Uploaded by yoksan.beyete

243315160320pendekatan teori model keperawatan pada anak 1

advertisement
Pendekatan Teori model keperawatan pada anak : Catrine E. Bernard : Parent Child
Interaction
Aplikasi Teori Interaksi Orang Tua dan Anak
Teori Barnard tentang model parent-child interaction (PCI) atau model interaksi orang tua
anak dikembangkan dari teori psikologi dan teori perkembangan manusia, teori ini berfokus
pada interaksi ibu, anak dan lingkungan (Tomey & Alligood, 2006). Basavanthappa, (2007)
menyebutkan pandangan Barnard terhadap komponen paradigma keperawatan yaitu :
a. Manusia
Barnard menjelaskan manusia atau human being dihubungkan pada kemampuan dalam
adaptasi melalui pendengaran, penglihatan dan stimulasi taktil dari lingkungan.
b. Kesehatan
Barnard menggambarkan keluarga sebagai unit dasar perawatan. Dalam nursing child
assessment satellite training study ia menyatakan bahwa perawatan kesehatan bertujuan
untuk pencegahan primer.
c. Lingkungan
Barnard menjelaskan bahwa dalam tahun pertama kehidupan, lingkungan termasuk seluruh
pengalaman yang dihadapi oleh anak sangat mempengaruhi kehidupan anak, baik berupa
objek, tempat, suara, visual, sensasi taktil bahkan orang- orang sekitar, yang disebut hidup
dan mati. Tiap karakteristik individu mempengaruhi sistem interaksi ibu dan anak
dalam beradaptasi guna memenuhi kebutuhan. Selanjutnya child health assesment model
dikembangkan oleh Barnard melalui ilustrasi berikut ini :
Menurut Basavanthappa, (2007) diagram di atas menjelaskan bahwa:
a) Lingkaran kecil menunjukkan anak dengan karakteristik penting. Barnard menggambarkan
karakteristik anak seperti temperamen, kemampuan anak untuk beradaptasi, pola tidur dan
tampilan fisik.
b) Lingkaran yang lebih besar mempresentasikan ibu atau pengasuh dan karakteristiknya
yang dapat berpengaruh pada interaksi. Ibu dalam teori Barnard sebagai pengasuh atau
orangtua yang memiliki karakteristik kemampuan psikososial, kepedulian terhadap anak dan
kesehatannya, pengalaman hidup, harapan terhadap anaknya, pola asuh dan keterampilan
untuk beradaptasi terhadap kemampuannya menjadi orang tua.
c) Lingkaran yang paling besar menggambarkan lingkungan anak dan ibu.
d) Area yang tersusun dengan dua ukuran lingkaran menggambarkan interaksi antara ibu dan
anak, ibu dan lingkungan, serta anak dan lingkungan.
e) Area yang berwarna hitam menggambarkan banyaknya interaksi di antara ketiga
komponen (lingkungan, ibu dan anak).
Interaksi antara ibu dan anak dapat dilihat dalam model Barnard di bawah ini :
Interaksi antara orang tua (atau pengasuh) dan anak pada model Barnard menjelaskan lima
isyarat dan aktifitas yaitu :
a) The infant's clarity in sending cues yaitu kejelasan bayi dalam memberikan isyarat. Bayi
baru bisa memberikan isyarat terhadap kebutuhannya kepada orang tuanya.
b) The infant's responsiveness to the parent yaitu respon bayi terhadap orang tua dimana bayi
dapat mengenali respon perilaku orang tuanya, dan ia dapat memodifikasi perilaku sebagai
adaptasinya.
c) The parent's sensitivity to the child's cues adalah kepekaan orang tua terhadap isyarat anak
dimana orang tua harus dapat membaca pertanda yang diberikan bayi, sehingga mampu
memodifikasi perilaku.
d) The parent's ability to recognize and alleviate the infant's distress yaitu kemampuan orang
tua untuk mengenali bahkan mengurangi distress pada bayi.
e) The parent's social, emotional, and cognitive growth-fostering activities adalah
kemampuan orang tua untuk menstimulasi perkembangan sosial dan emosional anak, disini
orang tua membutuhkan proses adaptasi yang lebih. Bagi perawat menjadi penting memberi
dukungan untuk ibu dalam berespon terhadap isyarat bayinya, dibandingkan mengubah cara
dan karakteristik ibu.
