Uploaded by User51847

28425 makalah pengolahan benih kopi

advertisement
PENGOLAHAN BENIH TANAMAN KOPI (Coffea arabica)
DENGAN CARA EKSTRAKSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi dan Pengolahan Benih
Nama Anggota Kelompok :
1. Almas Putri Ghassani
- 150510170023
2. Salsabila Dwi Ananda
- 150510170047
3. Gilang Budi Rachman
- 150510170090
4. Muhammad Fayyadh C.M - 150510170163
Kelas
: B
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada rahmat-nya sehingga makalah tugas mata kuliah
Produksi dan Pengolahan Benih dengan judul : “Pengolahan Benih Tanaman Kopi dengan
Cara Ekstraksi” ini bisa selesai tepat pada waktunya. Masih kami akui , makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran,
serta usulan dari para pembaca. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang
telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
banyak ilmu kepada para pembaca dan kami sendiri. Kritik, saran, serta usulan sangat kami
harapkan agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Jatinangor, November 2018
Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
Bab I (Pendahuluan)............................................................................................................ 4
1.1
Latar Belakang Masalah............................................................................. 4
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3
Tujuan......................................................................................................... 5
Bab II (Isi)..........................................................................................................................
6
2.1
Definisi Pengolahan Benih......................................................................... 6
2.2
Tujuan Pengolahan Benih........................................................................... 6
2.3
Botani Tanaman Kopi................................................................................. 6
2.4
Pengertian Pengolahan Benih Kopi...........................................................
2.5
Proses Pengolahan Benih Kopi Secara Kering............................................ 8
7
Bab III (Penutup)................................................................................................................ 10
3.1
Kesimpulan................................................................................................
10
3.2
Saran..........................................................................................................
10
Daftar Pustaka...................................................................................................................
11
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Tanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan
penghasil devisa bagi Indonesia dan sebagian besar (90%) merupakan areal perkebunan
rakyat. Kopi
telah
masyarakat Indonesia.
memberikan
manfaat tersendiri
bagi
kelangsungan
hidup
Selain memiliki fungsi ekonomi, kopi juga memiliki fungsi
sosial. Adapun jenis kopi yang terutama dikembangkan oleh rakyat adalah kopi
robusta. Menurut data statistik perkebunan tahun 2008 diketahui sekitar 86,38%
tanaman kopi yang ditanam di Indonesia adalah jenis robusta dimana 96,33% nya
berasal dari perkebunan rakyat. Mutu kopi robusta yang dihasilkan petani umumnya
masih rendah karena pengolahan pasca panen masih menghasilkan kopi asalan, yaitu
biji kopi yang dihasilkan dengan metodedan fasilitas sangat sederhana, kadar air relatif
tinggi dan masih tercampur dengan bahan-bahan lain dalam jumlah relatif banyak
(Yusianto dan Mulato, 2002).
Berdasarkan standar ISO dalam Leroy et al. (2006), mutu adalah kemampuan
untuk menggambarkan karakteristik yang melekat dari suatu produk, sistem atau
proses untuk memenuhi keinginan dari konsumen ataupun sekumpulan orang yang
terkait dengan produk, sistem atau proses tersebut. Mutu kopi menurut Heuman
(1994), umumnya ditentukan oleh konsumen sebagaimana produk pangan atau
minuman lainnya. Karakteristik kopi adalah sifat-sifat yang dapat langsung diamati,
diukur dan merupakan unsur mutu yang penting (Wibowo, 1985). Salah satu faktor
yang mempengaruhi mutu kopi adalah penanganan pasca panen. Clifford and Willson
(1985) menyatakan bahwa metode pengolahan yang dipilih akan mempengaruhi
mutu. Pada metode olah kering, buah kopi yang telah dipanen dikeringkan di bawah
sinar matahari.
