Uploaded by Muhammad Hafiz

MODUL MINGGUAN AKBI

advertisement
TIM PENYUSUN
FATHARANI HASYA A.
ADELLA MODY N.
YOLA DEBI ARISTA
120110170129
120110170040
120110170019
MARWAH AULIA
RIZKIYATI W. RUMATA
120110170004
120110170113
Bersama:
Staff Magang CATs 2018
i
SRI AYUNI
CHARDIA AULIA
120110180031
120110180037
ENVRY SAHDA E. P.
NISRINA ALGHIFARIN
120110180069
120110180105
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul Tugas
Praktika Akuntansi Biaya dan Manajemen I ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan modul ini.
Modul ini merupakan modul tugas yang berisi soal-soal latihan untuk dikerjakan
oleh praktikan sebagai syarat mengikuti praktikum. Modul ini dibuat dengan
tujuan agar praktikan dapat memahami simulasi kasus dalam suatu usaha
manufaktur skala kecil agar dapar memudahkan praktikan dalam mengerjakan
modul praktikum yang merupakan kasus dari suatu perusahaan.
Diharapkan modul ini dapat membantu praktikan dalam proses pembelajaran
untuk memahami setiap materi Akuntansi Biaya dan Manajemen I, karena telah
disertai dengan tinjauan teori secara singkat untuk masing-masing bab. Dengan
membaca tinjauan teori tersebut diharapkan praktikan dapat menyiapkan diri
untuk menjawab pre-quiz pada setiap minggunya dan dapat menambah komponen
nilai praktikum dengan mengerjakan setiap tugas dengan baik.
Demikianlah modul ini kami susun, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
Civitas Akademika Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran.
Jatinangor, Januari 2020
Tim Penyusun
ii
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
TINJAUAN UMUM ................................................................................................1
BAB I.I:
PERILAKU BIAYA .............................................................................2
BAB I.II:
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA .................................5
BAB II.I:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN
BAHAN BAKU PENOLONG .........................................................10
BAB II.II:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA TENAGA
KERJA ..............................................................................................14
BAB II.III: PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD
(FOH) ................................................................................................18
BAB III:
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) ..........23
BAB IV:
COSTING SYSTEM – JOB ORDER COSTING ............................30
BAB V:
COSTING SYSTEM – PROCESS COSTING .................................35
BAB VI:
SPOILAGE, REWORK, AND SCRAP ...........................................40
BAB VII:
JOINT PRODUCT DAN BYPRODUCT .........................................44
BAB VIII:
ALOKASI BIAYA TIDAK LANGSUNG
(DEPARTEMENTALISASI) ...........................................................48
BAB IX:
ACTIVITY-BASED COSTING ..........................................................53
BAB X:
INVENTORY COSTING: VARIABLE, ABSORPTION, AND
THROUGHPUT COSTING .............................................................58
iii
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
TINJAUAN UMUM
CookieCATs
adalah
sebuah
UMKM
yang
didirikan pada tahun 2017 oleh sekelompok
mahasiswa
CookieCATs
di
Bandung.
ini
adalah
Jenis
usaha
usaha
dari
manufaktur
pembuatan kue dengan bahan dasar labu yang
dinamakan pumpkin cookies dan pumpkin roll.
CookieCATs melakukan proses produksi dalam 1 bulan selama 12 hari. Produk
utama yang diproduksi adalah pumpkin cookies. Harga jualnya sebesar Rp45.000
per bungkus, di mana satu bungkus pumpkin cookies berisi 30 buah cookies.
Kapasitas produksi yang dimiliki oleh CookieCATs adalah sebanyak 144 bungkus
pumpkin cookies per bulan.
Untuk kegiatan produksinya, pada tahun 2019 CookieCATs membeli bahan baku
langsung yang terdiri dari labu dengan total anggaran biaya Rp540.000 per bulan,
tepung dengan total anggaran biaya Rp120.000 per bulan, dan telur dengan total
anggaran biaya Rp144.000 per bulan. Selain itu, CookieCATs juga membeli
bahan baku tidak langsung dengan total anggaran biaya Rp950.400. Rata-rata
jumlah bungkus pumpkin cookies yang dapat dihasilkan dari 1,5 kg labu adalah 6
bungkus pumpkin cookies.
CookieCATs memiliki beberapa tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi, yaitu sebanyak 3 orang dengan upah Rp5.000 per jam selama 8 jam
kerja dan ada juga yang tidak terlibat secara langsung yaitu bagian administrasi
sebanyak 1 orang dengan upah Rp4.000 per jam selama 8 jam kerja. Jadi total
biaya yang dianggarkan setiap bulannya dengan masa 12 hari kerja adalah untuk
tenaga kerja langsung sebesar Rp1.440.000 dan untuk tenaga kerja tidak langsung
sebesar Rp384.000.
1
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB I.I
PERILAKU BIAYA
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 2: An
Introduction to Cost Term and Purposes & Chapter 10: Determining How
Costs Behave.
William Carter. Cost Accounting. 14th Edition. Chapter 2: Cost Concepts and
The Cost Accounting Information System & Chapter 3: Cost Behavior
Analysis.
Peta Konsep
2
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Cost (Biaya)
Cost adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
Expense (Beban)
Expense adalah perolehan manfaat saat ini atas penggunaan sumber daya
perusahaan yang dapat menjadi pengurang pendapatan dalam rangka
menentukan laba dalam suatu periode akuntansi.
Cost Object (Objek Biaya)
Cost Object adalah suatu barang atau aktivitas yang ingin diakumulasi, diukur,
atau dihitung biayanya.
Cost Driver (Pemicu Biaya)
Cost Driver adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya
suatu biaya selama rentang waktu tertentu. Tingkat aktivitas atau volume
merupakan cost driver jika memiliki hubungan sebab-akibat dengan total biaya.
Terdapat tiga cara dalam menentukan cost driver, yaitu:
1. Degree of Correlation
2. Cost of Measurement
3. Behavioral Effect
Klasifikasi Biaya
1. Berdasarkan Volume Produksi
a. Biaya variabel (variable cost)
b. Biaya tetap (fixed cost)
c. Biaya semi-variabel (semi-variable cost)
2. Berdasarkan Penelusuran Biaya (Tracing)
a. Biaya langsung (direct cost)
b. Biaya tidak langsung (indirect cost)
3
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
3. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
b. Pengeluaran modal (capital expenditure)
4. Berdasarkan Pengendalian Biaya
a. Biaya terkendali (controllable cost)
b. Biaya tak terkendali (uncontrollable cost)
5. Berdasarkan Hubungan dengan Produk
a. Manufacturing cost/inventoriable cost
b. Non-manufacturing cost/period cost
Soal
1. Jelaskan secara singkat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah sebuah
biaya diklasifikasikan sebagai biaya langsung (direct cost) atau tidak
langsung (indirect cost)!
2. Apa yang dimaksud dengan objek biaya (cost object) dan pemicu biaya (cost
driver)? Jelaskan tiga cara menentukan cost driver!
3. Apa yang dimaksud dengan rentang relevan (relevant range)?
4. Jelaskan klasifikasi biaya menurut volume produksi dan berikan 1 contoh
pada setiap item, serta gambarkan grafiknya!
5. Berikut
merupakan
pengeluaran-pengeluaran
yang
dilakukan
oleh
CookieCATs dalam melakukan proses produksinya:
- Pembelian labu
- Pembelian tepung & telur
- Upah pekerja
- Pembelian gedung produksi
Berdasarkan pengeluaran-pengeluaran di atas, tentukan:
a. Cost driver dari masing-masing pengeluaran tersebut!
b. Klasifikasi tiap biaya pengeluaran tersebut berdasarkan volume produksi
dan periode akuntansi!
4
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB I.II
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 2: An
Introduction to Cost Term and Purposes.
William Carter. Cost Accounting. 15th Edition. Chapter 2: Cost Concepts and
The Cost Accounting Information System.
Peta Konsep
5
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Definisi
Sistem informasi akuntansi biaya adalah pencatatan biaya dalam suatu periode
yang direkam dalam jurnal.
Tujuan Utama Sistem Akuntansi Biaya
1. Memudahkan perusahaan dalam merencanakan, mengendalikan, dan
mengevaluasi kinerja bagian produksi.
