Uploaded by rizkistres

Kebudayaan Daerah Melayu

advertisement
Kebudayaan Daerah Melayu
Tugas Makalah Individu
Tingkat Kontribusi dan kesadaran
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki 1.340 suku yang tersebar di daerah seluas 1,905
juta km2. Dengan pembagian keseluruhan suku besar yang terdata yakni
Dayak, Sasak, Nias, Toraja, dan masih banyak suku besar lainnya. Dengan
persebaran penduduk yang banyak dan hampir merata di seluruh daerah di
Indonesia. Dengan terjadinya persebaran penduduk, maka muncul pula
asimilasi atau penggabungan suatu budaya dari satu daerah dengan daerah
lain yang memunculkan budaya baru.
Diantara seluruh suku yang ada di Indonesia, ada 5 suku besar yang
penyebarannya merata diseluruh pelosok Indonesia, yaitu
No Suku
Daerah Asal
Jumlah Penduduk
1
Jawa
Pulau Jawa
94.843.073
2
Sunda
Pulau Jawa
36.704.944
3
Melayu
Pulau Sumatra
8.753.791
4
Batak
Pulau Sumatra
8.466.969
5
Madura
Pulau Jawa
7.179.356
*Sumber : Wikipedia
Dari 5 suku besar tersebut, salah satu suku diantaranya adalah suku
Melayu. Suku melayu ini tidak terlepas dari cikal bakal berkembangnya
seluruh Suku yang ada di Indonesia dan juga suku melayu ini merupakan
cikal bakal menjadinya Bahasa Indonesia seperti yang digunakan saat ini.
Suku Melayu adalah sebuah kelompok etnis dari orang-orang
Austronesia terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh
Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura,
Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan
Sarawak dan Sabah pesisir, Filipina bagian barat dan selatan, dan pulaupulau kecil yang terletak antara lokasi ini — yang secara kolektif dikenal
sebagai "Dunia Melayu". Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara
modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma, Thailand, dan
Filipin. Nama "Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di
kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Dalam perkembangannya, Kerajaan
Melayu
akhirnya
takluk
dan
menjadi
bawahan
Kerajaan
Sriwijaya.Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatra,
mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke Jawa,
Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu
telah berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta
membawa adat budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa
Melayu akhirnya menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta.
Era kejayaan Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu,
termasuk pada masa wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh
kerajaan Dharmasraya sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang pada
masa Kesultanan Malaka sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan
tentara Portugis pada tahun 1511.
Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baikbaik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan
masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaankerajaan Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan
Johor, Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei,
Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak. Bahkan
kerajaan Karo Aru pun memiliki raja dengan gelar Melayu. Kedatangan
Eropa telah menyebabkan terdiasporanya orang-orang Melayu ke seluruh
Nusantara, Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak
mengisi pos-pos kerajaan seperti menjadi syahbandar, ulama, dan hakim.
Dalam perkembangan selanjutnya, hampir seluruh Kepulauan
Nusantara mendapatkan pengaruh langsung dari Suku Melayu. Bahasa
Melayu yang telah berkembang dan dipakai oleh banyak masyarakat
Nusantara, akhirnya dipilih menjadi bahasa nasional Indonesia, Malaysia,
dan Brunei.
Melayu Sendiri merupakan Salah satu Suku yang melakukan
penyebaran ke Indonesia. Penyebaran tersebut sendiri tediri dari dua bagian,
yaitu Proto Melayu dan Deutro Melayu. Untuk Proto Melayu atau Bangsa
Melayu Tua adalah bangsa Indonesia yang pertama kali datang ke
Indonesia pada tahun 1500 SM. Mereka adalah orang - orang Austronesia
yang masuk ke wilayah Nusantara melalui 2 jalur , yaitu jalur barat dan
jalur utara. Bangsa Proto Melayu adalah Bangsa yang memiliki kebudayaan
yang maju pada saat itu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil benda benda yang terbuat dari bahan dasar batu . Hasil dari Kebudayaan Proto
Melayu yang terkenal adalah Kapak persegi. Kapak persegi banyak di
temukan di Sumatera, Jawa , Kalimantan ,dan Bali.dan keturunan dari
Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang - orang suku Dayak
dan Toraja.
Suku Melayu Riau adalah salah satu dari banyak Rumpun Melayu
yang ada di nusantara. Mereka berasal dari daerah Riau yang menyebar di
seluruh wilayah sampai ke pulau-pulau terkecil yang termasuk dalam
wilayah provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Wilayah kediaman mereka
yang utama adalah di daerah pantai timur Riau, sebagian besar di
Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Kota Pekanbaru yang
merupakan kekuatan kerajaan Riau pada masa lampau.
Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Sebelah Utara
provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Selat Malaka, di
sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan
dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat, dan di sebelah Timur
berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar penduduk
Melayu Riau hidup di Pulau Sumatra, sebagian lain tinggal di kepulauan.
Dua pulau yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau
Batam dan Pulau Bintan.
Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu.
Bahasa Riau sendiri memiliki dua dialek, yakni dialek Melayu Riau Daratan
yang digunakan di Pulau Sumatra, dan dialek yang mereka gunakan di
Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Sastra Melayu Riau terekam
dengan baik dalam pantun, syair, gurindam, hikayat, karmina, seloka, puisipuisi tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, dan kisah-kisah roman,
serta bentuk-bentuk ekspresi lainnya yang mereka gunakan untuk
mengungkapkan perasaan mereka.
Riau
diduga
telah
dihuni
sejak
10.000.000-14.000.000
SM.
