Uploaded by User46143

laporan kimor perc1

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI DAN TITK DIDIH
Disusun oleh:
Nama
: Andhika Rafi Wicaksono
NPM
: 10060317072
Shift/Kelompok
: C/4
Tanggal Praktikum
: 9 April 2019
Tanggal Laporan
: 16 April 2019
Nama Asisten
: Sopia Hanila Tazkiyatunnisa, S.Farm
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT A
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2019 M / 1440 H
PERCOBAAN I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
DESTILASI DAN TITK DIDIH
I.
Tujuan Percobaan
-
Mengkalibrasi termometer dengan cara dingin
-
Memisahkan dietileter dari air dengan metode destilasi sederhana.
-
Memisahkan methanol dari aseton dengan metode destilasi
bertingkat.
II.
Prisip Percobaan
-
Mengkalibrasi titik nol termometer dengan cara mencelupkan
termometer pada campuran air-es
-
Destilasi sederhana : Pemisahan dua campuran dimana perbedaan
titik didih kedua larutan berbeda jauh
-
Destilasi Bertingkat : Pemisahan dua campuran dimana perbedaan
titik didih keduanya berdekatan
III.
Teori Dasar
Kalibrasi Termometer menurut ISO/IEC adalah merupakan aktivitas
yang menghubungkan nilai yang ditunjukan oleh alat ukur atau nilai yang
diwakili oleh alat bahan ukur dengan nilai nilai yang sudah diketahui
kebenarannya. Nilai yang diketahui merujuk ke suatu nilai dari kalibrator atau
standar yang seharusnya. (Ibnu, 2004)
Proses Kalibrasi meliputi :
1. Persiapan alat yang akan di kalibrasi
2. Pelaksanaan kalibrasi harus dilakukan dengan orang yang telah
berpengalaman
dalam
mengkalibrasi,
hal
menghindari kesalahan pengambilan data ukur.
ini
diperlukan
untuk
3. Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian rupa sesuai
persyaratan dengan memperhatikan suhu, kelembaban, cahaya dan
sebagainya.
4 . Metode kalibrasi mengacu pada metode standar internasional
maupun metode standar lainnya (Brady, 1999).
Destilasi merupakan metode pemisahan dua campuran atau lebih
berdasarkan perbedaan kecepatan dan kemampuan mudah menguap.
Campuran dipanaskan hingga menguap, lalu di dinginkan ke dalam bentuk
cairan kembali. Zat yang mudah menguap terlebih dahulu adalah zat yang
memiliki titik didih lebih rendah. ( Syukri, 2007)
Pemisahan dengan metode destilasi berbeda dengan pemisahan
dengan cara penguapan. Dengan metode destilasi komponen didalam
campuran lebih mudah menguap. Masing-masing komponen mempunyai
tingkat penguapan yang berbeda pada suhu yang sama. Hal ini menyebabkan
suatu campuran cairan menghasilkan uap yang mengandung lebih banyak
komponen yang bersifat volatul. Apabila cairan setimbang dengan uapnya
pada suhu tertentu maka memiliki komposisi yang berbeda. (Armid, 2009)
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali
uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu
dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. (Sahidin 2008)
Rangkaian alat proses destilasi (desikator) diantaranya yaitu:
termometer, labu destilasi, steel head, labu penampung, kondensor dan
pemanas. Termometer digunakan sebagai mengukur suhu. Steel head
digunakan sebagai menyalurkan uap masuk kedalam kondensor. Labu
penampung digunakan sebagai penampungan hasil destilat, labu penampung
yang digunakan biasanya tabung reaksi atau labu erlenmeyer tergantung dari
jumlah sampel yang akan ditampung. Kondensor digunakan sebagai
pendingin yang mempunyai dua celah yaitu celah untuk masuk dan celah
untuk keluar. Pemanas digunakan sebagai pemberian kalor sehingga terjadi
proses pendinginan, pemanas bertujuan untuk meningkatkan energi kinetika
antara senyawa dalam campuran (Iskandar, 2015).
Adapun macam-macam destilasi diantaranya yaitu:
A. Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana merupakan suatu teknik pemisahan bahan kimia
yang dapat memisahkan dari dua atau lebih komponen suatu senyawa dari
perbedaan titik didih yang jauh. Senyawa murni dapat diperoleh dari suatu
campuran yang dicampurkan atau dipisahkan dengan menggunakan metode
destilasi sederhana. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap
pada saat mencapai titik didihnya masing-masing (Subagio, 2005).
B. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)
