Uploaded by User56630

5. AMINA & AMIDA

advertisement
AMINA DAN AMIDA
Mutiara Dwi Cahyani, M.pd
AMINA
PENGERTIAN
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih
atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril.
Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan
eter terhadap air.
Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder
dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari
alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang
terikat pada karbon yang mengandung hidroksi, namun amina
diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung
pada atom nitrogen (Stoker, 1991).
RUMUS UMUM
Rumus umum untuk senyawa amina adalah Cn H2n+3 N, dimana R dapat
berupa alkil atau aril. Terdapat 3 macam amina :
Amina Primer
Amina
Sekunder
Amina Tersier
RUMUS UMUM
R-NH2 – Amina primer, contoh:
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2
= butanamina
(R)2NH – Amina sekunder, contoh:
(CH3)2NH
= dimetilamin
(R)3N – Amina tersier, contoh:
(CH3)3N
= trimetilamin
ARIL AMIN
Gugus NH2- juga dapat berikatan dengan senyawa aromatic (benzene) sehingga
sering dikatakan senyawa aril amina
SUMBER-SUMBER AMINA
• Morfina (pereda nyeri) : dari opium, getah kering biji
mentah tumbuhan apiun
• Putresina : dari daging busuk
• Efedrina (obat pelutuh dahak) : di ekstrak dari tanaman
ma-huang
• Meskalina : diisolasi dari kaktus peyote
• Nikotina : tembakau
TATA NAMA
Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti
nama sistematik alkohol, monohidroksi akhiran –a dalam nama alkana induknya
diganti oleh kata amina.
Contoh :
CH3- CH-CH3
2-propanamina
│
NH2
CH3-CH2-CH-CH2-CH3
│
NH2
3-pentanamina
TATA NAMA
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang
terikat pada atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan
menganggapnya sebagai amina primer yang tersubtitusi pada
atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa gugus sustituen
yang lebih besar dianggap sebagai amina induk, sedangkan
gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan cara
menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N)
CH3-CH2-CH2-NH-CH3
N-metil-2-propanamin
TATA NAMA
Tata Nama Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan
gugus-gugus alkil/aril yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa
urutan penulisannya harus memperhatikan urutan abjad huruf terdepan
dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di belakang
nama gugus-gugus tersebut. Contoh:
TATA NAMA
Dalam menomori cincin heterosiklik, heteroatom dianggap berposisi 1. Oksigen lebih
diprioritaskan daripada nitrogen
KLASIFIKASI AMINA
Kelas kimiawi
Amina
Rumus
Rumus
struktural
Awalan
Akhiran
Contoh
Amina primer
RNH2
CH3 – N – H
I
H
amino-
-amina
Metilamina
Amina sekunder
R2NH
amino-
-amina
Amina tersier
R3N
amino-
-amina
Gugus
CH3 – N – CH3
I
H
CH3 – N – CH3
I
CH3
Dimetilamina
Trimetilamina
SIFAT-SIFAT AMINA
SIFAT FISIS AMINA
• Ketiga golongan amina dapat membentuk ikatan hidrogen dengan gugus –OH dari
air yaitu H - N. Tetapi ikatan hidrogen antara N dengan H ini lebih lemah
dibandingkan ikatan hidrogen O dengan H karena N kurang elektronegatif
dibandingkan N sehingga ikatan NH menjadi kurang polar (mudah larut dalam air).
• Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah
menguap. Sedangkan kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat
molekul.
• Pada umumnya mempunyai bau seperti ammonia dan tidak berwarna. Amina
sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah
daripada amina primer.
SIFAT-SIFAT AMINA
Tabel 1. Titik Didih dan Kelarutan dalam Air Senyawa Amina
Titik Didih
Kelarutan dalam Air
(g 100mL)
∞
Nama
Rumus Struktur
Metilamin
CH3NH2
(°C)
–6,3
Dimetilamin
(CH3)2NH
7,5
∞
Trimetilamin
(CH3)3N
3,0
∞
Etilamin
CH3CH2NH2
17,0
∞
Benzilamin
C6H5CH2NH2
185,0
∞
Anilin
C6H5NH2
184,0
3,7
SIFAT-SIFAT AMINA
SIFAT KIMIA AMINA
 Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar yang mudah
larut dalam air.
 Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring bertambah cenderung
bertambah panjangnya rantai karbon.
 Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air bersifat
basis.
REAKSI AMINA
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkan alkohol disertai pembebasan
gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2
│
CH3
→ CH3-CH-OH + N2 + H2O
│
CH3
Isopropilamina (amina 1°) isopropil alkohol (alkohol 2°)
2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa Nnitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O, contoh :
H N=O N + HNO2 → N + H2OCH3CH3
N-metilanilina
N-metilnitrosoanilina
REAKSI AMINA
3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang ditentukkan oleh jenis
amina tersier yang digunakan. Pada amina alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan
HNO2 mengakibatkan terjadinya substitusi cincin aromatik oleh gugus –NO. contoh:
CH3 CH2 N + HNO2 → N + H2O CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso –N,N- dimetilanilina
4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0°C menghasilkan garam
diazonium. Contoh:
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida
REAKSI AMINA
Reaksi Substitusi
1. Reaksi dengan suatu alkil halida :
RNH2 + R’Cl  RNH2Cl- dan juga RNHR’2Cl- dan RNR’3 Cl2. Reaksi dengan keton
CH3C OCH2CH3 + HNCH3  CH3C NHCH3 + CH3CH2OH
3. Reaksi dengan asam anhidrida
CH3C OCCH3 + HNCH3  CH3C NHCH3 + HOCCH3
4. Reaksi dengan alkil halide
CH3C CL + HNCH3  CH3C NHCH3 + HCL
REAKSI AMINA
5. Reaksi dengan asam nitrit
R3N + H ONO

(amina tersier)
(garam amina)
R2NH + HONO
(amina sekunder)

R3N+H –ONO
R2N N═ O
(nitrosamin)
RNH2 + HONO dingin  R N2+ -N2 R+ (tidak stabil)
(amina primer)
PEMBUATAN AMINA
Pembuatan amina primer
Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan
pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini
sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam
ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus etil.
Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik)
antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran
Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya
amina primer, yakni etilamina.
PEMBUATAN AMINA
Pembuatan amina sekunder
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga
bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi
sebelumnya.
Pada tahap pertama, terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida.
Anggap garam yang terbentuk ini adalah amonium bromida dengan dua atom
hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.
PEMBUATAN AMINA
Pembuatan amina sekunder
Lagi-lagi terdapat kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik)
antara garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, seperti
diperlihatkan pada gambar berikut:
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga
menjadikannya amina sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina
yang memiliki dua gugus alkil terikat pada atom nitrogen
PEMBUATAN AMINA
Pembuatan amina tersier
Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga
bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada
reaksi sebelumnya.
Pada tahapan pertama, terbentuk trietilamonium bromida.
PEMBUATAN AMINA
Lagi-lagi ada kemungkinan terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara
garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran tersebut, sebagaimana
ditunjukkan berikut
Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga
menjadikannya amina tersier, yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang
memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.
PENGGUNAAN AMINA
Sebagai katalisator
Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat
vulkanisasi, membuat sabun, dll.
Trimetil amina : suatu penarik serangga.
IDENTIFIKASI AMINA
1. Hinsberg Test
Tampatkan 1ml cairan amina, tambahkan 0,2 gram p-toulena sulfonyl chloride
atau benzena sulfonyl chloride dan 5ml larutan KOH 10% didalm tabung reaksi.
Tutup tabung reaksi dengan rapat dan kocoklah selama 3-5 menit, kemudian
buka tutupnya dan panaskan tabung reaksi dengan steam bath selama 1menit
sambil dikocok. Dinginkan larutan dan amati dengan kertas pH yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya amina. Jika tidak terdapatkandungan amina
didalm tabung reaksi tersebut, maka tambahkan KOH sampai terbentuk
endapan. Kemudian tambahkan dengan 5ml aquadest dan kocoklah larutan
tersebut. Jika endapan tidak terlarut maka sulfonamide dimungkinkan telah
terbentuk mengandung 2-amina.
IDENTIFIKASI AMINA
2. Asam nitrat Test
Perubahan terhadap gas yang terjadi pada suhu 5oC dapat menunjukkan adanya amina
primer(aliphatic), RNH2. Terbentuknya cairan yang menyerupei minyak yang berwarna
kuning atau endapan kuning dapat membuktikan adanya amina sekunder, R2NH. Amina
yang lain yang tentunya berupa amina tersier tidak dapat bereksi atau dapat
dikategorikan kedalam golongan amina sekunder. Apabila perubahan yang terjadi
terhadap gas sangatlah minim pada suhu 50C, maka diamkan sebentar dan panaskan
secra perlahan-lahan hingga mencapai suhu kamar.