Kesimpulan ini diambil setelah penemuan alat-alat dari zaman Pleistosen di
daerah aliran sungai Sungai Sengingi di Kabupaten Kuantan Singingi pada
bulan Agustus 2009. Alat batu yang ditemukan antara lain kapak penetak,
perimbas, serut, serpih dan batu inti yang merupakan bahan dasar
pembuatan alat serut dan serpih. Tim peneliti juga menemukan beberapa
fosil kayu yang diprakirakan berusia lebih tua dari alat-alat batu itu. Diduga
manusia pengguna alat-alat yang ditemukan di Riau adalah pithecanthropus
erectus seperti yang pernah ditemukan di Jawa Tengah
Imperium Melayu Riau juga merupakan penyambung warisan
Kedatuan Sriwijaya yang berbasis agama Buddha. Ini bukti ditemukannya
Candi Muara Takus yang diduga merupakan pusat pemerintahan Sriwijaya,
yang berasitektur menyerupai candi-candi yang ada di India. Selain itu,
George Cœdès juga menemukan persamaan struktur pemerintahan
Sriwijaya dengan kesultanan-kesultanan melayu abad ke-15.
Kerajaan
Melayu dimulai dari Kerajaan Bintan-Tumasik abad ke-12, disusul dengan
periode Kesultanan-kesultanan melayu Islam.
Teks terawal yang membahas mengenai dunia melayu adalah
Sulalatus Salatin atau yang dikenal sebagai Sejarah Melayu karya Tun Sri
Lanang, pada tahun 1612. Menurut kitab tersebut, Bukit Seguntang adalah
tempat dimana datangnya Sang Sapurba yang dimana keturunannya
tersebar di alam melayu. Sang Mutiara menjadi raja di Tanjungpura dan
Sang Nila Utama menjadi raja di Bintan sebelum akhirnya pindah ke
Singapura.
Setiap daerah memiliki adat istiadat dan budaya masing – masing,
salah satu diantaranya adalah Kesenian, dan diantara kesenian tersebut
adalah Tarian. Tarian melayu pada umumnya memiliki gerakan yang sama.
Salah satu tarian yang akan diangkat ialah tarian melayu yang berasal dari
Riau. Salah satu tarian dari Riau yang terkenal adalah tari zapin. Bila dilihat
dari catatan sejarahnya, Tari Zapin ini asal mulanya adalah dari sebuah
tarian khusus yang dimainkan oleh masyarakat istana di wilayah Kesultanan
Yaman, Timur Tengah pada zaman dahulu. Sebutan Zapin diambil dari kata
“Zafn” yakni dari bahasa Arab yang artinya gerak cepat.
Bisa dikatakan bahwa Zapin adalah salah satu seni Islam yang
mewujudkan konsep-konsep ajaran Islam. Oleh karena itu, di dalam Zapin
terkandung nilai-nilai, filsafat, etika, estetika atau semua hal yang terkait
dengan seni Islam.
Untuk pertama kalinya, tarian ini disebarkan oleh orang-orang Arab
yang beragama Islam. Mereka membawa serta kebudayaan mereka ke
daerah-daerah yang dipengaruhi Melayu.
Seperti umumnya kesenian tradisional, seiring perkembangan Tari
Zapin juga mengalami beberapa perubahan. Baik dalam penyajian dan
bentuknya sejalan dengan kreativitas kesenian dari masa ke masa.
Sebagai misal, jika pada awalnya Tari Zapin dimonopoli oleh kaum
laki-laki, saat ini juga ditarikan oleh penari wanita. Bahkan di beberapa
keadaan, tari ini juga ditarikan bersama antara lelaki dan wanita secara
berpasangan.
Pada mulanya, tarian ini dibawa oleh para saudagar Arab ketika masa
perdagangan antar benua pada awal abad ke 16, dan diperkenalkan kepada
masyarakat yang ada di sekitar Selat Malaka, termasuk masyarakat Riau.
Selanjutnya, tarian ini mengalami akulturasi budaya dengan budaya
masyarakat setempat.
Sebelum masuk ke Nusantara, istilah Zapin sudah lama dikenal dan
dikaitkan dengan kisah kegirangan Ali bin Abi Thalib ra. Sehubungan
dengan ini, Zapin berasal dari kosa kata Arab “Zafn” yang berarti
pergerakan kaki cepat mengikuti rentak pukulan. Dalam prakteknya, Tari
Zapin sendiri memiliki kekuatan utama pada pergerakan kaki mengikuti
irama musik.
Untuk diketahui, kerajaan-kerajaan Melayu hampir seluruhnya
terletak di tepi sungai atau tepi laut, sementara orang Melayu sendiri adalah
ahli berdagang. Hal ini memungkinkan kebudayaan Melayu terbuka
terhadap pengaruh dari luar.Tari Zapin adalah salah satu contoh seni
pertunjukan yang berkembang menjadi kesenian Melayu. Selain di
Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand, kesenian ini juga dikenal di
Nusantara Indonesia. Tersebar mulai dari Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku.
Dalam sejarahnya, Tari Zapin terkait erat dengan penyebaran Islam di
pesisir Nusantara pada kisaran abad ke-13 dan 14. Zapin bersama dengan
kesenian Arab lain, seperti Rodat dan Hadrah diperkenalkan oleh para
saudagar Arab yang sekaligus pendakwah Islam.Di masa awal, Zapin
hanyalah sebuah hiburan untuk mengungkapkan rasa gembira. Dengan
iringan musik khas Arab, Marawis dan Gambus, tarian ini dibawakan
dengan gerakan yang didominasi kecepatan jejak dan Langkah kaki.
Di Nusantara Indonesia sendiri, tari ini bermula dari hiburan bagi
lingkungan keturunan Arab untuk kemudian masuk ke lingkungan kerajaan.
Melalui
persilangan
dengan
budaya
lokal,
kemudian
dikenallah
penggolongan tari Zapin, Zapin Arab dan Zapin Melayu.
