Uploaded by Edu Dengah

AA

advertisement
Page:of 11
Automatic Zoom
R
INGKASAN
DEKRIT KONSILI VATIKAN II
TENTANG
KERASULAN AWAM “APOSTOLICAM ACTUOSITATEM”
oleh: Pusat Spiritulitas Awam (PSA)
PENDAHULUAN
[1].
( Pendahuluan )
1.
Konsili Suci ingin memacu kegiatan kerasulan umat beriman Awam. Karena mereka m
emang
mempunyai peran khas dan sungguh perlu dalam perutusan Gereja dalam zaman sekarang.
2.
Kerasulan Awam bersumber pada Baptis, Penguatan, Ekaristi. Pada awal mula Gereja, sifat gerakan
kerasulan Awam itu penuh kesukarelaan dan bersifat subur (bdk.K
is.11: 19
21; Rom.16: 1
16; dll.).
3.
Pada zaman sekarang semangat kerasulan Awam dituntut tinggi (intensif). Karena bidang
bidang
kerasulan Awam semakin luas; jumlah umat manusia semakin besar; ilmu
ilmu pengetahuan semakin maju
dan variatif; hubungan
antar manusia semakin lebih erat.
4.
Kerasulan Awam semakin mendesak, karena semakin banyak otonomi bidang kehidupan manusia,
termasuk bidang kehidupan yang membahayakan hidup kristiani atau yang bertentangan dengan nilai
nilai
kesusilaan dan keagamaa
n.
5.
Kepentingan kerasulan Awam semakin nampak, khususnya karena jumlah Imam yang sedikit.
6.
Adalah karya Roh Kudus yang menjadikan kaum Awam semakin sadar akan tanggungjawab mereka
untuk membaktikan diri kepada Kristus dan Gereja
Nya.
7.
Dekrit ini menunjukkan
menjelaskan:
a.
hakikat kerasulan Awam
b.
sifat
sifat dan keanekaragaman kerasulan Awam
c.
azas
azas dasar kerasulan Awam
d.
petunjuk
petunjuk pastoral pelaksanaan kerasulan Awam
e.
hal
hal yang perlu diubah dalam Huku
m Kanonik yang menyangkut kerasulan Awam
BAB I
PANGGILAN KAUM AWAM UNTUK MERASUL
[2].
( Keikut
sertaan Awam dalam perutusan Gereja )
1.
Kerasulan adalah kegiatan seluruh umat beriman yang menyebarluaskan Kerajaan Allah, sehingga
semua orang diar
ahkan kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan.
2.
Kerasulan dilaksanakan oleh Gereja melalui semua anggotanya, dengan pelbagai cara. Ibaratnya seperti
tubuh dengan pelbagai anggotanya. Dalam kesatuan dengan tubuh masing
masing anggota tubuh berfung
si
mengembangkan tubuh (Ef.4: 16).
3.
Dalam Gereja ada satu perutusan, namun beraneka ragam pelayanan:
a.
Para Rasul dan pengganti
penggantinya diserahi oleh Kristus tugas mengajar, menyucikan dan
memimpin atas nama
Nya (kuasa
Nya).
b.
Kaum Awam,
sebagai bagian dari Umat Allah, dipanggil untuk ikut serta dalam mengemban tugas
imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dalam Gereja dan dalam dunia. Kongkritnya:
o
Mewartakan Injil untuk penyucian sesama;
o
Mewartakan Injil untuk meresapi dan menyemp
urnakan tata
dunia dengan semangat Injil, dalam mana
mereka menjadi saksi Kristus yang jelas, yang mengabdi keselamatan sesama.
4.
Karena ciri khas status hidup Awam: hidup di tengah masyarakat dan di tengah
tengah urusan duniawi,
maka mereka dipanggil
oleh Allah, untuk dijiwai semangat kristiani, merasul di dunia bagaikan ragi yang
menyebarkan nilai
nilai keselamatan.
[3].
( Azas
-
azas kerasulan Awam ).
1.
Kaum Awam menerima tugas dan haknya untuk merasul berdasarkan persatuan mereka dengan Kris
tus
Kepala. Itu terjadi karena penerimaan sakramen Baptis, Penguatan, Ekaristi.
2.
Melalui Baptis: disaturagakan dengan Tubuh Mistik Kristus.
Melalui Penguatan: diteguhkan oleh kekuatan Roh Kudus dan ditetapkan oleh Tuhan untuk merasul serta
disucikan
menjadi imamat rajawi, yang mempersembahkan korban
korban rohani melalui segala
kegiatannya.
