Uploaded by User48727

PROPOSAL ANALISIS KEKUATAN FENDER TIPE V PADA DERMAGA PELABUHAN GARONGKONG (1)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi
dermaga dimana dapat bertambat untuk bongkar muat barang. Menurut
UU No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, pelabuhan adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan perairan dengan batas – batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang di
pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antra moda transportasi. Pelabuhan juga dapat didefinisikan sebagai
daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan dilengkapi
dengan fasilitas terminal.
Pada pelabuhan terdapat fasilitas – fasilitas penunjang, salah satunya
yaitu dermaga. Yang dimana dermaga adalah tempat kapal ditambatkan
dipelabuhan. Dermaga juga tempat berlangsungnya kegiatan bongkar
muat barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan atas
kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar
kapal, memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan mengatur
saluran
untuk
air
kotor/limbah
yang
akan
diproses
lebih
lanjut
dipelabuhan.
Pada umumnya konstruksi dermaga terdiri dari beberapa bagian
bangunan yaitu dolphin, fender, jembatan (bridge) dan landing deck.
Tubrukan kapal memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap
1
kekuatan struktur kapal yang erat hubungannya dengan keamanan kapal.
Menurut data statistik yang ada pada Lloyd Register (1995), hampir
setengah data tenggelamnya kapal dikarekan tubrukan dan kandasnya
kapal. Kapal yang akan merapat kedermaga masih mempunyai kecepatan,
pada waktu merapat kapal akan mengalami benturan pada dermaga
walaupun kecepatan kapal kecil tapi karena massanya besar maka energi
yang terjadi akibat benturan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan
pada kapal dan dermaga karena benturan, maka didepan dermaga diberi
bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang
ditempatkan didepan dermaga disebut dengan fender.
Fender
berfungsi
sebagai
bantalan
yang
ditempatkan
didepan
dermaga. Fender akan menyerap benturan antara kapal dan dermaga dan
meneruskan gaya ke struktur dermaga. Fender juga dapat melindungi
rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin. Fender juga
harus dipasang disepanjang dermaga dan letaknya harus sedemikian rupa
sehingga dapat mengenai kapal.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan
penelitian mengenai “ANALISIS KEKUATAN FENDER TIPE V PADA
DERMAGA PELABUHAN GARONGKONG KABUPATEN BARRU “.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang
dapat diambil yaitu ;
1. Bagaimana pengaruh benturan kapal terhadap dermaga yang
menggunakan fender tipe-v?
2. Berapakah redaman yang dihasilkan fender tipe-v jika kapal
bertambat?
2
3. Bagaimana perubahan bentuk yang terjadi pada fender tipe-v jika
kapal bersandar?
1.3
BATASAN MASALAH
Batasan masalah digunakan sebagai arahan serta acuan dalam
penulisan Tugas Akhir, agar permasalah yang dibahas tidak terlalu
melebar. Batasan masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu ;
1. Lokasi penelitian di pelabuhan garongkong kabupaten barru.
2. Penelitian hanya mengenai fender tipe-v.
3. Analisis dilakukan hanya untuk mengetahui redaman yang dihasilkan
oleh fender tipe-v.
1.4
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah ;
1. Mengetahui pengaruh benturan kapal
terhadap dermaga yang
menggunakan fender tipe-v.
2. Mengetahui redaman yang dihasilkan fender tipe-v jika kapal tambat.
3. Mengetahui perubahan bentuk fender tipe-v ketika kapal akan
bertambat.
1.5
MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak pihak
yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Agar mempelajari lebih lanjut teori-teori mengenai pelabuhan, jenisjenis, fungsi, karakteristik kapal dan fasilitas – fasilitas yang ada di
pelabuhan maupun didermaga.
2. Agar menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena
benturan dan menghindari kerugian materi.
3
3. Agar dapat memberikan informasi kepada pihak pelabuhan tentang
kinerja operasional fasilitas pelayanan sandar kapal pada fender tipe-v.
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar penyusunan proposal skripsi dan pembaca
memahami uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi disusun
pada pola berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini konsep dasar penyusunan skripsi yang meliputi
latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian,serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini memberikan penjelasan mengenai teori dasar yang
membahas mengenai pengertian pelabuhan, kinerja, peran,
fungsi pelabuhan, dan jenis – jenis pelabuhan, dermaga, dan
fender.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tahapan-tahapan yang berupa
langkah – langkah sistematis penelitian yang terdiri dari lokasi,
waktu, data yang digunakan dan variable yang diteliti.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas hasil dari penelitian dan
membahas hasil penelitian yang terkait tersebut.
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi
4
pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian
lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PELABUHAN
2.1.1 PENGERTIAN PELABUHAN
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan atau perairan
dengan
batas
–
batas
tertentu
sebagai
tempat
kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turunnya penumpang, dan
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Pelabuhan laut
adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani kegiatan
angkutan laut atau angkutan penyeberangan yang terletak dilaut
atau sungai.
Menurut Kramadibata (1935) pelabuhan adalah sebagai tempat
yang terlindung dari gelombang laut, Sehingga bongkar muat dapat
dilaksanakan
demi
menjamin
keamanan
barang.
Selain
itu
pelabuhan merupakan daerah perairan yang terlindung terhadap
gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi
dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat
barang, gudang laut (transit) dan tempat-tempat penyimpanan
dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu lebih lama
selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan (Triatmojo 1996).
