BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindungi terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana dapat bertambat untuk bongkar muat barang. Menurut UU No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antra moda transportasi. Pelabuhan juga dapat didefinisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang laut dan dilengkapi dengan fasilitas terminal. Pada pelabuhan terdapat fasilitas – fasilitas penunjang, salah satunya yaitu dermaga. Yang dimana dermaga adalah tempat kapal ditambatkan dipelabuhan. Dermaga juga tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar kapal, memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan mengatur saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut dipelabuhan. Pada umumnya konstruksi dermaga terdiri dari beberapa bagian bangunan yaitu dolphin, fender, jembatan (bridge) dan landing deck. Tubrukan kapal memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap 1 kekuatan struktur kapal yang erat hubungannya dengan keamanan kapal. Menurut data statistik yang ada pada Lloyd Register (1995), hampir setengah data tenggelamnya kapal dikarekan tubrukan dan kandasnya kapal. Kapal yang akan merapat kedermaga masih mempunyai kecepatan, pada waktu merapat kapal akan mengalami benturan pada dermaga walaupun kecepatan kapal kecil tapi karena massanya besar maka energi yang terjadi akibat benturan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena benturan, maka didepan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang ditempatkan didepan dermaga disebut dengan fender. Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan didepan dermaga. Fender akan menyerap benturan antara kapal dan dermaga dan meneruskan gaya ke struktur dermaga. Fender juga dapat melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin. Fender juga harus dipasang disepanjang dermaga dan letaknya harus sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian mengenai “ANALISIS KEKUATAN FENDER TIPE V PADA DERMAGA PELABUHAN GARONGKONG KABUPATEN BARRU “. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu ; 1. Bagaimana pengaruh benturan kapal terhadap dermaga yang menggunakan fender tipe-v? 2. Berapakah redaman yang dihasilkan fender tipe-v jika kapal bertambat? 2 3. Bagaimana perubahan bentuk yang terjadi pada fender tipe-v jika kapal bersandar? 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah digunakan sebagai arahan serta acuan dalam penulisan Tugas Akhir, agar permasalah yang dibahas tidak terlalu melebar. Batasan masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu ; 1. Lokasi penelitian di pelabuhan garongkong kabupaten barru. 2. Penelitian hanya mengenai fender tipe-v. 3. Analisis dilakukan hanya untuk mengetahui redaman yang dihasilkan oleh fender tipe-v. 1.4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah ; 1. Mengetahui pengaruh benturan kapal terhadap dermaga yang menggunakan fender tipe-v. 2. Mengetahui redaman yang dihasilkan fender tipe-v jika kapal tambat. 3. Mengetahui perubahan bentuk fender tipe-v ketika kapal akan bertambat. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Dalam penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Agar mempelajari lebih lanjut teori-teori mengenai pelabuhan, jenisjenis, fungsi, karakteristik kapal dan fasilitas – fasilitas yang ada di pelabuhan maupun didermaga. 2. Agar menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena benturan dan menghindari kerugian materi. 3 3. Agar dapat memberikan informasi kepada pihak pelabuhan tentang kinerja operasional fasilitas pelayanan sandar kapal pada fender tipe-v. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Secara garis besar penyusunan proposal skripsi dan pembaca memahami uraian dan makna secara sistematis, maka skripsi disusun pada pola berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini konsep dasar penyusunan skripsi yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memberikan penjelasan mengenai teori dasar yang membahas mengenai pengertian pelabuhan, kinerja, peran, fungsi pelabuhan, dan jenis – jenis pelabuhan, dermaga, dan fender. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tahapan-tahapan yang berupa langkah – langkah sistematis penelitian yang terdiri dari lokasi, waktu, data yang digunakan dan variable yang diteliti. