menggunakan metode analisis data berupa
analisis deskriptif dan analisis interferensial menghasilkan kesimpulan
bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu penelitian dari Sukarya et al (2019) yang melakukan
pengujian terhadap perusahaan sub sektor ​food and beverages dengan
metode pengumpulan sampel menggunakan pendekatan ​non-probability
sampling dengan teknik ​purposive sampling. Dengan menggunakan
metode analisis data model regresi berganda menggunakan program SPSS
versi 20, ​didapatkan hasil bahwa pengaruh leverage terhadap nilai
perusahaan tidak signifikan.
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan penjelasan penelitian terdahulu diatas
maka terbentuk kerangka dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dari profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap
nilai suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini dapat digambarkan hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini ada tiga yaitu profitabilitas yang dilambangkan dengan (X​1​),
kemudian likuiditas (X​2​), dan Leverage (X​3​). Variabel dependen pada
penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang dilambangkan dengan (Y).
Dengan demikian kerangka penelitian ini dapat dirangkum melalui
diagram dibawah ini:
Diagram II.1 Kerangka Penlitian
Sumber: Diolah dari latar belakang, teori, dan penelitian sebelumnya
Melalui kerangka penelitian di atas, penelitian ini menguji
bagaimana pengaruh dari variabel independen berupa profitabilitas,
likuiditas, dan leverage yang dilambangkan dengan notasi X (X​1​, X​2​, dan
X​3​)
terhadap
variabel
dependen
berupa nilai perusahaan
yang
dilambangkan dengan notasi Y. Penelitian ini juga menggunakan variabel
kontrol, yaitu ukuran perusahaan (X​4​). Dengan demikian, pengambilan
variabel telah disusun sesuai dengan kerangka pemikiran yang ditunjukkan
pada diagram II.1.
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Dalam teori
sinyal (​signalling theory​)​, ​manajemen
perlu
mengurangi adanya asimetri informasi antara manajemen dan investor.
Oleh sebab itu, manajemen akan menginformasikan kepada pemegang
saham bahwa segala keputusan yang diambil manajemen telah sesuai
dengan kepentingan para pemegang saham. Sinyal yang diberikan
memproyeksikan capaian kinerja dan proyeksi keuntungan yang telah
direalisasikan oleh perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan.
Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan perusahaan adalah profitabilitas. ​Menurut Sudiani et al.(2016),
profitabilitas yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan
yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan
permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan
nilai perusahaan yang meningkat. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Nurminda et al.(2017) bahwa ​Return on Equity (ROE) sebagai proksi
profitabilitas berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian tersebut maka sementara
dapat diajukan hipotesis awal bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
H​1​: Diduga profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
2. Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan teori sinyal dalam upaya meminimalisir informasi
yang diterima oleh pihak eksternal perusahaan dari internal perusahaan,
diperlukan adanya data dan informasi yang valid dari adanya laporan
keuangan perusahaan. Salah satu data atau informasi tersebut adalah
mengenai likuiditas perusahaan.
Menurut Sukarya et al (2019) Perusahaan yang baik salah satu
kriterianya adalah memiliki likuiditas yang baik karena dianggap memiliki
persepsi positif terhadap kondisi yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan dimata investor. Hal ini disebabkan karena dengan optimalnya
tingkat likuiditas, maka perusahaan mampu untuk melakukan banyak
aktivitas mulai dari operasional, investasi, juga pembagian dividen. Hal ini
berujung pada meningkatnya nilai perusahaan di mata investor.
Berdasarkan analisis ini diajukan hipotesis bahwa likuiditas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga didukung penelitian dari
Putra dan Lestari (2016) yang menyatakan likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dibuat
hipotesis awal bahwa likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H​2​: Diduga likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
3. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan teori sinyal dalam upaya meminimalisir informasi
yang diterima oleh pihak eksternal perusahaan dari internal perusahaan,
diperlukan adanya data dan informasi yang valid dari adanya laporan
keuangan perusahaan. Salah satu data atau informasi tersebut adalah
mengenai struktur modal dan pendanaan perusahaan. Pihak eksternal perlu
mengetahui hal ini untuk mengetahui ​sustainability p​ erusahaan tersebut
dengan meninjau risiko yang mungkin hadir dengan tingkat leverage dari
perusahaan itu sendiri. Jika proporsi pendanaan mayoritas berasal dari
utang pihak ketiga dalam jenis usaha secara umum maka ini merupakan
sinyal yang kurang disukai oleh pihak eksternal karena berpotensi
terhambatnya aktivitas dan pengembangan usaha di masa depan jika
terjadi gagal proyek atau gagal bayar.
Menurut Putri dan Ukhiryawati (2016) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Leverage dalam perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
peningkatan utang atau semakin besar utang perusahaan maka semakin
besar nilai aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi
nilai DAR, maka semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut diatas,
maka dibuat hipotesis awal bahwa leverage berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
H​3​: Diduga leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Terkini dan Alasan Pemilihan Objek Penelitian
BUMN yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 20
perusahaan dan tercatat dalam indeks IDX-BUMN20. Adapun rincian
kapitalisasi per perusahaan sebagai berikut:
Tabel III.1 BUMN yang terdaftar di BEI
(dalam Rupiah Indonesia)
No.