Pelabuhan juga sebagai pintu gerbang dan memperlancar hubungan
antar daerah pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang
6
dapat memajukan daerah belakangnya. Daerah belakang ini adalah
yang memiliki kepentingan hubungan ekonomi, social, dan lain-lain
sebagai
pelabuhan
tersebut.
Setelah
di
telaah
pelabuhan
merupakan terdiri daratan dan perairan di sekitarnya dengan batasbatas tertentu yang di dalamnya terdapat fasilitas terminal laut
meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar
muat, berlabuh, dan naik turun penumpang dan sebagai pintu
gerbang dan memperlancar hubungan antar daerah pulau atau
bahkan antar benua dan bangsa.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan,
dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau
antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan
tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
2.1.2 KINERJA PELABUHAN
Kinerja pelabuhan adalah prestasi dari output atau tingkat
keberhasilan pelayanan, penggunaan fasilitas maupun peralatan
pelabuhan pada suatu periode waktu tertentu, yang ditentukan
dalam ukuran satuan waktu, satuan berat dan ratio perbandingan
(prosentase). Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diraih
oleh pegawai dalam melakukan suatu aktivitas kerja dengan
merujuk pafa tugas yang harus dilakukan ( Rahadi 2010 ). Kinerja
operational pelabuhan yang ditentukan oleh Direktorat Jendral
Perhubungan Laut ( Ditjen Hubla ) merupakan hasil kerja terukur
yang dicapai dipelabuah ndalam melaksanakan pelayanan kapal,
barang, serta alat dalam periode waktu dan satuan tertentu.
7
2.1.3 PERAN PELABUHAN
Sebagai salah satu prasarana transprtasi, pelabuhan memiliki
peran strategis untuk mendukung sistem transportasi karena
menjadi titik simpul hubungan antar daerah/negara. Selain itu
pelabuhan menjadi tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi (Oblak dkk., 2013). Dengan peran strategisnya sebagai
pusat interaksi yang mempunyai nilai ekonomi dan urat nadi
dinamika sosial-budaya suatu bangsa, pelabuhan mempunyai nilai
politis yang sangat penting untuk dijaga dan dipertahankan
eksistensi dan kedaulatnya. Aturan-aturan pengelolahan pelabuhan
yang berdaulat, transparan, aman dan tidak diskriminatif terhadap
perusahaan asing serta dilakukan secara efektif dan efisien akan
meningkatkan sisi politis yang positif bagi suatu negara tempat
pelabuhan berada (Indrayanto, 2005).
Pelabuhan menjadi salah satu unsur penentu terhadap aktivitas
perdagangan. Pelabuahn yang dikelola secara baik dan efisien akan
mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri didaerah akan
maju dengan sendirinya. Dan dari sinilah pelabuhan sangat
berperan penting, apabila kita melihat sejarah jaman dulu beberapa
kota metropolitan di Negara kepulauan seperti Indonesia, pelabuhan
turut
membesarkan
kota
kota
tersebut.
Pelabuhan
menjadi
jembatan penghubung pembangunan jalan raya, jaringan rel kereta
api,
dan
pergudangan
tempat
distribusi.
Yang
tidak
kalah
pentingnya peran pelabuhan adalah sebagai focal point bagi
perekonomian maupun perdagangan dan menjadi kumpulan badan
usaha seperti pelayaran dan pergudangan freight forwarding, dll.
8
2.1.4 FUNGSI PELABUHAN
Secara konseptual, pelabuhan memiliki 3 fungsi strategis, yaitu;
1. Pintu gerbang (gateway) yang dimana pelabuhan berfungsi
sebagai pintu yang dilalui orang dan barang kedalam maupun
keluar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut sebagai pintu
karena
pelabuhan
adalah
area
resmi
bagi
lalu
lintas
perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus melalui
prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, jadi ada proses yang
sudah tertata di pelabuhan, dan jika diluar jalan resmi itu tidak
dibenarkan.
2. Mata rantai (link) yang dimana keberadaan pelabuhan pada
hakikatnya memfasilitasi pemindahan barang muatan antara
moda
transportasi
darat
(inland
transport)
dan
moda
transportasi laut (maritime transport) menyalurkan barang
masuk dan keluar daerah pabean secepatnya dan seefisien
mungkin. Fungsinya sebagai link ini terdapat setidaknya ada 3
unsur penting, yaitu ;
a. Menyalurkan atau memindahkan barang muatan dari kapal
ke truk.
b. Operasi pemindahan berlangsung cepat atau minimum
delay.
c. Efisien dalam arti biaya.
3. Tatap muka (interface) yang dimaksud tatap muka disini adalah
dalam arus distribusi suatu barang mau tidak mau harus
melewati area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan
bongkar muat dan satu kali dipelabuhan bongkar. Dalam
kegiatan tersebut pastinya membutuhkan peralatan mekanis
maupun non mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan
9
menjembatani kapal dan truk atau kereta api atau truk dengan
kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi pelabuhan adalah antar
muka (interface).
