kesimpulan y - repository@UPI

advertisement
131
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Temuan dan pembahasan yang disajikan pada Bab IV, menghasilkan kesimpulankesimpulan yang berkaitan dengan masing-masing pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa
dalam memunculkan indikator komunikasi tersebut. Indikator kemampuan
komunikasi matematis tersebut muncul secara epektif melalui pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan matematika realistik yang ditunjang oleh
metode diskusi, tanya jawab dan presentasi. Adapun indikator kemampuan
komunikasi matematis yang muncul pada siswa kelas IV SD Laboratorium
UPI Kampus Cibiru selama proses pembelajaran berlangsung meliputi:
kemampuan menjelaskan ide, situasi atau persoalan matematika secara lisan
maupun tulisan; kemampuan menghubungkan benda nyata dan gambar ke
dalam ide matematika; kemampuan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
bahasa atau simbol matematika; kemampuan membaca dengan pemahaman
suatu presentasi matematika; kemampuan membuat konjektur, menyusun
argumentasi,
dan
membuat
generalisasi
(kesimpulan);
kemampuan
mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika, serta kemampuan
menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari.
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
132
Semua indikator kemampuan komunikasi matematis ini muncul pada siswa
kelas IV SD, selama proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI
berlangsung, namun intensitas kemunculan indikatornya berbeda untuk setiap
siswa dan pada tahapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru.
2. Semua indikator kemampuan komunikasi matematis siswa muncul dalam
setiap tahapan pembelajaran matematika realistik, tetapi tidak semua siswa
memunculkan semua indikator tersebut. Namun secara umum pada sebagian
besar siswa semua indikator tersebut muncul. Siswa yang berkemampuan
tinggi dan sedang lebih berpeluang untuk memunculkan semua indikator
tersebut, sementara siswa yang tergolong berkemampuan rendah hanya
memunculkan sebagian dari indikator komunikasi matematis tersebut.
3. Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya kemampuan komunikasi
matematis siswa selama pembelajaran berlangsung, antara lain: penggunaan
media, strategi, serta model pembelajaran inovatif PMRI yang ditunjang oleh
metode tanya jawab, diskusi dan presentasi, kemampuan siswa, pemberian
motivasi, dan pembiasaan yang dilakukan guru turut pula menunjang terhadap
pencapaian indikator kemampuan komunikasi tersebut.
4. Di antara jumlah siswa sebanyak 23 orang ada beberapa orang siswa yang
sulit memunculkan semua indikator kemampuan komunikasi matematis
tersebut, di antaranya: indikator kemampuan komunikasi membaca dengan
pemahaman suatu presentasi matematika dan menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa dan
simbol matematika, serta kemampuan membuat
konjektur, menyusun argumuntasi dan membuat generalisasi.
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
133
5. Ada beberapa faktor yang membuat siswa kesulitan dalam memunculkan
kemampuan komunikasi matematis, terdiri dari faktor internal yaitu faktor
yang muncul dari dalam diri siswa, meliputi: pembawaan siswa yang memiliki
rasa malu pendapatnya didengar oleh orang lain, dan perbedaan kemampuan
yang dimiliki siswa baik dalam memahami suatu presentasi matematika,
maupun kemampuan siswa dalam berbahasa, serta faktor eksternal yang
muncul dari luar diri siswa yang meliputi: kemampuan guru dalam mengemas
pembelajaran
termasuk
di
dalamnya
penggunaan
pendekatan/strategi
pembelajaran, media dan sumber belajar yang membangkitkan minat siswa,
pembiasaan, pemberian motivasi, dan pemberian penghargaan turut menjadi
faktor terhadap kemunculan indikator kemampuan komunikasi matematis
siswa.
6. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika
terutama dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa di
antaranya: siswa yang kurang konsentrasi, kurang bisa bekerja sama dengan
temannya dan terkadang siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan
pendapatnnya,
sehingga
diperlukan
upaya
guru
dalam
mengemas
pembelajaran agar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa, serta rasa
percaya diri dan sikap kooperatif pada siswa, yang bermuara pada pencapaian
kemunculan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa secara
optimal.
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
134
7. Ada beberapa upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis siswa antara lain: menggunakan model pembelajaran
inovatif yaitu model pembelajaran PMRI didukung dengan penggunaan
metode diskusi, tanya jawab dan presentasi, memberikan kesempatan dan
keleluasaan pada siswa untuk menyampaikan ide/tanggapannya terhadap
permasalahan
yang
muncul,
menggunakan
alat
peraga
dan
media
pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa, serta pemberian
penghargaan dengan menggunakan bintang keaktifan juga menjadi stimulan
bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya.
8. Berdasarkan analisis terhadap seluruh data yang diperoleh peneliti selama
penelitian berlangsung, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa kelas IV Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kampus Cibiru
cukup baik, walaupun kemunculan indikator komunikasi matematis tersebut
tidak sama untuk setiap siswa. Hal ini dapat terlihat dari kemunculan berbagai
indikator komunikasi matematis pada setiap tahapan dalam pendekatan yang
digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung, yang meliputi:
kemampuan menjelaskan ide baik secara lisan maupun tulisan dengan benda
nyata atau gambar; kemampuan menghubungkan benda nyata dan gambar ke
dalam ide matematika; menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau
simbol
matematika;
membaca
dengan
pemahaman
suatu
presentasi
matematika; membuat konjektur, dan menyusun argumentasi; mendengarkan,
berdiskusi dan menulis tentang matematika, serta kemampuan menjelaskan
dan
membuat
pertanyaan
tentang
matematika
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang telah dipelajari.
135
Hal ini ditunjang pula dengan hasil nilai rata-rata siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yaitu: 94,24 untuk rata-rata nilai LKS dan 89,89
untuk nilai evaluasi akhir, sehingga diperoleh nilai rata-rata akhir (evaluasi +
LKS) sebesar 92.12.
B. Rekomendasi
Sebagai respon terhadap temuan dan kesimpulan, maka peneliti
merekomendasikan hal-hal berikut ini:
1. Kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran matematika oleh karena itu guru sebagai ujung tombak dan
pemegang kendali utama di lapangan, harus senantiasa mengembangkan
kemampuan komunikasi matematis dalam setiap pembelajaran matematika
dengan menggunakan berbagai strategi/pendekatan dalam pembelajaran agar
indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dapat muncul
dan berkembang optimal.
2. Penggunaan
model/pendekatan
pembelajaran
inovatif,
salah
satunya
Pendekatan Matematika Realistik (PMRI) yang didukung dengan penggunaan
metode tanya jawab, diskusi, dan presentasi disarankan untuk dilaksanakan
dalam pembelajaran matematika sebagai sarana dalam mengembangkan
indikator kemampuan komunikasi matematis siswa, terutama di sekolah dasar,
sebagai pondasi dalam mengembangkan kemampuan lebih lanjut.
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
136
3. Pada peneliti selanjutnya disarankan agar pandai mengemas pembelajaran
menjadi sesuatu yang menarik dan bermakna bagi siswa dengan menggunakan
multi media/metode, melakukan pembiasaan dan memberikan penghargaan
sebagai upaya dalam membangkitkan motivasi dan inspirasi dalam
memunculkan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa.
4. Disarankan pula agar pembelajaran difokuskan pada siswa sebagai subjek
pembelajar yang aktif (student centered) bukan teacher centered, sehingga
siswa tidak terbelenggu dan dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan
demikian paradigma lama yang menganggap siswa sebagai objek dalam
pembelajaran sedikit demi sedikit dapat dikikis dan dihilangkan.
Juliah, 2012
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download