BUMN
Kode
Kapitalisasi
Persen
1
PT Adhi Karya
(Persero) Tbk
ADHI
4.183.998.016.800
0,058%
2
PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk
ANTM
20.185.842.369.000
0,280%
3
PT Bank BNI
(Persero) Tbk
BBNI
144.928.033.660.050
2,008%
4
PT Bank BRI
(Persero) Tbk
BBRI
537.294.348.360.000
7,444%
5
PT Bank BTN
(Persero) Tbk
BBTN
22.226.292.000.000
0,308%
6
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
BMRI
354.584.999.984.650
4,913%
7
PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk
GIAA
12.891.514.974.492
0,179%
8
PT Indofarma
(Persero) Tbk
INAF
2.696.362.725.000
0,037%
9
PT Jasa Marga
(Persero) Tbk
JSMR
37.559.483.460.000
0,520%
10
PT Kimia Farma
(Persero) Tbk
KAEF
6.942.499.998.750
0,096%
11
PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk
KRAS
5.881.304.657.600
0,081%
12
PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk
PGAS
52.604.072.785.320
0,729%
13
PT Tambang Batubara PTBA
Bukit Asam (Persero)
Tbk
30.644.953.605.000
0,425%
14
PT Pembangunan
Perumahan (Persero)
Tbk
PTPP
9.826.837.306.090
0,136%
15
PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk
IPO JUNI 2013
SMBR
4.370.315.107.840
0,061%
16
PT Semen Gresik
(Persero) Tbk
SMGR
71.178.240.000.000
0,986%
17
​PT Timah (Persero)
Tbk
TINS
6.144.396.599.550
0,085%
18
PT Telkom (Persero)
Tbk
TLKM
393.276.999.902.000
5,449%
19
PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk
WIKA
17.850.203.230.280
0,247%
20
PT Waskita Karya
(Persero) Tbk
IPO DES 2012
WSKT
20.157.317.235.000
0,279%
1.755.428.015.977.420
24,322%
TOTAL
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Alasan utama memilih BUMN sebagai objek penelitian adalah
karena hampir seperempat dari total kapitalisasi dana di pasar modal
Indonesia atau sebesar 24,322% dikuasai oleh perusahaan BUMN yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dalam data
kapitalisasi pasar per Desember 2019, dimana beberapa saham perusahaan
BUMN termasuk dalam Big Cap (​ Emiten dengan kapitalisasi pasar
terbesar) dengan dua dari tiga terbesar dipegang oleh perusahaan BUMN
berturut-turut di posisi kedua dan ketiga yaitu BBRI dan TLKM.
Selain itu, BUMN juga melaksanakan penerapan ​Good Corporate
Governance (​ GCG) secara konsisten, sehingga diharapkan semua nilai
yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkepentingan atas perusahaan
(​Stakeholders​) dapat diberdayagunakan secara optimal dan menghasilkan
pola hubungan ekonomis yang saling menguntungkan. Apalagi di era saat
ini lingkungan bisnis bersifat dinamis dan terus berkembang, sehingga
penerapan tata kelola perusahaan perlu untuk disesuaikan dengan kondisi
internal maupun eksternal yang ada sesuai dengan fungsi pemerintah
sebagai regulator yang bila dilaksanakan dengan berkesinambungan akan
membantu mencapai standar kerja yang terbaik bagi BUMN.
BUMN sebagai perusahaan yang sebagian besar kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh Negara memiliki berbagai sektor lini industri yang
dihuni oleh emiten BUMN dengan salah satu tujuannya adalah
bertanggung jawab atas penyediaan jasa dan barang yang berkualitas
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Disatu sisi BUMN dituntut
untuk menjadi penjamin kebutuhan masyarakat yang sangat dimungkinkan
dapat mengorbankan sumber daya perusahaan dalam proses penyediaan
barang dan jasa tersebut, namun disisi lain BUMN yang telah tercatat di
Bursa Efek Indonesia perlu untuk mencapai keuntungan operasional
sehingga dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan
investasi ke perusahaan BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa BUMN perlu
melaksanakan tata kelola serta manajemen sumber daya dengan lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan sektor privat yang tujuan utamanya
adalah mengejar keuntungan sehingga dapat mencapai keunggulan
kompetitif di mata para calon investor.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan kepada
pengumpul data, misalnya melalui pihak lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2015). Namun demikian, data sekunder yang digunakan tidak
boleh sembarangan, melainkan data dari pihak kedua atau ketiga yang
merupakan
rilis
resmi
dari
pihak
pertama
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan, diantaranya data Laporan Keuangan Perusahaan
yang menjadi bagian dari keterbukaan data dan informasi yang
disampaikan kepada BEI sebagai pengumuman dan pertanggungjawaban
juga terhadap stakeholder terkait. Jenis data yang digunakan adalah data
panel. Data panel merupakan gabungan antara data ​time series (runut
waktu) dan data ​cross section ​(antar ruang). Data ​time series mencakup
periode tahun 2012 s.d. 2019, sedangkan data ​cross section mencakup
perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
tersebut.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber utama
dari situs web Bursa Efek Indonesia. Selain itu sumber data dari situs web
Kementerian BUMN, situs web lembaga lainnya yang terkait, dan literatur
tertulis yang berkaitan dengan penelitian ini menjadi sumber pendukung.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, populasi mencakup seluruh perusahaan BUMN yang
melantai di BEI selama periode penelitian. Pengertian dari sampel adalah
sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu
mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar, 2007).
Menurut (Sugiyono, 2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling​. Menurut (Arikunto, 2010) ​purposive sampling
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,
random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Demikian pula menurut (Sugiyono, 2015) ​sampling purposive a​ dalah
teknik penentuan sampel dengan petimbangan tertentu. Dengan demikian,
suatu kriteria tertentu menjadi dasar dalam penentuan sampel penelitian.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel antara lain:
1. Perusahaan BUMN dan anak BUMN telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Telah terdaftar (IPO) di BEI per 31 Desember 2011
3. Memiliki data keuangan lengkap yang terpublikasi untuk periode tahun
2012 s.d. Tahun 2019.
