Uploaded by User46250

RED FLAG

advertisement
Fraud Auditing
Agenda
3
1
Review – Konsep Dasar Fraud
2
Fraud Symptoms
3
Teknik Mendeteksi Indikasi Fraud
4
Matriks Indikasi Fraud
5
Alternatif Strategi Tindak Lanjut
6
Studi Kasus
4
REVIEW KONSEP DASAR
FRAUD
5
Apakah yang dimaksud
dengan FRAUD?
Pengertian Fraud
ACFE menggunakan istilah
“occupational fraud and abuse”
Yaitu penggunaan kedudukan seseorang untuk
memperkaya diri sendiri melalui penyalahgunaan
yang disengaja atau penyalahgunaan
sumberdaya/aset organisasi.
6
7
Apa saja unsur/elemen
FRAUD?
Unsur/Elemen Fraud
Hidden
Breach of fiduciary care/deception
Intentional
Damage
8
9
Apa saja skema/kategori
FRAUD menurut ACFE?
Fraud Tree
10
CORRUPTION Menurut ACFE
Empat variasinya adalah:
Pertentangan Kepentingan (Conflicts of
Interest)
Penyuapan (Bribery)
Gratifikasi Ilegal (Illegal Gratuities)
Pemerasan Secara Ekonomik (Economic
Extortion)
11
12
Tindakan apa saja yang
dapat dikategorikan
sebagai korupsi menurut UU
No.30/1999 jo UU
No.20/2001 tentang Tipikor?
KORUPSI Menurut UU Tipikor
Kerugian keuangan negara
Suap menyuap
Penggelapan dalam jabatan
Pemerasan
Perbuatan curang
Benturan kepentingan
Gratifikasi
13
KATEGORI/SKEMA FRAUD (ACFE) – Cont’d
2. Asset
misappropriation
Cash
Inventories & all
other assets
Theft of cash on
hand
Misuse
Theft of cash
receipts:
Larceny
1. Larceny
2. Skimming
Fraudulent
disbursements
KATEGORI/SKEMA FRAUD (ACFE) – Cont’d
3. Financial
Statement
Fraud
Asset/Revenue
Overstatements
Asset/Revenue
Understatements
16
FRAUD SYMPTOMS/ RED
FLAGS
Fraud Symptoms
Accounting anomalies
Internal control weakness
Analytical anomalies
Extravagant lifestyle
Unusual behaviors
Tips & complaints
17
Accounting Anomalies

Kondisi akuntansi yang tidak sebagaimana mestinya

Contoh:

Tidak diterapkannya prinsip berpasangan dalam akuntansi

Tidak diterapkannya konsep matching cost against revenue
18
Internal Control Weakness

Pengendalian intern:

Lingkungan pengendalian

Aktivitas pengendalian

Informasi & komunikasi

Manajemen risiko

Pemantauan & tindak lanjut
19
Internal Control Weakness

7 kelemahan aktivitas pengendalian:
 Tidak ada pengamanan yang memadai atas aktiva
 Tidak ada pencatatan & verifikasi yang memadai
atas aktiva
 Tidak ada pemisahan tugas (akuntansi, otorisator &
fungsi bendahara)
 Tidak ada otorisasi yang memadai
 Tidak ada persetujuan yang memadai
 Tidak ada rekonsiliasi
 Tidak ada pemantauan/reviu yang memadai
20
Analytical Anomalies

Segala sesuatu yang menurut common sense tidak
wajar

Contoh:

Format dokumen proposal pengajuan dana bantuan
sosial yang hampir semuanya sama

Pembangunan gedung 5 lantai yang kontraknya baru
ditandatangani bulan Oktober namun pada bulan
Desember fisik gedung sudah 100%
21
Extravagant Lifestyle

Gaya hidup mewah

Contoh:

Gaya hidup yang tidak sebanding dengan pendapatan
22
Unusual Behaviors

Perilaku yang tidak umum

Contoh:

Tidak pernah mau dipindahkan atau dipromosikan ke
jabatan lain

Tidak pernah mau mengambil cuti
23
Tips & Complaints

Pengaduan masyarakat

Kabar burung

Surat kaleng

Rumor dari barisan sakit hati, pihak yang
diuntungkan jika seseorang dijatuhkan, dan
kroninya
24
25
TEKNIK DETEKSI FRAUD
Teknik Deteksi Indikasi Fraud
26
1
2
3
Critical Point
Auditing
Job
Sensitivity
Analysis
Fraud
Triangle
Analytics
Critical Point Auditing
H O W
Memahami proses
kegiatan organisasi
Identifikasi kelemahan
pengendalian intern
27
Critical Point Auditing
28
Pendekatan
Trend
Analysis
Pengujian
Khusus
Job Sensitivity Analysis
29
Pendekatan
1
2
Metode
Pendekatan
Pengawasan
Rutin
TEXT
3
Karakter
Pribadi
Job Sensitivity Analysis – Cont’d
 Metode Pendekatan:
 Struktur organisasi
 Uraian tugas masing-masing pejabat
 Manual akuntansi dan form-form terkait
 Pendelegasian wewenang
TEXT
 Pengawasan Rutin:
 Kondisi-kondisi yang membuat seseorang menjadi tidak
nyaman dengan pekerjaannya, e.g.: atasan pendidikannya
lebih rendah dari bawahan, atasan wanita, bawahan yang
sebelumnya pernah menjabat posisi yang lebih tinggi dari
atasan yang sekarang
30
Job Sensitivity Analysis – Cont’d
Pengamatan karakter pribadi seseorang (fraud profiling)
Big spender
Gift taker
Gift bearer
TEXT
Sleaze factor
Odd couple
Too successful
bidder
Rule breaker
Complainer
Poor quality,
higher price
Genuine need
One person
operation
31
Job Sensitivity Analysis – Cont’d
 Pengamatan karakter pribadi seseorang – cont’d
Behavioral red flags yang perlu diwaspadai (menurut ACFE 2012 Report to the
Nations):
Living beyond means
Complained about inadequate pay
TEXT
Financial difficulties
Unusually close association with vendor/
customer
Control issues, unwillingness to share duties
Divorce/family problems
Refusal to take vacations
Excessive pressure from within
organization
Past legal problem
Wheeler-dealer attitude
Irritability, suspiciousness, or defensiveness
Complained about lack of authority
Addiction problems
Excessive family/peer pressure for
success
Past employment-related problems
Instability in life circumstances
32
Fraud Triangle Analytics
What
Why
33
TEXT
Fraud Triangle Analytics
34
TEXT
Fraud Triangle Analytics
35
TEXT
Opportunity
36
TEXT
Peluang
Control
Pressure
37
Kondisi ekonomi
Kebutuhan mendesak
Ketergantungan obat
Kecanduan tertentu
Jumlah istri
dll
TEXT
Rationalization
38
TEXT
Illustration
39
TEXT
HIKAYAT SI KUMBANG
• Pegawai Ditjen Pajak
• Golongan III/a
• Korupsi Rp1,7T
HOW COME?!
Illustration
40
OPPORTUNITY
• Klien meliputi Chevron, Kaltim Prima Coal, Bakrie
TEXT
Group, Bumi Resources, dan perusahaan
besar
lainnya
• Pajak terhutang > USD$1 Juta
• UU Kerahasiaan Pajak
Fakta lain:
Ada juga pegawai pajak yang mengurusi klien
besar dengan jujur
WHAT MAKES THE DIFFERENCE?
Illustration
41
PRESSURE
TEXT
Rumah si Kumbang sebelum bekerja
di Ditjen Pajak
Illustration
42
RATIONALIZATION
“Semua orangTEXT
juga korupsi”
“Capek-capek kerja dapet apa?”
“Cuma sedikit ini...”
“Nanti dikembalikan ...”
Rumah si Kumbang sekarang
Tindak Lanjut Indikasi Fraud
Tanggung jawab pemeriksa BPK (sesuai SPKN):
 Menilai
risiko salah saji material yang mungkin timbul
karena kecurangan.
 Mempertimbangan
prosedur pemeriksaan yang
harus dirancang untuk menilai salah saji material
yang mungkin timbul karena kecurangan tersebut
atau karena ketidakpatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Memperluas
 Melaporkan
langkah dan prosedur pemeriksaan.
indikasi terjadinya kecurangan,
penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan atau ketidakpatutan,
kepada pihak yang berwenang.
43
Tindak Lanjut Indikasi Fraud
44
Menindaklanjuti langsung
Menambah sumber daya
Membuat pemeriksaan tersendiri
Pengujian
Lebih
Lanjut
Pengujian Lebih Lanjut
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Situation
2. Mission
3. Execution
4. Administration
5. Communication
45
TEXT
Prosedur Pemeriksaan Tambahan
Program
Pemeriksaan (P2)
Prosedur
Pemeriksaan
Tambahan
RED
FLAGS!
46
Pendokumentasian Red Flags
Pendokumentasian Red Flags
Diskusi
internal
tim
Kondisi
dan
hubungan
analitis
Komunikasi
berjenjang
47
Komunikasi Red Flags
PJ
Komunikasi
Red Flags
Internal Tim Pemeriksaan
48
Expert /
Tenaga Ahli

Para auditor wajib mengenali red flags ini karena biasanya setelah
fraud terjadi akan banyak komentar seperti ini. “Pantas dia sering
berlibur di hotel yang mewah” atau “Itulah kalau penempatan
pegawai bukan karena kemampuan dan prestasinya, tetapi
berdasarkan kedekatan dengan top management atau pemilik.”
Pada saat auditor menemukan red flags ini seharusnya digali lebih
dalam lagi untuk memastikan apakah telah terjadi fraud. Namun,
seperti dikatakan Robert R Moeller, pengarang buku SOX & The New
Internal Auditing Roles kegagalan auditor mendeteksi terjadi fraud
disebabkan beberapa alasan :





Keengganan top management untuk membantu auditor kemungkinan
karena mereka sendiri adalah pelaku fraud. Dalam Global Economic
Crime Survey 2005 pelaku fraud 51% adalah middle management ke atas.
Kemungkinan besar auditor tidak memiliki kemampuan sebagai forensic
auditor. Global Economic Crime Survey 2005 pun menunjukan bahwa
sepertiga kasus fraud ditemukan secara tidak sengaja (purely by
accident). Salah satu sebab mengapa fraud lebih sulit ditemukan karena
fraud melibatkan keahlian pelakunya dalam mengeksplotasi sistem dan
pengendalian akuntansi
Kendala ini dialami khususnya bagi para auditor internal. Karena seharihari sering bertemu dan untuk menjaga hubungan baik maka sering para
auditor internal menjadi terlalu percaya kepada para auditeenya.
Kurangnya perencanaan audit yang matang, tidak adanya diskusi
mendalam antar anggota tim audit dengan komite audit menjadikan
kualitas audit tidak bagus.
Secara garis besar terdapat tiga faktor resiko fraud yang berkaitan
dengan fraud dalam pelaporan keuangan. Pertama, karekteristik
manajemen yang berkaitan dengan manajemen, tekanan, sikap dan
perilaku terhadap pengendalian intern. Kedua, karekteristik industri yang
berkaitan dengan kondisi ekonomi dan peraturan yang berlaku. Ketiga,
karekteristik operasional yang meliputi sifat dan kerumitan dari transaksi
perusahaan.
Download