Ka Prodi Keperawatan

advertisement
PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan
Keperawatan merupakan suatu profesi pelayanan kesehatan, sebagai bagian integral dari tenaga
kesehatan dan merupakan ujung tombak bagi pelayanan kesehatan. Tanpa melupakan profesi tenaga
kesehatan lainnya, pelayanan keperawatan memiliki potensi penting guna mendukung tercapainya
keberhasilan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan kata lain, pelayanan keperawatan merupakan
salah satu indikator penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan.
Rencana penerapan komunitas ekonomi ASEAN 2015, menuntut tenaga keperawatan di seluruh
wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Barat untuk mampu bersaing dalam bidang keperawatan dengan
tenaga perawat dari luar negeri. Meningkatnya wawasan dan tingkat pendidikan masyarakat serta
kesadaran akan haknya dalam pelayanan kesehatan menimbulkan sikap kritis akan pelayanan keperawatan
khususnya dan pelayanan kesehatan umumnya.
Mengingat Kalimantan Barat belum mempunyai Fakultas Keperawatan, sehingga untuk meningkatkan
pendidikan keperawatan kejenjang yang lebih tinggi harus di laksanakan di luar Propinsi Kalimantan Barat
dengan penerimaan mahasiswa terbatas, tentu saja hal ini menyebabkan kesempatan penduduk
Kalimantan Barat untuk mengikuti pendidikan sarjana keperawatan juga menjadi terbatas. Sementara
Standar Praktek Keperawatan Profesional mengakui bahwa Sarjana Keperawatan dengan Predikat Ners
yang hanya boleh melaksanakan praktek keperawatan. Saat ini Kalimantan Barat mempunyai tenaga
keperawatan sejumlah ± 2.500 orang dengan latar belakang pendidikan Perawat Vokasional ( SPK ) 85 %,
Perawat Profesional Pemula ( D III Kep ) 14,5 %, dan Perawat Profesional 1 %. Sementara Data Ketenagaan
RSU Dr. Soedarso Pontianak, Tenaga Keperawatan dengan tingkat pendidikan berkualitas Perawat
Vokasional 49,36 %, Perawat Profesional Pemula 49,69 %, dan 0,94 % mempunyai kualitas Perawat
Profesional.
Berdasarkan pemikiran di atas Universitas Tanjungpura sebagai satu-satunya Unversitas Negeri yang
menjadi kebanggaan masyarakat di Propinsi Kalimantan Barat turut memikirkan tentang pengembangan
keilmuan dibidang kesehatan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi secara terus menerus. Setelah
berdirinya Program Studi (Prodi) S1 Keperawatan pada 2009 maka akan berlanjut pada pengakuan profesi
melalui jenjang pendidikan Program Profesi Ners. Prodi Keperawatan berada di bawah Fakultas Kedokteran
(FK) Universitas Tanjungpura Pontianak, dan sejak Oktober 2011 Prodi Keperawatan FK
Universitas
Tanjungpura telah bekerja sama dengan Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung dalam
rangka upaya pelaksanaan dan perbaikan proses pendidikan di Prodi Keperawatan.
Program
Studi
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
(FK)
Universitas
Tanjungpura
telah
menyelenggarakan proses pembelajaran selama 3,5 tahun dari mulai penerimaan mahasiswa pertama
kalinya pada tahun akademik 2009/2010. Pelaksanaan proses pembelajaran pada Program Studi
Keperawatan FK dilandasi oleh Surat Dirjen Dikti Depdiknas Nomor 1244/DT/2009 tanggal 29 Juli 2009
tentang Ijin Operasional penyelenggaraan proses pembelajaran Prodi Keperawatan untuk jenjang strata
satu (S1) di Universitas Tanjungpura Pontianak. Penyelenggaraan proses pembelajaran Prodi Keperawatan
dibina oleh Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung melalui MoU yang telah ditandatangani
oleh kedua belah pihak pada tanggal 25 Oktober 2011. Proses pembelajaran Prodi Keperawatan
menggunakan kemampuan yang ada, didukung oleh sarana prasarana yang dimiliki disesuaikan dengan
tugas Tridharma Perguruan Tinggi antara lain pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Program Studi menjalankan visi, misi, tujuan dan sasaran searah dan mendukung visi dan misi FK juga
Universitas Tanjungpura. Unit pengelolaan Program Studi Keperawatan UNTAN pada awalnya ditempatkan
di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk sementara waktu, sambil
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) serta sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
Berdasarkan
surat
Ditjen
Dikti
tersebut,
Prodi
Keperawatan
Untan
telah
disiapkan
untuk
menyelenggarakan proses belajar mengajar. Proses penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran pendidikan
S1 Keperawatan di Prodi Keperawatan dilakukan oleh tim yang terdiri dari pimpinan dan staf FMIPA
UNTAN.
Sejak Februari 2010 Prodi Keperawatan bergabung ke Fakultas Kedokteran (FK) Universitas
Tanjungpura yang sekarang berganti menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Berdasarkan SK
Rektor Universitas Tanjungpura No.10489/D/T/K-N/2012 tanggal 16 Februari 2012, Program Studi
Keperawatan (S1) Universitas Tanjungpura mendapatkan perpanjangan ijin penyelenggaraan program studi
yang akan berakhir pada 28 Agustus 2015. Perpanjangan ijin penyelenggaraan program studi ini diberikan
setelah dilakukan evaluasi akademik dan administrasi berdasarkan Laporan Evaluasi Program Studi Berbasis
Evaluasi Diri (EPSBED).
Dalam pengembangan kemajuan Prodi Keperawatan FK UNTAN, setiap elemen yang ada ikut turut
berpartisipasi aktif. Pedoman utama pengelolaan program didasarkan pada peraturan yang berlaku.
Disamping itu, selalu diadakan rapat pimpinan terjadwal yang dilaksanakan setiap minggu dan rapat
insidental yang dilakukan secara kondisional, disesuaikan dengan kebutuhan prodi dalam menyikapi
permasalahan yang ada. Sistem pengelolaan program studi keperawatan FK UNTAN meliputi planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling. Prodi Keperawatan berupaya melaksanakan pola
kepemimpinan secara efektif, melalui kebijakan yang cepat dan tepat dengan prosedur sederhana.
Misalnya pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama atau wewenang langsung ketua prodi.
Penerimaan mahasiswa baru Program Studi Keperawatan UNTAN melalui empat jalur penerimaan
yaitu melalui (a) SNMPTN merupakan tes regular yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia, (b) Jalur
Mandiri Berbakat merupakan tes yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran yang bersifat lokal
(Kalimantan Barat), (c) Jalur Non-Utul merupakan jalur penerimaan mahasiswa berdasarkan prestasi
akademik calon mahasiswa selama di SMA. Prodi Keperawatan memiliki komitmen untuk terus menerima
mahasiswa secara berkelanjutan. Komitmen yang dikembangkan lebih ke arah peningkatan kualitas,
meskipun kuantitas mahasiswa baru tetap menjadi perhatian. Pelayanan mahasiswa di Prodi Keperawatan
dalam bentuk bantuan tutorial yang bersifat akademik diberikan oleh dosen mata kuliah yang
bersangkutan. Informasi dan bimbingan karir serta konseling pribadi serta social diberikan oleh dosen
Penasihat Akademik dan Pimpinan Fakultas terkait.
Struktur organisasi di Prodi Keperawatan sederhana dengan pola kepemimpinan cukup demokratis,
namun pembagian tugas kurang tertata dengan jelas. Suasana akademik yang kurang kondusif (seperti
beban kerja dosen yang cukup tinggi, menghambat proses penelitian dan karya ilmiah dari dosen dan
mahasiswa. Namun, beberapa Mahasiswa sejak tahun 2009 mengikuti secara aktif kegiatan penalaran yang
dilaksanakan oleh DP2M dan Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Dikti hingga
memperoleh pendanaan dalam kategori PKMP, PKMM dan PKMI. Selain itu juga mengikuti kegiatan Pekan
Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Kalbar, Pekan Olahraga Seni UNTAN, Parade Seni Aksi Sosial
(PARSIAL). Kegiatan akademik dilakukan dengan menjalankan fungsi kontrol dalam bentuk evaluasi rutin
perkuliahan tiap semester dan telah menerapkan sistem teknologi informasi (sistem akademik online).
Tahun 2011 Prodi Keperawatan mengalami peningkatan kualitas akademik seiring dengan tuntutan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Merujuk pada visi, misi, sasaran dan tujuan pendidikan di Prodi
Keperawatan, lulusan Keperawatan diharapkan berkompetensi tinggi dibidangnya seperti keterampilan
melakukan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan prosedur dan hasilnya, keterampilan menuliskan
hasil pemikiran dalam tata tulis yang baku serta keterampilan mempresentasikan hasil pemikirannya dalam
forum dan menjunjung tinggi etika keperawatan.
Kurikulum Prodi Keperawatan mengacu pada AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) dan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga keperawatan daerah Kalimantan Barat. Prodi Keperawatan
berusaha mengembangkan kurikulum yang fleksibel agar dapat disesuaikan dengan tuntutan dan
kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, Prodi Keperawatan menambahkan berbagai mata kuliah praktis
sesuai dengan kebutuhan Kalimantan Barat dan keunggulan yang diusung oleh Prodi Keperawatan, yang
sekiranya dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang Keperawatan.
Mata kuliah tersebut dipaparkan dalam rangkaian mata kuliah misalnya HIV AIDS, Terapi komplementer
dalam Pembelajaran Komunitas.
Pelaksanaan kegiatan perkuliahan di Prodi Keperawatan dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pendukung. Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana, Prodi Keperawatan dalam beberapa
tahun terakhir, mendapat dukungan dari pihak Universitas Tanjungpura, bantuan dari APBN, bantuan dari
Pemda Provinsi dan kabupaten se-Kalimantan Barat. Sumber dana Prodi Keperawatan bersumber dari
DIPA-APBN dan PNBP (SPP, Pratikum, Partisipasi, Matrikulasi dan PMB). Selain sumber dana tersebut, Prodi
Keperawatan juga memperoleh hibah untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi para
dosen dari dana DIPA Universitas Tanjungpura, DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI)
dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI. Pengelolaan dana dilakukan menurut sistem anggaran
satu pintu (sentralistik) yaitu sistem anggaran yang terpusat di Universitas. Dana yang telah dikumpul dapat
dimintakan realisasinya untuk berbagai kegiatan prodi Keperawatan sesuai dengan anggaran rutin dan
pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKA-KL UNTAN.
1.2 VISI, MISI DAN TUJUAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
1. Visi Universitas Tanjungpura
Sebagai satu-satunya universitas negeri di Kalimantan Barat UNTAN memiliki Visi yakni “ Pada tahun
2020 Universitas Tanjungpura menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah Kalimantan Barat
serta menghasilkan luaran yang bermoral Pancasila dan mampu berkompetisi baik di tingkat daerah,
nasional dan internasional”.
2. Misi Universitas Tanjungpura
Sementara itu untuk mewujudkan visi diatas dirumuskan misi Universitas Tanjungpura yaitu “
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara berkualitas
sehingga dapat menghasilkan luaran yang mampu mengikuti, mengembangkan dan memajukan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta mampu memberikan arah bagi pembangunan sesuai dengan
displin ilmu masing-masing”.
3. Tujuan Universitas Tanjungpura
(1) Bidang Pendidikan dan Pengajaran
Memberikan pengetahuan yang bertaraf nasional dan internasional dgn tidak
meninggalkan
pengetahuan tentang potensi khas daerah Kalimantan Barat
(2). Bidang Penelitian
Melaksanakan penelitian yang berskala daerah, nasional dan internasional yang dapat
menghasilkan luaran berkualitas
(3). Bidang Pengabdian kepada masyarakat
a. Menyediakan informasi ilmiah lokal, nasional, regionaldan internasional
b. Memberikan inspirasi dan arah bagi pembangunan serta berperan dalam
pembangunan
daerah maupun nasional
c. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan perguruan tinggi baik didalam
maupun diluar negeri
d. Menjadi wahana bagi pembentukan kader pemimpin
bangsa dan sumber daya manusia
berkemampuan lanjut
1.3 VISI DAN MISI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
1. Visi Program Studi Keperawatan
Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura memiliki Visi yakni ”Menjadikan PSIK UNTAN
pusat pengembangan keilmuan keperawatan yang berwawasan pada keunggulan
bidang
keperawatan komunitas dan berkompetitif 2018”.
2. Misi Program Studi Keperawatan
Sementara itu untuk mewujudkan visi di atas dirumuskan misi Program Studi Keperawatan Universitas
Tanjungpura yaitu
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan keunggulan keperawatan komunitas sesuai
kebutuhan masyarakat berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni
kesehatan mutakhir, dan pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal.
2. Meningkatkan kualitas staf pengajar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian
yang berorientasi kepada optimalisasi Sumber Daya masyarakat dalam bidang kesehatan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati tropikal di komunitas
3. Memanfaatkan ilmu keperawatan secara mandiri maupun bersamaan dengan ilmu kesehatan lain
yang terkait menuju peningkatan nilai tambah yang kompetitif berdasarkan pemenuhan kesehatan
masyarakat Kalimantan Barat pada khususnya.
4. Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan untuk menunjang penyelenggaraan
Tri Dharma.
1.4 VISI DAN MISI PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
1. Visi Profesi Ners Universitas Tanjungpura
”Menghasilkan profil Ners yang profesional dan kompetitif dengan mengedepankan Iptek, etika,
tanggung Jawab dan dedikasi bagi peningkatan kualitas Keperawatan”.
2. Misi Profesi Ners Universitas Tanjungpura
Guna mewujudkan visi di atas dirumuskan misi Profesi Ners Universitas Tanjungpura yaitu
1. Menyelenggarakan pendidikan profesi yang berkualitas dengan keunggulan keperawatan
komunitas sesuai kebutuhan masyarakat berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan,
tekhnologi, etik hukum, seni kesehatan mutakhir, dan pemanfaatan sumber daya alam hayati
tropikal.
2. Meningkatkan kualitas pembimbing dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian
dan pelatihan
3. Menyiapkan mahasiswa dalam pencapaian kelulusan uji kompetensi Ners Indonesia
4. Menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan untuk menunjang penyelenggaraan
praktik profesi
KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Tuntutan masyarakat yang meningkat terhadap pelayanan kesehatan khususnya tenaga
keperawatan profesional
pelayanan
mengharuskan tenaga keperawatan mengembangkan ilmunya agar dapat
bersaing di era globalisasi, maka universitas tanjungpura akan memiliki :
Kompetensi Utama : sebagai perawat profesional berdampingan dengan tenaga kesehatan lain, menjadi
mitra kerja dokter dalam menangani pasien, memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, swasta, BUMN, serta dapat membina masyarakat dilingkungannya agar dapat hidup sehat secara
mandiri
Kompetensi Pendukung : perawat profesional akan dicetak
oleh prodi keperawatan universitas
tanjungpura sebagai pendidik, penyuluh membina masyarakat didaerah binaan agar dapat hidup sehat
secara mandiri, instruktur klinik, widyaswara dan lainnya yang dapat bekerja pada instansi pemerintah,
swasta, bank, perhotelan dan organisasi masyarakat.
Kompetensi lainnya : dari lulusan Ners yang akan dihasilkan dapat sebagai tenaga peneliti, wiraswasta
yang dapat membuka usaha secara mandiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan
membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan sesuai program pemerintah.
TUJUAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Program Studi Keperawatan bertujuan untuk menghasilkan sarjana keperawatan dan Ners yang memiliki
kompetensi utama, pendukung dan kompetensi lainnya sebagai berikut :
1. Terselenggara pendidikan yang berkualitas dengan kurikulum berbasis kompetensi yang mencirikan
keunggulan keperawatan komunitas berlandaskan norma dan kaidah ilmu pengetahuan, tekhnologi
dan seni kesehatan mutakhir
2. Peningkatan kualitas staf pengajar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui penelitian yang
berorientasi kepada optimalisasi Sumber Daya masyarakat dalam bidang kesehatan dan pemanfaatan
sumber daya alam hayati tropikal di komunitas
3. Pemanfaatan ilmu keperawatan secara mandiri maupun bersamaan dengan ilmu kesehatan lain yang
terkait menuju peningkatan nilai tambah yang kompetitif berdasarkan pemenuhan kesehatan
masyarakat Kalimantan Barat pada khususnya.
4. Terjalin kerja sama dengan institusi pendidikan dan pelayanan serta instansi pemerintah untuk
menunjang penyelenggaraan Tri Dharma.
5. Terpenuhinya lulusan Ners yang kompeten dan unggul