Untuk menjaga relevansi data laporan keuangan sesuai dengan kondisi
terkini perusahaan, pengumpulan data dilakukan pada informasi laporan
keuangan yang tersedia untuk tahun anggaran 2012 s.d. 2019.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Lubis (2018) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang
dijadikan objek yang akan diamati dalam penelitian atau yang menjadi
pusat perhatian peneliti untuk dilakukan observasi atau diukur. Variabel
sebagai atribut atau objek yang memiliki keunikan dan perbedaan dengan
objek lainnya. Variabel ini harus dapat diukur sehingga dapat diolah dan
ditarik sebuah kesimpulan setelah diteliti. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen
Sugiyono (2015) mendefinisikan variabel independen atau variabel bebas
sebagai variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel ini mempunyai
pengaruh terhadap perubahan pada variabel lain. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain (variabel terdampak).
Ada tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Profitabilitas
Profitabilitas menjadi alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Proksi yang digunakan adalah NPM (​Net Profit
Margin)​ .
otal Laba Bersih
NPM = T otal PT endapatan
P erusahaan
b. Likuiditas
Likuiditas secara umum berarti perihal posisi uang kas suatu perusahaan
dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh
tempo tepat pada waktunya. Proksi yang digunakan adalah CR (​Current
Ratio​).
CR
=
c. Leverage
Aktiva Lancar
U tang Lancar
Leverage menunjukkan tingkat utang yang telah dikeluarkan oleh suatu
perusahaan. Leverage juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Pada penelitian ini, variabel
leverage diukur dengan DER (​Debt to Equity Ratio​)
DER =
T otal U tang
T otal Ekuitas
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2015), variabel dependen atau variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel independen. Variabel dependen disebut juga variabel
terikat karena kondisi atau variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi
variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan proksi PBV.
PBV
=
Harga Saham
N ilai Buku Saham
3. Variabel Kontrol
Menurut Sugiyono (2015) variabel yang dikendalikan sedemikian
sehingga konstan atau tetap agar pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar/faktor lain yang tidak diteliti.
Dalam penelitian ini terdapat variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva dan jumlah penjualan (Ferry dan Jones dalam
Sujianto, 2001). Perusahaan yang memiliki total aset dengan nilai yang
besar menunjukkan posisi perusahaan telah konstan dan bukan sekedar
dalam pertumbuhan sehingga arus kas perusahaan sudah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang lebih
panjang​ (going concern).
Selain itu aset perusahaan yang besar akan membuat perusahaan lebih
stabil dibandingkan perusahaan kecil, karena memiliki kontrol yang lebih
baik terhadap kondisi pasar, kuat terhadap tantangan ekonomi, sehingga
dapat bertahan dan berkembang lebih baik.
Tabel III.2 Ringkasan Proksi Variabel
No
Variabel
Proksi
1
Profitabilitas (X​1​)
X​1​ = NPM
2
Likuiditas (X​2​)
X​2​ = CR
3
Leverage (X​3​)
X​3​ = DER
4
Ukuran Perusahaan (X​4​)
X​4​ = Total Aktiva
5
Nilai Perusahaan (Y)
Y = PBV
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
E. Model Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen ukuran Profitabilitas (X​1​), Likuiditas (X​2​), dan Leverage (X​3​)
serta Ukuran Perusahaan (X​4​) sebagai Variabel Kontrol terhadap nilai
perusahaan (Y) sebagai variabel dependen. Selain itu penelitian ini juga
menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian ini
menggunakan beberapa alat analisis yaitu: Analisis Statistik Deskriptif,
Uji Asumsi Klasik, dan Pengujian hipotesis ​yang dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
seberapa besar (atau bahkan tidak ada) pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Dalam analisis regresi akan dikembangkan
persamaan regresi yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel
dependen dan nilai variabel independen yang diketahui, karena penelitian
ini menggunakan satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel
independen maka regresi berganda sangat cocok ​untuk digunakan. Hasil
analisis regresi ini akan berupa koefisien diperoleh dengan cara
memprediksi nilai variabel dependen dengan persamaan regresi sebagai
berikut:
Dimana:
Y
= Nilai Perusahaan
𝛂
= nilai konstanta
β​1​,β​2​,β​3, β​
​ 4
= koefisien regresi
X​1
= profitabilitas
X​2
= likuiditas
X​3
= leverage
X​4
= ukuran perusahaan
e
= error
Penggunaan model penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan hasil
yang relevan dan andal sesuai dengan kebutuhan penelitian.
F. Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2015), teknik analisis data penelitian kuantitatif
mencakup statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu dengan regresi
data panel.
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data
objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat generalisasi (Sugiyono, 2015). Dalam statistik
deskriptif, menurut (Sugiyono, 2015) juga data dapat disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus,
mean, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dan deviasi standar, serta perhitungan
persentase . Metode analisis ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan
data sampel yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria.
2. Pemilihan model regresi
Penelitian ini menggunakan regresi data panel untuk menguji pengaruh
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Terdapat tiga model
dalam regresi data panel, antara lain:
a. ​Common Effect​ Model
Model ini merupakan model yang sederhana karena mengkombinasikan
data antar waktu (​time series)​ dan antar individu (​cross section​) sebagai
satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan individu
(Widarjono, 2007) sehingga diasumsikan perilaku data antar individu
adalah sama dalam rentang waktu tertentu.
b. ​Fixed Effect​ Model
Menurut Gujarati (2004), model ​fixed effect menggunakan variabel
dummy untuk menangkap perbedaan data antar waktu dan antar individu.