2. Memberikan informasi yang akurat mengenai biaya produksi yang sudah
terjadi untuk pelaporan keuangan dan pembuatan keputusan perusahaan.
3. Menggunakan informasi yang tersedia untuk menghitung persediaan dan
harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
Proses Produksi Manufaktur
Input
Materials
Proses
Output
Work in Process
Finished Good
Komponen Biaya Produksi
1. Direct material merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi dan dapat ditelusuri langsung ke objek biayanya.
2. Direct labor merupakan kompensasi atas seluruh tenaga kerja langsung yang
dapat ditelusuri langsung ke objek biayanya.
3. Factory overhead merupakan berbagai macam biaya tidak langsung yang
berdampak pada proses produksi, terdiri dari:
• Indirect material
• Indirect labor
• Various expense
6
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Hasil dari Proses Akuntansi Biaya memberikan Input kepada:
1. Sistem Akuntansi Keuangan
Informasi Harga Pokok Penjualan atau Cost of Goods Sold (COGS) untuk
penyusunan laporan keuangan.
2. Sistem Akuntansi Manajemen
Laporan harga pokok produksi dan berbagai macam biaya lainnya untuk
tujuan decision making.
Konsep Umum Cost of Goods Manufactured (COGM) dan Cost of Goods
Sold (COGS)
Manufacturing cost = Direct materials + Direct labor + Factory overhead
COGM = Beginning WIP + Manufacturing cost – Ending WIP
COGS = Beginning FG + COGM – Ending FG
Jurnal
1. Input
• Pembelian Direct Materials dan Indirect Materials
| Direct Material
Cash / Account Payable
| Indirect Material
Cash / Account Payable
• Pengakuan beban gaji
| Payroll Direct Labor
Payroll Payable
| Payroll Indirect Labor
Payroll Payable
• Pengakuan beban lain-lain
| Various Expense
Cash / Account Receivable
7
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
2. Process
• Pengakuan FOH
| Factory Overhead
Indirect Material
Indirect Labor
Various Expense
• Pembebanan Direct Material
| Work-in Process
Direct Material
• Pembebanan Direct Labor
| Work-in Process
Direct Labor
• Pembebanan FOH
| Work-in Process
Factory Overhead
3. Output
• Pengakuan Finished Goods
| Finished Good
Work-in Process
• Penjualan
| Cash / Account Receivable
Sales Revenue
| COGS
Finished Good
8
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Akuntansi Biaya serta
fungsinya untuk Akuntansi Manajemen?
2. Jelaskan perbedaan prime cost dan conversion cost!
Soal Hitungan
Berikut transaksi yang terjadi pada CookieCATs Selasa, 13 Mei 2019:
• Membeli bahan baku labu secara tunai sebanyak 30 kg dengan harga Rp
19.000 per kg.
• Membeli bahan baku tepung secara tunai sebanyak 30 bungkus dengan harga
Rp12.000 per bungkus.
• Menggunakan 100% labu dan 100% tepung untuk diolah menjadi bahan
setengah jadi.
• Jam tenaga kerja langsung yang dipakai untuk mengonversi input menjadi
WIP oleh 3 orang tenaga kerja adalah 8 jam dengan tarif Rp 5.000 per jam.
• FOH yang terjadi, yaitu biaya tenaga kerja tidak langsung untuk 1 orang
selama 8 jam per hari. Upah sebesar Rp 4.000 per jam. Serta biaya bahan
baku tidak langsung sebesar Rp 355.000 dan beban lainnya sebesar Rp
500.000.
• Barang jadi berupa pumpkin cookies yang dihasilkan adalah sebanyak 84
bungkus.
• Menjual sebanyak 55 unit pumpkin cookies secara tunai dan 29 unit secara
kredit dengan harga jual Rp 45.000 per bungkus.
Instruksi:
a. Buatlah jurnal yang diperlukan oleh CookieCATs pada hari tersebut!
b. Hitunglah COGS, Gross Margin, dan Gross Margin Percentage (%)
CookieCATs pada hari tersebut! (dibulatkan dua angka di belakang koma)
9
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB II.I
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN
BAHAN BAKU PENOLONG
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 20: Inventory
Management Just in-Time and Simplified Costing Methods.
Peta Konsep
10
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Perencanaan dan pengendalian bahan baku dan bahan baku penolong adalah
suatu mekanisme untuk menganalisis, menghitung, dan mengendalikan biaya
bahan baku dan bahan baku penolong. Tujuan dari pengendalian bahan baku
adalah agar dapat mencapai penggunaan bahan baku yang efektif, efisien, dan
ekonomis di dalam proses produksi.
Biaya bahan baku yang dikendalikan bukan hanya direct cost, namun juga
indirect cost, inventoriable cost, period cost, prime cost, dan conversion cost.
Hal ini tergantung pada kebijakan perusahaan dalam mengklasifikasikan
biayanya.
Inventory management dalam pembelian inventory memiliki dua metode, yaitu
EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT (Just in Time). EOQ (Economic
Order Quantity) merupakan suatu metode pengelolaan persediaan yang
meminimalkan total biaya untuk menyimpan persediaan dan biaya pemesanan.
Sedangkan JIT (Just in Time) merupakan metode pembelian bahan baku atau
barang dan mengirimkannya hanya ketika dibutuhkan saja.
Dalam mengelola inventory, perusahaan dapat menerapkan salah satu metode
tergantung kebijakan dan cara pandang perusahaan. Inventory yang dimaksud
adalah raw material, work in process, dan finished goods.
Ada tiga metode perhitungan biaya persediaan yaitu FIFO method, LIFO
method, dan average method. Metode perhitungan LIFO saat ini sudah tidak
diizinkan untuk digunakan lagi, karena metode LIFO menyebabkan nilai
inventory yang disajikan dalam laporan posisi keuangan (balance sheet) tidak
merepresentasikan recent cost level of inventory. Selain itu dikenal juga
metode-metode pengendalian persediaan, yaitu Order Cycling, Two Bin, dan
Min-Max.
11
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Metode pada inventory management yang sering digunakan oleh perusahaan
adalah EOQ (Economic Order Quantity). Dengan konsep EOQ, kita dapat
mengetahui berapa banyaknya barang yang harus dibeli untuk sekali pesan,
berapa kali terjadinya pemesanan bahan baku dalam satu periode produksi,
kapan pemesanan harus dilakukan kembali, dan lain-lain agar dapat mencapai
efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan.
2×D×P
• EOQ = √
C
2×D×P
= √ CU × CC
Banyaknya unit yang dipesan dalam setiap kali pemesanan.
D
• Deliveries = EOQ
Berapa kali terjadi pemesanan bahan baku dalam satu periode produksi.
• Reorder point = D × L
Titik di mana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali.
• Safety stock = (M – D) × L
Banyaknya unit cadangan persediaan.
• Relevance Total Cost (RTC)
RTC = annual ordering cost + annual relevant carrying cost
RTC =
D ×P
EOQ
+
EOQ ×C
2
Keterangan:
D : Demand (permintaan rata-rata bahan baku dalam satu periode)
P : Relevant Ordering Cost (biaya per pemesanan)
C : Relevant Carrying Cost (biaya penyimpanan per unit)
CU: Cost per Unit (biaya per unit)
CC: Carrying Cost Percentage
M : Maximum Demand
L : Lead Time
12
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan bagaimanakah perbedaan metode pengendalian bahan baku EOQ
dan JIT, serta sebutkan asumsi-asumsi dalam metode JIT!
2. Jelaskan metode pengendalian persediaan bahan baku:
a. Order Cycling
b. Two Bin
c. Min-Max
Soal Hitungan
Berdasarkan tinjauan umum dari CookieCATs, hitunglah dan jelaskanlah
makna hasil perhitungan yang telah anda buat untuk tiap poin di bawah ini
(sertakan rumus perhitungannya):
1. Jumlah labu, tepung, dan telur dalam satu kali pemesanan oleh CookieCATs
jika diketahui rata-rata permintaan bahan baku per tahun untuk labu
sebanyak 432 kg, tepung sebanyak 144 kg, dan telur sebanyak 684 butir.