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas hasil dari penelitian dan membahas hasil penelitian yang terkait tersebut. BAB V PENUTUP Bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi 4 pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PELABUHAN 2.1.1 PENGERTIAN PELABUHAN Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan atau perairan dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turunnya penumpang, dan bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani kegiatan angkutan laut atau angkutan penyeberangan yang terletak dilaut atau sungai. Menurut Kramadibata (1935) pelabuhan adalah sebagai tempat yang terlindung dari gelombang laut, Sehingga bongkar muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang. Selain itu pelabuhan merupakan daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, gudang laut (transit) dan tempat-tempat penyimpanan dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan (Triatmojo 1996). Pelabuhan juga sebagai pintu gerbang dan memperlancar hubungan antar daerah pulau atau bahkan antar benua dan bangsa yang 6 dapat memajukan daerah belakangnya. Daerah belakang ini adalah yang memiliki kepentingan hubungan ekonomi, social, dan lain-lain sebagai pelabuhan tersebut. Setelah di telaah pelabuhan merupakan terdiri daratan dan perairan di sekitarnya dengan batasbatas tertentu yang di dalamnya terdapat fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat, berlabuh, dan naik turun penumpang dan sebagai pintu gerbang dan memperlancar hubungan antar daerah pulau atau bahkan antar benua dan bangsa. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. 2.1.2 KINERJA PELABUHAN Kinerja pelabuhan adalah prestasi dari output atau tingkat keberhasilan pelayanan, penggunaan fasilitas maupun peralatan pelabuhan pada suatu periode waktu tertentu, yang ditentukan dalam ukuran satuan waktu, satuan berat dan ratio perbandingan (prosentase). Kinerja merupakan tingkat keberhasilan yang diraih oleh pegawai dalam melakukan suatu aktivitas kerja dengan merujuk pafa tugas yang harus dilakukan ( Rahadi 2010 ). Kinerja operational pelabuhan yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Laut ( Ditjen Hubla ) merupakan hasil kerja terukur yang dicapai dipelabuah ndalam melaksanakan pelayanan kapal, barang, serta alat dalam periode waktu dan satuan tertentu. 7 2.1.3 PERAN PELABUHAN Sebagai salah satu prasarana transprtasi, pelabuhan memiliki peran strategis untuk mendukung sistem transportasi karena menjadi titik simpul hubungan antar daerah/negara. Selain itu pelabuhan menjadi tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Oblak dkk., 2013). Dengan peran strategisnya sebagai pusat interaksi yang mempunyai nilai ekonomi dan urat nadi dinamika sosial-budaya suatu bangsa, pelabuhan mempunyai nilai politis yang sangat penting untuk dijaga dan dipertahankan eksistensi dan kedaulatnya. Aturan-aturan pengelolahan pelabuhan yang berdaulat, transparan, aman dan tidak diskriminatif terhadap perusahaan asing serta dilakukan secara efektif dan efisien akan meningkatkan sisi politis yang positif bagi suatu negara tempat pelabuhan berada (Indrayanto, 2005). Pelabuhan menjadi salah satu unsur penentu terhadap aktivitas perdagangan. Pelabuahn yang dikelola secara baik dan efisien akan mendorong kemajuan perdagangan, bahkan industri didaerah akan maju dengan sendirinya. Dan dari sinilah pelabuhan sangat berperan penting, apabila kita melihat sejarah jaman dulu beberapa kota metropolitan di Negara kepulauan seperti Indonesia, pelabuhan turut membesarkan kota kota tersebut. Pelabuhan menjadi jembatan penghubung pembangunan jalan raya, jaringan rel kereta api, dan pergudangan tempat distribusi. Yang tidak kalah pentingnya peran pelabuhan adalah sebagai focal point bagi perekonomian maupun perdagangan dan menjadi kumpulan badan usaha seperti pelayaran dan pergudangan freight forwarding, dll. 8 2.1.4 FUNGSI PELABUHAN Secara konseptual, pelabuhan memiliki 3 fungsi strategis, yaitu; 1. Pintu gerbang (gateway) yang dimana pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang dilalui orang dan barang kedalam maupun keluar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut sebagai pintu karena pelabuhan adalah area resmi bagi lalu lintas perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus melalui prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, jadi ada proses yang sudah tertata di pelabuhan, dan jika diluar jalan resmi itu tidak dibenarkan. 2. Mata rantai (link) yang dimana keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan barang muatan antara moda transportasi darat (inland transport) dan moda transportasi laut (maritime transport) menyalurkan barang masuk dan keluar daerah pabean secepatnya dan seefisien mungkin. Fungsinya sebagai link ini terdapat setidaknya ada 3 unsur penting, yaitu ; a. Menyalurkan atau memindahkan barang muatan dari kapal ke truk. b. Operasi pemindahan berlangsung cepat atau minimum delay. c. Efisien dalam arti biaya. 