Zapin Arab merupakan tradisi tari eksklusif di kelompok warga
keturunan Arab. Sementara itu, Zapin Melayu adalah tarian yang
berkembang di kalangan kaum Melayu, terutama di lingkungan
kerajaan.Selain berniaga, sebagian orang Arab juga ada yang menjadi guru
agama bagi kaum kerabat kerajaan. Di kerajaan Siak Sri Indrapura, awalnya
kesenian ini hanya dijadikan hiburan selepas mengaji agama, akhirnya tari
dan musik Zapin berkembang menjadi hiburan di kalangan istana.
Istilah Zapin Istana pun dikenal karena tarian ini juga dibawakan
dalam acara seremonial kerajaan. Di masa keemasan Kesultanan Siak
Indrapura, Zapin dibina dan dipelihara sebagai satu bentuk kesenian dengan
kaidah-kaidah yang luhur dan santun.
Tidak hanya berkembang pesat di lingkup istana, Tari Zapin juga di
kalangan masyarakat Melayu dengan ragam dan gerak yang khas. Kesenian
ini pun lestari berkat pemeliharaan yang baik sebagai kesenian istana
maupun sebagai kesenian masyarakat.Namun apa yang tumbuh di
masyarakat tentu berbeda dengan yang ada di istana yang diatur dari segi
adat, estetika, etika dan simbol serta secara keseluruhan disesuaikan dengan
tatacara atau adat dalam istana.Dengan demikian, seiring penyebaran agama
Islam di daerah-daerah yang dipengaruhi Melayu, Zapin pun tertinggal dan
mengalami proses akulturasi dengan budaya di daerah-daerah tersebut.
Seiring perkembangannya, Zapin tumbuh dan menyebar di sebagian
besar daerah Riau, terutama di daerah pantai (Kepulauan Riau). Selain itu,
tari ini juga tersebar di bekas pusat-pusat pemerintahan kerajaan Melayu
seperti di Siak Sri Indrapura, Pulau Penyengat, Daek Tembelan dan pulaupulau disekitar laut Cina Selatan.
Dalam perjalanan sejarahnya, penyebaran Zapin meluas melintasi
daerah dan negara. Hal ini turut memungkinkan adanya perubahanperubahan hingga tercipta ragam-ragam dan gerak yang khas yang
disesuaikan dengan citarasa masing-masing daerah.
Selain itu, Zapin yang dulunya hanya dibawakan oleh kaum lelaki,
sejak kisaran tahun 1960-an sudah mulai dimainkan oleh remaja putri.
Bahkan ada juga yang melibatkan penari laki-laki dan wanita secara
berpasangan.Sejalan dengan perkembangan Agama Islam, Tari Zapin pun
menyebar hampir di seluruh pesisir Nusantara. Tarian ini bisa ditemukan di
Sumatra Utara, Riau dan Kepulauannya, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka
Belitung, Bengkulu dan Lampung. Ada pula di Jakarta, pesisir utara – timur
dan selatan Jawa, Nagara, Mataram, Sumbawa, Maumere, pesisir
Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Tengah, Gorontalo, Ternate, dan Ambon.
Sedangkan di negara tetangga terdapat di Brunei Darussalam, Malaysia, dan
Singapura.
Di sebagian tempat, Tari Zapin juga dikenal dengan nama berbeda.
Umumnya sebutan Zapin lebih populer di Riau dan Sumatra Utara. Orang
Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu menyebutnya sebagai Dana, di
Lampung disebut Bedana dan di Jawa disebut Zafin. Sementara itu, di
Kalimantan dikenal dengan nama Jepin, di Sulawesi disebut Jippeng, di
Maluku lebih akrab disebut Jepen dan di Nusa Tenggara dikenal sebagai
Dana-Dani.
Tema dari Tarian Zapin ini ialah berhubungan pola hidup masyarakat
melayu. Tiap-tiap gerakan tarian ini memiliki nilai-nilai filosofis yang
terkait dengan kehidupan masyarakat setempat. Meskipun pada mulanya
hanyalah tari yang diperuntukkan sebagai hiburan saja. Namun, pada
perkembangannya tarian ini telah menjadi sebuah ikon atau lambang dari
kemajuan kebudayaan yang ada di masyarakat Riau. Hal-hal yang paling
menyentuh adalah kentalnya nilai-nilai pendidikan serta keagamaan yang
diajarkan dan dimasukkan ke dalam syair-syair yang mengiringi tarian ini.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalahnya adalah :
1. Kurangnya minat pemuda pemudi sekarang dalam mempelajari
tarian daerah melayu.
2. Mulai langkanya paguyuban yang menyediakan tarian melayu.
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah di jabarkan di atas, maka
tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar pemuda lebih mencintai budaya daerah sendiri
2. Agar munculnya kembali minat masyarakat terhadap tarian melayu.
D. Teori
a. Pariwisata
Definisi Pariwisata“Pariwisata adalah berbagai aktivitas perjalanan
dan tinggal seseorang di luar tempat tinggal dan lingkungannya selama
tidak lebih dari satu tahun bertujuan untuk berwisata, bisnis, atautujuan lain
dan tempat yang dikunjunginya tersebut. dalam Undang-undang No 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan mengenai pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah daerah”. Suryadana dan Ocativia (2015:30). Pariwisata adalah
perpindahan sementara orang-orang kedaerah tujuan diluar tempat kerja dan
tempat tinggal sehari-harinya, kegiatan yang dilakukannya adalah fasilitas
yang digunakan ditujukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya
(Fandeli,1995: 47)
Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri
pariwisata
yang
mampu
meciptakan
pengalaman
perjalanan
bagi
wisatawan. Menurut Mclntosh dalam menyatakan bahwa pariwisata adalah
“Komposisi kegiatan pelayanan dan industri yang memberikan pengalaman
perjalanan: Transportasi, akomodasi, pendirian makan dan minum,
pertokoan, hiburan, aktivitas, dan layanan perhotelan lainnya yang tersedia
untuk perorangan atau kelompok yang berada di luar rumah.” Unsur
pembentuk pengalaman wisatawan yang utama adalah daya tarik dari suatu
tempat atau lokasi.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara
dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik
kepentingan sosial maupun kebudayaan. Kegiatan wisatawan dalam
berwisata tentulah dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, baik faktor
penarik maupun faktor pendorong dalam melakukan kegiatan perjalanan
pariwisata. Fandeli (1995: 40) menjelaskan kedua faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Faktor PendorongFaktor yang mendorong seseorang untuk berwisata
adalah ingin terlepas, meskipun sejenak dari kehidupan yang rutin
setiap hari, lingkungan yang tercemar, kemacetan lalu lintas dan
hiruk pikuk kehidupan kota.