2.1.5 JENIS – JENIS PELABUHAN
2.1.5.1 Berdasarkan aspek Hierarkinya
Berdasarkan
hierarkinya,
pelabuhan
terdiri
dari
2
tingkatan yaitu pelabuhan utama (majorport) dan pelabuhan
cabang/pengumpan (feeder port) lalu dua jenis pelabuhan
tersebut terbagi lagi dalam beberapa pelabuhan, yaitu;
a) Pelabuhan internasional Hub yang merupakan pelabuhan
utama
primer
dan
berperan
sebagai
pelabuhan
internasional yang erbuka untuk perdagangan luar negeri
dan berfungsi sebagai alih muat (transshipment) barang
antar Negara.
b) Pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan
utama sekunder dan berperan sebagai tempat alih muat
penumpang dan pusat distribusi peti kemas nasional dan
pelayaran angkutan peti kemas internasional.
c) Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier
dan berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan
barang umum nasional.
d) Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan
premier
dan
berperan
sebagai
tempat
alih
muat
penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utama dan
pelabuhan pengumpan.
e) Pelabuhan local merupakan pengumpan sekunder dan
berperan sebagai tempat pelayanan penumpang didaerah
10
terpencil, terisolasi, perbatasan, dan daerah perbatasan
yang hanya didukung oleh mode transportasi laut.
2.1.5.2 Berdasarkan aspek penyelenggaraannya
Berdasarkan aspeknya pelabuhan digolongkan menjadi 2
jenis pelabuhan yaitu ;
a) Pelabuhan umum diselenggarakan umtuk kepentingan
pelayanan
masyarakat
umum.
Penyelenggaraan
pelabuhan umum sampai saat ini masih dilakukan oleh
pemerintah melalui Unit Penyelenggaraan Pemerintah
(BUMN : PT PELINDO) dan Unit Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
Gambar 2.1 pelabuhan tanjung perak Surabaya
(sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html)
b) Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan
sendiri
guna
menunjang
kepentingan
tertentu.
Umumnya, pelabuhan khusus dibangun oleh sebuah
perusahaan
transportasi
yang
bagi
berfungsi
distribusi
hasil
sebagai
–
hasil
prasarana
produksi
perusahaan tersebut.
11
Gambar 2.2 Pelabuhan LNG Arun
(sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html)
2.1.5.3 Berdasarkan aspek pengusahaannya
Penggolongan pelabuhan berdasarkan pengusahaannya
karena pertimbangan factor komersil pelabuhan dan lebih
tertuju pada status pelabuhan.
a) Pelabuhan yang diusahakan, pelabuhan ini ditujukan
untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin bagi
pengguna (maskapai pelayaran dan masyarakat) untuk
mendukung
fungsi
komersil
pelabuhan.
Pemakaian
pelabuhan ini dikarenakan biaya seperti biaya jasa labuh,
jasa
tambat,
jasa
pemanduan,
jasa
menumpukan,
bongkar muat, dan sebagainya.
12
Gambar 2.3 Pelabuhan tanjung priok jakarta
(sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html)
b) Pelabuhan yang tidak diusahakan, status ini biasanya
diterapkan pada pelabuhan kecil yang hanya merupakan
tempat singgahan kapal tanpa fasilitas bongkar muat,
bea cukai, dan
sebagainya. Pelabuhan
seperti
ini
disubsidi pemerintah dan dikelola oleh unit pelaksana
teknis.
Gambar 2.4 Pelabuhan sepeken
(sumber:https://www.google.com/gambar+pelabuhan+sepeken.html)
13
2.1.5.4 Berdasarkan letak geografisnya
berdasarkan
letak
geografisnya
pelabuhan
dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu ;
a) Pelabuhan pantai, pelabuhan yang terletak ditepi pantai,
misalkan
pelabuhan
Makassar,
Balikpapan,
Bitung,
Ambon, dan Sorong.
Gambar 2.5 Pelabuhan penumpang makassar
(sumber: https://www.google.com/search?safe=
gambar+pelabuhan+penumpang+makassar&oq=gambar+pelabuhan+penu
mpang+makassar)
b) Pelabuhan sungai, pelabuhan yang terletak ditepi sungai
dan
biasanya
agak
jauh
kepedalaman,
misalkan
pelabuhan Samarinda, Palembang, dan Jambi.
14
Gambar 2.6 Pelabuhan sungai di samarinda
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html)
2.1.5.5 Berdasarkan Teknik Pembangunan
a) Pelabuhan
Alam
(natural
and
protected
harbor)
merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai,
dan gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau,
terletak diteluk atau muara sungai (estuari). Selain itu
lokasi pelabuhan memenuhi persyaratan lainnya seperti
pelayaran yang memadai untuk ukuran kapal tertentu
sehingga hanya dibutuhkan bangunan tambahan.
15
Gambar 2.7 Pelabuhan alam belawan
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html)
b) Pelabuhan Buatan (artificialharbor) merupakan pelabuhan
buatan
jika
terlindung
wilayah
oleh
perairan
bangunan
pelabuhan
pelindung
tersebut
seperti
talud
(breakwater) dari terjangan gelombang. Kondisi ini juga
terjadi bila kedalaman air (kolam pelabuhan) tidak
memenuhi
persyaratan
sehingga
harus
dilakukan
pengerukan.
16
Gambar 2.8 Pelabuhan buatan pelabuhan tanjung emas
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
c) Pelabuhan semi alam (seminaturalharbor) merupakan
campuran dari pelabuhan alam dan pelabuhan buatan.
Misalnya wilayah pelabuhan terlindungi oleh lidah pantai
dan perlindungan buatan hanya untuk alur masuk.