Destilasi bertingkat ini prinsip pemisahannya sama dengan destilasi
sederhana. Tertapi pada destilasi bertingkat mempunyai kondensor yang lebih
baik, sehingga pada destilasi bertingkat dapat memisahkan dua komponen
yang mempunyai titik didih yang perbedaannya berdekatan. Destilasi
bertingkat dapat memisahkan suatu cairan yang sama-sama mudah menguap.
Destilasi ini yaitu proses destilasi berulang, proses berulangini terjadi pada
kolom fraksional. Kolom fraksional antara lain terdiri dari beberapa plat
dimana setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang berada pada plat yang
lebih tinggi itu artinya lebih banyak mengandung cairan yang mudah
menguap (Subagio, 2005).
C. Destilasi Azeotroph
Destilasi azeotroph merupaan pemisahan campuran azeotroph.
Campuran azeotroph yaitu cairan dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan, dalam prosesnya biasanya dilakukan dengan menggunakan
senyawa lain yang dapat memcah ikatan azeotroph tersebut atau
menggunakan tekanan tinggi (Subagio, 2005).
D. Destilasi Uap
Zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air dan memiliki titik didih
cukup tinggi dimurnikan dengan menggunakan metode destilasi uap.
Sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair telah
terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi perubahan. Mengalirkan uap air
pada temperatur yang lebih rendah pada pemanasan langsung, hal itulah yang
dilakukan dalam proses destilasi uap (Syukri, 2007).
E. Destilasi Vakum
Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi dapat
menggunakan destilasi vakum. Metode yang digunakan yaitu dengan cara
menurunkan tekanan permukaan menjadi kurang dari 1 atm, sehingga titik
didihnya menjadi rendah (Syukri, 2007).
Syarat-syarat pelarut yang cocok digunakan untuk destilasi,
diantaranya :
1. Untuk destilasi sederhana, pelarut yang cocok digunakan adalah yang
memiliki perbedaan titik didihnya jauh. Zat yang lebih mudah menguap
yaitu zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah.
2. Untuk destilasi bertingkat, pelarut yang cocok digunakan adalah yang
memiliki perbedaan titik didihnya kecil.
3. Kedua pelarut bercampur, sehingga tidak dapat dibedakan dan terdapat
dalam satu fase.
IV.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya yaitu termometer,
gelas kimia, batu didih, peralatan destilasi sederhana, peralatan destilasi
bertingkat, dan pipet volume.
Kemudian bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
beberapa es batu, air dingin, larutan dietileter, aquades, methanol, aseton, dan
Vaseline.
V.
Prosedur Percobaan
A. Kalibrasi Termometer
Es batu dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian air dalam jumlah
sedikit ditambahkan kedalam gelas kimia yang sudah berisi es batu. Setelah itu
termometer dicelupkan hingga sensor termometer terendam, lalu diaduk
perlahan menggunakan termometer hingga suhu stabil dalam waktu 10 – 15
detik. Skala termometer dicatat tanpa mengangkat termometer dari dalam es.
B. Destilasi Sederhana
Perlatan destilasi sederhana dirangkai, lalu 50 mL campuran dietileter
dan air (1:1) dimasukkan kedalam labu kemudian ditambahkan batu didih.
Setelah itu dipanaskan dengan mengatur suhu secara teratur dengan kecepatan
1 tetes/ detik pada tetes pertama, suhu dinaikkan secara perlahan. Suhu diacatat
dan diamati dimana tetesan pertama mulai jatuh, kemudian penampung diganti
untuk menampung destilat murni. Suhu dan volume destilat dicatat dengan
teratur.
C. Destilasi Bertingkat
Perlatan destilasi bertingkat dirangkai, lalu 50 mL campuran aseton dan
metanol (1:1) dimasukkan kedalam labu kemudian ditambahkan batu didih.
Setelah itu dipanaskan dengan mengatur suhu secara teratur dengan kecepatan
1 tetes/ detik pada tetes pertama, suhu dinaikkan secara perlahan. Suhu diacatat
dan diamati dimana tetesan pertama mulai jatuh, kemudian penampung diganti
untuk menampung destilat murni. Suhu dan volume destilat dicatat dengan
teratur.
VI.
Data Pengamatan dan Perhitungan
A. Kalibrasi Termometer
Setelah dilakukannya percobaan kalibrasi termometer, termometer
telah mencapai titik terendah nya yaitu 0oC selama 10 – 15 detik
pengadukan.
B. Destilasi Sederhana
Didapat data pada destilasi sederhana sebagai berikut :