Setelah kering, buah kopi dibuang kulitnya secara mekanis menggunakan mesin
pengupas kopi gelondong.Menurut Ciptadi dan Nasution (1985), metode pengolahan
cara kering cocok untuk pengolahan ditingkat petani dengan lahan yang tidak luas atau
kapasitas olahan yang kecil. Untuk perkebunan besar pengolahan kopi cara kering hanya
khusus untuk kopi buah yang berwarna hijau, kopi yang mengambang, dan kopi yang
4|Page
terserang bubuk. Perbedaan mengenai cara pengolahan yang dilakukan oleh petani dan
yang dilakukan oleh perkebunan-perkebunan menyebabkan perbedaan mutu kopi yang
dihasilkan. Metode olah basah umumnya dapat menghasilkan biji kopi dengan mutu
lebih baik. Tiga tahapan pengolahan yang membedakan dengan olah kering adalah tahap
pengupasan kulit kopi (pulping), fermentasi dan pencucian untuk menghilangkan
lendir (washing).
Proses pengolahan produksi biji kopi mentah (hasil petikan dari pohon) menjadi kopi
bubuk bercita rasa tinggi melibatkan serangkaian kegiatan yang berkesinambungan.
Tahap awal adalah proses pemetikan biji kopi dari pohon kopi yang dilakukan oleh para
petani kopi secara manual. Tahapan selanjutnya dilakukan secara berurutan, yang dapat
dibagikan kepada dua kelompok besar yaitu proses pengolahan kopi primer dan proses
pengolahan kopi sekunder [1]. Proses pengolahan kopi primer, secara berurutan, adalah
proses pengeringan tahap pertama hingga mencapai kandungan kadar air 25%, proses
pengupasan kulit buah, pengeringan tahap kedua sehingga kandungan kadar air 12% dan
proses penyortiran [2]. Sementara itu, proses pengolahan kopi sekunder adalah proses
penyanggraian, pendinginan, pengilingan menjadi bubuk kopi, pengepakan dan
pengemasan serta pemasaran.Salah satu proses pengolahan biji kopi yang sangat penting
dan krusial adalah proses pengeringan karena hasil dari capaian proses pengeringan akan
menentukan kwalitas biji kopi untuk proses berikutnya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses pengolahan benih?
2. Apa tujuan dari proses pengolahan benih?
3. Apa yang dimaksud dengan pengolahan benih tanaman kopi secara kering?
4. Bagaimana botani atau morfologi dari tanaman kopi?
5. Bagaimana proses pengolahan benih tanaman kopi secara kering?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari proses pengolahan benih
2. Mengetahui tujuan dari proses pengolahan benih
3. Mengetahui dan memahami definisi serta prinsip proses pengolahan benih
tanaman kopi secara kering
4. Mengetahui botani dan morfologi tanaman kopi
5. Mengetahui dan memahami proses pengolahan benih tanaman secara kering.
5|Page
BAB II
ISI
2.1
Pengertian Pengolahan Benih
Kegiatan pengolahan benih (ekstraksi biji) ditentukan oleh jenis tanaman atau
tipe buah yang akan dijadikan benih. Berdasarkan jenis atau tipe buah,
dikelompokkan kedalam 2 tipe, yaitu tipe buah kering (dry fruit) dan tipe buah basah
(fleshy fruit). Buah kering adalah buah yang akan membuka dengan sendirinya
apabila dikeringkan terutama jika buah tersebut dipetik saat masak yang tepat.
Pemisahan biji dari buah pada tipe buah kering dapat dilakukan secara manual atau
dengan mesin khusus. Umumnya tahapan pengolahan benih pada serealia dan polongpolongan yang merupakan tipe buah kering adalah pengeringan, perontokan (padi),
pemisahan biji dari polong, pembersihan dan pemilahan (sortasi), pengeringan ulang,
perlakuan/perawatan benih, pengemasan, pengujian mutu benih, dan penyimpanan.
Ekstrasi biji adalah proses mengeluarkan biji dari buah/polongnya. Cara
ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis buah. Ekstraksi biji dari buah berdaging
dimulai dari membuang pericarp buahnya dengan cara merendam buah tersebut dalam
air sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya mengendap. Cara
mengeluarkan biji pada buah kering dimulai dari menjemur buah/polong di panas
matahari sehingga polong pecah/terbuka.
2.2
Tujuan Pengolahan Benih
Pengolahan benih bertujuan mempertahankan viabilitas benih yang dicapai
pada saat panen dan menekan laju kemunduran/penurunan mutu benih selama proses
pengolahan dan penyimpanan benih.