Contoh di Indonesia adalah pelabuhan Bengkulu yang
memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir
untuk
lainnya
membentuk
adalah
alur
muara
masuk-keluar
sungai
yang
kapal.Contoh
kedua
sisinya
dilindungi oleh jetty yang berfungsi menahan masuknya
pasir dari sepanjang pantai ke muara sungai.
17
Gambar 2.9 Pelabuhan buatan pelabuhan tanjung emas
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
2.1.5.6. Berdasarkan penggunaan pelabuhan
a) Pelabuhan Perikanan, Pada awalnya pelabuhan perikanan
tidak memerlukan kedalamanan air yang besar karena
kapal-kapal nelayan di Indonesia relatif kecil. Namun
dalam perkembangan selanjutnya, munculnya kapalkapal penangkap ikan asing yang mendapatkan hal
penangkapan ikan di Indonesia membuat semakin besar
tuntutan terhadap pelabuhan perikanan di Indonesia
karena
kegiatan
orientasi
perikanan
ekspor.
mulai
Umumnya,
mengarah
pelabuhan
pada
perikanan
dilengkapi oleh tempat pelelangan ikan (pasar Jelang).
b) Pelabuhan
Minyak,
biasanya
tidak
membutuhkan
dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan
muatan vertikal yang besar, tetapi cukup dengan
jembatan atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut
untuk mendapatkan kedalaman air yang dibutuhkan.
18
Aktivitas bongkar muat dapat dilakukan dengan pompa
melalui pipa.
Gambar 2.10 Pelabuhan minyak balikpapan
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
c) Pelabuhan Barang, memiliki dermaga yang dilengkapi
dengan fasilitas bongkar muat barang seperti kran
(derek) untuk mengangkut barang, fasilitas reparasi dan
gudang penyimpanan dalam skala yang memadai.
Gambar 2.11 Pelabuhan barang
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
d) Pelabuhan Penumpang, pelabuhan ini berperan sebagai
prasarana transportasi moda transportasinya bermuatan
19
manusia (penumpang). Pelabuhan penumpang umumnya
dilengkapi dengan terminal penumpang sebagai stasiun
yang melayani berbagai aktivitas yang berhubungan
dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor
imigrasi, administrasi pelabuhan, dan kantor maskapai
pelayaran.
Untuk
mendukung
kelancaran
sirkulasi
penumpang dan barang, sebaiknya alur masuk-keluar
dipisahkan. Penumpang dapat melalui lantai atas yang
dihubungkan langsung dengan kapal sedangkan barang
melalui dermaga.
Gambar 2.12 Pelabuhan penumpang
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
e) Pelabuhan Campuran, Pada umumnya pencampuran
pemakaian hanya terbatas pada pelayaran penumpang
dan barang.Pelabuhan seperti ini umumnya merupakan
pelabuhan lokal yang berada di pulau-pulau kecil di
Indonesia.
20
Gambar 2.13 Pelabuhan campuran
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
f) Pelabuhan Militer, hanya dikhususkan bagi kegiatan yang
bersifat
kemiliteran.Pelabuhan
ini
memiliki
wilayah
perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan
cepat kapal-kapal perang.
Gambar 2.14 Pelabuhan militer
(sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html)
21
2.1.5.7. Berdasarkan Kegiatan Yang Dilayani
a) Pelabuhan laut, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan
angkutan laut. Contohnya pelabuhan laut diantaranya
adalah pelabuhan Tuai (Maluku) dan Bau-bau (Sulawesi
Tenggara).
b) Pelabuhan sungai dan danau, yaitu pelabuhan yang
melayani kegiatan angkutan sungai dan danau. Contoh
dari pelabuhan ini antara lain pelabuhan Pasar Lima
Banjarmasin dan pelabuhan Balige (Tobe Samosir).
c) Pelabuhan
penyeberangan,
yaitu
pelabuhan
yang
melayani kegiatan angkutan penyeberangan. Pelabuhan
penyeberangan yang ada di Indonesia diantaranya
pelabuhan Merak (Banten), Ketapang (Banyuwangi, Jawa
Timur) dan Lembar (Bali).
2.2 DERMAGA
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan dipelabuhan.
Dermaga juga tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat
barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan keatas
kapal. Didermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan
bakar kapal, memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan air
kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Dermaga
juga merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapatnya kapal pada waktu bongkar muat. Dalam pertimbangan
dimensi dermaga, hendaknya perlu diperhatikan jenis dan ukuran
kapal yang akan merapat dan bertambat pada dermaga itu,
sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga
22
maupun melakukan bongkar muat barang dengan lancer, cepat,
dan aman.
Berdasarkan bentuknya dermaga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Wharf merupakan bentuk dermaga yang memanjang sejajar
dengan garis pantai, dibuat berimpit dengan garis pantai
maupun menjorok ke laut. Dermaga tipe ini dibangun apabila
kedalaman laut hamper merata dan sejajar dengan garis pantai.
Gambar 2.15 pier berbentuk T dan L
(sumber: http://retnoregitap.blogspot.com/2016/06/artikel-11-fasilitaspelabuhan.html)
2. Pier dan Jetty bentuk dermaga ini membentuk sudut terhadap
garis. Berdasarkan bentuknya dermaga pier dan jetty ini
terbagi atas :
23
a. Pier berbentuk T dan L dimana bentuk ini digunanakan
apabila kedalaman yang diisyaratkan jauh dari pantai,
sehingga antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan
jembatan penghubung yang biasanya tegak lurus dengan
dermaga. Contognya pelabuhan Ambon.