1.5 Aspek Spesifikasi
Persaingan bebas sebagai suatu tatanan dalam era globalisasi dewasa ini menuntut kepada kita untuk
mampu menyiapkan suatu strategi sedemikian rupa sehingga unggul dalam situasi diatas. Tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas menjadi penentu untuk unggul dalam kondisi di atas. Bagi suatu
bangsa didunia yang memiliki atau mampu menyiapkan SDM yang berkualitas, maka diperkirakan akan
unggul dalam situasi globalisasi. Untuk mencetak sumber daya manusia yang bermutu, maka tak terlepas
dari peran penting pendidikan. Oleh karena itu bangsa Indonesia dalam menyikapi hal tersebut melalui
Departemen Pendidikan Nasional meletakkan daya saing bangsa (nation competitiveness) sebagai suatu
strategi jangka panjang.
Implementasi dari strategi jangka panjang diatas salah satunya tertuang dalam Program Pembangunan
Nasional Pendidikan Tinggi berupa peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan sistem pendidikan dan
pemeratan memperoleh pendidikan.
Kalimantan Barat sebagai salah satu daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) memiliki
peringkat yang cukup rendah dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu pada
peringkat ke 25 dari 26 provinsi di Indonesia (Tahun 2002). Hal ini menunjukkan bahwa strategi di atas
belum terimplementasi dengan baik di wilayah ini. Upaya mewujudkan proses pendidikan Ilmu
Keperawatan di Universitas Tanjungpura merupakan langkah sinergis dalam usaha menaikkan daya saing
bangsa melalui pemerataan memperoleh pendidikan. Namun dapat juga dikaji dari aspek lain yaitu aspek
geopolitik. Berikut ini beberapa sisi yang dapat dilihat dengan dampak posistif yang diharapkan dengan
kehadiran proses pembelajaran Ilmu Keperawatan di Universitas Tanjungpura.
1. Posisi Geografis Dan Populasi Daerah Kalimantan Barat.
Secara geografis letak Kalimantan Barat sangat strategis. Daerah ini merupakan satu satunya
daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yang memiliki perbatasan darat langsung dengan
negara tetangga Malaysia Timur yang telah lama dihubungi dengan transportasi darat maupun udara.
Daerah Kalimantan Barat memilki garis pantai dari utara ke selatan pulau Kalimantan sejauh kurang
lebih 1000 km, berhubungan langsung dengan laut Natuna (laut China Selatan). Daerah ini dilintasi oleh
garis khatulistiwa (equator) dan memiliki hutan tropis yang didalamnya terdapat keanekaragaman
hayati yang tak ternilai harganya.
Kalimantan Barat memiliki populasi sebanyak kurang lebih 4 juta jiwa yang disusun atas tiga etnis
utama yakni Melayu, Dayak dan China. Suku-suku lain meliputi Jawa, Batak, Bugis, Madura dan lainlain. Daerah ini terdiri dari 12 daerah kabupaten kota yakni Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kab.
Pontianak, Kab. Sambas, Kab. Ketapang, Kab. Landak, Kab. Bengkayang, Kab. Sanggau, Kab. Sintang dan
Kab. Kapuas Hulu. Dua kabupaten baru yaitu Kab. Sekadau dan Melawi.
Industri yang berkembang di daerah Kalimantan Barat kebanyakan berbasis kepada bahan
baku hutan, industri aneka kimia belum terdapat di daerah ini.
Dari sisi kualitas kesehatan daerah ini relatif rendah. Hal ini dapat dilihat sering munculnya penyakit
setiap tahun secara periodik. Diare selalu terjadi disetiap tahun, penyebabnya adalah intrusi air laut
melalui sungai Kapuas, disisi lain sungai ini menjadi andalan untuk bahan baku air bersih untuk daerah
Kota Pontianak. Jenis penyakit lain semisal demam berdarah, hepatitis, dan lain lain menjadi ancaman
lain bagi kualitas kesehatan masyarakat Kalimantan Barat.
2. Pelayanan Kesehatan Negara Tetangga.
Berdasarkan Pusat Informasi dari Normah Medical Specialist Center Sarawak Kuching Malaysia Timur
yang berada di Kota Pontianak bahwa puluhan masyarakat Indonesia setiap harinya memanfaatkan
jasa kesehatan di pusat kesehatan Normah Sarawak. Pelayanan yang paling banyak dimintakan berupa
General Check Up, disusul operasi katarak, jantung dan persalinan.
Biaya pelayanan jasa kesehatan bervariasi sebagai contoh untuk general check up berkisar dari 1 – 2
juta rupiah per pasien. Hal ini menunjukkan bahwa apabila dilihat dari sisi devisa, maka cukup besar
devisa negara Indonesia yang keluar.
Disisi lain dilihat dari letak geografis wilayah Kalimantan Barat bahwa masih banyak daerah
daerah yang berbatasan darat dengan Malaysia Timur seperti Badau, Sajingan, Seluas, dan lain-lain
yang tak terjangkau dengan pelayanan kesehatan dan pelayanan lainnya dari pemerintah Indonesia,
mereka lebih mudah memanfaatkan jasa pelayanan dari pemerintah jiran, akibatnya wawasan mereka
tentang Indonesia semakin tipis.
3. Pengembangan Kajian Etnofarmakologi Tropikal.
Tidak banyak negara-negara di dunia ini yang memiliki hutan tropis, hutan tropis yang ada di
Kalimantan Barat tidak hanya merupakan aset daerah Kalimantan Barat, negara Indonesia, namun juga
dunia. Hutan tropis yang mengandung keanekaragaman hayati yang dimilki oleh daerah Kalimantan
Barat sampai saat ini belum terlalu jauh disentuh untuk dinaikkan nilai tambahnya, sebagai contoh
ekstrak tanaman tropis khas Kalbar yang dapat diidentitfikasi sebagai sumber pencegahan penyakit,
potensi individu di wilayah perbatasan dan pesisir yang belum teridentifikasi dalam peningkatan
derajat kesehatan, dan pengobatan tradisional berbasis etnis sebagai alternatif perawatan kesehatan
keluarga, dan lain-lain.
Kajian yang berdasarkan potensi alam dan kearifan lokal yang dimiliki oleh suku-suku
pedalaman (etnofarmakologi) melalui kerja ilmiah yang teratur secara institusional dipertimbangkan
dapat mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia ke pergaulan masyarakat ilmiah dunia.
4. Wawasan Kebangsaan.
Komposisi mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Tanjungpura praktis akan heterogen khususnya
dari segi keanekaragaman etnis. Minimal akan tersusun oleh etnis-etnis yang ada di Kalimantan Barat,
namun dikarenakan seleksi dilakukan juga ditingkat nasional (SPMB) maka tidak menutup kemungkinan
akan muncul etnis-etnis lain yang ada di Indonesia. Kehadiran etnis lain yang menuntut ilmu di daerah
Kalimantan Barat sesungguhnya akan memiliki dampak positif khususnya dari aspek kebangsaan bahwa
mereka akan bangga jadi bangsa Indonesia melalui proses pengenalan kekayaan alam dan
keanekaragaman masalah medis yang ada di daerah ini. Karena bagaimanapun Kalimanatan Barat
adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Wawasan internasional.
Letak geografis Kalimantan Barat yang satu daratan dengan Malaysia Timur dan Brunei Darussalam
memberikan peluang bagi mereka untuk menuntut ilmu di program yang akan diselenggarakan. Hal ini
terungkap pada saat kunjungan duta besar Brunei untuk Indonesia ke Universitas Tanjungpura, yang
tertarik untuk mengirimkan putra putri terbaik mereka untuk menuntut ilmu dibidang kesehatan di
Universitas Tanjungpura. Ini menunjukkan bahwa akan ada interaksi yang bertaraf antar bangsa yang
pada gilirannya akan memberikan wawasan internasional bagi mahasiswa itu sendiri.
6. Desenteralisasi Pengembangan Iptek
Patut disyukuri dan dibanggakan atas anugerah Allah SWT atas negara yang bernama Indonesia, hal ini
tidak lain dikarenakan besarnya negara ini, padatnya populasi, strategis letak negara, serta kekayaan
alam yang dimiliki baik yang ada diatas permukaan daratan maupun dalam perut bumi Indonesia, yang
ada di permukaan laut sampai di dalam laut dan dasar laut. Namun ada hal yang tidak tepat disisi
kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengembangan setiap jengkal daerah ini. Terkonsentrasinya
pusat-pusat pengembangan aktivitas masyarakat di Pulau Jawa sesungguhnya memberikan efek negatif
terhadap kemajuan negara Indonesia. Desentralisasi pengembangan pusat-pusat aktivitas masyarakat
dipandang dapat mengakselerasi kemajuan negara ini. Dengan demikian pada suatu saat nanti akan
terbentuk sentra-sentra penguasaan suatu bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Realitasnya
memang sudah ada, sebagai contoh kalau berbicara elektronik maka pikiran kita akan mengarah ke
Bandung, bila bicara tentang perkapalan, maka orang akan memalingkan wajahnya ke Surabaya,
namun sayangnya sentra-sentra ini terkonsentrasi di suatu pulau. Oleh karena itu sejatinya dengan
terselenggaranya proses pembelajaran Ilmu Keperawatan di Universitas Tanjungpura akan
memunculkan sentra baru dalam pengembangan suatu IPTEK yakni yang berbasis kepada kekayaan
potensi alam lokal yaitu etnofarmakologi tropikal.
A. ANALISA KEBUTUHAN PASAR
1. INPUT MAHASISWA
Berdasarkan hasil angket animo yang dilakukan pada tahun 2006, yang melibatkan 1200 responden
siswa dan perawat lulusan D3 di Wilayah Kalimantan Barat menunjukkan bahwa sebanyak 73% siswa
SMA/SMK dan Perawat lulusan D3 berminat untuk mendalami ilmu keperawatan. Ini berarti bahwa
diperkirakan akan ada calon mahasiswa sebanyak 876 orang, bila wewenang untuk menampung
mahasiswa sebanyak 50 mahasiswa untuk Program Studi Ilmu Keperawatan maka akan ada perebutan
kursi sebanyak 1 kursi berbanding 16 orang, sementara perbandingan kursi yang tersedia dengan
jumlah pelamar untuk universitas-universitas yang sudah mapan berkisar dari 1 sampai 14.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa calon mahasiswa yang cukup berkualitas akan dapat diserap
dengan baik. Perhitungan ini belum memasukkan jumlah peminat dari luar wilayah Kalimantan Barat.
Kemudian 76% responden menginginkan pada tahun 2007 telah dibuka Program Studi Keperawatan di
UNTAN dan 68% responden optimis bahwa lulusan Keperawatan UNTAN dapat bekerja pada instansi
terkait di Kalimantan Barat.
Dalam 3 tahun sejak berdiri, Prodi Keperawatan FK UNTAN memiliki mahasiswa sejumlah 152 orang
dengan jumlah rata-rata mahasiswa berkisar 30 - 50 mahasiswa.
Penerimaan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Tanjungpura tiga jalur
penerimaan yaitu :
(a)
SNMPTN merupakan tes regular yang dilaksanakan serentak seluruh Indonesia,
(b)
Jalur Mandiri Berbakat merupaka tes yang dilaksanakan oleh Faklutas Kedokteran dan
Ilmu Kesehehatan yang bersifat local (Kalimantan Barat),
(c)
Jalur Non-Utul, merupakan jalur penerimaan mahasiswa berdasrkan prestasi akademik
calon mahasiswa selama di SMA.
Perbandingan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar, yang lulus seleksi, dan yang menjadi
mahasiswa sejak didirikan dalam 3 tahun terakhir.
Jumlah Peserta Tes lulus tes dan yang menjadi mahasiswa baru di prodi S1 Keperawatan
Jumlah mahasiswa
baru
Regular Transfe
bukan
r
transfer
Jumlah
total
mahasiswa
Regular
Transfer
bukan
transfer
12-13
25
50
100
150
Jumlah
calon
mahasiswa regular
Ikut
Ikut
Lulus
seleksi
seleksi
seleksi (
(SMPTN) non
total )
SMPTN/
seleksi
lokal
35
25
172
50
716
400
100
150
24
50
80
133
0
0
0
0
22
72
152
285
0
0
0
0
Jumlah
150
325
287
0
285
0
Daya
tampu
Tahun
akadem ng
ik
09-10
10-11
11-12
325
Berdasarkan pola ini, sistem recruitmen dan selekasi mahasiswa baru dapat mendukung visi,
misi, tujuan dan sasaran Prodi Keperawatan FK Universitas Tanjungpura Pontianak. Merujuk
dari tabel diatas, persaingan dalam ujian masuk relatif tinggi dengan membandingkan antara
jumlah pendaftar dan jumlah mahasiswa yang diterima sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa mahasiswa memiliki kualitas yang baik.
Namun saat ini Prodi Keperawatan belum ada alumni sarjana keperawatan, saat ini angkatan pertama
di Prodi Keperawatan berada pada semester 8 sedang menyusun riset sebagai tugas akhir sebelum
lulus pada tahap Sarjana Keperawatan, sehingga saat ini Prodi Keperawatan sedang menyiapkan
penyelenggaraan Profesi Ners.
3. OUTPUT DAN PELUANG PASAR KERJA
Para perawat yang dihasilkan dari program studi ilmu keperawatan Universitas Tanjungpura akan
menempati formasi-formasi yang tersedia di wilayah Kalimantan Barat dan sekitarnya pada unit kerja
seperti rumah sakit baik negeri maupun swasta, Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang berada di wilayah
Kalimantan Barat juga wilayah Kalimantan lainnya yang sangat membutuhkan tenaga perawat yang
profesional, serta harapannya dapat bekerja di negara luar terutama Negara tetangga terdekat seperti
Malaysia dan Brunei Darussalam.
Hal tersebut sangat sejalan dengan berbagai perkembangan kebijakan pemerintah dibidang politik tata
negara dan kesehatan. Paradigma manajemen kesehatan yang tadinya bersifat sentralitik, namun
dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2003 berubah menjadi desentralisasi sehingga
memberi kesempatan bagi kabupaten/kota untuk mengoreksi berbagai standar pelayanan kesehatan
yang selama ini berlaku sama untuk seluruh wilayah ditanah air. Termasuk di dalam pengertian standar
pelayanan kesehatan ini adalah standar ketenagaan untuk setiap jenis fasilitas kesehatan yang ada dan
standar paket pelayanan untuk masalah kesehatan tertentu. Pada saat yang bersamaan, melalui
desentralisasi kewenangan ini diharapkan dapat terselenggara pelayanan kesehatan masyarakat yang
lebih rasional, efektif dan efisien sehingga lebih terjamin kesinambungannya.
Demokritisasi di bidang kesehatan telah memberikan peluang cukup besar bagi masyarakat termasuk
swasta dalam pengambilan keputusan serta pelaksanaan upaya kesehatan. Hal ini diperkuat dengan
semakin besarnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan serta berlakunya undang-undang
perlindungan konsumen sehingga dapat memacu meningkatnya kualitas, kinerja dan prestasi tenaga
kesehatan khusunya tenaga perawat.
Pada sisi yang berbeda, kebutuhan tenaga kerja kesehatan dari negara lain merupakan peluang yang
sangat besar untuk pengembangan pendidikan kesehatan dengan skala internasional. Faktor ini sangat
penting mengingat kebijakan demokratisasi dibidang kesehatan telah memberikan ruang lingkup yang
luas bagi sektor daerah dan swasta untuk mengambil bagian dalam pendidikan tenaga kesehatan.
Pemerintah memberikan kesempatan sebesar-besarnya terhadap penyelanggaraan pendidikan tenaga
kesehatan sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang dipersyaratkan.
II. KURIKULUM
2.1 Road Map Keilmuan dan Keahlian
Program Pendidikan Profesi Ners akan menghasilkan Ners yang berkemampuan akademik dalam
pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan klien dengan menggunakan pendekatan holistik dengan
mengantisipasi perkembangan IPTEK dan tuntutan masyarakat baik nasional maupun global. Kurikulum inti
program ini dikembangkan berdasarkan profil lulusan yang diharapkan, kompetensi yang harus dimiliki dan
dilengkapi dengan bahan kajian yang terkandung dalam mencapai kompetensi tersebut.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi menjadi berkesinambungan dengan KBK
akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang
telah dimiliki pada program akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk
melaksanakan kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program profesi pada kurikulum
konvensional lalu. Pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi kesempatan
untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan dan belajar memberikan asuhan. Sebaliknya, pada
KBK program profesi ners ini para peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan keterampilan
teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship dimana
peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai PRESEPTOR / MENTOR.
Keberadaan preseptor / mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam menjamin
keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan peserta didik bukan merupakan
pihak yang didayagunakan karena ketidak cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping
itu, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stres yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan
sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk menjamin bahwa
tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak
seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi
pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi
pada program profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum 1998)).
Dalam menerapkan KBK profesi, seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf dari wahana
praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai dari tahap persiapan, pelaksaaan,
sampai dengan mengevaluasi dan membuat keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijalankan
peserta didik. Dengan penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak
mengemban peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah dinyatakan selesai dan
memenuhi syarat sebagai ners, maka dilakukan uji kompetensin (exit exam) sebelumnya peserta didik di proses
dalam yudisium kelulusan sebagai ners.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari tahap persiapan,
implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dengan KBK profesi sampai pada kegiatan mengevaluasi
kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan proses bimbingan masih merupakan metoda atau model yang
baru dalam pendidikan keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan harus diberikan agar tujuan
pelaksanaan kompetensi yang disertai kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A. DESKRIPSI
Program profesi Ners FK Universitas Tanjungpura merupakan kelanjutan dari tahap pendidikan
Sarjana Keperawatan di Fakultas Universitas Tanjungpura dengan menerapkan kemampuan sarjana
keperawatan dalam tatanan nyata baik di klinik maupun di komunitas, sehingga melalui tahap ini terjadi
proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan.
B.
TUJUAN
Program profesi ini bertujuan mendidik sarjana keperawatan (S.Kep) untuk menjadi Ners melalui
profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki
sikap dan kemampuan profesional untuk :
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, ilmu social, ilmu biomedik dan ilmu
keperawatan dalam melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga
dan masyarakat.
b. Melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan dari masalah yang sederhana sampai masalah
yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan
tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatifn
sesuai batas kewenangan, tanggung jawab dan kemampuannya serta berlandaskan etika profesi
keperawatan :
1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan dasar individu, keluarga dan masyarakat dalam aspek
bio-psiko-sosio-spiritual serta profesi dari berbagai sumber yang tersedia
2. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluarga dan masyarakat
3. Merencanakan dan atau melaksanakan rangkaian tindakan keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, dengan memanfaatkan sumber dan potensi yang tersedia
secara optimal
4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses pada asuhan keperawatan, serta
merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut yang diperlukan.
c. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan memanfaatkannya dalam
upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
d. Mengelola pelayanan keperawatan secara bertanggung jawab dengan menunjukkan sikap
kepemimpinan
C. Fase Persiapan
Tahap ini merupakan periode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan program profesi harus
tumbuh sebelum tahap impelentasi program profesi dijalankan. Tahap persiapan terdiri dari ketentuan
pelaksanaan praktik, persyaratan pelaksanaan praktik, profil yang harus dimiliki oleh lulusan program
profesi, kompetensi yang harus dicapai selama program profesi, mata kuliah yang harus dilaksanakan pada
program profesi, penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi, wahana praktik
dan pencapaian kompetensi.
1. Ketentuan pelaksanaan praktik
a. Fokus impelentasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.
b. Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang Pendidikan Kedinasan, pasal 1 ayat 1 & 2 tentang
pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2 & 3).
c. Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60 % dari 36 sks = 22 sks untuk kompetensi
utama dan 20 % kompetensi global serta 20 % untuk kompetensi pendukung (penciri institusi).
d. Kompetensi global meliputi kemampuan memberikan asuhan keperawatan pada pasien
HIV/AIDS, trauma, flu babi (H1N1), flu burung (H1N5), (H9N1) asuhan keperawatan pada kondisi
emergensi dan darurat masal. Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini,
berbahasan inggris dengan lancar, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat
dimasukkan pada MK tertentu seperti KMB, ANAk, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/EMERGENSI
dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi penciri institusi seandainya dapat
terakomodasi kedalam MK yang sudah ada.
e. Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasi pada semester 8 program
akademik).
f.
Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian visi dan misi institusi yang
mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.
g. Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang diadakan oleh institusi
pendidikan bekerjasama dengan RS terkait.
Persyaratan peserta didik untuk mengikuti Program Profesi Ners adalah :
1. Lulus program sarjana keperawatan dengan IPK sekurang-kurangnya 2,5
2. Telah mengucapkan Janji Kepaniteraan
3. Telah lulus ujian tulis bagi peserta didik yang menyelesaikan program akademik lebih dari 1 tahun
4. Telah lulus uji masuk klinik untuk peserta didik dengan kurikulum sarjana keperawatan sebelum
menggunakan KBK, meliputi minimal keterampilan klinik sebagai berikut :
a) Pemeriksaan fisik
b) Prosedur pemberian obat parenteral : IM, IV, SC, IC
c) Pemberian oksigen dan suksion
d) Prosedur pemasangan infuse dan tranfusi
e) Prosedur pemasangan NGT
f)
Prosedur personal hygiene
g) Perawatan luka
h) Prosedur infus dan pemberian tranfusi darah
i)
Prosedur pencegahan infeksi nasokomial
j)
Pendokumentasian
h. Keterampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS atau ruangan setempat
yang spesifik. Sebagai contoh : jika akan menempatkan peserta didik di RS Bersalin, maka
kompetensi pemasangan kateter urin untuk memicu kontraksi uterus dan pemeriksaaan leopold
harus lulus dan dimiliki oleh peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS
jiwa, maka beberapa kompetensiseperti berkomunikasi terapeutik dan terapi aktivitas kelompok
(TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk ke wahana praktik tersebut.
i.
Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A, B dan B pendidikan sedangkan kompetensi
penduukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C atau tatanan layanan kesehatan lain
yang sesuai.
j.
Daftar rancangan lahan praktik yang sedang dipersiapkan dan dalam proses MoU (Memorandum
of Understanding) sebagai mitra praktik Profesi Ners Prodi Keperawatan Universitas Tanjungpura:
1) RSUD Dr.Soedarso Pontianak (RS Tipe B Pendidikan)
2) RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang (RS Tipe B Pelayanan)
3) RSUD Dr. Rubini Mempawah (RS Tipe C)
4) Dinas Kesehatan Kota Pontianak
5) RS Khusus Propinsi Kalimantan Barat
6) Puskesmas-puskesmas di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Pontianak
7) Klinik Bersalin
k. Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis diminimalisasi sehingga
penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan langsung kegiatan klien seperti
pendokumentasian dan laporan serta presentasi kasus.
2. Persyaratan pelaksanan praktik
a. Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.
b. Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki sertifikat pelatihan
Clinical Instructur (CI) dan preseptor.
c. Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau perawat senior untuk
menjadi PRESEPTOR / MENTOR.
d. Tersedianya uraian tugas dan kewenangan preseptor / mentor.
e. Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
f.
Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan.
g. Tersedia buku log untuk mahasiswa.
h. Setiap mahasiswa memiliki “nursing kit”.
D.
Fase Pelaksanaan
1. Kompetensi stase
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
U
K
1.
2.
----------------------------------3.
dst
-----------------------------------
--------------------------
XI
Semester 1
Semester 2
Semester 3
Matrik di atas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd IV merupakan kegiatan praktik
mentoring / preseptoring untuk kurikulum inti program studi pendidikan profesi ners. Sedangkan
stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk mengakomodasi kompetensi pendukung dan lain-lain
apabila tidak dapat diintegrasikan kedalam 8 stase.
Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada pelaksanaannya,
semester pertama program profesi dapat diintegritasikan dalam semester VIII program pendidikan
sarjana keperawatan.
2. Model bimbingan
a. Preceptoring / mentoring
Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir sama
(interchangeably). Perbedaannya adalah pada program mentoring, proses pembimbingan
berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek dan pembimbingan diberikan
secara intens.
Model bimbingan ini merupakan sistema dan proses melimpahkan kewenangan secara
bertahap dari para preseptor / mentor kepada peserta didik. Setiap ruang yang dilalui peserta didik
harus memiliki pembimbing yang berperan sebagai preseptor / mentor. Tujuannya adalah agar
peserta didik menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga lulus
mampu menjadi profesionalisme sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan membekali peserta didik
suatu program “ANTARA” yang terstruktur dan mendukung sebagai jembatan menuju upaya
menghasilkan praktisi yang handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi
layanan yang bertingkat tinggi.
Pada program pendidikan ners ini lebih sesuaid dengan menggunakan istilah preseptor karena
durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara instensif. Proses belajar merupakan
proses dua arah. Peserta didik memiliki akuntabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki
akuntabilitas untuk mewakili peserta didik.
b. Preseptee (peserta didik)
Peserta didik harus merupakan seorang yang telah dibekali dengan kompetensi yang
diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang
akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah
individu yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki
seluruh kompetensi yang diperlukan.
Kebutuhan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan pasien yang
berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yandg didaya-gunakan karena
ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga
diperlukan untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan
sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu,
keberadaan preseptor juga untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada
peserta didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat.
Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien
terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks.
Pada program preseptoring / mentoring proses mempelajari suatu kompetensi sudah
diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan, teori
konsep, sikap dan keterampilan kedalam tatanan nyata dengan subyek klien nyata / rill buka pasien
simulasi. Oleh karen itu, keberadaan seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor
bukan hanya memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.
c. Definisi tentang presptor
1) Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan klinik atau
perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan sebagai preseptor.
2)
Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan pengalaman
praktik kepada peserta didik, biasanya seorang perawat praktisi yang bekerja dan
berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan
konseling, menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai “model peran” untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tertentu
dengand tujuan tertentu mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional”.
d. Kriteria preseptor / mentor
1) Preseptor atau mentor pada pendidikand ners ini seharusnya berpendidikan lebih tinggi dari
peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayatd 1), minimal merupakan seorang ners tercatat
(STR)/memilki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
2) Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no. 19/2005 tentang standar
nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1).
3) Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja dimana ybs
ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
4) Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap, perilaku,
kemampuan profesionalnya diatas rata-rata.
5) Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan.
6) Peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan dan cara
mengevaluasinya.
e. Kemampuan preseptor / mentor
1) Berkomunikasi secara baik dan benar.
2) Model peran profesional.
3) Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk pesera didik.
4) Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
5) Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.
6) Cukup mengenali dan terbiasa dengand teori dan praktik terkini.
7) Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.
f.
Tugas pokok preseptor / mentor
1) Preseptor / mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik melalui silabus /
course study guide / modul praktik dari institusi pendidikan.
2) Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan
pengetahuan teoritis kedalam praktik.
3) Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama proses belajar
klinik berlangsung.
4) Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik menjadi
ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.
5) Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani masalah
transisional tersebut diatas.
6) Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan akuntabilitas
peserta didik selama proses belajar.
7) Memfasilitasi sosialiasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners peserta didik.
8) Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik terkait
kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar di klinik.
9) Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan profesional
kepada peserta didik.
10) Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat pencapaian
kompetensi klinik peserta didik.
E.
Profil Lulusan Program Profesi Ners
Profil lulusan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah kurikulum berbasis kompetensi.
Profil lulusan Ners telah dibuat berdasarkan hasil lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah
sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya, termasuk
organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meliputi tampilan perawat professional yang
diharapkan di masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan menjadi pokok bahasan dalam
penyusunan profil, sehingga tersusun profil Ners. Seorang Sarjana Keperawatan dan Ners telah dibekali dengan
kompetensi minimal sebagai seorang calon perawat profesional, namun tidak mempunyai kewenangan dalam
melakukan asuhan keperawatan langsung sebelum menyelesaikan program pendidikan profesi di klinik dan
komunitas. Profil Sarjana Keperawatan, adalah sebagai berikut:
1.
Profesional Care Provider (Pemberi Asuhan Keperawatan)
2.
Community Leader (Pemimpin di Komunitas)
3.
Educator (Pendidik)
4.
Manager (Pengelola)
5.
Researcher (Peneliti Pemula)
F.
Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi,
maka kurikulum pendidikan sarjana keperawatan disusun dengan elemen kompetensi yang mencerminkan
aspek-aspek:
1.
Landasan Kepribadian.
2.
Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
3.
Kemampuan Berkarya
4.
Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
5.
Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat.
Untuk gambaran secara umum kaitan antara elemen kompetensi dengan komposisi kurikulum inti
dan kurikulum institusional dapat dilihat pada tabel yang tersaji dibawah ini:
Tabel 5.
Komposisi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan di Perguruan Tinggi
ELEMEN KOMPETENSI
a.
Landasan Kepribadian
b.
Penguasaan Ilmu dan
KURIKULUM INTI
KURIKULUM INSTITUSIONAL
Kompetensi Utama
Kompetensi
Pendukung
Kompetensi Lainya
40% - 80% (AIPNI
20% - 40% (AIPNI
0% - 30%
60%)
20%)
Keterampilan
c.
Kemampuan Berkarya
d.
Sikap dan Perilaku
Dalam Berkarya
e.
Pemahaman Kaidah
G. Rumusan Kelompok Kompetensi
1.
Kompetensi Utama
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai
dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi utama pendidikan Sarjana Keperawatan di
implementasikan dalam komposisi pengembangan kurikulum institusi pendidikan sarjana keperawatan
(144-160 SKS) yaitu 40% - 80% disediakan sebagai kurikulum inti, sehingga seluruh institusi pendidikan
keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi perbedaan
