HUBUNGAN MOTIVASI KULIAH DAN AKTUALISASI DIRI TERHADAP MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PARUH WAKTU PROPOSAL Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Oleh : Ariq Maula Tazakka 1400013212 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2018 BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian, perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda, lamanya saat tertentu untuk melakukan sesuatu, sebuah kesempatan, tempo, peluang, ketika saat, keadaan hari dan saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia (KBBI, 1996). Kamus Kontemporer Arab- Indonesia menjelaskan waktu adalah masa atau zaman. Menurut ilmu fisika waktu adalah dimensi yang memungkinkan dibedakannya dua peristiwa identik namun berlainan yang berlangsung pada titik yang sama dalam ruang (space time). Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan untuk membangun strategi efektif dalam mengatur waktu (Bruce Woodcock, University of Kent): 1. Keeping a to – do List Membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan, karena tidak mungkin kita mengingat semua kegiatan yang akan kita lakukan terutama saat kita terfokus pada 1 pekerjaan yang sangat membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga lupa akan batasan waktu yang dimiliki dan kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan. Dengan membuat daftar kegiatan, kita dapat membuat pengingat (reminder) di masing – masing mobile phone yang kita miliki sehingga semua dapat terjadwal sesuai dengan waktunya. 2. Setting Goals Membuat tujuan yang spesifik dan jelas, pastikan semua realistis dan dapat dicapai. Untuk menentukan tujuan dari setiap kegiatan yang akan dilakukan pastikan kondisi yang sedang dihadapi sekarang dan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Prioritizing Memprioritaskan kegiatan yang penting terlebih dahulu dari list kegiatan yang telah dibuat menyelesaikannya. untuk Hal menentukan ini untuk waktu menghindari yang diperlukan kecenderungan untuk terlalu berkonsentrasi saat mengerjakan hal yang mudah sehingga membuang waktu. 4. Avoiding Procrastination Menghindari untuk menunda – nunda mengerjakan pekerjaan. Jika, kita terlalu banyak menunda – nunda hal penting yang harusnya dikerjakan, maka akan membuat pekerjaan tersebut semakin menumpuk. Sangat penting menumbuhkan pemikiran waktu yang sangat baik untuk mengerjakan hal penting adalah “SEKARANG”. 5. Breaking Down Task Membuat perincian kegiatan yang akan dilakukan dari setiap tujuan yang ingin dicapai. Sehingga kita dapat mengetahui sudah sampai mana perkembangannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 6. Persevering Semua kegiatan yang dilakukan tidak semuanya akan berjalan dengan lancar. Ketika mengalami kegagalan, kita harus tetap gigih dan belajar untuk mengatasi kegagalan tersebut. Salah satu contoh yang dilakukan adalah dengan cara sharing mengenai kegiatan dan permasalahannya sehingga dapat mengurangi beban dan mendapatkan saran dari keluarga ataupun sahabat. 7. Organizing Your Time using a Time Log Membuat catatan waktu dari setiap kegiatan yang dilakukan sehari – hari untuk menyingkirkan waktu yang terbuang sia – sia. Membatasi waktu untuk setiap kegiatan yang kurang bermanfaat seperti nonton TV, bermain game, dan internet. Bisa dimulai dengan membuat catatan waktu dari kegiatan yang dilakukan selama 7 hari dengan jarak waktu 30 menit mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur. 8. Revising for Examinations Setiap periode yang ditentukan, kita dapat melakukan pengecekan apakah strategi manajemen waktu tersebut sudah paling efektif untuk kita. Jika memang masih dapat dibuat lebih menjadi efektif, kita dapat melakukan revisi pada strategi yang telah diterapkan sehingga dapat menemukan strategi manajemen waktu yang sangat efektif untuk kita. Manajemen waktu merupakan kesempatan langgeng yang tersedia di alam semesta untuk manusia berprestasi. Waktu tersedia secara terus menerus dan abadi untuk manusia melakukan apa saja dan mencapai prestasi selama hayatnya, selanjutnya Gie (1995) menyatakan bahwa sifat waktu tidak dapat berhenti dan terus mnengelola waktu. berlalu sehingga perlu dikembangkan keterampilan Macan, T. H. (1994, dalam Macan, T. H. et al, 2010) mengemukakan aspek-aspek dalam manajemen waktu sebagai berikut: penetapan tujuan dan prioritas, teknik manajemen waktu, preferensi terhadap pengorganisasian, kesehatan, Keterampilan