b) Faktor PenarikFaktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di
daerah atau di tempat wisata. Atraksi ini dapat berupa kemashuran
akan obyek wisata, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan
orang serta sedang menjadi berita
b. Pengertian Tari
Menurut M.Jazuli (2008:7), tari adalah bentuk gerak yang indah, lahir
dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan
tujuan tari. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
dengan gerak ritmis yang indah (soedarsono, 1986: 24). Tari adalah gerak
ritme yang (dengan kesadaran) dibentuk dengan tubuh sebagai media di
dalam ruang (Corrie Hartong 1996: 32). Tari adalah salah satu pernyataan
budaya.
Tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif yang dapat
menimbulkan intensitas emosional dan makna. Menurut Amir rochyatmo
(1986:73), tari adalah gerak ritmis yang indah sebagai ekspresi jiwa
manusia, dengan memperhatikan unsur ruang dan waktu.
Tari tradisional adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam
suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus
menerus dari generasi kegenerasi. Dengan kata lain, selama tarian tersebut
masih sesuai dan diakui oleh masyarakat pendukungnya termasuk tari
tradisional (M.Jazuli, 2008:71).
Soedarsono (1972:5) menjelaskan bahwa tari ekspresi jiwa manusia
yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah.Menurut
Kussudiardjo (1992:1) menguatkan pendapat bahwa “seni tari
adalah
keindahan gerak anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan
berjiwa atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak,
berirama dan berjiwa yang harmonis”.
Menurut Aristoteles, Tari
merupakan
tujuannya untuk memberikan gambaran
gerakan
karakter
ritmis
dan
yang
kehidupan
manusia sebagaimana mereka berperilaku ataupun menderita.
Menurut Bagong Sudito, seni tari ialah gerak ritmis yang sesuai
dengan irama dan bertujuan mengekspresikan perasaan
Cooric Harting, Seni
tari
menurut
Cooric
ialah
serangkaian
gerakan ritmis disertai irama yang dilakukan dalam satu waktu dan ruang
Yulianti Parani, Tari merupakan gerak ritmis seluruh atau sebagiannya
dari tubuh yang baik secara individu ataupun berkelompok yang disertai
ekspresi tertentu
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai seni tari, dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya seni tari bukan hanya tentang menggerakkan
tubuh mengikuti irama, namun juga harus juga sejalan dengan maksud
dan tujuan yang ingin disampaikan kepada penikmat tari
c. Kesenian
Kesenian adalah salah satu isi dari kebudayaan manusia secara umum,
karena denganberkesenian merupakan cerminan dari suatu bentuk
peradaban yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan dan citacita yang berpedoman kepada nilai-nilai yang berlaku dan dilakukan dalam
bentuk aktifitas berkesenian, sehingga masyarakat mengetahui bentuk
keseniannya.
Kesenian daerah merupakan aset budaya bangsa Indonesia yang
memerlukan
perhatian
khusus
didalam
pelestarian
dan
perkembangannya,karena pada dasarnya kesenian merupakan bagian dari
perjalanan suatu budaya yang sangat ditentukan oleh masyarakat
pendukungnya.
d. Filosofi Kesenian Melayu
Kesenian berhubungan erat dengan masyarakat. Merujuk Bronislaw
KasperMalinowski (1884-1942) dan Melville
Jeans Herskovits (1895-
1963) memaparkan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri .
Pendapat ini sejalan dengan kesenian melayu yang lebih hakiki. Kesenian
Melayu mengutamakan nilai kemelayuan, sehingga seni tidak dapat
membebaskan diri dari jatidiri orang melayu.
Hakikat kesenian yang fokus pada apresiasi tentang keagungan
pencipta. Tari olang olang misalnya, Orang sakai mengapresiasi kepada
elang sebagai burung yang memiliki kemampuan terbang tinggi melebihi
burung lainnya. Dengan kemampuan itu burung elang dapat dijadikan
sebagai perantara antara manusia dengan alam semesta. Elang hanyalah
sebagai media atau alat yang digunakan Bomo untuk menyampaikan pesan
pada sang pencipta
Puja dan puji atas keagungan Allah SWT juga tampak dalam pantang
dan larang berkesenian. Yang maksudnya sebagai adab kesenian. Seperti
dalam Zapin misalnya, harus mengikuti aturan kepatutan yang sifatnya
mutlak. Seorang penari perempuan tidak boleh membuka kaki terlalu lebar,
tidak boleh mengangkat kaki terlalu tinggi, dan tidak boleh mengangkat
tangan (membuka ketiak) terlalu lebar. Hal itu dikarenakan akan
memperlihatkan lekuk tubuh penari yang sesungguhnya aurat baginya .
e. Objek Wisata
Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang-orang ingin datang berkunjung ke
tempat tersebut. Objekdan daya tarik wisata menurut Undang-Undang No
10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yaitu Daya Tarik Wisata adalah
segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah tujuan
pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata.