Kearvell dan Grant (2010) mengatakan bahwa interaksi antara ibu dan anak terdiri dari tiga
komponen yaitu pemberian ASI, perawatan metode kanguru dan partisipasi dalam perawatan
rutin.
Penelitian oleh Ravn (2012), yang meneliti efek intervensi interaksi ibu–anak pada ibu,
menunjukkan adanya pengaruh mother transactional programe terhadap depresi ibu dan
keinginan untuk menyusui. Sedangkan Liu (2003) dalam penelitiannya tentang interaksi
orang tua dan anak terhadap depresi anak menyimpulkan terdapat hubungan antara interaksi
orang tua dan anak terhadap tingkat depresi anak yaitu gejala depresi pada anak menurun.
Penelitian terkait PCI oleh Bagner, Sheinkopf, Miller-Loncar, Vohr, Hinckley dan Lester,
(2009) menyimpulkan Parent-child Interaction therapy meningkatkan rasa percaya diri orang
tua, dan kemampuan untuk mengelola perawatan anaknya.
Sementara Reid, McGrath, dan Langa (2004), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
interaksi orang tua anak berpengaruh terhadap adaptasi nyeri anak dengan juvenile arthritis.
Interaksi ini meningkatkan koping anak selama mengalami nyeri namun membuat anak
mampu mempertahankan aktifitas pada nyeri sedang.
Berdasarkan beberapa bukti penelitian sebelumnya, maka penulis menggunakan teori
interaksi ibu-anak dalam mengurangi dan menghindari respon nyeri anak yang dilakukan
prosedur suntikan imunisasi, melalui teknik distraksi yang dilakukan oleh orang tua sambil
menggendong anaknya sehingga interaksi antara ibu dan anak baik secara verbal maupun non
verbal dan dekapan orang tua yang dapat memberi ketenangan.
2.8. Kerangka Teori
Ketika memberikan suatu tindakan pada pasien, perawat perlu melibatkan keluarga dalam
perawatan anaknya. Hal ini sudah menjadi filosofi dalam keperawatan anak. Demikian pula
dalam menurunkan respon nyeri pada bayi saat menerima suntikan imunisasi, perawat perlu
memperhatikan prinsip atraumatic care demi menghargai hak otonomi pasien untuk bebas
dari rasa
Sumber : NCAST Programs www.ncast.org/BarnadModel.html (bisa ditambahkan dari web berikut ini),
juga referensi lainnya
Pendekatan Teori model keperawatan pada anak : Catrine Colcoba : Comfort Theory in
pediatric
A. Konsep Model Comfort Theory
1. Latar Belakang Penggagas Teori
Katharine Kolcaba dilahirkan di Cleveland Ohio, dimana dia menghabiskan
hampir seluruh hidupnya. Pada tahun 1965 dia mendapatkan gelar Diploma
Keperawatan dari St. Luke’s Hospital School of Nursing di Cleveland. Pada tahun
1987 dia lulus dari RN melanjutkan MSN di Frances Payne Bolton School of
Nursing, Case Western Reserve University ( CWRU ) dengan spesialis Gerontologi.
2. Definisi “Comfort Theory”
Kolcaba (2009) mendefinisikan “Comfort“ dalam praktik keperawatan sebagai
kepuasan (aktif, pasif atau kerjasama) terhadap kebutuhan dasar manusia akan relief,
ease, atau transcendence dari perawatan kesehatan yang stressfull. Kolcaba
menjelaskan bahwa kebutuhan klien timbul akibat stimulus situasi dan dapat
disebabkan akibat tekanan negatif. Peningkatan rasa nyaman dapat dilakukan dengan
mengurangi tekanan negatif dan menggunakan tekanan positif. “Comfort“
digambarkan sebagai hasil (produk) dari perawatan yang dapat meningkatkan atau
memfasilitasi Health Seeking Behaviours (HSBs).