Harga beli labu adalah Rp15.000/kg, tepung Rp10.000/kg, dan telur
Rp2.000/butir. Biaya per pemesanan untuk labu adalah sebesar Rp31.000,
tepung sebesar Rp26.000, dan telur sebesar Rp13.500. Carrying cost
masing-masing adalah 28% untuk labu, 25% untuk tepung, dan 37% untuk
telur.
2. Frekuensi pemesanan (deliveries) untuk bahan baku labu, tepung, dan telur
berdasarkan perhitungan EOQ di atas.
3. Reorder point (titik pemesanan kembali) jika waktu tunggu (lead time) labu
adalah 9 hari, tepung 2 hari, dan telur 5 hari. (1 bulan = 30 hari kerja).
4. Safety stock jika kebutuhan pada titik permintaan maksimum untuk labu
adalah 6 kg per hari, tepung 2 kg per hari, dan telur 7 butir per hari.
13
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB II.II
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA
Referensi
William Carter. Cost Accounting. 14th Edition. Chapter 11: Labor:
Controlling and Accounting for Costs.
Peta Konsep
14
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Dalam suatu industri, pastinya tidak akan lepas dari peran tenaga kerja untuk
menjalankan proses produksinya. Biaya tenaga kerja menggambarkan
kontribusi sumber daya manusia terhadap produksi. Biaya tenaga kerja
merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerjanya.
Biaya ini merupakan biaya yang penting bagi perusahaan, sehingga
membutuhkan pengukuran, pengendalian, dan analisis secara sistematis.
Komponen biaya tenaga kerja terdiri dari basic pay (gaji pokok) dan fringe
benefit (tunjangan). Gaji pokok adalah pendapatan yang benar-benar diterima
oleh pekerja pada setiap bulannya, sedangkan fringe benefit adalah manfaat
lain selain gaji pokok yang diberikan perusahaan kepada pekerjanya sebagai
elemen yang penting dari biaya tenaga kerja tersebut. Contoh dari fringe
benefit yaitu dana pensiun, uang lembur, kompensasi, dan lain-lain. Biaya
tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan meliputi
penjumlahan dari gaji pokok, insentif, dan tunjangan, kemudian dikurangi
dengan potongan-potongan. Potongan gaji dan upah umumnya antara lain
berupa pajak penghasilan, premi asuransi yang ditanggung oleh tenaga kerja,
dan angsuran pinjaman karyawan.
Perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja merupakan suatu mekanisme
yang menganalisis, menghitung, merencanakan, dan mengendalikan biaya
tenaga kerja yang terdapat pada suatu perusahaan secara tepat agar efektif,
efisien, dan dapat meningkatkan produktivitas. Efektif adalah tepat sasaran,
efisien adalah tepat guna, dan produktivitas tenaga kerja adalah jumlah barang
dan jasa yang diproduksi oleh seorang pekerja yang dapat dijadikan sebagai
suatu ukuran kinerja produksi.
Perusahaan melakukan banyak cara dalam memberikan penghargaan bagi
pekerja yang telah melakukan peningkatan dalam produktivitas kerjanya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan incentive wage
15
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
plan (rencana pemberian insentif). Terdapat tiga metode incentive wage plan,
yaitu:
✓ Straight Piecework Plan, yaitu metode rencana pemberian insentif yang
paling sederhana, di mana upah dibayar lebih dari tarif dasar untuk jumlah
produksi yang melampaui standar.
✓ 100% Bonus Plan, yaitu metode rencana pemberian insentif yang berupa
variasi dari metode straight piecework plan, di mana standar yang
digunakan bukan dalam bentuk unit, melainkan dalam bentuk waktu per
unit output. Metode ini termasuk metode yang paling populer.
✓ Group Bonus Plan, yaitu metode rencana pemberian insentif berdasarkan
kinerja kelompok, dengan mekanisme setiap pekerja dalam kelompok
menerima tarif per jam untuk produksi sesuai dengan jumlah output standar.
Unit yang diproduksi di atas standar dianggap sebagai waktu yang dihemat
oleh kelompok, akibatnya setiap pekerja dibayar dengan bonus untuk setiap
waktu yang dihemat.
Terms
1. Tarif dasar adalah besarnya biaya/upah yang diberikan kepada tenaga kerja.
2. Jam kerja normal adalah waktu yang diperlukan tenaga kerja untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kondisi tidak ada hambatan.
3. Jam kerja standar adalah waktu yang diperlukan tenaga kerja untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan kondisi memperhitungkan waktu
istirahat dan hambatan (kendala mesin atau kendala bahan baku).
4. Produksi standar adalah banyaknya output yang dapat diproduksi selama
jam kerja standar.
5. Rasio efisiensi produktivitas adalah perbandingan antara produksi aktual
dan produksi standar atau antara jam kerja standar dengan jam kerja aktual,
yang apabila nilainya lebih dari 1 maka tenaga kerja dapat dikatakan
produktif.
16
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan hubungan produktivitas dengan biaya tenaga kerja!
2. Jelaskan komponen biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan!
3. Jelaskan tujuan Incentive Wage Plan!
Soal Hitungan
Berikut adalah data CookieCATs pada minggu ketiga bulan Agustus 2019:
Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Produksi Aktual (Unit)
3
8
6
7
4
3
2
Jam Kerja (Jam)
8
8
8
8
8
8
8
Instruksi:
Buatlah daftar upah harian yang menunjukkan rasio efisiensi, pendapatan, tarif
upah efektif per jam, dan biaya tenaga kerja per unit, dengan asumsi bahwa
CookieCATs menggunakan metode 100% bonus plan dengan upah sebesar
Rp4.000 per jam dan produksi standar sebesar 0,2 unit pumpkin cookies per
jam.
17
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB II.III
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD (FOH)
Referensi
William Carter. Cost Accounting. 15th Edition. Chapter 12: Factory
Overhead: Planned, Actual, and Applied.
Peta Konsep
18
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Factory Overhead (FOH) secara umum mencakup seluruh biaya manufaktur
yang tidak termasuk ke dalam biaya bahan baku langsung (direct material) dan
biaya tenaga kerja langsung (direct labor). FOH meliputi biaya bahan baku
tidak langsung (indirect material), biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect
labor), dan beban-beban lain (various expense).
Pada dasarnya, FOH adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi,
namun tidak dapat ditelusuri secara langsung ke cost object. Karena FOH
biasanya dinyatakan dalam jumlah yang besar, maka biaya overhead ini harus
dialokasikan agar biaya yang ditimbulkan menjadi efektif dan efisien, serta
dapat menghasilkan perhitungan COGS yang akurat. Biaya overhead juga
sering disebut dengan factory burden atau factory expense (beban pabrik), dan
manufacturing expense atau manufacturing overhead (beban manufaktur).
Karakteristik FOH
1. Berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau
volume produksi.
2. Berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead
berubah terhadap perubahan dalam volume produksi.
Komponen Biaya FOH
1. Indirect Material (IDM)
2. Indirect Labor (IDL)
3. Various Expense (VE)
Enam Dasar Alokasi FOH
1. Direct Material Cost
2. Direct Labor Cost
3. Direct Labor Hours
4. Machine Hours
19
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
5. Physical Output
6. Activity
Dalam menghitung FOH, kita perlu mencari tarif dari FOH yang bersangkutan
terlebih dahulu, kemudian tarif tersebut dikalikan dengan jumlah aktual. Tarif
FOH dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Total FOH 𝐵𝑢𝑑𝑔𝑒𝑡
Dasar Alokasi 𝐵𝑢𝑑𝑔𝑒𝑡
Dalam menentukan tarif FOH, kita juga perlu memerhatikan tingkat kapasitas
produksi. Kemampuan pabrik untuk berproduksi ada empat, yaitu:
1. Teoritis
2. Praktis
3. Normal
4. Aktual yang diperkirakan
FOH Budget
= FOH yang dianggarkan
FOH Applied
= FOH yang dibebankan berdasarkan budget
FOH Control/Actual = FOH yang nyata terjadi pada proses produksi
Selisih perhitungan FOH Applied dengan FOH Control dapat menyebabkan
munculnya dua keadaan, yaitu overapplied dan underapplied.