Melalui Ekaristi, dan sakramen
sakramen lain, cinta kasih jiwa seluruh kerasulan disalurkan dan dipupuk.
3.
Kerasulan dijalankan dengan semangat iman
harapan
cinta kasih: berusaha supaya semua orang
selamat karena mengenal satu
satunya Allah yang sejati dan Yesus Kristus yang diutus
Nya (Yoh.17: 3).
Itulah beban mulia setiap orang kristiani.
4.
Untuk kerasulan itu Roh Kudus menganugerahkan
karunia
karunia
yang bermacam ragam (1.Kor.12:
7). Karunia
karunia itu untuk membanguan Tubuh
Nya (Gereja
Nya) dan untuk merasul
menggarami
mencerahkan masyarakat, dalam persekutuan dengan sesama saudara dalam Kristus, terutama dengan
Hirarki.
[4].
( Spiritualitas Awa
m dalam tata
kerasulan ).
1.
Kristus yang diutus Bapa menjadi sumber dan asal seluruh kerasulan Gereja. Kesuburan kerasulan
Awam tergantung pada persatuan Awam dengan Kristus: “Barang siapa tinggal dalam Aku dan Aku dalam
dia, ia menghasilkan buah bany
ak, sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa
apa” (Yoh.15: 5).
2.
Kehidupan bersatu mesra dengan Kristus tersebut dipupuk dengan aneka macam bantuan rohani, antara
lain Liturgi Suci (aneka cara mendekatkan diri pada Allah). Penghayatan Liturgi Suci
(askese
-
askese)
hendaknya sedemikian rupa, sehingga hidup rohani menyuburkan kegiatan hidup sehari
hari dan hidup
sehari
hari memperdalam hidup rohani. Sehingga Awam bisa menghayati amanat Rasul: “Apa pun yang
kamu lakukan dalam kata
kata maupun perbuatan
, itu semua harus kamu jalankan atas nama Tuhan Yesus
Kristus, sambil bersyukur kepada Allah dan Bapa kita melalui Dia” (Kol.3: 17).
3.
Hanya dalam cahaya iman dan berkat renungan sabda Allah, manusia dapat selalu dan dimana
mana
mengenal Allah. Menemu
kan Allah dalam segala sesuatu dan menemukan segala sesuatu dalam Allah.
4.
Dalam iman mengikuti jejak salib dan kebangkitan Kristus. Segala bentuk kesengsaraan dalam
mengikuti Kristus yang mewartakan Injil dipayungi oleh kebenaran “penderitaan zaman s
ekarang ini tidak
dapat dibandingkan dengan kemuliaan di masa mendatang yang akan dinyatakan dalam diri kita” (Rom.8:
18). Kesengsaraan beraneka ragam, antara lain: tidak kaya, sakit, kerja keras, dianiaya, dikucilkan,
didiskriminasi, ditindas, diperlakuka
n tidak adil, mengalami kekerasan, dll. Kebangkitan mengandung
kebahagiaan dalam Roh, antara lain: meluaskan Kerajaan Allah, merasuki dunia dengan semangat
Kristiani,
mengamalkan kebaikan kepada semua orang (terutama terhadap rekan
rekan seiman), mewujudka
n
semangat Sabda Bahagia, menyebarkan nilai
nilai kekudusan, dll.
5.
Hidup rohani Awam bercorak khusus: hidup berkeluarga, selibat, berprofesi, janda /duda, dsb. Mereka
perlu berjuang memperoleh keutamaan
keutamaan suci: bermasyarakat, berbangsa, berne
gara, keadilan,
kejujuran, ketulusan hati, perikemanusiaan, keteguhan jiwa, dll. Dalam hal profesi: menguasai betul bidang
kejuruannya.
Sehingga otonomi manusia mengalahkan otonomi Allah, martabat pribadi manusia diinjak
injak, manusia
menjadi budak kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, dst.
4.
Gereja bertugas mem
bantu manusia untuk mampu menyusun tata dunia dan mengarahkannya kepada
Allah melalui Kristus: menegaskan azas
azas tujuan penciptaan, menyajikan nilai
nilai rohani dan moral
kristiani.
5.
Kewajiban kaum Awam:
a.
Membaharui tata dunia sebagai tugas
khususnya.
b.
Mengikuti bimbingan cahaya Injil
c.
Mengikuti maksud
maksud Gereja
d.
Mengikuti dorongan cinta kasih kristiani.
6.
Berdasarkan kewajiban tersebut:
a.
Kaum Awam bekerjasama dengan sesama warga masyarakat, seturut keahlian dan t
anggungjawabnya.
b.