Gelembung yang terbentuk pada suhu kamar dapat menunjukkan senyawa asli yang bisa
kita sebut dengan amina primer (aromatik), ArNH2. Ambil bekas larutan tersebut dan
tambahkan seteets demi seteets larutan β- naphtol. Jika terbentuk endapan merah, maka
kita dapat membuktikan bahwa cairan yang tersedia tersebut adalah amina primer
(aromatik ), ArNH2.
IDENTIFIKASI AMINA
3. pH dari larutan
Jika campuran tersebut larut dalam air, siapkan larutan tersebut dan amati pHnya
dengan menggunakan kertas pH. Jika cairan tersebut berupa amina maka dapat
dibuktikan dengan pH yang tinggi. Apabiala campuran tersebut tidak larut dalam
air maka dapat dilarutkan terlebih dahulu dalam ethanol air atu 2-dimethoxyetane.
4. Acetyl Chgloride
Amina dapat digunakan untuk membuktikan adanya acetyl chloride. Identifikasi ini
dapat diuraikan dengan percobaan pada alkohol. Jika campuran ini dapt
dinetralkan dengan air,maka amina primer dan sekunder dapat menghasilkan
acetamide padat, sedangkan amina tersier tidak dapat menghasilkan padatan
saama sekali.
AMIDA
PENGERTIAN
Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunanturunan asam karboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda
tergantung pada gugus yang melekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan
reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yang berarti bahwa senyawa yang lebih
stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asil halida adalah
kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia
diubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis
harus mengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis
molekul lain
TATA NAMA
Dalam tatanama biasa, amida disebut sesuai dengan nama asam tempat ia berasal. Jadi,
amida paling sederhana berasal dari asam asetat, asetamida (CH3CONH2). IUPAC
merekomendasikan ethanamide, tetapi ini sangat jarang ditemui. Ketika amida yang berasal
dari amina primer atau sekunder, substituents pada nitrogen ditunjukkan pertama pada
nama amida tersebut. Jadi amida yang terbentuk dari dimetilamin dan asam asetat adalah
N,N- dimetilasetamida (CH3CON(CH3)2). Biasanya bahkan nama ini adalah
dimetilasetamida (disederhanakan). Amida siklik disebut lactams, mereka harus berupa
amida sekunder atau tersier. Kelompok fungsional yang terdiri dari -P (O) NR2 dan SO2NR2 adalah phosphonamides dan sulfonamides.
HCONH2 = methanamide
CH3CONH2 = ethanamide
CH3CH2CONH2 = propanamide
TATA NAMA
O
Struktur Formula
CH3
O
C N H
H
IUPAC
ethanamide
CH3CH2
O
C N H CH3CH2 C N CH3
H
propanamide
H
N-
methylpropanamide
SN2
TATA NAMA
Jika rantai itu bercabang, karbon pada
gugus -CONH2 dianggap sebagai atom
karbon nomor satu, misalnya :
STRUKTUR DAN IKATAN
Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telah
digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O)
NH2. Amida dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '.
Amida juga umumnya berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R.
Amida biasanya dianggap sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus
hidroksil telah digantikan oleh amina atau amonia.
Gambar 2 Terdelokalisasinya pasangan elektron amida
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Sifar Fisika
• Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya cukup tinggi. Hal ini
disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar molekulnya.
• Semua turunan asam karboksilat dapat larut dalam pelarut organik, sedangkan
dalam air kelarutannya tergantung pada jumlah atom karbon yang terdapat dalam
molekulnya. Sebagai contoh, untuk kelompok senyawa ester yang mengandung 3-5
atom C dapat larut dalam air, tetapi untuk kelompok senyawa amida yang larut
dalam air adalah yang memiliki 5-6 atom C.
• Berbagai ester yang volatil mempunyai bau sedap sehingga sering digunakan dalam
pembuatan parfum atau bahan penyedap rasa sintetik. Kelompok senyawa klorida
asam memiliki bau yang tajam karena mudah terhidrolisis dan menghasilkan asam
karboksilat dan HCL yang masing-masing memiliki bau khas.