antar institusi penyelenggara pendidikan Sarjana keperawatan.
2.
Kompetensi Pendukung
Kemampuan yang dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang
bersangkutan (20% - 40%).
3.
Kompetensi lainnya
Kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan
berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi (0% -30%).
Komposisi pengembangan kurikulum untuk kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang harus diikuti oleh
seluruh institusi pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana
Keperawatan adalah sebagai berikut:
1.
Kompetensi utama : 60% (dari 40-80%) ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi
dan pengguna lulusan.
2.
Kompetensi pendukung: 20% (dari 20-40%), yang memuat berbagai isu global
3.
Kompetensi lainnya : 0% - 30%, kompetensi ini menjabarkan ciri khas dari suatu institusi
Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi.
H. Kompetensi Utama Lulusan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan dan Ners
Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetisi secara global diperlukan patokan dalam
penentuan kemampuan utama yang harus dikuasai oleh sarjana keperawatan di berbagai institusi
penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia. Kompetensi utama Sarjana Keperawatan dan ners sama,
namun sarjana keperawatan tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan langsung
sebelum mengikuti program Ners di klinik.
1.
Kompetensi Utama Ners
a.
Mampu berkomunikasi secara efektif
b.
Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan
c.
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan komunitas
d.
Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
2.
e.
Mampu menjalin hubungan interpersonal
f.
Mampu melakukan penelitian sederhana
g.
Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat
Unit Kompetensi yang harus dicapai saat profesi
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
b. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan
dengan keperawatan
c. Mampu membuat keputusan etik
d. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau
faktor lain dari setiap pasien yang unik*)
e. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten*)
f. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
g. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien*)
h. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya*)
i. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam praktik
j. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan SOP*)
k. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien *)
l. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan*)
m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
manajemen kualitas dan manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang
kesehatan*)
o. Mampu mengkolaborasikan pelayanan keperawatan*)
p. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan*)
q. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
r. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerjatim dan pemberian asuhan
keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif*)
s. Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana serta memanfaatkan hasil penelitian
dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
t. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan.
u. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
v. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
w. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi (deskriptif)
Ket *): menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan program mentoring dan
preseptoring.
I.
Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian
Untuk mencapai kompetensi diperlukan bahan kajian-bahan kajian yang membahas pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan kompetensi. Pada kurikulum Sarjana Keperawatan, bahan kajian secara rinci
akan terlihat di dalam deskripsi mata kuliah. Dibawah ini digambarkan bahan kajian berdasarkan unit
kompetensi yang merupakan jabaran dari kompetensi utama sarjana keperawatan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
UNIT KOMPETENSI
1.
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
Mampu melakukan komunikasi
1.
Penggunaan diri secara efektif dalam komunikasi
terapeutik
efektif dalam memberikan asuhan
2.
Tahap-tahap komunikasi terapeutik
3.
Teknik komunikasi terapeutik
4.
Penggunaan komunikasi terapeutik pada berbagai tingkat
usia dengan berbagai kondisi
5.
Komunikasi dalam pelayanan kesehatan
6.
Komunikasi sosial, budaya dan keyakinan
7.
Komunikasi profesional dalam pelayanan kesehatan /
keperawatan
8.
Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara tulisan dan
verbal
formal (presentasi)
2.
Mampu menerapkan pengetahuan,
1.
kerangka etik dan legal dalam sistem
3.
Penerapan etika RS, etika layanan keperawatanm, etika
profesi
kesehatan yang berhubungan dengan
2.
Penerapan kode etik keperawatan
keperawatan
3.
Mempertahankan hak pasien
Mampu membuat keputusan etik
4.
Profesionalisme keperawatan
5.
Hukum Kesehatan
6.
Pengambilan keputusan etik terkait pasien
7.
Prinsip-prinsip legal dalam praktik keperawatan :
malpraktik, neglected, pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll
8.
Fungsi advokasi
UNIT KOMPETENSI
4.
Mampu memberikan asuhan peka
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1.
budaya dengan menghargai sumber-
Mempertimbangkan latar belakang pasien dan
menyesuaikan
dalam asuhan yang diberikan
sumber etnik, agama atau faktor lain
2.
Menerapkan holistic care pada klien
dari setiap pasien yang unik *)
3.
Menerapkan transcultural nursing
4.
menggunakan pendekatan agama, kepercayaan dan
spiritual
dalam praktik keperawatan
5.
Menghargai keinginan pasien dalam terapi alternatif atau
pelengkap (complementary nursing)
5.
6.
Mampu menjamin kualitas asuhan
1.
Menerapkan konsep keperawatan
holistik secara kontinyu dan konsisten
*)
2.
Menerapkan konsep caring, holism dan humanism
3.
Mempertimbangkan keperawatan lintas budaya
4.
Mempertahankan spiritualitas / religiositas
5.
Menerapkan ilmu keperawatan klinik & komunitas
6.
Menggunakan teknologi informasi dalam keperawatan
7.
Mempertahankan kualitas
8.
Melakukan pendidikan kesehatan'
9.
Mempertahankan hak dan kewajiban pasien
10.
Melakukan prosedur keperawatan dengan handal
11.
Menerapkan komunikasi terapeutik'
12.
Mempertahankan patient safety
13.
Mempertahankan infection control
1.
Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam
Mampu menggunakan teknologi dan
informasi kesehatan secara efektif
mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan
kesehatan.
2.
Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan
(NIC-NOC atau lainnya)
7.
Mampu menggunakan proses
1.
Penerapan keperawatan maternis dalam konteks keluarga
keperawatan dalam menyelesaikan
2.
Penerapan keperawatan medikal bedah
masalah klien *)
3.
Penerapan keperawatan anak dalam konteks keluarga
4.
Penerapan keperawatan pada lansia
5.
Penerapan keperawatan kritis dan gawat darurat
6.
Askep klien dg gawat darurat pada sistem kardiovaskuler
7.
Askep klien dg gawat darurat pada shock dan trauma
multisistem
8.
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu dan
bencana
9.
Penerapan keperawatan kesehatan jiwa
10.
Penerapan keperawatan keluarga
11.
Penerapan keperawatand home care
12.
Penerapan keperawatan komunitas
13.
Asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan
kerja, UKS)
14.
Mengelola mutu dan resiko asuhan keperawatan
15.
Menerapkan terapi modalitas keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer
16.
Mengelola asuhan menggunakan pendekatan holistik,
preventif, promotif, kuratif, restorative, rehabilitatif,
consolation of the dying
UNIT KOMPETENSI
8.
Mampu menjalankan fungsi advokasi
1.
Menggunakan hak moral dalam pengambilan keputusan
untuk mempertahankan hak klien
agar
2.
Menerapkan pendekatan etik dalam pengambilan
keputusan
dapat mengambil keputusan untuk
3.
Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga dalam
dirinya *)
9.
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
Mampu menggunakan prinsip-prinsip
pelayanan kesehatan
Self management of learning
peningkatan kualitas
berkesinambungan
1.
Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien
dalam praktik
2.
Aktif dalam kegiatan ilmiah
3.
Membaca artikel ilmiah keperawatan
4.
Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan keperawatan
Mampu mendemostrasikan
10. keterampilan
Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis keperawatan
teknis keperawatan yang sesuai
dengan
(keterampilan dasar dan keterampilan khusus) sesuai dengan
SOP
tingkat usia di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
11. Mampu mengkolaborasikan berbagai
1.
aspek dalam pemenuhan kebutuhan
klien *)
Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien dengan
profesi
lain
2.
Memberikan asupan dan saran kepada profesi lain terkait
kondisi pasien
Mampu melaksanakan terapi
12. modalitas
1.
sesuai dengan kebutuhan *)
Menerapkan terapi komplementer seperti massage, terapi
sentuhan, pernapasan efektif, herbal
2.
Menerapkan terapi keperawatan holistik seperti yoga
pranayama, meditasi
UNIT KOMPETENSI
13. Mampu mempertahankan lingkungan
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1.
Mengkaji situasi palayanan/asuhan keperawatan
yang aman secara konsisten melalui
2.
Mengikuti alur penanganan pasien
penggunaan strategi menjamin
kualitas
3.
Mengorganisasikan kegiatan layanan
dan manajemen resiko
4.
Menerapkan pengelolaan kasus
5.
Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan
1.
Mempertahankan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang
2.
Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP
berlaku dalam bidang kesehatan *)
3.
Menerapkan prinsip bekerja dengand benar dalam asuhan
14. Mampu melaksanakan pelayanan
keperawatan
4.
Memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan dalam
mempertahankan K3
15. Mampu berkolaborasikan pelayanan
keperawatan *)
1.
Membahas tentang terapi klien dengan tim medik
2.
Mempertahankan kepentingan klien jika terdapat dilema
tentang terapi
3.
Membahas tentang diet dan nilai-nilai lab yandg relevan
4.
Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk anak, klien
dewasa,
ibu hamil dan masyarakat
Mampu memberikan dukungan
16. kepada
1.
Menerapkan dinamika kelompok (team building)
tim asuhan dengan mempertahankan
2.
Memberikan pengarahan pada bawahan atau anggota tim
akuntabilitas asuhan keperawatan
yang
3.
Menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk klien,
diberikan *)
keluarga, sejawat dan masyarakat.
4.
Menggunakan pendekatan sistematis dalam mengelola
konflik, memperkenalkan perubahan.
17. Mampu mewujudkan lingkungan
1.
bekerja yang aman
Berkomunikasi profesional dan kaitannya dengan
pelayanan
kesehatan / keperawatan
2.
Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman
budaya serta keyakinan
3.
Mempertahankan K3
4.
Berkolaborasi dengan sejawat, senior atau profesi lain
UNIT KOMPETENSI
18. Mampu menggunakan keterampilan
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1.
Menerapkan pola komunikasi efektif untuk kepentingan
interpersonal yang efektif dalam kerja
kepuasan pelanggan, dalam berkolaborasi dan kerja tim
tim dan pemberian asuhan
keperawatan
Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak lain
yang
2.
dengan mempertahankan hubungan
terkait
kolaboratif *)
19. Mampu merancang melaksanakan,
proses peneltian sederhana serta
memanfaatkan hasil penelitian
1.
Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan
2.
Menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian
3.
Mengembangkan instrumen penelitian
kualitas
asuhan keperawatan
20. Mampu mengembangkan pola pikir
4.
Melakukan pengumpulan data
5.
Menganalisis data
6.
Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian
1.
Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan efisien
serta
kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan
keperawatan
sistematis
2.
UNIT KOMPETENSI
Mampu mengikuti perkembangan
21. ilmu
Menindak lanjuti hasil dari penyelesaian masalah klien
FOKUS MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIK
1.
Menggunakan perangkat komputer dan jaringan dalam
dan teknologi di bidang keperawatan
mengakses teknologi terkini dalam keperawatan dan
dan kesehatan
kesehatan
2.
Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome
keperawatan
(NIC-NOC atau lainnya)
22. Mampu mengembangkan potensi diri
untuk meningkatkan kemampuan
1.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
2.
Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan dan
profesional
keperawatan
23. Mampu berkontribusi dalam
mengembangkan profesi
keperawatan
24. Mampu mengembangkan potensi diri
untuk mempertahankan kompetensi
(deskriptif)
1.
Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat
2.
Mewujudkan perubahan yang positif untuk kepentingan
klien,
layanan dan profesi
2.2 Rancangan Kurikulum
Kurikulum Program Pendidikan Profesi Ners ditetapkan dengan mengacu kepada 60% kurikulum inti,
yaitu : 36 SKS.
Pengembangan kurikulum institusi disesuaikan dengan visi dan misi institusi yang mencirikan
kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20% isu-isu global (misal: perawatan HIV/AIDS, Flu
Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT, Entrepreneur, bahasa asing) dan muatan lokal 20% sesuai
dengan keunggulan institusi.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dengan pola struktur
terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang relevan dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Disamping itu peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan untuk menggabungkan kembali pemahaman tentang masalah kesehatan
berdasarkan pengalaman, dan mampu menerapkan pemahamannya pada masalah-masalah baru yang
dihadapi.
Tujuan struktur terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang mampu menjadi guru bagi
dirinya, karena pembelajaran terintegrasi akan membantu mahasiswa belajar melalui belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kepada kemampuan diri sendiri, dan belajar mandiri. Dalam
kurikulum terintegrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi satuan mata kuliah untuk mencapai sub
unit kompetensi tertentu. Setiap sub unit kompetensi mempunyai bobot satu (1) Satuan Kredit Semester (SKS).
Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat menggunakan berbagai cara
pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh, kebutuhan dasar manusia, respon atau tema.
Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun secara paralel atau secara seri.
Pendekatan paralel struktur kurikulum disusun menjadi beberapa blok dan setiap blok akan
menghasilkan kompetensi secara tuntas, sedangkan pendekatan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) struktur kurikulum seri disusun berdasarkan tema yang menghasilkan
kompetensi bertahap dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Berikut ini dipaparkan CONTOH pengembangan kurikulum terintegrasi.
1.
Pendekatan Paralel Model "Paralel"
Ilmu dasar
Ilmu
Ilmu keper.
Ilmu kep.
Humanistic,
keperawatan
keperawatan
Klinik
Komunitas
social science,
professional
dasar
practice &
ethic
a.
Pendekatan paralel disusun berdasarkan Sistem Tubuh, seperti berikut ini:
Struktur Kurilukum Profesi Ners
Dilakukan untuk kegiatan : (36 sks-kurikulum inti)
A.
-
Keperawatan medikal bedah (6 sks)
-
Keperawatan anak (4 sks)
-
Keperawatan jiwa (4 sks)
-
Keperawatan maternitas (4 sks)
-
Keperawatan kedaruratan-gawatan (6 sks)
-
Keperawatan komunitas / keluarga (6 sks)
-
Keperawatan gerontik (2 sks)
-
Penerapan manajemen keperawatan (4 sks)
BEBAN STUDI DAN TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Jumlah Beban Studi
Jumlah beban studi 36 SKS, pelaksanaan programnya terbagi dalam 2 semester
2. Jumlah Jam Praktek
Jumlah minggu efektif pembelajaran profesi sebanyak 14 minggu dengan waktu 4 jam lapangan
Adapun perhitungan 1 SKS = 1 SKS x 4 Jam x 14 Minggu
(lamanya praktek dalam jam, 7 jam)
Maka dalam program profesi 1 SKS = 56 jam atau 8 hari
3. Distribusi Mata Kuliah Profesi Ners
SEMESTER 1
No
Nama Mata Kuliah
SKS
1
Keperawatan Medikal Bedah
6
2
Keperawatan Anak
4
3
Keperawatan Maternitas
4
4
Keperawatan Jiwa
4
SEMESTER 2
No
Nama Mata Kuliah
SKS
1
Managemen Keperawatan
4
2
Keperawatan Keluarga
2
3
Keperawatan Gerontik
2
B.
4
Keperawatan Komunitas
5
Keperawatan Gawat Darurat
4
6
DESKRIPSI MATA AJAR
1. KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH
Fokus praktik keperawatan medikal bedah adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah
klinis dengan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan keperawatan orang dewasa
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan oksigenasi,
keseimbangan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi feses, dan urin, kebutuhan
menyendiri (solitude) dan interaksi, kebutuhan rasa aman, nyaman dan mobilisasi serta kebutuhan
promosi kesehatan.
2. KEPERAWATAN ANAK
Fokus praktek keperawatan anak adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis
dengan mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan pada anak (neonates, bayi, balita,
pra sekolah, usia sekolah dan remaja), baik anak sehat maupun sakit sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik dirumah sakit, panti asuhan ataupun di masyarakat dengan menerapkan proses
keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi perawat anak dengan memperhatikan aspek legal dan etik
keperawatan.
3. KEPERAWATAN MATERNITAS
Program profesi keperawatan maternitas berfokus pada penerapan konsep-konsep, teori-teori
keperawatan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan maternitas yang didapatkan selama
mengikuti program akademik dalam memberikan layanan asuhan keperawatan diberikan kepada klien
(ibu, remaja, wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) dalam masa
persiapan kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan dan setelah melahirkan beserta bayinya kepada
kondisi normal, resiko tinggi ataupun yang mengalami gangguan pada system reproduksi sesuai dengan
peran dan fungsi perawat maternitas dengan memperhatikan aspek legal dan etik kepewaratan.
4. KEPERAWATAN JIWA
Program profesi keperawatan jiwa merupakan penerapan konsep, prinsip, model dan proses keperawatan
yang meliputi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah psikososial/neurosa (jiwa ringan)
dan psikosa (jiwa berat) sesuai dengan tingkat perkembangan berfokus pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat pada semua tatanan pelayanan keperawatan jiwa (rumah sakit jiwa, lembaga
social/pemasyarakatan dan komunitas.
5. MANAJEMEN KEPERAWATAN
Mata kuliah ini merupakan aplikasi konsep manajemen keperawatan dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan pada berbagai area/unit-unit pelayanan baik rumah sakit maupun puskesmas (klinikkomunitas). Proses pembelajaran dilakukan melalui pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu
dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi dan langkah-langkah manajemen guna tercapainya pelayanan
keperawatan berkualitas.
6. KEPERAWATAN KELUARGA
Program profesi keperawatan keluarga adalah kegiatan praktek belajar lapangan untuk menerapkan
konsep, prinsip dan proses keperawatan keluarga pada setiap tahap perkembangan keluarga sesuai
potensi yang dimilikinya agar mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan melalui peningkatan
pemberdayaan keluarga.
7. KEPERAWATAN KOMUNITAS
Program profresi keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep, prinsip, dan proses keperawatan
komunitas yang diintergrasikan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang meliputi pengenalan dan
identifikasi pelaksanaan program pokok puskesmas, asuhan keperawatan komunitas dan kelompok
khusus. Program profesi ners pada mata ajar Ilmu Keperawatan Komunitas diarahkan agar mahasiswa
dapat secara mandiri dan professional melaksanakan asuhan keperawatan komunitas termasuk juga
asuhan keperawatan pada kelompok-kelompok khusus yaitu kelompok anak usia sekolah/pesantren dan
kelompok pekerja.
8. KEPERAWATAN GERONTIK
Mata ajaran ini merupakan kegiatan praktik belajar lapangan untuk menerapkan konsep dasar gerontik,
teori dan proses penuaan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, istirahat dan tidur, kebutuhan seksual,
oksigen, cairan dan elektrolit, oleh raga, eliminasi urin dan feses, rasa aman dan nyaman, self esteem dan
aktualisasi diri dan masalah kesehatan pada asuhan keperawatan usia lanjut. Pengalaman belajar
demonstrasi, simulasi, diskusi, pembahasan kasus dan pengalaman belajar di lapangan (panti werdha,
keluarga dan masyarakat)
9. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Praktik klinik keperawatan gawat darurat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengaplikasikan konsep dan prinsip asuhan keperawatan gawat darurat pada berbagai usia dalam siklus
kehidupan dan tahap kegawat daruratan medis dan kondiri kritis di unit gawat darurat. Mahasiswa
mengaplikasikan konsep dan prinsip asuhan keperawatan gawat darurat serta dapat mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan pengelolaan pelayanan/asuhan keperawatan pasien gawat darurat. Proses
belajar mengajar memungkinkan mahasiswa memberikan kontribusi pemikiran sesuai kebutuhan dan
memprakarsai dibidang keperawatan gawat darurat.
C.
PENJABARAN MATA AJAR
1)
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Prasyarat
: Lulus Tahap Akademik
Kredit
: 6 SKS
1.1 Deskripsi Mata Ajar
Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah merupakan pengalaman kerja lapangan yang
memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh kesempatan melaksanakan praktek keperawatan
medikal bedah pada situasi tatanan nyata.
Kegiatan selama Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah ini dirancang agar mahasiswa
memahami pelaksanaan asuhan keperawatan individu maupun keluarga yang memiliki masalah
kesehatan yang lazim pada kondisi medikal bedah. Adapun dalam mata ajar ini, diharapkan mahasiswa
mampu mengaplikasikan keterampilan dan prosedur khusus dalam ilmu keperawatan yang telah
dipelajari selama proses akademik yang terkait dengan keperawatan medikal bedah.
1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah, mahasiswa diharapkan
mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dan keluarga pasien dengan
masalah medikal bedah.
1.3 Target Kompetensi
Dalam melaksanakan Praktek Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah, mahasiswa diharapkan untuk :
1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan keperawatan yang peka
budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari setiap klien dewasa yang unik.
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang
berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa di tatanan
pelayanan rumah sakit dengan gangguan :
a. Sistem Respirasi
b. Sistem Kardiovaskular
c. Sistem Gastrointestinal
d. Sistem Persyarafan
e. Sistem Perkemihan
f. Sistem Muskuloskeletal
g. Sistem Endokrin
h. Sistem Integumen
i. Sistem Imun dan Hematologi
5. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar yang berlaku atau
secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
6. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
7. Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
menjamin kualitas dan manajemen resiko
8. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan pemberian
asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif
9. Mampu mengembangkan pola pikir logis, kritis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan
10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan
untuk dirinya
11. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan profesional
12. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
13. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya peningkatan asuhan keperawatan
2) KEPERAWATAN JIWA
1.2 Deskripsi Mata Ajar
Praktik Profesi Keperawatan Jiwa merupakan salah satu rangkaian kegiatan pelaksanaan praktik profesi
untuk meraih gelar perawat (Ners). Mata ajar ini diberkan pada mahasiswa yang sedang menjalani praktik
profesi. Praktek Profesi Keperawatan Jiwa ini memiliki beban studi 4 SKS (Klinik 3,5 SKS, lapangan 0,5 SKS).
Prasyarat untuk mengambil mata ajar Pofesi Keperawatan Jiwa adalah Keperawatan Jiwa.
Fokus mata ajar ini menampilkan tentang pemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dalam
pencegahan primer, sekunder, dan tersier terhadap klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan
gangguan kesehatan jiwa termasuk intervensi krisis. Penggunaan diri sendiri secara terapeutik dan hubungan
terapeutik digunakan sebagai alat dalam penerapan terapi modalitas keperawatan.
Praktik profesi keperawatan jiwa adalah rangkaian proses pembelajaran dengan pengalaman belajar
laboratorium klinik dengan penekanan pada pemahaman aplikasi proses keperawatan yang efektif dan aman
bagi klien yang mengalami gangguan pada kejiwaan. Perawatan klien dengan gangguan jiwa berfokus pada
masalah pada konsep diri, hubungan sosial, gangguan sensori persepsi: halusinasi, gangguan orientasi realitas:
waham, defisit perawatan diri, perilaku kekerasan, perilaku bunuh diri.
Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan jiwa dan
integrasi keperawatan jiwa pada bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar meliputi diskusi, pembahasan
kasus, pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan berupa kunjungan rumah.
1.3 Tujuan
Tujuan Instruksional Umum:
Pada akhir mata ajar, mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan klien dengan gangguan
kesehatan jiwa.
Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan jiwa dalam pelayanan asuhan keperawatan jiwa dan
bidang keperawatan lain.
2. Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan jiwa meliputi : pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, menyusun rencana asuhan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi pada klien dengan masalah gangguan kesehatan jiwa, dengan batasan dan pola
bimbingan yang telah ditentukan.
3. Menampilkan pemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi
keperawatan terapeutik, penggunaan diri sendiri secara terapeutik, terapi modalitas keperawatan
secara mandiri maupun kolaborasi melalui pendekatan proses keperawatan.
4. Berinteraksi dengan klien dan keluarganya untuk memfasilitasi pengalaman terapeutik dalam
tatanan asuhan keperawatan.
5. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan jiwa.
1.4
Kompetensi
Memberikan asuhan keperawatan jiwa kepada klien gangguan jiwa
Elemen
1. Melakukan praktik secara professional,
etis, legal dan peka budaya
Kriteria Penampilan
1. Mengidentifikasi praktik yang tidak
aman dan berespons secara tepat untuk
menjamin hasil yang aman
2. Mengenali tindakan-tindakan
keperawatan malpraktik
3. Melakukan praktik sesuai dengan kode
etik profesi
4. Menjamin kerahasiaan informasi dan
hak-hak klien
5. Melibatkan klien untuk berpartisipasi
dalam proses perawatan
6. Menghargai dan memenuhi kebutuhan
terkait dengan nilai, kebiasaan,
keyakinan, dan praktik spiritual klien
7. Bertanggung jawab dan bertanggung
gugat terhadap tindakan keperawatan
yang dilakukan
8. Berkonsultasi dengan pembimbing klinik
bila tindakan keperawatan yang
dilakukan membutuhkan keahlian yang
lebih dari kemampuan mahasiswa.
9. Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
lain bila kebutuhan klien berada diluar
lingkup praktik keperawatan.
Elemen
2. Melakukan manajemen asuhan
keperawatan jiwa
Kriteria Penampilan
1. Melakukan pengkajian status kesehatan
klien gangguan jiwa secara terstruktur
2. Menganalisis dan menginterpretasikan
data secara akurat
3. Menetapkan prioritas dan merumuskan
masalah /diagnosis keperawatan secara
tepat
4. Mengidentifikasi tindakan keperawatan
termasuk batasan waktu pencapaian
hasil
5. Mengembangkan dan
mendokumentasikan rencana
keperawatan untuk mencapai status
kesehatan dan rehabilitasi yang optimal
6. Membuat rencana tindakan
keperawatan
7. Merencanakan continuity care secara
tepat
8. Menggunakan hasil-hasil penelitian
dalam melakukan praktik keperawatan
jiwa
9. Mengevaluasi perkembangan klien
berdasarkan tujuan tindakan
keperawatan serta me”review” dan
merevisi rencana keperawatan sesuai
dengan hasil evaluasi
10. Menerapkan cara berpikir kritis dan
keterampilan penyelesaian masalah
11. Menetapkan dan mempertahankan
hubungan interpersonal yang penuh
perhatian, terapeutik dan efektif dengan
klien
Elemen
3. Melakukan pengembangan profesional
Kriteria Penampilan
1. Meningkatkan dan menjaga citra
keperawatan yang professional
2. Bertindak sebagai role model yang
efektif
3. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
3. KEPERAWATAN ANAK
KREDIT
: 4SKS
SEMESTER
: IX
Deskripsi Program Profesi Keperawatan Anak:
Focus praktek Keperawatan anak adalah mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam telaah klinis dangan
mengintegrasikan pemahaman berbagai konsep dasar asuhan pada anak (neonates, bayi, balita, prasekolah,
usia sekolah dan remaja), baik anak sehat maupun sakit sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik di
rumah, rumah sakit ataupun di masyarakat dengan menerapkan proses keperawatn sesuai dengan peran dan
fungsi perawat anak dengan memperhatkan aspek legal dan etik keperawatan.
Tujuan Program Profesi Keperawatan Anak:
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan anak selama 384 jam, mahasiswa mampu melakukan
asuhan keperawatan, memberi edukasi, pengelolaan dan evaluasi asuhaan keperawatan pada klien anak baik
klien anak sehat maupuin sakit atau fdengan kondisi khusu sesuai dengan tingkat perkembanganya, dengan
didasri oleh penalaran kritis, logis dan etis serta dan mampu mengidentifikasikan masalh-masalah yang ada di
lingkup keperawatan anak.
Lingkup Kegiatan Praktek:
1. Memberikan asuhan keperawatan pada klien anak baik sehat ataupun sakit sesuai dengan tingkat
perkembanganya (neonates, bayi, balita, prasekolah, usia sekolah dan remaja).
2. Megelola asuhan keperawatan pada berbagai klien anak baik anak sehat ataupun sakit sesuai dengan
tinggkat perkembanganya (neonates, bayi, balita, prasekolah, usia sekolah dan remaja).
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluiarga klien.
4. Mengidentifikasi masalah keperawatanyang bias diteliti.
Daftar Kompetensi yang Harus Dicapai :
Kompetensi I
Kompetensi II
Kompetensi III
Kompetensi IV
Kompetensi V
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system respirasi (BT,ISPA,TB,Ashma)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system cardiopvaskular (CHD,RHD, CHF)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system digestive (Diare, TIPOID,
kekurangan/kelebihan nutrisi, HD, MAR, labiognatopalatoskiziz,
Hiperbilirunemia, perawatan omphalocele)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system immune (DHF, HIV/AIDS)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system hematologi (ITP Anemia, Thalesemia,
ALL/CL/AML/CML)
Kompetensi VI
Kompetensi VII
Kompetensi VIII
Kompetensi IX
Kompetensi X
Kompetensi XI
Kompetensi XII
Kompetensi XIII
Kompetensi XIV
Kompetensi XV
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system neurologi (Epilepsi, Meningitis, Enchepalitis,
Meningocele, Hidrosefalus)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system endokrin (HK, Juventil DM)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system musculoskeletal (Fraktur, Post opersi)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system integument (Diaper Rash, Luka Bakar)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah system urinaria (Hipospadia, GGA/GGK/NS/SNA)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan bayi sehat (Tumbang dan Immunisasi)
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah psikososial yang berhubungan dengan penyakit
terminal/kronik
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan kurangnya kebutuhan promosi kesehatan
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan memperhatikan aspek etis dan manajerial
Mahasiswa mampu melakukan studi literature untuk menganalisa
hasil riset keprawatan anak
4. KEPERAWATAN MATERNITAS
KREDIT
:4 SKS
SEMESTER
: IX
1.1 DESKRIPSI PROGRAM NERS
Program ini berfokus pada pengaplikasian konsep-konsep serta teori-teori keperawatan yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan maternitas yang didapatkan selama mengikuti program
akademik dalam memberikan layanan asuhan keperawatan diberikan pada klien (ibu, remaja, wanita
usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) dalam masa persiapan
kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan dan setelah melahirkan beserta bayinya pada kondisi
normal, resiko tinggi ataupun yang mengalami kelainan/gangguan pada sistem reproduksi, sesuai
dengan peran dan fungsi perawat maternitas dengan memperhatikan aspek legal dan etik