1. Overapplied
= FOH Applied > FOH Control
2. Underapplied
= FOH Applied < FOH Control
Penjurnalan Biaya Overhead
1. Pembebanan FOH ke Work in Process
| Work in Process
xxx
FOH Applied
20
xxx
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
2. Pencatatan FOH Control
| FOH Control
xxx
Indirect Material
xxx
Indirect Labor
xxx
Various Expense
xxx
3. Pencatatan transfer dari FOH Applied ke FOH Control
| FOH Applied
xxx
FOH Control
xxx
4. Pencatatan selisih antara FOH Applied dan FOH Control
- Underapplied
Tidak signifikan
| Income Summary
xxx
FOH Control
xxx
Signifikan
| COGS
xxx
FOH Control
xxx
- Overapplied
Tidak signifikan
| FOH Control
xxx
Income Summary
xxx
Signifikan
| FOH Control
COGS
21
xxx
xxx
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah berikut ini:
a. Factory overhead
b. Overhead rate
c. Overapplied
d. Underapplied
2. Mengapa FOH perlu dialokasikan?
3. Sebutkan jenis kapasitas dalam menghitung FOH!
Soal Hitungan
CookieCATs membuat anggaran untuk melakukan kegiatan produksinya
selama bulan Agustus 2019. Biaya yang dianggarkan antara lain adalah
indirect labor cost, indirect material cost, various expense (biaya penyimpanan
peralatan dan bahan baku) berturut-turut sebesar Rp2.300.000, Rp2.550.000,
dan Rp1.750.000 untuk memproduksi 120 unit pumpkin cookies.
CookieCATs menetapkan output produksi sebagai dasar alokasi untuk
menghitung biaya overhead. Jumlah produksi aktual bulan Agustus adalah 115
unit pumpkin cookies dengan total biaya overhead aktual adalah Rp6.450.000.
CookieCATs menetapkan bahwa selisih overhead yang terjadi signifikan.
Instruksi: (pembulatan empat angka di belakang koma)
1. Hitunglah tarif overhead dan FOH Applied!
2. Buatlah jurnal:
a. Pembebanan FOH ke Work in Process
b. Pencatatan FOH Control
c. Pencatatan transfer FOH Applied ke FOH Control
d. Pencatatan selisih FOH
3. Tentukan apakah FOH Underapplied atau Overapplied!
22
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB III
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS)
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 3: Cost-VolumeProfit Analysis.
Peta Konsep
23
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Cost-Volume-Profit Analysis (CVP Analysis) adalah analisis yang digunakan
manajer untuk mengetahui perilaku total cost, total revenue, dan operating
income ketika terjadi perubahan pada lima hal berikut:
1. Volume produksi (production volume)
2. Harga jual (selling price)
3. Biaya variabel per unit (variable cost per unit)
4. Total biaya tetap (total fixed cost)
5. Bauran produk terjual (mix of products sold)
Analisis ini digunakan untuk menetapkan strategi jangka panjang, pengambilan
keputusan untuk spesifikasi produk dan penetapan harga, serta menentukan
tingkat penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan agar tercapai laba
operasional yang ditargetkan.
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan CVP
Analysis:
1. Total cost dan total revenue berubah ketika terjadi perubahan tingkat
output;
2. Total cost terdiri dari total fixed cost yang konstan dan total variable cost
yang berubah tergantung jumlah output;
3. Ketika disajikan dalam grafik, perilaku total cost dan total revenue bersifat
linear bila dikaitkan dengan unit terjual dalam relevant range;
4. Selling price, variable cost per unit, dan total fixed cost diketahui dan
konstan;
5. Semua barang yang diproduksi terjual.
24
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Grafik CVP Analysis
CVP Analysis juga berguna untuk mengkalkulasi Break Even Point (BEP),
yaitu titik impas di mana total revenue sama dengan total cost, alias
perusahaan tidak memperoleh laba, tidak pula rugi.
Langkah awal dalam menghitung BEP adalah dengan mencari contribution
margin, yaitu sisa dari total revenue setelah dikurangi dengan total variable
cost. Contribution margin berguna untuk menutup total fixed cost. Jika
contribution margin lebih besar dari total fixed cost, perusaahan akan
memperoleh laba operasi (operating income), dan sebaliknya, jika contribution
margin lebih kecil dari total fixed cost, perusahaan akan menderita rugi operasi
(operating loss).
Berikut ini rumus-rumus yang digunakan dalam CVP Analysis:
1. Contribution margin (CM)
Total revenue – Total variable cost
2. Contribution margin per unit
Selling price – Variable cost per unit
3. Contribution margin percentage
Contribution margin
Total revenue
25
× 100%
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Contribution margin per unit
× 100%
Selling price
4. Operating Income
Total revenue – Total variable cost – Total fixed cost
(Contribution margin per unit × Units sold) – Total fixed cost
5. Break Even Point (BEP) in Unit
Total fixed cost
Contribution margin per unit
6. Break Even Point (BEP) in Revenue
Total fixed costs
Contribution margin percentage
BEP in units × Selling price
7. Units needed to be sold to achieve Targeted Operating Income (TOI)
Total fixed cost + TOI
Contribution margin per unit
8. Revenue needed to achieve Targeted Operating Income
Total fixed cost + TOI
Contribution margin percentage
26
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
9.
Degree of Operating Leverage (DOL)
Contribution margin
Operating income
Total revenue – Total variable cost
Total revenue – Total variable cost – Total fixed costs
10. Margin of Safety.
Expected units to be sold – BEP in unit
Expected sales revenue – BEP in revenue
11. Margin of Safety in Percentage
Expected sales revenue – BEP in revenue
× 100%
Expected sales revenue
12. Sales Mix
Total fixed cost
BEP =
CM Average
(CMu × Q1) + (CMu 2 × Q2) + .... + (CMn × Qn)
CM Average =
(Q1 + Q2 + ... + Qn)
13. Target operating income before income taxes
Target net income
1 – tax rate
27
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Apa tujuan dari penggunaan Cost-volume-profit analysis?
2. Sebutkan asumsi-asumsi yang terdapat pada Cost-volume-profit analysis!
3. Apa yang dimaksud dengan Contribution Margin, Margin of Safety, dan
Degree of Operating Leverage?
Soal Hitungan
CookieCATs merupakan sebuah UMKM yang memproduksi kue dengan
produk utamanya pumpkin cookies. Setiap bulannya CookieCATs menjual 120
bungkus pumpkin cookies dengan harga Rp 45.000,-. Pada awal tahun 2020,
sebuah perusahaan iklan menawarkan kerja sama yang menjanjikan kenaikan
penjualan CookieCATs. Berikut penawaran dari perusahaan tersebut:
NO
PENAWARAN DAN BIAYA
1
Penjualan naik sebesar 15%
2
Produk semakin dikenal masyarakat luas
3
Citra perusahaan semakin bagus
4
Biaya Rp 500.000 untuk 10 kali iklan
Untuk mempertimbangkan tawaran iklan tersebut, CookieCATs harus
memperhatikan biaya yang terjadi sebelum menerima tawaran tersebut. Berikut
ini adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh CookieCATs sebelum
menerima tawaran iklan:
NO
28
KETERANGAN
COST PER UNIT
1
Direct material cost
Rp 6.700
2
Direct labor cost
Rp 12.000
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
3
Variable overhead cost
Rp 11.120
4
Fixed cost
Rp 6.000
Instruksi:
a) Hitunglah CM dan OI sebelum dan sesudah menerima tawaran iklan, serta
berikan interpretasi dari angka yang diperoleh!
b) Hitunglah BEP in Unit dan BEP in revenue sesudah menerima tawaran
iklan! (Koma dibulatkan ke atas)
c) Sebagai akuntan manajemen, apakah tawaran iklan tersebut sebaiknya
diterima oleh CookieCATs atau tidak? Berikan alasannya!
d) Jika harga pumpkin cookies naik menjadi Rp50.000 dan penjualan turun
sebesar 40% dan CookieCATs tidak menerima tawaran iklan apapun,
berapa CM dan OI CookieCATs?
e) Setelah harga pumpkin cookies naik menjadi Rp 50.000, CookieCATs
menargetkan after-tax profit sebesar Rp1.500.000. Jika CookieCATs
dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 25%, berapa OI yang harus
diperoleh CookieCATs?