Model ini mengasumsikan slope antarindividu atau antar waktu adalah
tetap dan ​intercept​ antar waktu adalah sama, tetapi antar individu berbeda.
c. ​Random Effect​ Model
Model ini menggunakan variabel pengganggu (​error term​) untuk
mengganti penggunaan variabel dummy pada ​fixed effect model (Gujarati,
2004).
3. Uji asumsi klasik
Untuk menghasilkan hubungan yang jelas, maka diperlukan uji asumsi
klasik untuk memastikan bahwa penelitian ini bebas dari penyimpangan
asumsi klasik. Uji ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah residual (kesalahan
pengganggu) dalam regresi memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016).
Uji ini diperlukan karena nilai residu akan terdistribusi normal atau merata
jika data yang diteliti terdapat normalitas.
b. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah antar variabel
independen dalam model regresi saling berhubungan atau tidak. Pada
model regresi yang ideal seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Jika terdapat hubungan antar variabel independen yang tinggi
maka data tersebut tidak ideal.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Apabila varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model
regresi yang ideal adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antara residual atau error pada periode (T) dengan
residual atau error pada periode sebelumnya (T-1). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
4. Uji regresi data panel
a. Uji koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R-squared atau R​2​) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016). Rentang nilai R​2 berada antara nol dan satu.
Nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
b. Uji signifikansi simultan (uji F)
Uji signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2009).
c. Uji signifikansi parameter individual (uji T)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2016).
G. Hasil Yang Diharapkan
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan
mampu menjelaskan pengaruh dan signifikansi variabel independen yang
diteliti yaitu profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap variabel
independen penelitian ini yaitu nilai perusahaan sesuai dengan hipotesis
yang telah diajukan sebelumnya. Apabila hasil penelitian tidak seperti
yang diharapkan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
untuk dibandingkan dengan penelitian lain. Perbedaan hasil penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh perbedaan sampel
dan teknik analisis yang digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemilihan Sampel
Penggunaan metode ​Purposive Sampling dalam penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Populasi
penelitian ini mencakup seluruh perusahaan BUMN yang telah terdaftar di BEI
selama periode penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan
sampel antara lain:
1. Perusahaan BUMN dan anak BUMN terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan BUMN induk telah terdaftar (IPO) per 31 Desember 2011.
3. Memiliki data keuangan lengkap yang terpublikasi untuk periode tahun 2012
s.d. tahun 2019.
Untuk menjaga relevansi data laporan keuangan sesuai dengan kondisi
terkini perusahaan, pengumpulan data dilakukan pada informasi laporan keuangan
yang tersedia untuk tahun anggaran 2012 s.d. 2019 sesuai dengan populasi yang
dijelaskan pada BAB III.
Tahap pertama pengambilan ​purposive sampling ini adalah memasukkan
data perusahaan BUMN dan anak BUMN yang menjadi objek penelitian dan
terdaftar di BEI pada 2012 hingga 2019. Tahap kedua dalam penelitian ini adalah
memilih perusahaan BUMN induk yang telah terdaftar. Tahap ketiga memilih
perusahaan BUMN yang memiliki atau telah melaporkan Laporan Keuangannya
dengan lengkap yang sesuai dengan penelitian ini. Laporan Keuangan yang tidak
lengkap dapat disebabkan banyak hal diantaranya seperti perusahaan belum
terdaftar, mengalami pengeluaran dari list BEI, dan/ atau belum melaporkan
Laporan Keuangan sesuai dengan periode atau kebutuhan penelitian ini. Jumlah
sampel pada tiap tahapan ​purposive sampling ​dinyatakan dalam tabel berikut.
No
Tabel IV.1 ​Purposive Sampling​ untuk menentukan Populasi Sampel
Keterangan
Jumlah
1
Perusahaan yang terkategori BUMN dan
anak BUMN yang terdaftar di BEI
21 Perusahaan
2
Perusahaan BUMN induk yang terdaftar 12 Perusahaan
(sudah IPO) per 31 Desember 2011
3
Memiliki data keuangan lengkap yang 12 Perusahaan
terpublikasi untuk periode tahun 2012 s.d.
tahun 2019.
Sampel Penelitian
Jumlah Tahun
Total Sampel Observasi
12 Perusahaan
8 Tahun
96 Observasi
Sumber: Diolah dari laman ​www.​idx.co.id
Berdasarkan data olahan diatas didapatkan jumlah sampel penelitian
berjumlah 12 perusahaan dalam 8 tahun yaitu tahun 2012-2019, sehingga total
sampel observasi penelitian ini sejumlah 96 observasi.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan kegiatan setelah seluruh data
terkumpul (Sugiyono, 2016). Tujuan analisis data adalah untuk memberikan
gambaran data kepada pembaca sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Ada dua macam analisis data dengan metode statistik, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data dengan
menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016).
Analisis statistik deskriptif meliputi mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan
standar deviasi setiap variabel. Mean adalah nilai rata-rata setiap variabel untuk
seluruh observasi dalam tahun tertentu. Median adalah nilai tengah dari
sekelompok data observasi. Nilai maksimum (maximum) dan minimum
(minimum) merupakan nilai tertinggi dan terendah dari data observasi. Standar
deviasi menggambarkan seberapa dekat titik data individu ke nilai rata-ratanya.