3. Tatap muka (interface) yang dimaksud tatap muka disini adalah dalam arus distribusi suatu barang mau tidak mau harus melewati area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan bongkar muat dan satu kali dipelabuhan bongkar. Dalam kegiatan tersebut pastinya membutuhkan peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan 9 menjembatani kapal dan truk atau kereta api atau truk dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi pelabuhan adalah antar muka (interface). 2.1.5 JENIS – JENIS PELABUHAN 2.1.5.1 Berdasarkan aspek Hierarkinya Berdasarkan hierarkinya, pelabuhan terdiri dari 2 tingkatan yaitu pelabuhan utama (majorport) dan pelabuhan cabang/pengumpan (feeder port) lalu dua jenis pelabuhan tersebut terbagi lagi dalam beberapa pelabuhan, yaitu; a) Pelabuhan internasional Hub yang merupakan pelabuhan utama primer dan berperan sebagai pelabuhan internasional yang erbuka untuk perdagangan luar negeri dan berfungsi sebagai alih muat (transshipment) barang antar Negara. b) Pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan utama sekunder dan berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan pusat distribusi peti kemas nasional dan pelayaran angkutan peti kemas internasional. c) Pelabuhan nasional merupakan pelabuhan utama tersier dan berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional. d) Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan premier dan berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpan. e) Pelabuhan local merupakan pengumpan sekunder dan berperan sebagai tempat pelayanan penumpang didaerah 10 terpencil, terisolasi, perbatasan, dan daerah perbatasan yang hanya didukung oleh mode transportasi laut. 2.1.5.2 Berdasarkan aspek penyelenggaraannya Berdasarkan aspeknya pelabuhan digolongkan menjadi 2 jenis pelabuhan yaitu ; a) Pelabuhan umum diselenggarakan umtuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum sampai saat ini masih dilakukan oleh pemerintah melalui Unit Penyelenggaraan Pemerintah (BUMN : PT PELINDO) dan Unit Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Gambar 2.1 pelabuhan tanjung perak Surabaya (sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html) b) Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kepentingan tertentu. Umumnya, pelabuhan khusus dibangun oleh sebuah perusahaan transportasi yang bagi berfungsi distribusi hasil sebagai – hasil prasarana produksi perusahaan tersebut. 11 Gambar 2.2 Pelabuhan LNG Arun (sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html) 2.1.5.3 Berdasarkan aspek pengusahaannya Penggolongan pelabuhan berdasarkan pengusahaannya karena pertimbangan factor komersil pelabuhan dan lebih tertuju pada status pelabuhan. a) Pelabuhan yang diusahakan, pelabuhan ini ditujukan untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin bagi pengguna (maskapai pelayaran dan masyarakat) untuk mendukung fungsi komersil pelabuhan. Pemakaian pelabuhan ini dikarenakan biaya seperti biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa menumpukan, bongkar muat, dan sebagainya. 12 Gambar 2.3 Pelabuhan tanjung priok jakarta (sumber : https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html) b) Pelabuhan yang tidak diusahakan, status ini biasanya diterapkan pada pelabuhan kecil yang hanya merupakan tempat singgahan kapal tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan seperti ini disubsidi pemerintah dan dikelola oleh unit pelaksana teknis. Gambar 2.4 Pelabuhan sepeken (sumber:https://www.google.com/gambar+pelabuhan+sepeken.html) 13 2.1.5.4 Berdasarkan letak geografisnya berdasarkan letak geografisnya pelabuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ; a) Pelabuhan pantai, pelabuhan yang terletak ditepi pantai, misalkan pelabuhan Makassar, Balikpapan, Bitung, Ambon, dan Sorong. Gambar 2.5 Pelabuhan penumpang makassar (sumber: https://www.google.com/search?safe= gambar+pelabuhan+penumpang+makassar&oq=gambar+pelabuhan+penu mpang+makassar) b) Pelabuhan sungai, pelabuhan yang terletak ditepi sungai dan biasanya agak jauh kepedalaman, misalkan pelabuhan Samarinda, Palembang, dan Jambi. 14 Gambar 2.6 Pelabuhan sungai di samarinda (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html) 2.1.5.5 Berdasarkan Teknik Pembangunan a) Pelabuhan Alam (natural and protected harbor) merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai, dan gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, terletak diteluk atau muara sungai (estuari). Selain itu lokasi pelabuhan memenuhi persyaratan lainnya seperti pelayaran yang memadai untuk ukuran kapal tertentu sehingga hanya dibutuhkan bangunan tambahan. 15 Gambar 2.7 Pelabuhan alam belawan (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhandan-contohnya.html) b) Pelabuhan Buatan (artificialharbor) merupakan pelabuhan buatan jika terlindung wilayah oleh perairan bangunan pelabuhan pelindung tersebut seperti talud (breakwater) dari terjangan gelombang. Kondisi ini juga terjadi bila kedalaman air (kolam pelabuhan) tidak memenuhi persyaratan sehingga harus dilakukan pengerukan. 