Uploaded by nadiamchadiza

Kelompok 3 Laporan Hasil Observasi Viskositas

advertisement
LAPORAN OBSERVASI KIMIA FISIKA
PERCOBAAN KE-7
VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU
Dosen Pengampu: Asiyah Nurrahmajanti, M.Si.
Tanggal Percobaan : Kamis, 14 Mei 2020
Tanggal Pengumpulan Laporan : Kamis, 21 Mei 2020
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nabilah Sayidatu Sholihah
1187040040
Nadia Maharani Chadiza
1187040041
Novi Solistiawati
1187040044
Qirbiya Gifriyuna
1187040054
Rizky Ramdhani
1187040063
Siti Saadah
1187040072
Kimia 4 B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
Abstrak
Dalam pengobservasian ini, viskositas minyak terpentin ditentukan dengan menggunaka n
alat viskometer. Viskometer merupakan alat pengukur kekentalan (viskositas) dari suatu fluida.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material, juga menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Pengukuran viskosita s
minyak tepentin didasarkan pada hukum Poisulle menggunakan alat viskometer jenis Ostwald,
viskometer ini hanya memerlukan sampel yang lebih sedikit dibandingkan viskometer yang lain.
Penetapan viskositas dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirka n
cairan dalam pipa dari batas atas ke batas bawah. Pada pengobservasain ini didapatkan waktu ratarata tempuh untuk miyak terpentin untuk sampai pada batas bawah yaitu 25,75 detik sedangkan
untuk air yaitu 21,48 detik. Maka, diperoleh nilai viskositas fluida minyak terpentin dan air
berturut-turut 0,9240 cp dab 0,8937 cp.
Kata kunci: Viskometer, viskositas, metode ostwald, minyak terpentin.
1. Pendahuluan
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas yang
dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dapat dilakukansuatu lapisan fluida terhadap suatu
lapisan lainnya.
Pada aliran laminer, fluida dalam pipa dapat dianggap terdiri atas lapisan molekul- molek ul
yang bergerak satu di atas yang lainnya dengan kecepatan berbeda-beda. Profil kecepatan pelbagai
lapisan ini berbentuk parabola dengan kecepatan paling tinggi terdapat pada bagian tengahpipa.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari Poiseuille.
Pada metode ini diukur waktu, t yang diperlukan oleh volume tertentu cairan, V, untuk mengalir
melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak, P, yang tetap.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul,gaya tarik antara
molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang,
maka sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu
energi tertentu. Sesuai dengan hukum distribusi Maxwell-Bolztmann, jumlah molekul yang
memiliki energi yang diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor e-E/RT, maka
fluiditas sebanding dengan e-E/RT dan viskositas sebanding dengan eE/RT. Secara kuantitatif
pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik.
(1)
Dengan A tetapan yang sangat bergantung pada massa molekul relative dan volume molar
cairan, dan E = energi ambang per–mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.Untuk cairan
yang tak terasosiasi, Bntschinski menggemukakan persamaan empirik yang mengaitkan koefisie n
viskositas dengan volumejenis pada suhu yang sama sebagai,
(2)
b dan c tetapan yang bergantung pada jenis zat cair, dan ν ialah volume jenis dalam cm3 /g.
Ditemukan bahwa tetapan b praktis identik dengan tetapan Van der Waals cairan yang
bersangkutan.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada observasi mengenai viskositas sebagai fungsi suhu yaitu gelas
beaker 1 buah, viscometer Ostwald 1 buah, pipet tetes 1 buah, statif dan klem viscometer Ostwald
1 buah, piknometer 25 mL 1 buah, gelas kimia 40 mL 2 buah dan stopwatch 1 buah.
Bahan yang digunakan pada observasi kali ini mengenai viskositas sebagai fungsi suhu
yaitu air suling ± 20 mL, Turpentine Oil ± 20 mL, dan etanol secukupnya. Instrument yang
digunakan yaitu neraca analitik.