Ringkasan statistik deskriptif penelitian ini disajikan pada Tabel IV.2.
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
PBV
2.008
1.759
7.243
0.298
1.226
1.223
5.311
Tabel IV.2 Analisis Statistik Deskriptif
NPM
CR
DER
0.123
1.180
3.969
0.113
1.326
2.959
0.448
2.209
11.396
-0.356
0.277
0.373
0.130
0.365
2.937
-0.389
-0.557
0.810
3.947
3.472
2.884
SIZE
32.198
31.712
34.887
29.694
1.460
0.356
1.956
Jarque-Bera
Probability
45.31
0.000
6.016
0.049
5.860
0.053
10.544
0.0051
6.388
0.041
Sum
192.769
Sum Sq. Dev. 142.830
11.83968
1.611530
113.294
12.639
381.004
819.424
3090.9
202.39
Observations 96
96
96
96
96
Interpretasi atas data statistik deskriptif di atas adalah sebagai berikut
1. Variabel PBV memiliki nilai mean 2.008, median 1.7588, serta maksimum
7.2426 dan minimum 0.2983. Hal ini menunjukkan range data yang cukup
luas dengan dominasi data dibawah 2.
2. Variabel NPM memiliki nilai mean 0.12333, median 0.11305, serta
maksimum 0.4478 dan minimum -0,3558. Hal ini menunjukkan data lebih
terdistribusi secara merata dengan performa objek terdapat positif dan
negatif.
3. Variabel CR memiliki nilai rata-rata 1.180146, median 1.325700, serta
maksimum 2.209000 dan minimum 0.277000. Hal ini menunjukkan
bahwa terdistribusi secara merata dengan nilai performa positif.
4. Variabel DER memiliki nilai mean 3.968794, median 2.95865, serta
maksimum 11.3958 dan minimum 0.3725. Hal ini menunjukkan bahwa
objek penelitian memiliki tingkat keragaman yang tinggi terutama dalam
pengelolaan leverage.
5. Variabel Size memiliki nilai rata-rata 32.19762, median 31.71190, serta
maksimum 34.88715 dan minimum 29.69434. Hal ini menunjukkan
bahwa objek penelitian memiliki tingkat keragaman yang rendah berkaitan
dengan ukuran perusahaan.
C. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Ada beberapa model dalam pengolahan regresi data panel, diantaranya
Common Effect Model, Fixed Effect Model, ​dan ​Random Effect Model.​ Dengan
menggunakan serangkaian hasil pengujian, yaitu uji chow​, u​ ji lagrangian
multiplier, dan uji hausman akan dipilih model regresi terbaik.
Hasil uji chow menentukan model yang sebaiknya dipilih antara ​common
effect ​dengan ​fixed effect​. Hasil uji hausman menentukan model yang sebaiknya
dipilih antara ​fixed effect ​dengan random effect, ​sedangkan uji lagrangian
multiplier menentukan model yang sebaiknya dipilih antara ​common effect dengan
random effect.​ Hasil pengujian dipengaruhi oleh karakteristik data panel. Model
regresi terpilih merupakan model regresi terbaik untuk melakukan regresi data
panel. Pada penelitian ini digunakan uji chow dan uji hausman. Hasil pengujian
dan pemilihan model terbaik regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
● Uji Chow
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
Cross-section Chi-square
5.613217
54.912554
(11,80)
11
0.0000
0.0000
Variable
NPM
CR
DER
LN_SIZE
C
Std. Error
1.314461
0.349677
0.044892
0.119842
3.786654
t-Statistic
4.866061
-0.165332
-0.544534
-3.494476
3.926487
Prob.
0.0000
0.8690
0.5874
0.0007
0.0002
Coefficient
6.396248
-0.057813
-0.024445
-0.418784
14.86825
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.284215
0.252752
1.059936
102.2353
-139.2387
9.033303
0.000003
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
2.008005
1.226161
3.004973
3.138533
3.058960
1.458546
Hasil Uji Chou Probabilitas dibawah 0.05 sehingga FEM yang menang
● Uji Hausman
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq. Stat Chi-Sq. d.f.
32.153474
4
Prob.
0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
Fixed
Random
Var(Diff.)
Prob.
NPM
CR
DER
LN_SIZE
1.230751
0.208951
0.138618
-1.142909
5.394518
-0.083500
0.051646
-0.517893
1.249961
0.287128
0.009210
0.031074
0.0002
0.5852
0.3648
0.0004
Variable
C
NPM
CR
DER
LN_SIZE
Coefficient
37.85842
1.230751
0.208951
0.138618
-1.142909
Std. Error
7.157123
1.659277
0.657020
0.107838
0.212327
t-Statistic
5.289614
0.741739
0.318029
1.285429
-5.382780
Prob.
0.0000
0.4604
0.7513
0.2024
0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
0.596017
Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.520270
S.D. dependent var
S.E. of regression
0.849271
Akaike info criterion
Sum squared resid
57.70083
Schwarz criterion
Log likelihood
-111.7824
Hannan-Quinn criter.
F-statistic
7.868532
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.000000
2.008005
1.226161
2.662134
3.089525
2.834892
1.841653
Hasil Uji Hausman mendapatkan nilai Prob berada dibawah 0.05 sehingga dalam
penelitian ini jenis data FEM yang yang akan digunakan.