29
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB IV
COSTING SYSTEM – JOB ORDER COSTING
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 4: Job Costing.
Peta Konsep
30
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Costing system adalah proses menerjemahkan proses produksi dengan cara
menghitung biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tersebut, bertujuan
untuk mencapai perhitungan cost of goods sold (COGS) yang akurat.
Terms
1. Cost object adalah objek yang perlu diukur biayanya.
2. Direct cost adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke cost
object.
3. Indirect cost adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke
cost object.
4. Cost pool adalah pengelompokkan dari masing-masing indirect cost.
5. Cost allocation base adalah cara sistematis untuk menghubungkan
sekelompok indirect cost dengan cost object.
Costing system terbagi atas tiga tipe, yaitu Job Order Costing, Process
Costing, dan Hybrid Costing. Hybrid Costing merupakan kombinasi dari Job
Order Costing dan Process Costing.
Job Order Costing
Dalam Job Order Costing, biaya-biaya produksi diakumulasikan pada setiap
produk sesuai dengan pesanan pelanggan berdasarkan single order. Setiap
pesanan menggunakan jumlah sumber daya yang berbeda. Untuk menghasilkan
job order yang efektif dan efisien, perusahaan harus mampu mengidentifikasi
biaya (direct material, direct labor, dan FOH) untuk masing-masing produk
tersebut. Jenis produk yang dihasilkan pada perusahaan yang menggunakan
costing system ini bersifat heterogen dan unik sehingga tiap produk
menghasilkan COGS yang berbeda sesuai dengan karakteristik pesanan.
Dalam perhitungan FOH, harus diketahui dasar alokasi yang sesuai untuk
digunakan oleh perusahaan. Perhitungan FOH dapat dilakukan dengan tiga
31
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
metode, yaitu:
1. Standard costing (Pb x Qb)
2. Normal costing (Pb x Qa)
3. Actual costing (Pa x Qa)
Catatan:
Pa = Price actual
Pb = Price budgeted
Qa = Quantity actual
Qb = Quantity budgeted
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Tentukan cost object.
2. Identifikasi direct cost dan indirect cost.
3. Tentukan allocation base FOH.
4. Tentukan tarif untuk masing-masing allocation base yang digunakan dalam
mengalokasikan indirect cost.
5. Hitung total cost dengan menjumlahkan seluruh biaya.
32
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Sebutkan tiga perbedaan karakteristik perusahaan yang menggunakan Job
Order Costing dan Process Costing! Serta berikan contohnya masingmasing minimal 3.
2. Jelaskan manfaat perhitungan cost of goods sold (COGS) setiap pesanan
pada Job Order Costing!
Soal Hitungan
CookieCATs mendapatkan pesanan dari beberapa pelanggan, yaitu Ibu Asoka,
Ibu Camelia, dan Ibu Freesia. Karena memiliki kepentingan yang berbeda,
masing-masing pelanggan memiliki pesanan yang berbeda juga.
Ibu Asoka memesan pumpkin cookies dengan topping chocolate chips, dengan
kode CC111 pada tanggal 4 Januari 2019 untuk arisan keluarga. Ibu Camelia
memesan pumpkin cookies dengan topping oreo dengan kode CC222 pada
tanggal 9 Januari 2019 untuk ulang tahun pernikahannya. Ibu Freesia memesan
pumpkin cookies dengan topping kacang dengan kode CC333 pada tanggal 25
Januari 2019 untuk acara di kantornya.
Untuk pesanan Ibu Asoka diperlukan labu, tepung, telur, dan topping chocolate
chips yang akan selesai dalam waktu satu hari. Untuk pesanan Ibu Camelia
diperlukan labu, tepung, telur, dan topping oreo yang akan selesai dalam waktu
dua hari. Sedangkan untuk pesanan Ibu Freesia diperlukan labu, tepung, telur,
dan topping kacang yang akan selesai dalam waktu tiga hari. Setiap 1,5 kg labu
dapat menghasilkan 6 bungkus pumpkin cookies, di mana satu bungkus
pumpkin cookies berisi 30 unit cookies. Satu unit pumpkin cookies
membutuhkan 0,0083 kg labu, 0,023 kg tepung, 0,083 butir telur, dan 5 gram
topping.
33
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Dalam mengalokasikan FOH, CookieCATs menggunakan unit output sebagai
allocation base. Tenaga kerja langsung terdiri dari tiga orang.
Anggaran Produksi CookieCATs 2019
Bahan Baku - Labu
Bahan Baku - Tepung
Bahan Baku - Telur
Bahan Baku Penolong
Jumlah Produksi
Total Jam Tenaga Kerja Langsung (per orang)
Tarif Upah Tenaga Kerja (per jam)
Biaya FOH per bulan
Total Unit Output per Bulan
CC111
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp66/gr
180 unit
3
Rp5.000
Rp924.000
4.200
CC222
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp69/gr
240 unit
4
Rp5.000
Rp924.000
4.200
CC333
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp60/gr
210 unit
3,5
Rp5.000
Rp924.000
4.200
Realisasi Anggaran Produksi CookieCATs 2019
Bahan Baku - Labu
Bahan Baku - Tepung
Bahan Baku - Telur
Bahan Baku Penolong
Jumlah Produksi
Total Jam Tenaga Kerja Langsung (per orang)
Tarif Upah Tenaga Kerja (per jam)
Biaya FOH per bulan
Total Unit Output per Bulan
CC111
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp70/gr
210 unit
3,25
Rp5.000
Rp924.000
4.200
CC222
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp75/gr
270 unit
4,75
Rp5.000
Rp924.000
4.200
CC333
Rp4.000/kg
Rp9.000/kg
Rp2.000/butir
Rp68/gr
240 unit
3,5
Rp5.000
Rp924.000
4.200
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, buatlah job cost record bagi tiap pesanan dengan
actual costing! Hitunglah FOH dengan normal costing!
34
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB V
COSTING SYSTEM – PROCESS COSTING
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 17: Process
Costing.
William Carter. Cost Accounting. 14th Edition. Chapter 6: Process Costing.
Peta Konsep
35
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Definisi
Process costing merupakan proses penentuan biaya pokok produk atau cost of
goods sold (COGS) di mana biaya produksi diakumulasikan berdasarkan unit
produksi. Process costing digunakan oleh perusahaan yang tiap unit
produksinya menanggung proporsi biaya yang sama, memproduksi produk
secara massal dalam skala besar, serta output-nya bersifat homogen dan
melalui proses produksi yang sama.
Tujuan Process Costing
1. Mengetahui jumlah unit produk yang dihasilkan perusahaan pada periode
akuntansi tertentu.
2. Mengevaluasi tingkat penyelesaian produk.
3. Membebankan biaya pada unit produksi
Asumsi dalam Process Costing
1. Direct materials diberikan pada awal proses produksi.
2. Conversion costs diberikan selama berjalannya proses produksi.
Simulasi Kasus Process Costing
1. Zero beginning and zero ending inventory
Biasa terjadi pada perusahaan yang memproduksi barang tidak tahan lama.
2. Zero beginning and some ending inventory
Biasa terjadi pada perusahaan yang baru berdiri.
3. Some beginning and some ending inventory
Biasa terjadi pada perusahaan yang sudah berdiri dan usahanya terus
berlanjut.
Unit Ekuivalen (Equivalent Units)
Unit ekuivalen atau equivalent units adalah jumlah unit yang menyatakan
tingkat penyelesaian suatu produk.
36
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Metode Perhitungan Process Costing
Process costing dapat dihitung menggunakan dua metode:
1. FIFO method
2. Weighted-average method
5 Langkah Menyusun Process Costing
1. Merangkum flow of physical units of output.
2. Menghitung jumlah unit ekuivalen (equivalent units of output).
3. Menghitung total cost.
4. Menghitung cost per equivalent unit.
5. Membebankan biaya kepada completed units dan units in ending work-inprocess inventory.
37
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Salah satu asumsi process costing adalah “direct material diberikan pada
awal proses produksi”. Namun, jika perusahaan kehabisan bahan baku
(direct material) di tengah proses produksi, apakah perusahaan dapat
menambahnya dan apa pengaruhnya terhadap perhitungan process costing?
2. Apa perbedaan perhitungan dengan metode weighted average dan FIFO
dalam process costing?