Gambar 2.15 pier dan jetty
(sumber: https://fenderrubber.wordpress.com/2012/08/25/jenis-dan-fungsidermaga/)
b. Pier berbentuk jari (finger type pier) dimana dermaga ini
merupakan bentuk dermaga dimana garis kedalaman kolam
terbesar menjorok ke laut. Pier jenis ini lebih efisien karena
dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya
untuk panjang dermaga yang sama. Banyak digunakan pada
pelabuhan kapal muatan umum. Contohnya Pelabuhan
Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
24
2.3 FENDER
2.3.1 PENGERTIAN FENDER
Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam
benturan yang terjadi pada saat kapal akan merapat kedermaga
atau
pada
saat
kapal
sedang
ditambatkan
tergoyang
oleh
gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan. Untuk mampu
melakukan peredaman, fender biasanya memiliki daya serap energy
yang tinggi dan gaya reaksi yang rendah. Jenis fender yang
digunakan tergantung pada banyak variable, antara lain ukuran dan
berat kapal, stand-off maksimum yang diizinkan, struktur kapal,
variasi pasang surut, dan kondisi tempat tertentu lainnya.
Fender berfungsi sebagai bantalan yang di tempatkan di depan
dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan
dermaga dan meneruskan gaya ke struktur dermaga. Gaya yang
diteruskan ke dermaga tergantung pada tipe fender dan defleksi
fender yang diijinkan. Fender juga dapat melindungi rusaknya cat
badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang
disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin.
2.3.2 TIPE – TIPE FENDER
Fender dibuat dari bahan elastis, seperti kayu atau karet.
Fender kayu bisa berupa batang kayu yang dipasang di depan muka
dermaga atau tiang kayu yang dipancang. Saat ini fender kayu
sudah tidak banyak digunakan, mengingat harga kayu tidak lagi
murah dan masalah lingkungan yang muncul dengan penebangan
pohon. Kecuali untuk pelabuhan kecil di daerah Sumatera,
Kalimantan, dan Papua dimana masih tersedia cukup banyak kayu.
25
Fender karet yang merupakan produk pabrik semakin banyak
digunakan karena kualitasnya lebih baik dan banyak tersedia di
pasaran dengan berbagai tipe.
1. Fender kayu
Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang
horizontal atau vertikal di sisi depan dermaga. Untuk fender dari
kayu yang digantung pada sisi dermaga, panjang fender sama
dengan sisi atas dermaga sampai muka air. Fender kayu ini
mempunyai sifat untuk menyerap energi. Sedangkan pada
fender kayu yang berupa tiang pancang yang dilengkapi dengan
balok memanjang (horizontal), fender tersebut ditempatkan di
depan dermaga dengan kemiringan 1:24 dan akan menyerap
energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal.
Penyerapan energi tidak hanya diperoleh dari defleksi tiang
kayu, tetapi juga dari balok kayu memanjang. Tiang kayu
dipasang pada setiap seperempat bentang. Fender jenis ini
makin
kurang
penggunaannya,
karena
semakin
sulit
mendapatkan kayu panjang.
Gambar 2.16 Fender kayu
(sumber: http://image.google.co.id)
26
2. Fender karet
Fender karet adalah produk barang jadi yang digunnakan untuk
mencegah benturan langsung antara kapal dengan dinding
dermaga yang dapat mengakibatkan kerusakan, baik pada sisi
kapal yang langsung bersandar maupun sisi dermaga yang
menahan badan kapal. Penggunaan lainnya pada struktur
dimana perlindungan akan hentakan dan benturan diperlukan
seperti, warehouse (gudang) dan sebagainya. Sesuai dengan
fungsi dan fender harus mampu mengabsorbsi energinya,
benturan yang tinggi dengan gaya reaksi yang relative rendah
serta
melibatkan
perhitungan
terhadap
jenis/berat
kapal,
kecepatan dan sudut sandarnya. Saat ini fender karet banyak
digunakan pada pelabuhan. Fender karet diproduksi oleh pabrik
dengan bentuk dan ukuran berbeda tergantung pada pabrik
pembuat fender yang memberikan karakteristik fender yang
diperoduksinya. Fender
diperoduksi
oleh
dengan
pabrik
yang
tipe
yang
berbeda
bisa
sama
tetapi
mempunyai
karakteristik yang berbeda. Adapun beberapa tipe karet fender :
a. Fender ban bekas mobil
Fender ini merupakan bentuk paling sederhana karena
menggunakan ban – ban bekas mobil yang dipasang pada
sisi depan disepanjang dermaga. Fender ban mobil ini
digunakan pada dermaga untuk merapat kapal kecil karena
tekanan kapal pada waktu merapat ban mobil akan
mengalami defleksi dan menyerap energy benturan.
27
Gambar 2.17 Fender ban bekas mobil
(sumber: http://image.google.co.id)
b. Fender tipe A
Fender tipe A yang dipasang pada dermaga dengan
menggunakan baut. Karakteristik fender tersebut diberikan
oleh pabrik menunjukan hubungan antara defleksi dan gaya
reaksi serta defleksi dan energi yang diserap fender A
dengan tipe KAF 400H x 1000L. dalam perencaaan system
fender, tipe dan ukuran fender dipilih berdasarkan energi
yang ditimbulkan oleh benturan kapal. Nilai-nilai tersebut
berada diantara kedua nilai batas atas dan bawah tersebut.