3. Prosedur Kerja
Pada observasi mengenai viskositas sebagai fungsi suhu dilakukan dua percobaan yaitu
pada sampel air dan Turpentine oil. Prosedur percobaannya yaitu viscometer Ostwald dibersihka n
dengan air dan etanol lalu dikeringkan dalam oven selama 10-15 menit pada suhu 50°C. Bagian
tabung viscometer Ostwald diberi tanda A dan B. lalu, sampel (air/ Turpentine Oil) diisika n
sepenuhnya pada viscometer dengan bantuan pipet tetes. Melalui tabung karet, sampel (air/
Turpentine Oil) disedot ke atas tanda A, kemudian sampel (air/ Turpentine Oil) dibiarkan mengalir
ke bawah. Ketika meniscus sampel (air/ Turpentine Oil) mencapai tanda A, stopwatch dimulai dan
ketika meniscus sampel (air/ Turpentine Oil) mencapai tanda B, stopwatch dihentikan. Waktu
untuk mengalirkan sampel (air/ Turpentine Oil) dari tanda A ke B dicatat.
Lalu, dilakukan pengukuran massa jenis pada setiap sampel menggunakan piknometer.
Piknometer bersih dan kosong ditimbang. Dimasukan sampel (air/ Turpentine Oil) ke dalam
piknometer sampai di atas leher, dipasang penutupnya hingga sampel (air/ Turpentine Oil) mengis i
pipa kapiler sampai penuh dan tidak ada gelembung. Kemudian, ditimbang piknometer berisi
sampel (air/ Turpentine Oil) dan dicatat hasilnya. Terakhir, viskositas setiap sampel ditentuka n
dengan mensubstitusi nilai kedalam persamaan yang telah diberikan.
4. Pembahasan
Viskositas adalah karakteristik mendasar dari semua cairan. Saat cairan mengalir, ia
memiliki hambatan internal untuk mengalir. Viskositas adalah ukuran dari ketahanan terhadap
aliran atau geser. Viskositas juga dapat disebut sebagai gaya hambat dan merupakan penghala ng
dari sifat gesekan fluida. (Viswanath,2007) Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul
bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul
dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. ( Darvina, dkk, 2013)
Viskometer merupakan alat pengukur kekentalan dari suatu fluida. Viskometer yang umum
digunakan adalah viskometer peluru jatuh, viskometer tabung/kapiler/ostwald dan sistem rotasi
(Ridwan, 2012). Viskometer Ostwald merupakan salah satu jenis viskometer yang banyak
digunakan, dengan operasi sederhana memerlukan volume sampel cairan yang kecil, kotrol suhu
yang sederhana dan murah. Dalam viskometer kapiler, viskositas diukur dengan memperhatika n
waktu yang dibutuhkan untuk volume cairan yang diketahui mengalir melalui kapiler kecil
diantara dua garis yang ditadai.(Teruo dkk, 2010).. Viskometer Ostwald memerlukan sampel yang
lebih sedikit dibandingkan viskometer yang lain. Viskometer Ostwald alternatif dapat digunaka n
untuk menentukan nilai viskositas zat cair yang belum diketahui nilainya. Penentuan nilai ini
dilakukan dengan membandingkan nilai viskositas cairan pembanding yang sudah diketahui
nilainya dengan cairan lain yang belum diketahui nilai viskositasnya (Sutiah, 2008).
Pada hasil observasi kali ini ditentukan viskositas minyak terpentin berdasarkan hukum
Poisulle menggunakan alat viskometer oswaltd. Penetapannya dilakukan dengan mengukur waktu
yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam pipa dari batas a ke batas b seperti pada gambar
berikut.