16 Gambar 2.8 Pelabuhan buatan pelabuhan tanjung emas (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) c) Pelabuhan semi alam (seminaturalharbor) merupakan campuran dari pelabuhan alam dan pelabuhan buatan. Misalnya wilayah pelabuhan terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya untuk alur masuk. Contoh di Indonesia adalah pelabuhan Bengkulu yang memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk lainnya membentuk adalah alur muara masuk-keluar sungai yang kapal.Contoh kedua sisinya dilindungi oleh jetty yang berfungsi menahan masuknya pasir dari sepanjang pantai ke muara sungai. 17 Gambar 2.9 Pelabuhan buatan pelabuhan tanjung emas (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) 2.1.5.6. Berdasarkan penggunaan pelabuhan a) Pelabuhan Perikanan, Pada awalnya pelabuhan perikanan tidak memerlukan kedalamanan air yang besar karena kapal-kapal nelayan di Indonesia relatif kecil. Namun dalam perkembangan selanjutnya, munculnya kapalkapal penangkap ikan asing yang mendapatkan hal penangkapan ikan di Indonesia membuat semakin besar tuntutan terhadap pelabuhan perikanan di Indonesia karena kegiatan orientasi perikanan ekspor. mulai Umumnya, mengarah pelabuhan pada perikanan dilengkapi oleh tempat pelelangan ikan (pasar Jelang). b) Pelabuhan Minyak, biasanya tidak membutuhkan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, tetapi cukup dengan jembatan atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang dibutuhkan. 18 Aktivitas bongkar muat dapat dilakukan dengan pompa melalui pipa. Gambar 2.10 Pelabuhan minyak balikpapan (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) c) Pelabuhan Barang, memiliki dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang seperti kran (derek) untuk mengangkut barang, fasilitas reparasi dan gudang penyimpanan dalam skala yang memadai. Gambar 2.11 Pelabuhan barang (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) d) Pelabuhan Penumpang, pelabuhan ini berperan sebagai prasarana transportasi moda transportasinya bermuatan 19 manusia (penumpang). Pelabuhan penumpang umumnya dilengkapi dengan terminal penumpang sebagai stasiun yang melayani berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, administrasi pelabuhan, dan kantor maskapai pelayaran. Untuk mendukung kelancaran sirkulasi penumpang dan barang, sebaiknya alur masuk-keluar dipisahkan. Penumpang dapat melalui lantai atas yang dihubungkan langsung dengan kapal sedangkan barang melalui dermaga. Gambar 2.12 Pelabuhan penumpang (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) e) Pelabuhan Campuran, Pada umumnya pencampuran pemakaian hanya terbatas pada pelayaran penumpang dan barang.Pelabuhan seperti ini umumnya merupakan pelabuhan lokal yang berada di pulau-pulau kecil di Indonesia. 20 Gambar 2.13 Pelabuhan campuran (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) f) Pelabuhan Militer, hanya dikhususkan bagi kegiatan yang bersifat kemiliteran.Pelabuhan ini memiliki wilayah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang. Gambar 2.14 Pelabuhan militer (sumber: https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dancontohnya.html) 21 2.1.5.7. Berdasarkan Kegiatan Yang Dilayani a) Pelabuhan laut, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan laut. Contohnya pelabuhan laut diantaranya adalah pelabuhan Tuai (Maluku) dan Bau-bau (Sulawesi Tenggara). b) Pelabuhan sungai dan danau, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan sungai dan danau. Contoh dari pelabuhan ini antara lain pelabuhan Pasar Lima Banjarmasin dan pelabuhan Balige (Tobe Samosir). c) Pelabuhan penyeberangan, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan penyeberangan. Pelabuhan penyeberangan yang ada di Indonesia diantaranya pelabuhan Merak (Banten), Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) dan Lembar (Bali). 2.2 DERMAGA Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan dipelabuhan. Dermaga juga tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan keatas kapal. Didermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar kapal, memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Dermaga juga merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal pada waktu bongkar muat. Dalam pertimbangan dimensi dermaga, hendaknya perlu diperhatikan jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat pada dermaga itu, sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga 22 maupun melakukan bongkar muat barang dengan lancer, cepat, dan aman. Berdasarkan bentuknya dermaga terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Wharf merupakan bentuk dermaga yang memanjang sejajar dengan