Gaya dan energi yang diserap untuk berbagai ukuran fender
tipe A pada defleksi 45.
28
Gambar 2.18 Fender tipe A
(sumber: http://image.google.co.id)
c. Fender tipe V
Fender
tipe
V
adalah
jenis
fender
yang
telah
dioptimalkan untuk peningkatan penyerapan energi untuk
gaya reaksi rasio. Fender tipe V mempunyai bentuk serupa
dengan fender A.
Gambar 2.19 Fender tipe V
(sumber: http://image.google.co.id)
29
d. Fender tipe D
Fender tipe D memiliki gaya reaksi, dengan penyerapan
yang lebih tinggi biasa digunakan untuk frame dermaga dan
kapal-kapal yang lebih kecil karena lebar kebawah.
Gambar 2.20 Fender tipe D
(sumber: http://image.google.co.id)
e. Fender tipe silinder
Fender tipe silinder adalah salah satu system fender
sederhana yang digunakan seabgai bantalan tempat kapal
berlabuh. Fender dengan desain ini
dapat digunakan
dengan fleksibel dan mudah dalam pemasangannya. Fender
tiper silinder ini sudah digunakan selama bertahun-tahun
sebagai pelindung kapal dan dermaga. System karet fender
dermaga tipe silinder ini merupakan system yang paling
umum digunakan diseluruh dunia. Tipe silinder ini memiliki
fisik yang tebal, kuat, dan dapat melindungi kapal dari
abrasi/aus. Seperti jenis fender karet lainnya, fender tipe
silinder ini juga memiliki gaya reaksi yang lebih rendah
daripada tingkat energinya. Fender jenis ini diproduksi oleh
proses pencetakan kompresi di bawah dan suhu tinggi yang
30
dapat menghasilkan senyawa karet homogen yang tidak
berpori, sehingga meningkatkan kemampuan dari karet
fender dermaga jenis ini.
Karet fender tipe silinder ini memiliki bentuk desain
silinder berongga yang dapat diproduksi dengan ukurran
yang fleksibel dengan kombinasi antara ukuran panjang dan
diameternya. Ukuran ini ditentukan sesuai dengan berbagai
persyaratan dan kebutuhan. Karet fender tipe silinder ini
umumnya diproduksi dengan ukuran diameter luar 15 cm
hingga 2,6 m. Fender tipe silinder memiliki reaksi yang
progresif sehingga cocok digunakan pada pelabuhan tempat
berlabuhnya berbagai jenis kapal baik untuk kapal besar dan
kapal kecil. Hal inilah yang membuatnya menjadi salah satu
system fender yang paling umum digunakan untuk sarana
dermaga dan kelautan. Daya tahan fender ini umumnya
akan
bergantung
pada
keadaan
lingkungan
alam
disekitarnya seperti: suhu, dampak lapisan ozon, intensitas
cahaya matahari, polusi, kadar garam, air, minyak, jenis
kapal, frekuensi kapal yang berlabuh.
Ada berbagai metode untuk pemasangan atau instalasi
karet fender demaga tipe silinder ini. Salah satunya dengan
cara sederhana yaitu
dengan
memassangnya dengan
menggunakan pengikat rantai. Proses pemasangan karet
fender tipe silinder aga sederhana dan dapat diinstal secara
vertikal,
horizontal
disesuaikan
dengan
atau
diagonal
kondisi
juga
dermaga
dan
atau
tentunya
pelabuhan
beserta posisi kapal yang akan berlabuh. Selain dipengaruhi
oleh ukuran karet fender tipe silinder tersebut, proses
31
pemasangan ini tergantung juga dengan model dan bentuk
dari karet fender tipe silinder yang akan dipasang.
Umumnya proses pemasangan ini menggunakan kombinasi
bantalan logam baja dengan rantai, atau hanya dengan
rantai saja.
Gambar 2.21 Fender tipe silinder
(sumber: http://image.google.co.id)
f. Fender grafitasi
Fender grafitasi yang digantung sepanjang dermaga dan
dibuat dari tabung baja yang diisi dengan beton dan sisi
depan diberi pelindung kayu dengan berat 15 ton. Apabila
terbentur kapal, fender akan bergerak kebelakang dan
keatas, sehingga kecepatan kapal dapat dikurangi, karena
untuk menggerakan kebelakang dibutuhkan tenaga yang
cukup besar.
2.3.3
PERENCANAAN SISTEM FENDER
Fungsi utama dari sisitem fender adalah untuk mencegah
kerusakan pada kapal dan dermaga pada waktu kapal merapat
32
ke dermaga. Pada waktu kapal merapat dan bertambat di
dermaga terjadi benturan, gesekan dan tekanan antara kapal
dan dermaga. Adapun tahapan dalam merencanakan fender
sebagai berikut:
1. Prosedur perencanaan fender
Perencanaan
sistem
fender
di
dasarkan
pada
hukum
kekekalan energi. Energi benturan kapal dengan dermaga
sebagian diserap oleh sistem fender sedang sisanya diserap oleh
struktur dermaga. Struktur dermaga yang sangat kaku dianggap
tidak menyerap energi benturan, sehingga energi ditahan oleh
sistem fender. Prosedur perancanaan fender diberikan berikut ini :
a. Menentukan energi benturan kapal, yang didasarkan pada
kapal terbesar yang merapat di dermaga
b. Menentukan energi yang dapat diserap oleh dermaga. Energi
tersebut sama dengan setengah gaya reaksi fender (F)
dikalikan dengan defleksinya (d)
𝐸=
𝐹𝑑
2
c. Energi yang akan diserap oleh fender adalah energi yang
ditimbulkan oleh benturan kapal dikurangi energi yang diserap
dermaga.
d. Pilih fender yang mampu menyerap energi yang sudah
dihitung di atas berdasar karakteristik fender yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.