Gambar 1.1. Viskometer Ostwald
Pada hasil observasi kali ini untuk mendapatkan viskositas dari minyak terpentin maka
harus dilakukan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
(1)
Dengan :
1 = Massa jenis air (g/ml)
2 = Massa jenis minyat terpentin (g/ml)
t1 = Rata-rata waktu tempuh air dari batas a ke b (detik)
t2 = Rata-rata waktu tempuh minyak terpentin dari batas a ke b (detik)
 Viskositas air (cp)
2 = Viskositas minyak terpentin (cp)
Untuk menghitung viskositas maka data yang perlu didapatkan adalah massa jenis dari
minyak terpentin. Massa jenisnya dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
(2)
Dengan :
2 = Massa jenis minyat terpentin (g/ml)
W1 = Massa piknometer kosong (gram)
W2 = Massa piknometer kosong + aquades (gram)
W3 = Massa piknometer kosong + minyak parentin (gram)
Berdasarkan perhitungan yang sudah terlampir didalam lampiran perhitungan massa jenis
didapatkan hasil massa jenis minyak terpentin sebesar 0,852 g/ml. Saat mengukur massa jenis
ketika zat dimasukkan kedalam piknometer maka tidak boleh ada gelembung karena akan
mempengaruhi hasil. Begitupula saat menimbang piknometer kosong, piknometer harus benarbenar dalam keadaan bersih dan kering karena akan mempengaruhi hasil yang didapatkan. Adapun
pengeringan piknometer ini dapat dengan cara penguapan menggunakan oven atau menggunaka n
zat yang mudah menguap
(volatil),
sehingga piknometer benar-benar kering, Pada saat
penimbangan seharusnya dilakukan sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat
sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi. Selanjutnya dari massa jenis tersebut dapat
dilakukan perhitungan dari nilai viskositas minyat terpentin.
Didalam observasi kali ini minyak terpentin ini dimasukkan kedalam viskometer yang
diletakkan pada statif menggunakan klem penjepit. Lalu minyak terpentin ini diisap dengan pompa
kedalam bola sampai diatas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir kebawah dan waktu yang
diperlukan dari a ke b dicatat menggunakan stopwatch. Viskositas dari cairan yang ditentuka n
dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 batas ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald (Sinila, 2016). Waktu alir dari cairan yang
diuji kemudian dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk zat yang viskositasnya sudah
diketahui yaitu air untuk lewat 2 tanda tersebut. Air digunakan sebagai pembanding karena sudah
diketahui viskositasnya yaitu sebesar 0,8937 cp pada suhu ruang (Moechtar,1990). Untuk dua
cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku Jadi bila η dan cairan pembanding
diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui
alat yang sama dapat ditentukan η cairan yang sudah diketahui rapatannya (Sutiah, 2008)
Adapun rangkaian dari alat yang digunakan adalah sebagai berikut.
Gambar 1.1. Rangkaian Alat
Berdasarkan rumus yang digunakan maka harus diketahui data massa jenis dan waktu
tempuh rata-rata dari batas a ke batas b dari minyak terpentin sebagai zat yang diuji. Selain itu
diperlukan pula nilai viskositas, massa jenis dan waktu tempuh rata-rata dari air sebagai zat
pembanding. Adapun nilai viskositas dari air sesuai literatur adalah sebesar 0,8937 cp, massa jenis
dari air sebesar 0,997 g/ml dan waktu tempuh rata-rata sesuai hasil observasi adalah 21,48 detik.
Didalam percobaan yang dilihat dari hasil observasi dilakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk
meminimalisir kesalahan dari data yang didapat.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar
lapisan material, viskositas juga menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas fluida, semakin sulit fluida untuk mengalir. Viskositas dalam zat cair
disebabkan karena adanya gaya kohesi atau tarik menarik antara molekul sejenis. Didalam hasil
observasi didapatkan varian waktu alir yang menjadi parameter dalam menentukan nilai viskosita s
cairan tersebut.
Adapun kekentalan cairan yang dimiliki oleh larutan yang diuji mempengaruhi waktu
tempuh larutan. Minyak terpentin adalah zat yang lebih kental dari pada air, maka dari itu waktu
alir yang dibutuhkan untuk mengalir dari batas a ke batas b pada minyak terpentin lebih besar dari
pada air. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan, waktu tempuh rata-rata pada minyak
terpentin untuk sampai pada batas yang ditentukan yaitu 25,75 detik dan untuk air adalah 21,48
detik. Maka dapat diartikan bahwa viskositas fluida yang didapatkan akan lebih besar, hal ini
sesuai dengan besaran fluida yang dihasilkan yaitu 0,9240 cp untuk minyak terpentin dan sebesar
0,8937 cp untuk air.