D. Uji Asumsi Klasik
Pelaksanaan uji asumsi klasik bertujuan agar model regresi memenuhi asumsi
BLUE (​Best, Linier, Unbiased, Estimate​) alias tidak bias. Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas, diperoleh nilai probabilitas 0.000000 yang bernilai di
bawah 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Pelanggaran atas jenis data ini mengakibatkan uji statistik menjadi tidak valid
hanya jika datanya kecil. Sementara itu, pada penelitian ini jumlah observasi
adalah 96 dimana jumlah tersebut sesuai dengan pendapat Menurut Cohen, et.al,
(2007, hlm. 101) semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah
semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil oleh
peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menguji korelasi antarvariabel independen pada suatu model
regresi (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menganalisis matrik korelasi
antarvariabel independen. Model regresi terindikasi masalah multikolinearitas
apabila terdapat korelasi antarvariabel independen yang cukup tinggi (di atas
0,80).
NPM
CR
DER
LN_SIZE
NPM
CR
DER
LN_SIZE
1.000000
0.450827
0.141886
0.648015
0.450827
1.000000
0.122713
0.148573
0.141886
0.122713
1.000000
0.485841
0.648015
0.148573
0.485841
1.000000
Nilai antar seluruh variabel independen dan/atau kontrol semuanya dibawah 0.8
sehingga korelasi antar variabel independen tidak tinggi dan tidak terjadi
multikolinearitas dan data dapat digunakan.
3. Uji Heteroskedastisitas (PBV)
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPM
CR
DER
LN_SIZE
C
1.857793
1.112148
0.578830
-0.871761
24.83080
3.390248
1.342429
0.220335
0.433828
14.62349
0.547981
0.828459
2.627049
-2.009462
1.698007
0.5852
0.4099
0.0103
0.0479
0.0934
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
0.351322
Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.229695
S.D. dependent var
S.E. of regression
1.735237
Akaike info criterion
Sum squared resid
240.8837
Schwarz criterion
Log likelihood
-180.3765
Hannan-Quinn criter.
F-statistic
2.888521
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.001147
0.601050
1.977095
4.091176
4.518568
4.263935
1.825172
Hasil uji heteroskedastisitas, probabilitas dibagi 2 pada DER dan SIZE yang
mendapat hasil dibawah 0.05 sehingga terjadi heteroskedastisitas. Oleh karena itu
data perlu diolah lebih lanjut. Untuk mengatasi masalah tersebut, Gujarati (2012)
menyatakan bahwa metode estimasi ​general least square (GLS) akan mengubah
nilai ​variance ​menjadi konstan atau bersifat homoskedastisitas. Model estimasi
GLS tidak memerlukan pengujian heteroskedastisitas lagi, karena sudah terbebas
dari masalah heteroskedastisitas. Oleh karena itu, data pada penelitian ini akan
ditransformasi dengan metode estimasi GLS sebelum regresi model utama
dilakukan.
E. Uji Regresi Data Panel
Hasil olah data setelah ditemukan heteroskedastisitas pada jenis data FEM.
FEM FINAL setelah diweighted GLS
Variable
NPM
CR
DER
LN_SIZE
C
Coefficient
0.144295
-0.014925
0.085353
-0.859395
29.33955
Std. Error
0.737785
0.473419
0.056617
0.152101
5.209739
t-Statistic
0.195578
-0.031525
1.507558
-5.650162
5.631674
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared
0.782413
Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.741616
S.D. dependent var
S.E. of regression
0.808213
Sum squared resid
F-statistic
19.17796
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
0.000000
R-squared
Sum squared resid
Unweighted Statistics
0.579914
Mean dependent var
60.00076
Durbin-Watson stat
Prob.
0.8454
0.9749
0.1356
0.0000
0.0000
2.835127
1.579112
52.25669
1.542340
2.008005
1.787908
Prob dibagi 2 karena telah menentukan arah pada penelitian ini sesuai hipotesis.
DER berpengaruh positif pada uji T dan pada prob (dibagi 2) karena dibawah
0.07. Size berpengaruh negatif pada uji T dan pada prob (dibagi 2) karena
dibawah 0.07, sementara NPM dan CR tidak berpengaruh karena prob (dibagi 2)
diatas 0.07.
Adjusted R​2 ​bernilai 74,16% yang artinya variabel independen yang digunakan
pada penelitian ini mampu menjelaskan ​74,16% mengenai nilai perusahaan
BUMN sebagai objek penelitian dan sisanya dapat dijelaskan variabel lain yang
tidak termasuk variabel independen pada penelitian ini.
Prob (F-statistics) senilai 0.00 yang berada di bawah 0.07 sehingga model
penelitian dapat digunakan:
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 7%​, maka Uji T dapat disimpulkan
sbb:
NPM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN
CR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN
DER ​berpengaruh positif​ terhadap nilai perusahaan BUMN
Size berpengaruh negatif​ terhadap nilai perusahaan BUMN
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan uji sistematis diatas menggambarkan beberapa hal
terutama terkait dengan hipotesis yang ditetapkan di awal penelitian.
Pada simpulan akhir didapatkan data bahwa:
1. Data yang diolah di awal merupakan data yang dapat digunakan dalam
penelitian ini.
2. NPM tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN dan
membuktikan bahwa hipotesis awal yang disebutkan berpengaruh adalah
tidak terbukti. Menurut kami hal ini terjadi karena jenis perusahaan
BUMN adalah jenis yang khusus dibandingkan dengan jenis perusahaan
lainnya karena ada afiliasi negara sehingga nilai NPM baik itu positif
ataupun negatif tetap dapat dipercaya karena ada jaminan keberlangsungan
atau ​going concern​ yang memadai.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Manoppo et al. (2016) bahwa profitabilitas yang diukur menggunakan ​Net
Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2011-2014.
