Uploaded by User51553

4.Tablet-Pil-Suppositoria

advertisement
TABLET
Tablet adalah sediaan padat,dibuat secara kempa-cetak,
terbentuk rata atau cembung rangkap,umumnya bulat
mengandung satu jenis obat atau lebih atau dengan atau tanpa
zat tambahan.
Pemberian obat yang paling sering digunakan adalah
pemberian melalui mulut (per-oral),dikarenakan cara ini sangat
praktis,mudah,dan aman.
Kelebihan
Kerugian
Sediaan tablet yaitu
ringan ,mudah dalam
pembungkusan
,pemindahan, dan
penyimpanan. Pasien
menemukan kemudahan
untuk membawanya dan
tidak perlu menggunakan
alat bantu seperti sendok
untuk memakainya.
Sediaan tablet yaitu beberapa
obat tidak dapat dikempa
menjadi padat dan kompak
serta obat yang rasanya
pahit, obat dengan bau yang
tidak dapat dihilangkan atau
obat yang peka terhadap
kelembaban udara perlu
mengapsul atau
penyelubungan dulu sebelum
dikempa (bila mungkin) atau
memerlukan penyalutan dulu.
Tablet biasanya berisi beberapa atau paling banyak terdiri atas zat aktif,
pengisi,pengikat, pewarna, penghancur, pemberi rasa, dan pelicin
a.
Bahan pengisi (diluent atau filler)
b.
Bahan pengikat (binder)
c.
Bahan penghancur (disintegrant)
d.
Bahan pelicin (lubricant)
Metode Pembuatan Tablet :
a. Kempa Langsung :
• Jumlah Zat Khasiat per tabletnya cukup untuk dicetak
• Zak Khasianya Mempunyai sifat alir yang baik (free flowing)
• Zat khasiat berbentuk kristal (free flow)
b. Granulasi Basah
c. Granulasi Kering
TABLET TUJUAN PENGOBATAN :
• Tablet yang digunakan pengobatan lokal : Ovula, Lozenges,
Throces, Pastiles, Chewable,
• Tablet yang digunakan pengobatan Sistemik :
a. Tablet Bukal
b. Tablet Sublingual
c. Tablet Implantasi
d. Tablet Hipodermik
e. Tablet Effervecent
TABLET SALUT
• Tablet Salut Gula (Sugar Coating)
• Tablet Salut Kempa ( Press Coating)
• Tablet Salut Selaput ( Film Coating)
• Tablet Salut Enterik ( Enteric Coating)
SYARAT TABLET
• Keragaman Ukuran dan Keseragaman
Kandungan
• Waktu Hancur
• Waktu Larut
• Kekerasan
• Kerapuhan
KERUSAKAN PADA PEMBUATAN TABLET
1. Binding : Kerusakan pada tablet akibat massa yang akan di cetak melekat
pada cetakan
2. Sticking/Picking : Perlekatan pada punch bawah dan atas akibat permukaan
punch tidak licin, ada lemak pada cetakan, zat pelicin urang atau massa basah
3. Whiskering : Terkadi akibat pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau
terjadi pelelehan zat aktif saat pecetakan pada tekanan tinggi, akibatnya
penyimpanan pada botol sisi yang berlebih akan lepas menghasilkan serbuk
4. Splitting/Capping :Splitting merupakan lepasnya lapisan tipis dari permukaan
tablet terutama pada bagian tengah, Capping : Membelahnya bagian tablet
dibagian atas
5. Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permuakaan
6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang
tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang
CONTOH FORMULASI
PIL
Pil adalah sediaan yang berbentuk bulat seperti kaleng mengandung
satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar 100mg sampai 500mg. Pil
kecil yang beratnya kira-kira 30mg disebut granul dan pil besar yang
beratnya lebih dari 500mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk
pengobatan hewan seperti sapi,kuda, dan lain-lain.
Bentuk pil ini mempunyai beberapa keuntungan ,antara lain :
1. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan-bahan
obat.
2. Relatif lebih stabil dibanding bentuk sediaan serbuk dan solutio
3. Sangat baik untuk sediaan yang penyerapannya dikehendaki lambat
PERSYARATAN PIL
1. Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compresisi
atau tablet (FI III). Waktu hancur pil biasa tidak lebih dari 15
menit, pil bersalut tidak lebih dari 60 menit.
2. Memenuhi keserangaman bobot pil (FI III).
3. Pada penyimpanan, berbentuknya harus tetap, tetapi tidak
begitu keras sehinnga dapat hancur dalam saluran pencernaan.
CONTOH FORMULASI
NO NAMA BAHAN
BOBOT PER PIL (mg)
BOBOT 100 PIL
1.
Ekstrak kunyit
300
30000
2.
Serbuk GOM Majemuk
100
10000
3.
Serbuk Gula
100
10000
CARA PEMBUATAN
1. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan formula.