Menurut Ali (2016: 26) pariwisata adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan wisata, termasuk objekdan daya tarik wisata serta usahausaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Inti atau
komponen pariwisata yaitu:
i.
.Atraksi
Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah
wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke siatu daerah.
Sesuatu yang dapat menarik wisatawan meliputi benda-benda tersdia di
alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat.
ii.
Amenitas
Merupakan berbagai fasilitas penunjang para wisatawan untuk
berwisata ke suatu daerah tujuan wisata dengan kenyamanan dan kepuasan
tersendiri.Hal tersebut antara lain akomodasi yang nyaman, restoran, bar,
layanan informasi, pramuwisata, sikap masyarakat setempat, keamanan dan
lain-lain.Fasilitas ini maksudnya memberikan pelayanan dan menyediakan
sarana yang dibutuhkan para wisatawan. Fasilitas dan pelayanan yang harus
disediakan meliputi fasilitas pelayanan jasa kebutuhan sehari-hari di
kawasan objek wisata.
iii.
Aksesibilitas
Berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak atau kemudahan
pencapaian suatu objek wisata. Serta unsur pendukung lainnya (pelaku
industri pariwisata, masyarakat dan institusi pengembangan) yang
membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan
wisatawan.Transportasi ini sangat penting guna membantu para wisatawan,
mengantar dari tempat asal atau tempat penginapan ke obyek wisata.
Dari hal diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pariwisata sangat
dipengaruhi oleh daya tarik (alammaupun buatan) dan kelengkapan sarana
prasarana pendukung kegiatan pariwisata tersebut (fisik). Inti dari
pengembangan pariwisata adalah daya tarik.Dapat memanfaatkan potensipotensi yang telah lebih dahulu ada pada daerah tersebut seperti keindahan
alam (pemandangan, air terjun, sungai, pantai, dll). Namun daya tarik tanpa
didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana serta tanpa didukung oleh
akses yang memadai tidak akan menjadikan kegiatan pariwisata di daerah
tersebut berkembang. Oleh karena itu, suatu konsep mengenai destinasi
sangatlah
penting dalam usaha
mendukung perkembangan
sektor
pariwisata.
f. Jenis-jenis wisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan
nenek moyang pada suatu negara, maka timbulnya bermacam-macam jenis
wsiata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan
mempunyai cirinya tersendiri. Ada beberapa jenis pariwisata yang
berdasarkan tujuan seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan wisata.
Menurut Hasan (2015:56) jenis wisata dibagi menjadi beberapa jenis
yakni sebagai berikut
i.
Wisata Kuliner
Wisata ini tidak semata-mata hanya untuk mengenyangkan dan
memanjakan perut dengan aneka ragam masakan khas dari daerah tujuan
wisata, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang menarikjuga menjadi
motivasinya.
ii.
Wisata Olahraga
Wisata ini memadukan kegiatan olahraga dengan kegiatan wisata.
Kegiatan dalam wisata ini dapat berupa kegiatan olahraga yang aktif
mengharuskan wisatawan melakukan gerakan olah tubuh secara langsung.
Kegiatan yanglain disebut kegiatan pasif. Dimana wisatawan tidak
melakukan gerak olah tubuh, tetapi menjadi penikmat dan menjadi pecinta
olahraga saja.
iii.
Wisata komersial
Wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-
pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.
iv.
Wisata bahari
Perjalanan yang banyak dikaitkan dengan dengan olahraga air seperti
danau, pantai, air laut.
v.
Wisata industri
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar,
orang-orang awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan
untuk mengadakan penelitian.
vi. Wisata Bulan Madu
Suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang
sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi
kenikmatan perjalanan.
vii. Wisata Cagar Alam
Jenis wisata yang banyak diselenggarakan oleh agen atau biro
perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke
tempat atau cagar alam, Taman lindung, pegunungan, hutan daerah dan
sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang
viii. Wisata Budaya
Wisata Budaya adalah kegiatan berwisata yang dilakukan dengan
bertujuan mempelajari budaya atau adat istiadat suatu daerah yang dituju.
Baik itu dilakukan dengan menggunakan Biro Perjalanan Wisata atau tanpa
menggunakan BPW tersebut.
g. Sumber Daya Wisata
Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada
campur tangan manusia dari luar untuk mengubahnya agar dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Dalam konteks pariwisata, sumber
daya diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya
berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus,
di samping sumber daya manusia.
I.
Sumber daya alam
Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan
pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya, tidak akan menjadi
sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut
dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar
menjadi bermanfaat.
Menurut Damanik dan Weber (2006: 2), sumber daya alam yang dapat
dikembangkan menjadi obyek wisata atau daya tarik wisata alam adalah:
a) keajaiban dan keindahan alam (topografi)
b) keragaman flora
c) keragaman fauna
d) kehidupan satwa liar
e) vegetasi alam
f) ekosistem yang belum terjamah manusia
g) rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai)
h) lintas alam (trekking, rafting, dan lain-lain)
i) objek megalitik
j) suhu dan kelembaban udara yang nyaman
II.
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam
pembangunan pariwisata. Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam
pariwisata, McIntosh, et al. (1995) dalam Pitana (2009: 72), memberikan
gambaran atas berbagai peluang karir dalam industripariwisata yang
memanfaatkan dan digerakkan oleh sumber daya manusia, seperti di bidang
transportasi, akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, shopping,
travel, dan sebagainya.
III.