3. CR juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN dan
membuktikan bahwa hipotesis awal yang disebutkan berpengaruh adalah
tidak terbukti sama seperti NPM. Kemampuan perusahaan BUMN dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (dalam waktu 12 bulan) tidak
terlalu menjadi pengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini menurut kami
disebabkan oleh jenis perusahaan BUMN yang memiliki afiliasi dengan
negara sehingga seandainya CR bernilai kurang dari 1 (Utang jangka
pendek lebih besar dari aktiva lancar) tetap dipercaya oleh ​stakeholder,​
mengingat sebagian BUMN juga memiliki modal tinggi dari utang untuk
jenis perbankan dan konstruksi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Selin et al (2018) dan Wulandari (2013)
yang melakukan pengujian terhadap likuiditas mendapatkan hasil bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. DER berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal ini karena total
utang yang digunakan sebagai modal untuk ekspansi perusahaan BUMN
akan membuat produksi atau operasi menjadi semakin luas dan besar
sehingga membuat aktivitas usaha berkembang dan dapat memberi
efektifitas kerja perusahaan BUMN yang pada akhirnya akan membuat
nilai perusahaan menjadi semakin baik. Ditambah lagi karakteristik unik
BUMN membuat stakeholder justru tertarik apabila BUMN memiliki
utang banyak karena dengan adanya keterlibatan negara dalam pemegang
hak mayoritas, dalam kondisi tertentu BUMN dapat mendapatkan
perlakuan khusus berupa subsidi maupun restrukturisasi atas utang yang
telah tercatat. ​Selain itu, dengan karakteristik BUMN dimana manajemen
yang bisa saja dipilih lebih karena faktor non teknis serta memiliki jangka
waktu terbatas dalam jabatannya berpotensi meruncingkan perbedaan
kepentingan itu sendiri antara pemilik perusahaan, dalam hal ini negara,
dengan manajemen Pemilik perusahaan memiliki kepentingan atas lebih
majunya perusahaan dengan kebijakan yang berusaha untuk meningkatkan
nilai perusahaan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Sedangkan manajemen perusahaan dengan karakteristik khusus di atas
memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimum bagi diri dan
jajarannya berupa bonus maupun insentif atas hasil lain dalam
menjalankan perusahaan dibandingkan dengan mempertimbangkan risiko
kerugian bagi perusahaan BUMN itu sendiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri et
al (2016) dan Wulandari (2013) yang berkesimpulan bahwa leverage
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dikarenakan kemampuan
perusahaan dalam mendongkrak laba dari perubahan volume penjualan,
akan mendapat respon positif dari pasar.
Hasil uji atas variasi penelitian yang dilakukan
Variabel Dependen : PBV
Parameter
Variabel Dependen : TOBINSQ
All
Bank
Non-Bank
CEM
V
V
V
FEM
V
V
REM
V
Uji Chou
Uji
Hausman
Normalitas
Parameter
All
Bank
Non-Bank
CEM
V
V
V
V
FEM
V
V
V
X
V
REM
V
X
V
FEM :
0,000
FEM:
0,0014
FEM:
0,0002
Uji Chou
FEM:
0,0000
CEM:
0,296
FEM:
0,0002
FEM :
0,000
X
FEM:
0,0000
Uji
Hausman
FEM:
0,0086
X
FEM:
0,0000
0,00 :
Tidak
Normal
0,48 :
Normal
0,00
:
Tidak
Normal
Normalitas
0,00 :
Tidak
Normal
0,296 :
Normal
0,00
:
Tidak
Normal
Multikolin
earitas
0,14
s.d.
0,64
-0,27
s.d.
0,60
-0,57 s.d.
0,42
Multikolin
earitas
0,14
s.d.
0,65
-0,84
s.d. 0,60
-0,56 s.d.
0,42
Heterosked
astisitas
Heteros
Homos
Heteros
Heteroske
dastisitas
Homos
Heteros
Homos
Telah dibagi 2
Adjust R2
74,14%
74,59%
Telah dibagi 2
77,53%
NPM
0,480
0,220
0,48
(minus)
0,090
0,16
(minus)
0,066
0,009
0,076
SIQE
0,00
(minus)
0,28
(minus)
Prob
00:00
00:00
DER
63,30%
3,80%
60,95%
0,090
0,29
(minus)
0,052
0,079
0,280
NPM
0,420
CR
Adjust R2
CR
0,230
DER
0,200
0,05
(minus)
0,130
0,0000
(minus)
SIQE
0,001
0,2
(minus)
0,0015
(minus)
00:00
Prob
00:00
0,29
00:00
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
BAB IV, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
B. Keterbatasan Penelitian
Setelah
menyelesaikan
pengumpulan
dan
pengolahan
sehingga
menghasilkan kesimpulan sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya,
terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam
penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, saran yang dapat
disampaikan untuk pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal
A. Kadim dan Nardi Sunardi. (2019). Pengaruh Profitabilitas ,Ukuran Perusahaan
terhadap Leverage Implikasi Terhadap Nilai Perusahaan Cosmetics and
Household yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ​Jurnal Sekuritas,​ Vol.3,
No.1 , September 2019: Hal. 22-32.
Abdul Muid dan Moch. Ronni Noerirawan. (2012). Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. ​Jurnal Akuntansi,​ Vol.1
No. 2: Hal. 4.
Arikunto, S. (2010). ​Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik​. Jakarta:
Rineka Cipta.
Brigham & Houston. 2014. ​Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.​ Jakarta:
Salemba Empat.
Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS​.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J. (2006). ​Principles of Managerial Finance.​ USA: Pearson.
Gujarati, Damodar. (2004). ​Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Alih
bahasa​. Jakarta: Erlangga.
Harmono. (2009). ​Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard.
(Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis)​, Jakarta: Bumi Aksara.
Heven Manoppo dan Fitty Valdi Arie. (2016). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. ​Jurnal EMBA,​ Vol.4
No.2 Juni 2016: Hal. 485-497.
Husnan, Suad. (2000). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan.
Jangka Panjang)​ Buku 1. Yogyakarta: BPFE.
I Made Sudana. (2011). ​Manajemen Keuangan Perusahaan​. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi​. Jakarta:
Erlangga.
Lubis, Mayang Sari. (2018). ​Metodologi Penelitian.​ Yogyakarta: Deepublish.
Lumoly, Selin, Sri Murni, Victoria N. Untu. 2018. Pengaruh Likuiditas, Ukuran
Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). ​Jurnal EMBA, ​Vol 6 (3):Hal.1108 - 1117.
Ni Luh Putu Widyantari danI Putu Yadnya. (2017). Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Food And Beverage di Bursa Efek Indonesia. ​E-Jurnal
Manajemen Unud​, Vol. 6, No. 12, 2017: 6383-6409.
Nurminda, Aniela, Deannes Isynuwardhana, Annisa Nurbaiti. 2017. Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. ​e-Proceeding of Management​, Vol 4 (1):Hal.542.
Pasaribu, Rowland. (2010). Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga
Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2003-2006. ​Jurnal Ekonomi & Bisnis​. Vol. 2, No. 2: Hlm. 101-113.
Putri, Raja Wulandari dan Ukhriyawati, Catur Fatchu. (2016). Pengaruh
Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2014. ​Bening 3 (1) 2016,​ Juni 2016: 52-73.
Rutoto, Sabar. (2007). ​Pengantar Metodologi Penelitian​. FKIP: Universitas Muria
Kudus.
Sudiani, Ni Kadek Ayu dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2016. Pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, dan Investment Opportunity Set
terhadap Nilai Perusahaan. ​E-Jurnal Manajemen Unud,​
Vol
5(7):Hal.4545-4547.
Sukarya, I Putu Baskara, dan I Gde Kanjeng. (2019). Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Sub Sektor Food and
Beverages.​ E-Jurnal Manajemen​, Vol. 8 No. 1 2019: 7399 –7428.
Sugiyono. (2015). ​Metode Penelitian Manajemen​. Bandung: Alfabeta.
Thaib, Ilham, Acong Dewantoro. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel
Intervening. ​Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi.​ Vol 1 (1).
Widarjono, Agus. (2007). ​Ekonometrika Teori dan Aplikasi​. Yogyakarta:
Ekonisia.
Wulandari, Dwi Retno. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage,
Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai
Intervening. ​Accounting Analysis Journal. V
​ ol 3 (1) .
Peraturan-Peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara
Laman Daring
https://market.bisnis.com/read/20190314/192/899573/menilik-besarnya-potensi-b
umn-untuk-go-public​ (diakses 09 Mei 2020)
https://www.edusaham.com/2020/01/data-kapitalisasi-pasar-perusahaan-di-bei.ht
ml​ (diakses 30 Mei 2020)
https://www.edusaham.com/p/data-kapitalisasi-pasar-2019-part-2.html (diakses
30 Mei 2020)
LAMPIRAN
Tabel IV.2 Periode Laporan Keuangan Emiten BUMN Terdaftar
No.
BUMN
Periode Laporan Keuangan
Kode
2017
2018
2019
1
PT Adhi Karya
(Persero) Tbk
ADHI
Ada
Ada
Ada
2
PT Aneka
Tambang
(Persero) Tbk
ANTM
Ada
Ada
Ada
3
PT Bank BNI
(Persero) Tbk
BBNI
Ada
Ada
Ada
4
PT Bank BRI
(Persero) Tbk
BBRI
Ada
Ada
Ada
5
PT Bank BTN
(Persero) Tbk
BBTN
Ada
Ada
Ada
6
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
BMRI
Ada
Ada
Ada
7
PT Garuda
Indonesia
(Persero) Tbk
GIAA
Ada
Ada
Ada
8
PT Indofarma
(Persero) Tbk
INAF
Ada
Ada
Ada
9
PT Jasa Marga
(Persero) Tbk
JSMR
Ada
Ada
Ada
10
PT Kimia Farma
(Persero) Tbk
KAEF
Ada
Ada
Ada
11
PT Krakatau
Steel (Persero)
Tbk
KRAS
Ada
Ada
Ada
12
PT Perusahaan
Gas Negara
(Persero) Tbk
PGAS
Ada
Ada
Ada
13
PT Tambang
Batubara Bukit
Asam (Persero)
Tbk
PTBA
Ada
Ada
Ada
14
PT Pembangunan
Perumahan
(Persero) Tbk
PTPP
Ada
Ada
Ada
15
PT Semen
Baturaja
(Persero) Tbk
SMBR
Ada
Ada
Ada
16
PT Semen Gresik
(Persero) Tbk
SMGR
Ada
Ada
Ada
17
​ T Timah
P
(Persero) Tbk
TINS
Ada
Ada
Ada
18
PT Telkom
(Persero) Tbk
TLKM
Ada
Ada
Ada
19
PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk
WIKA
Ada
Ada
Ada
20
PT Waskita
Karya (Persero)
Tbk
WSKT
Ada
Ada
Ada
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Download