2. Hubungan gaya dan energi
Kapal yang merapat ke dermaga membentuk sudut
terhadap sisi dermaga dan mempunyai kecepatan tertentu.
Dalam
perencanaan
fender
dianggap
bahwa
kapal
bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 10° terhadap
sisi depan dermaga. Pada saat merapat tersebut sisi depan
33
kapal membenr fender, dan menimbulkan energi benturan
yang diserap oleh fender dan dermaga. Kecepatan merapat
kapal diproyeksikan dalam arah tegak lurus dan memanjang
dermaga. Komponen dalam arah tegak lurus sisi dermaga
diperhitungkan untuk merencanakan fender. Ketika Kapal
Membentuk fender, fender mengalami defleksi, dari nilai nol
sampai nilai maksimum yang diijinkan. Gaya reaksi fender
meningkat dengan pertambahan nilai defleksi. Kerja yang
dilakukan oleh dermaga adalah:
1
𝐾 = 𝐹𝑑
2
Gambar menunjukkan kapal yang membentur dermaga pada saat
merapat. Karena benturan tersebut fender memberikan gaya
reaksi F. Apabila D adalah defleksi fender, Maka terdapat
hubungan berikut ini.
1
𝐸 = 𝐹𝑑
2
1𝑊 2 1
𝑉 = 𝐹𝑑
2𝑔
2
𝐹=
𝑊 2
𝑉
𝑔𝑑
34
dengan:
F
: gaya bentur yang diserap sistem fender
d
: defleksi fender
V
: komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi
dermaga
W
: bobot kapal bermuatan penuh
pada umumnya nilai defleksi d yang dijinkan adalah
sebesar 45%. Untuk fender kayu d adalah tebal kayu dibagi
20. Sistem fender direncanakan untuk menyerap energi
tersebut dan gaya yang ditahan oleh dermaga tergantung
pada tipe fender.
Pabrik pembuat fender memberikan karakteristik fender
yang diproduksinya dalam bentuk grafik dan tabel yang
memberikan hubungan antara energi yang diserap, reaksi
dan defleksi fender. Setelah energi benturan kapal dihitung,
kemudian ditentukan tipe fender yang digunakan. Dari tabel,
untuk tipe fender yang dipilih dapat diketahui gaya reaksi
fender yang selanjutnya digunakan untuk merencanakan
struktur dermaga.
3. Fender
Fender tipe V ini mempunyai kelebihan efisien dalam
penyerapan energy. (Efficiency Energy Absorption). Penggunaan
anchor dalam system isntalasi fender tipe V akan meningkatkan
daya tahannya menjadi menjadi lebih lama. Fender tipe V ini
sering disebut sebagai fender multi purpose atau serba guna
karena paling banyak digunakan oleh pelabuhan/dermaga. Fender
V dirancang untuk menyerap energi yang dihempaskan dari kapal
(sering disebut energy absoption) sehingga hanya sedikit saja
energy yang diterima oleh dermaga. Gaya pantul dari energi yang
diserap ini dikeluarkan kembali dari Rubber Fender V dan disebut
35
reaction force. Oleh karena itu, jumlah energi yang diserap dan
gaya
reaksi
yang
diberikan
menjadi
kriteria
utama
yang
dipertimbangkan dalam merancang Rubber Fender V. Ada
berbagai Rubber Fender tipe V yang biasa digunakan sebagai
bantalan dermaga, misalnya : Tipe V, tipe NV, tipe TRS, dan tipe
ACV.
4. posisi daerah yang dilindungi
Tipe fender yang digunakan dan penempatannya pada sisi
depan dermaga harus dapat melindungi dan menyerap energi
benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagi
evaluasi muka air laut. . fender dapat melindungi dermaga dari
benturan kapal besar, tetapi untuk ukuran kapal yang lebih kecil
fender tersebut tidak berfungsi dengan baik. Untuk dapat
melindungi dermaga terhadap benturan kapal dari berbagai
ukuran mak digunakan fender yang lebih panjang. Dalam arah
horisontal jarak antara fenderharus ditentukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari kontak langsung antara kapal dan
dinding dermaga.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Unit Penyelenggara
Pelabuhan Kelas III Garongkong yang berlokasi di Garongkong
Kel.Mangempang
Kecamatan
Barru
Kabupaten
Barru
Provinsi
Sulawesi Selatan. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III
Garongkong merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian yang bertugas
menjalankan
peran
pemerintah
untuk
menjamin
keselamatan
pelayaran,kelancaran arus lalu lintas kapal, barang, hewan dan
penumpang serta kelestarian alam dan perlindungan maritim dalam
menunjang perdagangan nasional dan internasional.