Kaum Awam selalu mencari dan menegakkan nilai
nilai keadilan Kerajaan Allah.
c.
Kaum Awam mengetrapkan azas
azas hidup kristiani untuk menata tata
dunia, seturut perkembangan
tempat, waktu dan bangsa (masyarakat). Itu berarti pena
taan segenap bidang duniawi.
[8].
( Amal kasih, meterai kerasulan kristiani )
1.
Semua pelaksanaan kerasulan harus bersumber pada cinta kasih dan menimba kekuatan dari padanya
(Mt.11: 4
5).
2.
Perintah utama adalah mengasihi Allah dan sesama se
perti dirinya sendiri (Mt.22: 37
40). Dengan
mengenakan kodrat manusia, Kristus telah menghimpun segenap umat manusia
dalam suatu
kesetiakawanan adikodrati menjadi keluarga
Nya: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
di antara saudara
Ku ya
ng paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku” (Mt.25: 40). Tanda murid Kristus adalah
bersemangat cinta kasih (Yoh.13: 35).
3.
Semangat belas kasih terhadap yang miskin dan lemah, dan aneka bantuan kepada sesama yang
membutuhkan, amat dijunjung tinggi ol
eh Gereja.
4.
Berkat kemajuan teknologi moderen hubungan antar banyak orang semakin dekat. Semakin cepat
diketahui orang
orang yang berkekurangan rohaniah dan jasmaniah. Oleh sebab itu semakin mendesaklah
tuntutan cinta kasih kepada semua orang dan ter
hadap aneka kekurangan (kebutuhan): kekurangan
sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, dll. dll. Tuntutan cinta kasih itu terutama
mewajibkan kepada perorangan dan bangsa
bangsa yang hidupnya sejahtera.
5.
Supaya amal kasih menjadi murn
i, tidak tercela, maka:
a.
sesama harus dilihat sebagai citra Allah;
b.
perbuatan amal kasih ditujukan kepada Kristus;
c.
perlu dijauhkan motivasi nafsu mencari keuntungan / kekuasaan;
d.
pertama
tama mengutamakan tuntutan keadilan dipenuhi;
e.
menghargai kebebasan dan martabat pribadi yang menerima bantuan;
f.
yang ditiadakan jangan hanya akibat
akibat kemalangan, melainkan juga sebab musababnya;
g.
yang diberi bantuan lama kelamaan mampu mencukupi kebutuhan mereka sendiri;
h.
kaum
Awam mampu bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik dalam menolong
sesamanya.
BAB III
PELBAGAI BIDANG KERASULAN
[9].
( Pendahuluan )
1.
Kaum Awam merasul dalam pelbagai bidang dalam Gereja dan masyarakat. Beberapa yang dipandang
lebih
penting diuraikan antara lain: jemaat
jemaat gerejawi, keluarga, kaum muda, lingkungan sosial, tata
nasional dan internasional.
2.
Karena tuntutan perkembangan peran wanita pada zaman sekarang, maka wanita lebih diikutsertakan
dalam kerasulan Gereja.
[10].
( Jemaat
jemaat gerejawi )
1.
Karena berperan serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum Awam berperan aktif
dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Berkat bantuan kaum Awam, kerasulan Hirarki lebih membuahkan
hasil. Kaum Awam b
isa menyegarkan semangat merasul Hirarki maupun sesama Umat Beriman.
2.
Beberapa jasa lain dari kaum Awam, antara lain:
a.
Mengembalikan umat yang menjauh dari Gereja.
b.
Mengajar agama (katekese)
c.
Membantu reksa jiwa lebih tepat guna
d.
Membantu tata
usaha milik Gereja lebih berdaya guna.
3.
Terhadap Paroki, hendaknya kaum Awam:
a.
Membantu menyaturagakan umat beriman dengan Gereja Paroki dan Gereja Semesta.
b.
Membiasakan diri erat bersatu dan bekerjasama dengan para Imam di Pa
roki.
c.
Memberitahukan masalah
masalah mereka, masalah
masalah kemasyarakatan dan masalah
masalah
keselamatan yang perlu dipecahkan oleh musyawarah jemaat gerejawi.
d.
Menyajikan bantuan seturut kemampuan untuk kerasulan jemaat gerejawinya.
4.
T
erhadap Keuskupan, hendaknya kaum Awam:
a.
Bersedia untuk memenuhi undangan Uskup dan membantu usaha
usaha keuskupan.
b.