3. Asumsi Dasar dan Asumsi Utama Teori
Asumsi Dasar Kolcaba tentang Comfort Theory ( Alligood and Tomey, 2010 ;
Parker and Smith, 2010 ) adalah :
a. Manusia mempunyai respon holistik terhadap kompleks stimuli.
b. Comfort merupakan hasil akhir holistik yang diinginkan yang berhubungan erat
dengan disiplin ilmu keperawatan.
c. Manusia berusaha untuk mendapatkan kebutuhan dasar rasa nyaman. Hal ini
merupakan usaha yang aktif.
d. Comfort lebih dari bebas dari rasa sakit, cemas dan ketidaknyamanan fisik lainnya.
Asumsi Utama Kolcaba tentang Comfort Theory ( Alligood and Tomey, 2010 ;
Parker and Smith, 2010 ) adalah :
a. Konsep Metaparadigma
1) Keperawatan
Keperawatan
adalah
penilaian
kebutuhan
akan
kenyamanan,
perancangan kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan
penilaian kembali digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan
implementasi. Penilaian dan Penilaian kembali dapat dinilai secara subjektif,
seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif,
seperti observasi menyembuhkan luka, perubahan nilai laboratorium, atau
perubahan perilaku. Penilaian juga dapat melalui rangkaian penilaian skala
melalui penglihatan atau daftar pertanyaan, yang mana kedua-duanya telah
dikembangkan oleh Kolcaba.
2) Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat
yang membutuhkan perawatan kesehatan.
3) Lingkungan
Lingkungan adalah banyak aspek tentang pasien, keluarga, atau
instutitusi melingkupi tindakan oleh perawat atau orang tercinta untuk
meningkatkan kenyamanan.
4) Kesehatan
Kesehatan adalah jumlah yang berfungsi secara optimal, seperti yang
digambarkan oleh pasien atau kelompok, atau suatu pasien, keluarga, atau
masyarakat.
b. Asumsi
1) Manusia mempunyai tanggapan holistik untuk stimulus yang kompleks.
2) Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan.
3) Manusia bekerja keras untuk menemukan kenyamanan dasar mereka, yang
didapatkan dari usaha yang giat.
4) Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan HSBs
pilihan mereka.
5) Pasien dianjurkan dengan aktif pada HSBs yang telah ditetapkan dengan
pelayanan kesehatan mereka.
6) Integritas kelembagaan adalah dasar dari sistem nilai bagi penerima perawatan.
c. Pernyataan Teoris
1) Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan
yang tidak terlihat dari
pasien, desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk
mencari peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut
diinginkan dengan segera.
2) Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan
penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
3) Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau
cara hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.
d. Stuktur Taksonomi Teori Kenyamanan.
Kolcaba mengatakan pentingnya pengukuran kenyamanan sebagai hasil
tindakan dari perawat. Perawat dapat mengumpulkan tanda-tanda atau fakta untuk
membuat sebuah keputusan serta untuk menunjukkan efektifitas dari perawatan
kenyamanan. Kolcaba menyarankan penggunaan Struktur Taksonomi dalam
melakukan pengkajian untuk pengukuran kenyamanan pada pasien. Berdasarkan
Struktur Taksonomi, Kolcaba (1997) mengembangkan suatu instrumen untuk
mengukur kenyamanan pasien yaitu General Comfort Questionnaire. Dalam
kuisioner tersebut tergambarkan terdapat item-item positif dan negatif dalam
beberapa kolom-kolom (Tomey dan Alligood, 2006 ).
Type of Comfort
Context of
Comfort
Physical
Relief
Ease
Aching back
Restlessness and
Early
stong anxiety
contraction
Trancendence
Patient thinking,
“what
will
happen to my
family and to my
babies?”
Psycospiritual Anxiety
and Uncertainty about Need
for
tension
prognosis
emotional and
spiritual support
Environmental Roomate is a Lack of privacy
Need for clam,
primigravida
Phone in room
familiar
Room
small, Feeling of
environmental
clean,
and confinement with elements
and
pleasant
bed rest
accessibility of
distraction
Sociocultural
Absence
of Family not present Need fo support
family
and Language barriers from family or
culturally
significant other
sensitive care
Need
for
information,
consultation
Tabel 1. Struktur Taksonomi dari Teori Kenyamanan
(Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006)
Pada tabel diatas menjelaskan tentang struktur Taksonomi dari teori
kenyamanan Kolcaba, yang terdiri dari tiga tipe kenyamanan, yaitu relief, ease
dan transcendence dan meliputi empat konteks kenyamanan, antara lain
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.