atau keahlian, dan aktivitas. Mengatur waktu bukan hanya mengerjakan kegiatan tersebut dalam hari yang sama atau memadatkan kegiatan tersebut dalam beberapa hari sehingga dapat menyeleseaikan banyak hal. Mengatur waktu lebih kepada bagaimana membuat agar lebih sederhana, dapat dilakukan dengan lebih cepat, dan tidak membuat stress. Pentingnya membangun strategi yang efektif untuk mengatur waktu setiap kegiatan yang dimiliki. Keberhasilan membangun strategi manajemen waktu dapat membantu menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas – tugas yang ada dan memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan hal penting lain. Mahasiswa yang bekerja akan mendapatkan pengalaman, keterampilan, dan gambaran umum secara nyata mengenai bekerja. Namun dengan seluruh kegiatan bekerja tersebut, muncul kekhawatiran dimana mahasiswa akan terlena dan melupakan kewajiban studi mereka. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika mengambil pekerjaan paruh waktu ketika di bangku kuliah, yakni efektifitas dalam mengatur waktu kegiatan, motivasi belajar, dan keinginan mahasiswa untuk beraktualisasi diri (Dundes dan Marx, 2006). Aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menjadi lebih bertanggung jawab, lebih dewasa, mendapat pengalaman baru, dan meningkatkan kemampuan diri sebaik mungkin (Dundes dan Marx, 2006). Apabila manusia tidak dapat mencapai kebutuhan ini maka akan merasa memiliki kekurangan atau kekosongan. Motivasi adalah proses yang berkaitan dengan seluruh usaha yang menuju pada sebuah tujuan (Robbins dan Judge, 2011). Motivasi berdasar pada keinginan dari dalam diri seorang individu. Motivasi merupakan perilaku yang memiliki orientasi tujuan. Dengan demikian motivasi adalah hal yang menimbulkan keinginan dalam diri seseorang, sehingga akan terjadi perilaku usaha yang berorientasi pada tujuan (Armstrong, 2013). Sehingga motivasi kuliah adalah keinginan seseorang untuk memiliki hasil yang baik di bidang akademik dengan bertekad, menikmati proses belajar, memprioritaskan pendidikan, dan berkomitmen menyelesaikan tugas (McInnis dan Hartley, 2002) Pada hakikatnya mahasiswa merupakan individu yang memiliki belajar sebagai tugas utamanya. Namun saat ini mahasiswa yang memiliki pekerjaan paruh waktu juga ingin mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Seiring dengan perkembangan dan meningkat kemampuan yang dimiliki, akan muncul kebutuhan aktulisasi diri dimana mahasiswa yang bekerja paruh waktu ingin memiliki keunggulan baik dalam bidang akademik maupun bidang pekerjaan. Aktualisasi diri merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika memiliki pekerjaan paruh waktu. Mahasiswa yang bekerja akan memiliki waktu yang lebih sedikit dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah ataupun belajar dibanding mahasiswa yang tidak memiliki pekerjaan paruh waktu. Keterbatasan waktu tersebut dapat menjadi dampak negatif bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan keahlian manajemen waktu yang baik. Mahasiswa yang bekerja juga dapat mengalami kelelahan fisik yang disebabkan karena sedikitnya waktu istirahat yang dimiliki sehingga membuat mahasiswa menjadi sulit mengatur waktu. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dituntut melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan manajemen waktu antara waktu yang digunakan untuk baik, untuk mampu mulai dari kuliah dengan pekerjaan, kedisiplinan, baik itu dalam urusan perkuliahan maupun dalam pekerjaan, dan memperhatikan kondisi kesehatan fisik karena mereka harus membagi peran antara menjadi seorang mahasiswa dan karyawan. Kesulitan membagi waktu dan konsentrasi saat kuliah dan bekerja, kelelahan, penurunan prestasi akademik, mengalami keterlambatan kelulusan, dan akibat yang paling parah adalah dikeluarkan dari kampus karena lebih mementingkan pekerjaan dari pada kuliah. Walaupun mahasiswa memiliki pekerjaan paruh waktu, namun mahasiswa tersebut tetap ingin mencapai prestasi akademik yang baik dengan bersikap lebih dewasa, bertanggung jawab, dan adanya keinginan untuk memaksimalkan kemampuan diri yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan manajemen waktu dan aktualisasi diri terhadap motivasi kuliah mahasiswa yang memiliki pekerjaan paruh waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Waktu 1. Definisi Manajemen Waktu Manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk mencapai sasaran tertentu dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin. Manulang (1981), Malayu dan Hasibuan (2006) menyatakan bahwa manajemen adalah ilmju dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Seorang individu atau mahasiswa tentunya memiliki target tujuan yang akan dicapainya dalam kehidupan, dengan demikian individu tersebut akan mengatur, mengorganisasikan, melaksanakan serta mengendalikan sumber daya yang ada agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan waktu adalah merupakan hal yang paling berharga di dunia ini. Waktu yang telah berjalan tidak akan pernah kembali atau terulang kembali. Dalam satu hari individu memiliki hak waktu yang sama yaitu 24 jam dalam 7 hari, hanya saja cara individu memanfaatkan waktu yang berbeda-beda. Haynes (1991) mengatakan waktu adalah sesuatu yang berharga dan bernilai karena merupakan suatu jenis sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak mampu mengatur waktunya sehingga waktu terbuang sia-sia. Sedamaryanti (2004) mengatakan bahwa mengatur waktu diri sendiri itu berarti mengatur sumber daya yang dimiliki sebagai kekuatan setiap individu. Davidson (2002) menuturkan bahwa pengelolaan waktu bersifat subjektif, bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya. Shaw (dalam Gie, 1995) juga berpendapat bahwa keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi dan seluruh kehidupan seseorang. Menurutnya belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan yang berharga, ketrampilan yang memberikan keuntungan tidak saja dalam studi melainkan sepanjang hidup Kesimpulan dari beberapa teori diatas yaitu bahwa manajemen waktu adalah bagaimana cara bisa memanfaatkan, mengatur dan mengelola waktu secara efisien agar bisa mencapai target tertentu. 2. Aspek – Aspek Manajemen Waktu Macan, T. H. (1994, dalam Macan, T. H. et al, 2010) mengemukakan aspek-aspek dalam manajemen waktu: 1. Penetapan tujuan dan prioritas Penetapan tujuan dan prioritas ini dikaitkan dengan apa yang ingin dicapai atau apa yang dibutuhkan untuk memperoleh dan membuat prioritas dari tugas yang penting untuk mencapai tujuan. 2. Teknik manajemen waktu Di dalam aspek ini meliputi proses dari rencana yang dilakukan seperti membuat daftar dan perencanaan. Perencanaan membuat seseorang mampu melakukan pekerjaan secara terorganisir dan membuat pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. 3. Preferensi terhadap pengorganisasian Aspek ini mengacu pada kecenderungan umum seseorang untuk menerapkan keteraturan, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun pendekatan terhadap tugas. Hal tersebut memudahkan penyelesaian pekerjaan sehingga tepat pada waktunya, tidak merusak jadwal kegiatan yang sudah disusun dan membantu terca painya tujuan yang sudah ditetapkan. Peddler dan Boydell (Dale, 2003 dalam Puspitasari, 2013) menyatakan bahwa tingkat efektivitas seseorang dalam melakukan manajemen waktu dipengaruhi oleh beberapa aspek sebagai berikut: 4. Kesehatan Kondisi fisik maupun psikis mempengaruhi seseorang dalam mengarahkan aktivitas kehidupan. Kondisi kesehatan yang baik akan mewujudkan keseimbangan pada diri individu sehingga akan mempermudah dalam melakukan penyesuaian diri dalam melakukan manajemen waktu. 5. Keterampilan atau keahlian Terdapat beberapa keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan. Individu tersebut dapat memutuskan untuk menjadi seseorang yang memiliki berbagai keahlian sekaligus atau menjadi orang yang melakukan suatu keahlian tertentu. 6. Aktivitas Individu yang mampu mengembangkan aktivitas hidupnya dengan baik adalah individu yang memiliki kepekaan terhadap berbagai alternatif atau cara pandang dan memiliki imajinasi moral yang tinggi sehingga mempertimbangkan dua hal keputusan- keputusan aktivitas sekaligus, yaitu yang memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Eisenhower (1954, dalam Covey, 2004) mengatakan bahwa cara “klasik” untuk mengetahui apa yang paling penting dalam hidup dan harus dilakukan adalah menggunakan Eisenhower Matrix. Berdasarkan kriteria Penting dan Mendesak, maka diperoleh empat kemungkinan yaitu, Urgent and Important, Not Imporant but Urgent; Not Urgent but Important; Not Important and Not Urgent. Kata kuncinya, dahulukan yang Urgent. Berikut contoh-contoh dari masing-masing kotak : 1. Urgent and Important – for example the kitchen catching fire, a deadline to submit