2.3
Botani Tanaman Kopi
Tanaman
kopi
Tracheobionta, Super
termasuk
dalam
Kingdom
Plantae,
Sub
Kingdom
Divisi Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta, Class
Magnoliopsida/Dicotyledons, Sub Class Asteridae, Ordo Rubiales, Famili Rubiaceae,
Genus Coffea, Spesies Coffea arabica L. (USDA, 2002).
6|Page
Kopi adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family
Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang. Meskipun
kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai
perakaran yang
dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau
panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa. Secara alami tanaman kopi
memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut
hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit
sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang
bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya
merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah
(Badan Penelitian dan Pengembangan, 2008).
Daun kopi berbentuk bulat, ujungnya agak meruncing sampai bulat dengan
bagian pinggir yang bergelombang. Daun tumbuh pada batang, cabang dan ranting.
Pada cabang Orthrotrop letak daun berselang seling, sedangkan pada cabang
Plagiotrop terletak pada satu bidang. Daun kopi robusta ukurannya lebih besar dari
arabika (Manurung, 2010).
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun.
Mula- mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau
cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya
tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh
tanaman- tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan
keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari
kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup
bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan
bergerombol (Badan Penelitian dan Pengembangan, 2008).
2.4
Pengolahan Benih Kopi
Rahardjo (2012) menyatakan bahwa, kopi yang sudah dipetik harus segera
diolah lebih lanjut dan tidak boleh dibiarkan begitu saja selama lebih dari 12 sampai
20 jam. Bila kopi tidak segera diolah dalam jangka waktu tersebut maka kopi akan
mengalami fermentasi dan proses kimia lainnya yang bisa menurunkan mutu dari kopi
tersebut. Apabila terpaksa belum diolah, maka kopi harus direndam terlebih dahulu
dalam air bersih yang mengalir. Menurut Ciptadi dan Nasution (1985), proses
7|Page
pengolahan kopi dibagi menjadi dua yaitu proses olah kering (dry process) dan proses
olah basah (wet process).
2.4.1 Pengolahan cara kering
Menurut Ciptadi dan Nasution (1985), metode pengolahan cara kering cocok
untuk pengolahan ditingkat petani dengan lahan yang tidak luas atau kapasitas olahan
yang kecil. Untuk perkebunan besar pengolahan kopi cara kering hanya khusus untuk
kopi buah yang berwarna hijau, kopi yang mengambang, dan kopi yang terserang
bubuk. Perbedaan mengenai cara pengolahan yang dilakukan oleh petani dan yang
dilakukan oleh perkebunanperkebunan menyebabkan perbedaan mutu kopi yang
dihasilkan.
Para petani kopi umumnya hanya mengenal cara pengolahan kering. Prinsip
pengolahan ini adalah buah kopi yang sudah dipetik lalu dikeringkan dengan panas
matahari sampai buahnya menjadi kering, selama 14 sampai 20 hari. Kopi yang telah
dikeringkan dapat disimpan sebagai kopi glondongan dan sebelum dijual kopi tersebut
ditumbuk atau dikupas dengan huller untuk menghilangkan kulit tanduk dan kulit
arinya (Rahardjo, 2012).
2.5
Proses Pengolahan Benih Kopi Secara Kering
Menurut Ciptadi dan Nasution (1985) bedasarkan gambar 2.3, alur proses
pengolahan kopi secara kering atau dry process melalui beberapa proses berikut ini:
1. Sortasi buah. Sortasi buah kopi sebetulnya sudah dimulai dilakukan sejak
pemetikan, tetapi harus diulangi pada waktu pengolahan. Sortasi pada awal
pengolahan ini dilakukan setelah kopi datang dari kebun. Kopi bewarna hijau,
hampa, dan terserang bubuk disatukan, sedangkan yang bewarna merah
dipisahkan. Tingkat kematangan buah yang dapat dicirikan dengan warna kulit
buah akan mempengaruhi kualitas biji kopi yang dihasilkan. Buah kopi yang
dipetik saat matang akan menghasilkan kualitas biji kopiyang lebih baik
daripada kopi yang belum masak atau lewat masak. Cara pemisahan buah kopi
yaitu bedasarkan berat jenis, dengan perendaman buah kopi dengan air di
dalam bak. Pada perendaman tersebut buah kopi yang masih muda dan
terserang bubuk akan mengapung, sebaliknya buah yang sudah tua akan
tenggelam. Setelah ditiriskan kemudian dilakukan pengeringan. Di tingkat
8|Page
petani, karena kebutuhan ekonomi kadang-kadang tidak dilakukan sortasi
lebih dahulu, melainkan semua buah kopi hasil pemetikan langsung
dikeringkan dengan penjemuran.