Sumber daya budaya
Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang
menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya
keinginan untuk melihat carahidup dan budaya orang lain di belahan dunia
lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut.Menurut
Pitana (2009: 74), sumber daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi
daya tarik wisata diantaranya adalah:
a. Bangunan bersejarah, situs,monument, museum, galeri seni, situs
budaya kuno dan sebagainya
b. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan
tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industry film dan
penerbit, dan sebagainya.
c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan,
eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya.
d. Peninggalan keagamaan seperti pura, candi masjid, situs, dan
sejenisnya.
e. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan,
sanggar, teknologi tradisional, cara kerja, dan sistem kehidupan
setempat.
f. Perjalanan (trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat
transportasi unik(berkuda, dokar, cikar, dan sebagainya).
g. Mencoba kuliner (masakan) setempat. Melihat persiapan, cara
membuat, menyajikan, dan menyantapnya merupakan atraksi
budaya yang sangat menarik bagi wisatawan.
IV.
Sumber daya minat khusus
Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar
pariwisata adalah karena adanya kecenderungan wisatawan dengan minat
khusus baik dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya. Menurut
Richardson dan Fluker(1994)dalam Pitana (2009: 76), jenis-jenis sumber
daya pariwisata minat khusus yang bisa dijadikan daya tarik wisata dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Active adventure(petualangan aktif), seperti caving, parachute
jumping, trekking, off-road adventure,danmountain climbing.
b. Natureand wildlife, seperti birdwatching, ecotourism, geology,
national parks,danrainforest.
c. Anfinity,seperti artist’s workshop, senior tour, dantour for the
handicapped.
d. Romance, seperti honeymoon, island vacation, nightlife, single
tour, danspa/ hot spring.
e. Family, seperti amusemen park, camping, shopping trips, dan
whalewatching.
f. Soft adventure, seperti backpacking, bicycle touring, canoing/
kayaking, scuba diving/ snorkeling, dan walking tours.
g. History/ culture, seperti agriculture, art/ architecture, art festival,
dan film/ film history.
h. Hobby, seperti antique, beer festival, craft tour, gambling, dan
viedeographytour.
i. Spiritual, seperti pilgrimage/ mythology, religion/ spiritual, dan
yiga and spiritual tours.
j. Sports, seperti basket ball, car racing, olympic games, dan soccer.
E. Pembahasan
1. Kerangka Pemikiran
2. Gagasan
Berdasarkan dari teori yang telah di jabarkan diatas bahwasanya
masyarakat Riau sendiri terkadang banyak yang tidak faham mengenai
tarian daerah dari daerah setempat dan banyak yang masih menganggap
bahwa tarian tersebut dikhususkan untuk Perempuan saja. Sejatinya tarian
dapat dilakukan juga oleh laki laki. Dan laki laki apabila ambil andil dalam
pementasan tari, maka laki laki tidak harus juga berada di barisan penari.
Laki laki juga bisa mengambil bagian sebagai pengiring musik.
Dalam tarian itu sendiri, memiliki dua faktor yang penting yaitu
penari atau orang yang melakukan gerakan tarian tersebut dan yang kedau
yaitu musik, dalam hal ini musik umumnya dimainkan oleh laki-laki. Musik
pengiring dalam suatu tarian merupakan salah satu hal yang bisa untuk
menjadi penyampai pesan yang tersirat. Seperti dalam tarian “Rapa’i
geleng” asal aceh yang menyebutkan disyairnya menyebutkan :
Karena saleum, saleum Nabi kheun sunnah
Jaro kamo mat tanda mulia
Yang memeiliki arti :
Karena Salam Nabi katakan Sunnah
Kami pengan tangan (berjabat tangan) tanda Mulia
Salah satu syair dalam tarian “Rapai Geleng” yang tersirat
mengatakan
bahwa
sunnah
dari
Nabi
Muhammad
SAW
adalah
mengucapkan salam kepada sesama manusia dan berjabat tangan yang
merupakan salah satu tanda dimuliakan seseorang dalam budaya dan adat
Aceh. Tetapi ada juga yang musik tersebut hanya pengiring saja tanpa
adanya sya’ir yang dinyanyikan, seperti halnya tarian Zapin Api dari daerah
rupat utara yang hanya memainkan alat musiknya saja tanpa ada Syair.
Dalam tarian zapin Api dari daerah Rupat Utara itu sendiri penari yang
terdiri dari 5 orang yang awalnya duduk melingkari dupa yang dibakar
kemenyan oleh seorang syekh yang kemudian saat pertunjukan berlangsung
mereka mulai bermain dengan api tanpa memiliki rasa panas. Berbeda
halnya dengan tarian Zapin Melayu, Zapin melayu ini merupakan tarian
yang memiliki pengiring musik yang bersyair dan dapat di nyanyikan.
Berikut merupaka syair/lirik dari lagu pengiring tarian zapin melayu :
Indah tersusun Tangan dihayun
Kaki melangkah mengikut rentak
cantik dan anggun senyum menguntum
Gadis melayu rancan bertandak
Tampan perkasa langkah pemuda
menyusun gerak pencak berseni
menjeling dara diekor mata
terpaut rasa io dalam hatimu
Alun beralun hai merdu dialun
Irama lama tinggalan sejarah
janganlah canggung hai duduk mengalun
lagulah zapin rentak yang terindah
kilau bersinar emas suasa
dijari manis elok letaknya
Walau dunia terbelah dua
Seni Ibunda tetap dijaga
Cari yang buruk kita elokkan
Cari yang elok hoi dikembangkan
Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana
Beralun alun merdu hoi irama lagu
Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah
Berpasang pasang tari hoi geraknya tari
Menari menarilah tarian melayu
Menari menarilah jangan rasa malu
Menari menarilah sejujur hatimu
Menari menarilah tanpa rasa jemu
Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana
Beralun alun merdu hoi irama lagu
Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah
Berpasang pasang tari hoi geraknya tari
Menari menarilah tarian melayu
Menari menarilah jangan rasa malu
Menari menarilah sejujur hatimu
Menari menarilah tanpa rasa jemu
Berdentam dentam dentum hoi Tingkah rebana
Beralun alun merdu hoi irama lagu
Berderap derap bunyi hoi kaki melangkah
Berpasang pasang tari hoi geraknya tari
Menari menarilah tarian melayu
Menari menarilah jangan rasa malu
Menari menarilah sejujur hatimu
Menari menarilah tanpa rasa jemu
Dari Syair diatas yang merupakan penggalan dari musik pengiring
yang dinyanyikan di tarian Zapin Melayu yang umumnya diperankan oleh 6
atau 8 orang, yang terdiri dari 3 pasang atau 4 pasang antara laki-laki dan
perempuan yang menari berpasangan. Tarian ini merupakan salah satu
tarian yang terkenal dari daerah melayu. Tarian zapin ini memiliki makna
tersendiri dalam setiap gerakan yang ditampilkan.