Menanggapi kebutuhan
kebutuhan kota
kota dan desa
desa tidak terbatas di wilayah Paroki /
Keuskupan sendiri, melainkan antar Paro
ki, antar keuskupan, nasional maupun internasional.
c.
Bersedia membantu karya misioner, entah bantuan materiil entah bantuan tenaga, karena kekayaan
mereka berasal dari Tuhan.
(11). ( Keluarga )
1.
Pencipta alam semesta menetapkan persatuan suami
isteri menjadi awal mula dan dasar masyarakat
manusia, bahkan dijadikan Sakramen Perkawinan dalam Kristus dan dalam Gereja. Maka kerasulan
keluarga
amat penting bagi Gereja dan masyarakat.
2.
Suami
isteri bekerja sama dengan rahmat Tuhan dan menjadi sa
ksi iman satu bagi yang lain, bagi anak
anak mereka dan bagi kaum kerabat lainnya. Bagi anak
anak:
a.
Mereka menjadi pewarta iman dan pendidik yang pertama.
b.
Mereka dengan kata dan perbuatan (teladan) membina anak
anak untuk hidup kristiani dan ker
asulan.
c.
Mereka membantu anak
anak dengan bijaksana untuk memilih (menemukan) panggilan mereka.
d.
Kalau dari anak
-
anak ada yang menerima panggilan suci (Religius), mereka perlu memperhatikannya
sepenuh hati.
3.
Suami
isteri dipanggil Tuhan unt
uk tugas kerasulan yang penting, yaitu:
a.
Menunjukkan dan membuktikan bahwa ikatan perkawinan tidak terceraikan dan suci.
b.
Membela hak dan tugas orang tua dan pendidik untuk mendidik anak secara kristiani.
c.
Membela martabat dan otonomi keluar
ga yang sewajarnya.
d.
Bersama semua orang yang berkehendak baik menegakkan hak
hak suami
isteri dan para pendidik
dalam perundangan sipil, termasuk perumahan, pekerjaan, keamanan sosial, dst.
e.
Membela hak dan tugas keluarga untuk membangun masyara
kat dengan aneka perbuatan baiknya.
f.
Supaya keluarga
keluarga kristiani lebih mudah mencapai sasaran kerasulannya, dapat berguna bila
mereka berhimpun dalam kelompok
kelompok.
[12].
( Kaum muda )
1.
Kaum muda merupakan kekuatan amat penting da
lam masyarakat zaman sekarang.
Hendaknya gairah
semangat mudanya diresapi Kristus dan jiwa patuh pada para Gembala Gereja. Dan kaum muda menjadi
sasaran kerasulan utama mereka.
2.
Kaum dewasa hendaknya dalam suasana persahabatan membantu pengembangan k
erasulan mereka.
3.
Kaum muda hendaknya memupuk sikap hormat dan kepercayaan kepada kaum dewasa serta
menghargai tradisi
tradisi yang terpuji sebagaimana seharusnya.
4.
Anak
anak juga terpanggil menjadi rasul di antara sesama anak
anak.
[13].
(
Lingkungan sosial )
1.
Kerasulan di lingkungan sosial merupakan usaha menjiwai mentalitas, adat kebiasaan, hukum
hukum
dan tata susunan masyarakat setempat, dengan semangat kristiani.
2.
Kaum Awam perlu memperdalam kesesuaian mereka dengan semanga
t Yesus Kristus. Sehingga mereka
menjadi terang dunia:
a.
Dengan ketangguhan membawa sesama kepada kebenaran dan kebaikkan.
b.
Dengan kasih persaudaraan membawa sesama kepada solidaritas suka duka sesama.
c.
Dengan kesadaran bermasyarakat mereka m
eresapkan nilai
nilai kristiani ke dalam hidup dan kerja
sesama.
d.
Dengan kekuatan iman, mereka mewartakan Kristus secara lisan.
[14].
( Bidang
bidang nasional dan internasional )
1.
Bagi kaum Awam terbukalah gelanggang kerasulan tak terbatas,
baik tingkat nasional maupun tingkat
internasional.
2.
Tingkat nasional: kaum Awam hendaknya menyadari kewajibannya untuk memajukan kesejahteraan
umum sejati. Mereka perlu mempertinggi bobot pengaruh, sehingga pemerintahan dijalankan dengan adil,
hukum
hukum selaras dengan tuntutan
tuntutan moral dan menunjang kesejahteraan umum.
3.
Kaum Awam, yang mahir dalam bidang politik, dengan beriman kristiani kuat, jangan menolak untuk
menjalankan urusan
urusan umum (menduduki jabatan umum), untuk merintis j
alan bagi Injil.