keperawatan.
1.2 TUJUAN
Setelah melakukan program praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa akan dapat
mengevaluasi asuhan keperawatan maternitas yang telah diterapkan pada klien (ibu, remaja, wanita
usia subur, pasangan usia subur, wanita menopause dan keluarganya) kondisi normal, resiko tinggi
ataupun yang mengalami kelainan/gangguan pada sistem reproduksi.
1.3 KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
A. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan maternitas :
1. Menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan yang berhubungan
dengan keperawatan maternitas
2. Membuat keputusan etik
B. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan maternitas secara professional pada klien dalam masa
kehamilan, persalinan, pasca melahirkan, bayi baru lahir baik dalam kondisi normal maupun
risiko/komplikasi dan klien yang mengalami gangguan reproduksi
1. Menggunakan proses perawatan dalam menyelesaikan masalah dikeperawatan maternitas
berdasarkan kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan oksigenasi, cairan dan elektrolit,
nutrisi, eliminasi, rasa aman dan nyaman, istirahat tidur, seksualitas, konsep diri dan
aktualilisasi diri
2. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya
3. Melaksakan keterampilan teknis keperawatan sesuai dengan SOP
4. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling sesuai dengan kondisi klien
5. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
C. Mampu menjalin hubungan interpersonal, baik dengan klien, teman sejawat dan tim kesehatan
maupun lainnya
1. Menggunakan komunikasi efektif dalam memberikan asuhan keperawatan
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan dalam
mempertahankan hubungan kolaboratif
5. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KREDIT
:6 SKS
SEMESTER
:X
1.1 Deskripsi Mata Ajar
Praktek profesi keperawatan gawat darurat adalah salah satu pembelajaran klinik yang menerapkan
konsep dan prinsip keperawatan gawat darurat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dewasa yang mengancam kehidupn atau tanpa mengancam kehidupan, yang terjadi secara mendadak
atau tidak. Adapun bobot mata ajar ini adalah 6 sks.
1.2 Tujuan, Sasaran Pembelajaran dan Target Kompetensi
Tujuan Umum
Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien
dewasa dengan kondisi kegawat daruratan sesuai dengan konsep dan prinsip keperawatan gawat darurat.
Sasaran Pembelajaran
Bisa dihadapkan pada klien dengan kondisi kegawat daruratan mahasiswa mampu :
1.
Melakukan pengkajian kedaruratan dengan menggunakan prinsip penanganan airway, breathing dan
circulation.
2.
Melakukan triase pada kasus-kasus kegawat daruratan.
3.
Menetapkan diagnose keperawatan yang aktual dan resiko dengan data pendukung yang tepat.
4.
Mengidentifikasi tindakan kegawat daruratan yang tepat.
5.
Melakukan tindakan prosedur kegawat daruratan yang diperlukan.
6.
Memberikan rasional dari tindakan-tindakan tersebut.
7.
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan dengan pendekatan SOAP.
8.
Memodifikasi perencanaan keperawatan berdasarkan hasil evaluasi.
9.
Melakukan komunikasi terapeutik pada klien dan keluarga.
10. Mengidentifikasi isu etik dan legal yang terkait dengan pemberian asuhan keperawatan kritis dan
kegawat daruratan.
Kompetensi klinik keperawatan gawat darurat
Kompetensi klinik KGD meliputi :
Kompetensi I : Manajemen penanganan kegawatdaruratan di Rumah Sakit
Elemen
Kriteria Penampilan Kerja
1.1 Kemampuan melakukan triage terhadap
1.1.1 Mampu memutuskan prioritas dan alur
klien di ruang gawat darurat
penanganan klien.
1.1.2 Membedakan klien yang membutuhkan
penanganan resusitasi dan yang tidak
resusitasi.
1.1.3 Mampu menerapkan prinsip-prinsip
triage.
1.2 Identifikasi data-data (anamnesa
1.2.1 Mampu Mengkaji kondisi klien dengan
pemeriksaan fisik, laboratorium dan
masalah-masalah kegawat daruratan
pemeriksaan diagnostik) yang
pada sistem pernafasan,
diperlukan untuk menunjang adanya
kardiovaskuler, persyarafan,
masalah kegawat-daruratan pada :
pencernaan, perkemihan, endokrin,
-
Gagal nafas
musculoskeletal dan kondisi-kondisi
-
Asidosis dan alkalosis
lain berdasarkan prioritas kegawatan
-
ARDS
(A, B, C, D, E)
-
Obstuksi jalan nafas
-
Hemopneumothoraks
untuk menunjang adanya masalah
-
Pneumothoraks
kegawatdaruratan pada tiap sistem.
-
Aspirasi
-
Emboli paru
pemeriksaan penunjang (lab, EKG) yang
-
Status Asmatikus
menunjukkan adanya kasus kegawat
-
Trauma dada
daruratan.
Sistem Kardiovaskuler
-
Cardiac arrest
-
MCI
-
Ventrikel fibrilasi
-
Syok hipovolemia
Sistem Persyaratan
-
Peningkatan TIK
-
Kejang
1.2.2 Mencatat data-data yang diperlukan
1.2.3 Mampu menginterpretasikan hasil
-
Trauma spinal
-
Trauma kepala
Sistem Pencernaan
-
Pendarahan saluran cerna
-
Trauma abdomen
-
Peritonitis
-
Obstruksi
Sistem Perkemihan
-
Gagal ginjal akut
-
Kolik renal
Sistem Endokrin
-
Ketoasidosis
-
Krisis tiroid
-
Hipoglikemi
Sistem Muskuloskeletal
-
Fraktur
-
Kompartemen sindroma
Sistem imun
-
Reaksi alergi → Syok anafilaktik,
steven Johnson syndrome
Sistem Hematologi
-
Leukemia akut pada anak dan
dewasa
-
Trombositopenia
Kondisi lain
-
Intoksikasi
-
Gigitan ular
- Syok : hipovolemik, cardiogenik,
septik, neurogenik
1.3 Merumuskan masalah keperawatan
utama
1.4 Melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menangani situasi kegawat
daruratan
Sistem Respirasi dan kardiovaskuler
- Pengambilan darah AGD
- Membantu intubasi ETT
1.3.1 Merumuskan prioritas masalah
keperawatan berdasarkan tingkat
kegawat daruratannya
1.3.2 Merumuskan aspek psikologis klien dan
keluarganya
- Pemberian terapi oksigen
- Pemberian obat emergensi
- Pemberian posisi
- Pemasangan gudel
- Pengukuran JVP
- CPR
- Melakukan suctioning
- Penggunaan ambubag
Sistem Persyarafan
- Membantu posisi pasien dengan
masalah TIK
- Membantu pelaksanaan punksi
lumbal
Sistem Pencernaan
- Bilas lambung
- Memasang IV line
- Mampu mengenal tanda gawat
abdomen
Sistem Perkemihan
- Penanganan nyeri akut
- Pemasangan IDC
Sistem Endokrin
- Penggunaan protokol ketoasidosis
- Pemberian insulin
- Pemberian glukosa
Sistem Muskuloskeletal
- Penghentian perdarahan
- Pemasangan bidai/fiksasi/gips
- Pemberian ATS
Keracunan
- Pemberian antidorium
- Bilas lambung
Gigitan ular
- Pemberian serum anti racun
1.5.1 Memperhatikan komunikasi terapeutik
dengan klien dan keluarga
Syok
- Resusitasi cairan
- Pemberian tranfusi
1.5 Komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga
1.6.1 Memperhatikan kemampuan
melakukan kerjasama profesional
dengan sesama perawat maupun
anggota tim kesehatan lain
1.6 Kerjasama profesional dengan sesame
perawat maupun anggota tim kesehatan
lain
2
Pokok Bahasan
Pokok bahasan meliputi kasus-kasus yang terjadi pada area keperawatan kegawat daruratan yang meliputi
asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami :
1. Kegawatan sistem pernafasan meliputi : gagal nafas, ARDS, obstuksi jalan nafas, status asmatikus,
aspirasi, hemothoraks/pneumothoraks dan trauma dada.
2. Kegawatan sistem kardiovaskuler meliputi : Cardiac arrest, tamponade jantung, syok, MCI, Aritmia
3. Kegawatan sistem persyarafan meliputi : peningkatan intracranial, kejang dan trauma spinal
4. Kegawatan sistem pencernaan meliputi : pendarahan saluran cerna, trauma abdomen, peritonitis,
pancreatitis, dan koma hepatikum
5. Kegawatan sistem perkemihan meliputi : gagal ginjal akut, kolik renal dan obstruksi saluran kemih
6. Kegawatan sistem endokrin meliputi : ketoasidosis, hipoglikemi, krisis tiroid
7. Kegawatan sistem musculoskeletal meliputi : fraktur, kompartemen sindrom, dislokasi
8. Situasi-situasi khusus kegawat daruratan meliputi : intoksikasi, gigitan ular, dehidrasi dan pendarahan
6. KEPERAWATAN KOMUNITAS
MATA KULIAH
: KEPERAWATAN KOMUNITAS
BEBAN STUDI
: 4 SKS
SEMESTER
:X
PRASYARAT
: Lulus disemua bagian praktikum Profesi Ners (KMB, Anak, Jiwa, Maternitas, dan
Manajemen)
1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH
Program profesi keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep, prinsip, dan proses
keperawatan komunitas yang diintegrasikan dengan ilmu kesehatan masyarakat yang meliputi
pengenalan dan identifikasi pelaksanaan Program Pokok Puskesmas, Asuhan Keperawatan Komunitas
dan Kelompok Khusus. Program pendidikan profesi ners pada mata ajar Ilmu Keperawatan Komunitas
diarahkan agar mahasiswa dapat secara mandiri dan profesional melaksanakan Asuhan Keperawatan
Komunitas, termasuk juga asuhan keperawatan pada kelompok-kelompok khusu, yaitu kelompok anak
usia sekolah/pesantren, dan kelompok pekerja.
1.2 TUJUAN
Umum
Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Komunitas, mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan di komunitas dengan
pendekatan proses keperawatan komunitas.
Khusus
Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners di Keperawatan Komunitas, mahasiswa dapat :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas debngan menerapkan model konseptual
keperawatan relevan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi komunitas dalam melaksanakan
implementasi keperawatan.
c. Melaksanakan keperawatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan
lingkungan.
d. Mengoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas melalui lintas sektor dan lintas program.
e. Mengidentifikasi dan membantu pelaksanaan program yang berhubungan dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
f.
Menerapkan proses penelitian dalam rangka mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
g. Menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan kerja, kesehatan
sekolah).
1.3 LINGKUP PRAKTEK
a. Asuhan Keperawatan terhadap Komunitas/Masyarakat
b. Asuhan Keperawatan terhadap Kelompok Pekerja (Kesehatan Kerja)
c. Asuhan Keperawatan terhadap Anak Usia Sekolah (UKS)
d. Asuhan Keperawatan Kesehatan Ibu dan Anak
7. KEPERAWATAN KELUARGA
MATA KULIAH
: KEPERAWATAN KELUARGA
BEBAN STUDI
: 2 SKS
SEMESTER
:X
PRASYARAT
: lulus di semua bagian praktek Profesi Ners (KMB,
Anak, Jiwa, Maternitas, dan
Manajemen)
1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH/PROGRAM
Program profesi keperawatan keluarga adalah kegiatan praktik belajar lapangan untuk
menerapkan konsep, prinsip dan proses keperawatan keluarga pada setiap tahap perkembangan
keluarga sesuai potensi yang dimilikinya agar mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan
melalui peningkatan pemberdayaan keluarga.
Fokus mata ajar keperawatan keluarga menampilkan pemberian pelayanan/asuhan
keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder, dan tersier terhadap keluarga-keluarga di
masyarakat dengan masalah kesehatan yang bersifat actual, risiko dan potensial. Mata ajar ini
mempersiapkan mahasiswa dengan penerapan pengetahuan terkait konsep keluarga,
perkembangan keluarga dan keperawatan keluarga dalam menyelesaikan masalah-masalah
keperawatan yang muncul sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga yang
dapat diatasi dengan intervensi keperawatan keluarga.
Pengalaman belajar lapangan selama praktik profesi ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan keluarga atau asuhan keperawatan lain yang melibatkan keluarga.
1.2 TUJUAN
Umum
Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners keperawatan keluarga, mahasiswa mampu
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada berbagai tahapan perkembangan keluarga dengan
menggunakan berbagai model konseptual perawatan keluarga yang relevan melalui pendekatan
proses keperawatan (K5, A5, P4).
Khusus
Setelah menyelesaikan Program Pendidikan Ners di keperawatan keluarga mahasiswa dapat:
 Melakukan pengkajian data kesehatan keluarga
 Menganalisis data, merumuskan diagnosa keperawatan dan menyusun prioritas masalah
keperawatan keluarga
 Membuat perencanaan keperawatan keluarga sesuai dengan sumber daya keluarga
 Mampu menggali sumber daya di luar keluarga
 Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawtan keluarga
 Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
1.3 KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan keluarga, mahasiswa memiliki kompetensi
yang meliputi:
1. Melaksanakan praktik yang profesional dan berlandaskan pada etika keperawatan:
a. Berkomunikasi secara professional dengan keluarga dan tenaga kesehatan.
b. Melindungi keluarga dari kelalalian tindakan.
c. Memiliki komitmen terhadap tujuan praktik keperawatan keluarga yang ditunjukkan
dengan memberikan pelayanan yang berkualitas pada keluarga.
2. Menunjukkan kemampuan untuk berfikir kritis dan analisis:
a. Mengembangkan diri secara professional dan terus-menerus.
b. Melakukan praktik keperawatan yang didasarkan fakta
c. Menggunakan standar praktik dalam penerapan asuhan keperawatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan:
a. Menggunakan instrument pengkajian sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan asuhan keperawatan yang merefleksikan prioritas, kesinambungan, dan
alternative tindakan untuk mencapai status kesehatan yang optimal.
c. Memberikan asuhan keperawatan yang mencakup tindakan keperawatan dasar,
pendidikan kesehatan dan kolaborasi untuk memfasilitasi keluarga memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
d. Mengimplementasikan dan mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan
menggunakan indikator yang telah dibakukan.
e. Mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan dan evaluasi yang dilakukan.
1.4 MATERI
1. Konsep dan teori keperawatan keluarga
2. Komunikasi terapeutik
3. Pendidikan kesehatan
4. Asuhan keperawatan keluarga
5. Terapi modalitas keluarga
8. KEPERAWATAN GERONTIK
MATA KULIAH
: Keperawatan Gerontik
BEBAN STUDI
: 2 SKS
Prasyarat
: Lulus disemua bagian profesi Ners (KMB, Anak, Jiwa, Maternitas, dan
Manajemen)
1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH
Program profesi pada keperawatan gerontik ini merupakan kegiatan praktik lapangan untuk
menerapkan konsep dasar Gerontik, teori dan proses penuaan dalam memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, social, dan spiritual, dan budaya, dan masalah perkembangan pada asuhan keperawatan
Lanjut Usia dip anti Werdha, keluarga dan masyarakat.
1.2 TUJUAN
UMUM
Setelah mengikuti progrsm profesi Ners keperawatan gerontik, mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan gerontik sesuai konsep dan prinsip keperawatan gerontik dalam tatanan instiyusi,
keluarga dan masyarakat.
KHUSUS
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menampilkan pemberian asuhan keperaeatan Gerontik sesuai dengan konsep dasar gerontik, teori
dan proses penuaan, serta konsep dasar keperawatan serta etika keperawatan kepada lansia baik
individu, keluarga dan masyarakat.
2. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik
3. Mengembangkan soft skills dalam melaksanakan asuhan keperawatan gerontik
4. Mengenal pengelolaan asuhan keperawatan gerontik di Panti dan masyarakat
2
TEMPAT
1. Pra profesi
2. Profesi
3
: panti werdha Kota Pontianak
WAKTU
Pra Profesi
: 3 Hari
Klinik
: 16 Hari
Keluarga dan Masyarakat
: Hari dengan rincian jumlah kegiatan :
1. Lansia di keluarga : minimal x pertemuan
2. Lansia di Masyarakat : Minimal kegiatan
4
STRATEGI
1. Proses pembelajaran mahasiswa mengacu pada pembelajaran orang dewasa yang telah ditekankan
pada pembelajaran mandiri (Independent Learning) dalam melaksanakan praktek lapangan
2. Selama pelaksanaan praktek mahasiswa mengikuti program pembelajaran secara komprehensif
yang meliputi Pengkajian, Asuhan Keperawatan pada individu dan keluaraga, serta melakukan
manajemen panti dan kelompok masyarakat yang sudah ditentukan.
3. Mahasiswa melakukan kajian situasi pada panti Werdah dan kelompok masyarakat yang sudah
ditentukan, menentukan masalah sesuai prioritas, menyususn rencana operasional ruangan,
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dan melakukan evaluasi program serta rencana
tindak lanjut.
4. Pada proses pbimbingan mahasiswa akan dilakukan supervise dan response yang terjadwal
berdasrkan kesepakatan yang dibuat oleh mahasiswa dan pembimbing. Mahasiswa dapat
melakukan diskusi dan pembahasan kasusu bersama pembimbing atau dengan teman sebagai
salah satu metode pembelajaran.
5. Mahasiswa praktek akan mempertanggungjawabkan program kerja yang sudah dilakukan pada
akhir pelaksanaan program
9. MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN KEPEMIMPINAN
KREDIT
: 4 SKS
SEMESTER
:X
1.2 Deskripsi Mata Ajar