Musik yang mengiringi tarian ini terbagi menjadi 2 elemen, yakni
suara alat musik yang ditabuh serta syair-syair melayu yang dinyanyikan
sebagai pesan moral tersendiri. Untuk Tari Zapin murni yang langsung
berasal dari budaya Arab, hanya ada 2 alat musik yang dipakai untuk
mengiringinya, yakni Marwas dan Gambus.
Sementara Tari Zapin yang telah mengalami akulturasi dan
perkembangan kebudayaan dengan corak melayu, biasanya ditampilkan
dengan iringan berbagai alat musik, seperti rebana, akordeon, gembos,
marwas, gitar, serta gendang.
Syair-syair lagu yang mengiringi jenis tarian ini biasanya merupakan
lagu-lagu yang dibuat oleh seorang pencipta lagu terkenal Tengku Mansor.
Beberapa judul lagunya adalah Ya Salam, Tanjung Serindit, Yale-Yale,
Gambus Palembang, Sri Pekan, Lancang Kuning, dan juga Lancang Daik.
Sebelum lagu-lagu tersebut dibuat, Tari Zapin biasanya diiringi oleh
beberapa lagu lama, seperti Bismillah, Pulut Hitam, Anak Ayam Patah,
Zapin Asli, Gendang Rebana, Lancang Balai, Saying Sarawak, dan lainlain. Semua lagu-lagu tersebut memiliki pesan moral yang sangat
mendalam.
Gerakan tarian ini dibagi menjadi 3 bagian utama, yakni gerakan
pembuka, gerakan inti, serta gerakan penutup. Bila diulas secara terperinci,
ketiga bagian tersebut memiliki gerakan-gerakan lainnya yang terbagi
menjadi 19 gerakan. Tiap-tiap gerakan khusus memiliki makna tersirat yang
terkandung di dalamnya. Bila tari ini ditampilkan, maka akan terlihat
gerakan yang berirama dan terpola.
Gerakan tari mendapatkan inspirasi dari kegiatan manusia dan alam
lingkungan. Misalnya, Titi Batang, Anak Ayam Patah, Siku Keluang, Sut
Patin, Pusing Tengah, Alif dan sebagainya. Berikut ini adalah sebagian dari
gerakan Tari Zapin :
1. Tahto 1 : Gerakan dengan maksud sikap rendah diri dan menghargai
yang biasa ditampilkan pada permulaan tari. Gerak ini dilakukan
sebanyak dua kali di awal dan di akhir dengan dilakukan sebanyak 8
hitungan per 1 kali.
2. Tahto 2 : Juga dimaksudkan sebagai sikap rendah diri yang
dilakukan setelah gerak Tahto 1. Dilakukan dengan 8 hitungan per 1
kali, sebanyak dua kali diawal dan diakhir gerakan Tahto 1.
3. Tahto 3 : Masih sama sebagai sikap rendah diri dan menghargai dan
dilakukan setelah gerak Tahto 2. Dilakukan dengan 8 hitungan per 1
kali, sebanyak 1 kali diawal dan diakhir gerakan Tahto 2.
4. Bebas : Gerak yang selalu ditampilkan, dilakukan diantara gerakgerak lainnya. Terkadang sebanyak 1 kali, kadang juga dilakukan 1
kali sebanyak 8 hitungan per 1 kali.
5. Shut : Dimaksudkan sebagai sikapadil dan sabar dengan
keseimbangan. Dilakukan setelah gerak bebas yang sebelumnya
adalah gerak Tahto 3. Dilakukan 2 kali, shut maju dan shut mundur
dengan 16 hitungan per 1 kali.
6. Siku Keluang : Mewakili dinamisnya kehidupan. Dilakukan
sebanyak 2 kali setelah gerak bebas yang sebelumnya didahului
gerak Shut maju dan mundur. 16 hitungan per 1 kali.
7. Mata Angin : Dilakukan setelah gerak bebas 1 kali setelah
sebelumnya didahului gerak Siku Keluang. Sebanyak 1 kali dalam
16 hitungan.
8. Titik Batang : Mewakili keteguhan hati dan ketrampilan dalam
menghadapi cobaan. Dilakukan sebanyak 2 kali setelah gerak bebas
yang sebelumnya didahului gerak Mata Angin. Dilakukan 2 kali
maju dan mundur yang keduanya dipisahkan oleh 1 kali gerak bebas.
16 hitungan per 1 kali.
Tarian tidak hanya didukung oleh gerakan tangan dan kaki saja, tetapi
juga dibantu oleh pakaian dan tata rias yang membantu memperindah tarian
tersebut.
Para penari Zapin dirias dedemikian rupa agar terlihat menarik, cantik
dan tampan. Dalam hal tata busana, penari pria mengenakan pakaian adat
Melayu yang terdiri dari atasan baju kurung, cekak musang, bawahan
seluar, plekat, kopiah, songket dan bros.