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Sifat-sifat Kimia
Dalam mempelajari sifat-sifat kimia masing-masing kelompok turunan asam karboksilat, terlebih
dahulu harus dipahami. Ciri-ciri umum reaksinya seperti yang di uraikan di bawah ini :
a. Keberadaan gugus karbonil dalam turunan asam karboksilat sangat menentukan kereaktifan
dalam reaksinya, walaupun gugus karbonil tersebut tidak mengalami perubahan.
b. Gugus asil ( R-C=O ) menyebabakan turunan asam karboksilat mudah mengalami substitusi
nukleofilik. Dalam substitusi ini, atom/gugus yang berkaitan dengan gugus asil digantikan oleh
gugus lain yang bersifat basa. Pola umum reaksi substitusi nukleofilik tersebut dituliskan dengan
persamaan reaksi
c. Reaksi substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat berlangsung lebih cepat dari pada
reaksi substitusi nukleofilik pada rantai karbon jenuh (gugus alkil)
TITIK LELEH
Seperti yang kita lihat, ada banyak
ikatan hidrogen yang dapat dibentuk.
Setiap molekul memiliki dua atom
hidrogen sedikit positif dan dua pasang
elektron bebas pada atom oksigen.
Ikatan hidrogen ini memerlukan jumlah
energi
yang
besar
untuk
memutuskannya. Oleh sebab itu titik
leleh dari senyawa-senyawa amida
cukup tinggi.
KELARUTAN
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding.
Biasanya amida kurang larut dibandingkan amina dan asam
karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat
dengan baik menyumbangkan dan menerima ikatan
hidrogen
PEMBUATAN AMIDA
 Dari asam karboksilat
Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium yang
kemudian menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk
dengan menambahkan amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam.
Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat dengan menambahkan amonium
karbonat ke kelebihan asam etanoat.
Ketika reaksi selesai campuran dipanaskan dan terjadi dehidrasi garam ammonium
memproduksi ethanamide.
PEMBUATAN AMIDA
 Dari asil klorida
Asil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum RCOCl.
Atom klorin sangat mudah diganti dengan subtituents lain. Misalnya mudah
digantikan oleh sebuah kelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.
Untuk membuat ethanamide dari klorida ethanoyl, biasanya kita
menambahkan ethanoyl klorida ke dalam sebuah larutan yang terdiri dari
amonia dalam air. Ada beberapa reaksi yang sangat keras yang menghasilkan
banyak asap putih (seperti campuran amonium klorida padat dan ethanamide).
Beberapa campuran tetap dilarutkan dalam air sebagai larutan tidak berwarna.
PEMBUATAN AMIDA
 Dari asil klorida
Kita dapat menganggap reaksi yang terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, amonia
bereaksi dengan klorida ethanoyl untuk menghasilkan ethanamide dan gas hidrogen klorida.
Kemudian hidrogen klorida yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium klorida.
Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satu
persamaan sebagai berikut
PEMBUATAN AMIDA
 Dari anhidrida asam
Sebuah anhidrida asam adalah sesuatu yang
kita peroleh jika melenyapkan sebuah molekul air
dari dua kelompok asam -COOH karboksilat.
Misalnya jika kita mengambil dua molekul asam
etanoat dan mengeluarkan sebuah molekul air di
antara mereka maka kita akan mendapatkan
anhidrida asam, anhidrida etanoat (nama lama:
anhidrida asetat).
PEMBUATAN AMIDA
Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa selama reaksi, molekul
asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl pada waktu asil klorida bereaksi. Jika
anhidrida etanoat akan ditambahkan ke larutan amonia pekat, ethanamide dibentuk bersamasama dengan amonium etanoat. Sekali lagi, reaksi terjadi dalam dua tahap. Pada tahap
pertama ethanamide dibentuk bersama-sama dengan asam etanoat.
Kemudian asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium etanoat.
Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satu
persamaan sebagai berikut.
PEMBUATAN AMIDA
 Reaksi Schmidt
 Reaksi Schotten-Baumann
PEMBUATAN AMIDA
 Reaksi Passerini
 Reaksi Ritter
PEMBUATAN AMIDA
 Reaksi Ugi
SN2
SENYAWA AMIDA
Formamida
Formamida juga dikenal sebagai
metanamida, merupakan amida yang
berasal dari asam formiat. Ini adalah cairan
bening yang dapat larut dalam air dan
memiliki bau seperti amonia. Senyawa ini
digunakan terutama untuk pembuatan obat
sulfa dan mensintesis vitamin serta sebagai
pelembut untuk kertas dan serat. Dalam
bentuk murni sering digunakan sebagai
pelarut.