3. Jelaskan bagaimana karakteristik perusahaan yang menggunakan sistem
process costing! Serta sebutkan minimal tiga contoh perusahaan yang
menggunakan sistem process costing!
Soal Hitungan
Pada masa awal produksi, CookieCATs tidak memiliki persediaan awal untuk
memproduksi pumpkin cookies. Berikut ini merupakan data proses produksi
yang dilakukan CookieCATs pada bulan pertama:
Flow of production
WIP Beginning
Direct
Conversion
unit
material
cost
100%
80%
Total cost
0
Started during period
144
Completed & transferred
out
WIP ending
104
40
Degree of completion of
WIP ending
Total cost added during
period
Physical
Rp797.760 Rp2.074.680 Rp2.872.440
Dari proses produksi bulan pertama, CookieCATs menghasilkan persediaan
38
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
akhir yang akan menjadi persediaan awal pada periode produksi selanjutnya.
Berikut ini adalah data proses produksi pada bulan kedua:
Physical
Direct
Conversion
unit
material
cost
WIP Beginning
40
Rp221.600
Rp488.160
Started during period
140
100%
80%
100%
70%
Flow of production
Completed &
transferred out
WIP ending
Degree of completion
of WIP beginning
Degree of completion
of WIP ending
Total cost added
during period
Total cost
Rp709.760
160
20
Rp775.600 Rp2.090.950
Rp2.866.550
Instruksi:
1. Hitung HPP dengan metode weighted average untuk produksi bulan
pertama!
2. Hitung HPP dengan metode FIFO untuk proses produksi bulan kedua!
39
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB VI
SPOILAGE, REWORK, AND SCRAP
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 18: Spoilage,
Rework, and Scrap.
Peta Konsep
40
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
• Spoilage
Spoilage (barang rusak) adalah unit produksi, baik yang telah selesai
seluruhnya atau selesai sebagian, yang tidak memenuhi spesifikasi yang
diminta pelanggan dan akan dibuang atau dijual dengan harga yang lebih
rendah.
• Rework
Rework (pengolahan kembali) adalah unit produksi yang tidak memenuhi
spesifikasi yang diminta oleh pelanggan tetapi kemudian diperbaiki dan
dijual sebagai unit barang jadi yang bagus.
• Scrap
Scrap (barang sisa) adalah bahan residu yang dihasilkan dari proses
pembuatan suatu produk. Barang sisa memiliki total nilai jual yang rendah
dibandingkan dengan total nilai jual produk tersebut.
Jenis-Jenis Spoilage
1. Normal Spoilage
Normal spoilage adalah kerusakan yang melekat dalam suatu proses
produksi tertentu yang muncul meskipun operasi telah berlangsung secara
efisien. Biaya dari normal spoilage biasanya termasuk dari bagian cost of
good manufactured.
2. Abnormal Spoilage
Abnormal spoilage adalah kerusakan yang tidak melekat dalam suatu
produksi tertentu dan tidak akan muncul pada kondisi operasi yang efisien.
Inspection Point
Inspection point adalah bagian atau tahap dalam proses produksi di mana
produk diperiksa atau diseleksi untuk menentukan apakah produk tersebut
dapat diterima untuk dijual atau tidak.
41
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Langkah Penyelesaian untuk Process Costing dengan spoilage
1. Merangkum flow of physical unit output serta mengidentifikasi normal dan
abnormal spoilage.
2. Menghitung equivalent units. Spoilage dimasukkan ke dalam
perhitungan unit output.
3. Menghitung total cost.
4. Menghitung cost per unit equivalent unit.
5. Menghitung total cost assignment:
a. Units completed
b. Spoilage units
c. Units in ending work in process
Rumus Spoilage
Total spoilage = (Work in process beginning + Started during period) – (Work
in process ending + Good unit completed & transferred out)
Konsep normal dan abnormal spoilage juga dapat diterapkan pada job order
costing. Ketika membebankan biaya, umumnya sistem job order costing
membedakan normal spoilage yang disebabkan oleh pekerjaan tertentu dan
normal spoilage yang umum terjadi pada semua pekerjaan. Abnormal
spoilage diidentifikasi secara terpisah sehingga perusahaan dapat berusaha
mengeliminasinya.
Rework dapat dibedakan menjadi normal rework yang disebabkan oleh
pekerjaan tertentu, normal rework yang umum terjadi pada semua pekerjaan,
dan abnormal rework. Tidak ada pembedaan yang dibuat untuk normal dan
abnormal scrap. Pembedaan yang dibuat adalah antara scrap yang disebabkan
oleh pekerjaan tertentu dan scrap yang umum terjadi pada semua pekerjaan.
Kadang-kadang nilai scrap cukup material dan waktu antara penyimpanan
dan penjualannya cukup lama.
42
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan mengapa normal spoilage disebut sebagai kerusakan yang
direncanakan, dan apa perbedaannya dengan abnormal spoilage!
2. Apa yang dimaksud dengan titik inspeksi (inspection point) dan pada
tahap apa saja inspection point dapat dilakukan?
Soal Hitungan
CookieCATs memproduksi pumpkin cookies dengan direct material diberikan
selama proses produksi. Berikut ini merupakan data proses produksi yang
dilakukan CookieCATs:
Flow of production
WIP beginning
Degree of completion of WIP
Beginning
Started during period
Good units completed &
transferred out
WIP ending
Degree of completion of WIP
Ending
Total cost added during
Period
Normal spoilage as
percentage of good units
Degree of completion of
normal spoilage
Degree of completion of
abnormal spoilage
Physic
Direct
Conversion
al unit
material
cost
190
Rp435.470
Rp588.624
100%
80%
100%
70%
Rp2.220.300
Rp2.856.355
100%
100%
100%
100%
550
500
200
5%
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, buatlah schedule of weighted average method dan
FIFO method untuk process costing dengan spoilage! (Jangan dibulatkan)
43
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB VII
JOINT PRODUCT DAN BYPRODUCT
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 16: Cost
Allocation – Joint Products and Byproduct.
Peta Konsep
44
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Joint process adalah suatu proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan
dalam waktu tertentu yang menghasilkan lebih dari satu produk (output) pada
saat yang bersamaan.
Joint cost adalah biaya dari proses produksi yang menghasilkan lebih dari satu
produk (output) pada saat yang bersamaan atau dapat dikatakan sebagai biaya
yang timbul akibat dari joint process. Joint cost terbatas sampai dengan titik
pemisahan (split off point). Biaya ini terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
Joint product (produk bersama) adalah dua macam produk atau lebih yang
dihasilkan secara bersama-sama dengan menggunakan bahan baku, tenaga
kerja, dan fasilitas pabrik yang sama.
Terms
1. Split off point adalah suatu titik di mana beberapa produk yang dihasilkan
dalam satu proses produksi gabungan dapat diidentifikasi secara terpisah.
2. Separable cost adalah biaya setelah joint cost yang dapat dibebankan ke
masing-masing produk.
3. Main product adalah produk yang dihasilkan dalam joint process yang
memiliki total nilai jual yang lebih tinggi daripada produk lainnya.
4. Byproduct adalah produk yang dihasilkan dalam joint process yang
memiliki total nilai jual yang lebih rendah daripada produk lainnya.
45
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Ilustrasi:
Metode alokasi biaya bersama (joint cost):
1. Physical Measure.
2. Market-Based.
a. Sales Value at Split Off Point Method.
b. Net Realizable Value (NRV) Method.
c. Constant Gross-Margin Percentage NRV Method.
Metode pengakuan produk sampingan (byproduct):
1. Production Method.
2. Sales Method.
46
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan perbedaan antara produk bersama dan produk sampingan!
2. Berikan paling sedikit tiga contoh produksi gabungan yang menghasilkan
main product dan byproduct!
3. Jelaskan metode-metode pengakuan produk sampingan (byproduct)!
Soal Hitungan
Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
CookieCATs melakukan proses produksi bersama yang dapat menghasilkan
beberapa produk. Setelah diidentifikasi pada saat titik pisah muncul daging
labu, air labu, dan kulit labu. Daging labu dapat diolah kembali menjadi
produk pumpkin cookies. Sedangkan air labu dan kulit labu merupakan
byproduct dari proses produksi bersama tersebut.