2. Pengeringan Kopi yang sudah dipetik dan disortasi harus sesegera mungkin
dikeringkan agar tidak mengalami proses kimia yang bisa menurunkan mutu.
Kopi dikatakan kering apabila waktu diaduk terdengar bunyi gemerisik.
Beberapa petani mempunyai kebiasaan merebus kopi gelondong lalu dikupas
kulitnya, kemudian dikeringkan. Kebiasaan merebus kopi gelondong lalu
dikupas kulit harus dihindari karena dapat merusak kandungan zat kimia
dalam biji kopi sehingga menurunkan mutu. Apabilaudara tidak cerah
pengeringan dapat menggunakan alat pengering mekanis. Pengeringan
memerlukan waktu 2-3 minggu dengan cara dijemur.
3. Pengupasan kulit (hulling). Pengupasan kulit atau hulling pada pengolahan
kering bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit buah, kulit tanduk dan
kulit arinya. Hulling dilakukan dengan menggunakan mesin pengupas (huller).
4. Sortasi biji kering. Tujuan sortasi untuk membersihkan biji kopi dari kotoran
dan benda asing seperti tanah, debu, ranting, kerikil, serangga, dan sortasi
bedasarkan ukuran. Biji kecil berukuran 8 mesh biji tidak lolos ayakan dengan
ukuran 3 x 3mm sedangkan biji dengan ukuran besar yaitu 3,5 mesh biji tidak
lolos ayakan ukuran 5,6 x 5,6 mm. Sortasi ini biasanya dilakukan oleh
reprocessor dan eksportir untuk mendapatkan kopi yang memenuhi syarat
mutu. Sortasi dapat dilakukan dengan mesin Catador, dengan pemisahannya
bedasarkan sfesifikasi grafiti dan trommol zeaf bedasarkan ukuran biji.
9|Page
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kegiatan pengolahan benih (ekstraksi biji) ditentukan oleh jenis tanaman atau
tipe buah yang akan dijadikan benih. Berdasarkan jenis atau tipe buah,
dikelompokkan kedalam 2 tipe, yaitu tipe buah kering (dry fruit) dan tipe buah basah
(fleshy fruit). Kopi termasuk ke dalam tipe buah kering. Buah kering adalah buah
yang akan membuka dengan sendirinya apabila dikeringkan terutama jika buah
tersebut dipetik saat masak yang tepat. Pengolahan kopi secara kering atau dry
process melalui beberapa proses , seperti sortasi buah, pengeringan kopi yang sudah
dipetik, pengupasan kulit (huling), serta sortasi biji kering.
3.2
Saran
Dalam proses pengolahan benih kopi, setiap langkah-langkahnya harus
diperhatikan dengan baik agar kualitas benih kopi yang dihasilkan dapat optimal dan
memiliki kualitas terbaik untuk pertanaman selanjutnya.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Novita, Elida dkk. 2010. Peningkatan Mutu Biji Kopi Rakyat dengan Pengolahan Semi Basah
Berbasis Produksi Bersih. Agrotek, Vol. 4, No. 1, 76-90.
Hamni, Arinal. 2014. Implementasi Sistem Gasifikasi untuk Pengeringan Biji Kopi. Jurnal
Mechanical, Vol. 5, No. 1, 21-25.
http://digilib.unila.ac.id/7136/15/15%20Bab%20II.pdf Diakses pada tanggal 3 November
2018
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54926/Chapter%2520II.pdf
pada tangal 5 November 2018
11 | P a g e
Diakses
Download