garis pantai, dibuat berimpit dengan garis pantai maupun menjorok ke laut. Dermaga tipe ini dibangun apabila kedalaman laut hamper merata dan sejajar dengan garis pantai. Gambar 2.15 pier berbentuk T dan L (sumber: http://retnoregitap.blogspot.com/2016/06/artikel-11-fasilitaspelabuhan.html) 2. Pier dan Jetty bentuk dermaga ini membentuk sudut terhadap garis. Berdasarkan bentuknya dermaga pier dan jetty ini terbagi atas : 23 a. Pier berbentuk T dan L dimana bentuk ini digunanakan apabila kedalaman yang diisyaratkan jauh dari pantai, sehingga antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung yang biasanya tegak lurus dengan dermaga. Contognya pelabuhan Ambon. Gambar 2.15 pier dan jetty (sumber: https://fenderrubber.wordpress.com/2012/08/25/jenis-dan-fungsidermaga/) b. Pier berbentuk jari (finger type pier) dimana dermaga ini merupakan bentuk dermaga dimana garis kedalaman kolam terbesar menjorok ke laut. Pier jenis ini lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama. Banyak digunakan pada pelabuhan kapal muatan umum. Contohnya Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. 24 2.3 FENDER 2.3.1 PENGERTIAN FENDER Fender adalah bumper yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi pada saat kapal akan merapat kedermaga atau pada saat kapal sedang ditambatkan tergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan. Untuk mampu melakukan peredaman, fender biasanya memiliki daya serap energy yang tinggi dan gaya reaksi yang rendah. Jenis fender yang digunakan tergantung pada banyak variable, antara lain ukuran dan berat kapal, stand-off maksimum yang diizinkan, struktur kapal, variasi pasang surut, dan kondisi tempat tertentu lainnya. Fender berfungsi sebagai bantalan yang di tempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga dan meneruskan gaya ke struktur dermaga. Gaya yang diteruskan ke dermaga tergantung pada tipe fender dan defleksi fender yang diijinkan. Fender juga dapat melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin. 2.3.2 TIPE – TIPE FENDER Fender dibuat dari bahan elastis, seperti kayu atau karet. Fender kayu bisa berupa batang kayu yang dipasang di depan muka dermaga atau tiang kayu yang dipancang. Saat ini fender kayu sudah tidak banyak digunakan, mengingat harga kayu tidak lagi murah dan masalah lingkungan yang muncul dengan penebangan pohon. Kecuali untuk pelabuhan kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Papua dimana masih tersedia cukup banyak kayu. 25 Fender karet yang merupakan produk pabrik semakin banyak digunakan karena kualitasnya lebih baik dan banyak tersedia di pasaran dengan berbagai tipe. 1. Fender kayu Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horizontal atau vertikal di sisi depan dermaga. Untuk fender dari kayu yang digantung pada sisi dermaga, panjang fender sama dengan sisi atas dermaga sampai muka air. Fender kayu ini mempunyai sifat untuk menyerap energi. Sedangkan pada fender kayu yang berupa tiang pancang yang dilengkapi dengan balok memanjang (horizontal), fender tersebut ditempatkan di depan dermaga dengan kemiringan 1:24 dan akan menyerap energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal. Penyerapan energi tidak hanya diperoleh dari defleksi tiang kayu, tetapi juga dari balok kayu memanjang. Tiang kayu dipasang pada setiap seperempat bentang. Fender jenis ini makin kurang penggunaannya, karena semakin sulit mendapatkan kayu panjang. Gambar 2.16 Fender kayu (sumber: http://image.google.co.id) 26 2. Fender karet Fender karet adalah produk barang jadi yang digunnakan untuk mencegah benturan langsung antara kapal dengan dinding dermaga yang dapat mengakibatkan kerusakan, baik pada sisi kapal yang langsung bersandar maupun sisi dermaga yang menahan badan kapal. Penggunaan lainnya pada struktur dimana perlindungan akan hentakan dan benturan diperlukan seperti, warehouse (gudang) dan sebagainya. Sesuai dengan fungsi dan fender harus mampu mengabsorbsi energinya, benturan yang tinggi dengan gaya reaksi yang relative rendah serta melibatkan perhitungan terhadap jenis/berat kapal, kecepatan dan sudut sandarnya. Saat ini fender karet banyak digunakan pada pelabuhan. Fender karet diproduksi oleh pabrik dengan bentuk dan ukuran berbeda tergantung pada pabrik pembuat fender yang memberikan karakteristik fender yang diperoduksinya. Fender diperoduksi oleh dengan pabrik yang tipe yang berbeda bisa sama tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda. Adapun beberapa tipe karet fender : a. Fender ban bekas mobil Fender ini merupakan bentuk paling sederhana karena menggunakan ban – ban bekas mobil yang dipasang pada sisi depan disepanjang dermaga. Fender ban mobil ini digunakan pada dermaga untuk merapat kapal kecil karena tekanan kapal pada waktu merapat ban mobil akan mengalami defleksi dan menyerap energy benturan. 