4.
Kaum Awam hendaknya bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk memajukan
apa yang benar, apa yang adil, apa yang suci, apa yang manis (Flp.4: 8), dan apa pun yang memajukan
kesejahteraan umum.
5.
Tingkat internas
ional: kaum Awam hendaknya memperhatikan dan mengambil manfaat semangat
setiakawan antara semua bangsa, khususnya untuk peningkatan kesejahteraan umum bangsa
bangsa yang
sedang berkembang.
6.
Kaum Awam yang bekerja di tengah bangsa
bangsa lain, hendakn
ya tetap sebagai pewarta
pewarta
Kristus, dalam sepak terjangnya.
BAB IV
BERBAGAI CARA MERASUL
[15].
( Pendahuluan )
Dalam menjalankan kerasulannya, kaum Awam dapat menempuhnya secara perorangan atau tergabung
dalam pelbagai perserikatan (paguyu
ban).
[16].
( Pentingnya aneka bentuk kerasulan perorangan )
1.
Kerasulan Awam, baik pribadi maupun kolektif, mengalir dari sumber hidup kristiani yang sejati (Yoh.4:
14). Dalam keadaan macam apa pun juga setiap orang Kristiani dipanggil untuk mera
sul: membangun
Gereja dan menguduskan dunia.
2.
Bentuk khusus kerasulan perorangan ialah kesaksian seluruh hidup sebagai awam, yang bersumber
pada iman, harapan dan cinta kasih. Wujud kesaksiannya berupa secara lisan mewartakan ajaran
ajaran
Kristus, s
eturut kemampuan masing
masing. Dan dalam semangat cinta kasih menemukan perbuatan
perbuatan kongkrit yang membangun tata dunia.
3.
Dalam perjuangan kerasulannya tersebut, ia dengan sukarela meneladan kesengsaraan Yesus Kristus
(2.Kor.4: 10).
[17].
( Kerasulan Awam dalam situasi
situasi tertentu )
1.
Kerasulan perseorangan sangat perlu dan mendesak di daerah
daerah, di mana kebebasan Gereja
menghadapi rintangan
rintangan yang berat. Dalam situasi itu kaum Awam, sejauh mereka mampu,
menggantikan
para Imam, dengan aneka resiko yang menghadangnya.
2.
Konsili bersyukur kepada Allah, bahwa Allah sampai saat ini tak henti
hentinya membangkitkan
semangat kepahlawanan Awam dalam kerasulan.
3.
Kerasulan perseorangan juga sangat perlu, di mana umat
Katolik sangat sedikit dan terpencar
pencar.
Mereka bisa saling meneguhkan dalam kelompok
kelompok kecil yang terorganisir secara longgar.
[18].( Pentingnya kerasulan yang terpadu )
1.
Manusia menurut kodratnya bersifat sosial. Oleh sebab itu ada ker
asulan kelompok
kelompok, baik yang
terorganisir resmi, maupun yang terbentuk atas pilihan sendiri.
2.
Diharapkan hasil
hasil kerasulan akan lebih melimpah daripada kerasulan perseorangan.
3.
Kerasulan kolektif sangat perlu dimantapkan, karena tida
k jarang mereka harus menghadapi tekanan
tekanan lembaga
-
lembaga lain.
[19]. ( Aneka bentuk kerasulan terpadu )
1.
Kerasulan kelompok amat beraneka ragam, antara lain:
a.
Bertujuan umum kerasulan Gereja
b.
Bertujuan khusus pewartaan Injil dan
pengudusan
c.
Bertujuan merasuki tata dunia dengan semangat kristiani
d.
Bertujuan menjadi saksi Kristus, melalui amal belaskasih dan cinta kasih.
2.
Yang perlu diperhatikan dalam kerasulan kelompok ialah perpaduan antara kedalaman iman dan prak
tek
perbuatan kongkrit, yang mengabdi pada perutusan Gereja terhadap dunia.
3.
Tugas perutusan universal Gereja menuntut, supaya usaha
usaha kerasulan umat Katolik semakin
menyempurnakan bentuk
bentuk organisasi pada tingkat internasional.
4.
Denga
n tetap memelihara hubungan dengan Pimpinan Gereja sebagaimana mestinya, kaum Awam
berhak mendirikan dan memimpin kelompok kerasulan, dan masuk anggota perserikatan yang sudah ada.
[20].
( Aksi Katolik )
1.