Pengumpulan data merupakan hal pokok dalam menyelesaikan
sebuah penelitian. Hal ini dilakukan sebagai informasi utama dan
langkah awal dalam
menentukan Analisis Kekuatan Fender Type
Super Cone Pada Dermaga Pelabuhan Garongkong Kab. Barru.
Metode pengumpulan data dan informasi yaitu dengan meninjau
langsung kegiatan di dermaga pada saat kapal merapat di dermaga,
dan adapun dialog perorang yang berkaitan dengan kebutuhan data
yang diperlukan.
3.2
PEROLEHAN DATA
3.2.1 Jenis dan sumber data
Penelitian tugas Proposal ini menggunakan metode
penelitian deskriptif menurut Nazir (2005) metode penelitian
deskriptif
adalah
metode
yang
bertujuan
untuk
37
mencatat,mengelola,menyajikan dan mengiterpresentasikan
dan untuk memberikan gambaran secara jelas. Penulis
menyelesaikan tugas proposal ini menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Data
Primer
:
Data
yang
diperoleh
dengan
pengamatan langsung pada perusahaan temat lokasi
penelitian, serta bagian-bagian yang terkait dengan
penelitian ini.
2. Data Sekunder : Data yang diperoleh melalui data
yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak yang
berkaitan dengan permasalahna yang sedang terjadi ,
misalnya penulisan mengumpulkan data melalui buku,
internet dan materi kuliah.
3.2.2 Metode pengolahan data
Pengolahan data dilakukan pada saat data yang diperlukan
dalam pengolahan telah terkumpul. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pengolahan data meliputi :
1. Mulai
2. Menidentifikasi
permasalahan.
Maksud
dari
identifikasi
permasalah kemampuan defleksi fender type super cone
terhadap
energi
benturan
kapal
di
Kantor
Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Garongkong.
3. Tinjauan Pustaka untuk mengumpulkan berbagai rumusrumus dan dasar-dasar teori yang menunjang tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian.
4. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah mengukur energi yang dapat diserap oleh fender
38
type super cone pada saat kapal merapat di dermaga
Pelabuhan Garongkong .
5. Data yang sudah diolah kemudian dianalisis menggunakan
metode-metode yang telah diplih dari berbagai pustaka
yang diambil sebagai bahan acuan penelitian.
6. Parameter data yang dibutuhkan pada kinerja alat yaitu:
a. Effective Time adalah waktu waktu kerja efektif peralatan.
b. Idle Time adalah waktu yang terbuang karena alat tidak
beropreasi.
7. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses bongkar muat peti kemas pada alat Automated
Stacking Crane di PT. Terminal Teluk Lamong.
8. Hasil-hasil analisi disimpulkan dan diberikan rekomendasi
seperlunya untuk dua tujuan yaitu ditujukan untuk peneliti
selanjutnya dan ditujukan untuk praktisi .
9. Kesimpulan dan saran .
3.2.3 Teknik pengambilan data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan didalam penulisan
Tugas Proposal ini , penulis menggunakan teknik pengambilan
data sebagai berikut:
1. Studi Lapangan
a. Observasi
:
Metode
pengambilan
data
dengan
observasi atau dengan pengamatan aktivitas kegiatan
dilapangan secara langsung.
b. Dokumentasi
: Data dengan dokumentasi bisa saja
diambil langsung atau difoto langsung diarea lapangan
tempat penulis melaksanakan praktek lapangan. yaitu
39
mengambil data kegiatan kerja Automated Stacking
Crane.
2. Studi Kepustakaan
a. Studi Pustaka adalah pengumpulan data dari informasi bukubuku
yang
telah
dibaca
oleh
penulis,
dengan
mengembangkan pengamatan yang didapat dari sumbersumber
bacaan
dan
teori
penunjang.
Studi
pustaka
memberikan informasi penting dalam menyeleaikan laporan
ini.
b. Media sosial adalah metode pengumpulan data yang didapat
dari informasi internet,dengan mengembangkan pengamatan
yang didapat dari sumber-sumber bacaan, tetapi media social
hanya sebagai media pendukung saja.
3.3
DIAGRAM ALUR PENELITIAN
Mulai
Buku, Jurnal, Studi
kasus Dan Internet
Studi Literatur
Pengambilan data :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Pengolahan Data :
1. Analisis Data gelombang, pasut dan, data angin
2. Analisis kecepatan rambat kapal
3. Analisis energy benturan kapal pada saat kapal
tambat didermaga
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
40
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37253325/Jurnal_Penilaian_Pelabuhan_Garongkong
https://slideplayer.info/slide/13050127/
https://www.industrikaret.com/karet-fender.html
https://mpmrubber.wordpress.com/2018/11/26/rubber-fender-untuk-dermaga-danpelabuhan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan
https://id.wikipedia.org/wiki/Dermaga
buku bambang triatmojo “perencanaan pelabuhan”
peraturan pemerintah No. KM 21 tahun 2007 pasal 1 ayat 1, tentang kepelabuhanan
http://setitike.blogspot.com/2012/06/kinerja-pelabuhan.html
Pius Honggo Wijioyo, Ebook Tinjauan Umum Pelabuhan Sebagai Prasarana
Transportasi. Universitas Atma Jaya ; Yogyakarta
Jurnal penilaian pelabuhan garongkong
https://niagakita.id/2019/05/24/fungsi-dan-tipe-fender-pelabuhan/
https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dan-contohnya.html
41
Download