27 Gambar 2.17 Fender ban bekas mobil (sumber: http://image.google.co.id) b. Fender tipe A Fender tipe A yang dipasang pada dermaga dengan menggunakan baut. Karakteristik fender tersebut diberikan oleh pabrik menunjukan hubungan antara defleksi dan gaya reaksi serta defleksi dan energi yang diserap fender A dengan tipe KAF 400H x 1000L. dalam perencaaan system fender, tipe dan ukuran fender dipilih berdasarkan energi yang ditimbulkan oleh benturan kapal. Nilai-nilai tersebut berada diantara kedua nilai batas atas dan bawah tersebut. Gaya dan energi yang diserap untuk berbagai ukuran fender tipe A pada defleksi 45. 28 Gambar 2.18 Fender tipe A (sumber: http://image.google.co.id) c. Fender tipe V Fender tipe V adalah jenis fender yang telah dioptimalkan untuk peningkatan penyerapan energi untuk gaya reaksi rasio. Fender tipe V mempunyai bentuk serupa dengan fender A. Gambar 2.19 Fender tipe V (sumber: http://image.google.co.id) 29 d. Fender tipe D Fender tipe D memiliki gaya reaksi, dengan penyerapan yang lebih tinggi biasa digunakan untuk frame dermaga dan kapal-kapal yang lebih kecil karena lebar kebawah. Gambar 2.20 Fender tipe D (sumber: http://image.google.co.id) e. Fender tipe silinder Fender tipe silinder adalah salah satu system fender sederhana yang digunakan seabgai bantalan tempat kapal berlabuh. Fender dengan desain ini dapat digunakan dengan fleksibel dan mudah dalam pemasangannya. Fender tiper silinder ini sudah digunakan selama bertahun-tahun sebagai pelindung kapal dan dermaga. System karet fender dermaga tipe silinder ini merupakan system yang paling umum digunakan diseluruh dunia. Tipe silinder ini memiliki fisik yang tebal, kuat, dan dapat melindungi kapal dari abrasi/aus. Seperti jenis fender karet lainnya, fender tipe silinder ini juga memiliki gaya reaksi yang lebih rendah daripada tingkat energinya. Fender jenis ini diproduksi oleh proses pencetakan kompresi di bawah dan suhu tinggi yang 30 dapat menghasilkan senyawa karet homogen yang tidak berpori, sehingga meningkatkan kemampuan dari karet fender dermaga jenis ini. Karet fender tipe silinder ini memiliki bentuk desain silinder berongga yang dapat diproduksi dengan ukurran yang fleksibel dengan kombinasi antara ukuran panjang dan diameternya. Ukuran ini ditentukan sesuai dengan berbagai persyaratan dan kebutuhan. Karet fender tipe silinder ini umumnya diproduksi dengan ukuran diameter luar 15 cm hingga 2,6 m. Fender tipe silinder memiliki reaksi yang progresif sehingga cocok digunakan pada pelabuhan tempat berlabuhnya berbagai jenis kapal baik untuk kapal besar dan kapal kecil. Hal inilah yang membuatnya menjadi salah satu system fender yang paling umum digunakan untuk sarana dermaga dan kelautan. Daya tahan fender ini umumnya akan bergantung pada keadaan lingkungan alam disekitarnya seperti: suhu, dampak lapisan ozon, intensitas cahaya matahari, polusi, kadar garam, air, minyak, jenis kapal, frekuensi kapal yang berlabuh. Ada berbagai metode untuk pemasangan atau instalasi karet fender demaga tipe silinder ini. Salah satunya dengan cara sederhana yaitu dengan memassangnya dengan menggunakan pengikat rantai. Proses pemasangan karet fender tipe silinder aga sederhana dan dapat diinstal secara vertikal, horizontal disesuaikan dengan atau diagonal kondisi juga dermaga dan atau tentunya pelabuhan beserta posisi kapal yang akan berlabuh. Selain dipengaruhi oleh ukuran karet fender tipe silinder tersebut, proses 31 pemasangan ini tergantung juga dengan model dan bentuk dari karet fender tipe silinder yang akan dipasang. Umumnya proses pemasangan ini menggunakan kombinasi bantalan logam baja dengan rantai, atau hanya dengan rantai saja. Gambar 2.21 Fender tipe silinder (sumber: http://image.google.co.id) f. Fender grafitasi Fender grafitasi yang digantung sepanjang dermaga dan dibuat dari tabung baja yang diisi dengan beton dan sisi depan diberi pelindung kayu dengan berat 15 ton. Apabila terbentur kapal, fender akan bergerak kebelakang dan keatas, sehingga kecepatan kapal dapat dikurangi, karena untuk menggerakan kebelakang dibutuhkan tenaga yang cukup besar. 