tax reports, a baby cryinghh 2. Not Urgent and Important – doing exercises, long term planning, working on a project 3. Urgent and Not Important – various interruptions, facebook updates (not that Eisenhower used Facebook at his time), dealing with annoying people 4. Not Urgent and Not Important – activities that just waste time, procrastination, checking the latest lolcats, the wikipedia timesucking hole, etc Mengapa Eisenhower selalu mengatakan bahwa “What is important is seldom urgent and what is urgent is seldom important.” Tanpa memiliki Eisenhower Matrix maka sulit membedakan apa yang urgent dan apa yang important. Tanpa mengetahui apa yang yang urgent dan apa yang important, kecenderungan manusia akan mengarah pada Urgent but Not Important. Eisenhower Matrix hanya sebuah alat untuk mengelompokkan berbagai aktivitas manusia ke dalam kelompok yang tepat, berdasarkan kriteria urgent dan important. Hal yang lebih penting adalah menetapkan apa yang paling penting dan mendesak. Tentu saja apa yang paling penting dan paling mendesak bagi setiap orang berbeda-beda. Agama, status sosial ekonomi, latar belakang budaya, pengalaman hidup dan faktor-faktor lain yang relevan dapat mempengaruhi kriteria seseorang dalam menetapkan apa yang paling penting dan paling mendesak dalam hidupnya. Dasar untuk mengetahui apa yang paling penting dalam kehidupan adalah dengan menetapkan misi, visi dan mengacu pada nilai-nilai yang menjadi pedoman sikap dan perilaku. Sebab, semua sikap dan perilaku manusia seharusnya mengacu pada misi dan visi yang akan diwujudkannya, dan nilai-nilai yang menjadi pedoman hidupnya. Kesimpulan aspek manajemen waktu 3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu Manajemen waktu juga dipengaruhi beberapa faktor lain, diantaranya: a. Jenis kelamin Berdasarkan penelitian Macan, T. H. (1990) manajemen waktu dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Khatib (2014) menjelaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan manajemen waktu yang lebih baik daripada laki-laki. Perempuan cenderung melakukan aktivitas berdasarkan prioritas utama dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi menghabiskan dirinya waktu sedangkan laki-laki cenderung dengan melakukan kegiatan yang tidak berguna. b. Prestasi akademik Prestasi akademik dapat dicapai dengan baik jika mahasiswa (Puspitasari, memiliki manajemen 2013). Hasil waktu penelitian Khatib yang baik (2014) juga menyatakan bahwa manajemen waktu merupakan prediktor yang signifikan untuk pencapaian prestasi akademik. B. Aktualisasi Diri 1. Definisi Aktualisasi Diri Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi yang terbaik yang bisa dilakukan. Rogers (dalam Schultz, 1993) menyatakan bahwa tiap orang memiliki kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk mengembangkan seluruh potensinya. Maslow (1970) dalam Arianto (2009 :139) menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifatsifat dan potensi psikologis yang unik, Maslow (1970) dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi (self diri actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow (1970) Menemukan bahwa tanpa memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial. . 2. Aspek – Aspek Aktualisasi Diri Vallet (dalam Hanifah, 2005) berpendapat bahwa aspek-aspek proses perkembangan seseorang untuk mewujudkan aktualisasi dirinya, antara lain: a. Memahami kebutuhan dasar yang manusiawi, yaitu bagaimana individu memahami kebutuhan-kebutuhannya yang paling mendasar. b. Mengungkapkan perasaan yang manusiawi, yaitu ungkapanungkapan individu tentang apa yang dirasakannya. c. Kesadaran dan kontrol diri, bagaimana individu mampu menyadari dan mengontrol setiap tindakannya sehingga sesuai dengan harapan-harapannya. d. Menjadi sadar akan nilai-nilai manusiawi, kemampuan individu untuk bisa menerima nilai-nilai yang berlaku di sekelilingnya, seperti bekerja sama dengan orang lain. e. Mengembangkan kedewasaan sosial dan individu, kemampuan individu untuk dapat mempertimbangkan segala tindakan yang dilakukan serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. C. Motivasi Kuliah 1. Pengertian Motivasi Kuliah Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi untuk menggerakkan individu dalam mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Motivasi dapat menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat, berindak dan bertingkah laku (Usman Efendi Juhaya S. Praja, 1985:7). Menurut Gerungan (1996:43) dalam buku Psikologi sosial, motivasi merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Kartini Kartono (1982:3) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motives yang artinya sebab, alasan, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk bertindak. Menurut King, Laura A, Motivasi (motivation) adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberi kekuatan, diarahkan, dan dipertahankan. Sehingga motivasi kuliah disini adalah keinginan seorang mahasiswa untuk memiliki hasil akademik yang baik dengan bertekad, menikmati proses belajar, memprioritaskan pendidikan, dan berkomitmen menyelesaikan tugas (McInnis dan Hartley, 2002). 2. Dimensi Motivasi Kuliah McDonald (1950), menggangap bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang, yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pengertian tersebut diatas, mengandung tiga dimensi penting yang saling berkaitan, yaitu: (1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motiv lapar. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya perasaan (affect-tive arousal), mula- mula berupa ketegangan psiklogis, lau berupa suasanan emosi, kemudian menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perubahan seseorang misalnya : pada saat terlibat dalam suatu disikusi, dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karenanya ia bersuara/ mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang incar dan tepat. (3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan yang bermotivasi memberikan respon-respon kearah tujuan tertentu. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya, sebagai contoh : Jika si A ngin mendapatkan hadiah, maka ia belajar dengan tekun. D. Hubungan Antar Variabel Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika mengambil pekerjaan paruh waktu ketika di bangku kuliah, yakni efektifitas dalam mengatur waktu kegiatan, motivasi belajar, dan keinginan mahasiswa untuk beraktualisasi diri (Dundes dan Marx, 2006). E. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam pembuatan penelitian ini, maka variabel dalam penelitian penyusunan adalah: Variabel tergantung : Motivasi Kuliah Variabel bebas : Manajemen Waktu : Aktualisasi Diri B. Operasional Variabel Penelitian 1. Motivasi Kuliah Motivasi adalah proses yang berkaitan dengan seluruh usaha yang menuju pada sebuah tujuan. Motivasi berdasar pada keinginan dari dalam diri seorang individu. Motivasi merupakan perilaku yang memiliki orientasi tujuan. Dengan demikian motivasi adalah hal yang menimbulkan keinginan dalam diri seseorang, sehingga akan terjadi perilaku usaha yang berorientasi pada tujuan. Sehingga motivasi kuliah adalah keinginan seseorang untuk memiliki hasil yang baik di bidang akademik dengan bertekad, menikmati proses belajar, memprioritaskan pendidikan, dan berkomitmen menyelesaikan tugas. 2. Manajemen Waktu Manajemen waktu adalah pengaturan diri dalam menggunakan waktu dengan efektif dan se efisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas menurut kepentingannya, serta keingingan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti mengatur tempat kerja dan tidak menundanunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Manajemen waktu adalah pencapaian sasaran utaman kehidupan dengan cara mengesampingkan kegiatan-kegiatan yang tidak penting 3. Aktualisasi Diri Aktualisasi diri merupakan keinginan seseorang untuk menjadi lebih bertanggung jawab, lebih dewasa, mendapat pengalaman baru, dan meningkatkan kemampuan diri sebaik mungkin. Apabila manusia tidak dapat mencapai kebutuhan ini maka akan merasa memiliki kekurangan atau kekosongan. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi juga dibatasi sebagai kumpulan individu atau benda atau objek yang mempunyai sifat atau karakteristik yang sama dan dapat diamati serta dibedakan dari kelompok subjek (Azwar, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja paruh waktu di Kota Yogyakarta yang berjumlah 100 orang. Adapun karakteristiknya yaitu mahasiswa yang bekerja dan masih berstatus kuliah. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi tentu harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik populasinya (Azwar, 2013). Subjek yang digunakan untuk sampel penelitian diambil dari beberapa mahasiswa yang bekerja di Yogyakarta yang berstatus mahasiswa aktif. D. Metode Pengumpulan Data