Mata ajar ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata dengan mensintesis konsep dari
beberapa mata ajar pokok ilmu keperawatan.

Bentuk pengalaman belajar dengan praktek klinik dan seminar serta mengintegrasikannya pada
keperawatan klinik.

Beban studi : 2 SKS
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

Mata ajar ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan yang nyata dengan mensintesis konsep dari
beberapa mata ajar pokok ilmu keperawatan.

Bentuk pengalaman belajar dengan praktek kinik dan seminar serta mengintegrasikannya pada
keperawatan klinik.

Beban studi : 2 SKS
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan mata ajar ini, mahasiswa mampu mengelola pelayanan keperawatan profesinal tingkat
dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional
Tujuan Khusus
1. Menerapkan konsep dan teori dan prinsip manajemen keperawatan dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan profesional pada unit/ruang rapat di suatu tatanan pelayanan keperawatan.
2. Berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan
profesional tingkat dasar.
3. Menerapkan prinsip-prinsip hirarki komunikasi organisasi yang tepat dalam pegelolaan pelayanan
keperawatan profesional
Tujuan Pembelajaran Penunjang
Mahasiswa diharapkan mampu memiliki kemampuan profesional dalam :
1. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan tugas peran dan fungsi manajer dan pelaksana di ruangan
rawat.
2. Menjelaskan hasil analisa situasi terhadap penatalaksanaan tugas peran dan fungsi manajerial di unit ruang
rawat.
3. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi manajer
ruangan.
4. Mengunakan konsep patient classification system (PCSs) atau Acuity Systems dalam menyusun
perencanaan kebutuhan tenaga perawat di setiap shift di ruangan rawat
5. Menjalin kerja sama dengan seluruh anggota tim di ruang rawat secara asertif dengan menggunakan
pendekatan konsep “Team Work” yang benar.
6. Menerapkan prinsip-prinsip hirarki komunikasi organisasi dalam melaksanakan tugas peran dan fungsi
manajer di ruang rawat.
7. Menyusun rencana pengelolaan kegiatan/aktivitas keperawatan harian di setiap shift dinas di ruang rawat.
8. Memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap kinerja perawat pelaksana
9. Melaksanakan sistem operan (serah terima) pada setiap pergantian tugas di unit/ruangan secara legkap
dan jelas.
10. Melakukan pre dan post conference di unit/ruangan yang menjadi tanggung jawabnya.
11. Melaksanakan ronde keperawatan yang melibatkan seluruh Ka.Tim dan Ka.Ruangan serta pelaksana di unit
masing-masing minimal 1 (satu) kali semnggu
D.
JUMLAH PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PROFESI
Jumlah peserta didik dalam setiap area maksimal 40 orang. Apabila peserta didik melebihi jumlah tersebut
maka dilakukan pembagian peserta didik dalam beberapa area terkecuali area manajemen dan komunitas
dapat melebihi 40 orang.
2.3 Sistem Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Metoda pembelajaran peserta didik
Beberapa metode pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preseptor / mentor di
setiap stase, meliputi :
a.
Pre dan post conference.
b.
Tutoriald individual dan kelompok kecil yang diberikan preseptor.
c.
Diskusi kasus.
d.
Seminar kecil tentang kasus dan IPTEK kesehatan / keperawatan terkini.
e.
Pendelegasian kewenangan bertahap
f.
Problem Solving for Better Health (PSBH)
g.
Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
h.
Laporan kasus dan overan dinas.
Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu program
preseptoring yang sudah berlangsung.
2. Pelaksanaan kegiatan program mentoring / preseptoring
a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.
Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik harus menjalani
beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu:

Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman preseptorship
dan program kegiatannya. Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang
rawat dan kliennya pada saat orientasi.

Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan RS selama 2
hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait berbagai hal, seperti berikut :
- Kebijakan yang berlaku di RS dand ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan.
- Sifat layanan yang diberikan.
- Jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
- Aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien jatuh, salah
memberikan obat, kebakaran, dll.
- Kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat, untuk :
- Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
- Berbagi informasi tentang tujuan dan iuran proses belajar peserta didik.
- Berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar peserta didik.
- Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan peserta didik.
- Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik.
- Menyepakati kontrak belajar.
b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.
 Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan memberikan kepada
setiap preseptor / mentor beberapa kasus klien dengan berbagai tingkat ketergantungan dan
tingkat kebutuhan dasar yang berbeda. Lazimnya, setiap preseptor / mentor memiliki 4 sd 6
klien yang menjadi tanggung jawabnya.
 Setiap preseptor / mentor memiliki 2 sampai dengand 3 orang peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya. Preseptor / mentor harus memahami karakteristik setiap peserta didik agar
ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak menyama-ratakan tingkat
kemampuan menjalankan kompetensi dari masing-masing peserta didik, walaupun ia harus
memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk
menjadi seorandg ners dan telah lulus uji masuk klinik.
 Mengikuti
preseptor
dalam
mengkaji
klien,
menghadiri
pertemuan
tim
asuhan,
mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan klien keluar ruang rawat.
 Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana
peserta didik ditempatkan.
 Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan diskusi kasus.
Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan ceramah atau pencerahan bagi
perawat.
B. EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan atau kondisi akhir saat ini (Brown & Knight,
1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik.
1. Tujuan Evaluasi
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :
a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
b.
Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
c.
Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
d.
Untuk memotivasi peserta didik
e.
Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik
2. Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu :
a. Log book yang berisi analisis kegiatan dan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
b. Laporan pada preseptor / mentor
c. Proses pelaporan pada dinas berikut
d. Format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observational precedure skills test; case test / uji
kasus)
e. Supervisi
f.
DOPS (Direct Observasional Prosedur Skill) dan Student Oral Case Analyses (SOCA) yang dilakukan
di setiap akhir putaran bagian/ stase keperawatan. Ujian dilakukan dengan menilai perpsektif
keilmuan, proses keperawatan termasuk tindakan keperawatan, responsi kasus, sikap, dan
komunikasi peserta didik. Penilai adalah pembimbing akademik dan pembimbing klinik yang
ditunjuk oleh pihak lahan praktik.
g. Critical incidence report
Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah melalui tahap
pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi tambahan yang harus juga
dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan menjadi praktisi. Kompetensi itu
adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan diri dan orang lain (klien), kemampuan
mempertahankan lingkungan bekerja sehat, aman dan keselamatan, meningkatkan layanan,
kemampuan melakukan secara berkualitas, ekualiatas dan perbedaan.
h. Uji Kompetensi Lokal
Setelah mahasiswa mengikuti kegiatan di semua area, kemudian mahasiswa diwajibkan mengikuti
uji kompetensi lokal yang diselenggarakan oleh fakultas.
i.
Uji Kompetensi Ners Indonesia
Evaluasi akhir kompetensi uintuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan dalam
bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Uji kompetensi ini telah menjadi bagian kurikulum dan
ketentuan profesi. Sehingga ketika peserta didik program profesi dinyatakan lulus maka ia diberi
sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Namun,
jika ternyata peserta didik tidak lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk
mendapatkan remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.
3. Bobot penilaian, angka dan huruf mutu :
Angka mutu sesudah pembobotan dijadikan huruf mutu dengan menggunakan pendekatan acuan
patokan
Skor
Huruf Mutu
Huruf Mutu
85 – 100
A
4
75 – 84
B
3
65 – 74
C
2
4. Keberhasilan dalam kepaniteraan disuatu area :
Seorang mahasiswa yang dinyatakan berhasil menyelesaikan (lulus) suatu kepaniteraan/profesi di
suatu stase sebaiknya mendapatkan huruf mutu minimal B. pembimbing profesi tidak diperkenankan
untuk mengubah nilai akhir mahasiswa pada semester bersangkutan karena sudah menggunakan
sekurang-kurangnya tiga jenis evaluasi.
5. Panitia ujian / yudisium
Waktu evaluasi profesi tiap semester digunakan untuk mengumpulkan dan merekap nilai yang masuk
dalam kegiatan rapat panitia semester profesi. Pengumpulan nilai untuk dapat mengidentifikasi IP dan
atau IPK mahasiswa profesi serta mengidentifikasi permasalahan profesi. Setelah ditetapkan nilai
mahasiswa dalam suatu rapat panitia akhir semester kemudian dilakukan yudisium.
6. Perbaikan huruf mutu
Mahasiswa yang belum lulus pada suatu area/stase setelah nilai mutu diumumkan dalam yudisium
dapat mengulang kembali mata kuliah di semester selanjutnya sesuai dengan jadwal mata kuliah
tersebut.
7. Peryaratan lulus pada program profesi
Persyaratan lulus pada program profesi apabila :
a. Lulus semua mata kuliah dalam beban studi kumulatif yang ditetapkan
b. Memiliki IPK sekurang-kurangnya 2,75
c. Tidak terdapat huruf D dan E
d. Lulus uji kompetensi lokal dengan minimal C
8. Predikat kelulusan Program Profesi
Adapun predikat kelulusan program profesi meliputi :
IPK
2,75 – 3,40
Memuaskan
IPK
3,41 – 3,70
Sangat Memuaskan
IPK
3,71 – 4,00
Dengan Pujian
C. SANKSI AKADEMIK
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi
diusulkan oleh program studi kepada dekan dan dari dekan diusulkan kepada rektor dan diputuskan oleh
rektor.
1)
Peringatan Akademik
Peringatan akademik berbentuk surat pembantu dekan I yang ditujukan kepada orang tua/wali untuk
memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran ketentuan
lainnya. Peringatan akademik dikenakan terhadap mahasiswa yang pada tiap akhir semester
mengalami salah satu kondisi dibawah ini :
a. Indeks Prestasi (IP) di bawah 2,75 dan atau
b. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75
c. Mahasiswa yang melalaikan kewajiban administrative
(tidak melakukan pendaftaran./pendaftaran ulang untuk satu semester)
2)
Pemutusan Studi
Pemutusan studi dikarenakan prestasinya sangat rendah, kelalaian administrasi dan atau kelalaian
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pemutusan studi diberikan kepada mahasiswa yang mengalami
salah satu kondisi dibawah ini :
a. Akhir semester IV tidak memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) 2,75 dan atau
b. Akhir semester IV tidak dapat menyelesaikan beban studi kumulatif
D. PENGAMBILAN NERS SUMPAH
Mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Ners diwajibkan mengucapkan
sumpah/janji Ners menurut Agama dan kepercayaan masing-masing.
IV. PENDANAAN
4.1 Dana Investasi
Sumber pendapatan Fakultas Kedokteran Untan berasal dari PNBP, dan bantuan dari Pemda Provinsi
dan kabupaten se-Kalbar. Alokasi dana diatas untuk kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan akademik seharihari. Untuk anggaran pengembangan, yang berupa pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan SDM
(dalam bentuk pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi) dialokasikan dalam anggaran yang diperoleh dari
program Hibah Kompetisi dan bantuan dari Pemerintah Daerah Kalimantan Barat, Kemdiknas dan bantuan luar
negeri. Kebutuhan investasi penyelenggaraan Program Studi Profesi Ners ini meliputi investasi persiapan
penyelenggaraan program dan investasi yang sarana dan prasarana. Persiapan penyelenggaraan program
dibiayai dari dana pengembangan Fakultas dan Universitas sebagaimana telah direncanakan dalam renstra
sehingga persiapan tidak mengalami hambatan. Sedangkan dana investasi untuk sarana dan prasarana untuk
tahun pertama tidak dialokasikan dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan sarana proses belajar mengajar
berupa ruang kelas, sistem multimedia, teknologi informasi, buku teks, dan jurnal telah ada yaitu menggunakan
Sarana dan prasarana yang dimiliki Fakultas Kedokteran Untan dan dapat juga menggunakan fasilitas di Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura.
4.2 Dana Operasional dan Pemeliharaan
Pelaksanaan kegiatan Profesi Ners Prodi Keperawatan Untan dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pendukung. Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana, Prodi Keperawatan dalam beberapa tahun
terakhir, mendapat dukungan dari pihak Universitas Tanjungpura, bantuan dari APBN, bantuan dari Pemda
Provinsi dan kabupaten se-Kalimantan Barat. Sumber dana Prodi Keperawatan bersumber dari DIPA-APBN dan
PNBP (SPP, biaya praktik profesi, Partisipasi, Matrikulasi dan PMB). Selain sumber dana tersebut, Prodi juga
memperoleh hibah untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi para dosen dari dana DIPA
Universitas Tanjungpura, DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) dan Kementerian Negara
Riset dan Teknologi RI. Pengelolaan dana dilakukan menurut sistem anggaran satu pintu (sentralistik) yaitu
sistem anggaran yang terpusat di Universitas. Dana yang telah dikumpul dapat dimintakan realisasinya untuk
berbagai kegiatan prodi Keperawatan sesuai dengan anggaran rutin dan pembangunan yang telah ditetapkan
dalam RKA-KL UNTAN. Dana operasional didapatkan melalui pengajuan kegiatan-kegiatan yang telah terjadwal
untuk mendukung program-program yang telah disusun sesuai proposal yang diajukan melalui Fakultas untuk
diteruskan ke Universitas. Dana operasional dikelola sesuai dengan aturan yang berlaku. Dana pemeliharaan
dialokasikan untuk ikut menjaga ketersediaan sarana dan prasarana agar selalu siap digunakan secara baik.
Setiap penerimaan dan pengeluaran dana selalu diikuti dengan akuntabilitas, melalui tanda terima atau tanda
bukti lain yang sah.
4.3 Penerimaan Dana
Sumber dana yang digunakan untuk Program Studi Profesi Ners berasal dari penerimaan Internal dan eksternal.
Penerimaan berasal dari 3 sumber yaiti dari dana SPP (dana DIPA), dana SPA (Sumbangan Pengembangan
Akademik), dan SPI ( Sumbangan Pengembangan Institusi). Besarnya biaya program profesi Ners ditentukan
oleh SK Rektor berdasarkan masukan dari Fakultas Kedokteran. Sumber dana lainnya diusahakan dari sumber
lain seperti dana beasiswa, dana hibah penelitian,dana kerjasama dengan institusi lain di dalam negeri atau
luar negeri, dan dana dari stake holder lain.
4.4 Manajemen Finansial
Sistem Perencanaan Anggaran di Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
diatur berdasarkan SK Rektor No. 283/J22/KU/2004, tanggal 1 Juni 2004 tentang Ketentuan Wajib Setor
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Kas Negara dengan Sistem Satu Pintu.
Adapun komponen dari masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut
1. Biaya Investasi
1) Penyediaan Sarana Prasarana terdiri dari :
a. Penyediaan Sarana Perkuliahan
b. Penyediaan Peralatan laboratorium
c. Penyediaan Buku Perpustakaan
d. Penyediaan Sarana Perkantoran
e. Penyediaan Sarana Kegiatan Mahasiswa
f. Penyediaan Sarana Olah Raga & Kesenian
g. Biaya Investasi Kendaraan
h. Penyediaan Instalasi
2) Pengembangan Sumberdaya manusia
a. Biaya Kursus/Pelatihan Dosen
b. Biaya Kursus/Pelatihan Non Dosen & Struktural
c. Biaya Pendidikan Lanjut Dosen
d. Biaya Pendidikan Lanjut Non Dosen
2. Biaya Operasional
1) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji
a. Gaji & Tunjangan Pegawai
b. Biaya Kesejahteraan Pegawai
2) Bahan atau kegiatan habis pakai
3) Bahan operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, assuransi dan lain sebagainya.
3. Biaya Personal
1. Biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan
a. Biaya Proses belajar mengajar (PBM)
b. Biaya Penunjang PBM
c. Biaya Kegiatan Kemahasiswaan
d. Biaya Kelengkapan Kemahasiswaan
4.5 Keberlanjutan
Kurikulum
merupakan
suatu
bentuk
akuntabilitas
lembaga
pendidikan
yang
harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan stakeholder. Oleh karena itu kurikulum suatu program
studi perlu ditinjau dan dikaji ulang melalui monitoring maupun mekanisme balikan (feedback) yang
dilakukan pada setiap jangka waktu tertentu, sehingga dapat selalu menyesuaikan dengan
perkembangan global dan kebutuhan kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Evaluasi berkelanjutan
berupa evaluasi program, satuan acara perkuliahan (SAP), pengalaman belajar, dan evaluasi hasil.
Agar tidak tertinggal dengan mutu yang diharapkan oleh pengguna, benchmarking dilakukan antara
lain dengan kegiatan :

Ikut serta dalam Forum seminar nasional dan internasional

Lokakarya kurikulum pada September 2009

Kuliah Pakar, dengan mengundang dosen tamu dari kalangan praktisi maupun dosen perguruan tinggi
lain

Pengembangan staf dosen berupa Studi Lanjut (S2) staf dosen

Pengembangan sumber daya manusia dalam kemampuan melaksanakan penelitian

Perencanaan kurikulum, dan publikasi ilmiah nasional dan internasional

Studi banding ke Universitas Padjajaran tahun 2012

Evaluasi kurikulum

Evaluasi metode pembelajaran yang dilaksanakan pada tiap akhir semester.
Untuk menjamin pengendalian mutu, prodi keperawatan mendapatkan masukan dan kesempatan
bekerja sama dengan pihak Universitas maupun lembaga lain, baik di dalam maupun di luar Universitas.
Prodi Keperawatan FK UNTAN saat ini bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dalam hal bantuan
penyelenggaraan dan Pembinaan Prodi.
V. MANAJEMEN AKADEMIS
Pembukaan Program Profesi Ners dimulai dengan dilakukannya rapat koordinasi program studi S1
Keperawatan FK Untan yang dipimpin oleh Ketua Prodi. Ketua Prodi mengadakan rapat koordinasi untuk
membahas permohonan ijin pembukaan pendidikan profesi Ners serta berkonsultasi dengan Fakultas
Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung selaku pengampu. Selanjutnya dibentuk Tim Pengelola Profesi
Ners (susunan panitia terlampir). Tim Panitia persiapan
melakukan pengkajian dalam bentuk studi
kelayakan, tujuan, kompetensi, syarat pelaksanaan, materi praktek pendidikan profesi Ners., Tempat
pelaksanaan pendidikan profesi, SDM Instruktur dan nilai anggaran kegiatan pendidikan profesi Ners.,
format evaluasi, dan bentuk penerbitan Ijazah, sumpah profesi ners. Dilakukan pengusulan dengan mengisi
Dokumen lengkap untuk di usulkan kepada Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas RI (bukti Formulir
1,2,3 terlampir).
Selanjutnya Pembukaan Program Profesi Ners dimulai dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor
Universitas Tanjungpura Nomor 1986/UN22/DT/2013 tentang Pembentukan Panitia Pengelola Program
Profesi Ners Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura dengan melibatkan
Prodi Keperawatan FK Untan. Struktur organisasi dan manajemen penyelenggaraan program studi yang
diusulkan seperti tersebut di bawah ini :
Senat Fakultas
Penjamin Mutu
Fakultas
DEKAN
Pembantu
Dekan I
Pembantu
Dekan II
Pembantu
Dekan III
Bagian Tata Usaha
Jurusan/Prodi
Pendidikan
Dokter
Jurusan/Prodi
Farmasi
Jurusan/Prodi
Keperawatan
Sub Bag
Pendidikan
dan
Sub Bag
Umum
Kemahasiswaan
Kaprodi
Pendidikan
Dokter
Kaprodi
Farmasi
Ka Prodi
Keperawat
an
Sekretaris
Prodi
Sekretaris
Prodi
Sekretaris
Prodi
Laboratorium
Laboratorium
Ketua
Program
Profesi
Ners
Sekretaris
Program
Ners
Laboratorium
Kelompok Dosen
Keterangan:
.............
: Garis Koordinasi
_________
: Garis Komando
Jumlah mahasiswa angkatan pertama yang akan mengikuti Profesi Ners ini adalah diperkirakan
berjumlah 19 mahasiswa. Proses penerimaan dilakukan oleh Universitas Tanjungpura, FK, dan Prodi
Keperawatan.
Daftar rancangan lahan praktik yang sedang dipersiapkan dan dalam proses MoU (Memorandum of
Understanding) sebagai mitra praktik Profesi Ners Prodi Keperawatan Universitas Tanjungpura:
1. RSUD Dr.Soedarso Pontianak (RS Tipe B Pendidikan)
2. RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang (RS Tipe B Pelayanan)
3. RSUD Dr. Rubini Mempawah (RS Tipe C)
4. Dinas Kesehatan Kota Pontianak
5. RS Khusus Propinsi Kalimantan Barat
6. Puskesmas-puskesmas di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Pontianak
7. Klinik Bersalin
VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU
Pusat Penjaminan Mutu tingkat universitas berkoordinasi dengan penjaminan mutu di level
universitas dan pada akhirnya unit penjaminan mutu di universitas berkoordinasi dengan fakultas dan
jurusan/ program studi. Hubungan pimpinan pada level yang berbeda merupakan garis tanggung jawab.
Rektor selaku pimpinan perguruan tinggi bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penjaminan mutu
universitas. Perencanaan, pelaksanaan, monev, dan perbaikan sistem penjaminan mutu dikoordinasikan
dengan senat universitas untuk dijadikan dasar bagi kebijakan universitas.
Struktur Organisasi PPM Universitas Tanjungpura
Rektor
Senat
Pembantu Rektor
QA Universitas
Biro/ Lembaga
Dekan
Penjaminan Mutu
Fakultas
QA Fakultas
Kajur/ Kabag
QC Jurusan/ Prodi
Garis Tanggung jawab
Ka.Prodi
Garis koordinasi
Penjaminan mutu di tingkat universitas telah dibentuk pada tahun 2006 dan pengembangan
personal penjaminan mutu tingkat universitas dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan. Pembentukan
penjaminan mutu di tingkat fakultas kedokteran sudah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dekan FK
Untan nomor 82/H22.9/DT/2012 tanggal 16 Januari 2012 tentang Penetapan Tim Penjaminan Mutu
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, namun pembentukan unit penjaminan mutu di tingkat
jurusan dan prodi belum dilakukan secara serentak. Saat ini anggota tim penjaminan mutu di FK Untan
terdiri dari perwakilan setiap prodi termasuk prodi keperawatan dan Ners yang sedang dipersiapkan. Tugas
penjaminan mutu pada dasarnya menyesuaikan dengan kegiatan pendidikan tinggi berkualitas secara
berkelanjutan yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Penjaminan Mutu Internal
dan Eksternal dengan target pencapaian yang meningkat tiap tahunnya. Standar yang dipantau oleh
Penjaminan Mutu Fakultas adalah delapan standar proses pembelajaran, standar penelitian, dan standar
pengabdian kepada masyarakat.
Visi Penjaminan Mutu FK Untan :
“ Mengantarkan FK Untan untuk mencapai standar penjaminan mutu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat secara nasional dan internasional sesuai dengan visi misi FK Untan”
Misi :
1. Menjamin mutu proses belajar mengajar dan suasana akademik di lingkungan FK Untan
2. Menjamin keberlangsungan penelitian dosen dan mahasiswa yang kompeten
3. Menjamin kontribusi FK terhadap perbaikan derajat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
Rencana Strategi:
1. Sosialisasi keberadaan dan peran Unit Penjaminan Mutu FK Untan
2. Penyusunan instrumen penjaminan mutu
3. Analisis beban kerja dosen dan pegawai
4. Analisis SWOT FK Untan
5. Evaluasi Standar Pelayanan Minimal di FK Untan
6. Pelaporan hasil evaluasi mutu di lingkungan FK Untan
7. Menjamin tindak lanjut fakultas dan universitas terhadap hasil evaluasi
8. Koordinasi dengan Unit Penjaminan Mutu Universitas
9. Pendampingan akreditasi prodi di FK Untan
10. Pembentukan unit penjaminan mutu prodi
VII. KESIMPULAN
Pembukaan Program Studi Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura merupakan suatu
program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga perawat yang profesional serta untuk
membantu pemerintah dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan nasional khususnya di bidang
pendidikan kesehatan yang tiada lain guna mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya dan Kalimantan
Barat khususnya berdasarkan pemanfaatan kajian sumber daya yang terdapat di wilayah Kalimantan Barat dan
yang terutama mampu menciptakan sumber daya manusia kesehatan yang berilmu, santun, dan profesional.
Download