Sejak beberapa dasawarsa kaum Awam semaki
n banyak yang terlibat dalam kerasulan
kerasulan
kelompok. Mereka merasul dengan tujuan masing
masing. Para Paus dan para Uskup sangat mendukung
“Aksi Katolik” (kerasulan kelompok) itu. Maka seringkali dilukiskan sebagai kerjasama kaum Awam dalam
kerasulan
Hirarki.
2.
Ciri
ciri Aksi Katolik tersebut antara lain:
a.
Aksi Katolik bertujuan langsung kerasulan Gereja.
b.
Aksi Katolik berwujud kerja sama dengan Hirarki dengan cara mereka sendiri.
c.
Aksi Katolik berwujud para Awam bertindak secara t
erpadu bagaikan tubuh organis.
d.
Aksi Katolik berwujud para Awam sukarela diajak Hirarki untuk bekerjasama dalam kerasulan.
3.
Hendaknya Aksi Katolik terbuka untuk bekerjasama dengan bentuk
bentuk kerasulan lain dalam Gereja
dalam suasana persaudar
aan.
[21].
( Penghargaan terhadap organisasi
-
organisasi )
1.
Semua perserikatan kerasulan hendaknya dihargai sebagaimana layaknya.
2.
Kalau Hirarki membentuk perserikatan kerasulan, hendaknya itu diberi perhatian utama oleh Imam,
Religius dan A
wam.
[22].
( Kaum Awam yang secara istimewa berbakti kepada Gereja )
1.
Gereja menghargai istimewa para Awam yang membaktikan diri, dengan keahlian profesionalnya, guna
melayani karya
karyanya, entah dalam negeri entah di dunia internasional.
2.
Hendaknya gembala Gereja memperhatikan kebutuhan
kebutuhan para Awam tersebut secara adil
selayaknya, misalnya:
a.
keperluan nafkah bagi keluarganya,
b.
keperluan pembinaan rohani
c.
keperluan pendampingan
pendampingan, dst.
BAB V
TATA TERTIB
YANG HARUS DIPERHATIKAN
[23].
( Pendahuluan )
1.
Kerasulan Awam, baik secara perseorangan maupun secara kolektif, harus disaturagakan dengan tepat
dalam kerasulan seluruh Gereja. Secara hakiki kerasulan Kristiani mendapat dasarnya dari kesatuannya
dengan Hirarki. Maka Hirarki harus mengatur aneka kerasulan kristiani secara selaras.
2.
Semangat persatuan perlu ditingkatkan, supaya di seluruh kerasulan Gereja bersinarlah cinta kasih
persaudaraan, agar tujuan
tujuan umum tercapai dan persaingan
per
saingan yang berbahaya dihindarkan.
Antar kelompok kerasulan perlu saling menghargai.
[24].
( Hubungan
hubungan dengan Hirarki ).
1.
Hirarki wajib mendukung kerasulan Awam, menggariskan prinsip
prinsipnya dan menyediakan bantuan
bantuan rohani, men
gatur pelaksanaan kerasulan demi kesejahteraan Gereja dan menjaga supaya ajaran
serta tata
tertib Gereja dipatuhi.
2.
Karena kerasulan Awam mempunyai berbagai bentuk dan berbagai sasaran, maka dalam hubungan
dengan Hiraraki juga ada berbagai cara.
3.
Pemakaian nama “Katolik” harus mendapat persetujuan Pemimpin Gereja yang sah.
4.
Untuk menanggapi tuntutan
tuntutan kesejahteraan Gereja, Pimpinan Gereja dapat memilih beberapa
Kelompok kerasulan, khususnya yang secara langsung bertujuan rohani untu
k dibina khusus.
5.
Pimpinan Gereja juga dapat memilih beberapa Kelompok kerasulan untuk diberi mandat khusus yang
berhubungan dengan tugas
tugas para gembala, misalnya: bidang katekese, bidang liturgi, dll.
6.
Sehubungan dengan urusan
urusan dunia
wi, Hirarki Gereja bertugas mengajarkan dan menafsirkan
kaidah
kaidah moralnya. Bisa saja Hirarki memohon pertimbangan
pertimbangan pelbagai pakar untuk
keperluan tersebut.
[25].
( Bantuan para Imam bagi kerasulan Awam ).
1.
Hendaknya para Uskup da
n para Imam menyadari, bahwa hak dan tugas merasul sama
sama ada pada
semua orang beriman, baik klerus maupun Awam. Awam pun berhak dan bertugas membangun Gereja.
Maka secara istimewa Hirarki (Imam
imam) perlu menaruh perhatian yang istimewa pada kerasulan
Awam.
2.