Adapun cara menggunakan tabel ini adalah:
1) Pada kolom relief dituliskan pernyataan tentang kondisi pasien yang
membutuhkan tindakan perawatan spesifik dan segera terkait dengan
kenyamanan pasien, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial).
2) Pada kolom ease dituliskan pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana
kondisi ketentraman dan kepuasan hati pasien yang berkaitan dengan
kenyamanan,
meliputi
empat
konteks
kenyamanan
(fisik,
psikospiritual,lingkungan dan sosial).
3) Pada
kolom transcendence
dituliskan pernyataan tentang bagaimana
kondisi pasien dalam mengatasi masalah yang terkait dengan kenyamanan,
meliputi empat konteks kenyamanan (fisik,psikospiritual, lingkungan dan
sosial).
Selain itu, pengkajian kenyamanan di klinik, perawat dapat juga
menggunakan beberapa instrumen yang telah diuji secara empiris, seperti
Radiation
Therapy
Urinary Incontinence
Comfort
Questionnaire,
and Frequency
Comfort
Visual
Analog Scales,
Questionnaire,
Hospice
Comfort Questionnaire, Comfort Behaviors Checklist (Peterson dan Bredow, 2004
).
4. Konsep Utama Teori
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain ( Parker and Smith, 2010, Alligood and Tomey, 2006 )
:
a. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan
yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system
tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun
non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial
dan intervensi.
b. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate
yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief),
ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex
pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
1) Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
2) Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
3) Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas
masalahnya.
Kolcaba (2003), kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal
berikut :
1) Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh.
2) Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga
diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap
kebutuhan lebih tinggi.
3) Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
4) Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan
sosial.
c. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh
penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan,
dan intervensi fisik.
d. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.
e. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi klien dari comfort secara keseluruhan. Variabel ini meliputi pengalaman
masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan
keseluruhan elemen dalam pengalaman klien.
f. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh klien saat
konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.) atau
kedamaian menjelang ajal.
g. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada
sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum,
agensi home care, dll.
Referensi minimal : bisa ditambahkan dari referensi lainnya atau jurnal jurnal terkait
Pendekatan Teori model keperawatan pada anak : Calista Roy :Adaption
Theory in pediatric
Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak digunakan sebagai
falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia
adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya,
manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan
adaptasi.
Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri, adalah berespon melakukan peran dan
fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan
lingkungan sekitarnya. Menurut Tomey dan Alligout (2010) ada 4 faktor penting dari Roy adalah
manusia, sehat-sakit, lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Manusia
a. Sistem adaptasi dengan proses koping
b. Menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian
c. Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi, masyarakat, bangsa dan
masyarakat secara keseluruhan)
d. Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem bertindak untuk
e. memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran
dan saling ketergantungan.
2. Lingkungan
a. Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh perkembangan dan
tingkah
laku
individu
dalam
kelompok
dengan
beberapa
pertimbangan
saling
menguntungkan individu dan sumber daya alam.
b. Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual stimulasi.
c. Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk perkembangan keluarga dan
budaya.
3. Sehat-sakit
a. Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan refleks individu
dan lingkungan yang saling menguntungkan.
b. Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan seperti individu dan
kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk membuat kesatuan individu dan
lingkungan.
c. Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa antara tujuan dan sistem
individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan, personal dan perubahan
lingkungan.
d. Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan pencapaian tujuan
e. Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang menggambarkan tiga
perbedaan level yaitu : integrasi, kompensasi dan kompromi.
4. Keperawatan
a. Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas kemampuan adaptasi dan
mempertinggi perubahan individu dan lingkungan.
b. Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam empat adaptasi
model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan kematian dengan
bermartabat.
c. Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi
dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan memperluas interaksi lingkungan.
Model Adaptasi dari Roy juga memiliki asumsi dasar model teori ini adalah :
1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif. Kemampuan
beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ; penyebab utama terjadinya
perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.
2. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan
koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi. Roy menjelaskan bahwa respon
yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan menimbulkan suatu kebutuhan dan
menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia
selalu berusaha menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk
membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini.
Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi
diantaranya, sebagai berikut:
a. Fungsi Fisiologis; Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah oksigenasi, nutrisi, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan
endokrin.
b. Konsep diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain.
c. Fungsi peran; Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Interdependen; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang
dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
1. Bagaimana penerapan FCC disesuaikan dengan model Roy?
Model adaptasi interdependen yang dikemukakan oleh Roy mempunyai dampak
terhadap respon adaptasi. Interdependen adalah kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat
individu maupun kelompok. Sehingga keluarga sebagai lingkungan utama dan menetap yang
mempengaruhi anak sangat dapat mendorong untuk pencapaian adaptasi anak. Pemberdayaan
keluarga melalui Family canter care (FCC) sangat diperlukan oleh perawat untuk meningkatkan
respon adaptasi.
Di dalam jurnal yang berjudul “Patient-Family-Nurse Intensive Care Unit
Experience”, Roy menekankan bahwa model interdependensi adalah kategori respon manusia
yang berfokus pada interaksi yang berhubungan dengan memberi dan menerima cinta/kasih
sayang. Keluarga menyediakan dasar dimana orang tersebut membangun interaksi dengan
orang lain. Hal ini dilakukan melalui pengajaran keterampilan komunikasi yang efektif dan
memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, saling menghormati dan menghargai dalam
keluarga.
Dari perspektif model Adaptasi Roy, konsep keluarga sebagai sebuah unit. Hal ini
dihubungkan dengan asumsi ilmiah dari model integrasi lingkungan. Keluarga sebagai unit,
dimana keluarga dilibatkan dalam perencanaan perawatan klien, mengijinkan keluarga untuk
membawa foto pasien ke ruang rawat.
Keluarga juga turut serta dalam memberikan perawatan fisik/kenyamanan serta
perawatan psikologis. Perawatan fisik/kenyamanan yang dapat diberikan berupa memandikan
pasien, perawatan mulut, memberikan sentuhan, mengurangi nyeri, memastikan ruangan klien
bersih. Kehadiran keluarga, sentuhan dan keyakinan merupakan pendekatan perilaku-kognitif
untuk mengurangi nyeri.
Keluarga juga dapat memberikan dukungan psikososial yang mencakup dukungan
emosional yang meliputi dukungan, dukungan spiritual, kepekaan terhadap kebutuhan pasien,
merawat pasien dengan penuh perhatian dan rasa hormat.
Referensi lain : silakan menggunakan makalah teori Roy dari Mata Kuliah Falsafah Keperawatan
Sebelumnya juga sumber lainnya terkait atau jurnal terkait, ini referensi minimal
PETUNJUK KEGIATAN PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 PERTEMUAN KE-4 DENGAN
TOPIK
Pendekatan Teori model keperawatan pada anak
a. Catrine E. Bernard : Parent Child Interaction
b. Calista Roy :Adaption Theory in pediatric
c. Catrine Colcoba : Comfort Theory in pediatric
AKTIVITAS YANG DILAKUKAN SETIAP MAHASISWA DI PERTEMUAN INI :
1. @ MAHASISWA MEMBACA REFERENSI MINIMAL TERKAIT TOPIK
2. @ MAHASISWA SANGAT DISARANKAN UNTUK MENAMBAH BACAAN DARI REFERENSI
LAINNYA JUGA JURNAL TERKAIT SEBAGAI SUMBER PENUNJANG/TAMBAHAN
3. @ MAHASISWA MEMBUAT MIND MAPPING 3 TOPIK DI ATAS, @ TOPIK DALAM 1
LEMBAR UKURAN A4
4. @ MAHASISWA MENGIRIMKAN KE E CAMPUZ MAKSIMAL HARI SENIN 23 MARET 2020
JAM 17.00 DALAM BENTUK PDF, DAN DALAM BENTUK WORD melalui PJ MA di @ kelas
lalu @ PJ MA di kelas menyampaikan ke bu yuli pada hari senin maksimal jam 12.00
5. SANGAT DIHARAPKAN TIDAK TERJADI PLAGIAT ANTAR MAHASISWA
Semoga lancar, semuanya berkakhir dengan kebaikan, termasuk situasi yang ada di
sekeliling kita saat ini, aamiin....
Download