Joint cost untuk labu: Rp8,100,000
Separable cost untuk pumpkin cookies: Rp5,600,000
Beginning Inventory
Production
Transfer
Sales
Ending Inventory
Selling Price per Unit
Daging Labu Air Labu Kulit Labu Pumpkin Cookies
0
0
0
0
900
700
650
600
600
675
600
500
300
25
50
100
Rp 10,000 Rp 20,000 Rp
45,000
Instruksi:
1. Hitunglah alokasi joint cost menggunakan NRV Method!
2. Buatlah laporan profitabilitas untuk produk pumpkin cookies!
Tambahan:
Jika terdapat hasil yang tidak bulat, maka harus dilakukan pembulatan dua
angka di belakang koma, kecuali untuk persentase dibulatkan tanpa koma.
47
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB VIII
ALOKASI BIAYA TIDAK LANGSUNG
(DEPARTEMENTALISASI)
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 15: Allocation of
Support-Department Cost, Common Cost, and Revenues.
William Carter. Cost Accounting. 14th Edition. Chapter 13: Factory
Overhead: Departementalization.
Peta Konsep
48
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Definisi
Setiap
perusahaan
menyelesaikan
memerlukan
proses
lebih
produksinya
dari
dalam
satu
departemen
membuat
suatu
untuk
produk.
Departementalisasi merupakan pembagian struktur perusahaan ke dalam
segmen-segmen yang disebut departemen. Setiap departemen memiliki
kebutuhan biaya yang berbeda, maka FOH dari setiap departemen perlu
dihitung. Setiap departemen akan mengalokasikan FOH secara terpisah
dengan dasar alokasi yang sesuai untuk pembebanan FOH tersebut.
Untuk tujuan akuntansi, pembagian perusahaan menjadi departemen yang
terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan akurat,
karena memungkinkan departemen yang berbeda untuk memiliki tarif FOH
yang berbeda. Selain itu, departementalisasi akan meningkatkan pengendalian
dan pertanggungjawaban atas FOH dengan cara memicu setiap manajer
departemen untuk bertanggung jawab atas masing-masing biaya tersebut.
Jenis Departemen
1. Main/Primary/Producing/Operating Department
Departemen ini merupakan departemen yang memberikan value added
pada produk/jasa secara langsung dengan mengubah bentuk atau sifat dari
bahan baku, atau dengan merakit komponen. Departemen ini sering disebut
dengan departemen produksi.
2. Service/Support Department
Departemen ini merupakan departemen yang memberikan kontribusi secara
tidak langsung terhadap produksi, karena tidak mengubah bentuk dari
produk/jasa tersebut. Departemen ini memberikan pelayanan kepada
departemen lainnya (main department maupun support department lainnya)
pada perusahaan tersebut agar dapat menunjang proses produksi.
49
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Metode Pengalokasian
1. Jika support department hanya satu:
• Single rate method
(a) Fixed cost dan variable cost tidak dipisahkan.
(b) Menggunakan dasar alokasi yang sama.
(c) Menghasilkan satu tarif.
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 FOH + 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 FOH
𝐴𝑙𝑙𝑜𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑒
• Dual rate method
(a) Fixed cost dan variable cost dipisahkan.
(b) Menggunakan dasar alokasi yang berbeda.
(c) Menghasilkan dua tarif.
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 FOH
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 FOH
+
𝐴𝑙𝑙𝑜𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑒 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑒
2. Jika support department lebih dari satu
• Direct method
Metode ini hanya mengalokasikan FOH dari
support department ke main department.
Catatan: S1 dan S2 merupakan support department, sementara M1 dan
M2 merupakan main department. Masing-masing support department
hanya mengalokasikan FOH ke main department.
• Step-down/elimination/sequential method
Metode ini mengalokasikan FOH dari satu
support department ke main department dan ke
support
department
lainnya.
Metode
ini
mendistribusikan biaya dari support department
50
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
berdasarkan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila FOH
pada suatu support department sudah seluruhnya dialokasikan maka
tidak ada alokasi FOH dari support department lain yang dialokasikan
kembali ke support department tersebut.
Catatan: S1 dan S2 merupakan support department, sementara M1 dan
M2 merupakan main department. Biaya kontribusi Departemen S1
kepada Departemen S2 bernilai lebih besar ($40) daripada biaya
kontribusi Departemen S2 kepada Departemen S1 ($20), sehingga
pengalokasian FOH dari Departemen S1 ke Departemen S2 dilakukan
terlebih dahulu. Departemen S1 mengalokasikan FOH ke Departemen
M1 dan M2, serta ke Departemen S2. Hasil alokasi (S1’) dari
Departemen S1 ke Departemen S2 nantinya akan menambah dasar
alokasi FOH dari Departemen S2 ke Departemen M1 dan M2.
• Reciprocal method
Metode ini mengalokasikan FOH dari support
department sesuai proporsi jasa yang diberikan
kepada
seluruh
menggunakan
menghitung
departemen.
persamaan
total
FOH
Metode
aljabar
dari
tiap
ini
untuk
support
department, kemudian mengalokasikan tiap FOH tersebut kepada
departemen penggunanya berdasarkan persentase jasa yang diterima.
Catatan: S1 dan S2 merupakan support department, sementara M1 dan
M2 merupakan main department. S1’ merupakan alokasi FOH dari
Departemen S1, sementara S2’ merupakan alokasi FOH dari
Departemen S2. Selain mengalokasikan ke main department,
Departemen S1 dan S2 juga saling mengalokasikan FOH satu sama
lain sehingga dasar alokasi akan berubah setelah mendapat alokasi
dari support department yang lain.
51
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
Gambarkan dan jelaskan secara singkat metode pengalokasian FOH, baik
dengan support department hanya satu maupun lebih dari satu!
Soal Hitungan
CookieCATs memiliki beberapa departemen dalam memproduksi pumpkin
cookies yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu main department dan support
department. Pada main department terdapat departemen pengadonan dan
pemanggangan. Sedangkan pada support department terdapat departemen
pengawasan dan pemeliharaan. Berikut ini adalah data pemakaian FOH pada
bulan Oktober 2019:
Support Department
Pengawasan
Pemeliharaan
Biaya
overhead
sebelum
alokasi
Distribusi:
Pengawasan
(jam tenaga
kerja)
Pemeliharaan
(jam tenaga
kerja)
Rp 842.400
Rp
537.600
35
21
Main Department
Pengadonan Pemanggangan
Total FOH
Rp 2.752.000
Rp 1.145.700
Rp 5.277.700
45
55
135
45
39
105
Instruksi:
Berdasarkan data di atas, tentukan alokasi biaya FOH dari support
department ke main department pada CookieCATs dengan menggunakan:
(pembulatan empat angka di belakang koma)
a. Direct Method
b. Step-Down Method
52
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB IX
ACTIVITY-BASED COSTING
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 5: Activity
Based Costing and Activity Based Management.
Peta Konsepdasar
53
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
• Activity-Based Costing (ABC)
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu metode penentuan harga
pokok yang menelusuri biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. ABC
berfokus pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas
untuk memproduksi, mendistribusikan, atau menunjang produk yang
bersangkutan. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang
merupakan pemicu biaya (cost driver), bertindak sebagai faktor penyebab
terjadinya biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik
perhimpunan biaya. Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu alat untuk
memperbaiki costing system dengan mengidentifikasi setiap aktivitas
sebagai dasar untuk perhitungan costing system.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan menajemen akan
informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya
perusahaan dalam berbagai aktivitas sehingga menghasilkan biaya pokok
produksi yang lebih akurat. Hal ini didorong oleh:
1. Persaingan global tajam yang memaksa perusahaan cost effective.
2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi
biaya overhead pabrik (BOP) dalam biaya produk menjadi lebih tinggi
dari biaya primer (prime cost).
3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy.