2. Dibuat campuran dari bahan-bahan pembuat pil sampai menjadi adonan pil
dengan menambahkan air, dan ditekan sampai massa pil yang saling mengikat
dan kalis.
3. Massa pil di bentuk silinder dan dipotong memjadi 100 bagian, dimana pemotong
sebelumnya tetah ditabahi bahan penabur, yakni talk secukupnya. Setelah selesai
dipotong, pil dibentuk bulat menyerupai bola dengan alat pembulat.
4. Setelah terbentuk pil yang bulat masukkan kedalam kemasan.
• Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan
melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat
melarut,melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
• Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh
pada suhu tubuh, sebagai bahan dasar digunakan
Lemak Cokelat, Polietilen glikol berbobot molekul
tinggi, Lemak atau bahan lain yang cocok. Kecuali
dinyatakan lain,digunakan Lemak Cokelat.
• Bobot suppositoria jika tidak dinyatakan lain adalah
3 gram untuk orang dewasa dan 2 gram untuk anakanak. (Anonim,1979)
MACAM- MACAM SUPPOSITORIA
Macam-macam suppositoria berdasarkan tempat
penggunaannya:
1. Rektal suppositoria. Digunakan lewat rektal atau anus,
beratnya menurut FI ed 5 kurang lebuh 2 gram
2. Vagial suppositoria ( Ovula ). Bentuk bola lonjong seperti
kerucut, digunakan lewat vagina, berat umumnya 5 gram.
3. Urethral suppositoria. Digunakan lewat urethra, bentuk
batang panjang antara 7-14 cm.
1. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan.
2. Dapat langsung masuk pada pembuluh darah,
sehingga memberi efek yang lebih cepat.
3. Dapat menghindarai iritasi pada lambung
4. Bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
FAKTOR MEMPENGARUHI ABSORPSI SUPPOSITORIA
a. Faktor Fisiologis : Rektum mengandung sedikit cairan dengan pH 7,2
dengan kapasitas daparnya rendah. Epitel rektum keadaanya berlipoid
maka diutamakan permeable terhadap obat yang tidak terionisasi (obat
yang mudah larut dalam lemak)
b. Faktor Fisika-Kimia dari Obat dan Basis :
Kelarutan Obat : Larut dalam lemak atau air
Kadar obat : Kadar Obat naik/turun
Ukuran partikel : Partikel kecil/besar mempengaruhi kecepatan
kelarutan
Basis suppositoria : sifat basis mudah larut dalam air/lemak
BAHAN DASAR SUPPOSITORIA
•
•
Bahan dasar supositoria (basis) diantaranya
1.
Basis lemak : Oleum cacao (lemak coklat)
2.
Basis yang dapat bercampur atau larut air : gliserin-gelatin,
polietilenglikol (PEG)
3.
Bahan dasar lain : pembentuk emulsi M/A, misal campuran tween dengan
gliserin laurat.
Basis supositoria yang baik harus mempunyai sifat :
1. Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau
dicetak, tetapi akan melunak pada suhu rektum dan dapat bercampur
dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau, dan
pemisahan obat.
5. Kadar air mencukupi .
METODE PEMBUATAN SUPPOSITORIA
1. Dengan tangan
Hanya dengan bahan dasar Ol. Cacao yang dapat dikerjakan
atau dibuat dengan tangan untuk skala kecil dan bila bahan
obatnya tidak tahan terhadap pemanasan.
2. Dengan mencetak hasil leburan
Cetakan harus di basahi terlebih dahulu dengan parafin cair,
sebelum diisi dengan bahan obat.
3. Dengan kompresi
Proses penuangan, pendinginan dan pelepasan suppositoria
dilakukan dengan mesin secara otomatis. Dengan kapasitas
mencapai 3500-6000 suppositoria/jam.
1. Uji Organoleptis.
Dilakukan dengan cara mengambil 10 supositoria yang dihasilkan, kemudian
diamati secara visual, meliputi homogenitas warna, bentuk sediaan, dan kondisi
permukaan supositoria.
2. Uji Keseragaman Bobot
Dilakukan dengan cara menimbang 10 supositoria, kemudian dihitung bobot
rata-rata dan persen deviasinya.
3. Uji Waktu Leleh
Supositoria dimasukkan ke dalam alat disintegrasi tablet yang berisi 700 ml air
dengan suhu yang dipertahankan pada 37 ± 0,5 ⁰ C.
4. Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan dengan alat uji disolusi tipe I yaitu tipe keranjang
(basket). Media disolusi yang digunakan adalah 250 ml dapar fosfat pH 7,4 ±
0,1 pada suhu 37 ± 0,1 ⁰ C dan kecepatan 50 rpm. Pada menit ke 5, 10, 15, 30,
45, 60, 90, dan 120 diambil sampel sejumlah 10 ml kemudian diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 221,6 nm.
Download