2.3.3 PERENCANAAN SISTEM FENDER Fungsi utama dari sisitem fender adalah untuk mencegah kerusakan pada kapal dan dermaga pada waktu kapal merapat 32 ke dermaga. Pada waktu kapal merapat dan bertambat di dermaga terjadi benturan, gesekan dan tekanan antara kapal dan dermaga. Adapun tahapan dalam merencanakan fender sebagai berikut: 1. Prosedur perencanaan fender Perencanaan sistem fender di dasarkan pada hukum kekekalan energi. Energi benturan kapal dengan dermaga sebagian diserap oleh sistem fender sedang sisanya diserap oleh struktur dermaga. Struktur dermaga yang sangat kaku dianggap tidak menyerap energi benturan, sehingga energi ditahan oleh sistem fender. Prosedur perancanaan fender diberikan berikut ini : a. Menentukan energi benturan kapal, yang didasarkan pada kapal terbesar yang merapat di dermaga b. Menentukan energi yang dapat diserap oleh dermaga. Energi tersebut sama dengan setengah gaya reaksi fender (F) dikalikan dengan defleksinya (d) 𝐸= 𝐹𝑑 2 c. Energi yang akan diserap oleh fender adalah energi yang ditimbulkan oleh benturan kapal dikurangi energi yang diserap dermaga. d. Pilih fender yang mampu menyerap energi yang sudah dihitung di atas berdasar karakteristik fender yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. 2. Hubungan gaya dan energi Kapal yang merapat ke dermaga membentuk sudut terhadap sisi dermaga dan mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan fender dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 10° terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat tersebut sisi depan 33 kapal membenr fender, dan menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender dan dermaga. Kecepatan merapat kapal diproyeksikan dalam arah tegak lurus dan memanjang dermaga. Komponen dalam arah tegak lurus sisi dermaga diperhitungkan untuk merencanakan fender. Ketika Kapal Membentuk fender, fender mengalami defleksi, dari nilai nol sampai nilai maksimum yang diijinkan. Gaya reaksi fender meningkat dengan pertambahan nilai defleksi. Kerja yang dilakukan oleh dermaga adalah: 1 𝐾 = 𝐹𝑑 2 Gambar menunjukkan kapal yang membentur dermaga pada saat merapat. Karena benturan tersebut fender memberikan gaya reaksi F. Apabila D adalah defleksi fender, Maka terdapat hubungan berikut ini. 1 𝐸 = 𝐹𝑑 2 1𝑊 2 1 𝑉 = 𝐹𝑑 2𝑔 2 𝐹= 𝑊 2 𝑉 𝑔𝑑 34 dengan: F : gaya bentur yang diserap sistem fender d : defleksi fender V : komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga W : bobot kapal bermuatan penuh pada umumnya nilai defleksi d yang dijinkan adalah sebesar 45%. Untuk fender kayu d adalah tebal kayu dibagi 20. Sistem fender direncanakan untuk menyerap energi tersebut dan gaya yang ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe fender. Pabrik pembuat fender memberikan karakteristik fender yang diproduksinya dalam bentuk grafik dan tabel yang memberikan hubungan antara energi yang diserap, reaksi dan defleksi fender. Setelah energi benturan kapal dihitung, kemudian ditentukan tipe fender yang digunakan. Dari tabel, untuk tipe fender yang dipilih dapat diketahui gaya reaksi fender yang selanjutnya digunakan untuk merencanakan struktur dermaga. 3. Fender Fender tipe V ini mempunyai kelebihan efisien dalam penyerapan energy. (Efficiency Energy Absorption). Penggunaan anchor dalam system isntalasi fender tipe V akan meningkatkan daya tahannya menjadi menjadi lebih lama. Fender tipe V ini sering disebut sebagai fender multi purpose atau serba guna karena paling banyak digunakan oleh pelabuhan/dermaga. Fender V dirancang untuk menyerap energi yang dihempaskan dari kapal (sering disebut energy absoption) sehingga hanya sedikit saja energy yang diterima oleh dermaga. Gaya pantul dari energi yang diserap ini dikeluarkan kembali dari Rubber Fender V dan disebut 35 reaction force. Oleh karena itu, jumlah energi yang diserap dan gaya reaksi yang diberikan menjadi kriteria utama yang dipertimbangkan dalam merancang Rubber Fender V. Ada berbagai Rubber Fender tipe V yang biasa digunakan sebagai bantalan dermaga, misalnya : Tipe V, tipe NV, tipe TRS, dan tipe ACV. 4. posisi daerah yang dilindungi Tipe fender yang digunakan dan penempatannya pada sisi depan dermaga harus dapat melindungi dan menyerap energi benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagi evaluasi muka air laut. . fender dapat melindungi dermaga dari benturan kapal besar, tetapi untuk ukuran kapal yang lebih kecil fender tersebut tidak berfungsi dengan baik. Untuk dapat melindungi dermaga terhadap benturan kapal dari berbagai ukuran mak digunakan fender yang lebih panjang. Dalam arah horisontal jarak antara fenderharus ditentukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari kontak langsung antara kapal dan dinding dermaga. 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Garongkong yang berlokasi di Garongkong Kel.Mangempang Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Garongkong merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian yang bertugas menjalankan peran pemerintah untuk menjamin keselamatan pelayaran,kelancaran arus lalu lintas kapal, barang, hewan dan penumpang serta kelestarian alam dan perlindungan maritim dalam menunjang perdagangan nasional dan internasional. Pengumpulan data merupakan hal pokok dalam menyelesaikan sebuah penelitian. Hal ini dilakukan sebagai informasi utama dan langkah awal dalam menentukan Analisis Kekuatan Fender Type Super Cone Pada Dermaga Pelabuhan Garongkong Kab. Barru. Metode pengumpulan data dan informasi yaitu dengan meninjau langsung kegiatan di dermaga pada saat kapal merapat di dermaga, dan adapun dialog perorang yang berkaitan dengan kebutuhan data yang diperlukan. 