• Activity-Based Management (ABM)
Activity-Based Management (ABM) merupakan pendekatan terintegrasi
yang
memfokuskan
perhatian
menajemen
pada
aktivitas
dalam
penggunaan sumber dayanya yang bertujuan untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh pelanggan (customer value) dan meningkatkan laba
54
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
perusahaan melalui penyediaan nilai pelanggan. Untuk mempermudah
dalam membuat keputusan strategis, sistem ABC mengidentifikasi semua
aktivitas perusahaan yang termasuk dalam value chain, menghitung biaya
masing-masing aktivitas, kemudian membebankan biaya tersebut ke objek
biaya seperti produk atau jasa berdasarkan aktivitas-aktivitas yang
diperlukan untuk memproduksi masing-masing produk atau jasa.
• Hierarki Biaya
Hierarki biaya mengelompokkan berbagai macam cost pool berdasarkan
tipe cost driver atau basis alokasi biaya.
1. Unit level capacity, merupakan biaya aktivitas yang dilakukan atas
setiap unit untuk setiap barang/ jasa. Contohnya, ketika perusahaan
minuman ingin menambah satu produksi barang, maka baiayanya akan
bertambah sejumlah barang yang akan diproduksi lagi.
2. Batch level capacity, merupakan biaya atas aktivitas yang terkait
dengan kelompok unit produk atau jasa. Biaya ini akan bertambah
seiring dengan pertambahan batch yang diproduksi. Contohnya,
perusahaan minuman yang hanya memproduksi barang dalam satu
karton, tidak bisa satuan. Sehingga apabila perusahaan ingin menambah
satu barang saja, maka biaya yang dibebankan sebesar perusahaan
memproduksi satu karton.
3. Product sustaining activity, merupakan biaya atas aktivitas yang ada
untuk mendukung produk atau jasa individual tanpa memperhatikan
jumlah unit atau batch yang diproduksi, dengan kata lain biaya ini tidak
tergantung dari volume tetapi dari varians produknya. Biaya ini
biasanya bertambah akibat adanya produk berbeda yang diproduksi
perusahaan. Contohnya, design produk yang tidak dipengaruhi oleh
jumlah barang yang diproduksi.
4. Facility sustaining activity, merupakan biaya yang tidak dapat
ditelusuri ke setiap produk individu tetapi mendukung organisasi secara
keseluruhan. Pemicu dalam level ini sama sekali tidak berkaitan dengan
55
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
produk/jasa yang diproduksi. Contohnya, biaya administrasi dan
keamanan pada suatu perusahaan.
• Pembebanan Biaya Overhead
Prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC melalui dua
tahap kegiatan:
1. Tahap pertama
a. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan biaya ke dalam
berbagai aktivitas.
b. Mengidentifikasikan cost driver untuk masing-masing aktivitas.
c. Menentukan tarif per unit cost driver (jumlah biaya per
aktivitas
dibagi
dengan
jumlah
cost
driver
yang
dianggarkan).
2. Tahap Kedua
Perhitungan alokasi FOH
Alokasi FOH = Tarif per unit cost driver x cost driver actual.
• Keunggulan sistem ABC
1. ABC mereorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi biaya.
2. ABC dapat membantu dalam mengambil keputusan.
3. Manajemen akan melakukan penawaran kompetitif yang wajar.
4. Analisis lebih akurat mengenai volume dan posisi break even.
56
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Jelaskan minimal tiga perbedaan antara Simple/Traditional Costing
dengan Activity-Based Costing!
2. Jelaskan kelemahan dari penggunaan sistem Activity-Based Costing!
3. Apakah Activity-Based Costing hanya dapat diterapkan pada perusahaan
manufaktur? Jelaskan!
Soal Hitungan
Berikut adalah data terkait produksi CookieCATs per harinya.
Aktivitas
Cost Driver
Aktual
Anggaran
Pengadonan
Labor-hour (jam)
10
9
Pengovenan
Machine-hour (jam)
7
5
Pengemasan
Unit yang diproduksi
5
4
Biaya Overhead Pabrik
Pengadonan
Rp 79.769
Pengovenan
Rp 75.695
Pengemasan
Rp 45.000
Total
Rp 200.464
Biaya Produksi
Bahan Baku Langsung
Rp 660.000
Tenaga Kerja Langsung
Rp 1.320.000
Instruksi:
Hitunglah biaya produksi dengan menggunakan (jangan dibulatkan):
a.
Simple Costing (dasar alokasi adalah machine hour)
b. Activity-Based Costing
57
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
BAB X
INVENTORY COSTING: VARIABLE, ABSORPTION, AND
THROUGHPUT COSTING
Referensi
Charles T. Horngren. Cost Accounting. 16th Edition. Chapter 9: Inventory
Costing and Capacity Analysis.
Peta Konsep
58
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Tinjauan Teori
Definisi
Inventory costing adalah proses penentuan biaya manufaktur mana saja yang
dapat diklasifikasikan sebagai biaya persediaan/inventoriable cost yang
kemudian akan menjadi cost of goods sold.
Tujuan Inventory Costing
Secara umum inventory costing digunakan dengan tujuan memudahkan
manajemen untuk mengambil keputusan, seperti untuk menetapkan harga,
membandingkan profitabilitas dari produk yang berbeda jenis, atau
mempertimbangkan untuk menerima tawaran special order atau tidak.
Metode Penentuan COGS melalui Inventory Costing
1. Variable Costing
Variable costing adalah proses penentuan biaya persediaan di mana hanya
variable manufacturing cost, baik direct ataupun indirect, yang
diklasifikasikan sebagai biaya persediaan, sedangkan fixed manufacturing
cost diklasifikasikan sebagai period cost dan diakui sebagai expense pada
laporan laba rugi.
2. Absorption Costing
Absorption costing adalah proses penentuan biaya persediaan di mana
seluruh variable dan fixed manufacturing costs, baik direct maupun
indirect, diklasifikasikan dan ‘diserap’ sebagai biaya persediaan. Pada
metode ini, akan diperlukan adjustment for production-volume variance
ketika jumlah unit yang diproduksi lebih sedikit daripada jumlah
kapasitas unit produksi yang dianggarkan
3. Throughput Costing
Throughput costing, disebut juga super-variable costing, adalah proses
penentuan biaya persediaan di mana hanya direct material cost saja yang
59
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
diklasifikasikan sebagai biaya persediaan, sedangkan biaya manufaktur
lainnya
seperti
direct
labor
cost
dan
factory
overhead
cost
diklasifikasikan sebagai period cost dan diakui sebagai expense pada
periode akuntansi bersangkutan.
Pada ketiga metode tersebut, biaya nonmanufaktur, baik variabel atau tetap,
seperti biaya pemasaran, biaya air-listrik-telepon (ALT), atau biaya
administrasi tetap diklasifikasikan sebagai period cost dan diakui sebagai
expense pada laporan laba rugi.
Variable Costing VS Absorption Costing
Operating Income
Inventory Condition
Variable Costing
Absorption Costing
Production = Sales
Equal
Equal
Production > Sales
Lower
Higher
Production < Sales
Higher
Lower
Persamaan Dasar
Beginning
inventory
60
+
Cost of goods
manufactured
=
Cost of
goods sold
+
Ending
inventory
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Soal Teori
1. Mengapa biaya pemasaran dan biaya administrasi tidak berpengaruh pada
perbedaan antara absorption, variable, dan throughput costing?
2. Mengapa throughput costing disebut super-variable costing?
Soal Hitungan
CookieCATs merupakan perusahaan manufaktur pembuatan pumpkin cookies.
Sebagai analis keuangan kamu diminta untuk merekomendasikan sebuah
metode untuk perhitungan biaya persediaan. CFO CookieCATs juga meminta
kamu menyusun laporan laba rugi komparatif bulan Maret dan April 2019.
Berikut ini adalah data dari CookieCATs:
Maret
April
0
24 unit
Production
144 unit
100 unit
Sales
120 unit
110 unit
Ending inventory
24 unit
14 unit
Beginning inventory
Selling price
Rp 45.000
Variable manufacturing cost per unit
Rp 24.850
Variable marketing cost per unit sold
Rp 4.000
Fixed manufacturing cost per month
Rp 720.000
Fixed marketing cost/month per month
Rp 500.000
Budgeted production capacity per month
144 unit
Instruksi:
Buatlah laporan laba rugi komparatif CookieCATs untuk bulan Maret dan
April 2019 dengan variable costing dan absorption costing.
61
Adella - Fatharani - Marwah - Risha - Yola - Staff Magang CATs 2018
Cost Accounting Teaching Assistants
Download