Adapun penari wanitanya memakai baju kurung labuh, kain songket,
selendang tudung manto, kain samping, anting-anting, kalung, hiasan
kembang goyang, sanggul lipat pandan dan conget. Semua busana
umumnya berwarna cerah, seperti merah, kuning, hijau, atau biru.
Busana para penari sengaja didesain bernuansa islami. Dalam
fungsinya untuk menutupi tubuh, memperjelas garis-garis ruang gerak,
mempertegas identitas tari, tidak menggaggu gerak, serta memperjelas
garis-garis ruang gerak, busana Tari Zapin mampu menimbulkan estetika
yang tinggi.
Pakaiannya saja sudah menimbulkan suatu norma kesopanan didalam
berpakaian yang diharapkan menjadi acuan masyarakat dan menjadi aturan
khusus sejalan dengan adat istiadat yang berlaku.
Selain busana, penari juga menggunakan beberapa properti tari.
Sebenarnya pada dasarnya, tarian ini tidak menggunakan properti apapun
dalam pertunjukannya. Namun dalam beberapa pertunjukan.
Beberapa kali ditemukan beberapa properti yang digunakan dalam
tarian, seperti selendang (sampur) yang biasanya dimainkan oleh penari
perempuan dengan tujuan memperindah gerakan yang dilakukan.
Itulah konsep Tari Zapin yang sangat menarik untuk dipelajari sebagai
salah satu kebudayaan masyarakat Riau. Semua unsur-unsur yang
berhubungan dengan Tari Zapin memiliki catatan menarik mengenai
budaya dan nilai-nilai moral yang dikandungnya. Sebagai jenis tarian adat,
tarian ini mengalami akulturasi kebudayaan antara budaya Arab dan
Melayu.
Pada masa sebelum tahun 1960-an, sebenarnya tarian ini hanya boleh
ditampilkan oleh para pria secara berkelompok. Namun, setelah mengalami
berbagai perkembangan, tarian ini telah dibuat dengan beberapa versi.Salah
satu setting tarian ini yang paling populer diantaranya adalah versi tari yang
berpasangan antara penari pria dengan penari wanita. Dalam pertunjukan
panggung, jumlah penari tidak dibatasi dan menyesuaikan dengan
kebutuhan tertentu.
F. Penutup
a. Kesimpulan
“Istilah Zapin muncul pada sekitar abad ke-6 M, ketika terjadi
peperangan dengan orang-orang kafir Mekah, di mana pada waktu itu puteri
Saidina Hamzah ingin ikut Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah,
namun Nabi Muhammad menolaknya, sehingga terjadi perdebatan, namun
tak lama kemudian Nabi menunjuk Saidina Ali untuk menjadi wali
pengasuh puteri Saidina Hamzah, yang kemudian Saidina Ali dengan
girangnya menari dengan mengangkat kaki” (dalam Md. Nor, 2000: 84: 85;
Basarshah 2010: 14; dan Husein 2011: 50).
Dalam tarian Melayu dikenal istilah rentak, yaitu motif irama (musik)
tertentu yang mendasari motif gerak tertentu (Dewan Kesenian Jakarta,
1978: 99).
Rentaklah yang membangun suasana dan identitas tari Melayu.
Rentak yang dikenal antara lain rentak Zapin, rentak Joget, rentak Ghazal,
rentak Melayu, rentak Mak Inang, rentak Nobat, dan sebagainya. Semua
rentak di atas masih dapat dibagi dalam tiga garis besar, yaitu rentak cepat,
rentak
sedang,
dan
rentak
lambat
(Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan, t.t.: 124)
Tari Zapin adalah salah satu contoh seni pertunjukan yang
berkembang menjadi kesenian Melayu. Selain di Malaysia, Singapura,
Brunei dan Thailand, kesenian ini juga dikenal di Nusantara Indonesia.
Tersebar mulai dari Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi hingga Maluku.
Dalam sejarahnya, Tari Zapin terkait erat dengan penyebaran Islam di
pesisir Nusantara pada kisaran abad ke-13 dan 14. Zapin bersama dengan
kesenian Arab lain, seperti Rodat dan Hadrah diperkenalkan oleh para
saudagar Arab yang sekaligus pendakwah Islam.
Di Nusantara Indonesia sendiri, tari ini bermula dari hiburan bagi
lingkungan keturunan Arab untuk kemudian masuk ke lingkungan kerajaan.
Melalui
persilangan
dengan
budaya
lokal,
kemudian
dikenallah
penggolongan tari Zapin, Zapin Arab dan Zapin Melayu.
Zapin Arab merupakan tradisi tari eksklusif di kelompok warga
keturunan Arab. Sementara itu, Zapin Melayu adalah tarian yang
berkembang di kalangan kaum Melayu, terutama di lingkungan kerajaan.
Selain berniaga, sebagian orang Arab juga ada yang menjadi guru
agama bagi kaum kerabat kerajaan. Di kerajaan Siak Sri Indrapura, awalnya
kesenian ini hanya dijadikan hiburan selepas mengaji agama, akhirnya tari
dan musik Zapin berkembang menjadi hiburan di kalangan istana.
b. Saran
Saran kepada Mahasiswa :
-
Mulailah mempelajari budaya daerah sendiri, karena banyak
wisatawan mancanegara yang tertarik dengan budaya lokal.
-
Mulailah mencintai budaya daerah setempat, dengan mencintai
budaya daerah itu akan membuat tertarik untuk mempelajari
budaya lokal daerah lain.
Saran untuk Umum :
-
Mulailah untuk mendukung anak-anak kecil belajar mengenai
sejarah suatu budaya daerah
-
Mulailah untuk mengajarin anak-anak mengenai budaya daerah
adat sendiri
Saran untuk Pelaku Pariwisata
-
Mulailah membuat kegiatan yang berkenaan dengan kebudayaan
suatu daerah, terutama daerah melayu yang awalnya menjadi cikal
bakal Indonesia.
Download