3.2 PEROLEHAN DATA 3.2.1 Jenis dan sumber data Penelitian tugas Proposal ini menggunakan metode penelitian deskriptif menurut Nazir (2005) metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk 37 mencatat,mengelola,menyajikan dan mengiterpresentasikan dan untuk memberikan gambaran secara jelas. Penulis menyelesaikan tugas proposal ini menggunakan metode sebagai berikut: 1. Data Primer : Data yang diperoleh dengan pengamatan langsung pada perusahaan temat lokasi penelitian, serta bagian-bagian yang terkait dengan penelitian ini. 2. Data Sekunder : Data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak yang berkaitan dengan permasalahna yang sedang terjadi , misalnya penulisan mengumpulkan data melalui buku, internet dan materi kuliah. 3.2.2 Metode pengolahan data Pengolahan data dilakukan pada saat data yang diperlukan dalam pengolahan telah terkumpul. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data meliputi : 1. Mulai 2. Menidentifikasi permasalahan. Maksud dari identifikasi permasalah kemampuan defleksi fender type super cone terhadap energi benturan kapal di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Garongkong. 3. Tinjauan Pustaka untuk mengumpulkan berbagai rumusrumus dan dasar-dasar teori yang menunjang tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. 4. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur energi yang dapat diserap oleh fender 38 type super cone pada saat kapal merapat di dermaga Pelabuhan Garongkong . 5. Data yang sudah diolah kemudian dianalisis menggunakan metode-metode yang telah diplih dari berbagai pustaka yang diambil sebagai bahan acuan penelitian. 6. Parameter data yang dibutuhkan pada kinerja alat yaitu: a. Effective Time adalah waktu waktu kerja efektif peralatan. b. Idle Time adalah waktu yang terbuang karena alat tidak beropreasi. 7. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses bongkar muat peti kemas pada alat Automated Stacking Crane di PT. Terminal Teluk Lamong. 8. Hasil-hasil analisi disimpulkan dan diberikan rekomendasi seperlunya untuk dua tujuan yaitu ditujukan untuk peneliti selanjutnya dan ditujukan untuk praktisi . 9. Kesimpulan dan saran . 3.2.3 Teknik pengambilan data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan didalam penulisan Tugas Proposal ini , penulis menggunakan teknik pengambilan data sebagai berikut: 1. Studi Lapangan a. Observasi : Metode pengambilan data dengan observasi atau dengan pengamatan aktivitas kegiatan dilapangan secara langsung. b. Dokumentasi : Data dengan dokumentasi bisa saja diambil langsung atau difoto langsung diarea lapangan tempat penulis melaksanakan praktek lapangan. yaitu 39 mengambil data kegiatan kerja Automated Stacking Crane. 2. Studi Kepustakaan a. Studi Pustaka adalah pengumpulan data dari informasi bukubuku yang telah dibaca oleh penulis, dengan mengembangkan pengamatan yang didapat dari sumbersumber bacaan dan teori penunjang. Studi pustaka memberikan informasi penting dalam menyeleaikan laporan ini. b. Media sosial adalah metode pengumpulan data yang didapat dari informasi internet,dengan mengembangkan pengamatan yang didapat dari sumber-sumber bacaan, tetapi media social hanya sebagai media pendukung saja. 3.3 DIAGRAM ALUR PENELITIAN Mulai Buku, Jurnal, Studi kasus Dan Internet Studi Literatur Pengambilan data : 1. Data Primer 2. Data Sekunder Pengolahan Data : 1. Analisis Data gelombang, pasut dan, data angin 2. Analisis kecepatan rambat kapal 3. Analisis energy benturan kapal pada saat kapal tambat didermaga Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian 40 DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/37253325/Jurnal_Penilaian_Pelabuhan_Garongkong https://slideplayer.info/slide/13050127/ https://www.industrikaret.com/karet-fender.html https://mpmrubber.wordpress.com/2018/11/26/rubber-fender-untuk-dermaga-danpelabuhan/ https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan https://id.wikipedia.org/wiki/Dermaga buku bambang triatmojo “perencanaan pelabuhan” peraturan pemerintah No. KM 21 tahun 2007 pasal 1 ayat 1, tentang kepelabuhanan http://setitike.blogspot.com/2012/06/kinerja-pelabuhan.html Pius Honggo Wijioyo, Ebook Tinjauan Umum Pelabuhan Sebagai Prasarana Transportasi. Universitas Atma Jaya ; Yogyakarta Jurnal penilaian pelabuhan garongkong https://niagakita.id/2019/05/24/fungsi-dan-tipe-fender-pelabuhan/ https://www.dataarsitek.com/2016/12/definisi-jenis-pelabuhan-dan-contohnya.html 41