SENYAWA AMIDA
Akrilamida
Akrilamida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia C3H5NO. Nama IUPAC
adalah 2 propanamida. Senyawa ini berbau, kristal padat putih, larut dalam air, etanol,
eter, dan kloroform. Kebanyakan digunakan untuk mensintesis poliakrilamida, termasuk penggunaan
dalam air limbah pengobatan, elektroforesis gel ( SDS-PAGE ), pembuatan kertas, bijih pengolahan, dan
pembuatan tekan permanen kain. Beberapa akrilamida digunakan dalam pembuatan zat warna dan
pembuatan monomer.
SN2
SENYAWA AMIDA
Sulfonamida
Sulfonamida adalah dasar dari beberapa kelompok obat-obatan. Sulfonamida
antibakteri asli (kadang-kadang disebut obat sulfa) adalah agen-agen anti mikroba
sintetik yang berisi kelompok sulfinamida. Beberapa sulfonamida juga tidak memiliki
aktivitas antibakteri, misalnya antikonvulsi sultiame.
SENYAWA AMIDA
Tioamida
Tioamida adalah kelompok fungsional dengan struktur umum R-CS-NR'R, dimana R
adalah kelompok organik. Mereka analog dengan amida tetapi menunjukkan ikatan
yang lebih besar sepanjang ikatan CN, hasilnya terjadilah penghalang rotasi yang lebih
besar. Salah satu yang terkenal dari tioamida terbaik adalah thioacetamide yang
digunakan sebagai sumber ion sulfida dan merupakan blok bangunan di kimia
heterosiklik. Tioamida biasanya dibuat dengan mereaksikan amida dengan sulfida
fosfor seperti pentasulfida fosfor dalam suatu aplikasi khusus.
SENYAWA AMIDA
Salisilamida
Salisilamida adalah nama umum untuk o-hidroksibenzamida. Salisilamida adalah
obat yang penggunaannya mirip dengan aspirin. Salisilamida digunakan dalam
kombinasi dengan aspirin dan kafein yang dikenal sebagai SM Powder.
SN2
SENYAWA AMIDA
Nikotinamida
Nikotinamida juga dikenal sebagai niasinamida dan amida
asam nikotinat, merupakan amida dari asam nikotinat (vitamin
B3/niasin). Nikotinamida adalah vitamin yang dapat larut
dalam air dan merupakan bagian dari vitamin B. Asam
nikotinat juga dikenal sebagai niasin, dikonversi menjadi
nikotinamida. Walaupun keduanya identik sebagai vitamin,
nikotinamida tidak memiliki efek farmakologis dan sifat yang
beracun seperti niasin (hal ini terkait dengan konversi niasin).
Jadi nikotinamida tidak mengurangi kolesterol, walaupun
begitu nikotinamida mungkin beracun untuk hati pada dosis
melebihi 3g/hari untuk orang dewasa. Dalam sel niasin
dimasukkan ke dalam dinukleotida nikotinamida adenin (NAD)
dan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP).
LATIHAN
1.
Tentukanlah masing-masing senyawa berikut ini, apakah merupakan amina primer, sekunder, dan tersier
sebagai suatu garam amina dari salah satunya
a. CH3CH2NH2
b. (CH3)2CH2NH2
c. (CH3)3N
2.
Prediksilah, manakah pasangan senyawa berikut yang titik didihnya lebih tinggi. Jelaskan alasan Anda.
a. Etanamin atau etanol.
b. Butana atau 1-propanamin.
c. Metanamin atau air.
d. Etilmetilamin atau butane.
3.
Gambarkan struktur masing-masing senyawa berikut:
a.Dietilamin.
b.3-Dekanamin.
c. 3-Bromo-2-pentanamin.
d.Trifenilamin.
4.
Gunakan sistem tatanama IUPAC dan sistem tatanama untuk nama masing-masing amida
berikut:
5.
Tentukan, dimanakah terdapat gugus amida pada struktur sakarin, pemanis buatan
berikut:
TERIMA KASIH
Download