Suhu pada tetesan pertama
: 64,5oC

2 mL pertama
: 70oC

2 mL kedua
: 71,2oC

2 mL ketiga
: 72oC

2 mL keempat
: 71oC

2 mL kelima
: 71oC
Destilasi Sederhana
74
72
SUHU ( OC)
70
68
Suhu
66
64
62
60
Awal
2 ml
4 ml
6 ml
8 ml
10 ml
C. Destilasi Bertingkat
Pada destilasi bertingkat didapat data sebagai berikut :
Suhu pada tetesan pertama
VII.
Pembahasan
A.
Kalibrasi Termometer
: 30oC
Kalibrasi termometer dapat menggunakan dua cara yaitu kalibrasi
dingin dan kalibrasi panas. Pada uji kali ini menggunakan kalibrasi
termometer dingin dimana termometer yang awalnya menunjukan suhu awal
saat dimasukan kedalam gelas kimia yang berisi es dan air, beberapa detik
termometer pun menunjukan pada titik 0oC. Saat uji coba ini harus
menggunakan air karena agar seluruh bagian dari termometer masuk/ terkena
bagian es. Karena jika tidak menggunakan air, termometer tidak bisa
menentukan titik suhu es karena hanya bagian ujung termometer saja yang
terkena.
B.
Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana merupakan metode pemisahan senyawa berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh. Pada proses detilasi campuran zat didihkan
sampai menguap, kemudian uap didinginkan kembali dalam bentuk cairan.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Tujuan dari destilasi sederhana yaitu memurnikan zat cair pada titik
didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari zat cair lainnya yang memiliki
perbedaan titik didih yang berjauhan. Prinsip dari destilasi ini yaitu penguapan
cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih
suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan
atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Pada percobaan ini senyawa yang digunakan yaitu campuran dari
dietileter 25ml dan air 25ml (1:1). Dietik eter memiliki titik didih 35oC dan air
memiliki titik didih 100oC, karena keduanya memiliki titik didih yang
berjauhan sehingga digunakan metode pemisahan destilasi sederhana. Setelah
campuran dimasukkan kedalam labu lalu disambungkan dengan rangkaian alat
destilasi lalu dimasukan batu didih, ditambahkan batu didih bertujuan untuk
meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada semua larutan,
mencegah terjadinya proses bumping pada saat pemanasan, dan larutan dapat
mendidih dan menguap pada suhu seharusnya, dan kemudian dilakukkan
pemanasan dengan suhu yang teratur. Pemanasan ini akan menyebabkan suhu
campuran meningkat dan akan ditunjukkan oleh termometer Ketika temperatur
berada di sekitar 35oC, maka titik didih dietileter temperatur tersebut dijaga
agar tetap berada pada titik didih dietileter. Hal ini menunjukkan bahwa pada
temperatur 35oC ini tekanan uap dietileter sama dengan tekanan atmosfer,
sehingga dietileter akan menguap sedangkan air akan tetap berada pada labu
destilasi karena pada temperatur tersebut belum mencapai titik didih air. maka
air akan tetap berada pada fasa cair tidak akan ikut menguap bersama dietileter.
Hal ini terjadi karena tekanan uap air belum sama dengan tekanan atmosfer.
Dietileter yang menguap akan naik melewati kondensor yang dibawahnya
dialiri air dingin sehingga terjadi proses kondensasi atau pengembunan dimana
uap dietileter didinginkan sehingga mengembun dan menjadi cairan kembali,
cairan yang menetes pada penampung disebut destilat.
Hasil pengamatan yang didapat bahwa tetesan pertama jatuh pada suhu
64,5oC. Titik didih dietileter nya yaitu 35oC, kenapa bisa mencapai suhu
64,5oC karena dietileter harus terlepas dari ikatan air sehingga memerlukan
energi. Destilat yang ditampung sebanyak 10 mL karena jika lebih
dikhawatirkan bukan hanya dietileter yang menjadi destilat tetapi air juga ikut
menjadi destilat.
C.
Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat merupakan pemisahan senyawa berdasarkan
perbedaan titik didih yang berdekatan. Pada proses detilasi campuran zat
didihkan sampai menguap, kemudian uap didinginkan kembali dalam bentuk
cairan. Zat yan memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Tujuan dari destilasi bertingkat yaitu memurnikan zat cair pada titik
didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari zat cair lainnya yang memiliki
perbedaan titik didih yang berdekatan. Prinsip dari destilasi ini yaitu
penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.
Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Pada percobaan ini tidak berhasil dikarenakan saat dilakukannya
destilasi , listrik tiba-tiba mati yang mengakibatkan alat destilasi yang sedang
berjalan mati. Dan hanya mendapat tetesan pertama yaitu pada suhu 30oC,
Dimana distilat yang didapat adalah aseton yang memiliki titik didih56.2oC.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa tetesan distilat pertama memiliki titik didih
dibawah zat murninya, yang mengindikasikan bahwa distilat tersebut tidak
murni. Penyebabnya adalah lemahnya ikatan yang terbentuk antar molekul zat
murni dengan pelarut sehingga penguapan akan lebih mudah terjadi.
VIII.
Kesimpulan
1. Termometer
layak
dipakai
karena
dapat
mencapai
suhu
terendahnya
2. Dietileter dapat dipisahkan dengan air menggunakan destilasi
sederhana
3. Aseton dapat dipisahkan dengan metanol menggunakan destilasi
bertingkat
DAFTAR PUSTAKA
Armid. (2009). Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Universitas
Haluleo, Kendari.
Brady, James E. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bina Rupa Aksara,
Jakarta.
Ibnu, M. Shodiq, dkk. (2004). Kimia Analitik 1 Edisi Revisi. Universitas Negeri
Malang, Malang.
Syukri. (2007). Kimia Dasar 2. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Sahidin. (2008). Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Universitas Haluleo,
Kendari.
Iskandar, dadang. Narsim. (2015). Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya.
Cilacap: Ihya Media.
Subagyo, Pangestu dan Djarwanto. 2005. Statistika Induktif, Edisi 5. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Download