Viskositas ini menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Hal ini sesuai dengan hasil
yang didapatkan pada hasil observasi. Pada saat memasukkan cairan kedalam viskometer pastikan
tidak ada gelembung. Karena apabila terdapat gelembung didalamnya maka akan mempengar uhi
waktu tempuh yang dihasilkan. Tiap percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk meminimalis ir
kesalahan yang terjadi. Adapun data yang didapatkan jika disimpulkan dalam bentuk tabel adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1. Data Pengamatan
Sampel cairan
1
Waktu mengalir
Rata-rata waktu
(detik)
(t) (detik)
2
Densitas (  )
Viskositas ()
(g/ml)
(Cp)
3
Air destilasi
21,94 21,37 21,13 21,48
0,997
0,8937
Minyak
26,33 25,91 25,75 25,99
0,852
0,9240
terpentin
Menurut jurnal “P-µ-T Cubic Equation of Viscosity for Hydrocarbons” bahwa viskositas
ini dapat dipahami berdasarkan perilakunya pada tiga faktor yaitu komposisi zat, tekanan yang
diterima zat dan juga suhu. Menurut jurnal “The viscosity and conductivity of the molten glass and
crystallization behavior of the glass ceramics derived from stainless steel slag” mengatakan bahwa
viskositas berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu
pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin
cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskosita s
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Viskositas berbanding lurus dengan berat
molekul solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban
yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari
viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair.
.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa
yang dilakukan
dapat disimpulkan
viskositas
adalah
karakteristik mendasar dari semua cairan. Saat cairan mengalir, ia memiliki hambatan interna l
untuk mengalir. Viskositas adalah ukuran dari ketahanan terhadap aliran atau geser. Viskositas
berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula
sebaliknya. Kekentalan cairan yang dimiliki oleh larutan yang diuji mempengaruhi waktu tempuh
larutan. Pada pengobservasain ini didapatkan waktu rata-rata tempuh untuk miyak terpentin untuk
sampai pada batas bawah yaitu 25,75 detik sedangkan untuk air yaitu 21,48 detik. Maka, diperoleh
nilai viskositas fluida minyak terpentin dan air berturut-turut 0,9240 cp dan 0,8937 cp. Berdasarkan
perhitungan yang sudah terlampir didalam lampiran perhitungan massa jenis didapatkan hasil
massa jenis minyak terpentin sebesar 0,852 g/ml.
6. Daftar Pustaka
Akshaya Kumar, Mishra Ashutosh Kumar. 2020. P-μ-T cubic equation of viscosity for
hydrocarbons
DOI:https://doi.org/10.1016/j.fluid.2019.112359
atau https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0378381219304200
Dabir S. Viswanath, dkk. 2007. Viscosity of Liquids Theory, Estimation, Experiment, and
Data. Netherlands : Springer Science & Business Media
Devina Aprian, Gusnedi dan Yenni Darvina. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas Madu.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/fis/article/viewFile/758/515 diakses 18
Mei 2020
Eko Hidayanto Teruo Tanabe and Jun Kawai. 2010. MEASUREMENT OF VISCOSITY
AND SUCROSE COCETRATION IN AQUEOUS SOLUTION USING PORTABLE
BRIX METER.
https://www.academia.edu/25429798/Measurement_of_Viscosity_and_Sucrose_Co
cetration_in_Aqueous_Solution_Using_Portable_Brix_Meter, diakses 20 mei 2020
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta : UGM Press
Ridwan, R., Wiseno, E., & Suwargo, P. G., 2012. Pembuatan dan Pengujian Viskometer
Tabung. Skripsi Program Studi Teknik Informatika
Sutiah, S., Firdausi, K. S., & Budi, W. S., 2008. Studi Kualitas Minyak Goreng dengan
Parameter Viskositas dan Indeks Bias Berkala Fisika, 11(2), 53-58.
Leibo Deng , Shuo Wang, Zhen Zhang, Zhenhua Li, Ruidong Jia, Fei Yun, Hao Li,
Yonghong Ma, Wencai Wang. 2020. The viscosity and conductivity of the molten
glass and crystallization behavior of the glass ceramics derived from stainless steel
slag
DOI : https://doi.org/10.1016/j.matchemphys.2020.123159
atau https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0254058420305307
7. Lampiran
Download