Hendaknya dipilih dengan cermat imam
imam, yang cakap dan telah disiapkan secukupnya, untuk
memberi bantuan dalam bentuk
bentuk khusus kerasulan Awam. Beberapa bentuk pendampingan oleh imam
yang cakap itu, antara lain:
a.
Memupuk keserasia
n hubungan para Awam dengan Hirarki.
b.
Membimbing Awam untuk selalu setia pada semangat dan ajaran Gereja.
c.
Mengembangkan hidup rohani dan semangat merasul Kelompok
kelompok Kerasulan.
d.
Mendampingi kegiatan kerasulan Kelompok
kelompok Kerasul
an.
e.
Melakukan dialog
dialog yang mengembangkan cara
cara kerasulan.
f.
Memupuk semangat persatuan di dalam Kelompok
kelompok Kerasulan.
3.
Hendaknya para Religius menghargai karya
karya kerasulan
Awam dan menyumbangkan semangat
kerasulan dari
Tarekat masing
masing. Hendaknya mereka mendukung, membantu dan melengkapi para
Imam, yang mendampingi Kelompok
kelompok Kerasulan Awam.
[26].
( Upaya
upaya yang berguna bagi kerja sama ).
1.
Ada aneka macam karya kerasulan Gereja: pewartaan Injil
, sosial, ekonomi, dll. Diperlukan panitia yang
mengoordinir karya
karya tersebut, tanpa mengurangi sifat masing
masing. Panitia semacam itu bisa
diadakan antar
paroki, antar
keuskupan, secara nasional dan internasional.
2.
Di Tahta Suci Vatikan dapat
didirikan suatu Sekretariat untuk membantu mengembangkan kerasulan
Awam (sedunia), antara lain:
a.
Menyajikan informasi
informasi tentang aneka kerasulan Awam.
b.
Menyajikan masalah
masalah aktual aneka kerasulan Awam.
c.
Menyampaikan nasehat
nase
hat yang berguna.
d.
Menyampaikan kerjasama
kerjasama Imam, Religius dan Awam, dalam pengelolaan Sekretariat
tersebut.
[27].
( Kerjasama dengan umat Kristen dan umat beragama lain )
1.
Adanya pusaka warisan Injil bersama menyebabkan anjuran dan
tuntutan kerjasama umat Katolik
dengan umat Kristen lainnya. Kerjasama tersebut harus dijalankan secara perorangan, secara kelompok,
secara nasional maupun secara internasional.
2.
Bahkan kerjasama bisa terjadi antara umat kristiani dengan umat non
kri
stiani. Di situ para Awam bisa
bersaksi atas nama Kristus Penyelamat Dunia dan atas kesatuan keluarga umat manusia.
BAB VI
PEMBINAAN UNTUK MERASUL
[28].
( Perlunya pembinaan untuk merasul )
1.
Kerasulan hanya dapat mencapai kesuburan yang penuh, a
pabila ada pembinaan yang bersifat aneka
dan lengkap.
2.
Pembinaan itu dituntut:
a.
Supaya Awam terus berkembang dalam hidup rohani dan pengetahuan ajaran.
b.
Untuk membantu Awam dalam usaha
usaha menyesuaikan kerasulan Awam dengan situasi
situas
i baru,
orang
orang baru dan tugas
tugas baru.
c.
Untuk mewujudkan dasar
dasar baru ajaran Katolik dalam dekrit
dekrit Konsili Vatikan II.
[29].
( Dasar
dasar pembinaan Awam untuk kerasulan ).
1.
Kaum Awam melaksanakan perutusan Gereja dengan ca
ranya sendiri (Demikian pun Imam / Hirarki,
Religius Bruder
Suster juga melaksanakan perutusan Gereja seturut kekhasan panggilan masing
masing
pula).
2.
Kepribadian manusiawi yang utuh. Individualitas dan sosialitas kemanusiaan harus dibina secara bena
r
berdasat nilai
nilai Kristiani. Sehingga seorang Awam dapat bermasyarakat dan berkebudayaan dengan sehat
dan benar, dengan dijiwai semangat cinta kasih Injili (seni bergaul, bekerjasama, berdialog, dll).
Pembinaan
rasuli tersebut tidak menghapuskan keuni
kan masing
masing pribadi.
3.
Kaum Awam perlu dibina untuk menjalankan perutusan Kristus dan Gereja:
a.
Terutama pembinaan iman akan misteri ilahi penciptaan dan penebusan.
b.
Dibina untuk mudah digerakkan oleh Roh Kudus: yang menghidupkan umat A
llah; yang mendorong
semua orang untuk mencintai Allah Bapa; yang mendorong untuk mencintai Dunia; yang mendorong untuk
mencintai orang
orang Kristiani.
4.
Kaum Awam juga perlu dibina dalam ilmu pengetahuan:
a.
Teologi
b.
Etika
c.
Filsafat
d.
Profesi kejuruan (tehnis / praktis)
5.
Pembinaan Awam perlu berlangsung terus menerus, karena pribadi terus berkembang dan kondisi
situasi terus berkembang juga, sehingga kepribadian tetap seimbang
maju
selaras.
[30].
( Mereka yang wajib membina
sesama untuk kerasulan ).
1.
Pembinaan untuk kerasulan harus dimulai sejak pendidikan awal anak
anak. Secara istimewa hendaknya
para remaja dan kaum muda diperkenalkan dengan kerasulan dan diresapi semangatnya. Selama hidup
pembinaan itu harus disempu
rnakan, sejauh tugas
tugas baru yang diterima menuntutnya.
2.
Adalah tugas orang tua untuk membuat kebersamaan dalam keluarga sebagai persiapan untuk
kerasulan. Demikian anak
anak, dengan teladan, diajar untuk mengenali cinta kasih Allah kepada semua
o
rang dan diajar untuk menaruh perhatian pada kebutuhan jasmani
rohani sesamanya.
3.
Anak
anak perlu dididik untuk melampaui lingkup keluarga dan membuka hati bagi jemaat gerejawi dan
masyarakat duniawi. Para imam, melalui aneka cara membina anak
anak u
ntuk hidup aktif dalam umat Allah
dan aktif dalam kerasulan di luar umat Allah.
4.
Sekolah
sekolah dan lembaga
lembaga Katolik lain perlu membina anak
-
anak muda untuk kerasulan, di
samping peran orang tua, gembala jiwa, dan kelompok
kelompok kerasulan.
Orang
orang muda diberi
pembinaan: pengetahuan, rohani dan praktis.
5.
Diharapkan semakin Awam menjadi dewasa, semakin mereka merasa mendesak untuk merasul, baik ke
dalam Gereja maupun ke masyarakat luas (melalui profesi maupun peran sosial
kemasyarak
atannya).
[31]. ( Penyesuaian pembinaan dengan pelbagai bentuk kerasulan ).
1.
Kerasulan pewartaan Injil. Diperlukan pendalaman nilai
nilai rohani
manusiawi berdasar Injil untuk
menerangi, misalnya materialisme dengan segala bentuknya.
2.
Kerasula
n tata dunia. Awam perlu dididik untuk mengenali makna yang sesungguhnya hal
hal duniawi.
Dan memahami ajaran
ajaran sosial dan moral Gereja. Sehingga lembaga
lembaga semakin berfungsi tepat
dan benar dalam membangun kesejahteraan umum masyarakat.
3.
K
erasulan amal cinta kasih. Awam perlu dibina dalam memahami dan mempraktekan amal cinta kasih
dan belaskasihan, khususnya pada mereka yang miskin dan menderita.
[32].
( Upaya
upaya yang digunakan )
1.
Ada seribu satu cara untuk pembinaan, antara
lain: kongres, konferensi, buku
buku komentar untuk
mendalami ajaran
ajaran Katolik, untuk memupuk hidup rohani, untuk memahami situasi masyarakat dan
untuk menemukan metode
metode pembinaan yang cocok.
2.
Lembaga
lembaga pendidikan menengah dan tinggi
juga memfasilitasi pembinaan kerasulan.
3.
Ada lebih bermanfaat, apabila masing
masing bidang kerasulan mempunyai pusat
pusat dokumentasi
dan studi, bukan hanya bidang teologi, tetapi juga sosiologi, psikologi, hukum, dll.
Sehingga pembinaan
kerasula
n
kerasulan lebih penuh daya guna.
AJAKAN
[33].
(
Ajakan )
1.
Kepada segenap kaum Awam, Konsili Suci dalam Tuhan menyerukan dengan sangat, supaya mereka
dengan sukarela, dengan jiwa besar, dengan hati yang siap sedia menanggapi sapaan Kristus,
yang justru
sekarang ini dengan lebih mendesak mengundang mereka, dan supaya mereka mengikuti dorongan Roh
Kudus.
2.
Hendaknya kaum muda dan seluruh kaum Awam semakin erat bergabung dengan DiriNya, dan seraya
mengenakan pada diri mereka sendiri cita rasa yang ada pada-Nya (Flp.2: 5), ikut serta menjalankan
perutusanNya yang membawa keselamatan.
------0000
--------
Download